4. Hilangnya
Kampung Ari
Daftar Isi
Prakata ......................................................... v
Hilangnya Kampung Ari ........................... 1
Masa Lalu Keluarga Ari ............................ 17
Impian Ari ..................................................... 33
Penutup ........................................................ 44
“Hoi..... hoi....., teman-teman!
Di mana kalian.....?”
“Hus.....jangan teriak-teriak, Ari. Nanti para tetangga terganggu
suaramu. Teman-temanmu kan tidak ada yang jauh lagi. Mereka semua
ada di dekat kita. Kampung kita kan tidak seluas dulu lagi.”
“Iya Bu, maaf, Ari lupa kalau tetangga kampung kita sudah tidak
sebanyak dulu lagi.”
Itulah cuplikan pembicaraan Ari dengan ibunya yang berasal dari keluarga padi pulen di kampung
Sawah. Ari merasa kesepian karena sekarang jumlah temannya tidak sebanyak dulu lagi.
vi Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 1
5. Kini, di seberang jalan kampung Ari sudah dibangun
pabrik konveksi, yaitu pabrik pembuatan pakaian
untuk diekspor ke Eropa.
Pakaian yang dibuat di pabrik itu ukurannya Di sisi lain kampung Ari, juga sudah berdiri pusat perbelanjaan yang
besar-besar dan modelnya berupa jaket dan besar. Pusat perbelanjaan itu menyediakan aneka kebutuhan orang-
sweater (baju hangat). orang yang melintas di sepanjang jalan kampung Ari.
2 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 3
6. Dulu, Ari tumbuh dalam hamparan kampung yang luas bersama
teman, saudara, dan kaumnya. Kini kampungnya tidak luas lagi.
Tidak jauh dari situ, juga telah dibangun
stasiun pengisian bahan bakar kendaraan.
Ari sering mengenang kampungnya yang indah dulu. Sejauh
Bahkan di sisi lain kampungnya, sudah
mata memandang, terhampar pemandangan indah seperti
dibangun rumah dan gedung yang bagus.
permadani hijau.
Jika kampung Ari menghijau, itu pertanda keluarga Ari masih
muda. Saat itu, Pak Tani baru selesai membersihkan rumput
pengganggu sambil memberi pupuk.
4 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 5
7. Tiga bulan kemudian, hamparan kampung mulai
menguning dan akhirnya tampak kemilau diterpa
sinar matahari. Jika sudah menguning, Pak Tani
pun siap untuk memanen.
6 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 7
8. Pak Tani pun yang dulu merasa bahagia dengan lumbung Bahkan, petani di desa itu memiliki lumbung desa yang
padi yang dimiliki, kini selalu tercekik kebutuhan. digunakan untuk kepentingan bersama. Mereka
Sawahnya yang dulu sangat luas, secara bertahap menyimpan, menggunakan, dan menjaga bersama.
berkurang. Jika dulu satu kali panen dapat disimpan Biasanya sebelum panen dimulai, para petani membuat
untuk persediaan makan sampai tahun berikutnya, kini kenduri bersama. Mereka mengucapkan syukur atas
hanya cukup untuk satu tahun saja. keberhasilan panen yang diberikan Tuhan.
8 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 9
9. Ari sering melihat Pak Tani termenung di halaman Pak Tani bingung, padahal tahun lalu ia sudah membeli
belakang rumahnya. Anak Pak Tani minta dibelikan sepeda televisi untuk memenuhi permintaan anak bungsunya.
motor.
Pak Tani sedang memikirkan permintaan anaknya yang
sulung itu.
10 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 11
10. Sedangkan hasil panen musim lalu, sudah dihabiskan untuk Baginya, barang seperti itu terlalu mahal. Namun
membeli telepon genggam permintaan anaknya yang akhirnya, ia memenuhi juga permintaan anaknya
sulung. Saat itu, ia sebenarnya tidak ingin membelikan karena tidak tega dengan rengekan anaknya.
telepon genggam.
12 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 13
11. Kini, anaknya meminta sepeda motor agar
lebih mudah sampai ke tempat kerjanya di
kota. Ya... anak sulung Pak Tani memang
sudah bekerja di pabrik di dekat kota.
Pak Tani tidak memiliki banyak pilihan untuk
memenuhi keinginan anaknya. Akhirnya, Pak Tani pun
menjual sebagian sawahnya.
14 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 15
12. Masa Lalu
Keluarga Ari
Suatu hari, Ibu Ari berkata pada Ari,
“Nak, tahukah kamu bahwa kesenian yang kita lihat
di panggung seberang kampung kita itu berasal dari
kehidupan nenek moyangmu.”
Apa yang dialami Pak Tani, dialami
juga oleh petani lainnya. Ada yang
karena ingin naik haji atau menikahkan
anaknya, mereka menjual sebagian
sawah atau ladang yang dimiliki. Itulah
sebabnya mengapa tetangga kampung
Ari satu demi satu menghilang.
16 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 17
13. Terlihat di sebuah panggung, sekelompok Sebuah tarian yang indah dengan para penari pria bergerak
anak muda sedang menari tarian Lesung lincah mengelilingi para penari wanita. Sedangkan penari
Padi. wanita dengan wajah gembira bernyanyi sambil membunyikan
lesung seolah menumbuk padi.
18 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 19
14. “Bagaimana ceritanya, Bu?” tanya Ari kepada ibunya. Saat menikmati semilir angin, terdengar suara antan menumbuh
Ibu Ari pun mulai bercerita. lesung. Makin lama suara lesung dan antan itu makin menarik
untuk didengar.”
“Dulu kala, Bu Tani sedang menumbuk padi di halaman belakang
rumah dan Pak Tani sedang beristirahat di bawah pohon setelah “Aha...Pak Tani merasa mendapat ilham untuk menjadikan suara
selesai mencangkul di kebunnya. tumbukan antan dan lesung menjadi irama yang indah. Akhirnya,
jadilah musik lesung.”
20 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 21
15. “Ketika ada arak-arakan karnaval budaya Nyi Pohaci di Jawa “Namun sekarang, tarian itu sering dipertunjukkan oleh orang
Barat, tarian lesung dipertunjukkan. Semua turis terkesima dan kota dan menjadi salah satu kekayaan seni budaya Indonesia.”
para pembesar pun dengan bangga memperkenalkan tarian itu
sebagai seni budaya bangsa,” lanjut Ibu Ari. “Wah hebat ya Bu, nenek moyang kita menjadi ilham kelahiran
kesenian Indonesia.”
“Arak-arakan itu pun menjadi berita di surat kabar dan radio,
tapi sayang sekali tidak ada yang mengingat pentingnya
mempertahankan kampung kita,” kata Bu Ari setengah
mengeluh. “Iya Nak..., tapi masih ada lagi kehebatan nenek
moyang kita. Kamu mau mendengarkan lagi?”
“Mau Bu..., apalagi Bu...?”
22 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 23
16. Menurut Bu Ari, dulu setiap ada gotong royong potong padi, Kadang mereka juga bermain layang-layang. Mereka asyik
para petani bekerja sambil bersenandung lagu “Potong Padi” menaikkan layang-layang dan sesekali mengejar layangan yang
ditingkahi canda dan tawa mereka. putus.
Anak-anak mereka juga ikut ke sawah membantu orang tuanya Selain itu, mereka juga memainkan lomba tiup terompet batang
sambil bermain. padi. Terompet siapa yang paling nyaring, ia yang menang.
24 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 25
17. Namun kini, petani ingin memanen keluarga Ari dengan
lebih cepat sehingga mereka tidak sempat lagi saling
bercanda. Mereka harus cepat menyelesaikan panen
karena sewa mesinnya cukup mahal.
26 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 27
18. Meski sudah bekerja lebih cepat, Pemerintah mempunyai
belum bisa membuat Pak Tani tersenyum program untuk membeli
lebar. Saat Pak Tani panen, justru banyak gabah hasil panen
tengkulak membeli hasil panennya petani dengan harga
dengan harga yang murah. yang layak, namun
program tersebut belum
terlaksana di kampung
Ari.
28 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 29
19. Pak Tani pun tidak bisa bertahan untuk menunda penjualan
hasil panennya. Akhirnya, ia terpaksa menjual keluarga
Ari dengan harga murah. Akibatnya, Pak Tani mengalami
kerugian.
30 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 31
20. Impian Ari
“Ibu, kasihan Pak Tani. Apakah kita bisa menolong
Pak Tani, Bu?” tanya Ari pada ibunya.
“Kita bisa menolong Pak Tani mendapatkan hasil panen
yang bagus. Karena itu, kamu jangan malas makan, ya...,”
sahut ibunya.
“Dan, jangan lupa selalu berdoa untuk kesejahteraan Pak
Tani. Yah... semoga para pedagang, pemerintah, dan warga
lainnya dapat menghargai Pak Tani dengan baik,” lanjut
ibunya.
Setelah menyimak cerita ibunya, Ari ingin kesetiaan Pak
Tani memelihara keluarganya dihargai. Ari juga ingin
saat ia dan keluarganya dipanen Pak Tani, para pedagang
membeli dengan harga yang layak.
32 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 33
21. Ari juga ingin Pak Tani sebahagia yang lain, bisa nonton Ari juga ingin orang lain berwisata ke kampungnya dan ikut
televisi, bisa naik sepeda motor, bisa naik haji, dan bahkan bisa merasakan bagaimana Pak Tani memelihara keluarga dan
berhubungan dengan saudaranya melalui telepon dan internet merawat kampungnya, serta mengetahui bagaimana membuat
tanpa harus menjual petak sawahnya. kompos jerami.
34 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 35
22. Ari ingin Indonesia menjadi terkenal karena hijaunya hamparan
kaumnya. Ari juga ingin tidak ada sawah yang kekeringan
karena kerusakan alam. Ari ingin ladang menghijau dengan
ragam tanaman, ada padi gogo, singkong, pepaya, kacang
panjang, dan juga
kangkung darat.
36 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 37
23. Ari ingin petani sejahtera karena kilau keemasan hamparan Ari ingin petani mendapatkan panen yang melimpah dan harga jual
kaumnya yang siap panen. yang layak. Meski panen dengan mesin, tetapi tetap bisa ceria.
38 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 39
24. Ari ingin tanah tempatnya tumbuh tidak dijejali racun kimia
yang menyesakkan napasnya. Jika tetangga kampungnya
dipenuhi pabrik yang menghasilkan limbah kimia tidak terkontrol
maka udara dan tanah di sekitar kampung Ari akan tercemar.
Pencemaran logam berat di sebagian kampung Ari membuat
sebagian keluarga Ari kurus.
40 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 41
25. Ari ingin tanah tempatnya tumbuh tetap sehat dan subur.
Karenanya, ia ingin Pak Tani mengikuti petunjuk bapak
Penyuluh Pertanian. Bapak Penyuluh menyarankan agar Ari
dan keluarganya diberi pupuk seimbang.
42 Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian 43
26. Penutup
Nah, anak-anak, jika kita menyayangi Ari dan kampungnya berarti
kita juga telah membantu menyelamatkan lingkungan. Selain
untuk memenuhi kebutuhan pangan, tanaman padi juga banyak
menyumbang oksigen untuk kesegaran udara kita.
Maukah kamu menjadi pahlawan bagi Ari? Ayo kita lindungi tanah
dan keutuhan sawah. Bantulah Pak Tani agar ia tidak harus menjual
sawahnya. Mari kita bayar hasil panen Pak Tani dengan layak.
Selain itu, makanlah setiap butir nasi dengan rasa syukur. Untuk
mendapatkan sebutir padi, Pak Tani membutuhkan waktu 3 - 4
bulan. Ia juga harus mencangkul, memupuk, menyiangi gulma,
dan memanen. Semua itu dikerjakan di bawah terik matahari.
Sekarang kalian sudah paham, bukan? Semoga cerita Senandung
Rumpun Padi tadi memberi kita semangat untuk menghargai dan
memperjuangkan nasib petani. Sampai jumpa!
44 Badan Litbang Pertanian