SlideShare a Scribd company logo
Studi Direktori Klasifikasi Tingkat Kemandirian
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT
tahun 2015
SYAHYUTI
Badan Ketahanan Pangan - Kementerian Pertanian
Jakarta, 30 November 2015
1
Alasan pentingnya pengembangan
Cadangan Pangan:
• Masih banyak penduduk miskin, yakni 11,37 % (BPS,
2013) dan Rawan Pangan 19,46% (tahun 2012),
• Dampak anomali iklim sulit diprediksi, berpotensi
menimbulkan ketidakpastian produksi (gagal panen,
banjir, kemarau panjang) dan kejadian bencana,
• Masa panen tidak merata antar waktu dan daerah,
mengharuskan adanya cadangan pangan.
• Masuk banyak daerah kabupaten yang masuk ketegori
rawan pangan.
• Banyak kejadian darurat memerlukan adanya cadangan
pangan untuk penanganan pasca bencana, penanganan
rawan pangan dan bantuan pangan wilayah.
2
Pasal 32 ayat 2 UU 18 tahun 2012 tentang
Pangan:
Pemerintah dan Pemerintah daerah
memfasilitasi pengembangan Cadangan
Pangan Masyarakat sesuai dengan kearifan
lokal. Pengembangan Cadangan Pangan
Masyarakat dilakukan dalam rangka
pemberdayaan dan perlindungan masyarakat
dari kerawanan pangan.
3
Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)
Permentan No 8 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan LPM :
Tujuan :
1. Meningkatkan volume stok cadangan pangan di kelompok
lumbung pangan untuk menjamin akses dan kecukupan pangan
bagi anggotanya terutama yang mengalami kerawanan pangan.
2. Meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota kelompok
dalam pengelolaan cadangan angan, dan
3. Meningkatkan fungsi kelembagaan cadangan pangan masyarakat
dalam penyediaan pangan secara optimal dan berkelanjutan.
Dilaksanakan dalam 3 tahapan:
1. Tahap penumbuhan: identifikasi lokasi dan pembangunan fisik
lumbung.
2. Tahap pengembagan: identifikasi kelompok lumbung pangan dan
pengisian cadangan pangan
3. Tahap kemandirian: penguatan kelembagaan kelompok melalui
pemberian dana bantuan sosial
4
Sebaran kegiatan LPM tahun 2011-2013:
Jumlah (unit)
Jumlah propinsi 32
Jumlah kabupaten 300
Jumlah kecamatan 1099
LPM tahun 2011 (APBN 2009) 275
LPM tahun 2012 (DAK 2010) 425
LPM tahun 2013 (DAK 2010-2011) 607
Tahun 2013 (DAK 2011) 247
Total
1.554
5
Tujuan studi :
1. Menyusun kriteria klasifikasi kemandirian
LPM.
2. Melakukan pengelompokan tingkat
keberhasilan lumbung berdasarkan tahap
kemandiriannya.
3. Menyusun exit strategy dan keberlanjutan
LPM.
6
Hasil studi:
7
Sebaran sampel studi LPM (unit):
Prop
Tahun kemandirian
Total2012 2013 2014
Aceh 16 12 8 36
Babel 5 5
Bali 7 9 16
Banten 5 12 1 18
Bengkulu 10 6 6 22
DIY 7 5 12
Gorontalo 11 9 20
Jabar 22 12 2 36
Jambi 14 7 4 25
Jateng 21 44 29 94
Jatim 17 51 69 137
Kalbar 14 14 4 32
Kalsel 14 24 38
Kalteng 5 21 26
Lampung 16 37 11 64
Maluku 1 2 3
Prop
Tahun kemandirian
Total2012 2013 2014
NTB 9 22 3 34
NTT 13 49 9 71
Papua 3 3 6
Papua Barat 3 1 1 5
Riau 3 3
Sulsel 22 23 5 50
Sulteng 20 14 10 44
Sultra 14 8 1 23
Sulut 12 20 3 35
Sumbar 13 17 6 36
Sumsel 23 36 20 79
Sumut 19 14 11 44
Total 339 467 208 1014
8
Rata-rata jumlah anggota berdasar tahun
kemandirian:
Tahun
keman
dirian
Jumlah anggota (orang)
2010 2011 2012 2013 2014
2012 33,9 32,7 34,9 37,2 38,8
2013
26,9 36,2 36,9 40,7 42,2
2014
23,8 38,0 36,8 47,0 48,2
Total
30,5 35,1 36,2 40,8 42,4
9
0
10
20
30
40
50
60
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
2012
2013
2014
Total
Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014
Aceh 38,4 36,5 36,0 34,8 36,9
Babel 25,0 24,3 24,3 24,0 24,0
Bali 70,8 71,9 72,4 73,0
Banten 28,3 28,2 34,1 33,6 33,3
Bengkulu
DIY 50,8 66,0 68,2 62,4
Gorontalo 54,0 50,1 55,7 59,7
Jabar 46,5 40,5 48,3 49,9 54,0
Jambi 19,3 26,9 27,2 28,0 30,4
Jateng 27,5 60,5 62,8 70,6 73,6
Jatim 114,5 43,8 44,9 63,5 63,5
Kalbar 13,0 22,5 29,6 33,3 46,0
Kalsel 26,3 25,9 25,7 26,4
Kalteng 9,5 18,5 28,4 29,4 29,4
Lampung 36,0 32,4 36,2 42,1 44,7
Maluku 23,0 21,5 20,0 13,7
Rata-rata jumlah
anggota (orang):
Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014
NTB 26,0 15,0 25,7
NTT 25,9 24,2 24,5 24,4
Papua 21,7 22,2 22,2 22,2
Papua Barat 23,3 25,0 23,8 23,8
Riau
Sulsel 22,5 22,8 21,4 22,0 21,9
Sulteng 23,8 24,4 24,8 30,2
Sultra 21,5 20,7 20,3 19,9
Sulut 20,2 19,8 19,5 18,9
Sumbar 33,0 33,3 31,2 29,3
Sumsel 21,9 26,3 31,8 34,1 34,8
Sumut 28,0 29,7 27,7 27,6 27,6
TOTAL 30,5 35,1 36,2 40,8 42,410
Rata-rata anggota yang menerima manfaat tahun 2010-2014 (orang):
Tahun
kemandir
ian 2010 2011 2012 2013 2014
2012 23,9 28,9 30,3 31,1 37,9
2013 19,9 33,3 34,1 36,3 39,3
2014 18,3 27,3 29,4 39,1 44,5
Total 22,2 30,7 32,0 35,2 40,0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
2012
2013
2014
Total
11
Rata-rata anggota yang menerima
manfaat tahun 2010-2014 (orang)
Propinsi 2010 2011 2012 2013 2014
Aceh 29,2 30,4 28,1 28,7 40,1
Babel 25,0 19,8 22,3 21,7 25,3
Bali 47,5 56,1 53,3 54,6
Banten 23,3 18,9 26,4 27,1 27,6
Bengkul
u
DIY 49,0 47,0 58,8 57,4
Gorontal
o 62,5 50,3 53,3 58,2
Jabar 23,3 28,2 36,8 40,3 50,0
Jambi 17,5 47,5 42,9 40,4 42,2
Jateng 24,0 45,0 46,4 52,6 59,9
Jatim 30,7 32,4 49,5 51,8
Kalbar 20,0 29,1 29,3 51,9
Kalsel 26,0 25,5 25,8 25,8
Kalteng 9,5 19,7 22,5 22,5 22,5
Lampung 26,3 40,2 35,5 42,6
Propinsi 2010 2011 2012 2013 2014
NTB 20,0 15,0 23,7
NTT 31,4 31,0 27,0 32,7
Papua 21,7 22,2 22,7 22,7
Papua
Barat 25,0 25,0 23,8 23,8
Riau
Sulsel 21,6 18,7 19,4 22,0
Sulteng 23,8 24,0 21,5 39,1
Sultra 20,9 19,3 18,6 19,2
Sulut 20,4 20,5 22,3 25,3
Sumbar 36,2 35,0 32,4 30,0
Sumsel 20,5 25,9 31,8 34,0 34,7
Sumut 20,0 20,4 17,3 18,2 18,9
Total 22,2 30,7 32,0 35,2 40,012
Volume gabah yang disimpan
(kg) per tahun:
Thn
kema
ndiri
an 2010 2011 2012 2013 2014
2012 1.603 2.865 3.403 3.939 3.871
2013 408 2.873 3.229 3.795 3.993
2014 200 1.377 2.629 3.044 3.299
Total 1.017 2.707 3.210 3.681 3.796
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
2012
2013
2014
Total
13
Volume gabah yang disimpan (kg) per tahun :
Prop 2010 2011 2012 2013 2014
Aceh 4.466,7 4.633,3 4.510,7 7.158,8 4.275,5
Babel 5.000,0 5.000,0
Bali 3.838,5 3.477,0 3.277,0 2.486,2
Banten 4.401,7 5.769,7 5.306,9 2.801,3
Bengkulu
DIY 2.800,0 2.800,0 2.875,0 2.875,0
Gorontalo 3.109,6 2.296,1 1.704,9 1.509,4
Jabar 2.689,4 3.437,9 3.421,2 3.400,3 2.780,9
Jambi 1.938,2 2.446,1 3.610,6 2.609,4
Jateng 3.214,3 3.758,7 4.551,9 5.248,8
Jatim 2.771,5 3.523,9 3.643,2 3.929,8
Kalbar 4.033,3 3.454,2 2.616,4 2.583,2
Kalsel 4.036,7 4.032,0 4.177,3 4.199,5
Kalteng 2.837,3 3.567,6 2.113,5 2.103,3
Lampung 2.947,8 3.761,0 5.100,9 5.247,0
Maluku
Prop 2010 2011 2012 2013 2014
NTB - - 4.775,0
NTT 2.336,0 2.852,7 3.136,8 2.971,0
Papua 2.000,0 3.233,3 2.850,0 4.750,0
Papua Barat 1.410,0 1.767,5 1.767,5 1.914,0
Riau
Sulsel 2.916,5 2.889,4 3.565,6 4.505,2
Sulteng 3.100,0 1.866,7 2.592,7 3.961,3
Sultra 3.033,3 3.797,7 5.404,5 4.768,2
Sulut 2.333,5 1.626,0 2.396,5 3.276,6
Sumbar 7.000,0 4.491,2
Sumsel 265,3 363,6 1.853,3 3.073,9 3.218,0
Sumut 4.330,9 3.538,2 4.248,2 4.910,5
Total 1.017,2 2.707,5 3.210,3 3.681,6 3.796,914
Rata-rata akumulasi
volume beras/gabah
yang disalurkan (kg) tiap
tahun:
Thn
kem
andi
rian 2010 2011 2012 2013 2014
2012 2.355 3.001 3.772 4.286 4.819
2013 1.350 3.074 3.323 3.863 4.631
2014 2.569 2.832 3.492 4.376
Total 2.229 2.996 3.422 3.908 4.625
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
2012
2013
2014
Total
15
Rata-rata jumlah bantuan sosial tahun
2010-2014 (kg):
Tahun
kemandiria
n 2010 2011 2012 2013 2014
2012 384 417 396 705 1.222
2013 450 313 582 597
2014 108 694 350 603
Total 384 377 428 553 780
16
Metode penilaian kemandirian:
Terdiri atas 24 variabel:
1. Aspek kelembagaan (var 1-
13)
2. Aspek permodalan dan
pengembangan usaha (var
14-20)
3. Aspek kemanfaatan sosial
(var 21-24)
• Nilai minimum = 100
• Nilia maksimum = 336
Tingkat kemandirian:
1. Kurang berhasil (nilai: 100 -
178,7)
2. Berhasil (nilai: 178,7 –
257,4)
3. Sangat Berhasil (nilai: 257,4
– 336)
17
Skor, bobot
dan nilai
Var no.
Skor Nilai
min mak Bobot (%) min mak
1 1 3 3 3 9
2 1 3 2 2 6
3 1 3 2 2 6
4 1 4 2 2 8
5 1 4 2 2 8
6 1 3 2 2 6
7 1 3 3 3 9
8 1 3 2 2 6
9 1 3 2 2 6
10 1 4 3 3 12
11 1 3 2 2 6
12 1 3 2 2 6
13 1 3 3 3 9
Jum aspek I 30 30 97 18
Var no.
Skor Nilai
min mak Bobot (%) min mak
14 1 4 7 7 28
15 1 3 10 10 30
16 1 3 4 4 12
17 1 3 10 10 30
18 1 3 4 4 12
19 1 3 3 3 9
20 1 3 7 7 21
Jum aspek II 45 45 142
21 1 4 7 7 28
22 1 4 5 5 20
23 1 4 8 8 32
24 1 4 5 5 20
Jum aspek III 25 25 100
TOTAL 100 100 339
19
Sebaran nilai kemandirian berdasarkan aspek:
Tahun
kemandirian
Kelembagaan Modal dan
usaha
Sosial Total
2012 60,7 77,4 49,3 187,4
2013 61,3 80,6 51,0 193,0
2014 63,2 81,7 52,3 197,2
Total 61,5 79,8 50,7 192,0
Nilai maks 97 142 100 339
Pencapaian (%) 63,4 56,2 50,7 56,6
20
Rangking nilai kemandirian :Prop
Kelemba
gaan
Modal
dan
usaha
Sosial
Total Rangking
Riau 60,7 89,0 65,0 214,7 1
Jateng 67,2 90,0 56,0 213,2 2
Lampung 65,6 90,8 56,5 212,9 3
Sumsel 64,0 89,3 56,3 209,6 4
Bali 64,1 82,3 54,2 200,5 5
Jabar 65,1 79,5 54,1 198,7 6
Sumut 66,2 81,5 50,3 198,0 7
NTT 61,9 81,6 53,5 197,1 8
Bengkulu 67,0 75,7 53,5 196,3 9
Jatim 63,9 79,9 51,5 195,3 10
Sulteng 55,7 84,0 54,2 193,9 11
Jambi 62,6 76,5 54,6 193,7 12
NTB 61,2 78,1 50,6 190,0 13
DIY 57,8 82,8 48,2 188,7 14
Sulut 61,1 78,2 42,9 182,2 15
Prop
Kelembag
aan
Modal
dan
usaha
Sosial
Total Rangking
Gorontalo 55,1 71,5 54,3 180,8 16
Kalsel 57,4 74,5 46,1 178,0 17
Sumbar 57,0 75,8 45,1 177,9 18
Sultra 56,9 70,4 49,3 176,7 19
Sulsel 57,5 72,3 45,3 175,1 20
Banten 55,3 70,6 47,6 173,5 21
Kalbar 60,3 67,2 44,4 171,9 22
Aceh 54,7 70,9 43,4 169,0 23
Maluku 58,0 65,7 45,0 168,7 24
Papua
Barat 55,6 67,4 44,6 167,6 25
Papua 49,5 68,8 41,0 159,3 26
Babel 54,0 59,8 38,8 152,6 27
Kalteng 52,1 64,3 30,2 146,7 2821
Nilai per variabel kemandirian:
Variabel 2012 2013 2014
Total
Nilai
Nilai
maksimu
m
Pencap
aian
(%)
1. Keaktifan pengurus kelompok sehari-hari 6,1 6,1 6,5 6,2 9 68,6
2. Jumlah pengurus hadir dalam rapat LPM
4,6 4,7 4,8 4,7 6 78,3
3. Frekuensi regenerasi (pergantian) pengurus semenjak berdiri
2,8 2,8 2,7 2,8 6 46,4
4. Efektivitas pelaksanaan AD/ART
5,1 4,9 5,2 5,0 8 62,8
5. Jumlah pelaksanaan RAT
4,2 4,1 4,1 4,2 8 52,1
6. Pihak yang telah menerima pinjaman gabah/beras
3,3 3,2 3,5 3,3 6 55,0
7. Pelaksanaan kewajiban anggota dalam melunasi pinjaman
6,2 6,3 6,5 6,3 9 70,2
8. Pelaksanaan sanksi atas pelanggaran kewajiban
4,5 4,6 4,8 4,6 6 76,7
9. Jumlah anggota kelompok hadir dalam rapat
3,8 3,9 4,0 3,9 6 65,1
10. Partisipasi simpanan gabah/beras anggota di kelompok
5,5 5,6 5,5 5,5 12 46,2
11. Kelengkapan pengisian buku administrasi
4,4 4,4 4,6 4,4 6 74,0
12. Administrasi buku kegiatan pengelolaan cadangan pangan
4,2 4,3 4,4 4,3 6 71,8
13. Kelengkapan pengisian buku administrasi keuangan
6,0 6,2 6,7 6,3 9 69,5
Total Aspek Kelembagaan 60,7 61,3 63,2 61,5 97 63,4
22
Variabel 2012 2013 2014
Total
Nilai
Nilai
maksimu
m
Penca
paian
(%)
Sumber permodalan LPM
11,0 11,9 11,5 11,5 28 41,1
Perkembangan modal
18,4 19,2 18,8 18,9 30 62,9
Kondisi gudang yang dimiliki
9,4 9,6 10,0 9,6 12 80,1
Jumlah cadangan yang dimiliki kelompok
17,1 18,3 19,0 18,0 30 60,1
Julah anggota yang memberi bantuan fasilitas secara
sukarela 6,0 5,9 5,8 5,9 12 49,4
Pelaksanaan promosi dan advokasi dari Pemda
5,2 5,3 5,5 5,3 9 59,1
Bentuk kemitraan dengan pelaku swasta/pedagang
10,3 10,5 10,9 10,5 21 50,0
Total aspek permodalan dan usaha 77,4 80,6 81,7 79,8 142 56,2
Perkembangan jumlah anggota kelompok
14,8 14,5 15,0 14,7 28 52,5
Perkembangan jumlah anggota yang menerima bantuan
sosial 9,5 9,6 9,7 9,6 20 47,9
Perkembangan volume beras/gabah yang telah disalurkan
16,6 17,9 18,3 17,5 32 54,8
Perkembangan bantuan sosial untuk masyarakat yang
terkena bencana/musibah 8,4 9,1 9,3 8,9 20 44,5
Total aspek sosial 49,3 51,0 52,3 50,7 100 50,7
TOTAL 187,4 193,0 197,2 192,0 339 56,623
Sebaran LPM atas tingkat keberhasilan:
Tahun
Kurang
berhasil Berhasil
Sangat
berhasil Total
2012 145 180 14 339
2013 161 283 23 467
2014 56 150 2 208
Total 362 613 39 1014
 Tingkat keberhasilan LPM cukup tinggil, dimana 60,50 % pada kategori
“berhasil”
 Pada LPM tahun yang lebih lama, tingkat keberhasilan mulai menurun.
 Artinya, LPM cenderung bagus jika masih ada pembinaan dari luar secara
intensif
Tahun
Kurang
berhasil Berhasil
Sangat
berhasil Total
2012 42,8% 53,1% 4,1% 100,0%
2013 34,5% 60,6% 4,9% 100,0%
2014 26,9% 72,1% 1,0% 100,0%
Total 35,7% 60,5% 3,8% 100,0%
24
Strategi ke DEPAN........
25
Beberapa langkah penting ke depan:
1. Internal: refresh pengurus, memperbanyak dari
kalangan perempuan
2. Internal: penguatan internal pressure
3. Internal: perluasan peran LPM (multi purpose)
ke bisnis
4. Eksternal: pemanfaatan Dana Desa untuk
penguatan permodalan Lumbung
5. Eksternal: penyatuan lembaga-lembaga
permodalan pedesaan (penyatuan LDPM, LPM,
PUAP, koperasi, Gapoktan, Poktan, dll)
26
1. Refresh pengurus LPM:
Pengurus bekerja secara sosial, sehingga perlu
penggantian untuk mendapatkan semangat baru
Bisa diterapkan kesepakatan “pergiliran”, dengan
masa kepengurusan 2-3 tahun
Reward bagi pengurus dari pihak luar (mis dari
BKP, Pemda, dll)
Komposisi pengurus perempuan agar
ditingkatkan, karena LPM berkaitan dengan basic
need di rumah tangga yang merupakan domain
perempuan
27
“Keunggulan” perempuan:
• Buku “Rural Women’s Leadership Programme
Madagascar, Nepal, the Philippines and Senegal:
Good practices and lessons learned (2010-2013) –
IFAD):
• “There is clear demand from women, especially
at the grass-roots level, to have their priorities
heard in farmers’ organizations”
• “Farmers’ organizations need to attract more
women members ....”
28
2. Pengembangan internal pressure:
Rasa pemilikan dan pengawasan dari internal
perlu diciptakan terutama setelah external
pressure menurun dari petugas
pendamping/pembina dari BKP
Metoda nya adalah peningkatan partisipasi riel
anggota, misalnya dengan penyetoran
gabah/beras lebih banyak (mis. 100 kg per musim
tanam per anggota)
Anggota akan lebih PERDULI terhadap LPM
Pengurus akan lebih hati-hati, dan bahkan bisa
menciptakan “honor” untuk pengurus
29
3. Perluasan peran LPM (multi purpose) ke
“bisnis”:
Dari hasil studi: peningkatan gabah/beras yang
disalurkan dan disimpan relatif lambat.
Pada kondisi kebutuhan peminjaman menurun,
dan ada margin keuntungan yang menarik,
dimungkinkan untuk menjual gabah/beras ke
pasar
LPM dapat melengkapi dengan bisnis lain,
terutama pemenuhan kebutuhan pokok anggota
(Sembako): bisnis dua arah untuk peningkatan
skala usaha.
30
4. Pemanfaatan Dana Desa:
• UU No 6 Tahun 2014 tentang DESA
• Jumlah Desa di Indonesia = 74.093 unit
• Dana desa:
2015 = Rp 20,8 trilyun (rata-rata Rp 281,0 juta/desa)
2016 = Rp 47 triyun (rata-rata Rp 628,5 juta/desa)
Potensinya: Rp, 1,4 milyar per desa per tahun
• Prioritas = mendanai pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat.
• Pasal 80: Desa harus mengutamakan “pengembangan ekonomi pertanian
berskala produktif”
• Pasal 74: Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan meliputi kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan, dan
kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa.
• Penjelasan Pasal 74 : Yang dimaksud dengan “kebutuhan primer” adalah
kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
31
• Siaran Pers Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (DPDTT), Marwan Jafar :
"Tidak ada lagi desa yang bermasalah
dengan pemenuhan kebutuhan pangan
secara mandiri. Saya sebagai menteri
yang mengurus desa tentu tidak akan
tinggal diam masih ada desa yang
rawan pangan, seharusnya hal ini tidak
terjadi di negara kita ini yang kaya
sumberdaya pangan. Untuk mengatasi
persoalan itulangkah konkret yang
ditawarkan adalah pengembangan desa
mandiri pangan”
32
5. Penguatan permodalan petani di desa dengan
PENYATUAN berbagai Program:
• Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan
Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat
izin usaha
• Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau
Perseroan Terbatas.
• Maka, formalitas harus sudah dilakukan selambatnya 8 Januari
2015 (= dua tahun setelah diundangkannya UU LKM).
• Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya
pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga
tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA
EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor
manajer hanya Rp 300 ribu per bulan)
• Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa
menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan)
33
Penyaturan organisasi permodalan di desa:
Organisasi pengelola
permodalan
Jumlah modal
(Rp )
Potensi pendapatan
(+ 10 %/tahun)
Potensi
pendapatan
Jika disatukan
1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta
+ Rp 100
juta
2. LDPM 225 juta 22,5 juta
3. LPM 50 juta 5 juta
4. Koperasi wanita 15 juta 1,5
5. KUD 300 juta 30 juta
6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta
Tingkat
sustainabilitas
Keuntungan rendah,
masing-masing tidak sustain
Mencapai skala
ekonomi,
SUSTAIN
34
Demikian, TERIMA KASIH
35

More Related Content

Viewers also liked

Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
Togar Simatupang
 
Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...
Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...
Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...
Partai Golkar
 
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...
Partai Golkar
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan PanganKeamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Lilik Sholeha
 
Gizi kesmas
Gizi kesmasGizi kesmas
Gizi kesmas
Junaidin Saputra
 
Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi
septy nora
 
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Faharuddin Fahar
 
Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1
ridonefauzi19
 

Viewers also liked (9)

Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...
Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...
Arus Dana Pasar Keuangan dibalik Isu Pemulihan Ekonomi Global - Dampaknya Ter...
 
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan PanganKeamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan Pangan
 
Gizi kesmas
Gizi kesmasGizi kesmas
Gizi kesmas
 
Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi
 
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
 
Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1
 

Similar to Seminar akhir lpm (yuti)

Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptxPerkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
indrasyarif3
 
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Anton Setiadi
 
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGANKEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
frenkytanzil5
 
Paparan apbd dan program unggulan
Paparan apbd dan program unggulanPaparan apbd dan program unggulan
Paparan apbd dan program unggulankomang alit
 
Laporan mspd analisis edes 2012
Laporan mspd analisis edes 2012Laporan mspd analisis edes 2012
Laporan mspd analisis edes 2012Jamaludin ..
 
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptxMateri penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
IlhamBahtiar2
 
Strategi penanggulangan kemiskinan daerah
Strategi penanggulangan kemiskinan daerahStrategi penanggulangan kemiskinan daerah
Strategi penanggulangan kemiskinan daerah
Petrus Poling Wairmahing
 
4 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 2017
4 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 20174 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 2017
4 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 2017
ImamFirmanto1
 
Pengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptx
Pengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptxPengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptx
Pengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptx
bpplcsemarang
 
4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)
4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)
4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)
S. Pandu Hartadita
 
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
Fajar Baskoro
 
BIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxBIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptx
Sulkar1
 
Bupati Gorontalo RB Summit
Bupati Gorontalo RB Summit Bupati Gorontalo RB Summit
Bupati Gorontalo RB Summit
Kurniawan Saputra
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Ady Setiawan
 
PAPARAN sekda PGE.pptx
PAPARAN sekda PGE.pptxPAPARAN sekda PGE.pptx
PAPARAN sekda PGE.pptx
AdhiyanFikri
 
Amazing samosir
Amazing samosirAmazing samosir
Amazing samosir
gogo_17
 
bahan pameran inovasi 2017
bahan pameran inovasi 2017bahan pameran inovasi 2017
bahan pameran inovasi 2017
BayongbongGarut
 
paparan stula pkp no name.pptx
paparan stula pkp no name.pptxpaparan stula pkp no name.pptx
paparan stula pkp no name.pptx
Darmawanseptiadi
 
Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023
Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023
Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023
ssuser6810672
 
Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011
Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011
Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011
Sekretariat STBM
 

Similar to Seminar akhir lpm (yuti) (20)

Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptxPerkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
 
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
 
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGANKEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
 
Paparan apbd dan program unggulan
Paparan apbd dan program unggulanPaparan apbd dan program unggulan
Paparan apbd dan program unggulan
 
Laporan mspd analisis edes 2012
Laporan mspd analisis edes 2012Laporan mspd analisis edes 2012
Laporan mspd analisis edes 2012
 
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptxMateri penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
 
Strategi penanggulangan kemiskinan daerah
Strategi penanggulangan kemiskinan daerahStrategi penanggulangan kemiskinan daerah
Strategi penanggulangan kemiskinan daerah
 
4 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 2017
4 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 20174 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 2017
4 Bimtek K-13 2017.ppt kurikulum 2013 tahun 2017
 
Pengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptx
Pengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptxPengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptx
Pengolahan Limbah di Kota Semarang_DLH_29 Sept 2023.pptx
 
4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)
4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)
4 Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori (Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jambi)
 
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
 
BIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxBIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptx
 
Bupati Gorontalo RB Summit
Bupati Gorontalo RB Summit Bupati Gorontalo RB Summit
Bupati Gorontalo RB Summit
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
 
PAPARAN sekda PGE.pptx
PAPARAN sekda PGE.pptxPAPARAN sekda PGE.pptx
PAPARAN sekda PGE.pptx
 
Amazing samosir
Amazing samosirAmazing samosir
Amazing samosir
 
bahan pameran inovasi 2017
bahan pameran inovasi 2017bahan pameran inovasi 2017
bahan pameran inovasi 2017
 
paparan stula pkp no name.pptx
paparan stula pkp no name.pptxpaparan stula pkp no name.pptx
paparan stula pkp no name.pptx
 
Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023
Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023
Bahan Radalgram evaluasi penurunan stunting bulan maret 2023
 
Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011
Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011
Data terkini cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi indonesia stbm 2011
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
Syahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Syahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Syahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Seminar akhir lpm (yuti)

  • 1. Studi Direktori Klasifikasi Tingkat Kemandirian LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT tahun 2015 SYAHYUTI Badan Ketahanan Pangan - Kementerian Pertanian Jakarta, 30 November 2015 1
  • 2. Alasan pentingnya pengembangan Cadangan Pangan: • Masih banyak penduduk miskin, yakni 11,37 % (BPS, 2013) dan Rawan Pangan 19,46% (tahun 2012), • Dampak anomali iklim sulit diprediksi, berpotensi menimbulkan ketidakpastian produksi (gagal panen, banjir, kemarau panjang) dan kejadian bencana, • Masa panen tidak merata antar waktu dan daerah, mengharuskan adanya cadangan pangan. • Masuk banyak daerah kabupaten yang masuk ketegori rawan pangan. • Banyak kejadian darurat memerlukan adanya cadangan pangan untuk penanganan pasca bencana, penanganan rawan pangan dan bantuan pangan wilayah. 2
  • 3. Pasal 32 ayat 2 UU 18 tahun 2012 tentang Pangan: Pemerintah dan Pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat sesuai dengan kearifan lokal. Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat dilakukan dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan masyarakat dari kerawanan pangan. 3
  • 4. Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) Permentan No 8 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan LPM : Tujuan : 1. Meningkatkan volume stok cadangan pangan di kelompok lumbung pangan untuk menjamin akses dan kecukupan pangan bagi anggotanya terutama yang mengalami kerawanan pangan. 2. Meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota kelompok dalam pengelolaan cadangan angan, dan 3. Meningkatkan fungsi kelembagaan cadangan pangan masyarakat dalam penyediaan pangan secara optimal dan berkelanjutan. Dilaksanakan dalam 3 tahapan: 1. Tahap penumbuhan: identifikasi lokasi dan pembangunan fisik lumbung. 2. Tahap pengembagan: identifikasi kelompok lumbung pangan dan pengisian cadangan pangan 3. Tahap kemandirian: penguatan kelembagaan kelompok melalui pemberian dana bantuan sosial 4
  • 5. Sebaran kegiatan LPM tahun 2011-2013: Jumlah (unit) Jumlah propinsi 32 Jumlah kabupaten 300 Jumlah kecamatan 1099 LPM tahun 2011 (APBN 2009) 275 LPM tahun 2012 (DAK 2010) 425 LPM tahun 2013 (DAK 2010-2011) 607 Tahun 2013 (DAK 2011) 247 Total 1.554 5
  • 6. Tujuan studi : 1. Menyusun kriteria klasifikasi kemandirian LPM. 2. Melakukan pengelompokan tingkat keberhasilan lumbung berdasarkan tahap kemandiriannya. 3. Menyusun exit strategy dan keberlanjutan LPM. 6
  • 8. Sebaran sampel studi LPM (unit): Prop Tahun kemandirian Total2012 2013 2014 Aceh 16 12 8 36 Babel 5 5 Bali 7 9 16 Banten 5 12 1 18 Bengkulu 10 6 6 22 DIY 7 5 12 Gorontalo 11 9 20 Jabar 22 12 2 36 Jambi 14 7 4 25 Jateng 21 44 29 94 Jatim 17 51 69 137 Kalbar 14 14 4 32 Kalsel 14 24 38 Kalteng 5 21 26 Lampung 16 37 11 64 Maluku 1 2 3 Prop Tahun kemandirian Total2012 2013 2014 NTB 9 22 3 34 NTT 13 49 9 71 Papua 3 3 6 Papua Barat 3 1 1 5 Riau 3 3 Sulsel 22 23 5 50 Sulteng 20 14 10 44 Sultra 14 8 1 23 Sulut 12 20 3 35 Sumbar 13 17 6 36 Sumsel 23 36 20 79 Sumut 19 14 11 44 Total 339 467 208 1014 8
  • 9. Rata-rata jumlah anggota berdasar tahun kemandirian: Tahun keman dirian Jumlah anggota (orang) 2010 2011 2012 2013 2014 2012 33,9 32,7 34,9 37,2 38,8 2013 26,9 36,2 36,9 40,7 42,2 2014 23,8 38,0 36,8 47,0 48,2 Total 30,5 35,1 36,2 40,8 42,4 9 0 10 20 30 40 50 60 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 2012 2013 2014 Total
  • 10. Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 Aceh 38,4 36,5 36,0 34,8 36,9 Babel 25,0 24,3 24,3 24,0 24,0 Bali 70,8 71,9 72,4 73,0 Banten 28,3 28,2 34,1 33,6 33,3 Bengkulu DIY 50,8 66,0 68,2 62,4 Gorontalo 54,0 50,1 55,7 59,7 Jabar 46,5 40,5 48,3 49,9 54,0 Jambi 19,3 26,9 27,2 28,0 30,4 Jateng 27,5 60,5 62,8 70,6 73,6 Jatim 114,5 43,8 44,9 63,5 63,5 Kalbar 13,0 22,5 29,6 33,3 46,0 Kalsel 26,3 25,9 25,7 26,4 Kalteng 9,5 18,5 28,4 29,4 29,4 Lampung 36,0 32,4 36,2 42,1 44,7 Maluku 23,0 21,5 20,0 13,7 Rata-rata jumlah anggota (orang): Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 NTB 26,0 15,0 25,7 NTT 25,9 24,2 24,5 24,4 Papua 21,7 22,2 22,2 22,2 Papua Barat 23,3 25,0 23,8 23,8 Riau Sulsel 22,5 22,8 21,4 22,0 21,9 Sulteng 23,8 24,4 24,8 30,2 Sultra 21,5 20,7 20,3 19,9 Sulut 20,2 19,8 19,5 18,9 Sumbar 33,0 33,3 31,2 29,3 Sumsel 21,9 26,3 31,8 34,1 34,8 Sumut 28,0 29,7 27,7 27,6 27,6 TOTAL 30,5 35,1 36,2 40,8 42,410
  • 11. Rata-rata anggota yang menerima manfaat tahun 2010-2014 (orang): Tahun kemandir ian 2010 2011 2012 2013 2014 2012 23,9 28,9 30,3 31,1 37,9 2013 19,9 33,3 34,1 36,3 39,3 2014 18,3 27,3 29,4 39,1 44,5 Total 22,2 30,7 32,0 35,2 40,0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 2012 2013 2014 Total 11
  • 12. Rata-rata anggota yang menerima manfaat tahun 2010-2014 (orang) Propinsi 2010 2011 2012 2013 2014 Aceh 29,2 30,4 28,1 28,7 40,1 Babel 25,0 19,8 22,3 21,7 25,3 Bali 47,5 56,1 53,3 54,6 Banten 23,3 18,9 26,4 27,1 27,6 Bengkul u DIY 49,0 47,0 58,8 57,4 Gorontal o 62,5 50,3 53,3 58,2 Jabar 23,3 28,2 36,8 40,3 50,0 Jambi 17,5 47,5 42,9 40,4 42,2 Jateng 24,0 45,0 46,4 52,6 59,9 Jatim 30,7 32,4 49,5 51,8 Kalbar 20,0 29,1 29,3 51,9 Kalsel 26,0 25,5 25,8 25,8 Kalteng 9,5 19,7 22,5 22,5 22,5 Lampung 26,3 40,2 35,5 42,6 Propinsi 2010 2011 2012 2013 2014 NTB 20,0 15,0 23,7 NTT 31,4 31,0 27,0 32,7 Papua 21,7 22,2 22,7 22,7 Papua Barat 25,0 25,0 23,8 23,8 Riau Sulsel 21,6 18,7 19,4 22,0 Sulteng 23,8 24,0 21,5 39,1 Sultra 20,9 19,3 18,6 19,2 Sulut 20,4 20,5 22,3 25,3 Sumbar 36,2 35,0 32,4 30,0 Sumsel 20,5 25,9 31,8 34,0 34,7 Sumut 20,0 20,4 17,3 18,2 18,9 Total 22,2 30,7 32,0 35,2 40,012
  • 13. Volume gabah yang disimpan (kg) per tahun: Thn kema ndiri an 2010 2011 2012 2013 2014 2012 1.603 2.865 3.403 3.939 3.871 2013 408 2.873 3.229 3.795 3.993 2014 200 1.377 2.629 3.044 3.299 Total 1.017 2.707 3.210 3.681 3.796 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 2012 2013 2014 Total 13
  • 14. Volume gabah yang disimpan (kg) per tahun : Prop 2010 2011 2012 2013 2014 Aceh 4.466,7 4.633,3 4.510,7 7.158,8 4.275,5 Babel 5.000,0 5.000,0 Bali 3.838,5 3.477,0 3.277,0 2.486,2 Banten 4.401,7 5.769,7 5.306,9 2.801,3 Bengkulu DIY 2.800,0 2.800,0 2.875,0 2.875,0 Gorontalo 3.109,6 2.296,1 1.704,9 1.509,4 Jabar 2.689,4 3.437,9 3.421,2 3.400,3 2.780,9 Jambi 1.938,2 2.446,1 3.610,6 2.609,4 Jateng 3.214,3 3.758,7 4.551,9 5.248,8 Jatim 2.771,5 3.523,9 3.643,2 3.929,8 Kalbar 4.033,3 3.454,2 2.616,4 2.583,2 Kalsel 4.036,7 4.032,0 4.177,3 4.199,5 Kalteng 2.837,3 3.567,6 2.113,5 2.103,3 Lampung 2.947,8 3.761,0 5.100,9 5.247,0 Maluku Prop 2010 2011 2012 2013 2014 NTB - - 4.775,0 NTT 2.336,0 2.852,7 3.136,8 2.971,0 Papua 2.000,0 3.233,3 2.850,0 4.750,0 Papua Barat 1.410,0 1.767,5 1.767,5 1.914,0 Riau Sulsel 2.916,5 2.889,4 3.565,6 4.505,2 Sulteng 3.100,0 1.866,7 2.592,7 3.961,3 Sultra 3.033,3 3.797,7 5.404,5 4.768,2 Sulut 2.333,5 1.626,0 2.396,5 3.276,6 Sumbar 7.000,0 4.491,2 Sumsel 265,3 363,6 1.853,3 3.073,9 3.218,0 Sumut 4.330,9 3.538,2 4.248,2 4.910,5 Total 1.017,2 2.707,5 3.210,3 3.681,6 3.796,914
  • 15. Rata-rata akumulasi volume beras/gabah yang disalurkan (kg) tiap tahun: Thn kem andi rian 2010 2011 2012 2013 2014 2012 2.355 3.001 3.772 4.286 4.819 2013 1.350 3.074 3.323 3.863 4.631 2014 2.569 2.832 3.492 4.376 Total 2.229 2.996 3.422 3.908 4.625 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 2012 2013 2014 Total 15
  • 16. Rata-rata jumlah bantuan sosial tahun 2010-2014 (kg): Tahun kemandiria n 2010 2011 2012 2013 2014 2012 384 417 396 705 1.222 2013 450 313 582 597 2014 108 694 350 603 Total 384 377 428 553 780 16
  • 17. Metode penilaian kemandirian: Terdiri atas 24 variabel: 1. Aspek kelembagaan (var 1- 13) 2. Aspek permodalan dan pengembangan usaha (var 14-20) 3. Aspek kemanfaatan sosial (var 21-24) • Nilai minimum = 100 • Nilia maksimum = 336 Tingkat kemandirian: 1. Kurang berhasil (nilai: 100 - 178,7) 2. Berhasil (nilai: 178,7 – 257,4) 3. Sangat Berhasil (nilai: 257,4 – 336) 17
  • 18. Skor, bobot dan nilai Var no. Skor Nilai min mak Bobot (%) min mak 1 1 3 3 3 9 2 1 3 2 2 6 3 1 3 2 2 6 4 1 4 2 2 8 5 1 4 2 2 8 6 1 3 2 2 6 7 1 3 3 3 9 8 1 3 2 2 6 9 1 3 2 2 6 10 1 4 3 3 12 11 1 3 2 2 6 12 1 3 2 2 6 13 1 3 3 3 9 Jum aspek I 30 30 97 18
  • 19. Var no. Skor Nilai min mak Bobot (%) min mak 14 1 4 7 7 28 15 1 3 10 10 30 16 1 3 4 4 12 17 1 3 10 10 30 18 1 3 4 4 12 19 1 3 3 3 9 20 1 3 7 7 21 Jum aspek II 45 45 142 21 1 4 7 7 28 22 1 4 5 5 20 23 1 4 8 8 32 24 1 4 5 5 20 Jum aspek III 25 25 100 TOTAL 100 100 339 19
  • 20. Sebaran nilai kemandirian berdasarkan aspek: Tahun kemandirian Kelembagaan Modal dan usaha Sosial Total 2012 60,7 77,4 49,3 187,4 2013 61,3 80,6 51,0 193,0 2014 63,2 81,7 52,3 197,2 Total 61,5 79,8 50,7 192,0 Nilai maks 97 142 100 339 Pencapaian (%) 63,4 56,2 50,7 56,6 20
  • 21. Rangking nilai kemandirian :Prop Kelemba gaan Modal dan usaha Sosial Total Rangking Riau 60,7 89,0 65,0 214,7 1 Jateng 67,2 90,0 56,0 213,2 2 Lampung 65,6 90,8 56,5 212,9 3 Sumsel 64,0 89,3 56,3 209,6 4 Bali 64,1 82,3 54,2 200,5 5 Jabar 65,1 79,5 54,1 198,7 6 Sumut 66,2 81,5 50,3 198,0 7 NTT 61,9 81,6 53,5 197,1 8 Bengkulu 67,0 75,7 53,5 196,3 9 Jatim 63,9 79,9 51,5 195,3 10 Sulteng 55,7 84,0 54,2 193,9 11 Jambi 62,6 76,5 54,6 193,7 12 NTB 61,2 78,1 50,6 190,0 13 DIY 57,8 82,8 48,2 188,7 14 Sulut 61,1 78,2 42,9 182,2 15 Prop Kelembag aan Modal dan usaha Sosial Total Rangking Gorontalo 55,1 71,5 54,3 180,8 16 Kalsel 57,4 74,5 46,1 178,0 17 Sumbar 57,0 75,8 45,1 177,9 18 Sultra 56,9 70,4 49,3 176,7 19 Sulsel 57,5 72,3 45,3 175,1 20 Banten 55,3 70,6 47,6 173,5 21 Kalbar 60,3 67,2 44,4 171,9 22 Aceh 54,7 70,9 43,4 169,0 23 Maluku 58,0 65,7 45,0 168,7 24 Papua Barat 55,6 67,4 44,6 167,6 25 Papua 49,5 68,8 41,0 159,3 26 Babel 54,0 59,8 38,8 152,6 27 Kalteng 52,1 64,3 30,2 146,7 2821
  • 22. Nilai per variabel kemandirian: Variabel 2012 2013 2014 Total Nilai Nilai maksimu m Pencap aian (%) 1. Keaktifan pengurus kelompok sehari-hari 6,1 6,1 6,5 6,2 9 68,6 2. Jumlah pengurus hadir dalam rapat LPM 4,6 4,7 4,8 4,7 6 78,3 3. Frekuensi regenerasi (pergantian) pengurus semenjak berdiri 2,8 2,8 2,7 2,8 6 46,4 4. Efektivitas pelaksanaan AD/ART 5,1 4,9 5,2 5,0 8 62,8 5. Jumlah pelaksanaan RAT 4,2 4,1 4,1 4,2 8 52,1 6. Pihak yang telah menerima pinjaman gabah/beras 3,3 3,2 3,5 3,3 6 55,0 7. Pelaksanaan kewajiban anggota dalam melunasi pinjaman 6,2 6,3 6,5 6,3 9 70,2 8. Pelaksanaan sanksi atas pelanggaran kewajiban 4,5 4,6 4,8 4,6 6 76,7 9. Jumlah anggota kelompok hadir dalam rapat 3,8 3,9 4,0 3,9 6 65,1 10. Partisipasi simpanan gabah/beras anggota di kelompok 5,5 5,6 5,5 5,5 12 46,2 11. Kelengkapan pengisian buku administrasi 4,4 4,4 4,6 4,4 6 74,0 12. Administrasi buku kegiatan pengelolaan cadangan pangan 4,2 4,3 4,4 4,3 6 71,8 13. Kelengkapan pengisian buku administrasi keuangan 6,0 6,2 6,7 6,3 9 69,5 Total Aspek Kelembagaan 60,7 61,3 63,2 61,5 97 63,4 22
  • 23. Variabel 2012 2013 2014 Total Nilai Nilai maksimu m Penca paian (%) Sumber permodalan LPM 11,0 11,9 11,5 11,5 28 41,1 Perkembangan modal 18,4 19,2 18,8 18,9 30 62,9 Kondisi gudang yang dimiliki 9,4 9,6 10,0 9,6 12 80,1 Jumlah cadangan yang dimiliki kelompok 17,1 18,3 19,0 18,0 30 60,1 Julah anggota yang memberi bantuan fasilitas secara sukarela 6,0 5,9 5,8 5,9 12 49,4 Pelaksanaan promosi dan advokasi dari Pemda 5,2 5,3 5,5 5,3 9 59,1 Bentuk kemitraan dengan pelaku swasta/pedagang 10,3 10,5 10,9 10,5 21 50,0 Total aspek permodalan dan usaha 77,4 80,6 81,7 79,8 142 56,2 Perkembangan jumlah anggota kelompok 14,8 14,5 15,0 14,7 28 52,5 Perkembangan jumlah anggota yang menerima bantuan sosial 9,5 9,6 9,7 9,6 20 47,9 Perkembangan volume beras/gabah yang telah disalurkan 16,6 17,9 18,3 17,5 32 54,8 Perkembangan bantuan sosial untuk masyarakat yang terkena bencana/musibah 8,4 9,1 9,3 8,9 20 44,5 Total aspek sosial 49,3 51,0 52,3 50,7 100 50,7 TOTAL 187,4 193,0 197,2 192,0 339 56,623
  • 24. Sebaran LPM atas tingkat keberhasilan: Tahun Kurang berhasil Berhasil Sangat berhasil Total 2012 145 180 14 339 2013 161 283 23 467 2014 56 150 2 208 Total 362 613 39 1014  Tingkat keberhasilan LPM cukup tinggil, dimana 60,50 % pada kategori “berhasil”  Pada LPM tahun yang lebih lama, tingkat keberhasilan mulai menurun.  Artinya, LPM cenderung bagus jika masih ada pembinaan dari luar secara intensif Tahun Kurang berhasil Berhasil Sangat berhasil Total 2012 42,8% 53,1% 4,1% 100,0% 2013 34,5% 60,6% 4,9% 100,0% 2014 26,9% 72,1% 1,0% 100,0% Total 35,7% 60,5% 3,8% 100,0% 24
  • 26. Beberapa langkah penting ke depan: 1. Internal: refresh pengurus, memperbanyak dari kalangan perempuan 2. Internal: penguatan internal pressure 3. Internal: perluasan peran LPM (multi purpose) ke bisnis 4. Eksternal: pemanfaatan Dana Desa untuk penguatan permodalan Lumbung 5. Eksternal: penyatuan lembaga-lembaga permodalan pedesaan (penyatuan LDPM, LPM, PUAP, koperasi, Gapoktan, Poktan, dll) 26
  • 27. 1. Refresh pengurus LPM: Pengurus bekerja secara sosial, sehingga perlu penggantian untuk mendapatkan semangat baru Bisa diterapkan kesepakatan “pergiliran”, dengan masa kepengurusan 2-3 tahun Reward bagi pengurus dari pihak luar (mis dari BKP, Pemda, dll) Komposisi pengurus perempuan agar ditingkatkan, karena LPM berkaitan dengan basic need di rumah tangga yang merupakan domain perempuan 27
  • 28. “Keunggulan” perempuan: • Buku “Rural Women’s Leadership Programme Madagascar, Nepal, the Philippines and Senegal: Good practices and lessons learned (2010-2013) – IFAD): • “There is clear demand from women, especially at the grass-roots level, to have their priorities heard in farmers’ organizations” • “Farmers’ organizations need to attract more women members ....” 28
  • 29. 2. Pengembangan internal pressure: Rasa pemilikan dan pengawasan dari internal perlu diciptakan terutama setelah external pressure menurun dari petugas pendamping/pembina dari BKP Metoda nya adalah peningkatan partisipasi riel anggota, misalnya dengan penyetoran gabah/beras lebih banyak (mis. 100 kg per musim tanam per anggota) Anggota akan lebih PERDULI terhadap LPM Pengurus akan lebih hati-hati, dan bahkan bisa menciptakan “honor” untuk pengurus 29
  • 30. 3. Perluasan peran LPM (multi purpose) ke “bisnis”: Dari hasil studi: peningkatan gabah/beras yang disalurkan dan disimpan relatif lambat. Pada kondisi kebutuhan peminjaman menurun, dan ada margin keuntungan yang menarik, dimungkinkan untuk menjual gabah/beras ke pasar LPM dapat melengkapi dengan bisnis lain, terutama pemenuhan kebutuhan pokok anggota (Sembako): bisnis dua arah untuk peningkatan skala usaha. 30
  • 31. 4. Pemanfaatan Dana Desa: • UU No 6 Tahun 2014 tentang DESA • Jumlah Desa di Indonesia = 74.093 unit • Dana desa: 2015 = Rp 20,8 trilyun (rata-rata Rp 281,0 juta/desa) 2016 = Rp 47 triyun (rata-rata Rp 628,5 juta/desa) Potensinya: Rp, 1,4 milyar per desa per tahun • Prioritas = mendanai pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. • Pasal 80: Desa harus mengutamakan “pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif” • Pasal 74: Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan meliputi kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa. • Penjelasan Pasal 74 : Yang dimaksud dengan “kebutuhan primer” adalah kebutuhan pangan, sandang, dan papan. 31
  • 32. • Siaran Pers Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Marwan Jafar : "Tidak ada lagi desa yang bermasalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri. Saya sebagai menteri yang mengurus desa tentu tidak akan tinggal diam masih ada desa yang rawan pangan, seharusnya hal ini tidak terjadi di negara kita ini yang kaya sumberdaya pangan. Untuk mengatasi persoalan itulangkah konkret yang ditawarkan adalah pengembangan desa mandiri pangan” 32
  • 33. 5. Penguatan permodalan petani di desa dengan PENYATUAN berbagai Program: • Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat izin usaha • Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas. • Maka, formalitas harus sudah dilakukan selambatnya 8 Januari 2015 (= dua tahun setelah diundangkannya UU LKM). • Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor manajer hanya Rp 300 ribu per bulan) • Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan) 33
  • 34. Penyaturan organisasi permodalan di desa: Organisasi pengelola permodalan Jumlah modal (Rp ) Potensi pendapatan (+ 10 %/tahun) Potensi pendapatan Jika disatukan 1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta + Rp 100 juta 2. LDPM 225 juta 22,5 juta 3. LPM 50 juta 5 juta 4. Koperasi wanita 15 juta 1,5 5. KUD 300 juta 30 juta 6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta Tingkat sustainabilitas Keuntungan rendah, masing-masing tidak sustain Mencapai skala ekonomi, SUSTAIN 34