Dokumen tersebut membahas tentang strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Samosir. Dokumen ini menjelaskan visi, misi, kondisi wilayah, kinerja selama 10 tahun terakhir, serta strategi pembangunan untuk pertanian, pariwisata, dan infrastruktur di Kabupaten Samosir."
Disampaikan pada Drum-up Program Prioritas Nasional RKP 2018 “Akselerasi Inovasi Tata Kelola Pemerintahan dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah”
Tuapejat, 12 Maret 2018
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Disampaikan pada Drum-up Program Prioritas Nasional RKP 2018 “Akselerasi Inovasi Tata Kelola Pemerintahan dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah”
Tuapejat, 12 Maret 2018
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
2. I. VISI , MISI DAN PARADIGMA
II. KERANGKA PIKIR
III. KONDISI WILAYAH KAB. SAMOSIR
IV. KINERJA & KEADAAN 10 TAHUN KABUPATEN
SAMOSIR
V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
VI. PENGEMBANGAN AGROBISNIS DAN PARIWISATA
VII. INFRASTRUKTUR
1. Pemantaban Lingkar Dalam Dan Pembangunan
Lingkar Luar
2. Pembangunan Jembatan Lontung –
Sigapiton/Sirungkungon
3. Sosok Sumber Daya Manusia
VIII. Penutup
2
7. Paradigma
Lama
• Kompetensi Pengguna
• Perusak Lingkungan
• SDA yang Mubazir
•Karitas
Baru
• Penghasil
• Pelestari Lingkungan
• Optimalisasi SDA
•Benefit Ekonomi
7
9. Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat
Pola Lama Pola Baru
Perspektif Modernisasi Perspektif Transformatif
Pendekatan Teknis Pendekatan Kritis
Pemberian Fasilitas Pemenuhan Hak
Peran Fasilitator Peran Kader
9
10. Pembangunan Berkelanjutan :
Tujuan ke–7 MDGs :
Mengintegrasikan
prinsip-prinsip
pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan,
memastikan
keberlanjutan
lingkungan hidup, serta
menjaga
keberlangsungan sumber
daya lingkungan hidup
10
12. KONDISI DAN POTENSI DAERAH
VISI DAN MISI
NILAI-NILAI
KULTUR DAERAH
WAWASAN DAERAH
TANTANGAN DAERAH
SASARAN SEMULA PROGRAM
PEMBANGUNAN SEBELUMNYA
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG DAERAH
(TITIK BERAT PEMBER-
DAYAAN MASYARKAT)
RPJP NASIONAL
RPJP PROVINSI
BERLANDASKAN
“ VISI, MISI DAN NILAI-NILAI”
RPJM NASIONAL
RPJM PROVINSI
¨ IDEOLOGI
¨ EKONOMI
¨ ASOSBUD
¨ POLITIK
¨ HANKAM
LANDASAN:
TUJUAN
Amazing Samosir
RPJMD V
RPJMD IV
RPJMD III
RPJMD II
RPJMD I
INDIKATOR
1. Indikator Makro
2. Indikator Program
3. Indikator kegiatan
12
15. Francois
Perroux
• Growth Pole
Albert O.
Hirschman
• Growth Center
• Trickling Down
Effects
Gunnar
Myrdal
• Backwash
Effects
• Spread Effect
Rahardjo
Adisasmita
• Injection to
Influence
Region
Pendekatan Pembangunan
15
16. Faktor Kunci Keberhasilan
1. Masyarakat
a. Setempat/Lokal
b. Perantau
2. Swasta/Dunia Usaha
a. Lokal
b. Regional
c. Internasional
3. LSM Nasional & Internasional
4. Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota, Provinsi) & Pusat
16
25. 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Wisman 12,334 12,068 12,331 7,639 32,278 23,207 20,849 22,732 25,297
Wisnus 14,200 16,218 17,246 26,258 73,593 87,237 97,366 109,897 119,530
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
Perkembangan Jumlah Wisman dan Wisnus di Kabupaten Samosir
Sumber: Pemerintah Kab. Samosir, 2014 (diolah)
25
26. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Samosir
Sumber: BPS Indonesia, 2014 (diolah)
26
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Samosir 71.67 72.23 72.75 72.87 73.24 73.42 73.7 74.12 74.72
Toba Samosir 73.83 74.53 75.17 75.33 75.75 75.75 76.22 76.93 76.93
Sumatera Utara 71.4 72.03 72.46 72.78 73.29 73.8 74.19 74.65 75.13
Indonesia 68.7 69.57 70.1 70.59 71.17 71.76 72.27 72.77 73.29
64
66
68
70
72
74
76
78
27. Penurunan Kualitas Air
•Limbah domestik
(saluran limbah rumah
tangga ke Danau Toba
•Keramba jaring apung
•Oli kapal
•Peternakan
Kerusakan Lingkungan
Lainnya
•Pertambangan
•Penebangan hutan
•Kebakaran hutan
Kerusakan Lingkungan Kawasan Danau Toba
27
29. Pengukuran Kinerja Pemimpin dan
Aparatur
1. Bentuk Kelembagaan dan Gaya
Kepemimpinan yang Melayani Sebagai
Parhobas-kah?
2. Pembangunan Sudah Direncanakan dengan
Matang dan Dilaksanakan dengan Tepat
Waktu?
3. Sudahkah Semua Pemegang Kepentingan
Terlibat Aktif (Tidak Hanya Penonton)?
4. Infrastruktur Keras dan Lunak Sudahkah
Terbangun dengan Baik?
29
30. 5. Bahan-bahan Makanan Pokok Hasil Pertanian
(Lagu Kebanggaan Masyarakat Samosir … Gok di
si hancang, nang eme nang bawang, rarak do
pinahan di dolok i… Eme ni Simbolon …) Masih
Datang Dari Luar Samosirkah ?
6. Masih Terjadi Kemacetan Pada Musim Natal dan
Tahun Baru Di Tomok?
7. Jalan-jalan/Fasilitas Ke Objek Wisata Sudahkah
Mulus?
8. Sarana Pendidikan Sudah Tertatakah dan Guru-
guru/Murid-murid Sudah Bergembira Ria dalam
Proses Pembelajaran?
30
31. 9. Uang Masih Banyakkah Mengalir Ke Luar
Samosir untuk Belanja Barang Hasil Pertanian
dan Tenaga Kerja?
10.Sejauh Mana Tersedia Air untuk Pertanian
dan Air untuk Keperluan Rumahtangga?
11.Seberapa Banyak Rumah Tangga yang Sudah
Mempunyai Jamban?
12.Masihkah Kerbau Mandi dan Masyarakat
Mencuci Pakaian dan Buang Sampah Di Danau
Toba?
31
32. 13.Bagaimana Keadaan Kabupaten Samosir
Seandainya Jika Dibandingkan dengan
Kabupaten Serdang Bedagai Sebagai Saudara
Kembar Kabupaten Samosir?
14.Sudah Berada Dimana Pencapaian Visi
Kabupaten Samosir “Menjadi Tujuan Wisata
Lingkungan yang Inovatif”?
15.The Last But The Not Least, Pertanyaan ialah
Sejauh Mana Rakyat Mencintai Samosir dan
Mengagumi Pemimpinnya?
32
36. 1. Pro Growth (Pertumbuhan Ekonomi)
2. Pro Poor (Pengentasan Kemiskinan)
3. Pro Jobs (Penciptaan Lapangan Kerja)
4. Pro Green (Pelestarian Lingkungan)
Quadruple Track Strategy
Pembangunan Ekonomi
36
38. Sistem Manajemen Pembangunan Kawasan Danau Toba
Umpan Balik Sebagai Hasil Monitoring &
Evaluasi Situasi-Kondisi Sesudah RPJMD KDT
Berjalan
Umpan Balik Sebagai Hasil Monitoring &
Evaluasi Situasi-Kondisi Sesudah RPJMD KDT
Berjalan
PANDANGANHIDUP
MASYARAKAT
INDONESIA
KDT
UUD 45
RPJPN
RPJPD SUMUT
WAWASAN
KDT
RPJPD
KDT
RPJMD
SUMUT
RPJMD
KDT
2011–2015
POTENSI DAERAH:
- MANUSIA
- ALAM
- IPTEK
KONDISI LINGKUNGAN
- LOKAL
- REGIONAL
- NASIONAL
- INTERNASIONAL
VISI
&
MISI
SKPD
KDT
38
39. Kekuatan (Strength)
1. Panorama alam yang indah
2. Iklim yang sejuk
3. Letak strategis “The Crown of Lake Toba”
4. Dalihan natolu
5. Pakkohopon dohot hapolinon
6. Dataran tinggi sesuai untuk komoditi unggulan
dan peternakan
7. Batu vulkanuik tumor toba (Toba Super Volcano)
8. Kesakralan Pusuk Buhit
9. Soripada habonaran, pansur hangoluon
(pelestarian lingkungan)
39
40. Kelemahan (Weakness)
1. Tanah ulayat
2. SDM aparatur dan masyarakat lemah,
produktivitas rendah, kurang kesadaran
pelestarian lingkungan
3. Pola tata ruang lemah
4. Air minum dan air pertanian belum
terpenuhi
5. Topografi yang terjal
6. Kesulitan dalam pembangunan dan
pembiayaan
40
41. Peluang (Opportunity)
1. PP No. 26/2008 Tentang RTRW Nasional, Danau Toba Kawasan Strategis
Nasional.
2. PP No.52/2007 Tentang RIPP Nasional
3. Perda No. 1/1990, Penataan Kawasan Danau Toba
4. Kawasan Agropolitan
5. Permenbudpar No. 03/UM.001/MKP/2008, Danau Toba Tujuan Wisata
Nasional/Penetapan Pariwisata Unggulan
6. SK Gubernur Sumut No. 12/2006, Badan Koordinasi Pengelolaan
Ekosistem Kawasan Danau Toba
7. LTEMP-LTRM
8. Lebih dari 100 LSM peduli Danau Toba
9. Sembilan Kementerian peduli Danau Toba
10. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata
11. RTRW Kawasan Danau Toba (digodok dalam INPRES)
12. Taman Bumi (Geo Park), World Heritage (Warisan Harta Dunia) 23
Maret 2014
41
42. Ancaman (Threat)
1. Postmodernisme
2. Sesar semaongko Sumatera pada jalur gempa
tektonik dan vulkanik
3. Penebangan Kayu
4. Pembakaran-pembakaran lahan
5. Penggunaan pupuk kimia, pestisida fungisida,
insektisida dan roundup
42
43. Kebijakan Pembangunan
1. Membangun Karakter Sumber Daya Manusia
2. Menata Pertanian Berbasis Khas Lokal
3. Menumbukan dan meningkatkan Nilai
Tambah Industri
4. Mengembangkan Pariwisata
5. Mengembangkan Jaringan Transportasi
6. Menata Pemukiman
7. Membina dan Mengembangkan Tata
Lingkungan
43
44. 2). Infrastruktur Non Fisik (Non Physical Hard Infrastructure)
Infrastruktur Keras Non Fisik (Non Physical Hard Infrastructure)
yang berkaitan dengan fungsi utilitas umum seperti ketersediaan
air bersih berikut instalasi pengolahan air dan jaringan pipa
penyaluran; pasokan listrik; jaringan telekomunikasi (telepon,
internet); dan pasokan energi dan berikut jaringan distribusinya.
44
46. Proses Simultan Menuju
Ekowisata yang Inovatif 2015
M engisi
Perut
Rakyat
Usaha Tani
Produktif
Konservasi
Lingkungan
Ekow isata
Ekow isata
yang
Inovatif
46
47. Swasembada Beras
Tersedia Untuk
Kebutuhan Samosir
dari : sawah Sitiotio,
Harian dan Sianjur
Mulamula
Beras organik
Samosir ke
Supermarket di
Medan
Teknologi Pertanian Pemasaran
47
48. Sumber Daya Air
Desa Simarmata
Desa Sihusapi
85 Embung Air di Samosir,
Desa Ronggur Ni Huta 48
58. Infrastruktur
1. Infrastruktur Keras Fisik (Physical Hard
Infrastructure)
2. Infrastruktur Non Fisik (Non Physical Hard
Infrastructure)
3. Infrastruktur Lunak (Soft Infrastructure)
58
59. 1). Infrastruktur Keras Fisik (Physical Hard Infrastructure)
(meliputi jalan raya, rel kereta api, bandara, dermaga dan
pelabuhan, bendungan dan saluran irigasi, dan sebagainya).
• Jalan lingkar luar dari Tongging sampai ke Humbang
Hasundutan via Sitio-tio sedang berlangsung.
• Jalan lingkar Samosir ±120 km belum layak dilalui
(Kec. Onan Runggu ke Tomok belum tuntas hotmix).
• Akses baru ke Samosir dengan kapal ferry bertambah:
– Muara ke Sipinggan Nainggolan
– Tigaras ke Simanindo
• Rencana ke depan: Jembatan Sigapiton/Sirungkungon-
Lontung dan Danau Toba menjadi pendaratan pesawat
amphibi.
59
60. 3). Infrastruktur Lunak (Soft Infrastructure)
Disebut kerangka institusional (kelembagaan)
yang meliputi berbagai nilai:
1. termasuk etos kerja,
2. norma (peraturan hukum, peraturan daerah),
3. kualitas pelayanan umum yang disediakan
oleh berbagai pihak terkait, khususnya
pemerintah.
60
62. SAMOSIR MEMBANGUN 79
Harus dibuka keterisolasian
mulai Kec. Sitiotio-Harian-
Sianjurmula mula (Desa Bonan
Dolok, Hasinggaan, Pinal dengan
Silalahi menuju Tongging
Sianjur Mula-Mula, Batu
Hobon, Sigulanti
Aek Rangat, Pangururan
62
67. Rencana Pembangunan Jembatan Yang
Menghubungkan
Pulau Sumatera Sigapiton/Sirungkungon
Dengan Lontung Pulau Samosir.
Aksesibilitas Kabupaten Simalungun-Toba- Samosir Lancar 24 Jam (Keterisolasian Terbuka)
• JARAK LONTUNG – SIGAPITON
1,36 Mil = 2188.71 Meter = 2.19 Kilometer
• JARAK LONTUNG – SIRUNGKUNGON:
1.43 Mil = 2301.36 Meter = 2.30 Kilometer
76. Sosok SDM Masyarakat Samosir
Give people a handout or a tool and they live a
little better, give them an education, and they
will change the world” (World Bank)
“Education is the most powerful weapon which
you can use to change the world” (Nelson
Mandela)
76
78. Kaidah Moral Hukum Utama
“Pantun hangoluan tois hamagoan”,
Perwujudan dalam sikap batin ;
- Saling menghargai
- Saling menghormati
- Saling menolong
78
79. Patik dan Uhum
• Patik = Pagar Pembatas Mencegah
Berperilaku Salah
• Uhum = Penindakan Untuk Menegakkan
Kebenaran (HATIGORAN)
79
80. Tiga Jenis Larangan :
1. Na unang ---- anak-anak
2. Na tongka ---- muda mudi
3. Na so jadi ---- dewasa
80
82. Klaster Wisata Kabupaten Kawasan Danau Toba
Ekowisata
Hoetagindjang
Kawasan
Perkampungan
Si Raja Batak
Aek Rangat
Air Terjun
Efrata Harian
Pantai Parbaba
Tomok &
Tuktuk Siadong
Parapat
Taman Eden
Lumban Julu,
Tarabunga,
Sigumpar, Salib
Kasih
Muara &
Bakkara
Taman Simalem
Resort,,
Brastagi, Hill
Park Sibolangit
82