SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
SEJARAH UANG KERTAS INDONESIA
   •   JAMAN PEMERINTAHAN BELANDA 1610 – 1811
       Masa awal perkembangan uang kertas di Indonesia tak lepas dari pengaruh
       imperialisme asing (Belanda, Inggris, dan Jepang). Sejak kedatangan bangsa-
       bangsa asing, terutama para pedagang yang memperkenalkan berbagai jenis mata
       uang logam asing sebagai alat pembayaran dalam perdagangan dengan penduduk
       setempat sampai pengedaran mata uang logam khusus berlaku di kepulauan
       Nusantara 1602-1799, tidak dipergunakan uang kertas. Meskipun kertas telah
       dikenal di Indonesia pada abad XVII, sumber-sumber tertulis asing terutama dari
       bangsa Belanda dengan perwakilan dagang dan kekuasaannya Kongsi Dagang
       Hindia Timur (VOC) 1602–1799 tidak pernah menyebutkan penggunaan uang
       kertas tetapi uang logam sebagai alat pembayaran utama di kepulauan Nusantara.
.
Terkecuali, satu-satunya sumber tertulis Belanda yang melaporkan penerbitan uang kertas
darurat oleh penguasa VOC di Pulau Banda pada tahun 1659, dikarenakan kesulitan uang
kecil dari bahan logam. Beberapa waktu setelah pengeluaran uang kertas karton darurat
Kota Leiden 1576 dan saham pertama VOC di dunia 1606. Uang kertas Banda 1659 ini
mendahului penerbitan uang kertas modern bangsa-bangsa barat: Swedia 1661, Inggris
1694, Norwegia 1695, Perancis 1701.
.
Selama masa kekosongan yang panjang (1659-1782) Bank pertama Bataviaasch Bank
Courant (1746) dan Bank Van Leening mengeluarkan surat-surat bank dalam berbagai
pecahan (1748-1752). Beberapa tahun sebelum pembubarannya, VOC menyadari
perlunya alat pembayaran dari kertas untuk transaksi besar yang dikenal sebagai “Surat
Hutang Kompeni” (Compagnie Kredietbrieven) pada tahun 1782. Instrumen moneter ini
sering dianggap sebagai uang kertas pertama di Indonesia. Pada waktu yang hampir
bersamaan penguasa VOC di Ceylon (Srinlanka) juga menerbitkan instrumen sejenis
pada tahun 1785 dan seterusnya. Uang “Surat Hutang Kompeni 1782” Ini beredar dalam
jumlah hampir tidak terbatas sehingga turun nilainya menjadi 85%. Antara tahun
1782-1799, VOC mengeluarkan beberpa emisi surat Hutang (Kredietbrieven) dengan
pecahan berbeda-beda. Pemalsuan atas surat Hutang 1782 ini merupakan yang pertama
kali di Indonesia.
.
Setelah pengambilalihan kekuasaan VOC di Indonesia oleh Republik Batavia
(1799-1806) tidak ada penerbitan Surat Hutang oleh pemerintah pusat di Batavia, hanya
uang logam India Batavia (1799-1806) yang berlaku umum. Di lain hal surat hutang
VOC di Amboina 1805, yang juga berlaku di Banda dan Ternate sebagai Bagian
Pemerintahan Maluku, masih memakai lambang VOC. Ketika Indonesia berada dibawah
pengawasan kerjaan Hollandia (1806-1811), uang kertas tidak hanya diterbitkan oleh
Pemerintah Pusat di Batavia, tetapi juga oleh Pemerintah Lokal di Ambon, Banda, dan
Ternate. Pada masa ini, semua jenis uang logam dan kertas menampilkan lambang
(monogram) LN (Lodewijk Napoleon). Yang terkenal diantaranya adalah uang kertas
Probolinggo (Probolinggo Paper) 1810, yang berkaitan dengan kebijakan Gubernur
Jenderal Mr. HW Daendels (1808-1811) menjual tanah negara dan hak kekuasaannya
kepada perorangan. Uang kertas Probolinggo 1810 merupakan hipotik Han Tik Ko,
Kapitan Cina (1799-1811) di Pasuruan, yang dapat ditukar dengan perak selama 10
tahun. Kenyatannya uang Probolinggo mengalami inflasi sampai 50% dibawah nominal.
Usul Daendels tidak efektif bahkan penggantinya Letnan Gubernur Raffles (1811-1816)
yang memberlakukan kurs ketat menyebabkan penurunan nilainya s.d. 60%.
.
JAMAN PEMERINTAHAN INGGRIS 1811-1816
Pemerintah Letnan Gubernur Raffles (1811-1816) menghadapi masalah kesulitan
keuangan yang diwariskan oleh Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811). Pembukuan
dilakukan dalam Dollar Spanyol pada awalnya tetapi segera digantikan oleh Rupee dan
Ropi Jawa (Java Rupee) sebagaimana terlihat diatas uang kertas terbitan Inggeris
(termasuk oleh Lombard Bank 1814). Tampaknya masa yang singkat ini, hanya sedikit
jumlah uang kertas yang dikeluarkan seperti halnya uang logam pecahan besar.
.
JAMAN PEMERINTAHAN BELANDA 1816-1942
.
Pada masa ini terlihat perubahan mendasar atas bahan kertas dan corak penciptaan
“Creatie 1815” sebagai uang kertas kredit pemerintah mirip dengan uang kertas Creatie
Suriname 1829. Peredaran uang kertas Creatie 1815 tidak luput dari pemalsuan karena
kesederhanaannya. Penerbitan uang kertas mirip cek Javasche Bank 1827 dicetak untuk
pertama kalinya oleh percetakan Johan Enschede en Zonen (Belanda). Selanjutnya
Javasche Bank menerbitkan uang kertas tembaga (Koperpapier) dan uang tembaga
(Kopergeld) 1832, 1842, dengan corak mirip uang kertas Suriname 1826 dan uang
Belanda Muntbiljet 1845. Sejak penerbitan uang kertas Koperpapier ini, huruf Jawa
tercantum seterusnya s.d. menjelang emisi terakhir Javasche Bank 1946, terkecuali
terbitan Departemen Keuangan Muntbiljet, juga untuk pertama kalinya ‘tanda air’
(watermark) digunakan sebagai alat pengaman.
.
Pada tahun 1846 diterbitkan uang kertas baru ‘Resepis Perak’ (Zilver Recepissen) oleh
Javasche Bank. Tidak seperti penerbitan sebelumnya tanda tangan pengesahan untuk
beredar bukan oleh pejabat Javasche Bank tetapi oleh Pejabat Kantor Pemeriksaan
Keuangan Umum (Algemeene Rekenkamer). Uang Resepis Perak ini beredar dalam
jumlah besar sehingga untuk melawan peredaran uang tembaga yang berkelebihan dan
buruknya uang kertas Resepis Perak, maka uang logam yang beredar di Hindia Belanda
pada masa pemerintahan Raja Willem III (1849-1890) dicetak di percetakan Utrecht,
Belanda. Berkali-kali reformasi keuangan telah dilakukan, namun tidak menghasilkan
keuangan yang sehat. Tahun 1851 Javasche Bank masih menerbitkan uang kertas
berbentuk cek, seperti emisi Kopergeld 1832 dan 1842. Semua uang kertas Javasche
Bank terbitan-terbitan awal terbatas luas daerah peredarannya.
Tahun 1864 Javasche Bank menerbitkan uang kertas sesungguhnya seperti halnya uang
kertas semasa sekarang ini, dimana sarat dengan corak hisasan sebagaimana uang klasik
lainnya. Pencantuman teks undang-undang dalam 4 bahasa (Belanda, Arab Melayu, Jawa,
Cina) menunjukkan bahasa dan tulisan yang paling dominan dipakai oleh masyarakat di
Hindia Belanda waktu itu. Peredaran uang kertas ini tidak begitu disukai di Sumatera
Barat. Unsur pengaman mulai ditambahkan pada nomor seri dan kode kontrol. Namun
uang kertas ini tidak luput dari pemalsuan.
.
Mulai tahun 1873 beredar emisi Javasche Bank yang baru dengan ciri-ciri utama corak
hiasan bingkai kayu dan lambang kota Batavia. Menjelang akhir penutupan abad XIX,
beredar uang kertas perusahaan lokal (scrip) seperti NIEM 1861 (BDN), Brown & Co.
1890, NHM 1888 (Bank Eksim) dan sejumlah besar perkebunan-perkembunan di
Sumatera Timur dan Jawa Barat, yang dikenal sebagai uang kupon perkebunan ± 1889
dan seterusnya. Akhir abad XIX, Javasche menerbitkan uang kertas emisi 1897 (seri
Coen-Mercurius) bercirikan lambang kota Surabaya, Batavia, dan Semarang serta
panorama pesisir laut di antara Dewa Merkurius dan Gubernur Jenderal J.P. Coen (1623,
1627-1629). Semua uang kertas klasik diatas peredarannya masih terpusat di Pulau Jawa.
Selanjutnya uang kertas kolonial terbitan abad XX terlebih dengan diundangkannya
larangan menggunakan uang asing selain mata uang Hindia Belanda, dapat dikatakan
beredar merata di luar Pulau Jawa.
.
Selanjutnya terjadi pembagian hak penerbitan uang kertas dan logam antara Javasche
Bank dan Departeman Keuangan (Departement van Financiën) yang berlaku hingga
pemerintahan RI (Orde Lama). Alhasil Departemen Keuangan menerbitkan uang kertas
pecahan kecil (dibawah 5 Gulden) pada tahun 1919, 1920, 1940, dan 1943. Penerbitan
uang kertas Javasche Bank bercirikan gambar gedung JB dan logo JB tampaknya sebagai
persiapan memperingati 100 tahun JB (1828–1928). Terbitan tahun 1925 (seri Coen)
tidak luput dari pemalsuan karena kemajuan teknologi percetakan.
.
Menjelang Perang Dunia II terjadi perubahan kebijakan politik Belanda, dimana lambang
kolonial digantikan dengan unsur-unsur corak pribumi. Penerbitan uang kertas Javasche
Bank 1934 (seri Wayang) merupakan puncak hasil karya cetak kolonialisme sehingga
dianggap uang kertas terbagus diantara semua uang kertas.
.
JAMAN PEMERINTAHAN JEPANG 1942-1945
.
Masa yang singkat ini hanya mengenal uang kertas saja sebagai alat pembayaran. Uang
logam pendudukan khusus tidak beredar. Sebelum pendudukan, uang kertas terbitan
pertama yang dikenal “Uang Pohon Pisang” (1942) telah dipersiapkan di Jepang dan
diedarkan oleh bala tentara Angkatan Laut Jepang (kaigun). Oleh karenanya dikenal
istilah “Uang Penyerbuan Jepang” (Japanese Invasion Money=JIM) oleh bangsa Barat.
Setelah “Uang Pohon Pisang” dirasakan cukup berperan sebagai uang peralihan, Jepang
menerbitkan uang kertas bercorak alam dan budaya Indonesia sebagai bagian
propaganda. Uang ini dikenal sebagai uang wayang atau Gatotkaca. Jumlah
pencetakannya yang besar menyebabkan inflasi. Menjelang kejatuhan jepang, beredar
uang kertas Pemerintah Dai Nippon yang bercorak sama dengan uang Jepang di Malaya.
Pecahan terbesar (1000 Roepiah) yang bercorak sama pula dengan uang Malaya tidak
sempat beredar karena bersamaan dengan kekalahan Jepang tahun 1945. Pada masa
perang dunia (1939-1945) pihak Belanda dan Jepang mengeluarkan uang kertas tahanan
perang (kamp) di Jawa dan Sumatera (Allasvallei, Tjimahi, Tjideng, dan lain-lain) yang
mirip dengan tanda terima/karcis.
.
PEMERINTAHAN RI 1945-sekarang
.
Kembalinya kekuasaan pemerintah Hindia Belanda (NICA) tahun 1945 sempat
mendahului penerbitan uang kertas RI (ORI) dengan mengedarkan uang kertas “Uang
NICA (uang merah) 1943” yang berkelanjutan dengan perebutan daerah dan tarik
menarik peredaran antara Belanda vs Indonesia. Sementara itu, Belanda (NICA) juga
memberlakukan uang kertas NICA 1943, Javasche Bank Pra-Perang Dunia II dan Federal
1946 yang dilegalisir dengan cap-cap khusus di Guinea Baru Belanda (Papua dan Papua
Barat) sebelum mengeluarkan terbitan khusus Nederland Nieuw Guinea 1950 dan 1954.
.
Pada masa revolusi (1945-1949), uang RI yang dikenal sebagai “Oeang Repoeblik
Indonesia/ORI, URI, Uang Putih” terlambat beredar (1946), mengalami masa paling sulit
karena keadaan ekonomi dan politik pada waktu itu. Proses pencetakan, pengiriman, dan
pengedarannya sangat genting dan tidak menentu. Pemerintah RI sempat mengeluarkan 3
(tiga) kali uang kertas (ORI/URI) 1945-1948 (satu diantaranya keluaran militer). Uang
kertas darurat RI (ORI) ini hanya sempat beredar di Jawa-Madura dan Lampung
dikarenakan transportasi yang sulit. ORI lainnya sempat dicetak di Amerika Serikat
(Security Banknote Company) tapi sistuasi tidak memungkinkan untuk pengangkutan.
Selain perang saraf dengan Belanda, peredaran ORI menghadapi masalah inflasi
ditambah pemalsuan yang tidak sedikit.
.
Pada akhirnya menjelang pengakuan kedaulatan RI (1949) dipersiapkan reformasi
keuangan berupa “Uang Republik Indonesia Baru” (URIBA) 1949 namun tampaknya
tidak berjalan lancar.
Penerbitan uang darurat daerah merupakan satu-satunya jalan keluar sebagai pengganti
uang pusat (ORI/URI). Faktor keuangan, politik, dan lainnya menyebabkan berbagai
daerah-daerah di Jawa dan Sumatera (sebagian besar di sumatera Utara) mengeluarkan
uang kertas sendiri. Dari tingkat daerah gerilya s.d. propinsi dan memakai nama yang
berbeda-beda (bon, surat, penerimaan, cheque, dan lain-lain) namun berfungsi sama
sebagai alat pembayaran.
.
Antara tahun 1948-1960-an, Kelompok Tandingan/Separatis (FDR Grobogan, NII
Tjirebon, RMS, PRRI, PRRI/Permesta, RII Bagian Timur, dan lain-lain) mengeluarkan
uang kertas lokal yang dicap/ditandatangani di atas uang terbitan jaman Belanda, Jepang,
dan Republik Indonesia maupun cetakan sendiri (lokal dan luar negeri).
.
Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) 1950 yang berumur kurang dari satu tahun
hanya mengeluarkan uang kertas pecahan kecil (Rp5 dan Rp10) meskipun pecahan lain
telah dicetak sebagai percobaan.
.
Selanjutnya Departemen Keuangan RI masih berpedoman pada Undang-undang Jaman
Belanda, mengeluarkan pecahan kecil pada tahun 1951, 1953, 1954, 1956, 1960, 1961
dan 1964 berbeda dengan terbitan masa revolusi fisik (1945-1948) meliputi semua
pecahan besar dan kecil.
.
Beraneka ragam uang terbitan Bank Indonesia:
Tahun Tema
1952 Pahlawan dan Kebudayaan
1957 Hewan
1958 Pekerjaan Tangan I
1959 Flora dan Fauna
1960 Soekarno
1961 Borneo (kenyataan tidak beredar di Borneo Utara, Sabah, dan Serawak)
1964 Dwikora
1964 Pekerjaan Tangan II
1968 Soedirman (memakai benang pengaman pertama kali)
1975 Diponegoro, Borobudur
1977 Flora-Fauna
1979 Gamelan
1980 Pahlawan dan Kebudayaan
1982 Flora
1984 Fauna (dikenal sebagai uang merah di Irian Barat)
1985-1987 Pahlawan
1986 Pahlawan
1987 Fauna
1992 Spesifik Daerah
1993 Tokoh
1995 Fauna dan Tokoh
1998-2009 Pahlawan Nasional
.
Pada waktu yang hampir bersamaan, dikeluarkan uang kertas dan logam terbitan khusus
berlaku di Irian Barat dan Kepulauan Riau karena keadaan politik dan ekonomi yang
amat berbeda dengan daerah-daerah lainnya.
.
(AAS/NI/901062)
.

KEPUSTAKAAN
Bree, L de: Gedenboek van de Javasche Bank, 1828-1928, vol.I-II, Weltevreden 1928
Chijs.Mr. JA van der: Catalogus der Numismatischen Verzameling van het Bataviasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Batavia 1896
Directie NHM: Gedenkboek der Nederlandsche Handel Maatschappij 1824-1924,
Amsterdam 1924
Handjaja, S. dkk: Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-1996, Jakarta 1996
Pick, Albert: Standard Catalogue of World Paper Money Vol. I-III. General &
Specialized Issues, Iola, 2006.
Scholten, C: The Coins of the Dutch Overseas Territories, Amsterdam. 1952
Dll
.
Pengamat Numismatik dan Sejarah Daerah
Alim Artadjaja Sumana
Diposkan oleh dr. Arifin di 02:10

More Related Content

What's hot

Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting SyarifuddinKabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddinsetyarinima
 
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)maghfiraputeri
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Wa Ode Aisyah Aisyah
 
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap PortugisPerlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap PortugisJaka Sumarsa
 
Soal ulangan harian praktik jurnal umum
Soal ulangan harian praktik jurnal umumSoal ulangan harian praktik jurnal umum
Soal ulangan harian praktik jurnal umumGendhuk Nugroho
 
Jepang sebagai saudara tua
Jepang sebagai saudara tuaJepang sebagai saudara tua
Jepang sebagai saudara tuaMarda Kurnia
 
Masa jepang di Indonesia 1942-1945
Masa jepang di Indonesia 1942-1945Masa jepang di Indonesia 1942-1945
Masa jepang di Indonesia 1942-1945Andri Pradinata
 
Amelia fatihah : Perlawanan pattimura
Amelia fatihah : Perlawanan pattimuraAmelia fatihah : Perlawanan pattimura
Amelia fatihah : Perlawanan pattimuraAmeliaFatihah1
 
Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)
Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)
Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)adi
 
musik tradisional betawi
musik tradisional betawimusik tradisional betawi
musik tradisional betawiIntan Sari
 
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAAini29
 
Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)
Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)
Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)rayyanqisya
 
Perang Vietnam Selatan
Perang Vietnam SelatanPerang Vietnam Selatan
Perang Vietnam Selatankirana1004
 
Peran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptx
Peran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptxPeran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptx
Peran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptxFatiyaB04
 

What's hot (20)

Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting SyarifuddinKabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
 
Var16 aumento voluntario_irpf
Var16 aumento voluntario_irpfVar16 aumento voluntario_irpf
Var16 aumento voluntario_irpf
 
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
 
Perang Aceh
Perang AcehPerang Aceh
Perang Aceh
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap PortugisPerlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
 
Soal ulangan harian praktik jurnal umum
Soal ulangan harian praktik jurnal umumSoal ulangan harian praktik jurnal umum
Soal ulangan harian praktik jurnal umum
 
Jepang sebagai saudara tua
Jepang sebagai saudara tuaJepang sebagai saudara tua
Jepang sebagai saudara tua
 
Masa jepang di Indonesia 1942-1945
Masa jepang di Indonesia 1942-1945Masa jepang di Indonesia 1942-1945
Masa jepang di Indonesia 1942-1945
 
Amelia fatihah : Perlawanan pattimura
Amelia fatihah : Perlawanan pattimuraAmelia fatihah : Perlawanan pattimura
Amelia fatihah : Perlawanan pattimura
 
Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)
Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)
Nande gakkou e ikimasuka. (www.putrasenseismansa.blogspot.com)
 
Sejarah voc
Sejarah vocSejarah voc
Sejarah voc
 
musik tradisional betawi
musik tradisional betawimusik tradisional betawi
musik tradisional betawi
 
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
 
Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)
Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)
Teknik renang gaya dada (alinagristator@yahoo.com)
 
Perang Vietnam Selatan
Perang Vietnam SelatanPerang Vietnam Selatan
Perang Vietnam Selatan
 
Gakkou wa nan gatsu kara desuka
Gakkou wa nan gatsu kara desukaGakkou wa nan gatsu kara desuka
Gakkou wa nan gatsu kara desuka
 
Peran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptx
Peran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptxPeran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptx
Peran Bangsa Indonesia dalam Upaya Perdamaian Dunia.pptx
 
Presentasi kaa
Presentasi kaaPresentasi kaa
Presentasi kaa
 

Similar to Sejarah uang kertas indonesia

sejarah uang
sejarah uangsejarah uang
sejarah uangYan Chen
 
Diakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOC
Diakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOCDiakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOC
Diakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOCanargyasigit9
 
Penjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptx
Penjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptxPenjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptx
Penjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptxagungramaadhan02
 
Sejarah Belanda ke indonesia
Sejarah Belanda ke indonesiaSejarah Belanda ke indonesia
Sejarah Belanda ke indonesiaIndryanisrj
 
2.voc,(SEJARAH KELAS X )
2.voc,(SEJARAH KELAS X )2.voc,(SEJARAH KELAS X )
2.voc,(SEJARAH KELAS X )Winda Rizkiana
 
Bab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptx
Bab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptxBab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptx
Bab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptxEdukasiSejarah
 
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...Nadya Shafirah
 
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesiaDampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa IndonesiaPenjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa IndonesiaHana Medina
 
78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt
78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt
78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.pptJimlifaraby
 
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaKolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaScifi
 
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020RiyanAdita
 
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...Muhammad Yossi
 
Jalur pelayaran belanda
Jalur pelayaran belandaJalur pelayaran belanda
Jalur pelayaran belandanurainiai
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023Yusinadia Sekar Sari
 

Similar to Sejarah uang kertas indonesia (20)

sejarah uang
sejarah uangsejarah uang
sejarah uang
 
Diakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOC
Diakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOCDiakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOC
Diakronik dari berdirinya hingga runtuhnya VOC
 
Penjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptx
Penjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptxPenjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptx
Penjajahan Belanda di Indonesia - Idsejarah.net.pptx
 
Sejarah Belanda ke indonesia
Sejarah Belanda ke indonesiaSejarah Belanda ke indonesia
Sejarah Belanda ke indonesia
 
2.voc,(SEJARAH KELAS X )
2.voc,(SEJARAH KELAS X )2.voc,(SEJARAH KELAS X )
2.voc,(SEJARAH KELAS X )
 
Bab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptx
Bab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptxBab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptx
Bab 1 Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia.pptx
 
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
 
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesiaDampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
Dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap masyarakat indonesia
 
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa IndonesiaPenjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
 
History of batavia
History of bataviaHistory of batavia
History of batavia
 
78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt
78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt
78621671-Kedatangan-Belanda-Ke-Indonesia.ppt
 
VOC
VOCVOC
VOC
 
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaKolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
 
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
 
Imperialisme
ImperialismeImperialisme
Imperialisme
 
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemer...
 
Sejarah Sintang
Sejarah SintangSejarah Sintang
Sejarah Sintang
 
Pemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonialPemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonial
 
Jalur pelayaran belanda
Jalur pelayaran belandaJalur pelayaran belanda
Jalur pelayaran belanda
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
 

More from Asep Sahwani

Cara membuat mail merge
Cara membuat mail mergeCara membuat mail merge
Cara membuat mail mergeAsep Sahwani
 
Cara memasang kabel UPT / LAN
Cara memasang kabel UPT / LANCara memasang kabel UPT / LAN
Cara memasang kabel UPT / LANAsep Sahwani
 
LPJ DEPARTEMEN SOSMAGA
LPJ DEPARTEMEN SOSMAGALPJ DEPARTEMEN SOSMAGA
LPJ DEPARTEMEN SOSMAGAAsep Sahwani
 
Materi kuliah asuransi syariah
Materi kuliah   asuransi syariahMateri kuliah   asuransi syariah
Materi kuliah asuransi syariahAsep Sahwani
 
Kumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputer
Kumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputerKumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputer
Kumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputerAsep Sahwani
 
Materi kuliah asuransi syariah
Materi kuliah   asuransi syariahMateri kuliah   asuransi syariah
Materi kuliah asuransi syariahAsep Sahwani
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanAsep Sahwani
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranAsep Sahwani
 
Tingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bankTingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bankAsep Sahwani
 
Bank syarie28099ah
Bank syarie28099ahBank syarie28099ah
Bank syarie28099ahAsep Sahwani
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganAsep Sahwani
 
Akuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publikAkuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publikAsep Sahwani
 
Sekedar sharing buat yg moslem
Sekedar sharing buat yg moslemSekedar sharing buat yg moslem
Sekedar sharing buat yg moslemAsep Sahwani
 

More from Asep Sahwani (20)

Cara membuat mail merge
Cara membuat mail mergeCara membuat mail merge
Cara membuat mail merge
 
Cara memasang kabel UPT / LAN
Cara memasang kabel UPT / LANCara memasang kabel UPT / LAN
Cara memasang kabel UPT / LAN
 
LPJ DEPARTEMEN SOSMAGA
LPJ DEPARTEMEN SOSMAGALPJ DEPARTEMEN SOSMAGA
LPJ DEPARTEMEN SOSMAGA
 
Ideologi islam
Ideologi islamIdeologi islam
Ideologi islam
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Materi kuliah asuransi syariah
Materi kuliah   asuransi syariahMateri kuliah   asuransi syariah
Materi kuliah asuransi syariah
 
Kumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputer
Kumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputerKumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputer
Kumpulan tip-memperbaiki-perangkat-komputer
 
Materi kuliah asuransi syariah
Materi kuliah   asuransi syariahMateri kuliah   asuransi syariah
Materi kuliah asuransi syariah
 
Pemasaran
PemasaranPemasaran
Pemasaran
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaran
 
New kti amuzi
New kti amuziNew kti amuzi
New kti amuzi
 
Ayu
AyuAyu
Ayu
 
Tingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bankTingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bank
 
Bank syarie28099ah
Bank syarie28099ahBank syarie28099ah
Bank syarie28099ah
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
 
Rangkuman ekro
Rangkuman ekroRangkuman ekro
Rangkuman ekro
 
Akuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publikAkuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publik
 
Sekedar sharing buat yg moslem
Sekedar sharing buat yg moslemSekedar sharing buat yg moslem
Sekedar sharing buat yg moslem
 
Price1
Price1Price1
Price1
 

Sejarah uang kertas indonesia

  • 1. SEJARAH UANG KERTAS INDONESIA • JAMAN PEMERINTAHAN BELANDA 1610 – 1811 Masa awal perkembangan uang kertas di Indonesia tak lepas dari pengaruh imperialisme asing (Belanda, Inggris, dan Jepang). Sejak kedatangan bangsa- bangsa asing, terutama para pedagang yang memperkenalkan berbagai jenis mata uang logam asing sebagai alat pembayaran dalam perdagangan dengan penduduk setempat sampai pengedaran mata uang logam khusus berlaku di kepulauan Nusantara 1602-1799, tidak dipergunakan uang kertas. Meskipun kertas telah dikenal di Indonesia pada abad XVII, sumber-sumber tertulis asing terutama dari bangsa Belanda dengan perwakilan dagang dan kekuasaannya Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) 1602–1799 tidak pernah menyebutkan penggunaan uang kertas tetapi uang logam sebagai alat pembayaran utama di kepulauan Nusantara. . Terkecuali, satu-satunya sumber tertulis Belanda yang melaporkan penerbitan uang kertas darurat oleh penguasa VOC di Pulau Banda pada tahun 1659, dikarenakan kesulitan uang kecil dari bahan logam. Beberapa waktu setelah pengeluaran uang kertas karton darurat Kota Leiden 1576 dan saham pertama VOC di dunia 1606. Uang kertas Banda 1659 ini mendahului penerbitan uang kertas modern bangsa-bangsa barat: Swedia 1661, Inggris 1694, Norwegia 1695, Perancis 1701. . Selama masa kekosongan yang panjang (1659-1782) Bank pertama Bataviaasch Bank Courant (1746) dan Bank Van Leening mengeluarkan surat-surat bank dalam berbagai pecahan (1748-1752). Beberapa tahun sebelum pembubarannya, VOC menyadari perlunya alat pembayaran dari kertas untuk transaksi besar yang dikenal sebagai “Surat Hutang Kompeni” (Compagnie Kredietbrieven) pada tahun 1782. Instrumen moneter ini sering dianggap sebagai uang kertas pertama di Indonesia. Pada waktu yang hampir bersamaan penguasa VOC di Ceylon (Srinlanka) juga menerbitkan instrumen sejenis pada tahun 1785 dan seterusnya. Uang “Surat Hutang Kompeni 1782” Ini beredar dalam jumlah hampir tidak terbatas sehingga turun nilainya menjadi 85%. Antara tahun 1782-1799, VOC mengeluarkan beberpa emisi surat Hutang (Kredietbrieven) dengan pecahan berbeda-beda. Pemalsuan atas surat Hutang 1782 ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. . Setelah pengambilalihan kekuasaan VOC di Indonesia oleh Republik Batavia (1799-1806) tidak ada penerbitan Surat Hutang oleh pemerintah pusat di Batavia, hanya uang logam India Batavia (1799-1806) yang berlaku umum. Di lain hal surat hutang VOC di Amboina 1805, yang juga berlaku di Banda dan Ternate sebagai Bagian Pemerintahan Maluku, masih memakai lambang VOC. Ketika Indonesia berada dibawah pengawasan kerjaan Hollandia (1806-1811), uang kertas tidak hanya diterbitkan oleh Pemerintah Pusat di Batavia, tetapi juga oleh Pemerintah Lokal di Ambon, Banda, dan Ternate. Pada masa ini, semua jenis uang logam dan kertas menampilkan lambang (monogram) LN (Lodewijk Napoleon). Yang terkenal diantaranya adalah uang kertas Probolinggo (Probolinggo Paper) 1810, yang berkaitan dengan kebijakan Gubernur Jenderal Mr. HW Daendels (1808-1811) menjual tanah negara dan hak kekuasaannya kepada perorangan. Uang kertas Probolinggo 1810 merupakan hipotik Han Tik Ko, Kapitan Cina (1799-1811) di Pasuruan, yang dapat ditukar dengan perak selama 10
  • 2. tahun. Kenyatannya uang Probolinggo mengalami inflasi sampai 50% dibawah nominal. Usul Daendels tidak efektif bahkan penggantinya Letnan Gubernur Raffles (1811-1816) yang memberlakukan kurs ketat menyebabkan penurunan nilainya s.d. 60%. . JAMAN PEMERINTAHAN INGGRIS 1811-1816 Pemerintah Letnan Gubernur Raffles (1811-1816) menghadapi masalah kesulitan keuangan yang diwariskan oleh Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811). Pembukuan dilakukan dalam Dollar Spanyol pada awalnya tetapi segera digantikan oleh Rupee dan Ropi Jawa (Java Rupee) sebagaimana terlihat diatas uang kertas terbitan Inggeris (termasuk oleh Lombard Bank 1814). Tampaknya masa yang singkat ini, hanya sedikit jumlah uang kertas yang dikeluarkan seperti halnya uang logam pecahan besar. . JAMAN PEMERINTAHAN BELANDA 1816-1942 . Pada masa ini terlihat perubahan mendasar atas bahan kertas dan corak penciptaan “Creatie 1815” sebagai uang kertas kredit pemerintah mirip dengan uang kertas Creatie Suriname 1829. Peredaran uang kertas Creatie 1815 tidak luput dari pemalsuan karena kesederhanaannya. Penerbitan uang kertas mirip cek Javasche Bank 1827 dicetak untuk pertama kalinya oleh percetakan Johan Enschede en Zonen (Belanda). Selanjutnya Javasche Bank menerbitkan uang kertas tembaga (Koperpapier) dan uang tembaga (Kopergeld) 1832, 1842, dengan corak mirip uang kertas Suriname 1826 dan uang Belanda Muntbiljet 1845. Sejak penerbitan uang kertas Koperpapier ini, huruf Jawa tercantum seterusnya s.d. menjelang emisi terakhir Javasche Bank 1946, terkecuali terbitan Departemen Keuangan Muntbiljet, juga untuk pertama kalinya ‘tanda air’ (watermark) digunakan sebagai alat pengaman. . Pada tahun 1846 diterbitkan uang kertas baru ‘Resepis Perak’ (Zilver Recepissen) oleh Javasche Bank. Tidak seperti penerbitan sebelumnya tanda tangan pengesahan untuk beredar bukan oleh pejabat Javasche Bank tetapi oleh Pejabat Kantor Pemeriksaan Keuangan Umum (Algemeene Rekenkamer). Uang Resepis Perak ini beredar dalam jumlah besar sehingga untuk melawan peredaran uang tembaga yang berkelebihan dan buruknya uang kertas Resepis Perak, maka uang logam yang beredar di Hindia Belanda pada masa pemerintahan Raja Willem III (1849-1890) dicetak di percetakan Utrecht, Belanda. Berkali-kali reformasi keuangan telah dilakukan, namun tidak menghasilkan keuangan yang sehat. Tahun 1851 Javasche Bank masih menerbitkan uang kertas berbentuk cek, seperti emisi Kopergeld 1832 dan 1842. Semua uang kertas Javasche Bank terbitan-terbitan awal terbatas luas daerah peredarannya. Tahun 1864 Javasche Bank menerbitkan uang kertas sesungguhnya seperti halnya uang kertas semasa sekarang ini, dimana sarat dengan corak hisasan sebagaimana uang klasik lainnya. Pencantuman teks undang-undang dalam 4 bahasa (Belanda, Arab Melayu, Jawa, Cina) menunjukkan bahasa dan tulisan yang paling dominan dipakai oleh masyarakat di Hindia Belanda waktu itu. Peredaran uang kertas ini tidak begitu disukai di Sumatera Barat. Unsur pengaman mulai ditambahkan pada nomor seri dan kode kontrol. Namun uang kertas ini tidak luput dari pemalsuan. . Mulai tahun 1873 beredar emisi Javasche Bank yang baru dengan ciri-ciri utama corak
  • 3. hiasan bingkai kayu dan lambang kota Batavia. Menjelang akhir penutupan abad XIX, beredar uang kertas perusahaan lokal (scrip) seperti NIEM 1861 (BDN), Brown & Co. 1890, NHM 1888 (Bank Eksim) dan sejumlah besar perkebunan-perkembunan di Sumatera Timur dan Jawa Barat, yang dikenal sebagai uang kupon perkebunan ± 1889 dan seterusnya. Akhir abad XIX, Javasche menerbitkan uang kertas emisi 1897 (seri Coen-Mercurius) bercirikan lambang kota Surabaya, Batavia, dan Semarang serta panorama pesisir laut di antara Dewa Merkurius dan Gubernur Jenderal J.P. Coen (1623, 1627-1629). Semua uang kertas klasik diatas peredarannya masih terpusat di Pulau Jawa. Selanjutnya uang kertas kolonial terbitan abad XX terlebih dengan diundangkannya larangan menggunakan uang asing selain mata uang Hindia Belanda, dapat dikatakan beredar merata di luar Pulau Jawa. . Selanjutnya terjadi pembagian hak penerbitan uang kertas dan logam antara Javasche Bank dan Departeman Keuangan (Departement van Financiën) yang berlaku hingga pemerintahan RI (Orde Lama). Alhasil Departemen Keuangan menerbitkan uang kertas pecahan kecil (dibawah 5 Gulden) pada tahun 1919, 1920, 1940, dan 1943. Penerbitan uang kertas Javasche Bank bercirikan gambar gedung JB dan logo JB tampaknya sebagai persiapan memperingati 100 tahun JB (1828–1928). Terbitan tahun 1925 (seri Coen) tidak luput dari pemalsuan karena kemajuan teknologi percetakan. . Menjelang Perang Dunia II terjadi perubahan kebijakan politik Belanda, dimana lambang kolonial digantikan dengan unsur-unsur corak pribumi. Penerbitan uang kertas Javasche Bank 1934 (seri Wayang) merupakan puncak hasil karya cetak kolonialisme sehingga dianggap uang kertas terbagus diantara semua uang kertas. . JAMAN PEMERINTAHAN JEPANG 1942-1945 . Masa yang singkat ini hanya mengenal uang kertas saja sebagai alat pembayaran. Uang logam pendudukan khusus tidak beredar. Sebelum pendudukan, uang kertas terbitan pertama yang dikenal “Uang Pohon Pisang” (1942) telah dipersiapkan di Jepang dan diedarkan oleh bala tentara Angkatan Laut Jepang (kaigun). Oleh karenanya dikenal istilah “Uang Penyerbuan Jepang” (Japanese Invasion Money=JIM) oleh bangsa Barat. Setelah “Uang Pohon Pisang” dirasakan cukup berperan sebagai uang peralihan, Jepang menerbitkan uang kertas bercorak alam dan budaya Indonesia sebagai bagian propaganda. Uang ini dikenal sebagai uang wayang atau Gatotkaca. Jumlah pencetakannya yang besar menyebabkan inflasi. Menjelang kejatuhan jepang, beredar uang kertas Pemerintah Dai Nippon yang bercorak sama dengan uang Jepang di Malaya. Pecahan terbesar (1000 Roepiah) yang bercorak sama pula dengan uang Malaya tidak sempat beredar karena bersamaan dengan kekalahan Jepang tahun 1945. Pada masa perang dunia (1939-1945) pihak Belanda dan Jepang mengeluarkan uang kertas tahanan perang (kamp) di Jawa dan Sumatera (Allasvallei, Tjimahi, Tjideng, dan lain-lain) yang mirip dengan tanda terima/karcis. . PEMERINTAHAN RI 1945-sekarang . Kembalinya kekuasaan pemerintah Hindia Belanda (NICA) tahun 1945 sempat
  • 4. mendahului penerbitan uang kertas RI (ORI) dengan mengedarkan uang kertas “Uang NICA (uang merah) 1943” yang berkelanjutan dengan perebutan daerah dan tarik menarik peredaran antara Belanda vs Indonesia. Sementara itu, Belanda (NICA) juga memberlakukan uang kertas NICA 1943, Javasche Bank Pra-Perang Dunia II dan Federal 1946 yang dilegalisir dengan cap-cap khusus di Guinea Baru Belanda (Papua dan Papua Barat) sebelum mengeluarkan terbitan khusus Nederland Nieuw Guinea 1950 dan 1954. . Pada masa revolusi (1945-1949), uang RI yang dikenal sebagai “Oeang Repoeblik Indonesia/ORI, URI, Uang Putih” terlambat beredar (1946), mengalami masa paling sulit karena keadaan ekonomi dan politik pada waktu itu. Proses pencetakan, pengiriman, dan pengedarannya sangat genting dan tidak menentu. Pemerintah RI sempat mengeluarkan 3 (tiga) kali uang kertas (ORI/URI) 1945-1948 (satu diantaranya keluaran militer). Uang kertas darurat RI (ORI) ini hanya sempat beredar di Jawa-Madura dan Lampung dikarenakan transportasi yang sulit. ORI lainnya sempat dicetak di Amerika Serikat (Security Banknote Company) tapi sistuasi tidak memungkinkan untuk pengangkutan. Selain perang saraf dengan Belanda, peredaran ORI menghadapi masalah inflasi ditambah pemalsuan yang tidak sedikit. . Pada akhirnya menjelang pengakuan kedaulatan RI (1949) dipersiapkan reformasi keuangan berupa “Uang Republik Indonesia Baru” (URIBA) 1949 namun tampaknya tidak berjalan lancar. Penerbitan uang darurat daerah merupakan satu-satunya jalan keluar sebagai pengganti uang pusat (ORI/URI). Faktor keuangan, politik, dan lainnya menyebabkan berbagai daerah-daerah di Jawa dan Sumatera (sebagian besar di sumatera Utara) mengeluarkan uang kertas sendiri. Dari tingkat daerah gerilya s.d. propinsi dan memakai nama yang berbeda-beda (bon, surat, penerimaan, cheque, dan lain-lain) namun berfungsi sama sebagai alat pembayaran. . Antara tahun 1948-1960-an, Kelompok Tandingan/Separatis (FDR Grobogan, NII Tjirebon, RMS, PRRI, PRRI/Permesta, RII Bagian Timur, dan lain-lain) mengeluarkan uang kertas lokal yang dicap/ditandatangani di atas uang terbitan jaman Belanda, Jepang, dan Republik Indonesia maupun cetakan sendiri (lokal dan luar negeri). . Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) 1950 yang berumur kurang dari satu tahun hanya mengeluarkan uang kertas pecahan kecil (Rp5 dan Rp10) meskipun pecahan lain telah dicetak sebagai percobaan. . Selanjutnya Departemen Keuangan RI masih berpedoman pada Undang-undang Jaman Belanda, mengeluarkan pecahan kecil pada tahun 1951, 1953, 1954, 1956, 1960, 1961 dan 1964 berbeda dengan terbitan masa revolusi fisik (1945-1948) meliputi semua pecahan besar dan kecil. . Beraneka ragam uang terbitan Bank Indonesia: Tahun Tema 1952 Pahlawan dan Kebudayaan 1957 Hewan
  • 5. 1958 Pekerjaan Tangan I 1959 Flora dan Fauna 1960 Soekarno 1961 Borneo (kenyataan tidak beredar di Borneo Utara, Sabah, dan Serawak) 1964 Dwikora 1964 Pekerjaan Tangan II 1968 Soedirman (memakai benang pengaman pertama kali) 1975 Diponegoro, Borobudur 1977 Flora-Fauna 1979 Gamelan 1980 Pahlawan dan Kebudayaan 1982 Flora 1984 Fauna (dikenal sebagai uang merah di Irian Barat) 1985-1987 Pahlawan 1986 Pahlawan 1987 Fauna 1992 Spesifik Daerah 1993 Tokoh 1995 Fauna dan Tokoh 1998-2009 Pahlawan Nasional . Pada waktu yang hampir bersamaan, dikeluarkan uang kertas dan logam terbitan khusus berlaku di Irian Barat dan Kepulauan Riau karena keadaan politik dan ekonomi yang amat berbeda dengan daerah-daerah lainnya. . (AAS/NI/901062) . KEPUSTAKAAN Bree, L de: Gedenboek van de Javasche Bank, 1828-1928, vol.I-II, Weltevreden 1928 Chijs.Mr. JA van der: Catalogus der Numismatischen Verzameling van het Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Batavia 1896 Directie NHM: Gedenkboek der Nederlandsche Handel Maatschappij 1824-1924, Amsterdam 1924 Handjaja, S. dkk: Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-1996, Jakarta 1996 Pick, Albert: Standard Catalogue of World Paper Money Vol. I-III. General & Specialized Issues, Iola, 2006. Scholten, C: The Coins of the Dutch Overseas Territories, Amsterdam. 1952 Dll . Pengamat Numismatik dan Sejarah Daerah Alim Artadjaja Sumana Diposkan oleh dr. Arifin di 02:10