SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Nama : Rizky darmawan
nim : 19103004
prodi : sosiologi
pulau pulau terluar di indoneisa
Negara dan kedaulatan
NEGARA
Negara merupakan subjek hukum yang paling
penting (par excellence) dan paling kuat serta
memiliki semua kemampuan (all of the capacities)
untuk mempertahankan hak dan kewajiban
menurut hukum internasional, 21Menurut
Friedmann, negara bukan hanya sebuah organisasi
atau pusat dari kekuasaan, tetapi perwujudan
tertinggi aspirasi individu dan masyarakat.22Ada
empat fungsi negara, yakni: negara sebagai
penyedia, negara sebagai pengatur, negara sebagai
pengusaha, dan negara sebagai wasit. Dalam
kapasitas negara sebagai penyedia artinya negara
membuat dirinya bertanggung jawab atas kewajiban
pelayanan sosial seperti menjamin standar hidup
minimum untuk semua orang. Negara sebagai
regulator berfungsi menggunakan aneka cara
pengendalian untuk mengatur pengembangan
ekonomi. Fungsi negara sebagai pengusaha
(entrepeneur) yakni menjalankan sektor-sektor
ekonomi tertentu melalui badan-badan pemerintah
semi-otonom maupun badan hukum yang dimiliki
oleh negara.
KEDAULATAN (SOVEREIGNTY)
Walaupun letak pulau-pulau terluar berada di kawasan
perbatasan wilayah negara, pulau-pulau terluar masih
merupakan bagian dan kedaulatan wilayah negara. Artinya,
negara memiliki kedaulatan ataskawasan wilayah itu.Kata
"kedaulatan atau sovereignty (Bahasa Inggris), sovereinete
(Bahasa Perancis), sovranus (Bahasa Italia), berasal dari
kata Latin "superanus yang berarti "yang teratas atau yang
tertinggi. Menurut asal katanya, kedaulatan memang
berarti kekuasaan tertinggi. Negara berdaulat berarti
bahwa negara itu tidak mengakui suatu kekuasaan yang
lebih tinggi dari pada kekuasaannya sendiri. Dengan
perkataan lain, negara memiliki monopoli kekuasaan;
suatu sifat khas organisasi masyarakat dan kenegaraan
dewasa ini yang tidak lagi membenarkan orang
perseorangan mengambil tindakan sendiri apabila ia
dirugikan Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini
mempunyai batas batasnya??Mochtar Kusumaatmadja,
menyatakan pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan
tertinggi mengandung dua pembatasan penting dalam
dirinya, yaitu: (1) kekuasaan itu terbatas pada batas
wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu dan (2)
kekuasaan itu berakhir di mana kekuasaan suatu negara
lain mulai."*
2
Pulau pulau terluar status hukum
REZIM KEPULAUAN (REGIME OF ISLANDS)
Beberapa preseden di mana pulau merupakan obyek penting telah berkembang sejak abad ke-19. Pada waktu itu kasus-kasus yang
ada mengangkat isu tentang pulau-pulau yang pada prinsipnya menyatakan bahwa pulau-pulau dengan fitur-fitur lainnya dapat
dijadikan titik penarikan garis dasar perairan teritorial.Konferensi kodifikasi Den Haag 1930 untuk pertama kalinya
mendefinisikan pulau secara hukum yang diangkat dari preseden, bahwa secara hukum pulau merupakan salah satu kondisi untuk
mengukur wilayah perairan. Pulau-pulau tersebut tidak selalu terendam oleh laut, pulau-pulau juga dapat terbentuk secara alami.
Zona laut harus diukur dari pulau-pulau tersebut. Definisi ini termasuk pasang surut sebagai kenaikan permanen dasar laut.
Ketinggian dasar laut, yang hanya terkena pada air pasang surut, tidak dianggap sebuah pulau. 115Oleh karena begitu panjangnya
sejarah perkembangan definisi sebuah pulau, maka apa yang menjadi konsensus dalam konvensi laut teritorial dan zona
tambahan 1958 sebenarnya telah cukup menjelaskan batasan dari pulau itu. Pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa "pulau"
merupakan kawasan daratan yang terbentuk secara alamiah yang di sekitarnya dikelilingi air saat pasang.116Rezim kepulauan
merupakan kerangka normatif yang dapat digunakan untuk penentuan kedaulatan teritorial dan yurisdiksinya atas pulau pulau.
Menurut Jayewardene, kerangka penerapan norma kepulauan dalam hukum internasional berhubungan dengan perolehan
kedaulatan, wilayah teritorial dan sifat yurisdiksinya atau ketentuan dalam hubungan dengan batas-batasnya, yang umumnya
menyangkut luas kawasan disebut rezim kepulauanrt with the first set of slides
PENETAPAN REZIM KEPULAUAN DALAM UNCLOS 1982
Dalam konteks konferensi hukum laut PBB-III rezim kepulauan ini diartikan secara khusus oleh UNCLOS 1982 yakni sebagai suatu
wilayah. bentuk alamiah yang dikelilingi air saat air pasang (above water at high tide). Elemen-elemen langsung yakni berkenaan
dengan penentuan Laut Teritorial, Zona Tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen yang selamanya berhubungan
dengan pulau-pulau. Implikasi Pulau buatan sekaligus larangan-larangannya. Pulau yang terletak di wilayah perbatasan biasanya
menjadi pokok sengketa. Masalah timbul saat sebuah pulau atau gugusan pulau dari satu negara terletak pada lokasi
persimpangan (cut off). Selain itu, terdapat kehendak negara negara lain yang memperluas yurisdiksi. 118Konferensi III UNCLOS
1982, rezim kepulauan telah diberikan tempat tersendiri. Definisi rezim kepulauan dibatasi pada pulau-pulau yang terbentuk
secara alamiah dari tanah yang lebih tinggi dikelilingi air pasang surut.
3
Daftar pustaka
[17.13, 31/1/2022] Rizky: Adolf, H. 1991. Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta:Rajawali Pers.Anonim. 2008.
Evaluasi Kebijakan Dalam Rangka Implementasi Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) di Indonesia, Dewan
Kelautan Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan.Grand Design Pengelolaan Batas Wilayah Negara danKawasan
Perbatasan di Indonesia Tahun 2011-2025. Badan NasionalPengelola Perbatasan (National Authority for Border
Management)Republik Indonesia.2011 Kajian Pengembangan Investasi Wilayah Perbatasan.Badan Koordinasi Penanaman
Modal.2011. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia. Partership Pollicy Paper No. 2/2011. The Partnership for
Governance Reform. Jakarta Selatan.1928. Permanent Court of Arbitration The Island of Palmas Case (or Miangas), United States
of America v. The Netherlands, Award of The Tribunal, Huber Arbitrator M., The Hague.Putusan Mahkamah Hukum Internasional
atas Pulau SipadanLigitan 17 Desember 2002, Dec. ICJ No.102-2002 International Court ofJustice, Year 2002 17 December General
List No. 102, Case ConcerningSovereignty over Pulau Ligitan and Pulau Sipadan (Indonesia/Malaysia).2011. Rekomendasi
Kebijakan Pengelolaan Perbatasan diIndonesia. Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Partnership). Ardhiwisastra, Y. B.
2003. Hukum Internasional Bunga Rampai. Edisi Pertama.Cetakan ke-1. Bandung: Penerbit PT. Alumni.Asshiddiqie, J. 2007.
Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.Attard, D. j.
1987. The Exclusive Economic Zone in International Law. Oxford:Clarendon Press.
4
Big thanks !
5

More Related Content

What's hot

Unclos terjemahan
Unclos terjemahanUnclos terjemahan
Unclos terjemahanSei Enim
 
TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)
TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)
TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)Eva Rosita
 
Laut territorial_hukum internasional
Laut territorial_hukum internasionalLaut territorial_hukum internasional
Laut territorial_hukum internasionalMohammad Taufan
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Bambang Rimalio
 
Bab ii 4.latar belakang pemikiran wawasan nusantara
Bab ii  4.latar belakang pemikiran wawasan nusantaraBab ii  4.latar belakang pemikiran wawasan nusantara
Bab ii 4.latar belakang pemikiran wawasan nusantaranatal kristiono
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaShanti Paramita J
 
pengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesiapengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesiaBagas Aldi
 
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaahmad akhyar
 
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)Luhur Moekti Prayogo
 
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...Pebriyanti Dwi Marizky
 
Batas Negara Indonesia
Batas Negara IndonesiaBatas Negara Indonesia
Batas Negara IndonesiaHaikal Tales
 
pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)fathiyyaazz
 
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1eli priyatna laidan
 

What's hot (20)

Unclos terjemahan
Unclos terjemahanUnclos terjemahan
Unclos terjemahan
 
Hukum laut Indonesia
Hukum laut IndonesiaHukum laut Indonesia
Hukum laut Indonesia
 
TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)
TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)
TZMKO, Wasantara (Wawasan Nusantara)
 
Laut territorial_hukum internasional
Laut territorial_hukum internasionalLaut territorial_hukum internasional
Laut territorial_hukum internasional
 
Wilayah Indonesia
Wilayah IndonesiaWilayah Indonesia
Wilayah Indonesia
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1
 
Bab ii 4.latar belakang pemikiran wawasan nusantara
Bab ii  4.latar belakang pemikiran wawasan nusantaraBab ii  4.latar belakang pemikiran wawasan nusantara
Bab ii 4.latar belakang pemikiran wawasan nusantara
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
 
pengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesiapengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesia
 
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Wartono)
 
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
 
Bela negara (1)
Bela negara (1)Bela negara (1)
Bela negara (1)
 
Batas Negara Indonesia
Batas Negara IndonesiaBatas Negara Indonesia
Batas Negara Indonesia
 
pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)
 
PKN Indonesia
PKN IndonesiaPKN Indonesia
PKN Indonesia
 
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
 
WILAYAH
WILAYAH WILAYAH
WILAYAH
 
Uu 18 1952
Uu 18 1952Uu 18 1952
Uu 18 1952
 

Similar to Rizky darmawan tugas.2 perbatasan

Tugas pembangunan kawasan perbatasan
Tugas pembangunan kawasan perbatasanTugas pembangunan kawasan perbatasan
Tugas pembangunan kawasan perbatasanTiaraAprianita2
 
wilayah nkri
wilayah nkriwilayah nkri
wilayah nkriabd_
 
195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf
195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf
195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdfBimaKumara1
 
Wilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptx
Wilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptxWilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptx
Wilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptxLauraComputer
 
Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982
Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982
Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982Lutfi Nast
 
Wawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensia
Wawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensiaWawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensia
Wawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensiamohandika1
 
Pentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeri
Pentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeriPentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeri
Pentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeriIrsyaad Fadhlurrahman
 
Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)Hansel Kalama
 
Tidak semua negara memiliki wilayah laut
Tidak semua negara memiliki wilayah lautTidak semua negara memiliki wilayah laut
Tidak semua negara memiliki wilayah lautYasirecin Yasir
 
Traktat
TraktatTraktat
TraktatAr Ti
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 

Similar to Rizky darmawan tugas.2 perbatasan (20)

Tugas pembangunan kawasan perbatasan
Tugas pembangunan kawasan perbatasanTugas pembangunan kawasan perbatasan
Tugas pembangunan kawasan perbatasan
 
wilayah nkri
wilayah nkriwilayah nkri
wilayah nkri
 
195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf
195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf
195-File Utama Naskah-826-1-10-20220113.pdf
 
Wilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptx
Wilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptxWilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptx
Wilayah_negara_kesatuan_republik_indones.pptx
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982
Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982
Kebijakan Maritim Indonesia Setelah UNCLOS 1982
 
Askep archipelago
Askep archipelagoAskep archipelago
Askep archipelago
 
Askep archipelago AKPER PEMKAB MUNA
Askep archipelago  AKPER PEMKAB MUNA Askep archipelago  AKPER PEMKAB MUNA
Askep archipelago AKPER PEMKAB MUNA
 
Wawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensia
Wawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensiaWawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensia
Wawasan Nusantara yang menggabarkan kultur dalam bermasyarakat d indoensia
 
Pentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeri
Pentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeriPentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeri
Pentingya wilayah sebagai faktor internal politik luar negeri
 
Tugas final hukum laut indonesia
Tugas final hukum laut indonesiaTugas final hukum laut indonesia
Tugas final hukum laut indonesia
 
PPKN Kls X Bab 2 Bagian 1
PPKN Kls X Bab 2 Bagian 1PPKN Kls X Bab 2 Bagian 1
PPKN Kls X Bab 2 Bagian 1
 
Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)
 
Tidak semua negara memiliki wilayah laut
Tidak semua negara memiliki wilayah lautTidak semua negara memiliki wilayah laut
Tidak semua negara memiliki wilayah laut
 
HUKUM LAUT.pptx
HUKUM LAUT.pptxHUKUM LAUT.pptx
HUKUM LAUT.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Traktat
TraktatTraktat
Traktat
 
Sejarah Unclos III
Sejarah Unclos IIISejarah Unclos III
Sejarah Unclos III
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Deklarasi Juanda sabrina.pptx
Deklarasi Juanda sabrina.pptxDeklarasi Juanda sabrina.pptx
Deklarasi Juanda sabrina.pptx
 

Rizky darmawan tugas.2 perbatasan

  • 1. Nama : Rizky darmawan nim : 19103004 prodi : sosiologi pulau pulau terluar di indoneisa
  • 2. Negara dan kedaulatan NEGARA Negara merupakan subjek hukum yang paling penting (par excellence) dan paling kuat serta memiliki semua kemampuan (all of the capacities) untuk mempertahankan hak dan kewajiban menurut hukum internasional, 21Menurut Friedmann, negara bukan hanya sebuah organisasi atau pusat dari kekuasaan, tetapi perwujudan tertinggi aspirasi individu dan masyarakat.22Ada empat fungsi negara, yakni: negara sebagai penyedia, negara sebagai pengatur, negara sebagai pengusaha, dan negara sebagai wasit. Dalam kapasitas negara sebagai penyedia artinya negara membuat dirinya bertanggung jawab atas kewajiban pelayanan sosial seperti menjamin standar hidup minimum untuk semua orang. Negara sebagai regulator berfungsi menggunakan aneka cara pengendalian untuk mengatur pengembangan ekonomi. Fungsi negara sebagai pengusaha (entrepeneur) yakni menjalankan sektor-sektor ekonomi tertentu melalui badan-badan pemerintah semi-otonom maupun badan hukum yang dimiliki oleh negara. KEDAULATAN (SOVEREIGNTY) Walaupun letak pulau-pulau terluar berada di kawasan perbatasan wilayah negara, pulau-pulau terluar masih merupakan bagian dan kedaulatan wilayah negara. Artinya, negara memiliki kedaulatan ataskawasan wilayah itu.Kata "kedaulatan atau sovereignty (Bahasa Inggris), sovereinete (Bahasa Perancis), sovranus (Bahasa Italia), berasal dari kata Latin "superanus yang berarti "yang teratas atau yang tertinggi. Menurut asal katanya, kedaulatan memang berarti kekuasaan tertinggi. Negara berdaulat berarti bahwa negara itu tidak mengakui suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari pada kekuasaannya sendiri. Dengan perkataan lain, negara memiliki monopoli kekuasaan; suatu sifat khas organisasi masyarakat dan kenegaraan dewasa ini yang tidak lagi membenarkan orang perseorangan mengambil tindakan sendiri apabila ia dirugikan Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini mempunyai batas batasnya??Mochtar Kusumaatmadja, menyatakan pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi mengandung dua pembatasan penting dalam dirinya, yaitu: (1) kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu dan (2) kekuasaan itu berakhir di mana kekuasaan suatu negara lain mulai."* 2
  • 3. Pulau pulau terluar status hukum REZIM KEPULAUAN (REGIME OF ISLANDS) Beberapa preseden di mana pulau merupakan obyek penting telah berkembang sejak abad ke-19. Pada waktu itu kasus-kasus yang ada mengangkat isu tentang pulau-pulau yang pada prinsipnya menyatakan bahwa pulau-pulau dengan fitur-fitur lainnya dapat dijadikan titik penarikan garis dasar perairan teritorial.Konferensi kodifikasi Den Haag 1930 untuk pertama kalinya mendefinisikan pulau secara hukum yang diangkat dari preseden, bahwa secara hukum pulau merupakan salah satu kondisi untuk mengukur wilayah perairan. Pulau-pulau tersebut tidak selalu terendam oleh laut, pulau-pulau juga dapat terbentuk secara alami. Zona laut harus diukur dari pulau-pulau tersebut. Definisi ini termasuk pasang surut sebagai kenaikan permanen dasar laut. Ketinggian dasar laut, yang hanya terkena pada air pasang surut, tidak dianggap sebuah pulau. 115Oleh karena begitu panjangnya sejarah perkembangan definisi sebuah pulau, maka apa yang menjadi konsensus dalam konvensi laut teritorial dan zona tambahan 1958 sebenarnya telah cukup menjelaskan batasan dari pulau itu. Pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa "pulau" merupakan kawasan daratan yang terbentuk secara alamiah yang di sekitarnya dikelilingi air saat pasang.116Rezim kepulauan merupakan kerangka normatif yang dapat digunakan untuk penentuan kedaulatan teritorial dan yurisdiksinya atas pulau pulau. Menurut Jayewardene, kerangka penerapan norma kepulauan dalam hukum internasional berhubungan dengan perolehan kedaulatan, wilayah teritorial dan sifat yurisdiksinya atau ketentuan dalam hubungan dengan batas-batasnya, yang umumnya menyangkut luas kawasan disebut rezim kepulauanrt with the first set of slides PENETAPAN REZIM KEPULAUAN DALAM UNCLOS 1982 Dalam konteks konferensi hukum laut PBB-III rezim kepulauan ini diartikan secara khusus oleh UNCLOS 1982 yakni sebagai suatu wilayah. bentuk alamiah yang dikelilingi air saat air pasang (above water at high tide). Elemen-elemen langsung yakni berkenaan dengan penentuan Laut Teritorial, Zona Tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen yang selamanya berhubungan dengan pulau-pulau. Implikasi Pulau buatan sekaligus larangan-larangannya. Pulau yang terletak di wilayah perbatasan biasanya menjadi pokok sengketa. Masalah timbul saat sebuah pulau atau gugusan pulau dari satu negara terletak pada lokasi persimpangan (cut off). Selain itu, terdapat kehendak negara negara lain yang memperluas yurisdiksi. 118Konferensi III UNCLOS 1982, rezim kepulauan telah diberikan tempat tersendiri. Definisi rezim kepulauan dibatasi pada pulau-pulau yang terbentuk secara alamiah dari tanah yang lebih tinggi dikelilingi air pasang surut. 3
  • 4. Daftar pustaka [17.13, 31/1/2022] Rizky: Adolf, H. 1991. Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta:Rajawali Pers.Anonim. 2008. Evaluasi Kebijakan Dalam Rangka Implementasi Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) di Indonesia, Dewan Kelautan Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan.Grand Design Pengelolaan Batas Wilayah Negara danKawasan Perbatasan di Indonesia Tahun 2011-2025. Badan NasionalPengelola Perbatasan (National Authority for Border Management)Republik Indonesia.2011 Kajian Pengembangan Investasi Wilayah Perbatasan.Badan Koordinasi Penanaman Modal.2011. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia. Partership Pollicy Paper No. 2/2011. The Partnership for Governance Reform. Jakarta Selatan.1928. Permanent Court of Arbitration The Island of Palmas Case (or Miangas), United States of America v. The Netherlands, Award of The Tribunal, Huber Arbitrator M., The Hague.Putusan Mahkamah Hukum Internasional atas Pulau SipadanLigitan 17 Desember 2002, Dec. ICJ No.102-2002 International Court ofJustice, Year 2002 17 December General List No. 102, Case ConcerningSovereignty over Pulau Ligitan and Pulau Sipadan (Indonesia/Malaysia).2011. Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Perbatasan diIndonesia. Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Partnership). Ardhiwisastra, Y. B. 2003. Hukum Internasional Bunga Rampai. Edisi Pertama.Cetakan ke-1. Bandung: Penerbit PT. Alumni.Asshiddiqie, J. 2007. Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.Attard, D. j. 1987. The Exclusive Economic Zone in International Law. Oxford:Clarendon Press. 4