Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa SD melalui model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) dengan teknik role play. Guru memilih model PjBL karena dianggap dapat menumbuhkan kreativitas dan aktifitas siswa. Hasilnya, siswa menjadi lebih percaya diri berbicara dan kerja sama tim meningkat. Penggunaan role play juga meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Septi Dewi
SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan. Untuk memperjelas pemahaman Anda, perhatikan contoh-contoh berikut ini
METODE PEMBELAJARAN
Beberapa guru mengajarkan bukan bidang yang dikuasainya. Misalnya guru Agama mengajarkan Bahasa Inggris
Masih banyak guru yang mengajar hanya menggunakan model yang itu-itu saja, karena kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak
Guru mengajar lebih senang dengan caranya sendiri dan kurang memperhatikan yang disenangi anak
Ketidakmerataan Guru
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
PAKEM
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif
Tujuan pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Septi Dewi
SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan. Untuk memperjelas pemahaman Anda, perhatikan contoh-contoh berikut ini
METODE PEMBELAJARAN
Beberapa guru mengajarkan bukan bidang yang dikuasainya. Misalnya guru Agama mengajarkan Bahasa Inggris
Masih banyak guru yang mengajar hanya menggunakan model yang itu-itu saja, karena kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak
Guru mengajar lebih senang dengan caranya sendiri dan kurang memperhatikan yang disenangi anak
Ketidakmerataan Guru
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
PAKEM
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif
Tujuan pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Model Pembelajaran Project
Based Learning Berbantuan Teknik Role Play Pada Siswa Kelas IV SD
GRACIA Tahun Ajaran 2023/ 2024 (Best Practice)
Oleh
DIAH AYU PRAMESWARI S.Pd.
A. PENDAHULUAN
Dalam menguasai kemampuan Bahasa inggris penting kiranya menguasai 4 aspek
ketrampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis,. Aspek ketrampilan berbicara
merupakan aspek penting yang harus dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang membutuhkan suatu pemahaman
dan kompetensi kebahasaan (Budiman dan Ulfah 2019 : 84). Ketika siswa mampu menguasai
kemampuan berbicara maka dengan sendirinya siswa tersebut telah mampu menggunakan Bahasa
tersebut sebagai alat komunikasi secara lisan. Akan tetapi, hasil pengamatan guru menunjukkan
bahwa kemampuan berbicara siswa kelas 4 SD Gracia masih rendah. Berdasarkan hasil evaluasi
pembelajaran ditemukan masalah yaitu siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dan belum
termotivasi dalam pelajaran Bahasa Inggris.
Dari latar belakang tersebut perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan menerapkan model
pembelajaran berbantuan teknik yang inovatif. Oleh karena itu penulis merasa penting untuk
membagikan praktik ini sebagai guru yang harus bertanggung jawab atas hasil belajar anak .
Tantangan yang dihadapi guru dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah penggunaan model
pembelajaran yang dirasa baru sehingga mengalami kesulitan dalam menerapkannya dan teknik
pembelajaran yang inovatif bagi siswa. Guru juga tertantang menambah sumber belajar yang
relevan dengan materi yang dibawakan. Sedangkan beberapa siswa masih kesulitan memahami
instruksi di LKPD. Berdasarkan tantangan yang ada, guru dituntut untuk melalui dan
menyelesaikan masalah yang ada dengan menggunakan teknik dan model pembelajaran yang
inovatif dan menyesuaikan dengan karakter siswa maupun materi yang dibawakan. Dalam
melakukan inovasi tersebut guru melibatkan siswa selaku obyek praktek, kepala sekolah selaku
pemberi izin tempat, guru senior selaku narasumber penentuan solusi, dosen pembimbing dan guru
pamong selaku pembimbing dalam praktik pembelajaran dan rekan mahasiswa PPG selaku
observer praktik pembelajaran.
B. PEMBAHASAN
langkah- langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan adalah guru memilih model
pembelajaran “Project based learning“ karena dirasa model pembelajaran ini akan menumbuhkan
kreativitas dan keaktifan siswa. Menurut Santika (2021) Salah satu desain pembelajaran yang
mengonstruk kompetensi peserta didik untuk mampu: berkomunikasi, berpikir kritis, berteknologi,
2. memecahkan masalah, dan berkolaborasi ialah Project Based Learning. Berikutnya adalah
memilih teknik pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Menurut
Hamalik (dalam Nurzannah, 2016) bahwa model pembelajaran Role Playing adalah model
pembelajaran dengan cara memberikan peran-peran tertentu kepada peserta didik dan
mendramatisasikan peran tersebut. Dalam melakukan inovasi diatas maka guru perlu menyiapkan
sumber daya yang dibutuhkan. Hal yang bisa dilakukan guru adalah memahami sintak- sintak
model PjBL dan memilih teknik inovatif “role play” yang sesuai dengan materi yang dibawakan.
C. KESIMPULAN
Inovasi yang dilakukan memiliki dampak yang positif terhadap guru maupun murid.
Dengan penerapan model PJBL membuat guru semakin memahami cara membuat siswa aktif
dalam pembelajaran dan juga pengembangan teknik yang inovatif. Sedangkan siswa dapat
mengembangkan kreativitasannya sekaligus menumbuhkan motivasinya dalam pembelajaran
melalui teknik roleplay. Hasil penerapan inovasi yang dilakukan dirasa guru sangat efektif
meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa kelas IV dibuktikan dengan Siswa lebih
percaya diri untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan memberikan tanggapan
kepada kelompok lain maupun guru. Siswa juga mengalami kenaikan dalam kegiatan bekerjasama,
terlihat siswa mulai bisa menerima kekurangan teman dan membantu teman yang kesulitan dalam
kelompok.Penggunaan teknik roleplay menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam
kemampuan berbicara.Siswa terlihat percaya diri dan jarang membuat kesalahan.Siswa merespon
positif terhadap pelaksanaan inovasi tersebut yaitu memberikan refleksi bahwa pembelajaran
sangat menyenangkan.
3. DAFTAR PUSTAKA
Nunung Nurzanah. 2016. “penggunaan model pembelajaran role playing untuk meningkatkan kerjasama dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips materi keberagaman suku bangsa dan budaya di
indonesia”. http://repository.unpas.ac.id/8507/
Santika dkk .2021 .Video Pembelajaran untuk Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris Tingkat
Sekolah Dasar. International Journal Community Service Learning Volume 5 Nomor 42021. pp 342-
352. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJCSL/article/view/40865
Siti Maria Ulfah dan M. Arief Budiman.2019. Kefektifan Model Pembelajaran Role Playing
Terhadap Kemampuan Berbicara. Journal for Lesson and Learning Studies Vol. 2 No.1, April
2019P-ISSN : 2615-6148, E-ISSN : 2615-7330.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JLLS/article/view/17324/10404
5. LAMPIRAN
HASIL PENILAIAN SISWA
REKAP NILAI PENILAIAN SIKAP KELAS 4 SD GRACIA
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
TEMA : Activities at Home
NO NAMA KRITERIA SKOR KETERANGAN
1 WIELSON Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
3 terlihat
Mandiri 2 cukup terlihat
Gotong Royong 2 cukup terlihat
Berpikir Kritis 3 terlihat
Kreatif 3 terlihat
2 FALIA Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 4 sangat terlihat
Gotong Royong 4 sangat terlihat
Berpikir Kritis 4 sangat terlihat
Kreatif 4 sangat terlihat
3 GRACE Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 4 sangat terlihat
Gotong Royong 3 terlihat
Berpikir Kritis 3 terlihat
Kreatif 3 terlihat
4 DAVIDE Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 4 sangat terlihat
Gotong Royong 4 sangat terlihat
Berpikir Kritis 4 sangat terlihat
Kreatif 4 sangat terlihat
5 KENZIE Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
3 terlihat
Mandiri 2 cukup terlihat
Gotong Royong 2 cukup terlihat
Berpikir Kritis 2 cukup terlihat
Kreatif 2 cukup terlihat
6 NEVAN Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 3 terlihat
Gotong Royong 4
6. Berpikir Kritis 3 terlihat
Kreatif 3 terlihat
7 JOSHUA Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 4 sangat terlihat
Gotong Royong 4 sangat terlihat
Berpikir Kritis 4 sangat terlihat
Kreatif 4 sangat terlihat
8 LAWRENCE Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 3 terlihat
Gotong Royong 3 terlihat
Berpikir Kritis 3 terlihat
Kreatif 3 terlihat
9 REIHAN Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
3 terlihat
Mandiri 4 sangat terlihat
Gotong Royong 3 terlihat
Berpikir Kritis 3 terlihat
Kreatif 3 terlihat
10 ALICIA Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia
4 sangat terlihat
Mandiri 4 sangat terlihat
Gotong Royong 4 sangat terlihat
Berpikir Kritis 4 sangat terlihat
Kreatif 4 sangat terlihat
Surabaya, 19 Oktober 2023
Mengetahui,
Guru Bahasa Inggris
Diah Ayu Prameswari, S.Pd.
7. REKAP NILAI ASESSMEN FORMATIF
ACTIVITY 1
Tujuan Pembelajaran: menyebutkan macam – macam aktivitas yang dilakukan di rumah dengan
benar.
NO NAMA SKOR KETERANGAN
1 WIELSON 87 Tercapai
2 FALIA 91 Tercapai
3 GRACE 88 Tercapai
4 DAVIDE 97 Tercapai
5 KENZIE 82 Tercapai
6 NEVAN 85 Tercapai
7 JOSHUA 94 Tercapai
8 LAWRENCE 85 Tercapai
9 REIHAN 91 Tercapai
10 ALICIA 100 Tercapai
Surabaya, 19 Oktober 2023
Mengetahui,
Guru Bahasa Inggris
Diah Ayu Prameswari, S.Pd.
8. REKAP NILAI ASESSMEN FORMATIF
ACTIVITY 2
Tujuan Pembelajaran: mengklasifikasikan macam – macam aktivitas yang dilakukan dan
ruangannya sesuai tabel dengan benar
NO NAMA SKOR KETERANGAN
1 WIELSON 80 Tercapai
2 FALIA 100 Tercapai
3 GRACE 90 Tercapai
4 DAVIDE 100 Tercapai
5 KENZIE 90 Tercapai
6 NEVAN 90 Tercapai
7 JOSHUA 100 Tercapai
8 LAWRENCE 100 Tercapai
9 REIHAN 90 Tercapai
10 ALICIA 100 Tercapai
Surabaya, 19 Oktober 2023
Mengetahui,
Guru Bahasa Inggris
Diah Ayu Prameswari, S.Pd.
9. REKAP NILAI ASESSMEN FORMATIF
ACTIVITY 4
Tujuan Pembelajaran: Melalui gambar yang diberikan siswa mampu berbicara menggunakan
kalimat simple progressive
NO NAMA SKOR KETERANGAN
1 WIELSON 82 Tercapai
2 FALIA 82 Tercapai
3 GRACE 100 Tercapai
4 DAVIDE 100 Tercapai
5 KENZIE 100 Tercapai
6 NEVAN 100 Tercapai
7 JOSHUA 100 Tercapai
8 LAWRENCE 100 Tercapai
9 REIHAN 100 Tercapai
10 ALICIA 100 Tercapai
Surabaya, 19 Oktober 2023
Mengetahui,
Guru Bahasa Inggris
Diah Ayu Prameswari, S.Pd.
10. REKAP PENILAIAN SUMATIF
SD GRACIA
RUBRIK PENILAIAN ROLE PLAY
PEMBELAJARAN SIMPLE PROGRSSIVE TENSE
TEMA ACTIVITIES AT HOME
Tujuan pembelajaran : Melalui metode role play singkat Siswa mampu mempresentasikan
percakapan singkat secara lisan tentang aktivitas didalam rumah menggunakan verb ing.
1 = (75- 80)
2= (81- 88).
3 = (89 - 96 )
NO NAMA DESCRIPTION SKOR
1 WIELSON Content 88
Pronunciation 85
Presentation 90
RATA- RATA SKOR 88
2 FALIA Content 92
Pronunciation 90
Presentation 95
RATA- RATA SKOR 92
3 GRACE Content 96
Pronunciation 88
Presentation 93
RATA- RATA SKOR 92
4 DAVIDE Content 92
Pronunciation 95
Presentation 95
RATA- RATA SKOR 94
5 KENZIE Content 88
Pronunciation 90
Presentation 85
RATA- RATA SKOR 91
6 NEVAN Content 92
Pronunciation 88
Presentation 90
RATA- RATA SKOR 90
11. 7 JOSHUA Content 92
Pronunciation 95
Presentation 95
RATA- RATA SKOR 94
8 LAWRENCE Content 88
Pronunciation 94
Presentation 94
RATA- RATA SKOR 92
9 REIHAN Content 88
Pronunciation 83
Presentation 88
RATA- RATA SKOR 86
10 ALICIA Content 96
Pronunciation 95
Presentation 95
RATA- RATA SKOR 95
Surabaya, 19 Oktober 2023
Mengetahui,
Guru Bahasa Inggris
Diah Ayu Prameswari, S.Pd.