Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas dua penelitian tentang kemunculan pemimpin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti motivasi untuk memimpin dan kecerdasan emosional.
2) Penelitian menemukan bahwa motivasi identitas afektif dan motivasi sosial-normatif berhubungan dengan kemunculan pemimpin.
3) Dokumen kedua membahas pentingnya kepemimpin
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kepemimpinan dan teori-teori kepemimpinan utama. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk bekerja dan menjaga hubungan kerja yang efektif. Teori-teori kepemimpinan yang dijelaskan antara lain teori trait, teori pengaruh, teori posisi peran, teori situasional, dan teori kontinjensi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kepemimpinan dan berbagai pendekatan dalam studi kepemimpinan seperti pendekatan sifat, perilaku, kontinjensi, serta teori-teori kepemimpinan kontemporer.
2. Ada beberapa pengertian kepemimpinan yang disebutkan yaitu sebagai perilaku mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatkan kinerja.
3. Berbagai pendekatan d
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi karyawan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam bekerja. Salah satunya adalah employee engagement. Pada beberapa tahun terakhir ini, employee engagement menjadi sering dibicarakan oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini dikarenakan Employee engagement merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan memperoleh keuntungan di lingkungan bisnis yang semakin menantang. Selain itu, engagement juga penting bagi para manager dalam menghadapi ketidak-perdulian karyawan yang adalah sumber masalah kesenjangan komitmen dan motivasi.
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas dua penelitian tentang kemunculan pemimpin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti motivasi untuk memimpin dan kecerdasan emosional.
2) Penelitian menemukan bahwa motivasi identitas afektif dan motivasi sosial-normatif berhubungan dengan kemunculan pemimpin.
3) Dokumen kedua membahas pentingnya kepemimpin
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kepemimpinan dan teori-teori kepemimpinan utama. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk bekerja dan menjaga hubungan kerja yang efektif. Teori-teori kepemimpinan yang dijelaskan antara lain teori trait, teori pengaruh, teori posisi peran, teori situasional, dan teori kontinjensi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kepemimpinan dan berbagai pendekatan dalam studi kepemimpinan seperti pendekatan sifat, perilaku, kontinjensi, serta teori-teori kepemimpinan kontemporer.
2. Ada beberapa pengertian kepemimpinan yang disebutkan yaitu sebagai perilaku mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatkan kinerja.
3. Berbagai pendekatan d
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi karyawan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam bekerja. Salah satunya adalah employee engagement. Pada beberapa tahun terakhir ini, employee engagement menjadi sering dibicarakan oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini dikarenakan Employee engagement merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan memperoleh keuntungan di lingkungan bisnis yang semakin menantang. Selain itu, engagement juga penting bagi para manager dalam menghadapi ketidak-perdulian karyawan yang adalah sumber masalah kesenjangan komitmen dan motivasi.
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Hubungan antara manajemen konflik kepemimpinan dan motivasi karyawanDorchasDwi
Hubungan antara manajemen konflik kepemimpinan dan motivasi karyawan
Nama : Dorchas Dwi Lestari
NIM : 1761098
Kelas : KP Manajemen SDM B 2017
Semester : 6
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menjelaskan kepribadian, cara pengukurannya, dan faktor-faktor pembentuknya.
Menjelaskan kerangka kerja Indikator Tipe Kepribadian Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya.
Mengidentifikasi sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar.
Mendemonstrasikan bagaimana fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menjelaskan kepribadian, cara pengukurannya, dan faktor-faktor pembentuknya.
Menjelaskan kerangka kerja Indikator Tipe Kepribadian Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya.
Mengidentifikasi sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar.
Mendemonstrasikan bagaimana fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja.
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiAncilla Kustedjo
Modul ini membahas tentang komunikasi dan motivasi dalam organisasi. Topik utama yang dibahas adalah proses, unsur, fungsi, pola, dan manfaat komunikasi organisasi, serta teori-teori motivasi seperti teori kebutuhan Maslow dan Herzberg beserta prinsip-prinsip memotivasi karyawan. Modul ini juga menjelaskan syarat menjadi motivator yang baik dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi."
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan & Kerjasama Tim : SDM,ORGANISASI,PRODUKTIVITAS,EFEKTIVITAS
(Literature Review Manajemen Sumberdaya Manusia)
Abstract: Riset terdahulu atau riset yang relevan sangat penting dalam suatu riset atau artikel ilmiah. Riset terdahulu atau riset yang relevan berfungsi untuk memperkuat teori dan fenomena hubungan atau pengaruh antar variable. Artikel ini mereview Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor Kepemimpinan & Kerjasama Tim :
, yaitu: SDM, Organisasi, Produktivitas , dan Efektivitas Suatu Studi Literatur Manajemen Sumber daya Manusia. Hasil dari library risearch ini adalah bahwa: 1) SDM berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamtim; 2) Organisasi berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamatim; 3) Produktivitas berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamatim; 4) Efektifitas berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamtim.
Keyword: Kepemimpinan dan KerjasamTim, SDM, Organisasi, Produktivitas , dan Efektifitas
Hubungan Kepemimpinan Terhadap Motivasi Karyawan RismaCintani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan faktor penentu keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan nonformal karena kepemimpinan yang efektif dapat mendorong tumbuhnya motivasi kerja positif bagi staf dan tenaga pendidik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiJoel mabes
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi dalam organisasi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa komunikasi dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi, sedangkan komitmen organisasi memperkuat hubungan antara motivasi dan kepemimpinan. Pemimpin organisasi perlu memberdayakan bawahan untuk meningkatkan mutu organisasi.
Hubungan antara manajemen konflik kepemimpinan dan motivasi karyawanDorchasDwi
Hubungan antara manajemen konflik kepemimpinan dan motivasi karyawan
Nama : Dorchas Dwi Lestari
NIM : 1761098
Kelas : KP Manajemen SDM B 2017
Semester : 6
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menjelaskan kepribadian, cara pengukurannya, dan faktor-faktor pembentuknya.
Menjelaskan kerangka kerja Indikator Tipe Kepribadian Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya.
Mengidentifikasi sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar.
Mendemonstrasikan bagaimana fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menjelaskan kepribadian, cara pengukurannya, dan faktor-faktor pembentuknya.
Menjelaskan kerangka kerja Indikator Tipe Kepribadian Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya.
Mengidentifikasi sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar.
Mendemonstrasikan bagaimana fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja.
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiAncilla Kustedjo
Modul ini membahas tentang komunikasi dan motivasi dalam organisasi. Topik utama yang dibahas adalah proses, unsur, fungsi, pola, dan manfaat komunikasi organisasi, serta teori-teori motivasi seperti teori kebutuhan Maslow dan Herzberg beserta prinsip-prinsip memotivasi karyawan. Modul ini juga menjelaskan syarat menjadi motivator yang baik dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi."
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan & Kerjasama Tim : SDM,ORGANISASI,PRODUKTIVITAS,EFEKTIVITAS
(Literature Review Manajemen Sumberdaya Manusia)
Abstract: Riset terdahulu atau riset yang relevan sangat penting dalam suatu riset atau artikel ilmiah. Riset terdahulu atau riset yang relevan berfungsi untuk memperkuat teori dan fenomena hubungan atau pengaruh antar variable. Artikel ini mereview Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor Kepemimpinan & Kerjasama Tim :
, yaitu: SDM, Organisasi, Produktivitas , dan Efektivitas Suatu Studi Literatur Manajemen Sumber daya Manusia. Hasil dari library risearch ini adalah bahwa: 1) SDM berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamtim; 2) Organisasi berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamatim; 3) Produktivitas berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamatim; 4) Efektifitas berpengaruh terhadap Kepemimpinan dan Kerjasamtim.
Keyword: Kepemimpinan dan KerjasamTim, SDM, Organisasi, Produktivitas , dan Efektifitas
Hubungan Kepemimpinan Terhadap Motivasi Karyawan RismaCintani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan faktor penentu keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan nonformal karena kepemimpinan yang efektif dapat mendorong tumbuhnya motivasi kerja positif bagi staf dan tenaga pendidik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiJoel mabes
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi dalam organisasi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa komunikasi dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi, sedangkan komitmen organisasi memperkuat hubungan antara motivasi dan kepemimpinan. Pemimpin organisasi perlu memberdayakan bawahan untuk meningkatkan mutu organisasi.
2. Informasi Jurnal
Judul : Leader status behaviors and team creativity: The role of collective
interactions and status conflict among members
Perilaku status pemimpin dan kreativitas tim: Peran interaksi kolektif
dan konflik status di antara anggota
Jurnal : Wiley (Journal of Organizational Behavior)
Tahun : 2021
Penulis : Sun Young Sung, Jin Nam Choi
3. Teori dan Hipotesis Status mewakili hak istimewa sosial, seperti rasa hormat, kekaguman, dan
prestise, yang diberikan oleh orang lain kepada aktor utama (Anderson et
al., 2015). Kepemimpinan menurut definisi mencerminkan peringkat sosial,
otoritas, dan pengaruh; dengan demikian, mengklaim dan menetapkan
status tidak dapat dihindari dan merupakan inti dari kepemimpinan
(Anderson & Kilduff, 2009; Cheng et al., 2013).
Anggota yang bekerja dengan pemimpin yang berorientasi prestise
cenderung menunjukkan interaksi yang ditargetkan dengan ide positif,
sehingga mengarah ke hipotesis berikut:
Perilaku mengklaim status pemimpin dan proses kelompok kolektif
Pemimpin adalah sumber yang kuat dari nilai dan norma kelompok yang
membentuk pola interaksi antar anggota melalui berbagai mekanisme,
seperti pesan verbal, pembelajaran sosial melalui pemodelan peran, dan
mengalokasikan sumber daya dan insentif (Liu et al., 2012; Mayer et al.,
2009). Dengan demikian, perilaku pemimpin menghasilkan nilai dan
masukan kontekstual yang kuat yang memandu perilaku anggota
(DeChurch et al., 2010; Li et al., 2016). Di antara berbagai perilaku
pemimpin, mengklaim dan menetapkan status adalah salah satu intervensi
pemimpin yang paling representatif dan tak terhindarkan (Anderson et al.,
2015; De Hoogh et al., 2015). Studi terbaru telah mengidentifikasi dua
bentuk klaim status yang berbeda, yaitu prestise dan dominasi
4. Klaim status berorientasi prestise berfokus pada rasa hormat dan kekaguman
berdasarkan keterampilan, pengetahuan, dan kemurahan hati, sedangkan klaim
status berorientasi dominasi menggunakan intimidasi, ketakutan, dan paksaan
(Cheng et al., 2013; Redhead et al., 2018). Model dominasi prestise menyatakan
bahwa dua bentuk perilaku status adalah independen; dengan demikian, individu
tanpa kompetensi atau altruisme masih dapat memperoleh status tinggi dengan
mengintimidasi orang lain dan mendorong kepatuhan mereka (Cheng & Tracy,
2014).
Ketika pemimpin terlibat dalam perilaku status berorientasi prestise berdasarkan
karakteristik fungsional, seperti kontribusi yang kompeten dan kemurahan hati,
anggota tim cenderung terlibat dalam interaksi positif dan fungsional di antara
mereka sendiri dengan meniru pemimpin mereka secara sengaja dan/atau tidak
sadar (Liu et al., 2012; Mayer et al., 2009). Dengan demikian, perilaku prestise
pemimpin dapat menawarkan nilai kontekstual yang konstruktif bagi suatu
kelompok; yaitu, anggota cenderung menunjukkan penguatan positif dan
mendukung ide satu sama lain bahkan ketika ide ini berbeda dari ide mereka
sendiri untuk menunjukkan penghargaan dan rasa hormat mereka (Hildreth &
Anderson, 2016; Hu et al., 2018). Nilai-nilai konstruktif yang didorong oleh
perilaku prestise pemimpin memicu pembelajaran sosial ke bawah, di mana
pengikut cenderung meniru dan menampilkan perilaku pemimpin yang serupa
dalam interaksi mereka sendiri (Li et al., 2016). Dengan demikian, perilaku
prestise pemimpin dapat merangsang anggota untuk saling memperkuat,
menegaskan, dan
Hipotesis 1. Perilaku prestise pemimpin berhubungan positif dengan interaksi
anggota yang mendukung.
5. Sebaliknya, ketika para pemimpin menjalankan kekuasaan mereka
dengan menggunakan perilaku yang berorientasi pada dominasi
melalui ancaman, intimidasi, dan serangan pribadi, para anggota
dihadapkan pada nilai-nilai kontekstual yang dapat melegitimasi dan
mendorong perilaku antarpribadi yang serupa (DeChurch et al., 2010).
Cara mendominasi yang diperlihatkan oleh para pemimpin dapat
mendorong interaksi negatif antar anggota. Ketika mengasimilasi
perilaku dominasi pemimpin, anggota menggunakan interaksi koersif
kolektif dengan mencoba mengendalikan orang lain, memaksakan
pendapat mereka sendiri, dan menggunakan taktik agresif untuk
memaksakan ide mereka (Greer et al., 2017; Greer & Dannals, 2017).
Di bawah suasana agresif seperti itu, anggota cenderung mendorong
orang lain untuk patuh dengan mengadopsi taktik interpersonal yang
koersif dan egois dalam menghadapi ide-ide mereka, yang
kemungkinan besar juga akan dibalas oleh orang lain. Dengan
demikian,
Hipotesis 2. Perilaku dominasi pemimpin berhubungan positif dengan
interaksi anggota koersif.
6. Tim dapat menjadi kreatif sejauh anggotanya terlibat dalam interaksi
kolektif untuk mempromosikan aliran, fertilisasi silang, dan
penyempurnaan ide dengan mengenali pemikiran dan pendapat orang
lain dan dengan menggabungkan sumber daya kognitif yang beragam
(Kanter, 1988). Perspektif teoretis tentang inovasi dan kreativitas tim
berdasarkan iklim tim, keamanan psikologis, dan manajemen
pengetahuan mendukung pentingnya saling menerima dan
menghargai beragam ide yang disumbangkan oleh anggota lain (Sung
& Choi, 2012; West, 2002). Proses berbagi dan mengembangkan ide
secara kolektif seperti itu terdiri dari "langkah pertama yang diperlukan
atau prasyarat untuk hasil kreatif" (Gilson & Shalley, 2004, hlm. 454).
Dalam hal ini,kombinasi pandangan yang masih ada dan solusi inovatif
yang tak terduga (Lopez-Cabrales et al., 2009). Ketika anggota saling
mengakui nilai ide satu sama lain dan melengkapinya, interaksi yang
mendukung menghasilkan spiral positif yang selanjutnya
mempromosikan penerapan dan kombinasi ide untuk menghasilkan
solusi kreatif (Paulus & Nijstad, 2019). Penulis dengan demikian
berhipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 3.Interaksi anggota yang mendukung berhubungan positif
dengan kreativitas tim.
7. Sebaliknya, ketika anggota memaksa ide mereka dengan menekan
orang lain untuk menerima, menegaskan, dan melengkapinya,
interaksi antar anggota dalam suatu kelompok dapat menjadi kaku dan
defensif (Hildreth & Anderson, 2016; Tiedens & Fragale, 2003),
sehingga menghalangi keterlibatan tim dalam kreativitas. proses
(Gilson & Shalley, 2004). Situasi sosial yang mengancam ini
mengalihkan perhatian anggota dari pemrosesan ide secara kognitif
dan mengarahkan interaksi tim ke debat politik untuk mempertahankan
ego seseorang (Greer & Dannals, 2017). Ketika anggota berusaha
mendominasi diskusi tim dengan memaksakan ide mereka, tim dapat
mengembangkan ketegangan psikologis dan permusuhan yang
menurunkan kepercayaan antar anggota, sehingga mengurangi
kesediaan mereka untuk bekerja sama dan berbagi informasi
(Bendersky & Hays, 2012; Lee et al., 2018). . Proses kelompok yang
merosot ini menimbulkan spiral negatif yang menggagalkan tim dari
pertukaran ide yang konstruktif. Anggota dengan pikiran defensif
mungkin menjadi tidak mau menyampaikan solusi yang tidak
konvensional atau ide berisiko, mengorbankan potensi kreatif tim (Hu
et al., 2018). Jadi, kami memajukan hubungan berikut:
Hipotesis 4.Interaksi anggota yang memaksa berhubungan negatif
dengan kreativitas tim.
8. Interaksi anggota koersif yang dapat membatasi kapasitas seluruh tim
untuk mengumpulkan dan mengembangkan ide (Kanter, 1988; West,
2002). Jadi, kami mengusulkan hipotesis mediasi berikut:
Hipotesis 5.Interaksi anggota yang mendukung memediasi hubungan
positif antara perilaku prestise pemimpin dan kreativitas tim.
Hipotesis 6.Interaksi anggota yang koersif memediasi hubungan
negatif antara perilaku dominasi pemimpin dan kreativitas tim.
9. Secara khusus, konflik status di antara anggota dapat menekan efek
kepemimpinan berdasarkan perilaku prestise karena anggota disibukkan
dengan perjuangan internal dan dengan demikian tidak mungkin
mengasimilasi strategi interpersonal yang konstruktif dan lembut yang
ditunjukkan oleh pemimpin mereka (Greer et al., 2017). Konflik status tim
juga dapat membatasi efek perilaku dominasi pemimpin di mana anggota
sudah terbiasa dengan strategi agresif untuk memaksakan ide mereka
sendiri dan mengabaikan ide orang lain untuk melindungi status mereka
dan memenangkan kontes status (Bendersky & Pai, 2018). Oleh karena itu,
kami mengidentifikasi konflik status tim sebagai kontingensi tim kritis yang
menetralkan efek tidak langsung dari perilaku status pemimpin terhadap
kreativitas tim. Kami mengusulkan hipotesis mediasi yang dimoderasi
berikut ini:
Hipotesis 7.Konflik status tim memoderasi hubungan positif tidak langsung
antara perilaku prestise pemimpin dan kreativitas tim melalui interaksi
anggota yang mendukung, sehingga hubungan tidak langsung ini lebih
positif ketika konflik status tim rendah daripada tinggi.
Hipotesis 8.Konflik status tim memoderasi hubungan negatif tidak langsung
antara perilaku dominasi pemimpin dan kreativitas tim melalui interaksi
anggota yang koersif, sehingga hubungan tidak langsung ini lebih negatif
ketika konflik status tim rendah daripada tinggi.
10. Penelitian ini diuji secara empiris
dengan menggunakan data
lapangan multisumber yang
dikumpulkan dari 53 tim yang
mewakili berbagai industri.
Metode Penelitian
11. Hasil Penelitian
Hipotesis 2
hubungan positif
antara perilaku
dominasi
pemimpin dan
interaksi koersif
anggota.
Hipotesis 4
Interaksi anggota
yang memaksa
berhubungan
negatif dengan
kreativitas tim.
Hipotesis 1
perilaku prestise
pemimpin
berhubungan
positif dengan
interaksi anggota
yang mendukung
Hipotesis 3
Interaksi anggota
yang mendukung
berhubungan
positif dengan
kreativitas tim.
Hipotesis 5
Interaksi anggota
yang mendukung
memediasi
hubungan positif
antara perilaku
prestise
pemimpin dan
kreativitas tim.
Hipotesis 6
Interaksi anggota
yang koersif
memediasi
hubungan negatif
antara perilaku
dominasi
pemimpin dan
kreativitas tim
TERKONFIRMASI SIGNIFIKAN
TERKONFIRMASI
TERTOLAK
TDK
SIGNIFIKAN
TERKONFIRMASI
12. KEKURANGAN
Pada bagian
Pendahuluan, uraian
latar belakang
masalah tidak terlalu
mudah dipahami oleh
pembaca umum.
Berbeda halnya jika
pembaca telah
sampai kepada
Kerangka Teoretis,
bagian ini lebih dapat
mengambarkan
permasalahan apa
yang tengah penulis
bahas.
KELEBIHAN
Jurnal karya Sung dan Choi
ini membuka cakrawala
berfikir para pimpinan,
manajer dan para pemerhati
organisasi bahwa ada jenis
perilaku kepemimpinan lain
yang layak diperhatikan
selain berbagai jenis
kepemimpinan yang sudah
populer, yaitu perilaku
prestise dan dominasi. Jadi,
fokus penelitiannya
tergolong UNIK
Jurnal ini juga dipaparkan
sangat ilmiah, dengan basis
data yang memadai
Kelebihan dan Kekurangan