SlideShare a Scribd company logo
Makalah Mikrobiologi Dan Virologi
REVIEW JURNAL TENTANG ARCHEABACTERIA
Dosen pengampu : Lilis Sugiarti,M,Si
Oleh :
Dian Ratna Novita U. (201605042)
Prodi : S1 Farmasi
STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN 2017
KATA PEGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Kudus, 21 Oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penelitian selanjutnya diketahui bahwa organisame archaebateria memiliki
sifat molekuler yang lebih mirip dengan eukariot. Pada tahun 1990 peneliti dari Universitas Illionis,
Dr. carlWoese dan koleganya dapat membuktikan bahwa Archea memiliki perbedaan yang mendasar
dengan bakteri eukaria. Sehingga dia memisahkan archaea ke dalam domain tersendiri yaitu archaea.
Pemisahan ini berdasarkan pendekatan sekuen gen penyandi 16S rRNA yang bersifat universal bagi
seluruh organisme. Atas dasar penelitiannya tersebut, Woese mengajukan bahwa kehidupan dibagi
menjadi tiga domain, yaitu bacteria,eukaria,dan archaea (Weose et al,1990).
Beberapa anggota archaea diketahui merupakan organisme penghuni lingkungan paling
ekstrim di bumi. Diantaranya, hidup di dekat kantung-kantung gas di dasar laut, sementara lainnya
berada pada sumber mata air panas atau bahkan pada air dengan kadar garam/asam yang sangat
tinggi. Beberapa archaea juga ditemukan pada saluran pencernaan sapi, rayap. Mereka juga dapat
hidup pada lumpur di dasar laut tanpa oksigen sekalipun. Namun, saat ini telah ditemukan beberapa
archaea yang juga hidup pada kondisi normal seperti bakteri kebanyakan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Archaebacteria?
b. Bagaimana ciri-ciri dari Archaebacteria?
c. Bagaimana klasifikasi Archaebacteria?
d. Bagaimana peranan Archaebacteria dalam kehidupan?
e. Bagaimana hasil analisa tentang Archaebacteria di MAN 2 Jakarta?
f. Bagaimana hasil
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Archaebacteria.
b. Mengetahui ciri-ciri dari Archaebacteria.
c. Mengetahui klasifikasi Archaebacteria.
d. Mengetahui peranan Archaebacteria dalam kehidupan.
e. Mengetahui hasil analisa tentang Archaebacteria di MAN 2 Jakarta
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Archaebacteria
Arkea atau archaea (bahasa Yunani: αρχαία— "yang tua"), juga disebut arkeobakteri,
merupakan satu divisi organisme hidup yang utama. Meskipun filogeni yang tepat masih
tidak dapat dipastikan untuk kumpulan-kumpulan ini, Arkea, Eukariota, dan Bakteria
merupakan kelas yang termasuk sistem tiga domain. Sama dengan bakteria, Arkea
merupakan organisme yang tidak memiliki nukleus, oleh sebab itu, Arkea termasuk
Prokariota. Awalnya, termasuk dalam kerajaan Monera. Arkea berhabitat di lingkungan
kotor, tetapi ditemukan bahwa arkea terdapat di setiap tempat.Pokok filogenetik berdasarkan
data rRNA yang menunjukkan pemisahan bakteria, arkea, dan eukariota.
Arkea ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox berdasarkan
pemisahan dari prokariot yang lain dalam pohon filogentik rRNA 16S. Awalnya, kedua
kumpulan ini adalah Arkeabakteria dan Eubakteria, dan dibagi dalam kingdom atau
subkingdom yang diistilahkan oleh Woses dan Fox sebagai Urkingdom. Woese berpendapat
bahawa Arkea pada dasarnya merupakan satu cabang hidupan yang berlainan. Ia kemudian
memberi nama Arkea dan Bakteria untuk memperkuat pendapatnya, dan berpendapat bahwa
Arkea merupakan bagian dari tiga domain.
Istilah biologi, Arkea, harus tidak dikelirukan dengan frasa geologi, eon Arkean, yang
juga dikenal sebagai Era Arkeozoik. Istilah kedua ini merujuk kepada zaman primordium
dalam sejarah bumi ketika Arkea dan Bakteria merupakan organisme bersel yang tunggal di
bumi. Fosil-fosil ini kemungkinan merupakan fosil mikroba yang berasal dari 3,8 juta tahun
yang lalu.
2.2 Ciri-ciri Archaebacteria
Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Sel bersifat prokaryotik.
2. Lipida pada membran sel bercabang.
3. Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.
4. Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.
5. Berukuran 0,1 um sampai 15 um, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang
200 m.
6. Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Archaebacteria berukuran dari 0,1 um sampai 15 um, dan ada beberapa Archaebacteria
yang berbentuk filamen mencapai panjang 200 m. Bentuk Archaebacteria bervariasi, seperti
berbentuk bola, batang, spiral, cuping, dan empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang
berbeda ini menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya.
Pada prinsipnya habitat Archaebacteria di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi
dan asam. Tetapi biasanya Archaebacteria dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:
1. Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi.
2. Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus
binatang.
3. Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.
Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan Archaebacteria di gletser, asap hitam,
tanah rawa, kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti
ruminansia, dan rayap.
Terdapat juga pada saluran pencernaan makanan pada manusia. Walaupun demikian,
Archaebacteria biasanya tidak berbahaya bagi organisme lainnya dan tidak satu pun dikenal
sebagai penyebab penyakit.
2.3 Klasifikasi Protista
Arkhaebakteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air
panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba).
Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
1. Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Bakteri ini memperoleh
makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan H2 menjadi metana (CH4). Hidup di rawa-
rawa dan danau yang kekurangan oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain.
4H2 + CO2 ―→ CH4 + 2H2O
Metanogenik juga berperan dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak. Metanogenik
merupakan bakteri utama dalam pembentukan biogas atau gas metana. Beberapa bakteri
metanogenik bersimbiosis dalam rumen herbivora dan hewan pengonsumsi selulosa lainnya.
Contoh :
· Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pektin
· Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa
· Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
· Methanococcus janashii, penghasil gas methane
2. Halofilik
Bakteri Halofilik (halo : garam, philis: suka) ini hidup pada lingkungan dengan kadar garam
tinggi dan sebagian memerlukan kadar garam 10 kali lebih tinggi daripada air laut untuk
dapat hidup. seperti di danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan
yang bergaram. Beberapa bakteri halofilik dapat berfotosintesis dan memiliki zat warna yang
disebut bacteriorodhopsin
3. Termofilik
Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka), Archaebacteria ini hidup di tempat
dengan suhu 60°C hingga 80°C. Beberapa bakteri termofilik mampu mengoksidasi sulfur,
seperti Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur. Bahkan, beberapa spesies mampu dengan
suhu 105°C
Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaebacteria dibagi menjadi beberapa
phylum, yaitu:
1. Phylum Grenarchaeota
2. Phylum Euryarchaeota
3. Halobacteria
4. Methanococci
5. Methanophyri
6. Archaeoglobi
7. Thermococci
8. Thermoplasmata
9. Phylum Korarchaeota
10. Phylum Nanoarchaeota
2.4 Peranan Protista
Arkae juga mempunyai peranan dalam kehidupan, diantaranya:
a. Menggunakan reaksi kimia yang digunakan untuk membuat materi organic dan reaksi
kimai lainnya (umumnya menghasilkan gas metan dan sulfur dioksida).
b. Mengubah karbon dioksida dan hydrogen menjadi metan.
c. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biogas.
d. Mampu mengoksida sulfur.
e. Bakteri metanogen yang ada di Ruminansia (pemamah biak) dapat mencegah pectin
(lachnospira multipharus), memecah amilum (succinomonas amylolytica), dan memecah
selulosa (ruminococcus albus).
2.5 Hasil Analisa Tentang Archaebacteria Di MAN 2 Jakarta
Temuan yang didapat setelah menelusuri pemahaman siswa pada konsep
Archaebacteria dan Eubacteria didapatkan informasi bahwa siswa memiliki nilai miskonsepsi
yang sedikit (19%). Kategori miskonsepsi yang dialami oleh siswa cenderung teridentifikasi
pada miskonsepsi utuh. Pernyataan indikator butir soal yang mendominasi nilai miskonsepsi
adalah ”Usaha manusia yang dilakukan untuk menghindari peran negatif bakteri.” dengan
anggapan yang salah berupa “Bakteri lebih banyak menimbulkan kerugian daripada
keuntungan bagi manusia dan lingkungan. Anggapan ini sebagian besar berasal dari
kelompok siswa dengan kemampuan kognitif sedang dan tinggi.
Sedikitnya total persentase miskonsepsi siswa bukan disebabkan pada rendahnya kepahaman
siswa terhadap konsep, melainkan dari tingginya ketidakpahaman siswa. Hal ini disebabkan
pada proses belajar yang tidak tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian berikutnya untuk menelusuri sumber ketidakpahaman tersebut yang dapat berasal
dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi mengajar. Hasil dari penelitian ini dan
berikutnya dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam pembelajaran biologi selanjutnya dan
perguruan tinggi sebagai referensi dalam perbaikan pembelajaran untuk calon guru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaebacteria termasuk dalam
satu kingdom tersendiri. Yang termasuk Archaebacteria, yaitu bakteri yang hidup di sumber
air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat yang panas dan asam.
Archaebacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kali diidentifikasikan pada tahun
1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Ada tiga kelompok dari Archaebacteria, yaitu
methanogens, halophiles, dan thermophiles. Peranan archae dalm kehidupan adalh pegubah
karbondioksida dan hydrogen menjadi metan, yang digunakan sebagai biogas.
Ketidakpahaman siswa terhadap konsep Archaebacteria disebabkan pada proses
belajar yang tidak tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu terjadi tingginya
ketidakpahaman pada siswa,perlu dilakukan penelitian berikutnya untuk menelusuri sumber
ketidakpahaman tersebut yang dapat berasal dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi
mengajar. Hasil dari penelitian ini dan berikutnya dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam
pembelajaran biologi selanjutnya dan perguruan tinggi sebagai referensi dalam perbaikan
pembelajaran untuk calon guru.
Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran valid dengan kriteria kevalidan
perangkat pembelajaran memenuhi kriteri layak/baik pada semua perangkat yang
dikembangkan terhadap konsep Archaebacteria .
DAFTAR PUSTAKA
 American Institute of Biological Sciences. 2013. “Misconceptions About Microbes”.
http://www.usc.edu/org/coseewest/Mar262011/01MisconceptionsAboutMicrobes.pdf
 Campbell, N.A.,Reece,J.B.,and Mitchell L.G., 2003,Biologi (terjemah), Erlangga. Jakarta.
 Perry,J.J.,Staley, J.T and Lory, S., 2002, Mirobial Life,Sinauer Ass. Publ.,Sunderland
 Pujiyanto S. 2012. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta:Platinum.
 Reid A, Greene S. 2013. Human Microbiome. American Academy of Microbiology:
Washington DC.
 Strelkauskas A, Strelkauskas J. 2014. Microbiology: A Clinical Approach.
http://www.garlandscie nce.com/res/pdf/9780815365143_ch05.pdf.
 Tekkaya C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal of Hacattepe
Universitesi EgitimFakultasi Dergisi 23: 259-266.

More Related Content

What's hot

Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
Ridwan
 
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Aulianti Iriana
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Melina Eka
 
Alat alat laboratorium
Alat alat laboratorium Alat alat laboratorium
Alat alat laboratorium
ifa fafa
 
Pembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septian
Pembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septianPembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septian
Pembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septianIrwin Septian
 
Isolasi mikroba
Isolasi mikrobaIsolasi mikroba
Isolasi mikroba
lampung university
 
Identifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanida
Identifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanidaIdentifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanida
Identifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanidaRatna Kristiani
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
Astri Maulida
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
Ade Irma Suryani
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
 
Format laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxFormat laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docx
tasyalf
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
akqj10oke
 
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Ridwan Ajipradana
 
Makalah pengelolaan limbah laboratorium
Makalah pengelolaan limbah laboratoriumMakalah pengelolaan limbah laboratorium
Makalah pengelolaan limbah laboratorium
Hendri Setiawan
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
argentum17
 
POROSITAS
POROSITASPOROSITAS
Laporan hasil praktikum biologi uji makanan
Laporan hasil praktikum biologi uji makananLaporan hasil praktikum biologi uji makanan
Laporan hasil praktikum biologi uji makananTeguh Pamungkas
 
5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium
5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium
5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 

What's hot (20)

Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
 
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Alat alat laboratorium
Alat alat laboratorium Alat alat laboratorium
Alat alat laboratorium
 
Pembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septian
Pembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septianPembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septian
Pembuatan preparat sayatan lambung puyuh jantan irwin septian
 
Isolasi mikroba
Isolasi mikrobaIsolasi mikroba
Isolasi mikroba
 
Identifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanida
Identifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanidaIdentifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanida
Identifikasi anion borat, asetat, phospat, rhodanida
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
Format laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxFormat laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docx
 
Titrasi
TitrasiTitrasi
Titrasi
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
 
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICAENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
 
Makalah pengelolaan limbah laboratorium
Makalah pengelolaan limbah laboratoriumMakalah pengelolaan limbah laboratorium
Makalah pengelolaan limbah laboratorium
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
POROSITAS
POROSITASPOROSITAS
POROSITAS
 
Laporan hasil praktikum biologi uji makanan
Laporan hasil praktikum biologi uji makananLaporan hasil praktikum biologi uji makanan
Laporan hasil praktikum biologi uji makanan
 
5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium
5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium
5 Aturan Penggunaan Refrigerator Di Laboratorium
 

Similar to review jurnal archeabacteria

Archaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteriaArchaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteriaMariia Theresia
 
Monera
Monera Monera
Monera sukses
Monera suksesMonera sukses
Monera sukses
HaikalRFK
 
Archaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaArchaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaLusi Padma
 
Archebacteria group 3
Archebacteria group 3Archebacteria group 3
Archebacteria group 3
Maman Sulaeman
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
nadsca
 
4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt
4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt
4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt
Anandita Mansur
 
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdfKINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
Zakirah18
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
nadsca
 
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagiMendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Ervan Prasetyo
 
Arkebakteri dan eubakteri
Arkebakteri dan eubakteriArkebakteri dan eubakteri
Arkebakteri dan eubakteri
Erika Kusumawati
 
ARCHAEBAKTERIA
ARCHAEBAKTERIAARCHAEBAKTERIA
ARCHAEBAKTERIA
azizah drd
 
Bioproses
BioprosesBioproses
Bioproses
madani68
 
Seminar Mikrobiologi DA Darul Uluum
Seminar Mikrobiologi DA Darul UluumSeminar Mikrobiologi DA Darul Uluum
Seminar Mikrobiologi DA Darul Uluum
MohammadAnandaRezaKu
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Win Da
 
RPP
RPP RPP
Archaebacteria
ArchaebacteriaArchaebacteria
Archaebacteria
Lathifah Nur Zahra
 
Presentasi prokariotik-arkhae
Presentasi prokariotik-arkhaePresentasi prokariotik-arkhae
Presentasi prokariotik-arkhaeRian Maulana
 
PPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif BakteriPPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif Bakteri
nurulindahwulandari
 

Similar to review jurnal archeabacteria (20)

Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
 
Archaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteriaArchaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteria
 
Monera
Monera Monera
Monera
 
Monera sukses
Monera suksesMonera sukses
Monera sukses
 
Archaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaArchaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteria
 
Archebacteria group 3
Archebacteria group 3Archebacteria group 3
Archebacteria group 3
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
 
4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt
4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt
4.1. BAKTERI (PROKARIOTA).ppt
 
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdfKINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
 
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagiMendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
 
Arkebakteri dan eubakteri
Arkebakteri dan eubakteriArkebakteri dan eubakteri
Arkebakteri dan eubakteri
 
ARCHAEBAKTERIA
ARCHAEBAKTERIAARCHAEBAKTERIA
ARCHAEBAKTERIA
 
Bioproses
BioprosesBioproses
Bioproses
 
Seminar Mikrobiologi DA Darul Uluum
Seminar Mikrobiologi DA Darul UluumSeminar Mikrobiologi DA Darul Uluum
Seminar Mikrobiologi DA Darul Uluum
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
 
RPP
RPP RPP
RPP
 
Archaebacteria
ArchaebacteriaArchaebacteria
Archaebacteria
 
Presentasi prokariotik-arkhae
Presentasi prokariotik-arkhaePresentasi prokariotik-arkhae
Presentasi prokariotik-arkhae
 
PPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif BakteriPPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif Bakteri
 

Recently uploaded

428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (17)

428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

review jurnal archeabacteria

  • 1. Makalah Mikrobiologi Dan Virologi REVIEW JURNAL TENTANG ARCHEABACTERIA Dosen pengampu : Lilis Sugiarti,M,Si Oleh : Dian Ratna Novita U. (201605042) Prodi : S1 Farmasi STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS TAHUN 2017
  • 2. KATA PEGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Kudus, 21 Oktober 2017 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penelitian selanjutnya diketahui bahwa organisame archaebateria memiliki sifat molekuler yang lebih mirip dengan eukariot. Pada tahun 1990 peneliti dari Universitas Illionis, Dr. carlWoese dan koleganya dapat membuktikan bahwa Archea memiliki perbedaan yang mendasar dengan bakteri eukaria. Sehingga dia memisahkan archaea ke dalam domain tersendiri yaitu archaea. Pemisahan ini berdasarkan pendekatan sekuen gen penyandi 16S rRNA yang bersifat universal bagi seluruh organisme. Atas dasar penelitiannya tersebut, Woese mengajukan bahwa kehidupan dibagi menjadi tiga domain, yaitu bacteria,eukaria,dan archaea (Weose et al,1990). Beberapa anggota archaea diketahui merupakan organisme penghuni lingkungan paling ekstrim di bumi. Diantaranya, hidup di dekat kantung-kantung gas di dasar laut, sementara lainnya berada pada sumber mata air panas atau bahkan pada air dengan kadar garam/asam yang sangat tinggi. Beberapa archaea juga ditemukan pada saluran pencernaan sapi, rayap. Mereka juga dapat hidup pada lumpur di dasar laut tanpa oksigen sekalipun. Namun, saat ini telah ditemukan beberapa archaea yang juga hidup pada kondisi normal seperti bakteri kebanyakan. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan Archaebacteria? b. Bagaimana ciri-ciri dari Archaebacteria? c. Bagaimana klasifikasi Archaebacteria? d. Bagaimana peranan Archaebacteria dalam kehidupan? e. Bagaimana hasil analisa tentang Archaebacteria di MAN 2 Jakarta? f. Bagaimana hasil 1.3 Tujuan Penulisan a. Mengetahui pengertian Archaebacteria. b. Mengetahui ciri-ciri dari Archaebacteria. c. Mengetahui klasifikasi Archaebacteria. d. Mengetahui peranan Archaebacteria dalam kehidupan. e. Mengetahui hasil analisa tentang Archaebacteria di MAN 2 Jakarta BAB II PEMBAHASAN
  • 4. 2.1 Pengertian Archaebacteria Arkea atau archaea (bahasa Yunani: αρχαία— "yang tua"), juga disebut arkeobakteri, merupakan satu divisi organisme hidup yang utama. Meskipun filogeni yang tepat masih tidak dapat dipastikan untuk kumpulan-kumpulan ini, Arkea, Eukariota, dan Bakteria merupakan kelas yang termasuk sistem tiga domain. Sama dengan bakteria, Arkea merupakan organisme yang tidak memiliki nukleus, oleh sebab itu, Arkea termasuk Prokariota. Awalnya, termasuk dalam kerajaan Monera. Arkea berhabitat di lingkungan kotor, tetapi ditemukan bahwa arkea terdapat di setiap tempat.Pokok filogenetik berdasarkan data rRNA yang menunjukkan pemisahan bakteria, arkea, dan eukariota. Arkea ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox berdasarkan pemisahan dari prokariot yang lain dalam pohon filogentik rRNA 16S. Awalnya, kedua kumpulan ini adalah Arkeabakteria dan Eubakteria, dan dibagi dalam kingdom atau subkingdom yang diistilahkan oleh Woses dan Fox sebagai Urkingdom. Woese berpendapat bahawa Arkea pada dasarnya merupakan satu cabang hidupan yang berlainan. Ia kemudian memberi nama Arkea dan Bakteria untuk memperkuat pendapatnya, dan berpendapat bahwa Arkea merupakan bagian dari tiga domain. Istilah biologi, Arkea, harus tidak dikelirukan dengan frasa geologi, eon Arkean, yang juga dikenal sebagai Era Arkeozoik. Istilah kedua ini merujuk kepada zaman primordium dalam sejarah bumi ketika Arkea dan Bakteria merupakan organisme bersel yang tunggal di bumi. Fosil-fosil ini kemungkinan merupakan fosil mikroba yang berasal dari 3,8 juta tahun yang lalu. 2.2 Ciri-ciri Archaebacteria Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Sel bersifat prokaryotik. 2. Lipida pada membran sel bercabang. 3. Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom. 4. Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam. 5. Berukuran 0,1 um sampai 15 um, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 m. 6. Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram. Archaebacteria berukuran dari 0,1 um sampai 15 um, dan ada beberapa Archaebacteria yang berbentuk filamen mencapai panjang 200 m. Bentuk Archaebacteria bervariasi, seperti berbentuk bola, batang, spiral, cuping, dan empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang berbeda ini menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya. Pada prinsipnya habitat Archaebacteria di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi dan asam. Tetapi biasanya Archaebacteria dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu: 1. Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi. 2. Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang. 3. Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.
  • 5. Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan Archaebacteria di gletser, asap hitam, tanah rawa, kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti ruminansia, dan rayap. Terdapat juga pada saluran pencernaan makanan pada manusia. Walaupun demikian, Archaebacteria biasanya tidak berbahaya bagi organisme lainnya dan tidak satu pun dikenal sebagai penyebab penyakit. 2.3 Klasifikasi Protista Arkhaebakteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba). Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok : 1. Metanogen Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Bakteri ini memperoleh makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan H2 menjadi metana (CH4). Hidup di rawa- rawa dan danau yang kekurangan oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain. 4H2 + CO2 ―→ CH4 + 2H2O Metanogenik juga berperan dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak. Metanogenik merupakan bakteri utama dalam pembentukan biogas atau gas metana. Beberapa bakteri metanogenik bersimbiosis dalam rumen herbivora dan hewan pengonsumsi selulosa lainnya. Contoh : · Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pektin · Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa · Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum. · Methanococcus janashii, penghasil gas methane 2. Halofilik Bakteri Halofilik (halo : garam, philis: suka) ini hidup pada lingkungan dengan kadar garam tinggi dan sebagian memerlukan kadar garam 10 kali lebih tinggi daripada air laut untuk dapat hidup. seperti di danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan yang bergaram. Beberapa bakteri halofilik dapat berfotosintesis dan memiliki zat warna yang disebut bacteriorodhopsin 3. Termofilik Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka), Archaebacteria ini hidup di tempat dengan suhu 60°C hingga 80°C. Beberapa bakteri termofilik mampu mengoksidasi sulfur, seperti Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur. Bahkan, beberapa spesies mampu dengan suhu 105°C Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaebacteria dibagi menjadi beberapa phylum, yaitu: 1. Phylum Grenarchaeota 2. Phylum Euryarchaeota
  • 6. 3. Halobacteria 4. Methanococci 5. Methanophyri 6. Archaeoglobi 7. Thermococci 8. Thermoplasmata 9. Phylum Korarchaeota 10. Phylum Nanoarchaeota 2.4 Peranan Protista Arkae juga mempunyai peranan dalam kehidupan, diantaranya: a. Menggunakan reaksi kimia yang digunakan untuk membuat materi organic dan reaksi kimai lainnya (umumnya menghasilkan gas metan dan sulfur dioksida). b. Mengubah karbon dioksida dan hydrogen menjadi metan. c. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biogas. d. Mampu mengoksida sulfur. e. Bakteri metanogen yang ada di Ruminansia (pemamah biak) dapat mencegah pectin (lachnospira multipharus), memecah amilum (succinomonas amylolytica), dan memecah selulosa (ruminococcus albus). 2.5 Hasil Analisa Tentang Archaebacteria Di MAN 2 Jakarta Temuan yang didapat setelah menelusuri pemahaman siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria didapatkan informasi bahwa siswa memiliki nilai miskonsepsi yang sedikit (19%). Kategori miskonsepsi yang dialami oleh siswa cenderung teridentifikasi pada miskonsepsi utuh. Pernyataan indikator butir soal yang mendominasi nilai miskonsepsi adalah ”Usaha manusia yang dilakukan untuk menghindari peran negatif bakteri.” dengan anggapan yang salah berupa “Bakteri lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungan bagi manusia dan lingkungan. Anggapan ini sebagian besar berasal dari kelompok siswa dengan kemampuan kognitif sedang dan tinggi. Sedikitnya total persentase miskonsepsi siswa bukan disebabkan pada rendahnya kepahaman siswa terhadap konsep, melainkan dari tingginya ketidakpahaman siswa. Hal ini disebabkan pada proses belajar yang tidak tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian berikutnya untuk menelusuri sumber ketidakpahaman tersebut yang dapat berasal dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi mengajar. Hasil dari penelitian ini dan berikutnya dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam pembelajaran biologi selanjutnya dan perguruan tinggi sebagai referensi dalam perbaikan pembelajaran untuk calon guru.
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaebacteria termasuk dalam satu kingdom tersendiri. Yang termasuk Archaebacteria, yaitu bakteri yang hidup di sumber air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat yang panas dan asam. Archaebacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Ada tiga kelompok dari Archaebacteria, yaitu methanogens, halophiles, dan thermophiles. Peranan archae dalm kehidupan adalh pegubah karbondioksida dan hydrogen menjadi metan, yang digunakan sebagai biogas. Ketidakpahaman siswa terhadap konsep Archaebacteria disebabkan pada proses belajar yang tidak tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu terjadi tingginya ketidakpahaman pada siswa,perlu dilakukan penelitian berikutnya untuk menelusuri sumber ketidakpahaman tersebut yang dapat berasal dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi mengajar. Hasil dari penelitian ini dan berikutnya dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam pembelajaran biologi selanjutnya dan perguruan tinggi sebagai referensi dalam perbaikan pembelajaran untuk calon guru. Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran valid dengan kriteria kevalidan perangkat pembelajaran memenuhi kriteri layak/baik pada semua perangkat yang dikembangkan terhadap konsep Archaebacteria .
  • 8. DAFTAR PUSTAKA  American Institute of Biological Sciences. 2013. “Misconceptions About Microbes”. http://www.usc.edu/org/coseewest/Mar262011/01MisconceptionsAboutMicrobes.pdf  Campbell, N.A.,Reece,J.B.,and Mitchell L.G., 2003,Biologi (terjemah), Erlangga. Jakarta.  Perry,J.J.,Staley, J.T and Lory, S., 2002, Mirobial Life,Sinauer Ass. Publ.,Sunderland  Pujiyanto S. 2012. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta:Platinum.  Reid A, Greene S. 2013. Human Microbiome. American Academy of Microbiology: Washington DC.  Strelkauskas A, Strelkauskas J. 2014. Microbiology: A Clinical Approach. http://www.garlandscie nce.com/res/pdf/9780815365143_ch05.pdf.  Tekkaya C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal of Hacattepe Universitesi EgitimFakultasi Dergisi 23: 259-266.