Makalah ini membahas tentang Archaebacteria dengan menjelaskan pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, peran, dan hasil analisis Archaebacteria di sekolah. Topik utama yang dibahas adalah perbedaan Archaebacteria dari bakteri dan eukariota serta habitat mereka yang ekstrem.
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi ilmu kimia analisis, kepentingannya dipelajari, perbedaan antara analisis kualitatif dan kuantitatif, serta contoh kegiatan analisis kualitatif dan kuantitatif yang dapat dilakukan di lingkungan universitas. Dokumen tersebut juga membahas peran analisis kimia dalam perspektif Islam.
Laporan ini memberikan ringkasan uji coba terhadap beberapa bahan makanan untuk mengetahui kandungan karbohidrat, protein, dan lemaknya. Bahan-bahan seperti tepung terigu dan kentang mengandung amilum, sedangkan putih telur mengandung protein. Minyak sayur diketahui mengandung lemak tingkat tinggi.
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
Laporan praktikum ini membahas tentang penggunaan mikroskop monokuler untuk mengamati sampel Staphylococcus dan Streptococcus, meliputi penjelasan bagian-bagian mikroskop dan cara kerjanya."
Berat jenis adalah perbandingan massa suatu zat terhadap volumeny. Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis zat cair dengan menggunakan prinsip hukum Archimedes, di mana zat cair akan memberikan gaya ke atas pada hidrometer sebesar berat zat yang dipindahkannya. Proses pengukuran melibatkan penentuan skala yang ditunjuk hidrometer setelah dicelupkan ke dalam zat cair.
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi ilmu kimia analisis, kepentingannya dipelajari, perbedaan antara analisis kualitatif dan kuantitatif, serta contoh kegiatan analisis kualitatif dan kuantitatif yang dapat dilakukan di lingkungan universitas. Dokumen tersebut juga membahas peran analisis kimia dalam perspektif Islam.
Laporan ini memberikan ringkasan uji coba terhadap beberapa bahan makanan untuk mengetahui kandungan karbohidrat, protein, dan lemaknya. Bahan-bahan seperti tepung terigu dan kentang mengandung amilum, sedangkan putih telur mengandung protein. Minyak sayur diketahui mengandung lemak tingkat tinggi.
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
Laporan praktikum ini membahas tentang penggunaan mikroskop monokuler untuk mengamati sampel Staphylococcus dan Streptococcus, meliputi penjelasan bagian-bagian mikroskop dan cara kerjanya."
Berat jenis adalah perbandingan massa suatu zat terhadap volumeny. Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis zat cair dengan menggunakan prinsip hukum Archimedes, di mana zat cair akan memberikan gaya ke atas pada hidrometer sebesar berat zat yang dipindahkannya. Proses pengukuran melibatkan penentuan skala yang ditunjuk hidrometer setelah dicelupkan ke dalam zat cair.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
alat-alat laboraturium itu banyak, tetapi saya hanya membuat beberapa alat saja seperti:
> Cawan Krus
>mortal
>pestle
>cawan penguapan
>pnjepit krus
>penjepittabung
Sistem respirasi manusia dan hewan coba mencit dipelajari melalui praktikum anatomi dan fisiologi. Organ-organ sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, paru-paru dan mekanisme pertukaran gas dijelaskan. Hewan coba mencit dipersiapkan dan dibedah untuk mempelajari anatomi sistem pernapasan.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan prosedur pengukuran susut pengeringan buah lada hitam dengan metode gravimetri. Simplisia digerus lalu dikeringkan di oven 105°C selama 20 menit dan ditimbang berulang kali hingga bobot tetap untuk menentukan susut pengeringannya.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Laporan praktikum kimia organik mengenai asam karboksilat. Percobaan membuat asam karboksilat dengan mengoksidasi alkohol atau aldehida menggunakan asam kromat, dan mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada asam karboksilat seperti esterifikasi, penggaraman, dan reduksi.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat turunan dari serbuk, termasuk porositas, kerapatan partikel sebenarnya dan granul, serta kerapatan bulk. Jenis-jenis porositas dijelaskan seperti porositas antar partikel dan dalam partikel. Beberapa contoh soal juga diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep tersebut.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
alat-alat laboraturium itu banyak, tetapi saya hanya membuat beberapa alat saja seperti:
> Cawan Krus
>mortal
>pestle
>cawan penguapan
>pnjepit krus
>penjepittabung
Sistem respirasi manusia dan hewan coba mencit dipelajari melalui praktikum anatomi dan fisiologi. Organ-organ sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, paru-paru dan mekanisme pertukaran gas dijelaskan. Hewan coba mencit dipersiapkan dan dibedah untuk mempelajari anatomi sistem pernapasan.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan prosedur pengukuran susut pengeringan buah lada hitam dengan metode gravimetri. Simplisia digerus lalu dikeringkan di oven 105°C selama 20 menit dan ditimbang berulang kali hingga bobot tetap untuk menentukan susut pengeringannya.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Laporan praktikum kimia organik mengenai asam karboksilat. Percobaan membuat asam karboksilat dengan mengoksidasi alkohol atau aldehida menggunakan asam kromat, dan mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada asam karboksilat seperti esterifikasi, penggaraman, dan reduksi.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat turunan dari serbuk, termasuk porositas, kerapatan partikel sebenarnya dan granul, serta kerapatan bulk. Jenis-jenis porositas dijelaskan seperti porositas antar partikel dan dalam partikel. Beberapa contoh soal juga diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kerajaan Monera, yang meliputi organisme bersel tunggal seperti arkebakteri dan eubakteri. Arkebakteri hidup di lingkungan ekstrem dan membagi dua subkelompok, sedangkan eubakteri meliputi bakteri yang umumnya dikenal. Bakteri memiliki berbagai bentuk, struktur, dan peran penting dalam lingkungan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai kerajaan Monera, yang meliputi organisme bersel tunggal seperti arkebakteri dan eubakteri. Arkebakteri hidup di lingkungan ekstrem dan memiliki dinding sel tanpa peptidoglikan, sedangkan eubakteri umumnya dikenal sebagai bakteri. Bakteri memiliki berbagai bentuk, struktur, dan peran penting dalam lingkungan.
Ada 3 kelompok utama archaebacteria yang mampu hidup di lingkungan ekstrim, yaitu metanogen yang hidup di daerah rawa, halofil ekstrim yang hidup di tempat banyak garam, dan termofil ekstrim yang hidup di tempat panas. Archaebacteria ini berbeda dari eubacteria dalam komposisi dinding sel dan tipe nutrisi yang digunakan.
Kingdom monera terdiri dari makhluk hidup bersel tunggal yang prokariotik seperti bakteri. Mereka memiliki struktur sel yang sederhana tanpa membran inti. Terbagi menjadi dua subkingdom yaitu archaebacteria dan eubacteria. Archaebacteria hidup di lingkungan ekstrem sementara eubacteria adalah bakteri sejati. Kedua subkingdom ini memiliki ciri-ciri berbeda seperti komposisi dinding sel dan lingkungan hidup.
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagiErvan Prasetyo
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria, ciri-ciri masing-masing, serta peran bakteri dalam kehidupan. Archaebacteria mampu hidup di lingkungan ekstrim seperti panas atau asam, sedangkan Eubacteria lebih umum. Bakteri berperan penting dalam industri, pertanian, dan sebagai penyebab penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis bakteri utama, yaitu Arkebakteri dan Eubakteri. Arkebakteri adalah bakteri purba yang hidup di lingkungan ekstrem, sedangkan Eubakteri memiliki struktur sel yang lebih kompleks.
Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan namun membran plasmanya mengandung lipid. Mereka hidup di lingkungan ekstrem seperti sumber air panas, telaga garam, dan tempat bersuhu tinggi serta asam. Terdapat tiga kelompok utama Archaebacteria yaitu metanogen, halofilik, dan termofilik yang masing-masing menghuni habitat berbeda.
Dokumen tersebut membahas klasifikasi empat golongan mikroorganisme yaitu binatang bersel satu, tumbuhan mikroskopis, prokaryota, dan virus. Prokaryota dan eukaryota dibedakan berdasarkan kehadiran inti sel. Archaeobacteria merupakan kelompok baru selain prokaryota dan eukaryota. Bakteri dapat bermanfaat atau merugikan manusia.
Dokumen tersebut merangkum tentang makhluk hidup mikroskopis seperti bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Bakteri dibahas reproduksinya secara aseksual dan seksual serta manfaat dan kerugian bagi manusia. Jamur dibedakan menjadi yeat dan kapang beserta peranannya. Virus dibahas siklus replikasinya dan contoh virus penyebab penyakit. Protozoa dikelompokkan menjadi rizopoda, sil
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Archaebacteria dan Eubacteria, termasuk ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan mereka.
2. Archaebacteria dibagi menjadi Metanogen, Halofil, dan Termofil berdasarkan habitatnya.
3. Eubacteria terdiri dari bakteri dan sianobakteri, dengan ciri-ciri seperti ukuran, struktur, dan cara perkembangbiakannya.
Dokumen ini membahas tentang tiga jenis bakteri yaitu Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria. Dokumen menjelaskan ciri-ciri dan klasifikasi masing-masing bakteri beserta contohnya. Archaebacteria hidup di lingkungan ekstrem, diklasifikasi menjadi metanogen, termoasidofilik, dan halofilik. Eubacteria memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan dan diklasifikasi berdasarkan bentuk, kebutuhan oksigen
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
review jurnal archeabacteria
1. Makalah Mikrobiologi Dan Virologi
REVIEW JURNAL TENTANG ARCHEABACTERIA
Dosen pengampu : Lilis Sugiarti,M,Si
Oleh :
Dian Ratna Novita U. (201605042)
Prodi : S1 Farmasi
STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN 2017
2. KATA PEGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Kudus, 21 Oktober 2017
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penelitian selanjutnya diketahui bahwa organisame archaebateria memiliki
sifat molekuler yang lebih mirip dengan eukariot. Pada tahun 1990 peneliti dari Universitas Illionis,
Dr. carlWoese dan koleganya dapat membuktikan bahwa Archea memiliki perbedaan yang mendasar
dengan bakteri eukaria. Sehingga dia memisahkan archaea ke dalam domain tersendiri yaitu archaea.
Pemisahan ini berdasarkan pendekatan sekuen gen penyandi 16S rRNA yang bersifat universal bagi
seluruh organisme. Atas dasar penelitiannya tersebut, Woese mengajukan bahwa kehidupan dibagi
menjadi tiga domain, yaitu bacteria,eukaria,dan archaea (Weose et al,1990).
Beberapa anggota archaea diketahui merupakan organisme penghuni lingkungan paling
ekstrim di bumi. Diantaranya, hidup di dekat kantung-kantung gas di dasar laut, sementara lainnya
berada pada sumber mata air panas atau bahkan pada air dengan kadar garam/asam yang sangat
tinggi. Beberapa archaea juga ditemukan pada saluran pencernaan sapi, rayap. Mereka juga dapat
hidup pada lumpur di dasar laut tanpa oksigen sekalipun. Namun, saat ini telah ditemukan beberapa
archaea yang juga hidup pada kondisi normal seperti bakteri kebanyakan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Archaebacteria?
b. Bagaimana ciri-ciri dari Archaebacteria?
c. Bagaimana klasifikasi Archaebacteria?
d. Bagaimana peranan Archaebacteria dalam kehidupan?
e. Bagaimana hasil analisa tentang Archaebacteria di MAN 2 Jakarta?
f. Bagaimana hasil
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Archaebacteria.
b. Mengetahui ciri-ciri dari Archaebacteria.
c. Mengetahui klasifikasi Archaebacteria.
d. Mengetahui peranan Archaebacteria dalam kehidupan.
e. Mengetahui hasil analisa tentang Archaebacteria di MAN 2 Jakarta
BAB II
PEMBAHASAN
4. 2.1 Pengertian Archaebacteria
Arkea atau archaea (bahasa Yunani: αρχαία— "yang tua"), juga disebut arkeobakteri,
merupakan satu divisi organisme hidup yang utama. Meskipun filogeni yang tepat masih
tidak dapat dipastikan untuk kumpulan-kumpulan ini, Arkea, Eukariota, dan Bakteria
merupakan kelas yang termasuk sistem tiga domain. Sama dengan bakteria, Arkea
merupakan organisme yang tidak memiliki nukleus, oleh sebab itu, Arkea termasuk
Prokariota. Awalnya, termasuk dalam kerajaan Monera. Arkea berhabitat di lingkungan
kotor, tetapi ditemukan bahwa arkea terdapat di setiap tempat.Pokok filogenetik berdasarkan
data rRNA yang menunjukkan pemisahan bakteria, arkea, dan eukariota.
Arkea ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox berdasarkan
pemisahan dari prokariot yang lain dalam pohon filogentik rRNA 16S. Awalnya, kedua
kumpulan ini adalah Arkeabakteria dan Eubakteria, dan dibagi dalam kingdom atau
subkingdom yang diistilahkan oleh Woses dan Fox sebagai Urkingdom. Woese berpendapat
bahawa Arkea pada dasarnya merupakan satu cabang hidupan yang berlainan. Ia kemudian
memberi nama Arkea dan Bakteria untuk memperkuat pendapatnya, dan berpendapat bahwa
Arkea merupakan bagian dari tiga domain.
Istilah biologi, Arkea, harus tidak dikelirukan dengan frasa geologi, eon Arkean, yang
juga dikenal sebagai Era Arkeozoik. Istilah kedua ini merujuk kepada zaman primordium
dalam sejarah bumi ketika Arkea dan Bakteria merupakan organisme bersel yang tunggal di
bumi. Fosil-fosil ini kemungkinan merupakan fosil mikroba yang berasal dari 3,8 juta tahun
yang lalu.
2.2 Ciri-ciri Archaebacteria
Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Sel bersifat prokaryotik.
2. Lipida pada membran sel bercabang.
3. Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.
4. Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.
5. Berukuran 0,1 um sampai 15 um, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang
200 m.
6. Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Archaebacteria berukuran dari 0,1 um sampai 15 um, dan ada beberapa Archaebacteria
yang berbentuk filamen mencapai panjang 200 m. Bentuk Archaebacteria bervariasi, seperti
berbentuk bola, batang, spiral, cuping, dan empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang
berbeda ini menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya.
Pada prinsipnya habitat Archaebacteria di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi
dan asam. Tetapi biasanya Archaebacteria dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:
1. Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi.
2. Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus
binatang.
3. Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.
5. Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan Archaebacteria di gletser, asap hitam,
tanah rawa, kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti
ruminansia, dan rayap.
Terdapat juga pada saluran pencernaan makanan pada manusia. Walaupun demikian,
Archaebacteria biasanya tidak berbahaya bagi organisme lainnya dan tidak satu pun dikenal
sebagai penyebab penyakit.
2.3 Klasifikasi Protista
Arkhaebakteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air
panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba).
Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
1. Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Bakteri ini memperoleh
makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan H2 menjadi metana (CH4). Hidup di rawa-
rawa dan danau yang kekurangan oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain.
4H2 + CO2 ―→ CH4 + 2H2O
Metanogenik juga berperan dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak. Metanogenik
merupakan bakteri utama dalam pembentukan biogas atau gas metana. Beberapa bakteri
metanogenik bersimbiosis dalam rumen herbivora dan hewan pengonsumsi selulosa lainnya.
Contoh :
· Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pektin
· Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa
· Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
· Methanococcus janashii, penghasil gas methane
2. Halofilik
Bakteri Halofilik (halo : garam, philis: suka) ini hidup pada lingkungan dengan kadar garam
tinggi dan sebagian memerlukan kadar garam 10 kali lebih tinggi daripada air laut untuk
dapat hidup. seperti di danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan
yang bergaram. Beberapa bakteri halofilik dapat berfotosintesis dan memiliki zat warna yang
disebut bacteriorodhopsin
3. Termofilik
Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka), Archaebacteria ini hidup di tempat
dengan suhu 60°C hingga 80°C. Beberapa bakteri termofilik mampu mengoksidasi sulfur,
seperti Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur. Bahkan, beberapa spesies mampu dengan
suhu 105°C
Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaebacteria dibagi menjadi beberapa
phylum, yaitu:
1. Phylum Grenarchaeota
2. Phylum Euryarchaeota
6. 3. Halobacteria
4. Methanococci
5. Methanophyri
6. Archaeoglobi
7. Thermococci
8. Thermoplasmata
9. Phylum Korarchaeota
10. Phylum Nanoarchaeota
2.4 Peranan Protista
Arkae juga mempunyai peranan dalam kehidupan, diantaranya:
a. Menggunakan reaksi kimia yang digunakan untuk membuat materi organic dan reaksi
kimai lainnya (umumnya menghasilkan gas metan dan sulfur dioksida).
b. Mengubah karbon dioksida dan hydrogen menjadi metan.
c. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biogas.
d. Mampu mengoksida sulfur.
e. Bakteri metanogen yang ada di Ruminansia (pemamah biak) dapat mencegah pectin
(lachnospira multipharus), memecah amilum (succinomonas amylolytica), dan memecah
selulosa (ruminococcus albus).
2.5 Hasil Analisa Tentang Archaebacteria Di MAN 2 Jakarta
Temuan yang didapat setelah menelusuri pemahaman siswa pada konsep
Archaebacteria dan Eubacteria didapatkan informasi bahwa siswa memiliki nilai miskonsepsi
yang sedikit (19%). Kategori miskonsepsi yang dialami oleh siswa cenderung teridentifikasi
pada miskonsepsi utuh. Pernyataan indikator butir soal yang mendominasi nilai miskonsepsi
adalah ”Usaha manusia yang dilakukan untuk menghindari peran negatif bakteri.” dengan
anggapan yang salah berupa “Bakteri lebih banyak menimbulkan kerugian daripada
keuntungan bagi manusia dan lingkungan. Anggapan ini sebagian besar berasal dari
kelompok siswa dengan kemampuan kognitif sedang dan tinggi.
Sedikitnya total persentase miskonsepsi siswa bukan disebabkan pada rendahnya kepahaman
siswa terhadap konsep, melainkan dari tingginya ketidakpahaman siswa. Hal ini disebabkan
pada proses belajar yang tidak tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian berikutnya untuk menelusuri sumber ketidakpahaman tersebut yang dapat berasal
dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi mengajar. Hasil dari penelitian ini dan
berikutnya dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam pembelajaran biologi selanjutnya dan
perguruan tinggi sebagai referensi dalam perbaikan pembelajaran untuk calon guru.
7. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaebacteria termasuk dalam
satu kingdom tersendiri. Yang termasuk Archaebacteria, yaitu bakteri yang hidup di sumber
air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat yang panas dan asam.
Archaebacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kali diidentifikasikan pada tahun
1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Ada tiga kelompok dari Archaebacteria, yaitu
methanogens, halophiles, dan thermophiles. Peranan archae dalm kehidupan adalh pegubah
karbondioksida dan hydrogen menjadi metan, yang digunakan sebagai biogas.
Ketidakpahaman siswa terhadap konsep Archaebacteria disebabkan pada proses
belajar yang tidak tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu terjadi tingginya
ketidakpahaman pada siswa,perlu dilakukan penelitian berikutnya untuk menelusuri sumber
ketidakpahaman tersebut yang dapat berasal dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi
mengajar. Hasil dari penelitian ini dan berikutnya dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam
pembelajaran biologi selanjutnya dan perguruan tinggi sebagai referensi dalam perbaikan
pembelajaran untuk calon guru.
Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran valid dengan kriteria kevalidan
perangkat pembelajaran memenuhi kriteri layak/baik pada semua perangkat yang
dikembangkan terhadap konsep Archaebacteria .
8. DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Biological Sciences. 2013. “Misconceptions About Microbes”.
http://www.usc.edu/org/coseewest/Mar262011/01MisconceptionsAboutMicrobes.pdf
Campbell, N.A.,Reece,J.B.,and Mitchell L.G., 2003,Biologi (terjemah), Erlangga. Jakarta.
Perry,J.J.,Staley, J.T and Lory, S., 2002, Mirobial Life,Sinauer Ass. Publ.,Sunderland
Pujiyanto S. 2012. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta:Platinum.
Reid A, Greene S. 2013. Human Microbiome. American Academy of Microbiology:
Washington DC.
Strelkauskas A, Strelkauskas J. 2014. Microbiology: A Clinical Approach.
http://www.garlandscie nce.com/res/pdf/9780815365143_ch05.pdf.
Tekkaya C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal of Hacattepe
Universitesi EgitimFakultasi Dergisi 23: 259-266.