Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung pelayanan kesehatan dan manajemen rumah sakit."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan informasi pelayanan kesehatan melalui integrasi dan otomatisasi proses bisnis pelayanan kesehatan."
Peraturan ini mengatur tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia. Semua rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS yang dapat mengintegrasikan seluruh proses pelayanan dan dapat berkomunikasi dengan sistem informasi kesehatan lainnya. SIMRS harus dikelola dengan baik oleh tenaga yang kompeten untuk mendukung proses pelayan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi manajemen rumah sakit yang meliputi latar belakang, strategi, proses bisnis, arsitektur infrastruktur, data, aplikasi, komunikasi, kolaborasi dan referensi. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan pengelolaan informasi rumah sakit secara efisien dan terintegrasi.
Sistem informasi rumah sakit dirancang untuk mengintegrasikan proses bisnis pelayanan pasien dan administrasi dengan menggunakan basis data tunggal dan standar pertukaran data. Arsitektur aplikasi dan infrastruktur jaringan dirancang untuk mendukung integrasi dan keamanan sistem.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung pelayanan kesehatan dan manajemen rumah sakit."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan informasi pelayanan kesehatan melalui integrasi dan otomatisasi proses bisnis pelayanan kesehatan."
Peraturan ini mengatur tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia. Semua rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS yang dapat mengintegrasikan seluruh proses pelayanan dan dapat berkomunikasi dengan sistem informasi kesehatan lainnya. SIMRS harus dikelola dengan baik oleh tenaga yang kompeten untuk mendukung proses pelayan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi manajemen rumah sakit yang meliputi latar belakang, strategi, proses bisnis, arsitektur infrastruktur, data, aplikasi, komunikasi, kolaborasi dan referensi. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan pengelolaan informasi rumah sakit secara efisien dan terintegrasi.
Sistem informasi rumah sakit dirancang untuk mengintegrasikan proses bisnis pelayanan pasien dan administrasi dengan menggunakan basis data tunggal dan standar pertukaran data. Arsitektur aplikasi dan infrastruktur jaringan dirancang untuk mendukung integrasi dan keamanan sistem.
Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS)aidaqisti
Â
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang bina upaya kesehatan Kementerian Kesehatan membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbarukan (up to date) untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan secara tepat.
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan sistem Sistem Informasi berbasis komputer.
Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.
Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di Indonesia.
Banyak Rumah Sakit yang telah berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagian Rumah Sakit memilih untuk melakukan kerja sama operasional (outsourcing) dengan biaya yang relatif besar yang pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan memandang perlunya membangun kerangka acuan kerja (framework) dan perangkat lunak (software) aplikasi sistem informasi Rumah Sakit yang bersifat sumber terbuka umum (open source generic) untuk Rumah Sakit di Indonesia. Dengan adanya software aplikasi open source generik ini diharapkan Rumah Sakit di Indonesia dapat menggunakan, mengembangkan, mengimplementasi dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman data yang dikirim kepada Kementerian Kesehatan.
B. STRATEGI
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub s
Link-Link MATERI Training "Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)"Kanaidi ken
Â
Dokumen tersebut merupakan materi pelatihan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Rumah Sakit yang mencakup pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat SIM serta penjelasan tentang berbagai modul SIM di Rumah Sakit seperti registrasi pasien, akuntansi, rekam medis, dan lainnya beserta metode pelatihan yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang dikembangkan oleh PT. SIMPUL REKA SARANA untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis layanan kesehatan di rumah sakit secara terpadu dan terintegrasi guna memperoleh informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam mendukung fungsi manajemen operasional dan pengambilan keputusan."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan teknologi informasi dalam pelayanan keperawatan, khususnya sistem informasi keperawatan. Sistem informasi keperawatan bertujuan untuk memudahkan proses dokumentasi keperawatan, manajemen, komunikasi, pendidikan, dan penelitian dengan menggunakan komputer. Penerapan sistem informasi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dokumentasi keperawatan.
SIMRS dirancang untuk meningkatkan pengelolaan informasi di rumah sakit secara efisien dan akurat. SIMRS membutuhkan kerangka kerja komprehensif yang selaras dengan bisnis inti dan strategi rumah sakit. Proses bisnis utama dan administratif diatur oleh SIMRS untuk mengelola sumber daya dan pelayanan pasien secara terintegrasi. Infrastruktur jaringan dan arsitektur data dan aplikasi dirancang untuk mendukung SIMRS, sementara keamanan fis
Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit meliputi penerimaan pasien baru di bagian pendaftaran untuk mengisi data diri, kemudian ditujukan ke poliklinik. Setelah pemeriksaan, pasien bisa pulang, dirawat, dirujuk ke rumah sakit lain, atau dijadwalkan berobat ulang. Pasien lama langsung ke poliklinik dengan menggunakan kartu berobat.
Dokumen tersebut membahas perencanaan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, meliputi tujuan perencanaan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga perawat, dan langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja dan klasifikasi pasien."
Dokumen ini menjelaskan tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) yang dikembangkan oleh CV Perdana Sistematika untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang wajibnya rumah sakit menyelenggarakan SIM-RS, serta mendemonstrasikan berbagai fitur dan manfaatnya.
MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronikzulfahmiaziz3
Â
Implementasi rekam medis elektronik mengacu pada regulasi PMK No. 24/2022 tentang rekam medis dan persyaratan ISO/IEC 27001:2013 untuk manajemen keamanan informasi. Implementasi sistem manajemen keamanan informasi berdasarkan ISO/IEC 27001:2013 diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sistem rekam medis, mengintegrasikan dengan sistem Kementerian Kesehatan, serta memenuhi prinsip kerahasiaan, integritas dan ketersed
Persentase rumah tangga yang memiliki jamban sehat di 5 kota/kabupaten di Jawa Barat pada tahun 2012 sebagian besar di atas 50% kecuali untuk Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur yang masih di bawah 10%.
Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS)aidaqisti
Â
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang bina upaya kesehatan Kementerian Kesehatan membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbarukan (up to date) untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan secara tepat.
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan sistem Sistem Informasi berbasis komputer.
Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.
Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di Indonesia.
Banyak Rumah Sakit yang telah berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagian Rumah Sakit memilih untuk melakukan kerja sama operasional (outsourcing) dengan biaya yang relatif besar yang pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan memandang perlunya membangun kerangka acuan kerja (framework) dan perangkat lunak (software) aplikasi sistem informasi Rumah Sakit yang bersifat sumber terbuka umum (open source generic) untuk Rumah Sakit di Indonesia. Dengan adanya software aplikasi open source generik ini diharapkan Rumah Sakit di Indonesia dapat menggunakan, mengembangkan, mengimplementasi dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman data yang dikirim kepada Kementerian Kesehatan.
B. STRATEGI
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub s
Link-Link MATERI Training "Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)"Kanaidi ken
Â
Dokumen tersebut merupakan materi pelatihan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Rumah Sakit yang mencakup pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat SIM serta penjelasan tentang berbagai modul SIM di Rumah Sakit seperti registrasi pasien, akuntansi, rekam medis, dan lainnya beserta metode pelatihan yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang dikembangkan oleh PT. SIMPUL REKA SARANA untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis layanan kesehatan di rumah sakit secara terpadu dan terintegrasi guna memperoleh informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam mendukung fungsi manajemen operasional dan pengambilan keputusan."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan teknologi informasi dalam pelayanan keperawatan, khususnya sistem informasi keperawatan. Sistem informasi keperawatan bertujuan untuk memudahkan proses dokumentasi keperawatan, manajemen, komunikasi, pendidikan, dan penelitian dengan menggunakan komputer. Penerapan sistem informasi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dokumentasi keperawatan.
SIMRS dirancang untuk meningkatkan pengelolaan informasi di rumah sakit secara efisien dan akurat. SIMRS membutuhkan kerangka kerja komprehensif yang selaras dengan bisnis inti dan strategi rumah sakit. Proses bisnis utama dan administratif diatur oleh SIMRS untuk mengelola sumber daya dan pelayanan pasien secara terintegrasi. Infrastruktur jaringan dan arsitektur data dan aplikasi dirancang untuk mendukung SIMRS, sementara keamanan fis
Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit meliputi penerimaan pasien baru di bagian pendaftaran untuk mengisi data diri, kemudian ditujukan ke poliklinik. Setelah pemeriksaan, pasien bisa pulang, dirawat, dirujuk ke rumah sakit lain, atau dijadwalkan berobat ulang. Pasien lama langsung ke poliklinik dengan menggunakan kartu berobat.
Dokumen tersebut membahas perencanaan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, meliputi tujuan perencanaan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga perawat, dan langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja dan klasifikasi pasien."
Dokumen ini menjelaskan tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) yang dikembangkan oleh CV Perdana Sistematika untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang wajibnya rumah sakit menyelenggarakan SIM-RS, serta mendemonstrasikan berbagai fitur dan manfaatnya.
MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronikzulfahmiaziz3
Â
Implementasi rekam medis elektronik mengacu pada regulasi PMK No. 24/2022 tentang rekam medis dan persyaratan ISO/IEC 27001:2013 untuk manajemen keamanan informasi. Implementasi sistem manajemen keamanan informasi berdasarkan ISO/IEC 27001:2013 diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sistem rekam medis, mengintegrasikan dengan sistem Kementerian Kesehatan, serta memenuhi prinsip kerahasiaan, integritas dan ketersed
Persentase rumah tangga yang memiliki jamban sehat di 5 kota/kabupaten di Jawa Barat pada tahun 2012 sebagian besar di atas 50% kecuali untuk Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur yang masih di bawah 10%.
Dokumen ini membahas tentang kerangka acuan kerja (KAK) atau term of reference (TOR) untuk pengadaan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Dokumen ini menjelaskan tujuan, ruang lingkup, cara pelaksanaan, dan indikator keberhasilan pengadaan SIMRS. Dokumen ini juga menjelaskan latar belakang pentingnya pengadaan SIMRS bagi peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan rumah sakit.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) + Bridging BPJSonemedic
Â
Sistem informasi rumah sakit One Medic dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis rumah sakit mulai dari layanan pasien, administrasi medis, keuangan, hingga manajemen inventory secara real-time. Aplikasi ini menawarkan berbagai manfaat seperti peningkatan efisiensi, akurasi data, dan kualitas pelayanan bagi rumah sakit dan pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Rumah sakit membutuhkan sistem informasi berbasis komputer untuk mengelola informasi secara efisien dan akurat. Dokumen ini membahas latar belakang, proses bisnis, arsitektur infrastruktur jaringan dan database, serta arsitektur aplikasi yang dibutuhkan untuk sistem informasi rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas konsep sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang dirancang untuk meningkatkan pengelolaan informasi rumah sakit secara efisien dan terpadu melalui penerapan teknologi informasi. SIMRS dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pelayanan rumah sakit, mulai dari pelayanan pasien, administrasi, hingga kolaborasi dengan sistem informasi lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan informasi di rumah sakit dan perlunya penerapan sistem informasi berbasis komputer untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, dengan menjelaskan latar belakang, strategi, proses bisnis, arsitektur infrastruktur, arsitektur data, dan arsitektur aplikasi yang dibutuhkan."
SIMRS dirancang untuk meningkatkan pengelolaan informasi di rumah sakit secara efisien, cepat, akurat, dan terintegrasi. Sistem ini mengatur alur kerja pelayanan pasien dan administrasi dengan database terstruktur dan tidak terstruktur serta mengintegrasikan unit-unit seperti farmasi dan laboratorium. Infrastruktur jaringan dan keamanan sistem diperlukan untuk mendukung arsitektur data dan aplikasi SIMRS.
Dokumen tersebut membahas tentang perlunya sistem informasi rumah sakit (SIMRS) yang handal untuk mendukung proses bisnis rumah sakit, meliputi pelayanan pasien, administrasi, dan manajemen sumber daya. Dokumen ini juga menjelaskan strategi agar SIMRS berhasil diimplementasikan serta aspek-aspek keamanan SIMRS.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis layanan kesehatan rumah sakit untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan manajemen. SIMRS meliputi modul-modul seperti pelayanan pasien, poliklinik, rawat inap, farmasi, dan akuntansi yang terintegrasi secara online.
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...Rizqi Wahyuningsih
Â
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem informasi manajemen pada rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit (SIRS) digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, menyajikan, menganalisis, dan menyimpulkan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Dokumen ini juga membahas modul-modul sistem informasi MediSmart dan hubungan antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi kesehatan nasional."
SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...Rizqi Wahyuningsih
Â
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem informasi manajemen pada rumah sakit, mencakup penjelasan tentang sistem informasi rumah sakit, modul-modul yang terdapat pada sistem informasi rumah sakit, serta hubungan antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi kesehatan nasional."
Dokumen tersebut membahas tentang peraturan menteri kesehatan mengenai sistem informasi manajemen rumah sakit. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya sistem informasi yang handal bagi rumah sakit dan kementerian kesehatan, serta kerangka dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung sistem informasi rumah sakit, termasuk arsitektur data dan keamanan sistem informasinya.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Â
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Â
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Â
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. SISTEM INFORMASI
MENEJEMEN RUMAH SAKIT
(SIMRS)
Disusun Oleh:
• Fauzi Farhan Nugraha
• Ihsan Taufiq Tahman
• M. Yasin Ashari
• Wely Supriatna
2. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, Direktorat Jenderal
yang menyelenggarakan urusan di bidang bina upaya kesehatan Kementerian
Kesehatan membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbarukan
(up to date ) untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan penetapan
kebijakan secara tepat.
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering
mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik
untuk kebutuhan internal maupun eksternal. sehingga perlu
diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien,
cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel.
Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan
dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui
penggunaan sistem Sistem Informasi berbasis komputer.
3. Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan
informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat,
terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan
mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit
di Indonesia.
Dengan adanya software aplikasi open source generik ini diharapkan Rumah
Sakit di Indonesia dapat menggunakan, mengembangkan, mengimplementasi
dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman data yang
dikirim kepada Kementerian Kesehatan.
4. STRATEGI
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi
dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO
tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat
baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau
pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat
pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan
medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama
menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi
pasien).
5. PROSES BISNIS
Pelayanan Utama (Front Office )
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan
lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan
terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap)
dan proses pulang (seperti pada gambar berikut).
6. Pelayanan Administratif (Back-Office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia,
uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor,
barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit
unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan,
pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset,
pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan
lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front
office, digambarkan berikut ini.
7. ARSITEKTUR INFRASTRUKTUR
Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk
kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan
untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV,Intelegent Building ,Medical
Equipment dan lain-lain.
Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan
komunikasi data yang disyaratkan adalah:
1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk
melakukan manajemen lalu lintas data pada jaringan
komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan
security .
2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi
IP address dan segmentasi jaringan menggunakan
VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau
lantai.
8. 3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada
keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja
jaringan/redudant , tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat
mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi
kekurangan sumber daya maupun sebagai backup.
5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik
perkabelan maupun perangkat aktif).
6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba,
dan sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat
aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat.
9. ARSITEKTUR DATA
Untuk menghindari pulau-pulau aplikasi dan memudahkan Kementerian
Kesehatan mengolah data yang homogen, maka perlu dibuat arsitektur data
yang baik, untuk mengakomodir kebutuhan informasi para pengguna. Beberapa
aspek harus diperhatikan dalam membangun arsitektur data:
Kodefikasi
Kodefikasi selain keharusan untuk otomatisasi/komputerisasi, juga diperlukan
untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
Mapping
Karena sering berbeda keperluan kodefikasi data, maka
diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan
lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tarif
dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode
kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya.
10. Standar pertukaran data antar aplikasi
Beberapa software aplikasi yang terpisah, membutuhkan standard pertukaran
data agar dapat berkomunikasi satu aplikasi dengan lainnya. Seperti Heath Level
7 (HL7), DICOM, XML dan sejenisnya.
Database
Desain struktur database, sebaiknya mengacu pada best practice database Rumah
Sakit dan mengambil dari sumber terbuka serta mempertimbangkan kebutuhan
informasi stakeholder terkait.
11. ARSITEKTUR APLIKASI
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran
arsitektur minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan
informasi.
12. 1. Antrian registrasi
2. Modul
appointment
3. Registrasi
4. Pelayanan
informasi
5. Pengaduan
6. Panel informasi
publik
FRONT OFFICE
Menu Utama
Antrian Registrasi
20. 1. Pengaturan standar dan siklus menu
2. Perencanaan menu diet dan konsultasi
3. Pelayanan makanan dan produksi
4. Data referensi nutrisi
Gizi/ Nutrisi