Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem informasi manajemen pada rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit (SIRS) digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, menyajikan, menganalisis, dan menyimpulkan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Dokumen ini juga membahas modul-modul sistem informasi MediSmart dan hubungan antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi kesehatan nasional."
Analisis, Perancangan dan Evaluasi Sistem Informasi KesehatanFahmi Hakam
Buku ini berusaha menjelaskan konsep dan cara menganalisis, merancang, mengembangkan, serta mengevaluasi sistem informasi secara terstruktur, rinci dan sederhana. Pembahasan dalam buku ini, memadukan konsep Teknologi, Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan, serta berorientasi pada organisasi atau institusi pelayanan kesehatan. Sehingga nantinya pembaca akan sangat mudah belajar dan memahami konsep-konsep sistem informasi manajemen, IT di bidang kesehatan dan medis
Audit medis adalah salah satu bagian dari manajemen mutu pelayanan medis. Dengan audit medis, kita bisa mengetahui apakah pelayanan medis dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam melakukan proses akreditasi tahun 2009/2010 di RS Panti Rapih dan selama menemani teman-teman berproses dalam persiapan akreditasi di RS Panti Rini, RS Panti Nugroho, dan RS St. Elisabet Ganjuran, penulis berkali-kali menekankan perlunya menetapkan standar pelayanan medis sebelum melakukan audit medis. Dalam perkembangannya, ternyata pendapat ini tidak selalu benar. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk “menebus” dosa penulis atas pernyataan tersebut. Lewat tulisan ini, saya berharap audit medis dapat lebih dimengerti dan menjadi kebiasaan baik yang dikembangkan terus menerus.
Analisis, Perancangan dan Evaluasi Sistem Informasi KesehatanFahmi Hakam
Buku ini berusaha menjelaskan konsep dan cara menganalisis, merancang, mengembangkan, serta mengevaluasi sistem informasi secara terstruktur, rinci dan sederhana. Pembahasan dalam buku ini, memadukan konsep Teknologi, Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan, serta berorientasi pada organisasi atau institusi pelayanan kesehatan. Sehingga nantinya pembaca akan sangat mudah belajar dan memahami konsep-konsep sistem informasi manajemen, IT di bidang kesehatan dan medis
Audit medis adalah salah satu bagian dari manajemen mutu pelayanan medis. Dengan audit medis, kita bisa mengetahui apakah pelayanan medis dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam melakukan proses akreditasi tahun 2009/2010 di RS Panti Rapih dan selama menemani teman-teman berproses dalam persiapan akreditasi di RS Panti Rini, RS Panti Nugroho, dan RS St. Elisabet Ganjuran, penulis berkali-kali menekankan perlunya menetapkan standar pelayanan medis sebelum melakukan audit medis. Dalam perkembangannya, ternyata pendapat ini tidak selalu benar. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk “menebus” dosa penulis atas pernyataan tersebut. Lewat tulisan ini, saya berharap audit medis dapat lebih dimengerti dan menjadi kebiasaan baik yang dikembangkan terus menerus.
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...Rizqi Wahyuningsih
Makalah atau Artikel Power Point Implementasi Sistem Informasi Manajemen pada Rumah Sakit, Rizqi Wahyuningsih, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Universitas Mercu Buana (Mercu Buana University), Jakarta Indonesia
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...Rizqi Wahyuningsih
Makalah atau Artikel Power Point Implementasi Sistem Informasi Manajemen pada Rumah Sakit, Rizqi Wahyuningsih, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Universitas Mercu Buana (Mercu Buana University), Jakarta Indonesia
Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS)aidaqisti
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang bina upaya kesehatan Kementerian Kesehatan membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbarukan (up to date) untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan secara tepat.
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan sistem Sistem Informasi berbasis komputer.
Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.
Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di Indonesia.
Banyak Rumah Sakit yang telah berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagian Rumah Sakit memilih untuk melakukan kerja sama operasional (outsourcing) dengan biaya yang relatif besar yang pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan memandang perlunya membangun kerangka acuan kerja (framework) dan perangkat lunak (software) aplikasi sistem informasi Rumah Sakit yang bersifat sumber terbuka umum (open source generic) untuk Rumah Sakit di Indonesia. Dengan adanya software aplikasi open source generik ini diharapkan Rumah Sakit di Indonesia dapat menggunakan, mengembangkan, mengimplementasi dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman data yang dikirim kepada Kementerian Kesehatan.
B. STRATEGI
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub s
Kelompok 2_Tugas 1_PPT_Perencanaan Pengembangan dan Evaluasi SIK.pdf
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pada Rumah Sakit
1. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun Oleh :
Rizqi Wahyuningsih (43216110033)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang sistem informasi manajemen yang ada di
dalam Rumah Sakit dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada di Rumah Sakit Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu penataan yang berdasar pada pengumpulan
data,pengolaan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta pada penyampaian
informasi yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan dalam rumah sakit tersebut. Berdasarkan
pengalaman dan pengamatan selama 1 tahun langsung pada objek penelitian.
Hasil penelitian menunjukan globalisasi yang semakin membawa pengaruh yang besar terhadap
dunia kerja dan sistem informasi yang terpusat pada suatu lingkup kerja bertujuan meringankan
beban pegawai, mempermudah pencarian data pasien, membantu sekali dalam hal operasional
rumah sakit disana kita dituntut ketepata data pasien, ketepatan identifikasi, ketepatan tindakan
terhadap pasien yang sedang membutuhkan bantuan kita.
Dengan adanya sistem yang tersistem sangat baik disuatu perusahaan akan sangat membantu dalam
hal kecepatan tindakan dan apa yang harus kita lakukan selanjutnya, komunikasi yang eksklusif
terhadap pasien akan memperkecil adanya kesalahan yang fatal. Dibutuhkan kerjasama yang apik
untuk mendapatkan apresiasi dalam hal komunikasi dan informasi.
Kata Kunci : sistem informasi, sistem informasi manajemen, rumah sakit, komunikasi, pasien.
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisai yang ditandai dengan adanya Perdagangan bebas mengharuskan sektor Kesehatan
terutam Rumah Sakit untuk meningkatkan daya saing dengan memberikan pelayanan yg sebaik-
baiknya kepada pelanggan ataupun pasien bahkan penyajian laporang yang akurat bagi para
pengambil keputusan, bakan rumah sakit vertical cenderung untuk segera merubah tatana rumah
sakit menjadi sebuah badan layanan umum, sehingga lebih mudah dalam penataan administrasinya.
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien
sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut
diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya
pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan
umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal,
serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang
terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan
data pada rumah sakit.Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena
dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data
maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Guna mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan
“Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat dibutuhkan, sebagai salah satu strategik
manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi
informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru guna
menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem informasi di sebuah Rumah Sakit ?
2. Bagaimana hubungan sistem informasi kesehatan rumah sakit dalam sistem informasi
kesehatan nasional ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan sistem informasi kesehatan rumah sakit?
4. Bagaimana sistem informasi kesehatan dimasa depan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem yang ada dirumah sakit
2. Untuk mengetahui lebih detai perbedaan sistem informasi kesehatan rumah sakit dan sistem
informasi kesehatan nasional
3. Untuk megetahui kelebihan dan kekurangan sistem informasi rumah sakit
4. Untuk mengetahui kira-kira sistem informasi kesehatan yang seperti apa dimasa depan
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) NCI-Medismart
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu penataan yang berdasar pada pengumpulan
data,pengolaan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta pada penyampaian
informasi yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan dalam rumah sakit tersebut.
Didesain dan dikembangkan dengan sistem Modular untuk siap diimplementasikan secara bertahap,
terpisah maupun terintegrasi, serta mempunyai fasilitas lengkap dan dapat menghasilkan laporan-
laporan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
SIMRS NCI-Medismart adalah SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang didesain
serta dikembangkan berbasis desktop dan juga web, dengan sistem modular aplikasi kami siap
diimplementasikan dengan berbagai kondisi baik apakah itu secara bertahap, terpisah maupun
terintegrasi,selain itu aplikasi kami mempunyai fasilitas lengkap dan dapat menghasilkan laporan-
laporan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Untuk Applikasi berbasis Desktop yang kami kembangkan dengan menggunakan Visual Basic,
dengan dbms SQL Server, Aplikasi yang kami kembangkan sudah teruji dan digunakan oleh
berbagai rumah sakit yang telah menjadi mitra kami sejak lama dan sanggup untuk menangani
berbagai case yang timbul dalam berbagai pengelolaan seputar masalah manajemen Rumah Sakit
baik dari segi Pelayanan (seperti : Pendaftaran,Penata Jasa,Kasir dll), Penunjang (Apotek,
Laboratorium, Radiologi, Farmasi dll) ataupun Pendukung (Akuntansi, Inventori, HRD dll).
Khusus Untuk Aplikasi berbasis Web yang kami kembangkan semuanya merupakan Opensource
dimana aplikasi SIMRS dibangung dengan menggunakan Bahasa Pemograman PHP, dengan
DBMS PostgreSQL kemudian berjalan pada server linux sehingga aplikasi kami bersifat Multi
Platform dapat dijalankan diaplikasi Browser komputer dengan Sistem Operasi Apapun,Kemudian
karena semua nya adalah produk opensource anda tidak perlu mengeluarkan biaya license untuk
setiap komponen Pengembangan dari SIMRS-nya.
2.2 Modul MediSmart
1. 1.Pendaftaran Rawat Jalan
2. Kasir Rawat Jalan
3. Pendaftaran Gawat Darurat
4. Kasir Gawat Darurat
5. Farmasi (Gudang Obat)Apotek
6. Radiologi
7. Laboratorium
8. Pendaftaran Rawat Inap
9. Kasir Rawat Inap
10. Kamar Operasi (OK)
11. Rekam MedikExecutive
12. Summary ReportAkuntansi
13. Rumah SakitInventory
14. Rumah Sakit Sistem Antrian (Smart Queing)
15. BPJS Claim System
16. Bank Darah
5. 17. Ambulance
18. Gizi
19. Kamar Jenazah
20. Loundry
NCI MediSmart, adalah Software Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
didesain dan dikembangkan dengan berbagai fasilitas untuk memberikan kemudahan, kecepatan
dan keakuratan proses Manajemen Rumah Sakit.
Keunggulan NCI MediSmart :
1. Modul, siap diimplementasikan secara bertahap, terpisah maupun terintegrasi, serta
mempunyai fasilitas lengkap dan dapat menghasilkan laporan-laporan sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit.
2. Teknologi Barcode yang diterapkan di kartu pasien mempercepat pelayanan dan
mempermudah pekerjaan operator.
3. Sistem kemitraan KSO (Kerjasama Operasional) membuat rumah sakit tidak perlu investasi,
dengan jaminan keberhasilan dan maintenance terbaik.
4. Berbasis Windows (mudah dioperasikan).
5. User Friendly.
6. Berbahasa Indonesia.
BPJS Claim System merupakan Software Aplikasi Bridging antara SIM RS dengan Aplikasi INA
CBGs untuk claim BPJS, membantu RS memberikan kemudahan melakukan bridging SIM RS
dengan aplikasi claim BPJS
Cukup 3 langkah mudah untuk seluruh pasien dalam satu periode klaim :
Import data pelayanan dari RWJ, RWI, atau IGD, periksa datanya
Export data ke format txt.
Import pada aplikasi INA-CBGs Kemenkes.
Dilengkapi dengan fasilitas:
Import Data Pelayanan Pasien
Entry/Edit Data Pasien
Export Data Pelayanan Pasien
Setup ICD X
SetUp ICD IX
Laporan Pasien
Laporan Rekap Biaya Pelayanan
6. 2.3 Hubungan sistem informasi rumah sakit dan sistem informasi nasional
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional ( SKN
) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.
Kemudian sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
( SKN ) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap
jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada
tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK
) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar
berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN
sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang berhubungan dengan
sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama
yang saling mneguntungkan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan bagian dari sistem kesehatan. SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-
sistem informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari
himpunan atau jarngan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.
2.4 Tujuan Dan Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
1. Tujuan SIK
Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya
suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan
informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk :
1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya sendiri.
4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
kesehatan.
7. 2. Manfaat SIK
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program
kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi
(kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan.
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-
based decision).
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal.
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi.
7. Membantu penilaian transparansi.
2.5 Prinsip Dan Peranan Sistem Informasi Kesehatan
1.Prinsip SIK
1. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor
kesehatan atau pun dari berbagai sektor pembangunan lain.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi kesehatan.
3. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan kepeutusan.
4. Disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan datamelalui cara-
cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non rutin (yaitu survei dan lain-
lain).
6. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku
dibidang kesehatan dan kedokteran.
2.Peranan SIK
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau
komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block)
sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
8. Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable
dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network
yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah
daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis,
memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point
lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung
jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna
dapat dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen
SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan,
penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk
mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?
1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit tersebut.
Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi 2, sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
a. Departemen Kesehatan,
b. Departemen Dalam Negeri,
c. TNI,
9. 2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu
“kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun
kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah
sebagai berikut:
1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran
Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun
pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap
usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang
sedang dikembangkan.
5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
dan perkembangan dimasa datang.
6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi
yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of
return) dalam waktu yang relatif singkat.
7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas
yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena
keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan
sistem yang baru.
11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap
pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS
tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari
Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
Memiliki aspek pengawasan terpadu
Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup
lengkap dan terpadu.
Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi
yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
Terjaminnya konsistensi data.
Orientasi ke masa depan.
Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada
maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai.
10. 2.6 Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
1.Kelebihan-kelebihan sistem informasi yaitu
1. Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan sebuah keputusan,peran system informasi sanagatlah penting karena
dengan system informasi kita bisa mengetahui daapak ataupun konsekuensi dari keputusan yang
nanti kita ambil dalam kehidupan sehari-hari baik itu menguntungkan satu pihak maupun kedua
belah pihak yang sedang dalam sebuah masalah.
2. Sebagai Sarana Penyedia Data
Dalam hai ini peran system informasi sangatlah vital karena dengan perannya sebagai penyedia
data,dia dituntut untuk menyediakan,memfasilitasi bahkan memberikan data yang bermanfaat bagi
pengunanya yang sedang dibicarakan di kalangan masyarakat entah itu tentang
politik,social,budaya,ekonomi bahkan tentang kehidupan artis yang sedang naik daun.dalam
prosesnya memberikan data yang sedang menjadi topic di masyarakat bisa dalam berbagai
macam,misalnya radio,televise,majalah,surat kabar bahakan bisa saja melalui social media yang
lang ngetrend saat ini.
3. Sebagai Alat Pengontrol Data
Sebagai alat pengontrol data maksudnya ialah system informasi juga berperan penting dalam
pengontrol data yang beredar di masyarakat agar masyarakat tidak saja mengikuti arus dan bahkan
bisa saja menikmati tanpa memperhatikan efek dari data yang disajikan tersebut.disini peran dari
system informasi itu sendiri berguna untuk jembatan pengontrol data mana yang layak beredar di
masyarak dan mana juga yang tidak layak beredar di masyarakat tapi dengan tetap memperhatikan
efek dari data tersebut.
2.Kekurangan-Kekurangan Dari Sistem Informasi yaitu :
1. Adanya Indikasi Penyalahgunaan Kecanggihan Alat
Peran system informasi dimasyarakat sangatlah penting bahkan vital jadi tak jarang ada
oknum-oknum yang memanfaatkan kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk kepentingan
segerombolan atau sekumpulan orang-orang yang menyalahgunakan manfaat kecanggihan alat yang
sedang berkembang untuk tindak kejahatan.penanganan dalam masalah ini sangatlah sulit karena
banyaknya factor-faktor yang menghambat dalam penanganan masalah ini jadi semua kembali ke
individu masing-masing untuk mempertimbangkan sisi baik dan sisi buruk dalam mau
menggunakan suatu alat tertentu.
2. Kurangnya Sosialisasi Tentang Pentingnya Sistem Informasi
Dalam hal ini peran semua pihak mulai dari lapisan bawah sampai lapisan atas harus saling
berkoordinasi untuk mensosialisasikan tentang pentingnya peran system informasi agar tidak ada
11. masyarakat yang sampai ketinggalan teknologi di jaman yang sekarang berkembang ini tanpa
memandan tingkatan lapisan ataupun derajat social.
2.7 System Informasi Di Masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang
disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
2. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
3. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
4. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja
sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
5. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke
bank data nasional (data warehouse).
6. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit
pelayanan terdepan.
7. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
8. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda
Generik.
9. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
10. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
12. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang
bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem
informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
1. Sisteminformasiorganisasiadalahsuatusistemyangdinamis.
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan
organisasi tersebut.Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak
pernah berhenti.
1. Sistem informasi sebagai suatu system harus mengikut isiklus hidup system.
Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:
Perkembangan organisasi semakin cepat
Perkembangan teknologi informasi
1. Dayaguna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu
sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan
dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada
didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya
yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
1. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih
untu kpengembangan sistem tersebut.
13. System Informasi Di Masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang
disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
2 Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
3 Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
4 Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja
sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
5 Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank
data nasional (data warehouse).
6 Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan
terdepan.
7 Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
8 Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik.
9 Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
14. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Manajemen sangat penting untuk kelangsungan sebuah bisnis yang saling
terpusat. Akan selalu terintegrasi dan saling mencakup satu sama lain dalam sebuah Rumah Sakit
data pasien harus selalu tersiman dengan rapih dan sifatnya sangt rahasia. Jadi tidak sembarang
orang boleh mengambilnya tu memintanya harus sesuai prosedur rumah sakit yang bersangkutan
bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan bahkan di puskesmas klinik atau rumah
sakit kecil sekalipun. Rumah Sakit akan saling berhubungan maka dari itu setiap rumah sakit
mempunyai link untuk merujuk pasiennya jika sudah tidak bisa ditangani di rumah sakit kita.
Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan dalam sebuah sistem pasti ada
kurang dan lebihnya, untuk itu dalam hal ini rumah sakit mempunyai ketepatan data pasien yang
akurat, penftaran juga bisa dilakukan oleh sistem yang online. Kekurangnya walaupun sudah
tersistem dengan canggih tapi tetap saja ada masanya sistem error dan sebagainya dan pasien juga
harus tetap mengantri untuk antrian berobat.