Sistem informasi pemasaran ikan laut berbasis mobile application dirancang untuk meningkatkan efisiensi distribusi ikan laut segar dari nelayan ke konsumen di seluruh Indonesia. Sistem ini akan melakukan evaluasi pasar, perilaku konsumen, dan strategi kompetitor untuk mengembangkan aplikasi yang memfasilitasi transaksi online antara nelayan dan pembeli.
RENCANA PEMASARAN PENJUALAN IKAN LAUT BERBASIS MOBILE APPLICATION
1. RENCANA PEMASARAN PENJUALAN IKAN LAUT
BERBASIS MOBILE APPLICATION
Disusun oleh:
Indah Cahyani MT (530011661)
Universitas Terbuka
2018
2. 2
Sumber:
Watanabe, K. 2003. The Impact of E-Commerce On The Japanese Raw Fish Supply Chain.
Northwestern University Chicago: Illinois.
Setyabudi, Roni. 2013. Pembuatan Sistem Informasi Pemasaran Ikan Laut Berbasis Web di CV. ATSR
Batang. AMIKOM: Yogyakarta.
3. 3
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
BAB II. ANALISIS ...............................................................................................................................9
BAB III. KESIMPULAN....................................................................................................................17
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................18
4. 4
BAB I. PENDAHULUAN
Tidak dapat di pungkiri bahwa indonesia merupakan negara yang kaya akan wilayah
perairan. Namun dalam kenyataan, Indonesia belum bisa memanfaatkan semua sumber daya
yang ada tersebut. Seharusnya dengan adanya hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri dan luar negeri apabila kebutuhan dalam negeri
sudah terpenuhi. Kampanye agar penduduk Indoensia gemar makan ikan sedang digencarkan
oleh menteri kelautan dan perikanan akhir โ akhir ini. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
konsumsi ikan nasional yang cukup rendah. Rendahnya konsumsi ikan di Indonesia ini
disebabkan karena ada kelangkaan ikan yang memicu harga ikan menjadi mahal. Hal ini
disebabkan karena minimnya strategi pemasaran dalam mendisribusikan ikan yang berdampak
pada ketidakrataan distribusi ikan di Indonesia, sehingga daerah Indonesia Timur yang rata-
rata penduduknya berprofesi sebagai nelayan mengkonsumsi ikan lebih banyak dibandingkan
dengan Pulau Jawa.
Strategi pemasaran ikan yang biasa diterapkan adalah dengan sistem pemasaran
berantai. Nelayan akan menjual hasil tangkapannya kepada pedagang besar, pedagang besar
akan menjualnya kepada pedagang pengecer dan berakhir dikonsumen, atau terdapat pula alur
pemasaran yang lain yaitu nelayan โ pedagang pengecer โ pedagang besar โ depot โ TPI
โ konsumen akhir. Strategi pemasan seperti ini tidaklah efektif karena harga ikan akan
melambung tinggi dan kondisi ikan menjadi kurang baik karena terlalu lama disimpan.
Permintaan dan kebutuhan ikan sekarang ini terus meningkat yang di iringi dengan
kesadaran akan pola hidup sehat dan usaha untuk memenuhi kebutuhan protein untuk
kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut juga diiringi dengan kesadaran para masyarakat untuk
melakukan kegiatan budidaya dalam memenuhi semua permintaan pasar. Dengan adanya
permintaan yang selalu meningkat tersebut dan dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat
pesat memungkinkan cara pemasaran produk perikanan hasil budidaya tidak hanya melalui
pasar-pasar tradisional, tetapi juga memungkinkan untuk melakukan transaksi jual beli dalam
perdagangan elek tronik atau toko online yang sekarang ini populer di kalangan masyarakat
Indonesia.
Wanatabe (2003) menyebutkan bahwa beberapa retail penjual ikan bisa bangkrut
meskipun sudah memperoleh keuntungan. Hal ini disebabkan adanya supply yang tidak
dimanfaatkan seperti dalam tabel berikut.
5. 5
Tabel 1. Penyebab Supply โ Chain Tidak Efisien
Stores โข High labor cost
โข Excessive number of stores
โข Large-Scale Store Law protects small retailers
Trade
practices
โข Supplier selection
o Supplier decision based on services provided rather than price
o Excessive long-term, exclusive supplier-buyer relationships
o Non-transparent practices, such as verbal contracts, preventing supplier
competition and new entrants
o Lack of total cost recognition
โข Complicated practices such as rebates and post-mortem pricing agreements
Logistics
โข Lack of total logistics cost recognition due to excessively intimidate relationship
between carriers and shippers
โข Inefficient palletization, containerization, and warehouse space utilization
โข Insufficient infrastructure due to limited and expensive land
โข Regulations that limit location of distribution centers
Information
Systems
โข Insufficient standardization
โข Regulation (requirement for record keeping in paper form)
Human
Resources โข Lack of skilled labor
Additional
Regulations
โข Regulations related to store construction and location
โข Import (lengthy customs clearance, excessive safety and specification standards,
quota etc)
โข Additional local regulations and inconsistency among these regulations, which
prevent national stores from efficient standardization
6. 6
Dari kendala tersebut, Wanatabe (2003) juga merumuskan perbedaan antara penjualan
ikan secara tradisional dan modern seperti gambar berikut.
Gambar 1. Perbedaan Penjualan secara Tradisional dan Modern menurut Wanatabe (2003)
Di Indonesia, para nelayan pun mengalami kendala dan masalah yang sesuai dengan
keadaan tersebut. Perdagangan dengan tipe tradisional dirasa sudah kurang sesuai dengan
permintaan dan penawaran kebutuhan ikan di Indonesia yang wilayahnya didominasi oleh laut
namun geografis antar wilayah berbeda - beda.
E-Commerce adalah perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada
dijaringan internet. Dilihat dari jenisnya, e-commerce dikelompokkan menjadi dua segmen,
yaitu Business to Business e-commerce (B2B e-commerce) dan Business to Consumen (B2C).
B2B e-commerce adalah transaksi perdagangan melalui internet yang dilakukan oleh dua atau
lebih perusahaan, sedangkan B2C e-commerce merupakan transakasi jual beli melalui internet
antara penjual barang konsumsi dengan konsumen (end user). Pengguna internet sebagai media
perdagangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh berbagai manfaat
yang didapat oleh perusahaan ataupun konsumen dengan melakukan transaksi melalui internet.
7. 7
E-Commerce diharapkan dapat mendongkrak penjualan dan mempermudah pendistribusian
ikan laut segar ke seluruh wilayah Indonesia.
Era sekarang ini dunia telekomunikasi telah berkembang dengan pesat, alat
telekomunikasi digunakan untuk mencari dan menerima informasi dengan lawan bicaranya
sehingga terjadi hubungan timbal โ balik antar keduanya atau lebih. Banyak keuntungan yang
dapat dirasakan ketika menggunakannya, seperti memanfaatkan alat komunikasi untuk saling
berkomunikasi jarak dekat atau jauh. Seiring dengan perkembangan jaman maka alat
komunikasi yang sedang digemari oleh konsumen adalah penggunaan jasa internet yang
sekaligus berbasis world wide web (www).
Komunikasi tersebut mulai berkembang di dunia pada tahun 1990, di dalam world
wide web memiliki berbagai bentuk seperti teks, gambar, suara, dan lain sebagainya.
Pertumbuhan pengguna internet semakin pesat seiring dengan berkembangnya ragam
telekomunikasi sehingga internet sudah dapat diakses dimana saja seperti Wifi di pusat
keramaian, 3G, HSDPA, dan lain-lain (Teknologinet, 2008 dalam Rahma, 2012). Saat ini
penggunaan internet sudah menjadi tren global seperti menjadi tren hidup dalam dunia bisnis.
Semakin pesatnya konsumen yang menggunakan internet, fungsi dari internet tersebut menjadi
semakin luas, tidak hanya dengan mengirim email, melihat info, membuka sebuah berita
(Schaupp,2005 dalam Rahma, 2012). Namun konsumen saat ini menggunakan internet untuk
membuka usaha atau bahkan membeli produk, yang biasa disebut dengan online shopping.
Munculnya electronic commerce atau sering kita kenal istilah ini dengan
perdagangan elektronik atau toko online membawa suatu perubahan struktural yang sangat
besar yang mempengaruhi organisasi perusahaan, perilaku konsumen, perekonomian dan
seluruh aspek aktivitas manusia pada skala global. Sejalan dengan berkembangnya
perdagangan elektronik muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang harus dijawab. Bagaimana
kita sebaiknya mempromosikan perdagangan elektronik? Prinsip-prinsip ekonomi apa yang
seharusnya kita adopsi? Meskipun secara global topik perdagangan elektronik ini sudah
menjadi pembicaraan di seluruh dunia akan tetapi di Indonesia topik ini belum banyak diulas
oleh para ekonom dan belum banyak publikasi yang mengupasnya secara komprehensif. Tema
perdagangan elektronik itu sendiri.
Menurut Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa
perspektif berikut:
๏ท Dari perspektif komunikasi, e-Commerce merupakan pengiriman informasi,
produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan computer atau
sarana elektronik lainnya.
8. 8
๏ท Dari perspektif proses bisnis, e-Commerce merupakan aplikasi teknologi
menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
๏ท Dari perspektif layanan, e-Commerce merupakan satu alat yang memenuhi
keinginan perusahan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service
cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
๏ท Dari perspektif online, e-Commerce berkaitan dengan jual beli produk dan
informasi di internet dan jasa online lainnya.
Di Indonesia sendiri sudah dibangun sebuah website penjualan ikan laut secara online
yang bernama pasarlaut.com. Penemuan ini tentunya sangat bermanfaat dalam pengembangan
komoditi ikan laut Indonesia serta peningkatan kesejahteraan nelayan pada umumnya. Akan
tetapi promosi website tersebut cenderung kurang sehingga belum terlalu dikenal oleh
masyarakat. Ide untuk membuat aplikasi e-commerce dalam bentuk mobile application
dimungkinkan lebih menarik dan mudah diakses.
Berbagai macam perangkat smartphone memiliki keunggulan dan keistimewaan
masing-masing seperti kemutakhiran sistem operasi dan banyaknya aplikasi pendukung.
Tingginya penggunaan internet dan banyaknya pengguna selular pintar juga memacu
pengembangan mobile application yaitu perangkat lunak yang dapat di jalankan di perangkat
mobile dengan tanpa mengurangi fungsi-fungsi utamanya. Pengembang perangkat lunak
sekarang tidak hanya mengerjakan pembuatan aplikasi desktop namun juga membuat aplikasi
mobile.
9. 9
BAB II. ANALISIS
Dalam membangun suatu bisnis dengan e-commerce berbasis internet, ada 6 fase
(tahapan) yang saling berhubungan membentuk sebuah siklus yang dikatakan sebagai e-
commerce life-cycle [Elias Awad, 2002] yaitu:
1. Fase perencanaan dan strategi bisnis (business planning and strategizing).
2. Fase infrastruktur teknologi, meliputi: perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), keamanan (security) dan pemasangan (set-up).
3. Fase perancangan (design).
4. Fase pemasaran (marketing).
5. Fase pengiriman (fulfillment).
6. Fase perawatan dan perbaikan (maintenance and enhancement).
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan,
mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu
organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar
peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
Gambar 2. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000)
10. 10
Namun harus terlebih dahulu dipahami bahwa adanya perbedaan antara konsep
penjualan dengan konsep pemasaran seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut (Shinta,
2011):
Gambar 3. Perbandingan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Pemasaran terpadu terdiri dari kegiatan pemasaran eksternal yaitu pemasaran yang
ditujukan kepada orang-orang di luar perusahaan dan kegiatan internal merupakan kegiatan
mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan memotivasi karyawan yang memiliki
kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik.
Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran
tertentu (Kristanto, 2003, 1). Sistem informasi pemasaran adalah suatu sistem yang luas dan
fleksibel, formal, dan berkelanjutan yang dirancang untuk memberikan suatu susunan aliran
informasi yang relevan untuk memandu pembuatan keputusan pemasaran (Pohan, Bahri,
1997).
Dari fungsi tersebut dapat disusun sistem informasi rencana pemasaran e-commerce
berbasis mobile application untuk penjualan ikan laut sebagai berikut:
1. Tahapan Evaluasi Eksternal dan Internal (Keseluruhan)
Evaluasi keseluruhan dari penelitian ini akan melihat industri kopi instan baik dari
sejarah, besarnya pasar dan para pemainnya. Selain itu pada tahap ini juga akan dievaluasi
sejarah perusahaan, struktur perusahaan, visi dan misi perusahaan serta marketing plan
saat ini. Pada tahap ini juga diadakan evaluasi hambatan โ hambatan usaha penjualan ikan
laut di Indonesia antara lain:
11. 11
๏ท Tidak bisa bersaing dengan kompetitor asing yang sudah menggunakan teknologi
lebih canggih baik dalam penangkapan ikan, penyimpanan, pendistribusian
maupun packaging produk.
๏ท Harga pasar lokal yang tidak cukup tinggi.
๏ท Rendahnya inovasi dalam bisnis penjualan ikan laut secara online.
2. Tahapan Diagnosa Pemasaran
Pada tahap ini akan dianalisa dan dievaluasi situasi bisnis penjualan ikan laut dan
bagaimana strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam industrinya.
Situasi bisnis akan dianalisis dengan pendekatan SWOT dan analisa industri. Dari hasil
analisa dan evaluasi tersebut serta evaluasi tahapan sebelumnya, akan diambil suatu
kesimpulan awal yang akan dilengkapi dan digunakan untuk membangun model
penelitian.
3. Tahapan Survey dan Analisa
Survey pasar dilakukan dengan membangun model penelitian survey untuk
mengetahui perilaku, kebiasaan, pertimbangan, opini dan persepsi konsumen, SWOT
produk dari konsumen, juga untuk mengetahui opini profesional pedagang tentang pasar
penjualan ikan laut. Kemudian mendistribuskan serta menganalisa hasil survey dan
mengambil kesimpulannya sehingga menjadi dasar bagi pembaharuan strategi pemasaran
penjulan ikan laut.
4. Tahapan Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari hasil kesimpulan awal diagnosa pemasaran dan kesimpulan analisa hasil
kuisioner diharapkan dapat melengkapi strategi pemasaran yang telah ada saat ini agar
lebih dapat mendorong penjualan dan meningkatkan pangsa pasarnya di kota โ kota besar
Indonesia. Rekomendasi diberikan agar pelaksanaan strategi yang baru lebih mudah dan
lebih terarah untuk diimplementasikan.
12. 12
Selanjutnya menganalisa industri dengan Porter yang digambarkan ada Lima
Kekuatan (Porter 5 Forces) yang menjadi kunci dalam menganalisa kekuatan sehingga
timbul adanya persaingan.
1. Potensi Pesaing Baru
Potensi pesaing baru ini bergantung pada tingkat penghalang masuk dan keluarnya
serta profitabilitas. Untuk perdagangan ikan laut sendiri pesaing utamanya akan berasal
dari pasar internasional daripada pasar lokal.
2. Persaingan
Suatu segmen/target menjadi tidak menarik apabila persaingan tidak ada. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya suatu pengembangan produk baru sehingga pasar menjadi
lesu. Sebaliknya, apabila terlalu banyak pesaing akan berakibat perang harga, perang iklan,
pengenalan produk baru sehingga membebankan keuangan perusahaan. Beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk memenangi persaingan antar pedagang ikan laut diantaranya
mengubah harga, meningkatkan kualitas produksi ikan laut, memotong jalur distribusi,
menambah jumlah pos โ pos penampung hasil laut agar tidak cepat busuk, menjalin
hubungan baik dengan penyalur dan mempercantik packaging penjualan.
3. Ancaman Produk Pengganti
Untuk produk pengganti sepertinya bukan merupakan permasalahan utama sebab
sumber daya ikan dan hasil laut tetap menjadi primadona sektor konsumsi masyarakat.
4. Kekuatan Pembeli
Apabila produk yang bersaing banyak, maka konsumen memiliki posisi tawar besar
dimana mereka bisa memilih produk sejenis yang lain. Dalam hal ini konsumen pada
lingkup rumah tangga akan lebih memilih pasar tradisional atau modern dalam membeli
ikan laut. Namun hal itu berbeda dengan sektor industri. Target market pemasaran ikan
laut yang utama adalah sektor industri, sebagai konsumen dalam jumlah besar dan jangka
waktu yang kontinu. Ongkos angkut pun akan menjadi lebih kecil apabila penjualan
dilakukan dalam jumlah besar.
5. Kekuatan Penyalur
Suatu perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri dalam membuat produk atau jasa
karena perusahaan membutuhkan bahan-bahan dasar tersebut sebelum dipasarkan ke
13. 13
konsumen. Hal ini memungkinkan apabila penyalur tersebut teroganisir, terdapat sedikit
subtitusi, produk yang dipasok penting. Biasanya perusahan membangun hubungan yang
saling menguntungkan dengan penyalur atau memakai banyak pemasok untuk mengatasi
masalah. Karena yang menjadi pokok bahasan disini adalah ikan laut, maka peran penyalur
sangat vital. Ikan harus disalurkan ke konsumen dalam keadaan segar. Hal tersebut
tentunya harus diperhitungkan dengn tepat. Oleh karena itu, pemasaran berbasis mobile
application ini diharapkan dapat memangkas konstrain waktu, baik dalam pengambilan
produk dari nelayan maupun pendistribusian ke konsuman.
Selain SWOT dan Porter 5 Forces, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang
efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi
dari elemen-elemen yang terdapat dalam strategi pemasaran dan bauran pemasaran
(marketing mix). Pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan
mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain (Kotler, 1995,
7).
Bauran pemasaran merupakan kumpulan alat bantu marketing yang digunakan
perusahaan untu mencapai tujuan marketing-nya dalam sasaran pasar yang telah
ditetapkan. Bauran pemasaran terdiri dari Product, Price, Place dan Promotion. Kombinasi
keempat unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut disebut juga Marketing Mix atau
Four Pโs.
1. Produk (Product)
Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh,
digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Yang
menjadi perhatian di sini adalah produk ikan laut harus dalam keadaan segar saat sampai
di tangan konsumen.
2. Harga (Price)
Harga adalah salah satu variabel bauran pemasaran yang perlu diperhatikan oleh
manajemen perusahaan karena harga ikan laut di pasar lokal sangat fluktuatif.
14. 14
3. Lokasi (Place)
Dalam menentukan tempat pemasaran, perusahaan harus jeli memilih sesuai dengan
target/sasaran yang hendak dicapai. Pada umumnya konsumen memilih tempat keramaian
dalam melakukan transaksi seperti mal, pasar, supermarket dan lain-lain. Dan untuk
memasarkan produk atau jasa diluar negeri perusahaan memilih distributor lokal negara
tersebut karena lebih menguasai pasar dan memiliki pengetahuan yang luas dalam
pemasarannya. Penjualan ikan laut harus benar โ benar memperhitungkan kualitas ikan
laut yang didistribusikan ke konsumen karena untuk konsumen yang berada di wilayah
jauh, pendistribusian ikan laut dengan metode tradisional tidaklah cocok. Di sini dapat
disarankan untuk dibagung lebih banyak pos โ pos penampungan sementara yang
dilengkapi dengan pendingin berteknologi terbaru agar kesegaran ikan tetap terjaga.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kunci dibidang marketing untuk menentukan sukses atau
tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Di sinilah peran dari mobile
application terlihat sangat besar.
5. Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
Kotler dan Keller (2006, 231) membagi segmentasi pasar atas variabel-variabel yang
utama, antara lain: Geographic, Psychographic, Behavioral dan Loyalty Status.
6. Sasaran Pasar (Target Market)
Menurut Kotler (1995, 403), penetapan pasar sasaran yaitu mengevaluasi keatraktifan
setiap segmen kemudian memilih salah satu atau lebih dari segmen-segmen pasar tersebut
untuk dilayani. Pola-pola yang dapat dipergunakan oleh suatu perusahaan ketika
memasuki pasar sasaran yaitu :
โข Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal
โข Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak berhubungan
โข Memusatkan pada sebuah produk
โข Memusatkan pada sebuah segmen pasar
โข Menjangkau keseluruhan pasar
15. 15
7. Posisi Pasar (Market Positioning)
Dengan melakukan segmentasi dan menentukan target pasar dengan baik maka
produsen akan mendapatkan pengertian yang menyeluruh mengenai kebutuhan, sikap dan
perilaku konsumen. Bila produsen telah mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen
maka produsen dapat menyelaraskan dengan kemampuannya sendiri dan menetapkan
posisi produknya di pasar.
Selanjutnya dapat disusun suatu permodelan sistem melalui context diagram sebagai
berikut:
Gambar 4. Context Diagram
16. 16
Dan dapat dibentuk sebuah Data Flow Diagram sebagai berikut:
Gambar 5. Data Flow Diagram
Langkah selanjutnya adalah pembangunan database dan mobile application. Untuk
database sendiri bisa menggunakan MySQL dan pembuatan mobile application bisa
menggunakan banyak software.
17. 17
BAB III. KESIMPULAN
1. Dengan adanya sistem pemasaran online dapat menghemat waktu (pemasaran 24
jam) dan mengurangin biaya sehingga dapat menambah omset pendapatan.
2. Pada pengolahan sistem pemasaran penjualan ikan laut tidak perlu lagi
penyimpanan data secara manual tapi sudah dapat menggunakan sistem pengolahan
menggunakan teknologi informasi dalam mengelolah data karena sudah adanya
sistem basis data atau database untuk menambah, menyimpan, mengedit dan
meghapus data, serta megirim promo. Database juga bisa digunakan untuk evaluasi
penjualan dan pengambilan keputusan untuk peningkatan penjualan.
3. Dengan adanya penjualan secara real time maka produk ikan laut bisa langsung
dipasarkan dalam keadaan segar.
4. Ikan laut yang semula hanya dipasarkan di satu daerah, kini bisa dinikmati oleh
konsumen di daerah lain di seluruh Indonesia.
18. 18
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
Arshad F. M., & K. M. Noh. 1994. Agricultural marketing information for selected
commodities in Malaysia. Universiti Pertanian Malaysia.
Baharuddin, Imam. PERAN PASAR ELEKTRONIK (ELECTRONIC COMMERCE)
DALAM ERA PERDAGANGAN GLOBAL UNTUK MEMPERMUDAH
TRANSAKSI JUAL BELI HASIL PERIKANAN BUDIDAYA. Diakses pada 27
Maret 2018 dalam situs: http://imambahruddin.blogspot.co.id/2013/12/e-comerce-
dalam-jual-beli-hasil.html
Baker, T. 2007. Fishermenโs Direct Marketing Manual, 4th ed. University ofWashington.
Bramantyo, Antonios Tatag. 2013. PEMANFAATAN APLIKASI MOBILE PADA SISTEM
PENJUALAN ONLINE. Diakses pada 28 Maret 2018 dalam situs:
http://eprints.dinus.ac.id/12091/1/jurnal_11958.pdf
Setyabudi, Roni. 2013. Pembuatan Sistem Informasi Pemasaran Ikan Laut Berbasis Web di
CV. ATSR Batang. AMIKOM: Yogyakarta.
Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press. Diakses pada 28 Maret 2018 dalam
situs http://eprints.stiperdharmawacana.ac.id/157/1/Manajemen-Pemasaran-Agustina-
Shinta.pdf
Watanabe, K. 2003. The Impact of E-Commerce On The Japanese Raw Fish Supply Chain.
Northwestern University Chicago: Illinois.
www.pasarlaut.com