SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Prosiding
                                                       Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                        Universitas Lampung, 17-18 November 2008



         GRADIENT VERTIKAL GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU
           DAN HUBUNGANNYA DENGAN DINAMIKA AIR TANAH

                                         Muh Sarkowi

         Staff. Pengajar Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Univertitas Lampung,
                  Jl. Prof. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung.
                                     Email : sarkov323@yahoo.com


                                          ABSTRAK

Gradient vertical gayaberat merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengetahui adanya dinamika air tanah. Dari simulasi diperoleh bahwa penurunan muka air
tanah mempunyai respon gradient vertical gayaberat mikro antar waktu yang negative, dan
sebaliknya kenaikan muka air tanah mempunyai respon yang positif. Gradient nol menunjukkan
tidak terjadi dinamika air tanah. Dari Analisa gradient vertical gayaberat mikro antar waktu
daerah Semarang menunjukkan adanya daerah yang mengalami penurunan muka air tanah atau
pengambilan air tanah yang berlebihan meliputi daerah: Pandean Lamper, Lamper Lor, Lamper
Tengah, Gayam Sari dan di daerah sekitar Pelabuhan. Teknik gradient vertical gayaberat mikro
antar waktu dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah yang mengalami pengurangan air
tanah.

Keywords: time lapse, vertical gradient, microgravity



1. PENDAHULUAN

         Metode gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika didasarkan pada
adanya perubahan kontras densitas dan jarak di bawah permukaan. Pada tahap awal
perkembangannya metode ini telah sukses untuk menentukan struktur cebakan minyak, struktur
bawah permukaan di daerah pertambangan, lengkungan listhosfera dan lain-lain. Pada saat ini
metode gayaberat telah mengalami perkembangan yang cukup pesat baik peralatan maupun
aplikasinya. Gravitymeter yang paling teliti sekarang adalah Graviton yang memiliki ketelitian
0.0001 miliGall dan prosedur          pengaoperasian relatif mudah. Peningkatan ketelitian
gravitymeter ini memungkinkan kita untuk mengukur dinamika massa di bawah permukaan
yang umumnya memiliki respon yang kecil dengan menggunakan metode gayaberat, seperti
untuk : monitoring reservoir panas bumi (Allis, R.G, 1986., Andres, R.B.S, 1993., Akasaka, C,
2000),    pemantauan pergerakan injeksi air pada reservoir gas (Hare, J.L. et.all. 1999., dan
Gelderen, M.V. et.all, 1999 ), pemantauan amblesan tanah ( Styles, P., 2003., Kadir , 2003),
pemantauan magma dan prediksi letusan ( Rymer, H, 2000). Anomaly gayaberat mikro antar
waktu di suatu daerah dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : dinamika air tanah,
intrusi air laut, penurunan titik amat, bangunan baru disekitar titik amat, dan lain-lain. Dalam
melakukan analisa anomaly gayaberat mikro antar waktu diperlukan metode khusus untuk

ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                     V-49
Prosiding
                                                      Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                       Universitas Lampung, 17-18 November 2008


mengidentifikasi dan memisahkan penyebab anomaly tersebut. Salah satu yang akan dibahas
adalah metode gradient vertical untuk mengetahui penyebab anomaly gayaberat mikro antar
waktu yang disebabkan oleh dinamika air tanah dan amblesan tanah dengan mengambil studi
daerah Semarang.


2. DASAR TEORI
Respon Gayaberat Mikro oleh dinamika air bawah permukaan
        Perubahan kedalaman muka air tanah pada suatu tempat dipengaruhi oleh : musim,
curah hujan, pengambilan air tanah oleh manusia dan lain-lain. Perubahan gayaberat akibat
adanya dinamika muka air tanah dapat diturunkan dengan melakukan simulasi respon gayaberat
mikro terhadap penurunan air muka tanah maupun menggunakan pendekatan koreksi Bouguer
sederhana dengan memasukkan variabel porositas (Sarkowi, 2002) :
g w = 2πGρφh
g w = 0.04193ρφh
Δg w = 41.93ρφh                                                                  (1)
Keterangan :
        Δgw : perubahan nilai gravitasi karena adanya perubahan tinggi air tanah
        ρ       : densitas fluida (gr/cc)
        φ       : porositas (%)
        h       : penurunan atau kenaikan permukaan air tanah (meter)

Dengan asumsi porositas batuan 30% maka setiap terjadi penurunan muka air tanah 1 m akan
memberikan respon gayaberat sebesar 12,579 microgal.

2.1 Gradien Vertical -Gayaberat

        Teknik gradien-gayaberat dikembangkan dari besaran gradien diferensial, dimana
gradien ditentukan dari suatu interval data gayaberat lapangan. Gambar 1 mengilustrasikan
konsep finite-difference untuk menentukan gradien-gayaberat. Skema struktur                 untuk
pengukuran gradien-gayaberat vertikal dibuat dari dua buah kotak dengan ketinggian kotak
masing-masing 1 meter, sehingga variasi finite-difference atau interval besaran dari gradien
vertikal dapat ditentukan. Untuk pengukuran gayaberat dengan tiga beda tinggi yaitu h(i-1), h(i),
dan h(i+1), maka turunan tegak pertama pengukuran dapat dihitung dengan persamaan berikut :

∂g ⎛ g (i −1) − g (i ) ⎞
  =⎜                   ⎟ miliGal/m                                                           (2)
∂z ⎜ h(i −1) − h(i ) ⎟
   ⎝                   ⎠




ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                    V-50
Prosiding
                                                      Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                       Universitas Lampung, 17-18 November 2008




      Gambar 1. Dua-tingkat kotak pengukuran gayaberat untuk menentukan gradien vertikal

Gradient vertical hasil pengukuran langsung ini berbeda dengan gradient vertical gayaberat
yang diturunkan dari gravitasi normal dengan tidak memperhitungkan adanya massa di sekitar
titik amat. Gradient vertical gayaberat yang dihitung dari persamaan gayaberat normal bumi
dengan bentuk ellipsoid sering disebut dengan koreksi udara bebas.
                 ∂g ϕ
g ϕ ,h = g ϕ +          h                                                                     (3)
                  ∂h

∂g ϕ
 ∂h
       =−
            2gϕ
             a
                  (1 + f + m − 2 f sin ϕ )
                                     2                                                        (4)

       ∂ϕ                            0
          = −0.308765 untuk ϕ = 7,5                                                          (5)
       ∂h
Amblesan tanah akan memberikan respon gayaberat mikro antar waktu positif.Gradient vertikal
antar waktu oleh amblesan tanah akan memberikan respon 0 (nol).




3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Simulasi karakteristik gradient vertical gayaberat antar waktu
          Simulasi dilakukan dengan membuat model reservoir air tanah yang miring. Pada
kondisi awal aquifer air terisi penuh, pada periode berikutnya terjadi pengurungan air tanah
pada bagian tengah 5 meter. Masing-masing periode dihitung nilai respon gayaberatnya pada
tiga ketinggian yang berbeda, sehingga gradient vertical dan gradient vertkal antar waktu dapat
dihitung secara langsung . Karakteristik gradient vertikal dan gradient vertikal antar waktu oleh
perubahan muka air tanah ditunjukkan pada Gambar 2. Simulasi kedua dilakukan dengan
membuat model reservoir air tanah datar. Pada kondisi awal aquifer air terisi penuh, pada
periode berikutnya karena pengambilan air tanah terjadi penurunan muka air tanah yang
membentuk pola ‘cone’ dengan kedalaman 2, 4 dan 6 meter pada bagian tengah. Masing-masing
periode dihitung nilai respon gayaberatnya pada tiga ketinggian yang berbeda, sehingga gradient
vertical dan gradient vertkal antar waktu dapat dihitung secara langsung . Karakteristik gradient
vertikal dan gradient vertikal antar waktu oleh perubahan muka air tanah ditunjukkan pada
Gambar 3.


ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                    V-51
Prosiding
                                                  Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                   Universitas Lampung, 17-18 November 2008




Gambar 2. Respon gayaberat oleh aquifer air tanah miring dan pengurangan air tanah, anomaly
          gayaberat mikro antar waktu, gradient vertikal gayaberat, dan gradient gayaberat
          mikro antar waktu




Gambar 3. Respon gayaberat oleh aquifer air tanah, pengurangan air tanah, anomaly gayaberat
          antar waktu, gradient vertikal gayaberat, dan gradient gayaberat antar waktu.




ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                V-52
Prosiding
                                                        Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                         Universitas Lampung, 17-18 November 2008



                                          Tabel 1
Karakteristik Anomali gayaberat mikro antar waktu, gradient vertikal dan gradient vertikal antar
                                                waktu

  No     Gayaberat Gradient Vertikal    Amblesan     Air tanah               Keterangan
         antar waktu  antar waktu         Tanah
  1          0             0           Tanah tetap   Air tetap    Tidak ada perubahan
  2          0             +           Tanah turun   Air tambah   Tanah turun = air tambah
  3          0             -           Tanah turun   Air kurang   Tanah naik = air turun
  4         +              0           Tanah turun   Air tetap
  5         +              +           Tanah turun   Air tambah
  6         +              +           Tanah tetap   Air tambah
  7         +              +           Tanah naik    Air tambah   Grav tanah naik < Grav air tambah
  8         +              -           Tanah turun   Air turun    Grav tanah turun > Grav air turun
  9         -              0           Tanah naik    Air tetap
  10        -              +           Tanah naik    Air naik     Grav tanah naik > Grav air naik
  11        -              -           Tanah naik    Air turun
  12        -              -           Tanah turun   Air turun    Grav Tanah turun < Grav air turun
  13        -              -           Tanah tetap   Air turun


Pengurangan air tanah akan memberikan respon anomaly gayaberat mikro antar waktu yang
negative, sedangkan penambahan air tanah memberikan respon gayaberat mikro antar waktu
positif. Pengurangan muka air tanah akan memberikan gradient vertical gayaberat antar waktu
yang negative, dan kenaikan muka air tanah akan memberikan gradient vertical gayaberat
antara waktu yang positif.


3.2 Studi kasus anomali gayaberat mikro daerah Semarang bulan September 2002 dan
    Juni 2003

    Survey gayaberat di daerah Semarang dilakukan pada bulan September 2002 dan periode
Juni 2003. Sebanyak 40 titik gayaberat telah diukur dengan tiap titik diukur pada tiga ketinggian
yang berbeda. Hasil anomali gayaberat mikro antar waktu periode Juni 2003 - September 2002
ditunjukkan pada Gambar 4. Anomaly gayaberat mikro antar waktu (Gambar 4), tampak
anomaly positif di daerah Tugu muda, Stasiun Poncol, stasiun Tawang, Tanah Mas dan Pantai
Marina yang menunjukkan adanya amblesan tanah di daerah tersebut. Sedangkan anomaly
negative di daerah Kaligawe, Pengapon, Karangwaru menunjukkan adanya pengurangan air
tanah.




ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                        V-53
Prosiding
                                                    Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                     Universitas Lampung, 17-18 November 2008




Gambar 4. Anomali gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang periode Juni’03 – Sept’02



3.3 Gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang
       Gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang diperoleh dengan
mengurangi gradient vertical gayaberat periode Juni 2003 dan gradient vertical gayaberat
periode September 2002 seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Dari peta Peta gradient vertical
gayaberat mikro antar waktu periode Juni 2003 – September 2002 (Gambar 5) tampak bahwa
daerah : Kel. Pandean Lamper, Kel. Lamper Lor, Kel. Lamper Tengah, Kel. Gayam Sari dan di
daerah sekitar Pelabuhan menempati gradient gayaberat mikro antar waktu yang negative
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut telah terjadi penurunan muka air tanah
yang sangat besar. Sedangkan daerah yang mengalami penurunan muka air tanah yang sedang
terjadi di daerah Johar memanjang ke Selatan sampai Tugu Muda dan Simpang Lima. Hal ini
dapat dilihat dari respon gradient vertical gayaberat mikro antar waktu yang mempunyai nilai 0
sampai -0.04 mGall/m. Daerah Kariadi, kawasan Candi, Gadjah Mungkur dan Lempong Sari
merupakan daerah yang relative tidak mengalami penurunan muka air tanah. Gradient vertikal
antar waktu positif yang mengikuti pola sungai Banjir Kanal Barat dan Timur memanjang dari
Selatan ke Utara menunjukkan bahwa arah imbuhan air tanah melewati daerah tersebut.
Disamping itu imbuhan air dapat pula terjadi akibat masuknya air laut kedaratan melalui sungai
yang ada.




ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                  V-54
Prosiding
                                                     Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                      Universitas Lampung, 17-18 November 2008




    Gambar 5. Peta gradient vertical gayaberat mikro periode Juni 2003 – September 2002


4. KESIMPULAN

       Pengukuran gayaberat secara berulang dapat digunakan untuk mengatahui adanya
dinamika air tanah di bawah permukaan. Metode analisa gradient vertical gayaberat mikro antar
waktu, merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya dinamika
air tanah. Dari simulasi menunjukkan bahwa adanya pengurangan air tanah atau penurunan
muka air tanah akan mempunyai respon gradient vertical gayaberat mikro antar waktu yang
negative, dan sebaliknya kenaikan muka air tanah atau penambahan air akan memberikan
respon yang positif. Gradient vertikal antar waktu karena amblesan tanah akan mempunyai nilai
nol (0). Sehingga dari gradient vertikal antar waktu akan dapat ditentukan dinamika air tanah
yang terjadi, untuk gradient positif maka terjadi penambahan air tanah, gradient negative
pengurangan air tanah, dan gradient 0 menunjukkan tidak adanya dinamika air tanah.
Berdasarkan analisa gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang dapat
ditarik beberapa hal yang menarik sehubungan dengan dinamika air tanah, yaitu :
   1. Daerah dengan penurunan muka air tanah tinggi pengambilan air tanah yang berlebihan
       meliputi daerah: Kel. Pandean Lamper, Kel. Lamper Lor, Kel. Lamper Tengah, Kel.
       Gayam Sari dan di daerah sekitar Pelabuhan.
   2. Daerah yang mengalami penurunan muka air tanah yang sedang meliputi daerah :
       Johar memanjang ke Selatan sampai Tugu Muda dan Simpang Lima.
   3. Daerah Kariadi, kawasan Candi, Gadjah Mungkur dan Lempong Sari merupakan daerah
       yang relative tidak mengalami penurunan muka air tanah.

ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                   V-55
Prosiding
                                                   Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
                                                    Universitas Lampung, 17-18 November 2008


DAFTAR PUSTAKA

Allis, R.G, T.M, Hunt, 1986, Analisis of Exploration-induced gravity changes at Wairakei
         geothermal Field, geophysics 51, p. 1647-1660


Andres, R.B.S and J.R. Pedersen ,1983. Monitoring the Bulalo geothermal reservoir,
        Philiphines, using precession gravity data. Geothermics, 22


Akasaka, C and Nakanishi, S, 2000. Correction of Background gravity change due to
        precipitation ; oguni geothermal Field, Japan. Proceeding World Geothermal
        Congress, Kyushu – Tohuku, Japan.


Gelderen, M.V., Haagmans, R., and Bilker, M., 1999. Gravity change and natural gas extraction
         in Groningen. Geophysical Prospecting, 47.


Hare, J.L, Ferguson, J.F, Aiken, C.L.V, and Brady, J.L, 1999. The 4-D microgravity method for
          waterflood surveillance: A model study for the Prudhoe Bay reservoir, Alaska.
          Geophysics, Vol. 64 No. 1 (January-February 1999)


Marsudi, 2000. Prediksi Laju Amblesan Tanah di Dataran Alluvial Semarang Propinsi Jawa
         tengah, Disertasi Program Pascasarjana ITB


Rymer, H and Jones, G.W, 2000. Volcanic eruption predicture : magma chamber physics from
        gravity and deformation measurements. Geophysical Research Letter, Vol. 27 No. 16.


Styles, P., 2003. The use of time lapse microgrvity to investigate and monitoring an area
          undergoing surface subsidence; a case study. Un published.


Sarkowi, 2002. Penerapan metode microgravity 4D untuk monitoring peningkatan produksi
         minyak. Jurnal Sains Teknologi FMIPA Universitas Lampung.




ISBN : 978-979-1165-74-7                                                                 V-56

More Related Content

Similar to 5 7

Fisika dalam engglish versi
Fisika dalam engglish versiFisika dalam engglish versi
Fisika dalam engglish versi
riza fani
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
niwan21
 
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Satriyani Satriyani
 
375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx
375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx
375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx
septiakusumaningrum1
 
Adcp gelombang
Adcp gelombangAdcp gelombang
Adcp gelombang
Mahdan Ipb
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Akbar Dwi Wahyono
 
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptxHidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
sapaatpratama
 

Similar to 5 7 (20)

Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
Fisika dalam engglish versi
Fisika dalam engglish versiFisika dalam engglish versi
Fisika dalam engglish versi
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
 
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
 
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdfS3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
 
375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx
375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx
375889254-Contoh-PPT-Seminar-Proposal.pptx
 
Mengolah data schlumberger
Mengolah data schlumbergerMengolah data schlumberger
Mengolah data schlumberger
 
Adcp gelombang
Adcp gelombangAdcp gelombang
Adcp gelombang
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
 
Bab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikBab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event Seismik
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
 
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptxHidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
 
163 308-1-sm
163 308-1-sm163 308-1-sm
163 308-1-sm
 

5 7

  • 1. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 GRADIENT VERTIKAL GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU DAN HUBUNGANNYA DENGAN DINAMIKA AIR TANAH Muh Sarkowi Staff. Pengajar Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Univertitas Lampung, Jl. Prof. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung. Email : sarkov323@yahoo.com ABSTRAK Gradient vertical gayaberat merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya dinamika air tanah. Dari simulasi diperoleh bahwa penurunan muka air tanah mempunyai respon gradient vertical gayaberat mikro antar waktu yang negative, dan sebaliknya kenaikan muka air tanah mempunyai respon yang positif. Gradient nol menunjukkan tidak terjadi dinamika air tanah. Dari Analisa gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang menunjukkan adanya daerah yang mengalami penurunan muka air tanah atau pengambilan air tanah yang berlebihan meliputi daerah: Pandean Lamper, Lamper Lor, Lamper Tengah, Gayam Sari dan di daerah sekitar Pelabuhan. Teknik gradient vertical gayaberat mikro antar waktu dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah yang mengalami pengurangan air tanah. Keywords: time lapse, vertical gradient, microgravity 1. PENDAHULUAN Metode gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika didasarkan pada adanya perubahan kontras densitas dan jarak di bawah permukaan. Pada tahap awal perkembangannya metode ini telah sukses untuk menentukan struktur cebakan minyak, struktur bawah permukaan di daerah pertambangan, lengkungan listhosfera dan lain-lain. Pada saat ini metode gayaberat telah mengalami perkembangan yang cukup pesat baik peralatan maupun aplikasinya. Gravitymeter yang paling teliti sekarang adalah Graviton yang memiliki ketelitian 0.0001 miliGall dan prosedur pengaoperasian relatif mudah. Peningkatan ketelitian gravitymeter ini memungkinkan kita untuk mengukur dinamika massa di bawah permukaan yang umumnya memiliki respon yang kecil dengan menggunakan metode gayaberat, seperti untuk : monitoring reservoir panas bumi (Allis, R.G, 1986., Andres, R.B.S, 1993., Akasaka, C, 2000), pemantauan pergerakan injeksi air pada reservoir gas (Hare, J.L. et.all. 1999., dan Gelderen, M.V. et.all, 1999 ), pemantauan amblesan tanah ( Styles, P., 2003., Kadir , 2003), pemantauan magma dan prediksi letusan ( Rymer, H, 2000). Anomaly gayaberat mikro antar waktu di suatu daerah dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : dinamika air tanah, intrusi air laut, penurunan titik amat, bangunan baru disekitar titik amat, dan lain-lain. Dalam melakukan analisa anomaly gayaberat mikro antar waktu diperlukan metode khusus untuk ISBN : 978-979-1165-74-7 V-49
  • 2. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 mengidentifikasi dan memisahkan penyebab anomaly tersebut. Salah satu yang akan dibahas adalah metode gradient vertical untuk mengetahui penyebab anomaly gayaberat mikro antar waktu yang disebabkan oleh dinamika air tanah dan amblesan tanah dengan mengambil studi daerah Semarang. 2. DASAR TEORI Respon Gayaberat Mikro oleh dinamika air bawah permukaan Perubahan kedalaman muka air tanah pada suatu tempat dipengaruhi oleh : musim, curah hujan, pengambilan air tanah oleh manusia dan lain-lain. Perubahan gayaberat akibat adanya dinamika muka air tanah dapat diturunkan dengan melakukan simulasi respon gayaberat mikro terhadap penurunan air muka tanah maupun menggunakan pendekatan koreksi Bouguer sederhana dengan memasukkan variabel porositas (Sarkowi, 2002) : g w = 2πGρφh g w = 0.04193ρφh Δg w = 41.93ρφh (1) Keterangan : Δgw : perubahan nilai gravitasi karena adanya perubahan tinggi air tanah ρ : densitas fluida (gr/cc) φ : porositas (%) h : penurunan atau kenaikan permukaan air tanah (meter) Dengan asumsi porositas batuan 30% maka setiap terjadi penurunan muka air tanah 1 m akan memberikan respon gayaberat sebesar 12,579 microgal. 2.1 Gradien Vertical -Gayaberat Teknik gradien-gayaberat dikembangkan dari besaran gradien diferensial, dimana gradien ditentukan dari suatu interval data gayaberat lapangan. Gambar 1 mengilustrasikan konsep finite-difference untuk menentukan gradien-gayaberat. Skema struktur untuk pengukuran gradien-gayaberat vertikal dibuat dari dua buah kotak dengan ketinggian kotak masing-masing 1 meter, sehingga variasi finite-difference atau interval besaran dari gradien vertikal dapat ditentukan. Untuk pengukuran gayaberat dengan tiga beda tinggi yaitu h(i-1), h(i), dan h(i+1), maka turunan tegak pertama pengukuran dapat dihitung dengan persamaan berikut : ∂g ⎛ g (i −1) − g (i ) ⎞ =⎜ ⎟ miliGal/m (2) ∂z ⎜ h(i −1) − h(i ) ⎟ ⎝ ⎠ ISBN : 978-979-1165-74-7 V-50
  • 3. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 Gambar 1. Dua-tingkat kotak pengukuran gayaberat untuk menentukan gradien vertikal Gradient vertical hasil pengukuran langsung ini berbeda dengan gradient vertical gayaberat yang diturunkan dari gravitasi normal dengan tidak memperhitungkan adanya massa di sekitar titik amat. Gradient vertical gayaberat yang dihitung dari persamaan gayaberat normal bumi dengan bentuk ellipsoid sering disebut dengan koreksi udara bebas. ∂g ϕ g ϕ ,h = g ϕ + h (3) ∂h ∂g ϕ ∂h =− 2gϕ a (1 + f + m − 2 f sin ϕ ) 2 (4) ∂ϕ 0 = −0.308765 untuk ϕ = 7,5 (5) ∂h Amblesan tanah akan memberikan respon gayaberat mikro antar waktu positif.Gradient vertikal antar waktu oleh amblesan tanah akan memberikan respon 0 (nol). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Simulasi karakteristik gradient vertical gayaberat antar waktu Simulasi dilakukan dengan membuat model reservoir air tanah yang miring. Pada kondisi awal aquifer air terisi penuh, pada periode berikutnya terjadi pengurungan air tanah pada bagian tengah 5 meter. Masing-masing periode dihitung nilai respon gayaberatnya pada tiga ketinggian yang berbeda, sehingga gradient vertical dan gradient vertkal antar waktu dapat dihitung secara langsung . Karakteristik gradient vertikal dan gradient vertikal antar waktu oleh perubahan muka air tanah ditunjukkan pada Gambar 2. Simulasi kedua dilakukan dengan membuat model reservoir air tanah datar. Pada kondisi awal aquifer air terisi penuh, pada periode berikutnya karena pengambilan air tanah terjadi penurunan muka air tanah yang membentuk pola ‘cone’ dengan kedalaman 2, 4 dan 6 meter pada bagian tengah. Masing-masing periode dihitung nilai respon gayaberatnya pada tiga ketinggian yang berbeda, sehingga gradient vertical dan gradient vertkal antar waktu dapat dihitung secara langsung . Karakteristik gradient vertikal dan gradient vertikal antar waktu oleh perubahan muka air tanah ditunjukkan pada Gambar 3. ISBN : 978-979-1165-74-7 V-51
  • 4. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 Gambar 2. Respon gayaberat oleh aquifer air tanah miring dan pengurangan air tanah, anomaly gayaberat mikro antar waktu, gradient vertikal gayaberat, dan gradient gayaberat mikro antar waktu Gambar 3. Respon gayaberat oleh aquifer air tanah, pengurangan air tanah, anomaly gayaberat antar waktu, gradient vertikal gayaberat, dan gradient gayaberat antar waktu. ISBN : 978-979-1165-74-7 V-52
  • 5. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 Tabel 1 Karakteristik Anomali gayaberat mikro antar waktu, gradient vertikal dan gradient vertikal antar waktu No Gayaberat Gradient Vertikal Amblesan Air tanah Keterangan antar waktu antar waktu Tanah 1 0 0 Tanah tetap Air tetap Tidak ada perubahan 2 0 + Tanah turun Air tambah Tanah turun = air tambah 3 0 - Tanah turun Air kurang Tanah naik = air turun 4 + 0 Tanah turun Air tetap 5 + + Tanah turun Air tambah 6 + + Tanah tetap Air tambah 7 + + Tanah naik Air tambah Grav tanah naik < Grav air tambah 8 + - Tanah turun Air turun Grav tanah turun > Grav air turun 9 - 0 Tanah naik Air tetap 10 - + Tanah naik Air naik Grav tanah naik > Grav air naik 11 - - Tanah naik Air turun 12 - - Tanah turun Air turun Grav Tanah turun < Grav air turun 13 - - Tanah tetap Air turun Pengurangan air tanah akan memberikan respon anomaly gayaberat mikro antar waktu yang negative, sedangkan penambahan air tanah memberikan respon gayaberat mikro antar waktu positif. Pengurangan muka air tanah akan memberikan gradient vertical gayaberat antar waktu yang negative, dan kenaikan muka air tanah akan memberikan gradient vertical gayaberat antara waktu yang positif. 3.2 Studi kasus anomali gayaberat mikro daerah Semarang bulan September 2002 dan Juni 2003 Survey gayaberat di daerah Semarang dilakukan pada bulan September 2002 dan periode Juni 2003. Sebanyak 40 titik gayaberat telah diukur dengan tiap titik diukur pada tiga ketinggian yang berbeda. Hasil anomali gayaberat mikro antar waktu periode Juni 2003 - September 2002 ditunjukkan pada Gambar 4. Anomaly gayaberat mikro antar waktu (Gambar 4), tampak anomaly positif di daerah Tugu muda, Stasiun Poncol, stasiun Tawang, Tanah Mas dan Pantai Marina yang menunjukkan adanya amblesan tanah di daerah tersebut. Sedangkan anomaly negative di daerah Kaligawe, Pengapon, Karangwaru menunjukkan adanya pengurangan air tanah. ISBN : 978-979-1165-74-7 V-53
  • 6. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 Gambar 4. Anomali gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang periode Juni’03 – Sept’02 3.3 Gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang Gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang diperoleh dengan mengurangi gradient vertical gayaberat periode Juni 2003 dan gradient vertical gayaberat periode September 2002 seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Dari peta Peta gradient vertical gayaberat mikro antar waktu periode Juni 2003 – September 2002 (Gambar 5) tampak bahwa daerah : Kel. Pandean Lamper, Kel. Lamper Lor, Kel. Lamper Tengah, Kel. Gayam Sari dan di daerah sekitar Pelabuhan menempati gradient gayaberat mikro antar waktu yang negative tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut telah terjadi penurunan muka air tanah yang sangat besar. Sedangkan daerah yang mengalami penurunan muka air tanah yang sedang terjadi di daerah Johar memanjang ke Selatan sampai Tugu Muda dan Simpang Lima. Hal ini dapat dilihat dari respon gradient vertical gayaberat mikro antar waktu yang mempunyai nilai 0 sampai -0.04 mGall/m. Daerah Kariadi, kawasan Candi, Gadjah Mungkur dan Lempong Sari merupakan daerah yang relative tidak mengalami penurunan muka air tanah. Gradient vertikal antar waktu positif yang mengikuti pola sungai Banjir Kanal Barat dan Timur memanjang dari Selatan ke Utara menunjukkan bahwa arah imbuhan air tanah melewati daerah tersebut. Disamping itu imbuhan air dapat pula terjadi akibat masuknya air laut kedaratan melalui sungai yang ada. ISBN : 978-979-1165-74-7 V-54
  • 7. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 Gambar 5. Peta gradient vertical gayaberat mikro periode Juni 2003 – September 2002 4. KESIMPULAN Pengukuran gayaberat secara berulang dapat digunakan untuk mengatahui adanya dinamika air tanah di bawah permukaan. Metode analisa gradient vertical gayaberat mikro antar waktu, merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya dinamika air tanah. Dari simulasi menunjukkan bahwa adanya pengurangan air tanah atau penurunan muka air tanah akan mempunyai respon gradient vertical gayaberat mikro antar waktu yang negative, dan sebaliknya kenaikan muka air tanah atau penambahan air akan memberikan respon yang positif. Gradient vertikal antar waktu karena amblesan tanah akan mempunyai nilai nol (0). Sehingga dari gradient vertikal antar waktu akan dapat ditentukan dinamika air tanah yang terjadi, untuk gradient positif maka terjadi penambahan air tanah, gradient negative pengurangan air tanah, dan gradient 0 menunjukkan tidak adanya dinamika air tanah. Berdasarkan analisa gradient vertical gayaberat mikro antar waktu daerah Semarang dapat ditarik beberapa hal yang menarik sehubungan dengan dinamika air tanah, yaitu : 1. Daerah dengan penurunan muka air tanah tinggi pengambilan air tanah yang berlebihan meliputi daerah: Kel. Pandean Lamper, Kel. Lamper Lor, Kel. Lamper Tengah, Kel. Gayam Sari dan di daerah sekitar Pelabuhan. 2. Daerah yang mengalami penurunan muka air tanah yang sedang meliputi daerah : Johar memanjang ke Selatan sampai Tugu Muda dan Simpang Lima. 3. Daerah Kariadi, kawasan Candi, Gadjah Mungkur dan Lempong Sari merupakan daerah yang relative tidak mengalami penurunan muka air tanah. ISBN : 978-979-1165-74-7 V-55
  • 8. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008 DAFTAR PUSTAKA Allis, R.G, T.M, Hunt, 1986, Analisis of Exploration-induced gravity changes at Wairakei geothermal Field, geophysics 51, p. 1647-1660 Andres, R.B.S and J.R. Pedersen ,1983. Monitoring the Bulalo geothermal reservoir, Philiphines, using precession gravity data. Geothermics, 22 Akasaka, C and Nakanishi, S, 2000. Correction of Background gravity change due to precipitation ; oguni geothermal Field, Japan. Proceeding World Geothermal Congress, Kyushu – Tohuku, Japan. Gelderen, M.V., Haagmans, R., and Bilker, M., 1999. Gravity change and natural gas extraction in Groningen. Geophysical Prospecting, 47. Hare, J.L, Ferguson, J.F, Aiken, C.L.V, and Brady, J.L, 1999. The 4-D microgravity method for waterflood surveillance: A model study for the Prudhoe Bay reservoir, Alaska. Geophysics, Vol. 64 No. 1 (January-February 1999) Marsudi, 2000. Prediksi Laju Amblesan Tanah di Dataran Alluvial Semarang Propinsi Jawa tengah, Disertasi Program Pascasarjana ITB Rymer, H and Jones, G.W, 2000. Volcanic eruption predicture : magma chamber physics from gravity and deformation measurements. Geophysical Research Letter, Vol. 27 No. 16. Styles, P., 2003. The use of time lapse microgrvity to investigate and monitoring an area undergoing surface subsidence; a case study. Un published. Sarkowi, 2002. Penerapan metode microgravity 4D untuk monitoring peningkatan produksi minyak. Jurnal Sains Teknologi FMIPA Universitas Lampung. ISBN : 978-979-1165-74-7 V-56