Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan mental pada berbagai kelompok usia, yaitu anak, remaja, dan dewasa. Pada anak, kesehatan mental dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan keluarga. Remaja mengalami transisi menuju dewasa yang ditandai perubahan fisik dan pencarian identitas. Kesehatan mental dewasa dipengaruhi oleh tanggung jawab dan interaksi sosial.
Tiga fase perkembangan masa pubertas dan remaja yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah pra-puber, puber, dan pasca-puber. Dokumen tersebut juga menjelaskan tiga fase perkembangan remaja yaitu pra-remaja, remaja awal, dan remaja lanjut. Lingkungan keluarga dan sekolah dijelaskan sebagai faktor lingkungan penting yang mempengaruhi perkembangan remaja.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tahapan perkembangan individu mulai dari masa pranatal hingga masa dewasa, yang dibagi menjadi 5 fase yaitu masa bayi, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, dan masa dewasa lanjut.
2. Setiap fase memiliki ciri khas perkembangan fisik, kognitif, dan sosial sesuai dengan bertambahnya usia. Faktor herediter dan lingkungan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan mental pada berbagai kelompok usia, yaitu anak, remaja, dan dewasa. Pada anak, kesehatan mental dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan keluarga. Remaja mengalami transisi menuju dewasa yang ditandai perubahan fisik dan pencarian identitas. Kesehatan mental dewasa dipengaruhi oleh tanggung jawab dan interaksi sosial.
Tiga fase perkembangan masa pubertas dan remaja yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah pra-puber, puber, dan pasca-puber. Dokumen tersebut juga menjelaskan tiga fase perkembangan remaja yaitu pra-remaja, remaja awal, dan remaja lanjut. Lingkungan keluarga dan sekolah dijelaskan sebagai faktor lingkungan penting yang mempengaruhi perkembangan remaja.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tahapan perkembangan individu mulai dari masa pranatal hingga masa dewasa, yang dibagi menjadi 5 fase yaitu masa bayi, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, dan masa dewasa lanjut.
2. Setiap fase memiliki ciri khas perkembangan fisik, kognitif, dan sosial sesuai dengan bertambahnya usia. Faktor herediter dan lingkungan
Teks tersebut membahas perkembangan psikososial anak, termasuk pengaruh keluarga dan teman sebaya, teori psikososial Erik Erikson, dan peran keluarga dalam perkembangan psikososial anak.
Masa remaja merupakan periode penting peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Periode ini terbagi menjadi remaja awal dan akhir, dimana terjadi pertumbuhan fisik dan kematangan seksual beserta tugas-tugas perkembangan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan besar baik fisik maupun psikis pada remaja, diantaranya pertumbuhan tubuh dan rambut, perubahan suara, dan timbulnya minat pada lawan jenis. Dokumen ini juga menjelaskan ciri khas perubahan fisik yang terjadi pada laki-laki dan perempuan selama masa pubertas.
Dokumen tersebut membahas tentang masa remaja dan gejolak yang terjadi pada masa itu. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Gejolak remaja terjadi karena ketidakseimbangan antara perkembangan fisik dan psikososial, serta upaya remaja mencari identitas diri mereka. Dukungan lingkungan yang tepat dapat memb
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpNovia Senja
Makalah ini membahas karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja SMP dari sudut pandang fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Secara fisik, remaja mengalami pertumbuhan yang cepat akibat tingginya produksi hormon. Secara kognitif, mereka mulai berfikir secara kausal dan abstrak. Emosinya juga cenderung labil. Perkembangan sosialnya ditandai dengan kebutuhan akan perhatian dan peran
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifIwan Wahidin
Makalah ini membahas tentang potensi yang dimiliki remaja dan kerentanan mereka terjerumus ke dalam perilaku buruk. Remaja memiliki potensi besar berdasarkan kematangan kognitif, fisik, dan emosional mereka pada masa remaja. Namun potensi ini rawan terancam oleh lingkungan sekitar dan perilaku buruk jika tidak dibimbing dengan baik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tumbuh kembang anak usia sekolah antara umur 6-12 tahun, mencakup aspek fisik, psikososial, kognitif, dan kesehatan pada masa tersebut.
2. Pertumbuhan fisik pada masa ini antara lain pertambahan berat badan dan tinggi badan, perkembangan tulang dan gigi, serta pertumbuhan jaringan limfatik.
3. Secara psikososial, anak us
Teks tersebut merupakan ringkasan tentang perkembangan masa remaja awal (pubertas) dan akhir (menuju dewasa) yang membahas fase, ciri, dan faktor pengaruh perkembangan tersebut.
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan perkembangan yang mungkin timbul pada masa kanak-kanak, mulai dari pengertian masa kanak-kanak, permasalahan pada masa kanak-kanak awal seperti masalah fisik dan psikologis, serta permasalahan pada masa kanak-kanak akhir khususnya permasalahan perkembangan belajar siswa SD."
Dokumen tersebut membahas perkembangan remaja SMP yang sedang mengalami masa pubertas. Masa ini merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan kebingungan, kecemasan, rasa ingin tahu, dan mencoba tingkah laku baru. Dokumen tersebut juga memberikan prinsip-prinsip pendidikan untuk membimbing remaja, seperti mendampingi sesuai kematangan, memberikan tanggapan yang konsisten, serta mema
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi gaya hidup murid masa kini. Faktor internal meliputi pengaruh genetik, status sosioekonomi keluarga, dan keadaan keluarga. Faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah, guru, teman sebaya, dan nilai-nilai masyarakat. Kedua faktor tersebut berperan besar dalam membentuk perkembangan pribadi dan gaya hidup murid.
Perkembangan Fizikal & Bahasa Kanak-Kanakhibatullah92
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan fisik dan bahasa anak-anak, termasuk definisi, teori-teori terkait, dan peringkat-peringkat perkembangannya. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perkembangan fisik dan bahasa dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, serta terjadi secara bertahap dari yang sederhana hingga kompleks seiring berjalannya waktu.
Dokumen ini membahas pertumbuhan dan perkembangan remaja. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perkembangan individu menurut Soesilo Windradini yaitu heriditas, lingkungan, kematangan fisik dan psikis, serta aktivitas anak. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja meliputi pertumbuhan fisik primer dan sekunder serta perkembangan aspek psikologis dan sosial. Masa remaja dijelaskan sebagai periode per
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Presentasi ini membahas periode dan tahap-tahap perkembangan manusia, mulai dari periode pra-natal hingga usia lanjut. Terdapat 13 tahap perkembangan yang dijelaskan mulai dari tahap janin, bayi baru lahir, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dini, usia madya, hingga usia lanjut beserta ciri khas penyesuaian di setiap tahapnya.
Teks tersebut membahas perkembangan psikososial anak, termasuk pengaruh keluarga dan teman sebaya, teori psikososial Erik Erikson, dan peran keluarga dalam perkembangan psikososial anak.
Masa remaja merupakan periode penting peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Periode ini terbagi menjadi remaja awal dan akhir, dimana terjadi pertumbuhan fisik dan kematangan seksual beserta tugas-tugas perkembangan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan besar baik fisik maupun psikis pada remaja, diantaranya pertumbuhan tubuh dan rambut, perubahan suara, dan timbulnya minat pada lawan jenis. Dokumen ini juga menjelaskan ciri khas perubahan fisik yang terjadi pada laki-laki dan perempuan selama masa pubertas.
Dokumen tersebut membahas tentang masa remaja dan gejolak yang terjadi pada masa itu. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Gejolak remaja terjadi karena ketidakseimbangan antara perkembangan fisik dan psikososial, serta upaya remaja mencari identitas diri mereka. Dukungan lingkungan yang tepat dapat memb
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpNovia Senja
Makalah ini membahas karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja SMP dari sudut pandang fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Secara fisik, remaja mengalami pertumbuhan yang cepat akibat tingginya produksi hormon. Secara kognitif, mereka mulai berfikir secara kausal dan abstrak. Emosinya juga cenderung labil. Perkembangan sosialnya ditandai dengan kebutuhan akan perhatian dan peran
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifIwan Wahidin
Makalah ini membahas tentang potensi yang dimiliki remaja dan kerentanan mereka terjerumus ke dalam perilaku buruk. Remaja memiliki potensi besar berdasarkan kematangan kognitif, fisik, dan emosional mereka pada masa remaja. Namun potensi ini rawan terancam oleh lingkungan sekitar dan perilaku buruk jika tidak dibimbing dengan baik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tumbuh kembang anak usia sekolah antara umur 6-12 tahun, mencakup aspek fisik, psikososial, kognitif, dan kesehatan pada masa tersebut.
2. Pertumbuhan fisik pada masa ini antara lain pertambahan berat badan dan tinggi badan, perkembangan tulang dan gigi, serta pertumbuhan jaringan limfatik.
3. Secara psikososial, anak us
Teks tersebut merupakan ringkasan tentang perkembangan masa remaja awal (pubertas) dan akhir (menuju dewasa) yang membahas fase, ciri, dan faktor pengaruh perkembangan tersebut.
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan perkembangan yang mungkin timbul pada masa kanak-kanak, mulai dari pengertian masa kanak-kanak, permasalahan pada masa kanak-kanak awal seperti masalah fisik dan psikologis, serta permasalahan pada masa kanak-kanak akhir khususnya permasalahan perkembangan belajar siswa SD."
Dokumen tersebut membahas perkembangan remaja SMP yang sedang mengalami masa pubertas. Masa ini merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan kebingungan, kecemasan, rasa ingin tahu, dan mencoba tingkah laku baru. Dokumen tersebut juga memberikan prinsip-prinsip pendidikan untuk membimbing remaja, seperti mendampingi sesuai kematangan, memberikan tanggapan yang konsisten, serta mema
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi gaya hidup murid masa kini. Faktor internal meliputi pengaruh genetik, status sosioekonomi keluarga, dan keadaan keluarga. Faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah, guru, teman sebaya, dan nilai-nilai masyarakat. Kedua faktor tersebut berperan besar dalam membentuk perkembangan pribadi dan gaya hidup murid.
Perkembangan Fizikal & Bahasa Kanak-Kanakhibatullah92
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan fisik dan bahasa anak-anak, termasuk definisi, teori-teori terkait, dan peringkat-peringkat perkembangannya. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perkembangan fisik dan bahasa dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, serta terjadi secara bertahap dari yang sederhana hingga kompleks seiring berjalannya waktu.
Dokumen ini membahas pertumbuhan dan perkembangan remaja. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perkembangan individu menurut Soesilo Windradini yaitu heriditas, lingkungan, kematangan fisik dan psikis, serta aktivitas anak. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja meliputi pertumbuhan fisik primer dan sekunder serta perkembangan aspek psikologis dan sosial. Masa remaja dijelaskan sebagai periode per
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Presentasi ini membahas periode dan tahap-tahap perkembangan manusia, mulai dari periode pra-natal hingga usia lanjut. Terdapat 13 tahap perkembangan yang dijelaskan mulai dari tahap janin, bayi baru lahir, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dini, usia madya, hingga usia lanjut beserta ciri khas penyesuaian di setiap tahapnya.
1. Dokumen tersebut membahas 10 penyebab utama mengabaikan amal sunnah yang dapat menyebabkan berkurangnya iman dan amal shaleh, di antaranya lalai terhadap kebutuhan akan amal-amal tersebut, terlalu banyak tugas dan pekerjaan sehingga menunda-nunda, serta menyaksikan panutan dalam kondisi pengabaian.
1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak hingga dewasa yang terjadi pada usia 10-22 tahun.
2. Pada masa ini terdapat tugas perkembangan seperti memperluas komunikasi, menerima peran sosial, dan memilih pekerjaan.
3. Ciri khas remaja antara lain perubahan emosi dan fisik yang cepat serta mulai menentukan nilai-nilai hidup.
Makalah ini membahas siklus kesehatan wanita sepanjang masa kehidupan, mulai dari masa bayi hingga senium. Terdapat beberapa tahapan kesehatan wanita yaitu masa bayi dan kanak-kanak, pubertas/remaja, reproduksi, klimakterium, menopause, dan senium. Setiap tahapan ditandai dengan perubahan fisik dan psikis seiring proses penuaan tubuh.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan individu mulai dari lahir hingga akhir hayat melalui beberapa fase, dan belajar dipandang penting untuk memungkinkan perkembangan potensi seseorang.
2. Ada beberapa fase perkembangan individu menurut para ahli, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa, dengan tugas-tugas tertentu pada seti
Remaja memiliki kapasitas kognitif yang tinggi karena perkembangan otak dan sistem saraf yang cepat. Fungsi prontal lobe yang berperan dalam penalaran dan pengambilan keputusan mulai berkembang, sehingga remaja dapat berpikir secara abstrak tentang topik-topik filosofis dan mencari makna eksistensi.
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Aftina Eka R
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan reproduksi wanita meliputi aspek fisik dan psikososial pada berbagai tahapan kehidupan mulai dari janin, bayi, kanak-kanak, pubertas, dewasa, menopause hingga lanjut usia.
Makalah ini membahas karakteristik remaja dan pentingnya mengenali karakteristik siswa remaja. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikologis yang cepat. Perkembangan kognitif remaja mencapai tahap operasional formal sehingga mereka dapat berpikir secara abstrak dan kritis. Emosi remaja juga masih labil karena pengaruh hormon. Perkembangan sosial remaja penting untuk menguasai keterampilan sos
Makalah ini membahas permasalahan remaja seperti bahaya merokok, penyimpangan seks, dan penyalahgunaan narkoba/minuman keras. Remaja rentan mengalami masalah psikososial karena perubahan biologis, kognitif, moral, dan psikologis yang terjadi selama masa pubertas dan remaja. Perubahan-perubahan ini dapat memengaruhi perilaku mereka dan menimbulkan resiko.
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaSukmawijaya15
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan masa dewasa dan lanjut usia meliputi pengertian perkembangan fisik, kognitif, psikososial, dimensi kematangan, cinta dan perkawinan, karir dan pekerjaan, serta kesehatan pada masa paruh baya dan lanjut usia. Tujuannya adalah untuk memahami tugas perkembangan setiap tahapan.
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRKANGIRFAI
Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian peride yang berurutan, mulai periode prenatal hingga usia lanjut. Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi dimasa awal perkembangan individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia.
Proses perkembangan manusia setelah dilahirkan secara fisiologis adalah semakin lama menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia, maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian regenerasi dan sebagian yang lain akan mati, dan pada usia lanjut ini akan menghadapi berbagai pwrsoalan, persoalan pertama adalah penurunan kemampuan fisik sehingga kekuatan fisik berkurang, aktivitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan yang menyebankan mereka kehilangan semangat. Pengaruh dari semua itu mereka yang berada dalam usia kanjut merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga lagi atau kurang dihargai.
Dalam makalah ini ada dijelaskan mengenai masa atau fase remaja awal (pubertas) sampai remaja akhir atau menginjak dewasa akan dijelaskan meliputi fase-fase remaja, faktor lingkungan yang memengaruhi pubertas, perkembangan fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa puber, perkembangan remaja yang sekolah dan bekerja, kedewasaan keadaan mondig dan emansipasi remaja, hubungan remaja dan pekerjaan, remaja dan masyarakat, dan tugas-tugas remaja.
Buku ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan individu secara fisik dan nonfisik dari masa kanak-kanak hingga remaja. Pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual, sosial, bahasa, serta emosi remaja dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan keluarga, gizi, dan kesehatan. Masa remaja ditandai dengan ketidakseimbangan pertumbuhan fisik yang mempengaruhi penyesuaian diri
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara kanak-kanak dan dewasa dengan batasan usia 10-21 tahun. Kesehatan reproduksi remaja mencakup kondisi fisik, mental, dan sosial yang sehat terkait sistem dan fungsi reproduksi. Faktor sosial, budaya, dan lingkungan berpengaruh besar terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Makalah ini membahas tentang akhir masa kanak-kanak yang berlangsung antara usia 6-10 tahun sampai kematangan seksual. Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikologis yang berdampak pada perubahan sikap anak, seperti masuknya anak ke sekolah dasar dan tumbuhnya kesadaran sosial melalui interaksi dengan teman sebaya dalam kelompok geng. Makalah ini menjelaskan ciri-ciri perkembangan
Dokumen tersebut membahas tahap-tahap perkembangan manusia pada masa remaja. Mencakup perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, dan moral remaja. Termasuk pertumbuhan fisik dan seksual, perkembangan bahasa dan intelektual, emosi cinta dan hubungan sosial, serta pengertian tentang moral.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Pada masa ini terjadi berbagai tugas perkembangan seperti menerima perubahan fisik, membangun hubungan sosial, dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia dewasa.
1. Remaja dan Permasalahannya
Sofia Retnowati
Fakultas psikologi UGM
Pengantar
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai
penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori
perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku
sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja,
individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas
tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan
penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan
menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya.
Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu
antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah
batasan tradisional, sedangkan alran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga
22 tahun.
Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk
berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer
memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para
remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA,
membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan
remaja, dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus
berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.
Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun
2. b. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
c. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik
sesama jenis maupun lawan jenis
2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga negara
9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara
sosial
10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
(Havighurst dalam Hurlock, 1973).
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut
Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas
tersebut, yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi
di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-
nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit
kewajiban dibebankan oleh orangtua.
3. Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir
abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak
dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari
perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang
menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis
untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di
sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan
kesedihan yang kronis.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini
membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi
tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat
dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami
gangguan emosional.
Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media
terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada
lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi
yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus
bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul
perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan benturan budaya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya
kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka
mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat
mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
Uraian di atas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah yang dialami remaja
masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja,
ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya
4. masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau ganguan perilaku.
Beberapa bentuk gangguan perilaku ini dapat digolongkan dalam delinkuensi.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapaikemasakan dalam
berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses
yang memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada
remaja.
1. Perkembangan fisik remaja
Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa
terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik
yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung
cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai
diproduksi dan mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta
mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan
perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual
sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi,
sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai
dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi
pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan
pada remaja putra mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh
rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis
dan sebagainya.
Menurut Mussen dkk., (1979) sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan
mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami
pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada
usia 12 tahun. Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar
10-11 tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun (Katchadurian, 1989).
Penyebab terjadi makin awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor
gizi yang semakin baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi
(Sarwono, dalam JEN, 1998).
5. Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan
perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Menurut Bourgeois dan
Wolfish (1994) remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam
dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan
kepuasan seksual.
Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan
yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai
bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis,
sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia
(Myles dkk, 1993). Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang
remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai
keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu
bereproduksi dengan aman secara fisik. Menurut PKBI (1984) secara fisik, usia reproduksi
sehat untuk wanita adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor yang mempengaruhinya ada
bermacam-macam . Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun secar fisik kondisi organ
reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan
pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang
dan dewasa. Sampoerno dan Azwar (1987) menambahkan bahwa perawatan pra-natal pada
calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya pengetahuan dan rasa malu
untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.
2. Perkembangan Psikis Remaja
Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian
yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian
anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa,
keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat
diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali
berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.
6. Kutub Keluarga ( Rumah Tangga)
Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja
yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga,
maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian
antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang
dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:
a. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce)
b. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di
rumah
c. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
d. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi daripada
kejiwaan (psikologis).
Selain daripada kondisi keluarga tersebut di atas, berikut adalah rincian kondisi
keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja, yaitu:
a. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu
b. Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga
c. Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orangtua atau oleh kakek/nenek
d. Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak
e. Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak
f. Campur tangan atau perhatian yang berlebih dari orangtua terhadap anak
g. Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain
h. Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol yang tidak cukup
i. Kurang stimuli kongnitif atau sosial
j. Lain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan orang tua, dan lain
sebagainya.
Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam
keluarga sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan
7. berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/maja yang dibesarkan
dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).
Kutub Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak
didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku
menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain;
a. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
b. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
c. Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
d. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
e. Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang
f. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
Kutub Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, dapat merupakan
faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub
masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat
dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut,
antara lain:
a. Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
1) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
2) Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
3) Pengangguran
4) Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
5) Wanita tuna susila (wts)
6) Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis
dan kekerasan
7) Perumahan kumuh dan padat
8) Pencemaran lingkungan
8. 9) Tindak kekerasan dan kriminalitas
10) Kesenjangan sosial
b. Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
1) Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
2) Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
3) Kebut-kebutan
4) Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
5) Perkosaan
6) Pembunuhan
7) Tindak kekerasan lainnya
8) Pengrusakan
9) Coret-coret dan lain sebagainya
Kondisi psikososial dan ketiga kutub diatas, merupakan faktor yang kondusif bagi
terjadinya kenakalan remaja.
9. Remaja dan Permasalahannya
Sofia Retnowati
Fakultas psikologi UGM
Pengantar
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai
penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori
perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku
sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja,
individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu
mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan,
dan kebahagian juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas
perkembangan pada fase berikutnya. Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah
perubahan fisik, psikis, dan sosial
Perkembangan fisik remaja
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-
perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan
fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa
pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak
beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan
mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi
terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap
dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual
primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual
sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya,
pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-
rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami
10. pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh
rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya.
Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan
kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada
usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak
remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11 tahun, sedangkan
perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun.
Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan
perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Remaja mulai merasakan
dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan
dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan
yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai
bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis,
sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia.
Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat
menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun
demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman
secara fisik.
Perkembangan Psikis Remaja
Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian
yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian
anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa,
keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat
diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali
berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.
11. Perkembangan Sosial remaja
Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk
berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer
memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para
remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA,
membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan
remaja, dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus
berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.
Batasan remaja menurut usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Ada juga yang
membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.
Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu:
d. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun
e. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
f. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik
sesama jenis maupun lawan jenis
2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga negara
9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara
sosial
12. 10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya
kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka
mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat
mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
Masalah-masalah remaja
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut
Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas
tersebut, yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan
kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial,
tugas dan nilai-nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit
kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir
abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak
dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari
perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang
menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis
untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di
sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan
kesedihan yang kronis.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini
membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi
tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat
13. dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami
gangguan emosional.
Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media
terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada
lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi
yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus
bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul
perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan benturan budaya.
Uraian di atas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah yang dialami remaja
masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja,
ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya
masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau ganguan perilaku.
Beberapa bentuk gangguan perilaku ini dapat digolongkan dalam delinkuensi.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapaikemasakan dalam berbagai aspek
sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat
antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.
Kutub Keluarga ( Rumah Tangga)
Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja
yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga,
maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian
antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang
dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:
e. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce)
f. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di
rumah
14. g. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
h. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi daripada
kejiwaan (psikologis).
Selain daripada kondisi keluarga tersebut di atas, berikut adalah rincian kondisi
keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja, yaitu:
k. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu
l. Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga
m. Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orangtua atau oleh kakek/nenek
n. Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak
o. Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak
p. Campur tangan atau perhatian yang berlebih dari orangtua terhadap anak
q. Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain
r. Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol yang tidak cukup
s. Kurang stimuli kongnitif atau sosial
t. Lain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan orang tua, dan lain
sebagainya.
Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam
keluarga sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan
berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/maja yang dibesarkan
dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).
Kutub Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak
didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku
menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain;
g. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
h. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
i. Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
15. j. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
k. Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang
l. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
Kutub Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, dapat merupakan
faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub
masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat
dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut,
antara lain:
c. Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
11) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
12) Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
13) Pengangguran
14) Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
15) Wanita tuna susila (wts)
16) Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis
dan kekerasan
17) Perumahan kumuh dan padat
18) Pencemaran lingkungan
19) Tindak kekerasan dan kriminalitas
20) Kesenjangan sosial
d. Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
10) Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
11) Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
12) Kebut-kebutan
13) Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
14) Perkosaan
15) Pembunuhan
16. 16) Tindak kekerasan lainnya
17) Pengrusakan
18) Coret-coret dan lain sebagainya
Kondisi psikososial dan ketiga kutub diatas, merupakan faktor yang kondusif bagi
terjadinya kenakalan remaja.