Basic Life Support (BLS) memberikan panduan singkat untuk menangani darurat medis seperti henti jantung dengan melakukan pengecekan respons, nadi, pernapasan, pemberian kompresi jantung, dan memanggil bantuan medis secepat mukkin.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Wilayah Bengkulu. Berisi statistik penting mengenai kejadian henti jantung di luar rumah sakit, peluang hidup jika mendapatkan resusitasi jantung paru segera, dan pentingnya keterampilan resusitasi jantung paru bagi masyarakat umum.
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang mencakup pengantar anatomi dan fisiologi sistem pernapasan dan kardiorespirasi, siklus BHD, penggunaan alat bantu pernapasan seperti masker oksigen, airway adjuncts, elektrokardiografi, dan farmakoterapi dalam bantuan hidup lanjut. Presentasi ini juga membahas teknik CPR berkualitas tinggi, evaluasi berkala pasien, dan beberapa kes
Basic Life Support (BLS) memberikan panduan singkat untuk menangani darurat medis seperti henti jantung dengan melakukan pengecekan respons, nadi, pernapasan, pemberian kompresi jantung, dan memanggil bantuan medis secepat mukkin.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Wilayah Bengkulu. Berisi statistik penting mengenai kejadian henti jantung di luar rumah sakit, peluang hidup jika mendapatkan resusitasi jantung paru segera, dan pentingnya keterampilan resusitasi jantung paru bagi masyarakat umum.
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang mencakup pengantar anatomi dan fisiologi sistem pernapasan dan kardiorespirasi, siklus BHD, penggunaan alat bantu pernapasan seperti masker oksigen, airway adjuncts, elektrokardiografi, dan farmakoterapi dalam bantuan hidup lanjut. Presentasi ini juga membahas teknik CPR berkualitas tinggi, evaluasi berkala pasien, dan beberapa kes
Materi pembelajaran ini disusun untuk penyegaran materi bantuan hidup dasar untuk karyawan tetap baru (medis, keperawatan, tenaga kesehatan, dan non tenaga kesehatan).
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen ini membincangkan tentang mengenal pasti keadaan yang mengancam nyawa pesakit dan tindakan yang perlu diambil seperti rawatan cemas, penggunaan lampu dan siren ambulans. Ia menjelaskan tentang penilaian sejarah kesihatan, aduan utama, dan tanda-tanda klinikal untuk menilai keadaan saluran pernafasan, pernafasan, dan peredaran darah pesakit serta tindakan awal yang perlu diambil untuk menstab
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Basic Life Support (BLS) dan rantai keselamatan dalam menyelamatkan nyawa korban serangan jantung. Ia menjelaskan tatacara melakukan CPR pada dewasa dan kanak-kanak serta merawat sekatan saluran pernafasan."
ACLS ( Advanced Cardiac Life Support)
Manfaat dan Kegunaan ACLS
Pengalaman Kursus ACLS,Materi Kursus ACLS,Informasi Kursus ACLS,Info Kursus ACLS,Jadwal Kursus ACLS,Registrasi Kursus ACLS,Pendaftaran Kursus ACLS,Persyaratan Kursus ACLS,Kursus ACLS Perki,Kursus ACLS Perki House,Kursus ACLS Dokter,Pusat Kursus ACLS
Contact Person:
08788-89699-789 (WA)
Untuk memudahkan Pendaftaran melalui Whatsapp silahkan klik link di bawah ini
https://api.whatsapp.com/send?phone=6287889699789&text=Selamat%20Pagi%0D%0A%0D%0ASaya%20mau%20daftar%20Kursus%20ACLS%0D%0ANama%20Lengkap%20:%0D%0ANo%20Hp%20Aktif%20:%0D%0AEmail%20:%0D%0A%0D%0ATerimakasih%0D%0A%0D%0ASlideShare%20Channel%20:%20pelatihan%20acls%20perki%20house
Cardiac arrest merupakan hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah secara efektif yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dan suplai oksigen ke organ vital. Faktor risikonya antara lain usia lanjut, merokok, penyakit jantung, dan hipertensi. Tanda klinisnya adalah ketiadaan nadi dan kesadaran serta henti pernapasan. Penanganannya meliputi resusitasi jantung paru, defibrilasi, dan dukun
- Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan upaya untuk mengembalikan atau mempertahankan kehidupan dengan menjaga jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
- Urutan BHD meliputi pengecekan bahaya, respons, jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (DRABC). Jika tidak ada tanda kehidupan, lakukan pijatan jantung dan ventilasi dengan rasio 30:2.
- Resusitasi jantung paru yang cepat dan
Dokumen ini memberikan informasi tentang bantuan hidup dasar dan tindakan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau sakit mendadak. Beberapa langkah penting yang disebutkan adalah mengamati pernafasan korban, memberikan nafas buatan dan resusitasi jantung jika pernafasan berhenti, menghentikan pendarahan dengan tekanan kuat, serta mencegah aspirasi dengan memiringkan tubuh korban. Dokumen ini juga menjelaskan prosed
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BLS) menurut pedoman 2015 American Heart Association (AHA) untuk tenaga kesehatan. BLS meliputi usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Urutan tindakan BLS yang disarankan adalah C-A-B, yaitu kompresi dada, pembukaan saluran napas, dan pemberian nafas buatan. Tindak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Resusitasi jantung paru merupakan tindakan pertolongan darurat untuk korban henti jantung dan henti napas. Golden period untuk melakukan resusitasi adalah kurang dari 10 menit agar otak tidak mengalami kerusakan permanen. Prinsip resusitasi adalah memperkuat rantai kelangsungan hidup dengan melakukan kompresi dada, ventilasi, dan defibrilasi secara tepat w
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk orang dewasa dan anak-anak yang mengalami henti jantung atau henti nafas. BHD meliputi penilaian gejala, prosedur awal seperti memeriksa kesadaran dan meminta pertolongan, kemudian melakukan tindakan ABC (Airway, Breathing, Circulation) yang mencakup pembukaan saluran napas, pemeriksaan pernapasan, dan kompresi dada
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang tindakan resusitasi darurat untuk pasien yang mengalami henti jantung, meliputi teknik kompresi dada, pemberian bantuan pernapasan, penggunaan defibrilator otomatis, dan pemberian obat-obatan pendukung seperti epinefrin. Tindakan ini merupakan bagian dari rantai penyelamatan jiwa untuk meningkatkan harapan hidup korban.
Materi pembelajaran ini disusun untuk penyegaran materi bantuan hidup dasar untuk karyawan tetap baru (medis, keperawatan, tenaga kesehatan, dan non tenaga kesehatan).
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen ini membincangkan tentang mengenal pasti keadaan yang mengancam nyawa pesakit dan tindakan yang perlu diambil seperti rawatan cemas, penggunaan lampu dan siren ambulans. Ia menjelaskan tentang penilaian sejarah kesihatan, aduan utama, dan tanda-tanda klinikal untuk menilai keadaan saluran pernafasan, pernafasan, dan peredaran darah pesakit serta tindakan awal yang perlu diambil untuk menstab
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Basic Life Support (BLS) dan rantai keselamatan dalam menyelamatkan nyawa korban serangan jantung. Ia menjelaskan tatacara melakukan CPR pada dewasa dan kanak-kanak serta merawat sekatan saluran pernafasan."
ACLS ( Advanced Cardiac Life Support)
Manfaat dan Kegunaan ACLS
Pengalaman Kursus ACLS,Materi Kursus ACLS,Informasi Kursus ACLS,Info Kursus ACLS,Jadwal Kursus ACLS,Registrasi Kursus ACLS,Pendaftaran Kursus ACLS,Persyaratan Kursus ACLS,Kursus ACLS Perki,Kursus ACLS Perki House,Kursus ACLS Dokter,Pusat Kursus ACLS
Contact Person:
08788-89699-789 (WA)
Untuk memudahkan Pendaftaran melalui Whatsapp silahkan klik link di bawah ini
https://api.whatsapp.com/send?phone=6287889699789&text=Selamat%20Pagi%0D%0A%0D%0ASaya%20mau%20daftar%20Kursus%20ACLS%0D%0ANama%20Lengkap%20:%0D%0ANo%20Hp%20Aktif%20:%0D%0AEmail%20:%0D%0A%0D%0ATerimakasih%0D%0A%0D%0ASlideShare%20Channel%20:%20pelatihan%20acls%20perki%20house
Cardiac arrest merupakan hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah secara efektif yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dan suplai oksigen ke organ vital. Faktor risikonya antara lain usia lanjut, merokok, penyakit jantung, dan hipertensi. Tanda klinisnya adalah ketiadaan nadi dan kesadaran serta henti pernapasan. Penanganannya meliputi resusitasi jantung paru, defibrilasi, dan dukun
- Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan upaya untuk mengembalikan atau mempertahankan kehidupan dengan menjaga jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
- Urutan BHD meliputi pengecekan bahaya, respons, jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (DRABC). Jika tidak ada tanda kehidupan, lakukan pijatan jantung dan ventilasi dengan rasio 30:2.
- Resusitasi jantung paru yang cepat dan
Dokumen ini memberikan informasi tentang bantuan hidup dasar dan tindakan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau sakit mendadak. Beberapa langkah penting yang disebutkan adalah mengamati pernafasan korban, memberikan nafas buatan dan resusitasi jantung jika pernafasan berhenti, menghentikan pendarahan dengan tekanan kuat, serta mencegah aspirasi dengan memiringkan tubuh korban. Dokumen ini juga menjelaskan prosed
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BLS) menurut pedoman 2015 American Heart Association (AHA) untuk tenaga kesehatan. BLS meliputi usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Urutan tindakan BLS yang disarankan adalah C-A-B, yaitu kompresi dada, pembukaan saluran napas, dan pemberian nafas buatan. Tindak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Resusitasi jantung paru merupakan tindakan pertolongan darurat untuk korban henti jantung dan henti napas. Golden period untuk melakukan resusitasi adalah kurang dari 10 menit agar otak tidak mengalami kerusakan permanen. Prinsip resusitasi adalah memperkuat rantai kelangsungan hidup dengan melakukan kompresi dada, ventilasi, dan defibrilasi secara tepat w
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk orang dewasa dan anak-anak yang mengalami henti jantung atau henti nafas. BHD meliputi penilaian gejala, prosedur awal seperti memeriksa kesadaran dan meminta pertolongan, kemudian melakukan tindakan ABC (Airway, Breathing, Circulation) yang mencakup pembukaan saluran napas, pemeriksaan pernapasan, dan kompresi dada
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang tindakan resusitasi darurat untuk pasien yang mengalami henti jantung, meliputi teknik kompresi dada, pemberian bantuan pernapasan, penggunaan defibrilator otomatis, dan pemberian obat-obatan pendukung seperti epinefrin. Tindakan ini merupakan bagian dari rantai penyelamatan jiwa untuk meningkatkan harapan hidup korban.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Bantuan hidup dasar (BHD) bertujuan untuk menjaga sirkulasi dan pernapasan seseorang sampai bantuan medis tiba
2. Urutan BHD meliputi pengecekan bahaya, respons pasien, jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
3. Kunci keberhasilan BHD adalah melakukannya secepat mungkin, melakukan kompresi jantung dan ventilasi dengan tepat, serta men
Dokumen tersebut membahas tentang Basic Life Support (BLS) dan penanganan darurat pasien. Secara singkat, dokumen menjelaskan urutan tindakan BLS yaitu mengamati apakah pasien sadar, bernafas, dan berdenyut, serta tindakan resusitasi jika ditemukan gangguan pada satu atau lebih aspek tersebut. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar penanganan darurat pasien.
Dokumen tersebut merangkum tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tahapan-tahapan resusitasi jantung paru (RJP) seperti pengenalan keadaan darurat, memulai resusitasi dengan memijat jantung, ventilasi, rasio kompresi dan ventilasi, teknik yang benar dalam melakukan pijatan jantung, komplikasi yang mungkin terjadi, indikasi untuk menghentikan atau melanjutkan RJP, serta ucapan
Resusitasi jantung paru adalah usaha untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi yang terhenti. Fase-fasenya meliputi Bantuan Hidup Dasar, Lanjut, dan terus-menerus sesuai rekomendasi AHA yang menekankan kualitas kompresi jantung dan ventilasi yang berkelanjutan.
BCLS (Basic Cardiac Life Support) atau Bantuan Hidup Dasar merupakan bagian penting dalam penanganan kegawatdaruratan medis untuk mencegah berhentinya pernapasan dan sirkulasi darah dengan melakukan tindakan segera seperti resusitasi jantung paru. Langkah-langkah BCLS meliputi mengecek respons korban, meminta bantuan, memeriksa nadi dan pernapasan, lalu melakukan komresi dada dan ventilasi bila diperluk
Bantuan Hidup Dasar (Basic cardiac life support))mailtonadhifaak
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan hidup dasar pada orang dewasa yang meliputi anatomi dan fisiologi sistem respirasi, kardiovaskular, dan serebral. Kemudian menjelaskan tahapan survei primer bantuan hidup dasar seperti menilai respons, mengaktifkan sistem darurat, kompresi dada, pembukaan jalan napas, dan pemberian bantuan napas. Terakhir menjelaskan algoritme bantuan hidup dasar pada
Dokumen tersebut membahas tentang Basic Life Support (BLS) yang merupakan tindakan pertolongan dasar untuk menolong orang yang mengalami henti jantung. BLS meliputi tiga langkah utama yaitu mengamankan saluran pernapasan, memberikan kompresi jantung, dan memberikan nafas buatan secara bergantian dengan kompresi jantung. Dokumen ini juga menjelaskan tata cara melakukan masing-masing langkah BLS secara rinci dan berul
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Resusitasi Kardio Pulmonari (CPR) yang merupakan langkah penting dalam bantuan hidup asas. Ia menjelaskan prosedur CPR yang meliputi tindakan awal seperti mengenal pasti bahaya, memanggil bantuan, membuka saluran pernafasan, memberikan bantuan pernafasan dan melakukan tekanan jantung secara berterusan hingga bantuan tiba."
bantuan hidup dasar pada keadaan pasien gawat darurat adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal (RKP) yang dilakukan baik oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat kepada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan atau memindahkan ke tempat yang lebih layak dan memadai. Penyebab pasien mengalami henti jantung:
Jantung koroner
Infark miokard
Kelistrikan jantung
Tamponade jantung (cairan yang terdapat dalam perikardium sehingga dapat menekan jantung yang menyebabkan jantung tidak mampu berdetak)
Tension pneumothoraks (terdapat luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura). Pasien mengalami henti napas, 2 hal terjadi:
Karbon dioksida tidak dikeluarkan dengan benar dari aliran darah, menyebabkan penumpukan asam karbonat, yang dapat menyebabkan masalah pada otak dan jantung
Akhirnya (jauh lebih lambat daripada penumpukan karbon dioksida), kadar oksigen dalam aliran darah akan berkurang, juga akan menyebabkan masalah pada otak dan jantung
Tanpa pengobatan, henti napas bisa dikatakan bakal selalu menyebabkan henti jantung. Namun, terkadang diperlukan waktu beberapa menit. Airways Apabila pasien tidak memberikan respon, pastikan apakah pasien bernafas dengan sempurna. Untuk menilai pernafasan, pasien harus berada pada posisi terlentang dengan nafas terbuka
Posisi terbaik pasien untuk dinilai pernafasan dan diberi bantuan resusitasi adalah posisi terlentang pada dasar yang keras dan datar. Apabila pada saat ditemukan pasien dalam posisi telungkup, maka harus ditelentangkan secara simultan dengan teknik roll on. Buka Jalan Nafas
Pada pasien yang tidak sadar, maka tonus otot rahang lemah sehingga lidah dan epiglotis dapat menyumbat faring atau jalan nafas atas
3 tanda pasien alami sumbatan jalan nafas atas:
Snoring (mengorok)
Gurgling ( suara kumur)
Stridor (ada benda asing)
Apabila tidak ada riwayat trauma kepala kepala/leher, penolong dapat membuka jalan nafas dengan cara angkat kepala-angkat dagu (head tilt-chin lift manuver). Atau dengan dengan dorong rahang bawah (jaw thrust manuver). Breathing Sambil mempertahankan jalan nafas terbuka, dinilai pernafasan dengan mendekatkan telinga ke hidung dan mulut pasien. LIHAT, DENGAR, RASAKAN ada tidaknya udara keluar masuk. Lihat pergerakan dada naik turun. Dengar suara nafas pada mulut pasien. Rasakan hembusan nafas dengan pipi...dst Tanda dan Gejala Pernafasan yang tidak adekuat: Sesak : bercakap pendek-pendek,tidak satu kalimat penuh
Laju nafas >> atau<<,
Irregular
Kwalitas ; pengembangan rongga dada tidak simetris ,adanya suara nafas tambahan, retraksi
Kedalaman: hyper / hypoventilation.
1. PEDOMAN AHA untuk CPR
tahun 2015
KEPANITERAAN KLINIK
STASE ANASTESI RSIJ CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
Disusun Oleh : Grisel Nandecya (2012730129)
Pembimbing : dr. Sjamsul Hadi, Sp.An
2. CPR
Cardiopulmonary Resusitation (CPR) atau
Resusitasi jantung paru (RJP) Usaha untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau
sirkulasi akibat terhentinya fungsi dan atau
denyut jantung.
3. CPR AHA 2015
Bagaimana melakukan RJP segera dan efektif
Pedoman AHA 2015 :
C --- A --- B --- D
Saat pijat jantung,
Hitung dengan suara keras
Satu,dua,tiga,empat, SATU
Satu,dua,tiga,empat, DUA,
Satu,dua,tiga,empat, TIGA
Satu,dua,tiga.empat, EMPAT
Satu,dua,tiga,empat, LIMA
Satu,dua,tiga,empat, ENAM
Total = 30 x pijatan,
disela dengan 2 x tiupan nafas
8. Circulation
1.Penolong tidak perlu memeriksa nadi, langsung
asumsikan penderita menderita henti jantung
jika penderita pingsan mendadak, tidak
bernafas, bernafas tidak normal
2.Penilaian pulsasi < 10 detik, jika dalam 10 detik
penolong belum bisa meraba pulsasi arteri
karotis, segera lakukan kompresi dada
9. CPR AHA 2015
Penekanan secara kuat dan berirama pada
setengah bawah sternum Menciptakan aliran
darah melalui peningkatan tekanan intratorakal
dan penekanan langsung dinding jantung
Frekuensi 100 - 120 x/menit
Kedalaman Dewasa 5 – 6 cm
Beri kesempatan dada mengembang secara
sempurna setelah kompresi, tidak boleh
bertumpu diatas dada pasien
Batasi gangguan dalam kompresi dada menjadi
<10 detik
10. • RJP 30 x disusul dg nafas 2 x
• Bila sudah di –intubasi atau
sudah dipasang LMA maka :
- Pijat jantung , kecepatan 100- 120x/menit
- Nafas buatan 8-10x/ menit dan antara
pijat jantung dan nafas tidak usah sinkron
100x per menit
Push Hard and Push Fast
5 cm
Posisi penolong
tegak lurus diatas dada pasien
dengan siku lengan lurus menekan
tengah2 dada, tekan sedalam 5-
6cm
• CPR/RJP:
Pijat Jantung
Beri kesempatan
dinding toraks untuk “re-coil”
11. Airway
• Air way Pengelolaan jalan nafas
• Membuka dan mempertahankan jalan
nafas untuk membantu ventilasi dan
memperbaiki O2 tubuh
12. Airway
• Periksa Jalan Napas
– Look, Listen, Feel
• Buka Jalan Napas
(tanpa alat )
– Head Tilt
– Chin Lift
– Jaw Thrust
13. Airway
• Periksa Jalan Napas
– Look, Listen, Feel
• Buka Jalan Napas
(dengan alat )
– Pipa orofaring
– Pipa nasofaring
– ETT
15. Breathing
• Pemberian nafas bantuan
• Diberikan setelah jalan nafas terlihat aman
• Untuk mempertahankan oksigenasi yang
adekuat
• Dilakukan setelah 1 siklus kompresi (30
kali kompresi)
17. Defibrilasi
Harus segera, karena :
1.Irama dasar jantung paling sering didapat pada
henti jantung mendadak yang disaksikan di luar
RS adalah VF
2.Terapi untuk VF adalah defibrilasi
3.Keberhasilan defibrilasi berkurang seiring
dengan bertmbahnya waktu
4.Perubahan irama dari VF menjadi asistol seiring
dengan berjalannya waktu
18. Defibrilasi
• Defibrilator manual
• AED (Automated External Defibrillator)
Teknik : VF, VT tanpa nadi
- Energi kejutan 360 J monofasik, 200 J
bifasik.
- Setelah defibrilasi segera RJP selama 2 menit
(5 siklus) lakukan evaluasi irama
21. BHL
• Bantuan hidup lanjut (BHL) yaitu bagian dari chain of
survival yang dilaksanakan setelah bantuan hidup dasar
(BHD) dikerjakan
• Tujuan BHL yakni mengupayakan agar jantung berdenyut
kembali dan mencapai curah jantung yang adekuat.
22. Terdiri atas Bantuan hidup dasar ditambah langkah-langkah :
• D (Drugs) : Pemberian obat-obatan.
Obat-obat tersebut dibagi menjadi 2 golongan :
1. Penting : adrenalin, natrium bikarbonat, sulfat atropin, lidokain
2. Berguna : isoproterenol, prpanolol, kortikosteroid,
• E (Electrocardiography)
Diagnosis elektrokardiografis untuk mengetahui adanya fibrilasi ventrikel dan monitoring.
• F (Fibrilation Treatment)
Gambaran EKG pada ventrikel fibrilasi ini menunjukan gelombang listrik tidak teratur baik amplitudo maupun
frekuensinya. Terapi definitifnya adalah syok elektrik (DC-Shock)
DC Shock
Indikasi : Shockable
Ventricular Tachycardia (VT) tanpa pulsasi carotis (pulseless)
Ventricular Fibrilation (VF) coarse (kasar)
Kontraindikasi : Un-shockable
Asystole
Pulseless Electrical Activity (PEA)
Electro Mechanical Dissociation (EMD)
23. • G (Gauge) : Tindakan selanjutnya adalah melakukan monitoring terus menerus
terutama sistem pernapasan, kardiovaskuler, dan sistem saraf.
• H (Head) : Tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf dari
kerusakan lebih lanjut, sehingga dapat dicegah terjadinya kelainan neurologis
yang permanen.
• H (Hypothermy) : Segera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf
pusat yaitu pada suhu antara 30°-32°C.
• I (Intensive care) : Perawatan intensif di ICU, yaitu : tunjangan ventilasi :
trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran
pH, pCO2 bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi, mengendalikan kejang.
24. 2 menit 2 menit
Intubasi : as soon as possible, without stop CPR
Pijat 100 x/menit
Nafas 8 – 10 x/menit
VT/VF
Adrenalin Adrenalin
CPR-1
30 : 2
Call for
help
Pasang
monitor
a single shock
CPR-2
a single shock
CPR-3
adrenalin
a single shock
CPR-4
amiodaron a
single shock
CPR-5
a single shock
CPR-6
Adrenalin : 1mg,
i.v., repeated every
3-5 minutes
AMIODARON is the first choice 300 mg, bolus.
Repeated 150 mg for recurrent VT/VF. Followed
by 900 mg infusion over 24 hours LIDOCAINE.
Do not exceed a total dose of 3 mg/kg, during the
first hour
VT (pulseless)/ VF coarse
2 menit 2 menit