SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
OS PTERIGIUM GRADE II
PENDAHULUAN
Pterigium adalah salah satu gangguan permukaan ocular yang umum. Dari dua
kata Yunani, kata “pterygium” telah diturunkan: (pteryx) yang berarti sayap dan (pterygion)
yang berarti sirip. Pterigium pada dasarnya adalah pertumbuhan berlebih fibrovaskular dari
jaringan subkonjungtiva, berbentuk segitiga, dan merambah ke kornea di fisura palpebral
medial dan lateral.
Tingkat kekambuhan pterigium di Indonesia berkisar 35%-52%. Data
di RSCM angka kekambuhan pterigium mencapai 65,1% pada penderita dibawah
40 tahun dan sebesar 12,5% diatas 40 tahun. Masalah lainnya adalah interval dari
operasi pertama dan kekambuhan. Sekitar 90% dari kekambuhan terjadi antara
bulan pertama sampai ketiga, meskipun kasus telah dilaporkan lebih dari 1 tahun
setelah pengobatan awal.
Anatomi & Fisiologis
Konjungtiva berasal dari epitel mukosa
ectoderm, merupakan perkembangan
perluasan dari daerah mukokutaneus
pinggir kelopak mata dengan limbus. Area
permukaan konjungtiva lebih besar dari
permukaan kelopak mata dan bola mata
serta membentuk lipatan-lipatan.
Konjungtiva tarsal adalah tempat konjungtiva
melekat erat di bawah tarsus, sedangkan
konjungtiva bulbi melekat secara longgar
pada kapsul tenon, tetapi melekat erat
pada limbus yang terdapat palisade Vogt
yang berisi sel induk kornea.
Anatomi & Fisiologis
Struktur histologis konjungtiva berbentuk
kolumnar bertingkat atau kuboidal non
keratinized. Epitel terdiri atas 10% sel
goblet yang memproduksi musin serta
kaya karbohidrat.
CALT (Conjungtiva-associated lymphoid tissue)
yaitu matriks ekstraseluler mukosa yang
berisi limfosit dan leukosit lainnya
terutama pada forniks. Kelenjar lakrimal
asesorius Krause terletak di stroma
berjumlah 40-45 buah pada forniks
superior dan 6-8 buah pada forniks
inferior.
PTERIGIUM
EPIDEMIOLOGI PTERIGIUM
Prevalensi pterigium di dunia berdasarkan studi
meta analisis pada tahun 2018 mencapai angka 10,2 %.
Etiologi
Pterigium diduga
disebabkan oleh iritasi kronis
akibat debu, cahaya sinar
matahari, dan udara yang panas.
Etiologinya tidak diketahui
dengan jelas dan diduga
merupakan suatu neoplasma,
radang, dan degenerasi. Faktor Risiko
Faktor risiko pterigium
bersifat multifaktorial, antara lain
genetik, pajanan sinar ultraviolet,
pajanan debu atau iritan,
peradangan, serta kekeringan pada
mata.
Rekuren lebih sering
terjadi pada pasien yang usia muda
dibandingkan dengan pasien usia
tua.
Faktor herediter dan
infeksi Human Papiloma Virus
(HPV) juga merupakan faktor resiko
timbulnya pterigium
PATOGENESIS PTERIGIUM
Mekanisme patologi pterigium belum diketahui;
telah terdapat banyak teori patogenesis,
antara lain teori:
Pajanan terhadap sinar ultraviolet
(UV)
Teori growth factor-sitokin pro-
inflamasi
Teori stem cell.
GEJALA
KLINIS
Gejala klinis dari pterigium
dapat berupa sensasi benda asing atau rasa mengganjal
akibat adanya selaput pada mata yang semakin lama
semakin melebar, mata merah hilang timbul dengan
adanya faktor risiko paparan sinar ultraviolet. Gejala lain
dapat berupa rasa gatal, mata berair, panas, perih, dan
mata kabur pada satu mata atau kedua mata.
DERAJAT PTERIGIUM
Derajat Ciri-ciri
I Pterigium hanya terbatas pada limbus kornea.
II
Pterigium sudah melewati limbus dan belum
mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati
kornea.
III
Pterigium sudah melebihi derajat II tetapi tidak
melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya
normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).
IV
Pterigium sudah melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.
Diagnosa
Pada slitlamp,
pterigium terlihat sebagai jaringan
fibrovaskuler di permukaan
konjungtiva; paling sering di
konjungtiva nasal dan berekstensi
ke kornea nasal, dapat pula
ditemukan di daerah temporal.
Diagnosa Banding
Diagnosis banding
pterigium yang mungkin adalah
karsinoma sel skuamosa.
pinguekula, dan pseudopterigium,
karena memiliki gejala yang sama
dengan pterigium.
TATALAKSANA PTERIGIUM
Sikap
Konservatif/Medikamentosa
Teknik Pembedahan
Teknik Pembedahan
Bare Sclera
Sliding Flap
Simple closure
Rotational Flap
Conjunctival autograft technique
Lamellar Keratoplasty
Amniotic membrane grafting
PROGNOSIS
Prognosis dari pasien adalah quo ad vitam
bonam, quo ad fungsionam dubia ad binam, quo ad
sanationam bonam.
Prognosis visual dan kosmetik setelah eksisi pterigium
adalah baik.
Sebagian besar pasien dapat melanjutkan
aktivitas penuh dalam waktu 48 jam setelah operasi.
Pasien yang mengalami pterigium rekuren dapat
disembuhkan dengan eksisi bedah berulang dan
pencangkokan, dengan autograft konjungtiva/limbal atau
transplantasi membran amnion pada pasien tertentu.
REFLEKSI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Ny. A
Umur 57 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Kristen
Pekerjaan IRT
Alamat Tawaeli
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata Sering Berair
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien perempuan berusia 57 tahun datang ke Klinik Mata SMEC Palu dengan
keluhan mata sering berair jika terkena paparan sinar matahari dan gatal saat
beraktivitas, disertai pandangan yang kabur ketika membaca dan penglihatan
kabur pada kedua mata sejak 2 minggu yang lalu terasa memberat, keluhan ini
penglihatan kabur sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lain seperti rasa tidak nyaman
pada mata, mata terasa cepat lelah dan nyeri kepala juga dirasakan oleh pasien.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit mata sebelumnya : Pasien belum pernah merasakan hal
yang sama
Riwayat Penggunaan Kacamata: (+)
Riwayat penyakit lain : Diabetes melitus (-), hipertensi (+) terkontrol
Riwayat trauma : Tidak ada
Riwayat penyakit mata dalam keluarga : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Pernapasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,5 C
STATUS OFTALMOLOGIS
STATUS
OFTALMOLOGI
OD OS
VISUS
- Tajam penglihatan
- Koreksi
- Addisi
- Distansia Pupil
- Kacamata lama
20/30
Tidak dilakukan
+2.75
Tidak dilakukan
Tidak Ada
20/25
Tidak dilakukan
+2.75
Tidak dilakukan
Tidak Ada
Inspeksi :
- Kedudukan bola mata
- Eksoftalmus
- Endoftalmus
- Deviasi
- Gerakan bola mata
Sejajar
-
-
Tidak ada deviasi
Baik ke semua arah
Sejajar
-
-
Tidak ada deviasi
Baik ke semua arah
STATUS OFTALMOLOGIS
STATUS
OFTALMOLOGI
OD OS
Supra Silia
- Warna
- Letak
Hitam
Simetris
Hitam
Simetris
Palpebra superior dan
inferior
- Edema
- Nyeri tekan
- Ektropion
- Entropion
- Trikiasis
- Sikatrik
- Ptosis
- Pus
- Hiperemis
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
STATUS OFTALMOLOGIS
STATUS
OFTALMOLOGI
OD OS
Konjungtiva tarsal
superior dan inferior
- Hiperemis
- Sikatriks
(-)
(-)
(-)
(-)
Konjungtiva bulbi
- Sekret
- Injeksi konjungtiva
- Injeksi siliar
- Injeksi episklera
- Hiperemis
- Perdarahan
subkonjungtiva
- Pterigium
- Nodul
(-)
Pelebaran pem. darah(-)
Pelebaran pem. darah(-)
Pelebaran pem. darah(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Pelebaran pem. darah(-)
Pelebaran pem. darah(-)
Pelebaran pem. darah(-)
(-)
(-)
Ada, (pterigium grade 2)
(-)
STATUS OFTALMOLOGIS
STATUS
OFTALMOLOGI
OD OS
Sistem lakrimasi
- Punctum lakrimal
Sklera
- Warna
- Injeksi Sklera
Normal
Putih
Pelebaran Pem. Darah (-)
Normal
Putih
Pelebaran Pem. Darah (-)
Kornea
- Kejernihan
- Permukaan
- Infiltrat
- Ulkus
- Arkus senilis
- Edema
Jernih
Cembung, Licin
(-)
(-)
(+)
(-)
Jernih
Cembung, Licin
(-)
(-)
(+)
(-)
STATUS OFTALMOLOGIS
STATUS
OFTALMOLOGI
OD OS
Bilik mata depan
- Kedalaman
- Kejernihan
- Hipopion
- Hifema
Normal
Jernih
(-)
(-)
Normal
Jernih
(-)
(-)
Iris
- Warna
- Kripte
- Sinekia
Cokelat
(+)
(-)
Cokelat
(+)
(-)
STATUS OFTALMOLOGIS
STATUS
OFTALMOLOGI
OD OS
Pupil
- Letak
- Bentuk
- Ukuran
- Refleks Cahaya
langsung
- Refleks Cahaya tidak
langsung
Sentral
Bulat
Isokor
(+)
(+)
Sentral
Bulat
Isokor
(+)
(+)
Lensa
- Kejernihan
Palpasi
- Nyeri tekan
- Massa tumor
- Tensi okuli
Jernih
(-)
(-)
Tidak dilakukan
Jernih
(-)
(-)
Tidak dilakukan
STATUS OFTALMOLOGI OD OS
Lapang pandang
- Tes konfrontasi
Tes buta warna
Oftalmoskop
TIO
Baik
-
-
16.0 mmHg
Baik
-
-
18.0 mmHg
Slit lamp
- Palpebra inferior
- Silia
- Konjungtiva
- Kornea
- Camera oculi anterior
- Iris
- Pupil
- Lensa
Normal
Hitam
Normal
Jernih
Normal
Cokelat, kripta (+)
Bulat, sentral
Jernih
Normal
Hitam
Ptiregium grade 2
Jernih
Normal
Cokelat, kripta (+)
Bulat, sentral
Jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan slit
lamp didapatkan OS tampak
penebalan pada konjungtiva bulbi
dari arah temporal yang berbentuk
segitiga dengan bagian puncak
pterigium mengarah ke bagian pupil
Resume : Pasien perempuan berusia 57 tahun datang ke Klinik Mata SMEC
Palu dengan keluhan mata sering berair jika terkena paparan sinar matahari
dan gatal saat beraktivitas, disertai pandangan yang kabur ketika membaca
dan penglihatan kabur pada kedua mata sejak 2 minggu yang lalu terasa
memberat, keluhan ini penglihatan kabur sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lain
seperti rasa tidak nyaman pada mata, mata terasa cepat lelah dan nyeri
kepala juga dirasakan oleh pasien
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien memiliki KU: Sakit sedang, dengan
kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus OD 20/30 dan OS 20/25. serta
terdapat selaput segitiga dinasal apex melewati limbus dan belum mencapai pupil pada
konjungtiva OS dan pada konjungtiva OD masih terlihat normal.
Diagnosis : ODS Presbiop + OS Pterigium Stage II
Diagnosis Banding : Pseudopterigium dan Pinguekula, Astenopia
Tatalaksana
Lytheers ED Btl 4x1 gtt ODS
Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
PEMBAHASAN
Pasien didiagnosis dengan
Pterigium Reccurent pada mata kiri.
Diagnosis pasien ini didasarkan pada hasil
anamnesis dan hasil pemeriksaan
oftalmologis serta pemeriksaan penunjang
slit lamp. Pertumbuhan jaringan pada
konjungtiva bulbi bisa diakibatkan oleh
suatu penyakit akibat pseudopterigium,
maupun pterigium. Pada pasien ini lebih
mengarah ke diagnosis Pterigium karena
tampak penebalan pada konjungtiva bulbi
dari arah temporal yang berbentuk segitiga
dengan bagian puncak pterigium mengarah
ke bagian dipupil.
Tampakan klinis ini
merupakan gambaran khas dari pterigium,
yang pertumbuhannya biasanya dari arah
nasal paling sering dan dari arah temporal
dengan apex atau puncaknya tumbuh ke
arah sentral ke arah kornea. Dari hasil
anamnesis juga menunjukkan tidak ada
tanda maupun riwayat trauma pada mata
sebelumnya, sehingga diagnosis
pseudopterigium tidak dapat langsung
ditegakkan.
PEMBAHASAN
Pterigium sendiri memiliki 4 grade, dimana pada pasien ini termasuk ke
pterigium Grade 2 yaitu jika pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai
pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea pada mata kanan. Pada pemeriksaan
oftalmologi pasien ini didapatkan pertumbuhan jaringan fibrovaskular tersebut sudah
sudah melewati limbus namun belum mencapai pupil dan tidak lebih dari 2 mm melewati
kornea. Berdasarkan hasil anamnesis juga pasien ini sudah pernah melakukan operasi
pterigium sebelumnya pada mata kanannya. Namun pterigium berulang dapat terjadi
pada beberapa keadaan, sehingga dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degenerative dan invasive.
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik
THANKS!

More Related Content

Similar to refleksi pterigium mata kedokteran Undata

Presentasi lapkas3 dakriosistitis
Presentasi lapkas3 dakriosistitisPresentasi lapkas3 dakriosistitis
Presentasi lapkas3 dakriosistitis
Dhila Fadhila
 

Similar to refleksi pterigium mata kedokteran Undata (20)

Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
SC_Ulkus kornea_ppt.pptx
SC_Ulkus kornea_ppt.pptxSC_Ulkus kornea_ppt.pptx
SC_Ulkus kornea_ppt.pptx
 
PTERIGIUM (Minggu 3).ppt
PTERIGIUM (Minggu 3).pptPTERIGIUM (Minggu 3).ppt
PTERIGIUM (Minggu 3).ppt
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
 
Ulkus Kornea
Ulkus KorneaUlkus Kornea
Ulkus Kornea
 
Penyakit mata anak
Penyakit mata anakPenyakit mata anak
Penyakit mata anak
 
Kasus 3 dhila
Kasus 3 dhilaKasus 3 dhila
Kasus 3 dhila
 
Cataract presus
Cataract presusCataract presus
Cataract presus
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
CONJUNCTIVITIS
CONJUNCTIVITISCONJUNCTIVITIS
CONJUNCTIVITIS
 
Presentasi lapkas3 dakriosistitis
Presentasi lapkas3 dakriosistitisPresentasi lapkas3 dakriosistitis
Presentasi lapkas3 dakriosistitis
 
lapsus agnes.pptx
lapsus agnes.pptxlapsus agnes.pptx
lapsus agnes.pptx
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
PTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptxPTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptx
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
Papilitis.pptx
Papilitis.pptxPapilitis.pptx
Papilitis.pptx
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
 

Recently uploaded

seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
SuwandiKhowanto1
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 

Recently uploaded (20)

seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 

refleksi pterigium mata kedokteran Undata

  • 2. PENDAHULUAN Pterigium adalah salah satu gangguan permukaan ocular yang umum. Dari dua kata Yunani, kata “pterygium” telah diturunkan: (pteryx) yang berarti sayap dan (pterygion) yang berarti sirip. Pterigium pada dasarnya adalah pertumbuhan berlebih fibrovaskular dari jaringan subkonjungtiva, berbentuk segitiga, dan merambah ke kornea di fisura palpebral medial dan lateral. Tingkat kekambuhan pterigium di Indonesia berkisar 35%-52%. Data di RSCM angka kekambuhan pterigium mencapai 65,1% pada penderita dibawah 40 tahun dan sebesar 12,5% diatas 40 tahun. Masalah lainnya adalah interval dari operasi pertama dan kekambuhan. Sekitar 90% dari kekambuhan terjadi antara bulan pertama sampai ketiga, meskipun kasus telah dilaporkan lebih dari 1 tahun setelah pengobatan awal.
  • 3. Anatomi & Fisiologis Konjungtiva berasal dari epitel mukosa ectoderm, merupakan perkembangan perluasan dari daerah mukokutaneus pinggir kelopak mata dengan limbus. Area permukaan konjungtiva lebih besar dari permukaan kelopak mata dan bola mata serta membentuk lipatan-lipatan. Konjungtiva tarsal adalah tempat konjungtiva melekat erat di bawah tarsus, sedangkan konjungtiva bulbi melekat secara longgar pada kapsul tenon, tetapi melekat erat pada limbus yang terdapat palisade Vogt yang berisi sel induk kornea.
  • 4. Anatomi & Fisiologis Struktur histologis konjungtiva berbentuk kolumnar bertingkat atau kuboidal non keratinized. Epitel terdiri atas 10% sel goblet yang memproduksi musin serta kaya karbohidrat. CALT (Conjungtiva-associated lymphoid tissue) yaitu matriks ekstraseluler mukosa yang berisi limfosit dan leukosit lainnya terutama pada forniks. Kelenjar lakrimal asesorius Krause terletak di stroma berjumlah 40-45 buah pada forniks superior dan 6-8 buah pada forniks inferior.
  • 6. EPIDEMIOLOGI PTERIGIUM Prevalensi pterigium di dunia berdasarkan studi meta analisis pada tahun 2018 mencapai angka 10,2 %.
  • 7. Etiologi Pterigium diduga disebabkan oleh iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi. Faktor Risiko Faktor risiko pterigium bersifat multifaktorial, antara lain genetik, pajanan sinar ultraviolet, pajanan debu atau iritan, peradangan, serta kekeringan pada mata. Rekuren lebih sering terjadi pada pasien yang usia muda dibandingkan dengan pasien usia tua. Faktor herediter dan infeksi Human Papiloma Virus (HPV) juga merupakan faktor resiko timbulnya pterigium
  • 8. PATOGENESIS PTERIGIUM Mekanisme patologi pterigium belum diketahui; telah terdapat banyak teori patogenesis, antara lain teori: Pajanan terhadap sinar ultraviolet (UV) Teori growth factor-sitokin pro- inflamasi Teori stem cell.
  • 9. GEJALA KLINIS Gejala klinis dari pterigium dapat berupa sensasi benda asing atau rasa mengganjal akibat adanya selaput pada mata yang semakin lama semakin melebar, mata merah hilang timbul dengan adanya faktor risiko paparan sinar ultraviolet. Gejala lain dapat berupa rasa gatal, mata berair, panas, perih, dan mata kabur pada satu mata atau kedua mata.
  • 10. DERAJAT PTERIGIUM Derajat Ciri-ciri I Pterigium hanya terbatas pada limbus kornea. II Pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. III Pterigium sudah melebihi derajat II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm). IV Pterigium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.
  • 11. Diagnosa Pada slitlamp, pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskuler di permukaan konjungtiva; paling sering di konjungtiva nasal dan berekstensi ke kornea nasal, dapat pula ditemukan di daerah temporal. Diagnosa Banding Diagnosis banding pterigium yang mungkin adalah karsinoma sel skuamosa. pinguekula, dan pseudopterigium, karena memiliki gejala yang sama dengan pterigium.
  • 13. Teknik Pembedahan Bare Sclera Sliding Flap Simple closure Rotational Flap Conjunctival autograft technique Lamellar Keratoplasty Amniotic membrane grafting
  • 14. PROGNOSIS Prognosis dari pasien adalah quo ad vitam bonam, quo ad fungsionam dubia ad binam, quo ad sanationam bonam. Prognosis visual dan kosmetik setelah eksisi pterigium adalah baik. Sebagian besar pasien dapat melanjutkan aktivitas penuh dalam waktu 48 jam setelah operasi. Pasien yang mengalami pterigium rekuren dapat disembuhkan dengan eksisi bedah berulang dan pencangkokan, dengan autograft konjungtiva/limbal atau transplantasi membran amnion pada pasien tertentu.
  • 16. IDENTITAS PASIEN Nama Ny. A Umur 57 tahun Jenis Kelamin Perempuan Agama Kristen Pekerjaan IRT Alamat Tawaeli
  • 17. ANAMNESIS Keluhan Utama : Mata Sering Berair Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien perempuan berusia 57 tahun datang ke Klinik Mata SMEC Palu dengan keluhan mata sering berair jika terkena paparan sinar matahari dan gatal saat beraktivitas, disertai pandangan yang kabur ketika membaca dan penglihatan kabur pada kedua mata sejak 2 minggu yang lalu terasa memberat, keluhan ini penglihatan kabur sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lain seperti rasa tidak nyaman pada mata, mata terasa cepat lelah dan nyeri kepala juga dirasakan oleh pasien.
  • 18. ANAMNESIS Riwayat penyakit mata sebelumnya : Pasien belum pernah merasakan hal yang sama Riwayat Penggunaan Kacamata: (+) Riwayat penyakit lain : Diabetes melitus (-), hipertensi (+) terkontrol Riwayat trauma : Tidak ada Riwayat penyakit mata dalam keluarga : Tidak ada
  • 19. PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS Keadaan Umum : Sakit Sedang Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital • Tekanan darah : 130/80 mmHg • Nadi : 88 x/menit • Pernapasan : 20 x/menit • Suhu : 36,5 C
  • 20. STATUS OFTALMOLOGIS STATUS OFTALMOLOGI OD OS VISUS - Tajam penglihatan - Koreksi - Addisi - Distansia Pupil - Kacamata lama 20/30 Tidak dilakukan +2.75 Tidak dilakukan Tidak Ada 20/25 Tidak dilakukan +2.75 Tidak dilakukan Tidak Ada Inspeksi : - Kedudukan bola mata - Eksoftalmus - Endoftalmus - Deviasi - Gerakan bola mata Sejajar - - Tidak ada deviasi Baik ke semua arah Sejajar - - Tidak ada deviasi Baik ke semua arah
  • 21. STATUS OFTALMOLOGIS STATUS OFTALMOLOGI OD OS Supra Silia - Warna - Letak Hitam Simetris Hitam Simetris Palpebra superior dan inferior - Edema - Nyeri tekan - Ektropion - Entropion - Trikiasis - Sikatrik - Ptosis - Pus - Hiperemis (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
  • 22. STATUS OFTALMOLOGIS STATUS OFTALMOLOGI OD OS Konjungtiva tarsal superior dan inferior - Hiperemis - Sikatriks (-) (-) (-) (-) Konjungtiva bulbi - Sekret - Injeksi konjungtiva - Injeksi siliar - Injeksi episklera - Hiperemis - Perdarahan subkonjungtiva - Pterigium - Nodul (-) Pelebaran pem. darah(-) Pelebaran pem. darah(-) Pelebaran pem. darah(-) (-) (-) (-) (-) (-) Pelebaran pem. darah(-) Pelebaran pem. darah(-) Pelebaran pem. darah(-) (-) (-) Ada, (pterigium grade 2) (-)
  • 23. STATUS OFTALMOLOGIS STATUS OFTALMOLOGI OD OS Sistem lakrimasi - Punctum lakrimal Sklera - Warna - Injeksi Sklera Normal Putih Pelebaran Pem. Darah (-) Normal Putih Pelebaran Pem. Darah (-) Kornea - Kejernihan - Permukaan - Infiltrat - Ulkus - Arkus senilis - Edema Jernih Cembung, Licin (-) (-) (+) (-) Jernih Cembung, Licin (-) (-) (+) (-)
  • 24. STATUS OFTALMOLOGIS STATUS OFTALMOLOGI OD OS Bilik mata depan - Kedalaman - Kejernihan - Hipopion - Hifema Normal Jernih (-) (-) Normal Jernih (-) (-) Iris - Warna - Kripte - Sinekia Cokelat (+) (-) Cokelat (+) (-)
  • 25. STATUS OFTALMOLOGIS STATUS OFTALMOLOGI OD OS Pupil - Letak - Bentuk - Ukuran - Refleks Cahaya langsung - Refleks Cahaya tidak langsung Sentral Bulat Isokor (+) (+) Sentral Bulat Isokor (+) (+) Lensa - Kejernihan Palpasi - Nyeri tekan - Massa tumor - Tensi okuli Jernih (-) (-) Tidak dilakukan Jernih (-) (-) Tidak dilakukan
  • 26. STATUS OFTALMOLOGI OD OS Lapang pandang - Tes konfrontasi Tes buta warna Oftalmoskop TIO Baik - - 16.0 mmHg Baik - - 18.0 mmHg Slit lamp - Palpebra inferior - Silia - Konjungtiva - Kornea - Camera oculi anterior - Iris - Pupil - Lensa Normal Hitam Normal Jernih Normal Cokelat, kripta (+) Bulat, sentral Jernih Normal Hitam Ptiregium grade 2 Jernih Normal Cokelat, kripta (+) Bulat, sentral Jernih
  • 27. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pada pemeriksaan slit lamp didapatkan OS tampak penebalan pada konjungtiva bulbi dari arah temporal yang berbentuk segitiga dengan bagian puncak pterigium mengarah ke bagian pupil
  • 28. Resume : Pasien perempuan berusia 57 tahun datang ke Klinik Mata SMEC Palu dengan keluhan mata sering berair jika terkena paparan sinar matahari dan gatal saat beraktivitas, disertai pandangan yang kabur ketika membaca dan penglihatan kabur pada kedua mata sejak 2 minggu yang lalu terasa memberat, keluhan ini penglihatan kabur sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lain seperti rasa tidak nyaman pada mata, mata terasa cepat lelah dan nyeri kepala juga dirasakan oleh pasien Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien memiliki KU: Sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus OD 20/30 dan OS 20/25. serta terdapat selaput segitiga dinasal apex melewati limbus dan belum mencapai pupil pada konjungtiva OS dan pada konjungtiva OD masih terlihat normal. Diagnosis : ODS Presbiop + OS Pterigium Stage II Diagnosis Banding : Pseudopterigium dan Pinguekula, Astenopia
  • 29. Tatalaksana Lytheers ED Btl 4x1 gtt ODS Prognosis Quo ad vitam : Bonam Quo ad functionam : Bonam Quo ad sanationam : Bonam
  • 30. PEMBAHASAN Pasien didiagnosis dengan Pterigium Reccurent pada mata kiri. Diagnosis pasien ini didasarkan pada hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan oftalmologis serta pemeriksaan penunjang slit lamp. Pertumbuhan jaringan pada konjungtiva bulbi bisa diakibatkan oleh suatu penyakit akibat pseudopterigium, maupun pterigium. Pada pasien ini lebih mengarah ke diagnosis Pterigium karena tampak penebalan pada konjungtiva bulbi dari arah temporal yang berbentuk segitiga dengan bagian puncak pterigium mengarah ke bagian dipupil. Tampakan klinis ini merupakan gambaran khas dari pterigium, yang pertumbuhannya biasanya dari arah nasal paling sering dan dari arah temporal dengan apex atau puncaknya tumbuh ke arah sentral ke arah kornea. Dari hasil anamnesis juga menunjukkan tidak ada tanda maupun riwayat trauma pada mata sebelumnya, sehingga diagnosis pseudopterigium tidak dapat langsung ditegakkan.
  • 31. PEMBAHASAN Pterigium sendiri memiliki 4 grade, dimana pada pasien ini termasuk ke pterigium Grade 2 yaitu jika pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea pada mata kanan. Pada pemeriksaan oftalmologi pasien ini didapatkan pertumbuhan jaringan fibrovaskular tersebut sudah sudah melewati limbus namun belum mencapai pupil dan tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. Berdasarkan hasil anamnesis juga pasien ini sudah pernah melakukan operasi pterigium sebelumnya pada mata kanannya. Namun pterigium berulang dapat terjadi pada beberapa keadaan, sehingga dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degenerative dan invasive.
  • 32. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik THANKS!