Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
Modul ini membahas tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru. Modul ini menjelaskan konsep coaching secara umum dan khusus dalam konteks pendidikan, serta mendemonstrasikan bagaimana melakukan percakapan berbasis coaching untuk membuat rencana pengembangan diri guru.
Laporan ini merangkum kegiatan PPL selama 3 bulan di SDN Pajajaran. Terdiri dari pendahuluan, deskripsi sekolah, pelaksanaan kegiatan PPL, dan kesimpulan. PPL bertujuan membekali mahasiswa pengalaman mengajar sebenarnya dan meningkatkan kompetensi keguruan.
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
Modul ini membahas tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru. Modul ini menjelaskan konsep coaching secara umum dan khusus dalam konteks pendidikan, serta mendemonstrasikan bagaimana melakukan percakapan berbasis coaching untuk membuat rencana pengembangan diri guru.
Laporan ini merangkum kegiatan PPL selama 3 bulan di SDN Pajajaran. Terdiri dari pendahuluan, deskripsi sekolah, pelaksanaan kegiatan PPL, dan kesimpulan. PPL bertujuan membekali mahasiswa pengalaman mengajar sebenarnya dan meningkatkan kompetensi keguruan.
Dokumen tersebut membahas tentang bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk pengertian, posisi, dan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah serta kompetensi yang dimiliki oleh guru pembimbing (konselor) sekolah."
Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mempercepat transformasi sekolah menuju tahap yang lebih maju dalam 3 tahun melalui lima intervensi utama yaitu pendampingan, penguatan SDM, pembelajaran baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang profesionalitas guru dalam konsep kurikulum merdeka, meliputi pengertian dan model kompetensi guru, program kurikulum merdeka, dan pengelolaan pembinaan profesionalisme guru.
Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP memberikan pedoman bagi guru IPS untuk menyusun program kegiatan dan penilaian pembelajaran IPS secara terpadu antardisiplin ilmu sosial. Model ini menjelaskan kerangka berpikir, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran IPS yang terpadukan melalui topik-topik tertentu untuk memenuhi tujuan pembelajaran IPS.
Modul ini membahas karakteristik peserta didik dan pengembangan pembelajaran berdasarkan karakteristik tersebut. Modul ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang karakteristik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral peserta didik, potensi dan kesulitan belajar peserta didik, serta penggunaan hasil identifikasi karakteristik dalam penyusunan program pembelajaran.
Gerak tumbuhan dibagi menjadi gerak endonom dan etionom. Gerak endonom dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan, sedangkan gerak etionom dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cahaya, air, dan kontak. Hama dan penyakit tumbuhan dapat menyerang berbagai bagian tumbuhan, namun dapat dikendalikan dengan menggunakan musuh alami atau penggunaan fungisida.
More Related Content
Similar to Referensi Kode - Kinerja PSP - SD - Manajemen Aplikasi RKAS.pdf
Dokumen tersebut membahas tentang bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk pengertian, posisi, dan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah serta kompetensi yang dimiliki oleh guru pembimbing (konselor) sekolah."
Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mempercepat transformasi sekolah menuju tahap yang lebih maju dalam 3 tahun melalui lima intervensi utama yaitu pendampingan, penguatan SDM, pembelajaran baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang profesionalitas guru dalam konsep kurikulum merdeka, meliputi pengertian dan model kompetensi guru, program kurikulum merdeka, dan pengelolaan pembinaan profesionalisme guru.
Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP memberikan pedoman bagi guru IPS untuk menyusun program kegiatan dan penilaian pembelajaran IPS secara terpadu antardisiplin ilmu sosial. Model ini menjelaskan kerangka berpikir, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran IPS yang terpadukan melalui topik-topik tertentu untuk memenuhi tujuan pembelajaran IPS.
Modul ini membahas karakteristik peserta didik dan pengembangan pembelajaran berdasarkan karakteristik tersebut. Modul ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang karakteristik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral peserta didik, potensi dan kesulitan belajar peserta didik, serta penggunaan hasil identifikasi karakteristik dalam penyusunan program pembelajaran.
Similar to Referensi Kode - Kinerja PSP - SD - Manajemen Aplikasi RKAS.pdf (20)
Gerak tumbuhan dibagi menjadi gerak endonom dan etionom. Gerak endonom dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan, sedangkan gerak etionom dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cahaya, air, dan kontak. Hama dan penyakit tumbuhan dapat menyerang berbagai bagian tumbuhan, namun dapat dikendalikan dengan menggunakan musuh alami atau penggunaan fungisida.
Dokumen ini membahas penilaian afektif yang meliputi sikap, minat, bakat, motivasi, dan persepsi. Ia menjelaskan pengertian sikap dan komponennya serta skala Likert untuk mengukur sikap. Dokumen ini juga membahas pengembangan instrumen penilaian sikap dengan menentukan variabel, subvariabel, indikator, membuat butir pertanyaan, dan melakukan validasi instrumen.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian hasil belajar, jenis-jenis penilaian yang ada seperti tes formatif, tes sumatif, penilaian proses, penilaian berkala, serta prosedur dan prinsip-prinsip penilaian yang baik dan benar."
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian hasil belajar ranah psikomotor pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Secara garis besar dibahas tentang pengertian psikomotor, langkah-langkah pembelajaran keterampilan, pengembangan perangkat penilaian, dan manfaat dari analisis hasil penilaian psikomotor.
Dokumen tersebut membahas penilaian hasil belajar peserta didik pada lima kelompok mata pelajaran yaitu agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian dilakukan oleh guru dan sekolah melalui pengamatan perilaku dan sikap serta ujian untuk menilai kognitif peserta didik.
Dokumen tersebut menjelaskan tingkat-tingkat ranah kognitif, psikomotor, dan afektif beserta penjelasan singkatnya. Mulai dari pengetahuan hingga evaluasi untuk ranah kognitif, gerakan refleks hingga gerakan kreatif untuk ranah psikomotor, dan penerimaan hingga karakterisasi untuk ranah afektif.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. Kode Kegiatan Uraian
02.14. Pembelajaran dengan paradigma baru
02.14.01. Penyediaan atau Pencetakan panduan pembelajaran paradigma baru untuk kebutuhan pendidik
02.14.02. Penyediaan atau Pencetakan panduan pembelajaran paradigma baru untuk kebutuhan Peserta Didik
02.16. Pembelajaran dengan paradigma baru
02.16.01. Program dan kebijakan pelaksanaan Program Sekolah Penggerak
02.16.02. Perencanaan Program Sekolah Penggerak di Satuan Pendidikan
03.13. Pengembangan sumber daya manusia
03.13.01. Identifikasi pengembangan sumber daya manusia
03.13.02. Pemetaan potensi Pengembangan sumber daya manusia
03.13.03. Kebutuhan pelatihan pengembangan sumber daya manusia
03.13.04. Penguatan pelatihan griyaan (in house training) di Satuan Pendidikan
03.13.05. Penguatan komunitas belajar di Satuan Pendidikan
03.13.06. Pelatihan mandiri dengan komunitas praktis
03.13.07. Peningkatan kapasitas literasi digital
03.13.08. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait kesejahteraan psikologis siswa
03.13.09. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait kesejahteraan psikologis guru
03.13.10. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait perundungan
03.13.11. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait hukuman fisik
03.13.12. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait kekerasan seksual
03.13.13. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait penyalahgunaan narkoba
03.13.14. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait toleransi beragama dan budaya
03.13.15. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait sikap inklusif
03.13.16. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait dukungan atas kesetaraan agama dan budaya
03.13.17. Pelatihan guru dan kepala sekolah terkait komitmen kebangsaan
03.13.18. pengembangan diri terkait literasi melalui PMM
03.13.19. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran literasi
03.13.20. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar literasi secara efektif
03.13.21. Pengembangan diri terkait literasi melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.22. Pengembangan diri terkait kualitas pembelajaran melalui PMM
03.13.23. Pengembangan diri terkait refleksi pembelajaran melalui PMM
03.13.24. Pengembangan diri terkait kepemimpinan instruksional melalui PMM
03.13.25. Pengembangan diri terkait numerasi melalui PMM
03.13.26. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran numerasi
03.13.27. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar numerasi secara efektif
03.13.28. Pengembangan diri terkait numerasi melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.29. Pengembangan diri terkait beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia melalui PMM
03.13.30. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
Referensi Kode - Kinerja PSP - SD - Manajemen Aplikasi RKAS
2. 03.13.31. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia secara efektif
03.13.32. Pengembangan diri terkait karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.33. Pengembangan diri terkait karakter gotong royong melalui PMM
03.13.34. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran karakter gotong royong
03.13.35. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar karakter gotong royong secara efektif
03.13.36. Pengembangan diri terkait karakter gotong royong melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.37. Pengembangan diri terkait kreativitas melalui PMM
03.13.38. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran karakter kreativitas
03.13.39. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar karakter kreativitas secara efektif
03.13.40. Pengembangan diri terkait karakter kreativitas melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.41. Pengembangan diri terkait karakter nalar kritis melalui PMM
03.13.42. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran karakter nalar kritis
03.13.43. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar karakter nalar kritis secara efektif
03.13.44. Pengembangan diri terkait karakter nalar kritis melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.45. Pengembangan diri terkait kebhinekaan global melalui PMM
03.13.46. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran karakter gotong kebhinekaan global
03.13.47. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar karakter kebhinekaan global secara efektif
03.13.48. Pengembangan diri terkait karakter kebhinekaan global melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.49. Pengembangan diri terkait pelibatan orang tua dalam penguatan pembelajaran karakter kemandirian
03.13.50. Pengembangan diri terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan secara mandiri untuk mengajar karakter kemandirian secara efektif
03.13.51. Pengembangan diri terkait karakter kemandirian melalui modul dan sumber lainnya diluar PMM
03.13.52. Pengembangan diri terkait kesejahteraan psikologis siswa melalui PMM
03.13.53. Pengembangan diri terkait kesejahteraan psikologis guru melalui PMM
03.13.54. Pengembangan diri terkait perundungan melalui PMM
03.13.55. Pengembangan diri terkait hukuman fisik melalui PMM
03.13.56. Pengembangan diri terkait kekerasan seksual melalui PMM
03.13.57. Pengembangan diri terkait penyalahgunaan narkoba melalui PMM
03.13.58. Pengembangan diri terkait toleransi beragama dan budaya melalui PMM
03.13.59. Pengembangan diri terkait sikap inklusif melalui PMM
03.13.60. Pengembangan diri terkait dukungan kesetaraan agama dan budaya melalui PMM
03.13.61. Pengembangan diri terkait komitmen kebangsaan melalui PMM
03.14. Pembelajaran dengan paradigma baru
03.14.05. Pelaksanaan pembelajaran paradigma baru
03.14.06. Pelaksanaan Pembelajaran berbasis proyek
03.16. Perencanaan Berbasis Data
03.16.03. Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di Satuan Pendidikan
04.13. Pembelajaran dengan paradigma baru
04.13.62. Workshop validasi RPP semua mapel dalam MGMPS/MGMPK
04.13.63. Workshop peningkatan kompetensi pengembangan bahan ajar bagi guru semua mapel
04.13.64. Workshop penyusunan dan pengembangan serta pengadaan bahan ajar semua mapel
04.13.65. Workshop peningkatan kompetensi pengelolaan kelas bagi guru
3. 04.13.66. Workshop peningkatan kompetensi guru tentang metode/strtategi pembelajaran semua mapel
04.13.67. Workshop peningkatan kompetensi guru tentang pembelajaran tuntas
04.13.68. Workshop pengembangan instrumen penilaian hasil belajar bagi semua guru mapel
04.13.69. Workshop peningkatan kompetensi bidang studi sesuai dengan tugas guru untuk tiap guru mapel
04.13.70. Workshop peningkatan kompetensi perencanaan pembelajaran bagi semua guru mapel
04.15. Digitalisasi Sekolah
04.15.04. Workshop peningkatan kompetensi pemanfaatan TIK dalam manajemen sekolah
05.14. Pembelajaran dengan paradigma baru
05.14.03. Penyediaan atau pencetakan buku pembelajaran paradigma baru untuk kebutuhan pendidik
05.14.04. Penyediaan atau pencetakan buku pembelajaran paradigma baru untuk kebutuhan Peserta Didik
05.15. Digitalisasi Sekolah
05.15.01. Penguatan infrastruktur listrik
05.15.02. Penguatan infrastruktur internet
06.14. Pembelajaran dengan paradigma baru
06.14.07. Pelaksanaan supervisi pembelajaran paradigma baru
06.14.08. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran paradigma baru
06.15. Digitalisasi Sekolah
06.15.03. Lokakarya implementasi digitalisasi sekolah
06.16. Perencanaan Berbasis Data
06.16.05. Penguatan kapasitas tata kelola satuan pendidikan
06.16.06. Pelaksanaan Rapat Kerja Kepala Sekolah
08.16. Perencanaan Berbasis Data
08.16.04. Evaluasi Program Sekolah Penggerak di Satuan Pendidikan