Dokumen tersebut merangkum bab 1 dari buku PTK yang membahas pengertian dan karakteristik PTK. PTK didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri untuk meningkatkan kinerja mengajar dan hasil belajar siswa. Karakteristik PTK antara lain bersifat kolaboratif, berfokus pada masalah praktis, dan dilakukan secara siklus reflektif untuk mengubah situasi pembel
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Kegiatan interaksi pembelajaran fisika harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efesiensinya. Untuk itu guru fusuka perlu menggunakan berbagai teknik penyajian atau yang biasa disebut dengan metode mengajar agar para siswanya dapat belajar secara efektifdan efesien, mengena pada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu metode mengajar yang dapat dilakukan oleh guru fisika adalah dengan pemberian tugas merangkum kepada siswa. Dengan pemberian tugas merangkum ini diharapkan siswa akan dapat lebih aktif dalam belajar dan lebih termotivasi untuk meningkatkan belajar yang lebh baik karena siswa diberikan kesempatan untuk belajar mandiri guna mengembangkan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Selain itu pemberian tugas merangkum ini diharapkan akan memiliki hasil belajar yang lebih mantap.
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAsma'ul Khusna
MAKALAH Berjudul
SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF
KONTAK KEBUDAYAAN HINDU, PERSIA, YUNANI, DAN ARAB
Disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf dengan Dosen Pembimbing :
H.ABDUL GHOFUR NOER, S.Ag,MM
Tahun 2011 - Semester 1 - IAIN Tulungagung
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena salah satunya menyangkut kesehatan dalam kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
TUJUAN PTK Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah (Muslich, hal. 10). Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54).
1. TUGAS RESUME BUKU PTK
Nama Anggota Kelompok PGSD VII E:
1. PUPUT NOVITASARI (09141167)
2. PUSPAIDA DWI NURCAHYANI (09141170)
3. RATNA WAHYUNINGRUM (09141173)
BAB I
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PTK
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa bukan kelas khusus)
dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan parsipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat. Guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan
mencobakan hal-hal baru tentang pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran.
Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah bahwa penelitian tersebut
merupakan upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
B. Karakteristik PTK
Dibandingkan dengan penelitian kelas, PTK memiliki beberapa karakteristik
utama yaitu :
2. 1. Inisiatif muncul secara spontan ebagai wujud kepedulian guru terhadap
ketidakoptimalan proses dan hasil belajar.
2. Berpangkal pada permasalahan praktis yang dialami guru dalam pembelajaran.
3. Dilakukan melalui suatu siklus reflektif, dan bentuk partisipasi atau keterlibatan
orang lain.
4. Dilakukan secara “Kolaboratif konsisten” atau kooperatif sebagai kerjasama
kolegial untuk seluruh tahapan penelitian.
5. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
Secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak”
selesai pelaksanaanya.
6. Bersifat parikular-spesifik jadi tidak bermksud melakukan generalisasi dalam rangka
mendapatkan dalil-dalil.
7. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan
dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang
yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
8. Bersifat emik(bukan etik) artinya, PTK memandang pembelajaran menurut sudut
pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut
pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
9. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam
pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap masalah-
masalah besar.
10. Mdenggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK
tidak perlu dimanipulasi atau direkayasa agar tercapainya tujuan penelitian.
11. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan
penelitian, bukan kerepresentasifan sampel secara kuantitatif. PTK hanya menuntut
penggunan statistic yng sederhana bukan yang rumit.
3. 12. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan
memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
C. Sasaran atau Obyek PTK
Sasaran atau obyek PTK tidak harus selalu ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung karena kelas bukan ruangan tetapi sekelompok siswa. Objek PTK harus
merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek yang sedang diam
dan tanpa gerak.
1. Unsur siswa
2. Unsur guru
3. Unsur materi pelajaran
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan
5. Unsur hasil pembelajaran
6. Unsur lingkungan
7. Unsur pengelolaa
BAB II
MERUMUSKAN MASALAH DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Menemukan Masalah
Untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti bagi guru sebenarnya sangat
mudah, asalkan guru rajin membuat catatan-catatan setiap kali melakukan aktivitas
pembelajaran. Beberapa prinsip masalah yang sebaiknya diteliti adalah:
1. Tetapkan permasalahannya yang skalanya cukup kecil dan terbatas.
4. 2. Masalah tersebut menunjukkan kesenjangan antara fakta/teori dengan kondisi ideal
yang sebenarnya yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran.
3. Adanya kemungkinan dicarikan solusinya melalui tindakan yang konkrit yang dapat
dilakukan guru jangan memilih masalah di luar kemampuan/kekuasaan guru untuk
mengatasinya.
4. Masalah tersebut memungkinkan dicarikan factor yang emnimbulkannya yang dapat
dignakan sebagai landasan untuk merumuskan alternative pemecahannya.
5. Pilih permasalahan yang dirasa penting serta melibatkan guru dalam aktivitas yang
diprogramkan sekolah.
6. Kaitkan PTK dengan prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan
sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mencari dan menduga kaitan antar
masalah-masalah yang muncul di kelas.
C. Analisis Masalah dan Perumusan Masalah
Selanjutnya lakukanlah analisis dengan introspeksi diri melalui pertanyaan-
pertanyaan. Dari pertanyaan tersebut, lalu pikirkanlah apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul, lalu seleksi masalah mana yang mungkin
dilakukan dan dipecahkan melalui PTK.
D. Perumusan Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang dianggap terbaik dalam
mengatasi masalah. Hipotesis disusun berdasarkan kajian beberapa teori, hasil penelitian
yang pernah dilakukan dan relevan, diskusi dengan teman sejawat, serta refleksi
pengalaman sendiri sebagai guru.
BAB III
5. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Prosedur PTK
PTK pada dasarnya adalah penelitian eksperimen bernafas kualitatif. Penelitian
tindakan (termasuk PTK) termasuk dalam desain penelitian kualitatif interaktif. Oleh
karena itu prosedurnya cenderung mengikuti prinsip-prinsip dalam penelitian kualitatif.
Secara umum, prosedur PTK terdiri atas:
1. Penetapan Fokus Penelitian
Penetapan fokus penelitian diawali dengan : peneliti merasakan adanya
masalah dalam pembelajaran sehari-hari di kelas, kemudian dilakukan identifikasi
masalah, lalu dilakukan analisis masalah, penetapan fokus masalah, dan
perumusan masalah.
2. Perencanaan Tindakan
Setelah masalahnya (penyakitnya) diketahui, akar penyebabnya sudah
diketahui, maka pemecahan masalah (pemberian obat)nya dapat segera
dipersiapkan dengan membuat perencanaan tindakan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi rencana tindakan. Dalam
pelaksanaan tindakan peneliti juga melakukan observasi dan refleksi atas tindakan
yang sedang berlangsung.
4. Observasi dan Interpretasi
Dalam melaksanakan tindakan (proses pembelajaran sedang berlangsung)
peneliti dan kolabolator atau co-observer melakukan observasi dengan cara:
mengamati dan mencatat/mendeskripsikan gejala-gejala yang tampak yang terjadi
6. dalam praktik pembelajaran sesuai dengan fokus penelitian yang sudah
ditentukan.
5. Analisis dan Refleksi
Analisis terdiri atas: analisis data yang dilakukan selama proses
pembelajaran dan saat observasi berlangsung; dan analisis data setelah
pembelajaran observasi berlangsung.
6. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil refleksi, maka peneliti melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap hal-hal yng belum dicapai pada siklus 1. Apa yang belum dicapai pada
siklus 1 dapat diperbaiki pada siklus 2. Apa yang belum dicapai pada siklus 2
dapat diperbaiki pada siklus 3, dan seterusnya.
B. Model/Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart menggambarkan adanya
empat langkah (dan penanggulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini:
SIKLUS 1:
1. Perencanaan
1. Perencanaan
8. dst.
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah
langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2
dan ke-3 dilakukan secara bersaman.
C. Tahapan-tahapan PTK
Tahapan PTK sebagaimana digambarkan dalam bagan di atas adalah:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, analisis tindakan, dan refleksi hasil
tindakan.
Tahap 1: Perencanaan Tindakan
Perencanaan tiindakan adalah menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakuakan. Penelitian tindakan ideal sebetulnya dilakukan
secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati
proses jalannya tindakan.
Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,
bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Langkah-langkah perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Rumuskan rencana tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan
9. 2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan yang dirumuskan telah cukup layak,
selanjutnya guru melaksanakan tindakan dengan langkah-langkah sebagaiberikut:
Langkah-1 : Persiapan Tindakan
Sebelum tindakan dilaksanakan, persiapan yang dilakukan adalah:
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) dan skenario tindakan yang akan
dilakukan.
2. Mempersiapkan sarana pendukung, misalnya TV, VCD player, pengaturan meja, dll
yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan.
3. Menyiapkan cara dan prosedur merekam/mengumpulkan data proses tindakan dan
hasil tindakan.
Langkah-2 : Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam
kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas.
Tahap 3 : Pengamatan (observasi)
Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengmat. Sebetulnya sedikit
kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya
berlangsung di waktu yang sama.
10. PRINSIP-PRINSIP OBSERVASI
Hopkins (1993) menyebutkan ada 5 prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi:
a. Perencanaan bersama
b. Fokus
c. Membangun kriteria
d. Ketrampilan observasi
e. Balikan(feedback)
JENIS-JENIS OBSERVASI
Dilihat dari cara melakukannya, observasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Observasi terbuka
b. Observasi terfokus
c. Observasi terstruktur
d. Observasi sistematik
Contoh : Instrumen Pengamatan Guru
No Aspek Yang Diamati K C B
1 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
2 Menghubungan dengan pelajaran yang lalu.
3 Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari
untuk memotivasi siswa.
4 Menguasai materi pelajaran dengan baik.
5 Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator.
6 Berperan sebagai fasilitaor.
7 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
8 Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik.
9 Memberikan bimbingan pada kegiatan praktikum.
10 Kejelasan menyajikan konsep.
11. 11 Memberikan contoh konkrit penerapan kimia dalam
kehidupan sehari-hari dan terkait dengan teknologi.
12 Memberi motivasi dan penguatan
13 Membimbing siswa diskusi dan membuat kesimpulan
14 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang.
15 Memberi tugas pada siswa.
16 Mengadakan evaluasi
Jumlah
Keterangan: K=Kurang, C=Cukup, B=Baik
Tahap 4: Refleksi
Secara rinci kegiatan refleksi meliputi tiga kegiatan, yaitu:
1. Analisis Data
2. Refleksi
3. Perencanaan Tindak Lanjut
12. 11 Memberikan contoh konkrit penerapan kimia dalam
kehidupan sehari-hari dan terkait dengan teknologi.
12 Memberi motivasi dan penguatan
13 Membimbing siswa diskusi dan membuat kesimpulan
14 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang.
15 Memberi tugas pada siswa.
16 Mengadakan evaluasi
Jumlah
Keterangan: K=Kurang, C=Cukup, B=Baik
Tahap 4: Refleksi
Secara rinci kegiatan refleksi meliputi tiga kegiatan, yaitu:
1. Analisis Data
2. Refleksi
3. Perencanaan Tindak Lanjut