PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
Di kota-kota besar yang ada di Indonesia masih banyak ditemui Ibu nifas yang sudah memasuki hari ke 4 pascasalin masih mengalami ketergantungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perubahan psikologis Fase Taking Hold pada Ibu nifas di Poli Obgyn RSI Jemursari Surabaya. Desain penelitian Deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 90 Ibu nifas. Besar sampel 73 responden diambil dengan teknik Probability Sampling tipe consecutive Sampling. Variabel penelitian perubahan psikologis fase taking hold. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis dengan statistic deskriftif. Hasil penelitian pada 73 responden didapatkan sebagian besar (60,27%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik, sebagian kecil (8,22%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang cukup, hampir setengah (31,50%) Ibu nifas masih mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang buruk. Sebagian besar Ibu nifas di Rumah Sakit Jemursari Surabaya, mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik. Peran tenaga kesehatan diharapkan sering memberikan pendidikan konseling tentang fase taking hold pada Ibu nifas, upaya meningkatkan kesejaterahaan dan kesehatan Ibu nifas, bayi, dan keluarga
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
1. Standar Pelayanan Kebidanna
2. Standar Praktik Kebidanan
3. Standar Pendidikan Bidan
4. Standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan
1. Standar Pelayanan Kebidanan
Standar 1. Falsafah dan Tujuan
• Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, dan filosofi.
• Ada struktur organisasi yang mengembangkan garis komando, fungsi, dan tanggung jawab dalam pelayanan.
Contoh: seorang bidan memberikan pelayanan kepada pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan serta menurunkan AKI dan AKBI bidan juga memiliki visi dan misi serta filosofi.
Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan
Pengelolaan pelayanana dan prosedur tetap untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan pelayanan kebidanan.
Contoh: disebuah RS, pemimpin telah mengesahkan prosedur tetap untuk melaksanakan prosedur tetap yang harus dijalankan oleh bidan dalam memberika pelayanan.
Standar 3. Staf dan Pemimpin
Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan serta jadwal pengaturan kerja harian.
Contoh: pemimpin di sebuah RS mempunyai staf yang sesuai dengan kebutuhan dan pengaturan kerja harian atau jadwal dinas sesuai dengan kemampuan.
Standar 4. Tersedia Peralatan yang Sesuai dengan Standar
Peralatan diperlukan untuk mendukung tercapainya kebidanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Contoh: di instansi-instansi kesehatan kerja tersediannya peralatan yang memenuhi standar, misi oksigen , ultrasonografi (USG), serta tempat yang nyaman.
Standar 5. Kebijakan Prosedur
Pengelolaan pelayanan memilih kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju personal menuju pelayaanan yang berkualitas.
Contoh : disebuah RS mempunyai kebijakan bagi pegawainya untuk tidak bekerja bila sakit dan disebuah RS menerima pegawai kotrak keja.
Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Contoh: staf-staf dan pegawai mengikuti program pelatihan pembinaan serta mengikuti seminar guna menambah ilmu pengetahuan.
Standar 7. Standar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan atau manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai kebidanan memberi pelayanan.
Contoh: termasuk dalam 7 langkah Verney. Bidan mengumpulkan data pasien, mendiagnosis, antisipasi masalah, tindakan segera perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan/pelayanan yang diberikan.
Standar 8. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Bidan melakukan penilaian terhadap tindakan yang diberikan kepada pasien. Evaluasi ada dua cara, yaitu:
• Observasi (pengamatan)
• Wawancara (berta
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
Di kota-kota besar yang ada di Indonesia masih banyak ditemui Ibu nifas yang sudah memasuki hari ke 4 pascasalin masih mengalami ketergantungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perubahan psikologis Fase Taking Hold pada Ibu nifas di Poli Obgyn RSI Jemursari Surabaya. Desain penelitian Deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 90 Ibu nifas. Besar sampel 73 responden diambil dengan teknik Probability Sampling tipe consecutive Sampling. Variabel penelitian perubahan psikologis fase taking hold. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis dengan statistic deskriftif. Hasil penelitian pada 73 responden didapatkan sebagian besar (60,27%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik, sebagian kecil (8,22%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang cukup, hampir setengah (31,50%) Ibu nifas masih mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang buruk. Sebagian besar Ibu nifas di Rumah Sakit Jemursari Surabaya, mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik. Peran tenaga kesehatan diharapkan sering memberikan pendidikan konseling tentang fase taking hold pada Ibu nifas, upaya meningkatkan kesejaterahaan dan kesehatan Ibu nifas, bayi, dan keluarga
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
1. Standar Pelayanan Kebidanna
2. Standar Praktik Kebidanan
3. Standar Pendidikan Bidan
4. Standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan
1. Standar Pelayanan Kebidanan
Standar 1. Falsafah dan Tujuan
• Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, dan filosofi.
• Ada struktur organisasi yang mengembangkan garis komando, fungsi, dan tanggung jawab dalam pelayanan.
Contoh: seorang bidan memberikan pelayanan kepada pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan serta menurunkan AKI dan AKBI bidan juga memiliki visi dan misi serta filosofi.
Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan
Pengelolaan pelayanana dan prosedur tetap untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan pelayanan kebidanan.
Contoh: disebuah RS, pemimpin telah mengesahkan prosedur tetap untuk melaksanakan prosedur tetap yang harus dijalankan oleh bidan dalam memberika pelayanan.
Standar 3. Staf dan Pemimpin
Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan serta jadwal pengaturan kerja harian.
Contoh: pemimpin di sebuah RS mempunyai staf yang sesuai dengan kebutuhan dan pengaturan kerja harian atau jadwal dinas sesuai dengan kemampuan.
Standar 4. Tersedia Peralatan yang Sesuai dengan Standar
Peralatan diperlukan untuk mendukung tercapainya kebidanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Contoh: di instansi-instansi kesehatan kerja tersediannya peralatan yang memenuhi standar, misi oksigen , ultrasonografi (USG), serta tempat yang nyaman.
Standar 5. Kebijakan Prosedur
Pengelolaan pelayanan memilih kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju personal menuju pelayaanan yang berkualitas.
Contoh : disebuah RS mempunyai kebijakan bagi pegawainya untuk tidak bekerja bila sakit dan disebuah RS menerima pegawai kotrak keja.
Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Contoh: staf-staf dan pegawai mengikuti program pelatihan pembinaan serta mengikuti seminar guna menambah ilmu pengetahuan.
Standar 7. Standar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan atau manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai kebidanan memberi pelayanan.
Contoh: termasuk dalam 7 langkah Verney. Bidan mengumpulkan data pasien, mendiagnosis, antisipasi masalah, tindakan segera perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan/pelayanan yang diberikan.
Standar 8. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Bidan melakukan penilaian terhadap tindakan yang diberikan kepada pasien. Evaluasi ada dua cara, yaitu:
• Observasi (pengamatan)
• Wawancara (berta
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. KUUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS
I.
Karakteristik Responden
A.
Kode Responden
:
(diisi
petugas)
B.
Usia
: …… tahun
C.
Pendidikan terakhir
:
Tidak Sekolah
SD
SLTP
SLTA
PT
D.
Pekerjaan
:
Ibu Rumah Tangga
Petani
Wiraswasta
Buruh
PNS
E.
Jumlah anak
: …………………
2. KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS
A. PENGERTIAN SENAM NIFAS
1. Gerakan-gerakan olah raga yang dilakukan ibu setelah melahirkan disebut?
a. Senam hamil
b. Senam nifas
c. Senam lantai
d. Senam irama
2. Senam yang harus dilakukan ibu setelah melahirkan sampai masa nifas
berakhir dinamakan?
a. Senam hamil
b. Senam nifas
c. Senam lantai
d. Senam irama
3. Dibawah ini adalah yang bukan pengertian dari senam nifas?
a. Senam yang harus dilakukan hari pertama setelah melahirkan
b. Senam yang harus dilakukan ibu setelah melahirkan
c. Senam yang harus dilakukan ibu sampai dengan masa nifas berakhir
d. Senam yang harus dilakukan ibu menjelang persalinan
4. Senam yang berguna untuk memulihkan otot rahim setelah melahirkan
disebut?
a. Senam hamil
b. Senam nifas
c. Senam lantai
d. Senam irama
5. Apa yang dimaksud dengan senam nifas?.
a. Gerakan-gerakan yang dilakukan ibu setelah melahirkan.
b. Gerakan-gerakan yang dilakukan ibu sebelum melahirkan.
c. Gerakan-gerakan waktu ibu melahirkan.
d. Senam nifas dilakukan pada bulan ke 20 saja.
3. B. TUJUAN SENAM NIFAS
6. Berikut ini adalah senam yang bertujuan untuk memulihkan otot panggul
setelah melahirkan, yaitu?.
a. Senam hamil
b. Senam nifas
c. Senam lantai
d. Senam irama
7. Latihan merangkak dalam senam nifas bertujuan untuk?
a. Mengencangkan otot dinding perut
b. Mengencangkan payudara
c. Memulihkan ukuran vagina
d.Mengencangkan otot panggul
8. Tujuan dari senam ini adalah untuk membentuk sikap tubuh yang baik setelah
melahirkan, yaitu?
a. Senam hamil
b. Senam nifas
c. Senam lantai
d. Senam irama
9. Dibawah ini adalah yang bukan tujuan dari senam nifas yaitu?
a. Memulihkan otot panggul
b. Persiapan lahiran
c. Mengembalikan ukuran vagina
d. Mengencangkan otot dinding perut
10. Di bawah ini yang termasuk dari tujuan ibu melakukan senam nifas adalah ?
a. Mengurangi rasa sakit
b. Memudahkan proses persalinan
c. Melancarkan kelahiran
d. Salah semua
C. MANFAAT SENAM NIFAS
11. Manfaat dari senam nifas adalah…
a. Mengencangkan otot-otot dinding perut
b. Mengendurkan otot-otot dinding perut.
c. Melatih untuk mengejan
d. Persiapan untuk melahirkan
4. 12. Mengecilkan dan mengencangkan dinding perut dalam senam nifas
bermanfaat untuk....
a. Untuk mengembalikan kekencangan otot dinding perut
b. Untuk otot vagina.
c. Untuk lubang senggama.
d. Untuk mengencangkan payudara
13. Mengurangi rasa sakit pada otot setelah ibu melahirkan, marupakan manfaat
dari
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
14. Otot dasar panggul ibu agar segera pulih jika ibu melakukan senam....
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
15. Membentuk lagi sikap dan bentuk tubuh yang baik dapat ibu lakukan setelah
melahirkan yaitu dengan melakukan senam....
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
16. Otot vagina dapat ibu kencangkan kembali jika ibu melakukan senam....
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
17. Mempercepat pengeluaran darah kotor setelah melahirkan dapat dilakukan
dengan cara senam....
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
5. 18. Memperbaiki peredaran darah setelah melahirkan dapat dilakukan dengan
senam....
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
19. Dibawah ini merupakan manfaat senam nifas, kecuali....
a. Menguatkan kembali otot dasar panggul
b. Menguatkan kembali otot vagina
c. Melancarkan peredaran darah
d. Membantu persalinan
20. Mempercepat pengerutan rahim setelah melahirkan, merupakan manfaat
dari....
a. Senam nifas
b. Senam hamil
c. Senam irama
d. Senam Kesegaran Jasmani
D. GERAKAN SENAM NIFAS
21. Pada hari keberapa gerakan senam berupa sikap tubuh terlentang dan santai
kemudian diikuti dengan melakukan pernafasan perut,?
a. Hari pertama
b. Hari ketujuh
c. Hari kesepuluh
d. Hari keempatpuluh
22. Nafas dalam dan lambat melalui hidung dan keluarkan melalui mulut
termasuk latihan Senam nifas yang dilakukan ibu setelah
a. Hamil
b. Melahirkan
c. Berolah raga
d. Benar semua
23. Pada hari keberapa gerakan senam berupa sikap tubuh terlentang kemudian
tarik kaki sehingga paha membentuk 90° dan dilakukan secara bergantian
hingga 5 kali
a. 2
b. 1
c. 4
d. 6
6. 24. Bagaimana cara latihan untuk ibu setelah melahirkan pada hari ketiga
a. Berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut angkat
kepala
b. Memiringkan panggul tahap 3 detik.
c. Berbaring terlentang, lengan keataskan diatas kepala.
d. Kontraksikan vagina.
25. Latihan dalam posisi merangkak untuk mengencangkan otot dinding perut
dapat dilakukan dengan cara?
a. Mengencangkan dan mengempeskan otot dinding perut
b. Push up
c. Menarik nafas dalam-dalam
d. Mengangkat kaki tinggi-tinggi.
26. Berbaring terlentang lutut ditekuk, lengan dijulurkan kelutut angkat kepala
dan bahu kira-kira 45 derajat, latihan ini dilakukan pada hari?
a. Hari ke 1.
b. Hari ke 3.
c. Hari ke 2.
d. Hari ke 10.
27. Berbaring terlentang kedua kaki sedikit direngangkan tarik dasar panggul,
dapat dilanjutkan pada posisi apa?
a. Posisi berdiri dan duduk.
b. Posisi tidur.
c. Posisi duduk.
d. Posisi berdiri.
28. Gerakan dibawah ini adalah untuk mengencangkan otot dinding perut dengan
poisisi tidur, yaitu
a. Kaki kanan dan kiri dapat diangkat silih berganti secara lurus dan setinggi
mungkin.
b. Kaki dapat diputar seperti naik sepeda
c. Kaki lurus dapat diletakan pada tempat yang lebih tinggi
d. Kedua kaki dilipat seperti duduk bersila
29. Berapa jam setelah melahirkan untuk bisa melakukan gerakan senam nifas
pada persalinan normal
a. 24 sampai 36 jam
b. 24 jam
c. 6 jam
d. Salah semua
7. 30. Dibawah ini adalah gerakan yang benar setelah melahirkan.
a. Kepala digoyangkan kekanan dan kekiri.
b. Kontraksi vagina, berbaring terlentang kedua kaki sedikit direngangkan,
tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks lanjutkan
pada posisi berdiri dan duduk.
c. Nafas dalam dan lambat melalui hidung dan dikelurkan melalui mulut
d. Bernafas dalam dan lambat.
10. Correlations
Correlations
x1
x1
Pearson Correlation
xtot
1
.889**
Sig. (2-tailed)
.001
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.889
.001
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x2
x2
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
.003
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.834
.003
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x3
x3
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.003
10
10
.834**
1
.003
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
11. Correlations
x4
x4
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
.003
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.834
.003
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x5
x5
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.906
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x6
x6
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.003
10
10
.834**
1
.003
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
12. Correlations
x7
x7
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
.003
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.834
.003
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x8
x8
Pearson Correlation
xtot
1
.778**
Sig. (2-tailed)
.008
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.778
.008
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x8
x8
Pearson Correlation
xtot
1
.778**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.008
10
10
.778**
1
.008
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
13. Correlations
x9
x9
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
.003
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.834
.003
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x10
x10
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.906
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x11
x11
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.000
10
10
.906**
1
.000
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
14. Correlations
x12
x12
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.906
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x13
x13
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.906
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x14
x14
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.000
10
10
.906**
1
.000
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
15. Correlations
x15
x15
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.906
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x16
x16
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.906
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x17
x17
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.000
10
10
.906**
1
.000
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
16. Correlations
x18
x18
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
.906**
1
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x19
x19
Pearson Correlation
xtot
1
.906**
Sig. (2-tailed)
.000
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
.906**
1
.000
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x20
x20
Pearson Correlation
xtot
1
.889**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.001
10
10
**
1
.889
.001
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
17. Correlations
x21
x21
Pearson Correlation
xtot
1
.778**
Sig. (2-tailed)
.008
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.778
.008
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x22
x22
Pearson Correlation
xtot
1
.860**
Sig. (2-tailed)
.001
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.860
.001
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x23
x23
Pearson Correlation
xtot
1
.860**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.001
10
10
.860**
1
.001
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
18. Correlations
x24
x24
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
.003
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
.834**
1
.003
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x25
x25
Pearson Correlation
xtot
.739*
1
Sig. (2-tailed)
.015
N
xtot
10
10
*
1
Pearson Correlation
.739
Sig. (2-tailed)
.015
N
10
10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
x26
x26
Pearson Correlation
xtot
1
.889**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.001
10
10
**
1
.889
.001
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
19. Correlations
x27
x27
Pearson Correlation
xtot
1
.889**
Sig. (2-tailed)
.001
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
.889**
1
.001
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x28
x28
Pearson Correlation
xtot
1
.889**
Sig. (2-tailed)
.001
N
xtot
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
10
**
1
.889
.001
N
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x29
x29
Pearson Correlation
xtot
1
.834**
Sig. (2-tailed)
N
xtot
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.003
10
10
**
1
.834
.003
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10