Dokumen tersebut membahas tentang tadabur (memahami) dan tafakkur (pertimbangan mendalam) al-Quran serta menghimpun informasi dari al-Quran berdasarkan nama-nama Allah. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa langkah awal menyusun basis data al-Quran adalah dengan menghimpun ayat-ayatnya berdasarkan 99 nama Allah.
Al-Qur`an pun berbicara tentang pendidikan. Kita sebagai umat Islam sudah harus paham. Segala hal yang kita lakukan haruslah sesuai dengan pedoman kita ini. Termasuk dalam hal pendidikan. Semoga sedikit kajian beberapa ayat tarbiyah ini bisa mencerahkan. Aamiin, In syaa Allah :)
Makalah Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Putra
At-tawaabi’ secara bahasa adalah bentuk plural dari At-taabi’, yaitu isim faa’il dari taba’a-yatba’u yang berarti yang mengikuti. Sedangkan secara istilah tawaabi’ (lafadz yang mengikuti) adalah isim yang mengikuti i’rab lafadz sebelumnya secara mutlak.
At-tawabi terbagi menjadi empat macam, yaitu: na’tun (نَعْتٌ), ‘athfun (عَطْفٌ), taukiidun (تَوْكِيْدٌ), dan badlun (بَدْلٌ).
Na’tu (نَعْتٌ) secara bahasa berarti sifat. Jamaknya adalah nu’uutun (نَعُوتٌ), sedangkan sinonimnya adalah shifatun (صفة). Secara istilah na’at atau disebut juga shifat adalah isim yang mengikuti isim yang lain dengan fungsi untuk menjelaskan sifat dari isim sebelumnya. Na’at atau sifat wajib mengikuti mausufnya dalam empat hal, (1) i’rab, (2) mudzakkar dan muannats, (3) ma’rifat dan nakirah, dan (4) mufrad, mutsanna dan jama’.
Secara bahasa athaf berarti condong atau cenderung. Sedangkan secara istilah athaf adalah isim yang mengikuti isim lainnya dengan perantara huruf athaf. Adapun huruf-huruf athaf itu adalah: (1) وَ = dan (2) ف = maka (3) ثم = kemudian (4) أو = atau (5) أم = ataukah (6) حتى = sehingga (7) لكن = tetapi (8) لا = tidak (9) بل= melainkan. Ketika ma’thuf dihubungkan pada ma’thuf ‘alaih dengan huruf athaf maka i’rabnya mengikuti i’rabnya ma’thuf ‘alaih. Huruf athaf berfungsi bukan saja mangatafkan isim kepada isim, tetapi juga berlaku dalam mengathafkan fi’il kepada fi’il.
Badal secara bahasa berarti merubah atau mengganti. Sedangkan secara istilah badal adalah isim yang mengikuti isim lain dan berfungsi untuk menggantikan mubdal minhu (yang digantikannya). Badal terbagi menjadi empat macam, yaitu badal syai minasysyai atau badal kul minal kul, badal ba’dh minal kul, badal isytimal, dan badal ghalath.
Taukid secara bahasa adalah mengokohkan dan menguatkan. Taukid adalah isim yang mengikuti isim lain yang berfungsi untuk menguatkan arti (pengeras arti) dan menghilangkan keraguan si pendengar. Taukid itu mengikuti muakkad dalam lafazh, nashab, khafadh dan ma’rifatnya. Taukid terbagi kepada dua bagian, yaitu lafzhi dan ma’nawi. Taukid lafzhi, yaitu taukid yang lafazhnya diulangi sebanyak dua atau tiga kali, baik isim atau fi’il, atau taukid dengan mengulang lafazh muakkad atau lafazh lain. Sedangkan taukid ma’nawi, yaitu taukid dengan menggunakan lafazh tertentu, diantaranya: النَّفْسُ الْعَيْنُ كُلُّ أَجْمَعُ كِلَا كِلْتَ dan kata-kata yang mengikuti أَجْمَعُ, yaitu اكتمع ابتع ابصع.
Al-Qur`an pun berbicara tentang pendidikan. Kita sebagai umat Islam sudah harus paham. Segala hal yang kita lakukan haruslah sesuai dengan pedoman kita ini. Termasuk dalam hal pendidikan. Semoga sedikit kajian beberapa ayat tarbiyah ini bisa mencerahkan. Aamiin, In syaa Allah :)
Makalah Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Putra
At-tawaabi’ secara bahasa adalah bentuk plural dari At-taabi’, yaitu isim faa’il dari taba’a-yatba’u yang berarti yang mengikuti. Sedangkan secara istilah tawaabi’ (lafadz yang mengikuti) adalah isim yang mengikuti i’rab lafadz sebelumnya secara mutlak.
At-tawabi terbagi menjadi empat macam, yaitu: na’tun (نَعْتٌ), ‘athfun (عَطْفٌ), taukiidun (تَوْكِيْدٌ), dan badlun (بَدْلٌ).
Na’tu (نَعْتٌ) secara bahasa berarti sifat. Jamaknya adalah nu’uutun (نَعُوتٌ), sedangkan sinonimnya adalah shifatun (صفة). Secara istilah na’at atau disebut juga shifat adalah isim yang mengikuti isim yang lain dengan fungsi untuk menjelaskan sifat dari isim sebelumnya. Na’at atau sifat wajib mengikuti mausufnya dalam empat hal, (1) i’rab, (2) mudzakkar dan muannats, (3) ma’rifat dan nakirah, dan (4) mufrad, mutsanna dan jama’.
Secara bahasa athaf berarti condong atau cenderung. Sedangkan secara istilah athaf adalah isim yang mengikuti isim lainnya dengan perantara huruf athaf. Adapun huruf-huruf athaf itu adalah: (1) وَ = dan (2) ف = maka (3) ثم = kemudian (4) أو = atau (5) أم = ataukah (6) حتى = sehingga (7) لكن = tetapi (8) لا = tidak (9) بل= melainkan. Ketika ma’thuf dihubungkan pada ma’thuf ‘alaih dengan huruf athaf maka i’rabnya mengikuti i’rabnya ma’thuf ‘alaih. Huruf athaf berfungsi bukan saja mangatafkan isim kepada isim, tetapi juga berlaku dalam mengathafkan fi’il kepada fi’il.
Badal secara bahasa berarti merubah atau mengganti. Sedangkan secara istilah badal adalah isim yang mengikuti isim lain dan berfungsi untuk menggantikan mubdal minhu (yang digantikannya). Badal terbagi menjadi empat macam, yaitu badal syai minasysyai atau badal kul minal kul, badal ba’dh minal kul, badal isytimal, dan badal ghalath.
Taukid secara bahasa adalah mengokohkan dan menguatkan. Taukid adalah isim yang mengikuti isim lain yang berfungsi untuk menguatkan arti (pengeras arti) dan menghilangkan keraguan si pendengar. Taukid itu mengikuti muakkad dalam lafazh, nashab, khafadh dan ma’rifatnya. Taukid terbagi kepada dua bagian, yaitu lafzhi dan ma’nawi. Taukid lafzhi, yaitu taukid yang lafazhnya diulangi sebanyak dua atau tiga kali, baik isim atau fi’il, atau taukid dengan mengulang lafazh muakkad atau lafazh lain. Sedangkan taukid ma’nawi, yaitu taukid dengan menggunakan lafazh tertentu, diantaranya: النَّفْسُ الْعَيْنُ كُلُّ أَجْمَعُ كِلَا كِلْتَ dan kata-kata yang mengikuti أَجْمَعُ, yaitu اكتمع ابتع ابصع.
Metadata describes other data. It provides information about a certain item's content. For example, an image may include metadata that describes how large the picture is, the color depth, the image resolution, when the image was created, and other data. A text document's metadata may contain information about how long the document is, who the author is, when the document was written, and a short summary of the document.
Web pages often include metadata in the form of meta tags. Description and keywords meta tags are commonly used to describe the Web page's content. Most search engines use this data when adding pages to their search index.
what about Quranic data?
Disini dijelaskan secara global mengenai kandungan surat Al Alaq 1-8 dari berbagai mufasir. seperti tafsir Al-mishbah, Ibn Katsir, Al Maraghi, dsb. oleh kami diusahakan menggunakan diksi yang mudah dimengerti oleh pembaca. selain itu makalah ini sudah pernah di uji sebelumnya
mengetahui fenomena pengulangan ayat dan kata dalam al quran dapat dengan mudah dilakukan dengan qsoft. sila unduh di www.elra.or.id untuk qsoft v.7.05
2. TADABBUR dan TAFAKKUR
Berusaha memahami suatu kata atau ayat
dalam al Quran melalui tadabur akan
menimbulkan banyak pengetahuan dan
hikmah, salah satu hikmahnya adalah
munculnya suatu pertanyaan yang
jawabannya akan terdapat pada kata atau
ayat selanjutnya.
3. TADABBUR
Pertanyaan yang muncul karena adanya
suatu pengetahuan terhadap suatu kata /
ayat, adalah bekal untuk memahami kata
atau ayat yang muncul berikutnya.
4. TAFAKKUR
Pertanyaan yang berbobot terhadap suatu
ayat hanya akan muncul dari orang berilmu,
semakin tinggi ilmu yang dimilikinya,
semakin berbobot pula jawaban yang akan
dia temukan pada kata atau ayat berikutnya.
5. MENGAMALKAN = MENGHAFAL
Jadi bukanlah hal yang mengherankan
apabila para sahabat Ra mencukupkan diri
untuk hanya menghafalkan sepuluh ayat saja,
dan tidak beranjak dari 10 ayat tersebut
sebelum mereka memahami dan
mengamalkannya.
6. Jadi, jangan tergesa-gesa untuk
menghafalkan lebih dari 10 ayat sebelum
anda memahami dan mengamalkannya.
7. MARI IQRA’
Andaikata pemahaman diatas adalah benar,
maka yang Rasulullah saw maksud bahwa
yang lebih utama diantara umatnya adalah
mereka yang hafalan Al Qurannya paling
banyak, harus dipahami sebagai "tidak
sekedar hafal" tapi juga paham akan makna
dan sudah teramalkan.
Wallaahu 'alam bish-shawab
8. QSOFT data base Al-Qur’an
"database adalah suatu basis data yang dari data
tersebut penggunanya dapat mengambil
informasi2 yang diinginkan.
Semakin baik penyusunan suatu basis data,
semakin banyak informasi yang dapat digali.
Semakin lengkap informasi yang didapat,
semakin berkwalitas kesimpulan yang didapat
semakin baik kesimpulan yang diambil, semakin
mudah menentukan strategi
semakin baik strategi yang dibuat, semakin
menjanjikan hasil yang bermutu
10. META DATA
Masalahnya sekarang adalah bagaimana cara
menyusun Al Quran secara database?
Bentuk database biasanya terdiri dari
beberapa tabel (sebuah tabel biasanya berisi
kumpulan data tertentu yang mempunyai
kesamaan tertentu pula)
11. Al Quran sendiri dapat dibagi dalam beberapa
tabel : tabel Juz, tabel tempat turun, tabel surat,
tabel ayat, tabel kata, tabel master huruf,dan
tabel huruf.
Setelah berkutat sekian lama menyusun tabel-
tabel tersebut diatas, cukup lama saya
mempertimbangkan seperti apa sebaiknya
database Quran ini disajikan sehingga saya
dapat mengambil informasi yang tersembunyi
dalam 6236 ayat, 77.853 kata dan ratusan ribu
huruf.
12. Story continue….
Saya berusaha mengumpulkan sebanyak
mungkin alternatif tehnik penyajian, sampai
suatu ketika saya mendapat ilham setelah
memperhatikan wahyu yang pertama
diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah
saw, yaitu surat al Alaq ayat 1-5 dimana ayat
pertamanya seakan-akan menjadi jawaban
atas pencarian saya.
13. Iqra' bi-ismi rabbika alladzii khalaq(a)
yang terjemahan umumnya adalah :
Bacalah dengan (menyebut) namaTuhanmu
Yang menciptakan,
menurut M. Quraish shihab dalam tafsirnya,
kata Iqra berasal dari kata qara'a yang berarti
menghimpun.
14. Saya lalu berkata pada diri saya sendiri, apakah
ini adalah petunjuk bahwa langkah awal / kunci
dalam menyusun Al Quran secara database itu
haruslah dimulai dengan ""menghimpunnya
berdasarkan nama-nama Allah yang
menciptakan Quran itu sendiri?"" lalu seiring
dengan dibacanya ayat ayat berikutnya dari
wahyu pertama tersebut pertanyaaan-
pertanyaan lain yang muncul di kepala sayapun
mengalir dengan deras begitu saja .
15. Saya perlu menahan diri untuk tidak tergesa-
gesa mengambil kesimpulan bahwa Al ‘Alaq
ayat 1-5 ini adalah jawaban dan petunjuk dari
Allah SWT terhadap pertanyaan saya.Tetapi
karena saya tidak/belum mendapati alternatif
yang lebih baik maka akhirnya saya putuskan
bahwa saya akan segera mulai menghimpun
data base Al Quran ini berdasarkan nama-
nama Allah SWT yang berjumlah 99 itu.
16. STEPPING STONE
Langkah selanjutnya adalah menginventarisir apa saja yang
harus saya siapkan untuk itu, al:
Buku-buku yang membahas Asmaul Husna
secara lengkap dan mendalam.
Membuat field baru pada tabel ayat sehingga dapat
dikaitkan ke dalam tabel asmaul husna
mengkaitkan setiap ayat pada tabel ayat kepada tabel
asmaul husna (one to many) berdasarkan isi maksud teks
ayat tersebut secara harfiah, tidak akan cukup waktu
1000 tahun pun apabila saya sendirian mencoba
mengkaitkan arti teksnya tidak secara harfiah.
hal-hal lain akan saya tentukan sambil berjalan setelah
pemahaman saya mengenai asmaul husna bertambah."
17. IQRA’
Iqra adalah perintah untuk menghimpun, dari himpunan paling
sederhana : menghimpun huruf menjadi kata, menghimpun kata
menjadi kalimat, menghimpun kalimat menjadi ayat,selanjutnya
menghimpunnya kedalam sebuah mushaf dan menghimpunnya
pada bibir sebagai bacaan.
Lebih daripada itu adalah menghimpun cahaya dari ayat ayat
tersebut kedalam hati (sebagai "Iman") menghimpun petunjuk-
petunjuk-Nya kedalam akal (sebagai "Ilmu") dan menghimpun
keduanya kedalam perbuatan (sebagai "Amal") yang bermanfaat
bagi sebanyak mungkin makhluk.
Semakin dalam iman dan ilmu seseorang, semakin dalam dan
beragamlah himpunan petunjuk Al Quran yang dapat dia
kumpulkan, semakin besar pula kesempatan dia untuk beramal.
muncullah pertanyaan: "Bagaimana cara menghimpun yang
paling Efektif?"
18. BI(I)SMI RABBIKA
Himpunlah berdasarkan NamaTuhan
Pemeliharamu.
Menyadari adanya PemeliharaanTuhan terhadap
dirimu akan menjadi bekal utama dalam
menghimpun amal. tentu saja, kata"pemelihara"
masih jauh muatannya dibandingkan dengan kata
"Rabb" yang didalamnya terdapat pula unsur-unsur
"penciptaan", "pengawasan", "pengembangan" dst.
Hanya Allah swt yang lebih mengetahui keluasan
makna setiap kalimat-Nya.
muncul pertanyaan : "bagaimana cara
meningkatkan kesadaran adanya pemeliharaan
tersebut?"
19. bi(i)smi rabbika ALLADZII
KHALAQ(A)
Lihatlah ciptaan-ciptaan-Nya yang ada pada
diri dan disekelilingmu.
muncul pertanyaan : "banyak sekali hal-hal
yang Allah swt ciptakan,apa yang sebaiknya
kita pelajari terlebih dahulu?"
20. KHALAQA AL-INSAANA MIN
'ALAQ(IN)
Pelajarilah secara fisik bagaimana terjadinya
penciptaan manusia, carilah bukti empiris
adanya pemeliharaan tersebut.
21. IQRA' WARABBUKA AL-AKRAM(U)
Himpunlah pelajaran-pelajaran dan bukti-
bukti tersebut, maka seiring dengan itu akan
engkau sadari betapa Agung, betapa Mulia,
betapa Besar, betapa Pemurahnya Tuhan
Pemeliharamu.
Kemampuan melihat KebesaranTuhan akan
berjalan seiring dengan bertambahnya iman,
ilmu dan amal yang engkau himpun