Dokumen tersebut membahas tentang publikasi karya tulis ilmiah, yang merupakan proses menyebarkan hasil penelitian kepada publik melalui berbagai media seperti buku, jurnal, atau artikel. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses penulisan dan pemasaran karya tulis ilmiah beserta persyaratan yang dibutuhkan agar karya tersebut dapat diterbitkan.
Materi ini disampaikan pada Diklat Pranata Humas Tingkat Terampil di Pusdiklat Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kelapa Dua Jakarta Barat, 22 dan 23 April 2016.
2. Publikasi
Karya Tulis
Ilmiah
suatu proses mengkomunikasikan tulisan
kepada pembaca atau orang lain. Bentuk
dari publikasi bermacam-macam,
tergantung pada penulis. Medianya dapat
berupa buku, surat kabar, jurnal,
majalah ataupun yang lainnya
suatu karya yang dibuat oleh seseorang
berdasarkan penelitian yang bersifat
ilmiah, yang dapat dibuktikan
keilmiahannya
Publikasi
Karya Tulis
Ilmiah
suatu karya yang dibuat oleh seseorang
berdasarkan penelitian yang bersifat
ilmiah, yang dapat dibuktikan
keilmiahannya
3. PUBLIKASI
Menulis karya publikasi atau karya tulis pada intinya
adalah memasarkan dan menjual kepada publik mengenai
segala sesuatu yang terkait dengan bidang yang tertulis. Di
samping itu, menyusun karya publikasi ilmiah adalah menata
gagasan dan temuan untuk dinikmati pembaca. Gagasan atau
temuan itu memiliki nilai sosial, ekonomi, dan kemanusiaan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Publikasi karya tulis ilmiah dan sejenisnya dapat
disajikan dalam bentuk buku, artikel ilmiah, artikel online, atau
dikemas dalam bentuk sebuah karya ilmiah populer.
4. Di dalam Publikasi karya tulis ilmiah terkandung proses-proses yang
meliputi:
Pengembangan teks tulisan.
Memasarkan pengalaman, pengetahuan, dan produk teknologi.
Ekspresi atas verifikasi focus yang ditulis
Jembatan antara produk pemikiran dan teoretik dengan operasi-
operasi komponensial.
Pemecahan masalah yang berkaitan dengan subtansi dan fokus
tulisan.
Memfasilitasi rekontekstualisasi pengalaman dan pengetahuan atau
produk teknologi yang dihasilkan.
Proses hubungan transformasional sesama pakar atau kelompok
peminat.
5. Memasarkan Karya Tulis
Ilmiah
Dalam menawarkan naskah ke penerbit penulis harus
telaten dalam menawarkan naskah dari satu penerbit ke
penerbit lain, berarti penulis akan mendapat relasi yang
banyak dan minimal nama penulis telah dikenal beberapa
penerbit. Ini sebenarnya suatu modal untuk menawarkan
naskah lain. Cuma yang terjadi bahwa penulis (terutama
pemula) mudah putus asa apabila naskahnya ditolak. Penulis
yang telah berpengalaman berpendapat bahwa penolakan
naskah itu merupakan hal yang biasa. Naskah yang ditolak
itu belum tentu jelek. Hanya naskah itu belum pas dengan
visi dan misi penerbit.
Dalam menawarkan naskah untuk media massa,
penulis harus memperhatikan visi media tersebut. Dengan
memahami visi media tersebut, penulis bisa memahami arah
redaktur yang menginginkan jenis naskah tertentu. Masing-
masing media memiliki visi yang berbeda karena setiap
media massa memiliki segmen pembaca yang berbeda.
6. Kelengkapan Naskah
Pada dasarnya naskah yang dikirim ke penerbit atau redaksi itu hendaknya:
1. Diketik yang rapi dengan komputer, huruf Times New Roman 12 pada kertas kuarto
dobel spasi.
2. Dalam penawaran/pengiriman print out, hendaknya disertai disket atau CD. Untuk
buku sebaiknya disertai CD agar mudah dalam prosesnya.
3. Masukkan amplop besar, beri alamat penerbit buku, redaksi yang jelas dan nama
pengirim yang lengkap (nama, gelar, alamat rumah, alamat kantor, nomor
telepon/HP, nomor fax dan lainnya untuk memudahkan komunikasi selanjutnya).
4. Lengkapi dengan surat pengantar. Apabila ada hendak ditulis biodata lengkap dan
lebih baik apabila telah punya buku yang telah diterbitkan. Daftar buku itu dapat
dicantumkan pada biodata. Lebih baik lagi apabila buku-buku itu dibawa ketika
menawarkan naskah bukuke penerbit-penerbit. Sebab penerbit memerlukan bukti
buku yang telah diterbitkan. Cara ini akan lebih meyakinkan penerbit terhadap
eksistensi penulis.
5. Lengkapi dengan fotocopy identitas diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa, kartu pegawai,
dll).
6. Apabila naskah itu berupa resensi,maka sebaiknya disertai fotocopy sampul buku,
judul buku, dan daftar isi buku. Lebih baik apabila halaman dan judul buku discan
agar hasilnya lebih bagus.
7. Apabila naskah buku itu berupa terjemahan, maka harus disertakan buku aslinya.
Lebih baik apabila telah ada ijin terjemahan dari penulis asli atau pihak penerbit
asli.
7. Beberapa Alasan Penolakan Karya Tulis
Ilmiah
Beberapa alasan mengapa suatu naskah belum bisa
diterbitkan memang ada beberapa kemungkinan,
antara lain:
1. Mengandung hal-hal yang terlarang
2. Sering muncul tema serupa
3. Kalimatnya berbelit-belit dan terlalu panjang
4. Pemilihan kata kurang tepat
5. Isi naskah tidak utuh
6. Tulisan tidak sistematis
7. Tidak memperhatikan perangkat kebahasaan
8. Menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang bermanfaat, selain
mampu mengeksplor kemampuan akal kita, mencerdaskan publik,
menullis karya tulis juga kegiatan yang bersifat ekonomis. Apakah
tulisan yang dimuat ada honornya? Tentu saja ada. Berdasarkan
pengalaman pribadi dari Bapak Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, Ph.
D penulis buku Mahir Menulis, beberapa kali beliau diundang seminar
karena panitia/menteri/pejabat membaca artikelnya yang dimuat
dimedia massa. Artinya artikel adalah media komunikasi ide dan diri
anda. Pada The Jakarta Post (artikel bahsa Inggris), misalnya, pada
tahun 2012 tulisan yang dimuat dihargai Rp. 750.000,00. Sementara itu
di Kompas dan Jawa Pos, masing-masing sebesar Rp 450.000,00 dan
Rp 500.000,00 bahkan Rp. 1.000.000,00 untuk penulis yang terkenal.
Ketiga koran ini adalah koran yang memberikan honor terbesar.
Sementara itu, koran nasional lain seperti Media Indonesia, Suara
Pembaruan, Suara Karya, dan koran-koran di daerah Jawa
memberikan honor rata-rata Rp 300.000 sampai Rp 1.000.000