SlideShare a Scribd company logo
Ptriasis Rosea
Dody Tirtayansyah (21360132)
Muhtarom annaji (21360316)
Nur Alam Virdaus S (21360318)
Preseptor: dr. Arif Effendi, Sp.KK
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG 2022
No. RM
Nama
: 164182
: An.D
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 13-01-2014
Umur
Status perkawinan
: 8 tahun
: -
Agama : Islam
Pekerjaan
Ruangan
: -
: Poli klinik
Tgl pemeriksaan
: 19 februari 2022
Identitas Pasien
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gatal di seluruh badan sejak 2 hari yang lalu .
Keluhan Tambahan
Gatal di perberat saat cuaca panas.
Riwayat Penyakit
Di rumah ada yang terkena gatal, 1 bulan yang lalu berobat di
puskesmas tidak ada perubahan (cetirizine,obat topical).
Gambaran Klinis Dermatologis
Lokasi : Paha dan Punggung
Inspeksi : herarld patch,eritema, dan skuama halus di pinggir
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik, tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda tanda vital
Tekanan Darah : -
Nadi : 83x/ menit
Suhu : 36,4
Pernafasan : 20x/menit
Status Generalisata
Tangan :DBN
Mata :DBN
Hidung :Sekret (-) Darah (-)
Telinga :DBN
Mulut :DBN
Leher:Pembesaran KGB (-)
Kepala :Simetris
Thorax & Abdomen:DBN
Ekstremitas bawah : Lesi
DIAGNOSIS BANDING
Ptyriasis Rosea
Tinea Corporis Dermatitis Numularis
DIAGNOSIS KERJA
Ptyriasis
Rosea
TATALAKSANA
Non-medikamentosa :
-
Medikamentosa :
- Desoximetasone cr 1 pcs
- Carmed 10% Cream 1 pcs
- Cetrizine Syt 1 Botol
- Dup 3cc Terumo 1 pcs
Quo Ad Vitam
Ad bonam
Quo Ad functionam
Ad Bonam
Quo Ad Sanationam
Ad bonam
Prognosis
Quo Ad Cosmetica
Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Ptyriasis Rosea
Definisi
 Definisi Pitiriasis rosea adalah suatu kelainan kulit akut yang diawali dengan timbulnya
makula/plak soliter berwarna merah muda dengan skuama halus (“herald patch”),
kemudian dalam beberapa hari sampai beberapa minggu timbul lesi serupa dengan
ukuran lebih kecil di badan dan ekstremitas proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit
(christmas tree pattern).
Epidemiologi
 Pitiriasis rosea didapati pada umur, terutama antara 15-40 tahun, jarang pada usia
kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65 tahun. Rasio perempuan dan laki-laki adalah 1: 5
1
5
Etiologi
 Penyebab terjadinya pitiriasis rosea masih belum diketahui, walaupun sudah
dikemukakan beberapa dugaan penyebab timbulnya penyakit ini. Sudah lama
dipikirkanbahwa virus sebagai penyebab timbulnya penyakit ini, karena adanya gejala
prodromal yangbiasa muncul pada infeksi virus bersamaan dengan munculnya bercak
kemerahan di kulit. Human herpes virus 7 telah dikemukakan sebagai penyebabnya,
namun beberapa penelitiantelah gagal menunjukkan bukti-bukti yang
meyakinkan.6Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini terfokus pada peranan HHV-6
dan HHV-7 pada pitiriasis rosea. Dalam suatupenelitian, partikel HHV telah terdeteksi
pada 70% pasien penderita pitiriasis rosea. Partikel-partikel virus ini ditemukan dalam
jumlah banyak diantara serat-serat kolagen dan pembuluh-pembuluh darah pada lapisan
dermis atas dan bawah. Partikel virus ini juga berada selang-seling diantara keratinosit
dekat dengan perbatasan dermal-epidermal.
Gejala Klinisnya
 Kurang lebih pada 20-50% kasus, bercak merah pada pitiriasis rosea didahului dengan
munculnya gejala mirip infeksi virus seperti gangguan traktus respiratorius bagian atas
atau gangguan gastrointestinal.
 gejala prodormal berupa sakit kepala, rasa tidak nyaman di saluran pencernaan, demam,
malaise, dan artralgia
 Lesi utama yang paling umum ialah munculnya lesi soliter berupa makula eritem atau
papul eritem pada batang tubuh atau leher, Lesi yang pertama muncul ini disebut
dengan Herald patch/Mother plaque/Medalion
 Gatal ringan-sedang dapat dirasakan penderita, biasanya saat timbul gejala
Pemeriksaan Penunjang
 1. Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang khusus.
 2. Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai diagnosis
banding.
 3. Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan pada kasus yang tidak dapat ditegakkan
berdasarkan gambaran klinis.
Diagnosa Banding
 Dermatitis Numularis
Gambaran lesinya berbentuk seperti koin dengan skuama yang dapat menyerupai
pitiriasis rosea. Namun tidak terdapat koleret dan predileksi tempatnya pada tungkai,
daerah yang biasanya jarang terdapat lesi pada pitiriasis rosea.
 Tinea Corporis
Herald patch atau bercak yang besar pada pitiriasis rosea dapat menyerupai
tinea corporis. Tinea corporis juga memiliki lesi papuloeritemaskuamosa yang
bentuknya anular, dengan skuama, dan central healing.6 Namun pada tepinya bisa
terdapat papul, pustul, skuama, atau vesikel. Bagian tepi lesi yang lebih aktif pada
infeksi jamur ini menunjukkan adanya hifa pada pemeriksaan sitologi atau pada
kultur, yang membedakannya dengan pitiriasis rosea. Tinea corporis jarang menyebar
luas pada tubuh.
Diagnosis
 Diagnosa pitiriasis rosea ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Anamnesa harus bisa memberikan informasi yang berkenaan dengan munculnya erupsi
kulit pertama kali dan pengobatan apa saja yang sudah dilakukan oleh pasien. Informasi
mengenai gejala prodormal atau infeksi traktus respiratorius bagian atas harus bisa
didiapatkan. Pada pemeriksaan fisik harus didapatkan adanya erupsi kulit berupa
papiloeritroskuamosa. Pada pemeriksaan klinis minimal terdapat dua lesi dari tiga
kriteria di bawah ini:
•Makula berbentuk oval atau sirkuler.
•Skuama menutupi hampir semua lesi.
•Terdapatnya koleret pada tepi lesi dengan bagian tengah yang lebih tenang.
Penatalaksanaan
 Non Medikamentosa
-
 Medikamentosa
1. Topikal
Bila gatal sangat mengganggu:
Larutan anti pruritus seperti calamine lotion.
Kortikosteroid topikal.
2. Sistemik
Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti setirizin 1x10 mg per hari
Kortikosteroid sistemik.
Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari.
Asiklovir1,4 3x400 mg/hari per oral selama 7 hari6 diindikasikan sebagai terapi pada awal perjalanan
penyakit yang disertai flu-like symptoms atau keterlibatan kulit yang luas.
Dapat pula dilakukan fototerapi: narrowband ultraviolet B (NB-UVB) dengan dosis tetap sebesar 250 mJ/cm²
3 kali seminggu selama 4 minggu.
Prognosa
 Pitiriasis rosea merupakan penyakit akut yang bersifat self limiting illnes yang akan
menghilang dalam waktu kurang lebih 6 minggu. Namun pada beberapa kasus dapat
juga bertahan hingga 3-5 bulan. Dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas. Relaps dan
rekuren jarang ditemukan

More Related Content

What's hot

Presentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonsonPresentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonson
Sri Wahyuni Badjuka
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
Riesti Roiito
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonKindal
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
pjj_kemenkes
 
P-drug Skabies
P-drug SkabiesP-drug Skabies
P-drug Skabies
DVP Nugroho
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
Usqi Krizdiana
 
Jurnal keperawatan medikal bedah
Jurnal  keperawatan medikal bedahJurnal  keperawatan medikal bedah
Jurnal keperawatan medikal bedah
Operator Warnet Vast Raha
 
Pyoderma ganggrenosum
Pyoderma ganggrenosumPyoderma ganggrenosum
Pyoderma ganggrenosum
Sam Goufu
 

What's hot (8)

Presentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonsonPresentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonson
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnson
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
P-drug Skabies
P-drug SkabiesP-drug Skabies
P-drug Skabies
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Jurnal keperawatan medikal bedah
Jurnal  keperawatan medikal bedahJurnal  keperawatan medikal bedah
Jurnal keperawatan medikal bedah
 
Pyoderma ganggrenosum
Pyoderma ganggrenosumPyoderma ganggrenosum
Pyoderma ganggrenosum
 

Similar to Ptriasis rosea

206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
homeworkping7
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
Mikhael_Theofanimia
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
AdindaAnnisari
 
Presentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptx
Presentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptxPresentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptx
Presentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptx
GaluhPuspaAyuWigansa
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
ShintaDinyanti1
 
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptxLAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
yaumilagisna
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
Hury Tinus
 
varicella zooster
varicella zooster varicella zooster
varicella zooster
Erika Sthefanny
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
mertayasa
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
NoorHikmah11
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
ery putra
 
Decil
DecilDecil
Decil
DecilDecil
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Fransiska Oktafiani
 
Telaah kasus misetoma
Telaah kasus misetomaTelaah kasus misetoma
Telaah kasus misetoma
NiPutri2
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
promkespkmpangalenga
 
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutPenyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Operator Warnet Vast Raha
 
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).pptppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
WahyudiBambangSukoco1
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Adra10
 

Similar to Ptriasis rosea (20)

206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Presentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptx
Presentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptxPresentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptx
Presentasi Lapsus HIV AIDS internship.pptx
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
 
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptxLAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
 
varicella zooster
varicella zooster varicella zooster
varicella zooster
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Decil
DecilDecil
Decil
 
Decil
DecilDecil
Decil
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
 
Telaah kasus misetoma
Telaah kasus misetomaTelaah kasus misetoma
Telaah kasus misetoma
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutPenyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
 
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).pptppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdfPANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
MayaSiswindari
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
adityanoor64
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
ssuseraf5f2e
 
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docxRubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
EndangSetyorini6
 
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdfLAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
kompdua2
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
BOWLNChannel
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
ShintaKurniawatiSs
 
Materi pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdf
Materi pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdfMateri pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdf
Materi pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdf
yukaardiansyah921
 
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.pptEpidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
yuanitaclara1
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
AyuniDwiLestari
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdfPANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docxRubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
 
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdfLAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
 
Materi pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdf
Materi pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdfMateri pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdf
Materi pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih 2024.pdf
 
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.pptEpidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Fisika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 

Ptriasis rosea

  • 1. Ptriasis Rosea Dody Tirtayansyah (21360132) Muhtarom annaji (21360316) Nur Alam Virdaus S (21360318) Preseptor: dr. Arif Effendi, Sp.KK KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2022
  • 2. No. RM Nama : 164182 : An.D Jenis kelamin : Perempuan Tanggal lahir : 13-01-2014 Umur Status perkawinan : 8 tahun : - Agama : Islam Pekerjaan Ruangan : - : Poli klinik Tgl pemeriksaan : 19 februari 2022 Identitas Pasien
  • 3. ANAMNESIS Keluhan Utama Gatal di seluruh badan sejak 2 hari yang lalu . Keluhan Tambahan Gatal di perberat saat cuaca panas. Riwayat Penyakit Di rumah ada yang terkena gatal, 1 bulan yang lalu berobat di puskesmas tidak ada perubahan (cetirizine,obat topical).
  • 4. Gambaran Klinis Dermatologis Lokasi : Paha dan Punggung Inspeksi : herarld patch,eritema, dan skuama halus di pinggir
  • 5. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Baik, tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tanda tanda vital Tekanan Darah : - Nadi : 83x/ menit Suhu : 36,4 Pernafasan : 20x/menit Status Generalisata Tangan :DBN Mata :DBN Hidung :Sekret (-) Darah (-) Telinga :DBN Mulut :DBN Leher:Pembesaran KGB (-) Kepala :Simetris Thorax & Abdomen:DBN Ekstremitas bawah : Lesi
  • 6. DIAGNOSIS BANDING Ptyriasis Rosea Tinea Corporis Dermatitis Numularis
  • 8. TATALAKSANA Non-medikamentosa : - Medikamentosa : - Desoximetasone cr 1 pcs - Carmed 10% Cream 1 pcs - Cetrizine Syt 1 Botol - Dup 3cc Terumo 1 pcs
  • 9. Quo Ad Vitam Ad bonam Quo Ad functionam Ad Bonam Quo Ad Sanationam Ad bonam Prognosis Quo Ad Cosmetica Ad Bonam
  • 11. Definisi  Definisi Pitiriasis rosea adalah suatu kelainan kulit akut yang diawali dengan timbulnya makula/plak soliter berwarna merah muda dengan skuama halus (“herald patch”), kemudian dalam beberapa hari sampai beberapa minggu timbul lesi serupa dengan ukuran lebih kecil di badan dan ekstremitas proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit (christmas tree pattern).
  • 12. Epidemiologi  Pitiriasis rosea didapati pada umur, terutama antara 15-40 tahun, jarang pada usia kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65 tahun. Rasio perempuan dan laki-laki adalah 1: 5 1 5
  • 13. Etiologi  Penyebab terjadinya pitiriasis rosea masih belum diketahui, walaupun sudah dikemukakan beberapa dugaan penyebab timbulnya penyakit ini. Sudah lama dipikirkanbahwa virus sebagai penyebab timbulnya penyakit ini, karena adanya gejala prodromal yangbiasa muncul pada infeksi virus bersamaan dengan munculnya bercak kemerahan di kulit. Human herpes virus 7 telah dikemukakan sebagai penyebabnya, namun beberapa penelitiantelah gagal menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan.6Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini terfokus pada peranan HHV-6 dan HHV-7 pada pitiriasis rosea. Dalam suatupenelitian, partikel HHV telah terdeteksi pada 70% pasien penderita pitiriasis rosea. Partikel-partikel virus ini ditemukan dalam jumlah banyak diantara serat-serat kolagen dan pembuluh-pembuluh darah pada lapisan dermis atas dan bawah. Partikel virus ini juga berada selang-seling diantara keratinosit dekat dengan perbatasan dermal-epidermal.
  • 14. Gejala Klinisnya  Kurang lebih pada 20-50% kasus, bercak merah pada pitiriasis rosea didahului dengan munculnya gejala mirip infeksi virus seperti gangguan traktus respiratorius bagian atas atau gangguan gastrointestinal.  gejala prodormal berupa sakit kepala, rasa tidak nyaman di saluran pencernaan, demam, malaise, dan artralgia  Lesi utama yang paling umum ialah munculnya lesi soliter berupa makula eritem atau papul eritem pada batang tubuh atau leher, Lesi yang pertama muncul ini disebut dengan Herald patch/Mother plaque/Medalion  Gatal ringan-sedang dapat dirasakan penderita, biasanya saat timbul gejala
  • 15. Pemeriksaan Penunjang  1. Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang khusus.  2. Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai diagnosis banding.  3. Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan pada kasus yang tidak dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis.
  • 16. Diagnosa Banding  Dermatitis Numularis Gambaran lesinya berbentuk seperti koin dengan skuama yang dapat menyerupai pitiriasis rosea. Namun tidak terdapat koleret dan predileksi tempatnya pada tungkai, daerah yang biasanya jarang terdapat lesi pada pitiriasis rosea.  Tinea Corporis Herald patch atau bercak yang besar pada pitiriasis rosea dapat menyerupai tinea corporis. Tinea corporis juga memiliki lesi papuloeritemaskuamosa yang bentuknya anular, dengan skuama, dan central healing.6 Namun pada tepinya bisa terdapat papul, pustul, skuama, atau vesikel. Bagian tepi lesi yang lebih aktif pada infeksi jamur ini menunjukkan adanya hifa pada pemeriksaan sitologi atau pada kultur, yang membedakannya dengan pitiriasis rosea. Tinea corporis jarang menyebar luas pada tubuh.
  • 17. Diagnosis  Diagnosa pitiriasis rosea ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Anamnesa harus bisa memberikan informasi yang berkenaan dengan munculnya erupsi kulit pertama kali dan pengobatan apa saja yang sudah dilakukan oleh pasien. Informasi mengenai gejala prodormal atau infeksi traktus respiratorius bagian atas harus bisa didiapatkan. Pada pemeriksaan fisik harus didapatkan adanya erupsi kulit berupa papiloeritroskuamosa. Pada pemeriksaan klinis minimal terdapat dua lesi dari tiga kriteria di bawah ini: •Makula berbentuk oval atau sirkuler. •Skuama menutupi hampir semua lesi. •Terdapatnya koleret pada tepi lesi dengan bagian tengah yang lebih tenang.
  • 18. Penatalaksanaan  Non Medikamentosa -  Medikamentosa 1. Topikal Bila gatal sangat mengganggu: Larutan anti pruritus seperti calamine lotion. Kortikosteroid topikal. 2. Sistemik Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti setirizin 1x10 mg per hari Kortikosteroid sistemik. Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari. Asiklovir1,4 3x400 mg/hari per oral selama 7 hari6 diindikasikan sebagai terapi pada awal perjalanan penyakit yang disertai flu-like symptoms atau keterlibatan kulit yang luas. Dapat pula dilakukan fototerapi: narrowband ultraviolet B (NB-UVB) dengan dosis tetap sebesar 250 mJ/cm² 3 kali seminggu selama 4 minggu.
  • 19. Prognosa  Pitiriasis rosea merupakan penyakit akut yang bersifat self limiting illnes yang akan menghilang dalam waktu kurang lebih 6 minggu. Namun pada beberapa kasus dapat juga bertahan hingga 3-5 bulan. Dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas. Relaps dan rekuren jarang ditemukan