2. I. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI PSAK NO 1 (R2009)
Ruang Lingkup
Seluruh entitas wajib menerapkan PSAK No 1 (R2009) : Penyajian
Laporan Keuangan, sejak 1 Januari 2011. Kalimat seluruh entitas
dimaksudkan untuk seluruh bentuk entitas kecualiorganisasi sektor
publik karena patuh dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
entitas yang ekuitasnya bukan dalam bentuk modal seperti
Koperasikarena patuh dengan PSAK No 27: Akuntansi Perkoperasian-
--tanggal 23 Oktober 2010 telah keluar ED PPSAK No 8 mengenai
Pencabutan PSAK No 27 (bandingkan dengan IAS No 1 R2009,
penerapan IAS No 1 berlaku untuk seluruh entitas baik entitas profit
oriented maupun non profit oriented termasuk organisasi publik atau
privat dan entitas yang ekuitasnya tidak terdiri atas modal seperti
co-operative entities-dengan modifikasi dalam penyajian LK).Menurut
ED PPSAK No 8, permodalan entitas koperasi masih berupa pilihan
termasuk sebagai modal atau liabilitas.
Selain koperasi, entitas lain yang tidak memiliki ekuitas adalah reksa
dana, PSAK No 1 R2009 menghendaki entitas tersebut menyajikan
laporan keuangannya untuk kepentingan peserta atau pemegang unit
(bandingkan dengan IAS No 1 R2009, yang juga mensyaratkan
entitas dengan mutual fund untuk menyajikan LK sesuai dengan
kepentingan pemegang unit).
Organisasi nirlaba sektor privat seperti Yayasan diatur tersendiri
sesuai PSAK No 45 : Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
(rencana berlaku 1 Januari 2012) dimana IAI telah menerbitkan ED
PSAK No 45 R2010 dimana intinya organisasi nirlaba sektor publik
(lembaga pemerintahan) wajib patuh terhadap PSAK No 45 R2010
ini.
Selain pembatasan ruang lingkup entitas, PSAK No 1 R2009 juga
tidak wajib diterapkan untuk penyajian LK Interim (R2010). Kalimat
tidak perlu dapat berarti entitas dipersilahkan untuk mengikuti PSAK
No 1 R2009 atau PSAK No3 R2010—intinya penyajian LK secara
ringkas.
Menurut PSAK No 1 R1998, ruang lingkup penerapan PSAK No 1
R1998 hanya untuk perusahaan berorientasi laba.
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 1
3. Dalam hal entitas yang mengkonsolidasikan entitas anak, maka baik
penyajian LK Konsolidasian dan LK Induk yang disajikan secara
tersendiri sesuai PSAK No 4 : LK Konsolidasian dan LK Tersendiri,
serta LK Entitas Anak maka penyajian LK wajib mematuhi PSAK No 1
R2009.
Tujuan LK
Untuk mencapai tujuan dari LK yakni : memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas untuk
pengambilan keputusan, serta sebagai pertanggungjawaban
manajemen, maka suatu LK menyajikan informasi sbb:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemiliki;
6. Arus kas
Ditambah dengan catatan atas laporan keuangan.
Informasi tersebut diatas, tersusun dalam suatu LK lengkap sebagai
berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan (neraca) pada akhir periode pelaporan;
kata neraca masih digunakan dalam PSAK ini untuk tujuan
sinkronisasi dengan penyebutan istilah LPK di peraturan-peraturan
regulator yang berlaku seperti : UU PPh.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
4. Laporan Arus Kas selama periode;
5. Catatan Atas Laporan Keuangan;
6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara restropektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas melakukan reklasifikasi
pos-pos dalam LK nya.
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 2
4. Penyajian diatas berbeda dengan PSAK No 1 R1998, dimana sesuai
PSAK No 1 R1998, selain perbedaan istilah, PSAK No 1 R1998
tidak menyajikan informasi mengenai :
a. kontribusi dan distribusi kepada pemilik baik yang tersaji pada
ekuitas maupun pada laporan laba rugi;
b. tidak ada kewajiban melakukan perbandingan awal periode
apabila terjadi : penyesuaian yang restropektif, penyajian
kembali, dan reklasifikasi atas pos-pos LK.
Tanggung Jawab atas LK
Paragraf tanggung jawab ini merupakan tambahan dalam PSAK No 1
R2009 (bandingkan dengan IAS No 1 R2009 yang tidak menyebutkan
paragraf tanggung jawab).
Penyajian Wajar LK dan Kepatuhan menurut PSAK No 1 R2009
PSAK No 1 ini memberikan syarat penyajian wajar sebagai berikut :
“Penyajian jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi
sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas,
pendapatan, dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)”.
Penyajian “patuh” terhadap SAK (PSAK dan ISAK) tanpa kecuali
wajib disajikan dalam catatan atas LK. Sebagai tambahan, PSAK No
1 R2009 ini menambahkan kalimat “serta peraturan regulator pasar
modal untuk entitas dibawah pengawasannya (e.g. Perseroan yang
telah listing di Bursa).
PSAK No 1 R1998 tidak menyebutkan ukuran kewajaran dan
kewajiban pengungkapan kepatuhan terhadap SAK dalam catatan
atas LK.
Syarat kepatuhan terhadap SAK ini berdampak pada opini dari
auditor independen dimana pada paragraf ke empat dari opini auditor
independen menyebutkan bahwa :
“Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, .............,
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”. Kalimat
sesuai dengan SAK di Indonesia menggantikan kalimat prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Bandingkan dengan negara-negara Eropa dan US, dimana auditor
independen nya menyatakan “true and fair view of the company’s
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 3
5. financial situation” sedangkan US menyatakan “fair presentation in
accordance with GAAP” untuk menyatakan bahwa LK suatu entitas
wajar dan patuh terhadap GAAP mereka masing-masing.
Berikut daftar SAK di Indonesia (PSAK dan ISAK nya), antara lain :
PSAK dan ISAK Tema
(sesuai No urutnya)
PSAK No 1 (revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas
PSAK No 3 (revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim
PSAK No 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri
PSAK No 5 (revisi 2009) : Segmen Operasi
PSAK No 6 (1995) : Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan dalam
Tahap Pengembangan
PSAK No 7 (revisi 2009) : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
PSAK No 8 (revisi 2010) : Peristiwa Periode setelah Periode Pelaporan
PSAK No 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK No 12 (revisi 2010) : Bagian Partispasi Dalam Ventura Bersama
PSAK No 13 (revisi 2011) : Properti Investasi
PSAK No 14 (revisi 2008) : Persediaan
PSAK No 15 (revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK No 16 (revisi 2011) : Aset Tetap
PSAK No 18 (revisi 2010) : Akuntansi Dan Pelaporan Program Manfaat
Purnakarya
PSAK No 19 (revisi 2010) : Aset Tak Berwujud
PSAK No 22 (revisi 2010) : Kombinasi Bisnis
PSAK No 23 (revisi 2010) : Pendapatan
PSAK No 24 (revisi 2010) : Imbalan Kerja
PSAK No 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK No 26 (revisi 2008) : Biaya Pinjaman
PSAK No 28 (revisi 2010) : Akuntansi Asuransi Kerugian
PSAK No 30 (revisi 2007) : Sewa
PSAK No 33 (revisi 2010) : Aktivitas pengupasan lapisan tanah dan
pengelolaan lingkungan hidup pada pertambangan
umum
PSAK No 34 (revisi 2010) : Kontrak Konstruksi
PSAK No 36 (revisi 2010) : Akuntansi Asuransi Jiwa
PSAK No 38 (revisi 2011) : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
PSAK No 44 (revisi 2012) : Akuntansi aktifitas pengembangan real estate
PSAK No 45 (revisi 2010) : Pelaporan Keuangan untuk Entitas Nirlaba
PSAK No 46 (revisi 2010) : Pajak Penghasilan
PSAK No 47 (1999) : Akuntansi Tanah
PSAK No 48 (revisi 2010) : Penurunan Nilai Aset
PSAK No 50 (revisi 2010) : Instrumen Keuangan : Penyajian
PSAK No 53 (revisi 2010) : Pembayaran Berbasis Saham
PSAK No 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran
PSAK No 56 (revisi 2010) : Laba per Saham
PSAK No 57 (revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi
PSAK No 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 4
6. Berikut daftar SAK di Indonesia (PSAK dan ISAK nya), antara lain :
PSAK dan ISAK Tema
(sesuai No urutnya)
PSAK No 60 (revisi 2010) : Instrumen Keuangan : Pengungkapan
PSAK No 61 (2010) : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan Pemerintah
PSAK No 62 (revisi 2010) : Kontrak Asuransi
PSAK No 63 (revisi 2010) : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK No 64 (2011) : Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
ISAK No 7 : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK No 9 : Perubahan Liabiliatas Atas Aktifitas Purna Operasi,
Restorasi, dan Liabilitas Serupa
ISAK No 10 : Program Loyalitas Pelanggan
ISAK No 11 : Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik
ISAK No 12 : Pengendalian Bersama : Kontribusi Nonmoneter
Oleh Venturer
ISAK No 13 : Lindung Nilai Investasi Neto Kegiatan Usaha di Luar
Negeri
ISAK No 14 : Penurunan Nilai Aset Tidak Berwujud-Biaya Situs
Web
ISAK No 15 : PSAK 24-Batas Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimum dan Interaksinya
ISAK No 16 : Perjanjian Konsesi Jasa
ISAK No 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Aset
ISAK No 18 : Bantuan Pemerintah : Tidak Ada Relasi Spesifik
dengan Aktifitas Operasi
ISAK No 19 : Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam
PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Hiperinflasi
ISAK No 20 : Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak
Entitas atau Para Pemegang Saham nya
ISAK No 21 : Perjanjian Konstruksi Real Estate
ISAK No 22 : Perjanjian Konsesi Jasa : Pengungkapan
ISAK No 23 : Sewa Operasi-Insentif
ISAK No 24 : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang
Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Ketika suatu PSAK berlaku khusus untuk suatu transaksi, peristiwa
atau kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos
tersebut menggunakan PSAK tersebut.
Bila tidak ada PSAK yang spesifik maka manajemen mengembangkan
pertimbangannya untuk mengembangkan dan menerapkan suatu
kebijakan akuntansi berdasarkan sumber-sumber sebagai berikut
(urut-urutan) :
1. persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan
masalah serupa dan terkait;
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 5
7. 2. definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban dalam KDPPLK.
Konsistensi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara
konsisten.
Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak
tepat dengan hanya menjelaskan atau mengungkapkan saja dalam
catatan atas laporan keuangan, melainkan dengan cara sebagai
berikut (Note : PSAK telah mengijinkan dan LK menjadi lebih wajar
dan patuh terhadap PSAK):
(1) entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari
penerapan awal suatu PSAK sebagaimana diatur mengenai
ketentuan transisi oleh PSAK;
(2) bila tidak terdapat ketentuan transisi, atau entitas melakukan
perubahan secara suka rela maka perubahan tersebut dilakukan
secara restropektif.
Bila tidak praktis melakukan perubahan secara restropektif sebaiknya
menggunakan prosepektif pada tanggal paling awal, seperti
penerapan PSAK No 1 R2009 yang disyaratkan pada tanggal 1
Januari 2011.
Kelangsungan Usaha
Entitas menyusun LK berdasarkan asumsi kelangsungan usaha.
Dasar Akrual
Entitas menyusun LK atas dasar akrual kecuali laporan arus kas.
Materialitas dan Agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos yang sejenis yang
material.
Saling Hapus
Aset, liabilitas, penghasilan dan beban tidak boleh saling hapus
kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh PSAK.
Frekuensi Pelaporan
LK Lengkap minimal setahun sekali.
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 6
8. Informasi Komparatif
LK disajikan periode berjalan dan periode sebelumnya, kecuali terjadi
penyajian kembali, restropektif, atau reklasifikasi pos-pos LK
sebelumnya, maka LPK disajikan sebagai berikut :
(1) akhir periode berjalan
(2) akhir periode sebelumnya
(3) awal periode komparatif
II. PEMETAAN PENERAPAN PSAK PADA AKUN-AKUN LPK DAN LK
KOMPREHENSIF
PT DAGANG ABC
LAPORAN POSISI KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 201B DAN 201A
(dalam Rupiah)-asumsi tidak ada perubahan kebijakan akuntansi
PSAK Utama Terkait 201B 201A
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 1,2,7 xxx xxx
Investasi lancar 50,55,60 xxx xxx
Piutang 7,10,23,25,50,55,60 xxx xxx
Persediaan 14 xxx xxx
Aset lancar lainnya (e.g prepaid exp) 1 xxx xxx
Jumlah Aset Lancar xxx xxx
Aset Tidak Lancar
Aset keuangan tersedia untuk dijual 23,25,50,55,60 xxx xxx
Investasi dalam entitas asosiasi 15,23 xxx xxx
Properti investasi 13 xxx xxx
Aset tdk lancar dimiliki untuk dijual 58 xxx xxx
Aset tetap 16,30,47,48 xxx xxx
Aset tak berwujud lainnya 19,48 xxx xxx
Goodwill 19,22,48 xxx xxx
Jumlah Aset Tidak Lancar xxx xxx
Total Aset xxx xxx
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha dan terutang lainnya 1,7,8,10,14,16,25,30 xxx xxx
Pinjaman jangka pendek 1,7,26,30,50,55,60 xxx xxx
Bagian pinjaman jangka panjang 1,26,30,50,55,60 xxx xxx
Utang pajak jangka pendek 1,25,46 xxx xxx
Provisi jangka pendek (e.g. imbalan 1,24,25,57 xxx xxx
kerja)
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek xxx xxx
Liabilitas Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang 1,7,26,30,50,55,60 xxx xxx
Pajak tangguhan 46 xxx xxx
Provisi jangka panjang 1,24,25,57 xxx xxx
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang xxx xxx
Total Liabilitas xxx xxx
EKUITAS
Modal saham 1 xxx xxx
Saldo laba 1,23,25 xxx xxx
Komponen ekuitas lainnya 1,16,50,55,60 xxx xxx
Kepentingan non pengendali 1 xxx xxx
Total Ekuitas xxx xxx
PTotal Liabilitas dan Ekuitas xxx xxx
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 7
9. PT DAGANG ABC
LAPORAN POSISI KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 201B DAN 201A
(dalam Rupiah)-Disajikan berdasarkan pengukuran
Pengukuran
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas Cost
Investasi lancar Fair value
Piutang Estimated net realizable value, which often
approximates fair value
Persediaan Lower of cost or net realizable value using
FIFO, average, and specific identification
Aset lancar lainnya (e.g prepaid exp) Cost less amount consumed in operations or
allocated to operation based on passage time
Aset Tidak Lancar
Aset keuangan tersedia untuk dijual Fair value
Investasi dalam entitas asosiasi Historical cost adjusted to recognize the
investor share of investee income and losses,
dividend distributions,and amortization of
different between investor cost and underlying
net assets of the investee (equity method
goodwill);subject to evaluation for other than
temporary impairment
Properti investasi Fair value less cost to sale or cost
Aset tdk lancar dimiliki untuk dijual Fair value less cost to sell
Aset tetap Cost less accumulated depreciation;subject to
evaluation for impairment upon the occurance
of certain events and circumtancess, or
optionally at revalued amounts
Aset tak berwujud lainnya Cost, if self-produced or purchased, or at fair
value at initial recognition if from business
combination; amortized if definite life,
otherwise evaluated for impairment; optionally
valued at revalued amount
Goodwill The excess of the purchase price over the fair
values of identifiable tangible and intangible
net assets acquired, at originally computed
amount not amortized, but subject to annual
impairment test
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha dan terutang lainnya Contractual price agreed upon by the
parties;depending on the contractual term,
often will approximately fair value
Pinjaman jangka pendek dan bagian Unpaid contractual principal adjusted for
pinjaman jangka panjang accrued interest,unamortized premium and
discount,unamortized debt issue
Utang pajak jangka pendek Amount due to taxing authority based on
position claimed on income tax returns filed or
to be filed
Provisi jangka pendek (e.g. imbalan kerja) When the arrangement is funded and based on
assumptions regarding future investment
returns
Liabilitas Jangka Panjang
Pajak tangguhan Future taxable temporary different multiplied
by the effective tax rate expected to apply
upon their future reversal
Provisi-liabilitas kontijensi If probable that a liability has been incurred
and amount is reasonably estimable, the
estimated settlement amount
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 8
10. PT DAGANG ABC
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF BERDASARKAN FUNGSI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
TANGGAL 31 DESEMBER 201B DAN 201A
PSAK Utama Terkait 201B 201A
Pendapatan 1,23 xxx xxx
Beban Pokok Penjualan 1,23 xxx xxx
Laba bruto xxx xxx
Pendapatan lainnya 1,23 xxx xxx
Beban penjualan 1 xxx xxx
Beban administrasi umum 1 xxx xxx
Beban lainnya 1 xxx xxx
Bagian laba entitas asosiasi 15 xxx xxx
Laba sebelum pajak penghasilan xxx xxx
Beban pajak penghasilan 46 xxx xxx
Laba tahun berjalan dari operasi yang xxx xxx
dilanjutkan
Kerugian tahun berjalan dari operasi yang 58 xxx xxx
dihentikan
Laba tahun berjalan xxx xxx
Pendapatan komprehensif lain :
Keuntungan (kerugian) karena penjabaran
laporan keuangan kegiatan (divisi/operasional)
dalam mata uang asing 10 xxx xxx
Keuntungan (kerugian) atas pengukuran kembali
aset keuangan tersedia untuk dijual 55 xxx xxx
Bagian keuntungan (kerugian) atas instrument
lindung nilai arus kas 55 xxx xxx
Perubahan surplus revaluasi aset tetap 16,19 xxx xxx
Keuntungan (kerugian) aktuarial dari program
pensiun manfaat pasti 24 xxx xxx
Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas
asosiasi 15 xxx xxx
Pajak penghasilan terkait 46 xxx xxx
Pendapatan komprehensif lain tahun xxx xxx
berjalan setelah pajak
Total pendapatan komprehensif tahun xxx xxx
berjalan
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 1 xxx xxx
Kepentingan non pengendali 1 xxx xxx
Jumlah xxx xxx
Jumlah laba rugi komprehensif yang dapat
diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 1 xxx xxx
Kepentingan non pengendali 1 xxx xxx
Jumlah xxx xxx
Laba per saham 56 xxx xxx
Dasar dan dilusian 56 xxx xxx
OCI (Other Comprehensive Income) sebagai perhatian
1. Keuntungan (kerugian) karena penjabaran laporan keuangan kegiatan
operasional dalam mata uang asing (diatur dalam PSAK No 10)----
suatu penjelasan singkat.
Jika suatu entitas memiliki transaksi dalam mata uang asing atau
memiliki kegiatan di luar negeri disamping itu suatu entitas dapat
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 9
11. menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing maka
permasalahan utama adalah kurs mana yang digunakan dan
bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan
keuangan.
Ilustrasi :
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 10
16. 2. Keuntungan (kerugian) atas pengukuran kembali aset keuangan
tersedia untuk dijual---diatur PSAK No 55 : Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran;
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 15
17. Ilustrasi :
*catatan : total value of portofolio seharusnya 365,000
Jurnal 31/12/2008 :
D Investasi-AFS 60,000
K OCI-Selisih pengukuran kembali AFS 60,000
Saldo awal OCI-FV AFS 31/12/08 = 60,000
Realized gain yang ditransfer ke PL-2009 =(20,000)
Nilai wajar FV AFS 31/12/09 = 55,000 -
Saldo akhir OCI-FV AFS 31/12/09 =(15,000)
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 16
18. Jurnal 31/12/09
D OCI-FV AFS 31/12/08-bersih 40,000
D OCI-FV AFS 31/12/09 15,000
K OCI-FV AFS tahun 2009 55,000
3. Bagian keuntungan (kerugian) atas instrument lindung nilai arus kas;
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 17
20. 4. Perubahan surplus revaluasi aset tetap----diatur oleh PSAK 16 dan
PSAK 19
5. Keuntungan (kerugian) aktuarial dari program pensiun manfaat pasti--
-diatur dalam PSAK No 24
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 19
21. III. PENERAPAN AWAL SAK UMUM-KONVERGENSI IFRS
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Setidaknya, berikut penyajian yang disyaratkan PSAK No 1 R2009 :
Disajikan oleh Denny Setiawan SE. M.Akt, AAAK Page 20