Dokumen tersebut membahas bahwa prioritas dan pokok-pokok utama dakwah Islam tidak pernah berubah sejak Rasulullah saw, yaitu menyerukan tauhid, kewajiban shalat lima waktu, dan membayar zakat. Walaupun ada kaum muslim yang sudah memahami pokok-pokok dasar tersebut, pokok-pokok dakwah tetap sama dan tidak berubah. Dakwah harus mengutamakan pokok-pokok tersebut terlebih
Doa sesudah sholat dhuha tidak dibatasi. Kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan. Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada paragraf berikut. Selain doa itu, kita boleh membaca doa yang kita sukai.
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah PuasaImam Hidayat
Setiap umat muslim harus mengetahui bahwa Ibadah puasa tidak bersifat membratkan, sehingga setiap umat harus mengetahhui kemudahan-kemudahan yang telah ditetapkan oleh Allah kepada umat-Nya dalam berpuasa. Hukum ini di sebut "rukhsah".Tetapi mengetahui rukhsah bukan berarti menjadi alasan saudara-saudara untuk meninggalkan kewajiban berpuasa di bulan ramadhan.
Doa sesudah sholat dhuha tidak dibatasi. Kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan. Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada paragraf berikut. Selain doa itu, kita boleh membaca doa yang kita sukai.
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah PuasaImam Hidayat
Setiap umat muslim harus mengetahui bahwa Ibadah puasa tidak bersifat membratkan, sehingga setiap umat harus mengetahhui kemudahan-kemudahan yang telah ditetapkan oleh Allah kepada umat-Nya dalam berpuasa. Hukum ini di sebut "rukhsah".Tetapi mengetahui rukhsah bukan berarti menjadi alasan saudara-saudara untuk meninggalkan kewajiban berpuasa di bulan ramadhan.
Beberapa tips dalam menuntut ilmu dan perjuangan saudara kita dalam menuntut ilmu.
Dan yang terpenting, ilmu tidak hanya dituntut, tapi harus diamalkan..
Check them by yourself
Shalawat Wahidiyah, Ajaran Wahidiyah, dan Sejarah Lahirnya Shalawat Wahidiyah oleh Bapak Kyai Moh. Nafihuzzuha, M.Sy. dalam acara Perkemahan Kubro Wahidiyah 2013 di Pantai Indah Widara Payung Cilacap, 29 Desember 2013 s/d 1 Januari 2014
Mu’tazilah barasal dari I’tazilah yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh dan menjauhkan diri. Aliran mu’tazilah merupakan aliran teologi islam yang terbesar dan tertua, yang telah memainkan peranan penting dalam sejarah pemikiran dunia islam.
Mu’tazilah sebenarnya merupakan gerakan keagamaan semata, mereka tidak pernah membentuk pasukan, dan tidak pernah menghunus pedang. Walaupun gerakan Mu’tazilah merupakan gerakan keagamaan, namun pada saat ia mempunyai kekuatan ia tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan tekanan-tekanan terhadap pihak-pihak yang menantangnya. Pemakaian kekerasan itu dipandang sebagai salah satu dari sikap Mu’tazilah yang tercela. Dan adanya tekanan-tekanan itu menjadi sebab yang terpenting bagi lenyapnya aliran ini di kemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk membahas tentang asal usul aliran Mu’tazilah berikut prinsip-prinsip pemikiran mereka agar kita dapat mengetahui secara jelas apakah aliran ini memang dapat diterima atau malah menyimpang dari ajaran agama Islam. Namun pada pembahasan ini, penulis sengaja tidak banyak memaparkan bentuk bantahan-bantahan terhadap aliran Mu’tazilah ini, karena tujuan utama makalah ini hanya sekedar memperkenalkan prinsip-prinsip aliran tersebut.
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan buku pedoman tentang penyimpangan ajaran Syi'ah. Yang ingin mengetahui isi Buku Pedoman MUI ttg Syiah ini, sudah dibuat ringkasan dalam bentuk paparan Power Point dalam 9 seri. Silakan download di sini.
taglines: spiritual, MUI, fatwa MUI, Syi'ah.
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan buku pedoman tentang penyimpangan ajaran Syi'ah. Yang ingin mengetahui isi Buku Pedoman MUI ttg Syiah ini, sudah dibuat ringkasan dalam bentuk paparan Power Point dalam 9 seri. Silakan download di sini.
taglines: spiritual, MUI, fatwa MUI, Syi'ah.
Beberapa tips dalam menuntut ilmu dan perjuangan saudara kita dalam menuntut ilmu.
Dan yang terpenting, ilmu tidak hanya dituntut, tapi harus diamalkan..
Check them by yourself
Shalawat Wahidiyah, Ajaran Wahidiyah, dan Sejarah Lahirnya Shalawat Wahidiyah oleh Bapak Kyai Moh. Nafihuzzuha, M.Sy. dalam acara Perkemahan Kubro Wahidiyah 2013 di Pantai Indah Widara Payung Cilacap, 29 Desember 2013 s/d 1 Januari 2014
Mu’tazilah barasal dari I’tazilah yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh dan menjauhkan diri. Aliran mu’tazilah merupakan aliran teologi islam yang terbesar dan tertua, yang telah memainkan peranan penting dalam sejarah pemikiran dunia islam.
Mu’tazilah sebenarnya merupakan gerakan keagamaan semata, mereka tidak pernah membentuk pasukan, dan tidak pernah menghunus pedang. Walaupun gerakan Mu’tazilah merupakan gerakan keagamaan, namun pada saat ia mempunyai kekuatan ia tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan tekanan-tekanan terhadap pihak-pihak yang menantangnya. Pemakaian kekerasan itu dipandang sebagai salah satu dari sikap Mu’tazilah yang tercela. Dan adanya tekanan-tekanan itu menjadi sebab yang terpenting bagi lenyapnya aliran ini di kemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk membahas tentang asal usul aliran Mu’tazilah berikut prinsip-prinsip pemikiran mereka agar kita dapat mengetahui secara jelas apakah aliran ini memang dapat diterima atau malah menyimpang dari ajaran agama Islam. Namun pada pembahasan ini, penulis sengaja tidak banyak memaparkan bentuk bantahan-bantahan terhadap aliran Mu’tazilah ini, karena tujuan utama makalah ini hanya sekedar memperkenalkan prinsip-prinsip aliran tersebut.
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan buku pedoman tentang penyimpangan ajaran Syi'ah. Yang ingin mengetahui isi Buku Pedoman MUI ttg Syiah ini, sudah dibuat ringkasan dalam bentuk paparan Power Point dalam 9 seri. Silakan download di sini.
taglines: spiritual, MUI, fatwa MUI, Syi'ah.
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan buku pedoman tentang penyimpangan ajaran Syi'ah. Yang ingin mengetahui isi Buku Pedoman MUI ttg Syiah ini, sudah dibuat ringkasan dalam bentuk paparan Power Point dalam 9 seri. Silakan download di sini.
taglines: spiritual, MUI, fatwa MUI, Syi'ah.
Al-Qur'an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur'an dan sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt.
Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.
Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.
Selamat menyimak
By M Jundi Al batawie
http://mjundi.wordpress.com
Follow @anakrabel
1. Prioritas Dan Pokok-Pokok Utama Dakwah Tidak Berubah
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=717&bagian=0
Prioritas Dan Pokok-Pokok Utama Dakwah Tidak Berubah
Kategori :
Manhaj
Tanggal : Kamis, 13 Mei 2004 08:37:21 WIB
PRIORITAS DAN POKOK-POKOK UTAMA DAKWAH TIDAK BERUBAH
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah prioritas dakwah Islamiyah berubah-ubah dari
masa ke masa dan dari suatu masyrakat ke masyarakat lainnya ? Lalu apakah menyerukan aqidah yang
pertama-tama dilakukan oleh Rasulullah Shallallau ‘alaihi wa sallam, harus pula dilakukan oleh para da’i di
setiap zaman ?
Jawaban.
Tidak diragukan lagi, bahwa prioritas dan pokok-pokok dakwah Islamiyah sejak diutusnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari Kiamat tetap sama, tidak berubah karena perubahan zaman.
Adakalanya sebagian pokok-pokok itu telah terealisasi pada suatu kaum dan tidak ada hal yang
menggugurkannya atau mengurangi bobotnya, pada kondisi seperti ini, sang da’i harus membahas
perkara-perkara lainnya yang dipandang masih kurang. Kendati demikian, pokok-pokok dakwah Islamiyah
sama sekali tidak berubah. Ketika Rasulullah Shallallahu a’laihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal ke
Yaman, beliau bersabda.
“Artinya : Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa
sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Setelah mereka mematuhi itu, beritahulah mereka bahwa
sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka pelaksanaan lima kali shalat dalam sehari semalan. Setelah
mereka mematuhi itu, beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan zakat atas mereka
yang diambil dari yang kaya untuk disalurkan kepada yang miskin di antara mereka” [Hadits Riwayat Bukhari
dalam Az-Zakah 1458, Muslim dalam Al-Iman 19]
Itulah pokok-pokok dakwah yang harus diurutkan seperti demikian ketika kita mendakwahi orang lafir. Tapi
jika kita mendakwahi kaum muslimin yang telah mengetahui pokok pertama, yaitu tauhid dan tidak ada
hal-hal yang menggugurkan atau menguranginya, maka kita menyerukan kepada mereka pokok-pokok
selanjutnya sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits tadi.
[Kitabud Da’wah 5, Syaikh Ibnu Utsaimin 2/154-155]
[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad
Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 265-266 Darul Haq]
Halaman 1/1