Permainan melempar dan menangkap bola dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun. Kemampuan motorik kasar anak semula 25,51% dan meningkat menjadi 34,71% pada siklus I serta 60,28% pada siklus II.
Sesuatu yang naif jika banyak orang melihat anak-anak sedang bermain-main, hanya dipandang sebagai kegiatan yang buang-buang waktu. Kadang orang tua cenderung melarangnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bermain itu tidak mendidik. Sesungguhnya ketika anak-anak sedang bermain, berlarian, berteriak, menyanyi dengan senang hati, seluruh organ tumbuh secara sinergi digerakkan. Pada saat yang sama terstimuli dalam tubuhnya untuk berkembang. Akhirnya terajut secara bersama antara yang ada di benak anak-anak dengan gerak yang dilakukan. Gerakan anak ini orang sering menyebutnya dengan istilah motorik. Ketika hal ini berlangsung secara terus menerus akan memungkinkan anak tumbuh sehat, karena perpaduan antara apa yang dipikirkan dan apa yang digerakan (motoriknya) memberikan efek dahsyat berupa, kesadaran akan eksistensi diri, dan hidup itu sesuguhnya bagian dari lingkungan. Kemandirian anak akan tumbuh, tapi kemandirian yang dibarengi dengan sebuah kesadaran, bahwa manusia itu saling ketergantungan (interdependensi). Sisilain juga terdapat multi manfaat antara lain, manfaat psikologis dari keadaan tak berdaya menuju berdaya, dari kurang percaya diri menjadi percaya diri.
Percaya diri (self confidence) adalah kunci utama manusia berkembang dan maraih prestasi dalam kehidupan kini dan esok.
Sesuatu yang naif jika banyak orang melihat anak-anak sedang bermain-main, hanya dipandang sebagai kegiatan yang buang-buang waktu. Kadang orang tua cenderung melarangnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bermain itu tidak mendidik. Sesungguhnya ketika anak-anak sedang bermain, berlarian, berteriak, menyanyi dengan senang hati, seluruh organ tumbuh secara sinergi digerakkan. Pada saat yang sama terstimuli dalam tubuhnya untuk berkembang. Akhirnya terajut secara bersama antara yang ada di benak anak-anak dengan gerak yang dilakukan. Gerakan anak ini orang sering menyebutnya dengan istilah motorik. Ketika hal ini berlangsung secara terus menerus akan memungkinkan anak tumbuh sehat, karena perpaduan antara apa yang dipikirkan dan apa yang digerakan (motoriknya) memberikan efek dahsyat berupa, kesadaran akan eksistensi diri, dan hidup itu sesuguhnya bagian dari lingkungan. Kemandirian anak akan tumbuh, tapi kemandirian yang dibarengi dengan sebuah kesadaran, bahwa manusia itu saling ketergantungan (interdependensi). Sisilain juga terdapat multi manfaat antara lain, manfaat psikologis dari keadaan tak berdaya menuju berdaya, dari kurang percaya diri menjadi percaya diri.
Percaya diri (self confidence) adalah kunci utama manusia berkembang dan maraih prestasi dalam kehidupan kini dan esok.
PENINGKATAN KECAKAPAN PENGURUTAN (SERIASI) UKURAN MELALUI PERMAINAN SMILE CIR...EvaniaYafie
Â
The ability to determine the measurement (seriation) of size is the accuracy that is
owned by the child in determining an order of size from various existing sizes. Seriation
competence in children aged 4-5 years is to sort objects from large to smallest or vice versa as
much as 5 seriations. In fact 10 out of 18 children still have shortcomings in order of size. This
study aims to improve children's learning outcomes in determining the order of size and to
improve the quality of learning so that activities can run effectively, efficiently, and fun. The
results showed that there was an increase in sequencing skills (seriation) measures based on the
results of children's learning outcomes during pre-action up to the second cycle by 42%. The
application of smile circuit games can improve the quality of learning to become more
interesting and efficient.
2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR
ANAK MELALUI PERMAINAN MELEMPAR DAN
MENANGKAP BOLA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK PERMATA BUNDA
KECAMATAN KOTO GASIB
KABUPATEN SIAK
Oleh:
Sumarni. A
NIM: 1205187344
3. PENDAHULUAN
PAUD adl suatu upaya pembinaan yg ditujukan
kpd anak sejak lahir - dg usia 6 tahun yg
dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan utk membantu pertumbuhan &
perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, Bab I
Pasal 1, Butir 14).
4. Lanjutan.....
• Pembelajaran di PAUD disusun berdasarkan
karakteristik anak dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi anak.
• Ruang lingkup perkembangan itu diharapkan
dapat memudahkan para guru dalam menyusun
program pembelajaran agar sesuai dg
perkembangan, maka aspek2 tsbdipadukan
dalam kegiatan pengembangan kemampuan
dasar, salah satunya adalah kemampuan motorik
kasar anak.
5. Lanjutan.......
• Permainan yang dapat mengembangkan motorik
kasar anak usia 5-6 tahun diantaranya adl
melempar dan menangkap bola.
• Mnr PerMendikNas nomor 58 th 2009, anak usia
5-6 tahun sudah bisa melakukan gerakan spt
Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi
untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan
kelincahan, Melakukan permainan fisik dengan
aturan, dan Terampil menggunakan tangan kanan
dan kiri.
6. Lanjutan.....
• Dari TPP ini (terampil menggunakan tangan
kanan dan kiri) dpt dikembangkan menjadi
beberapa indikator, diantaranya: (a)
memantulkan bola besar, bola sedang dan
bola kecil, (b) melempar dan menangkap bola
besar, bola sedang dan bola kecil, (c)
memantulkan bola besar, bola sedang dan
bola kecil dengan memutar badan,
mengayunkan lengan dan melangkah.
7. Lanjutan......
• Hasil observasi di TK Permata Bunda Kec. Koto
Gasib Kab. Siak, ditemukan bahwa disetiap
ada kegiatan yang berkenaan dengan
permainan motorik kasar, khususnya bermain
melempar dan menangkap bola, anak-anak
selalu tampak kesulitan.
8. KAJIAN TEORETIS
Motorik terjemahan dari kata “motor” Gallahue
dalam Esti Erlinda (2004) adalah suatu dasar
biologis atau mekanika yang menyebabkan
suatu gerak.
Menurut Tono (Esti Erlinda: 2004), usia 4-6
tahun anak dapat meloncat-loncat, merangkak
di bawah meja atau kursi, memanjat, dapat
melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan
halus dengan tangan, kaki dan jari-jarinya.
9. Lanjutan.....
Menurut Sujiono (Esti Erlinda: 2004)
berpendapat bahwa gerakan motorik kasar
adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Menurut Yudha M (Hesti Wijayanti: 2014)
perkembangan motorik adalah kemajuan
pertumbuhan gerakan sekaligus kematangan
gerak yang diperlukan bagi seorang anak
untuk melaksanakan suatu keterampilan.
10. Lanjutan.....
Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan
untuk memperkenalkan dan melatih gerakan
kasar, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi,
serta meningkatkan keterampilan tubuh dan
cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan
terampil.
11. Lanjutan.......
Menurut Hurlock dalam (Esti Erlinda: 2004), ada 5
bentuk cara belajar yang paling penting: yaitu
dengan coba-ralat (trial and error), menirukan
(imitation), mempersamakan (identification),
pengondisian (conditioning), dan pelatihan
(training), hal senada diungkapkan oleh Bucher
dan Reade (Montolalu: 2009) bahwa dalam
memenuhi kebutuhan anak usia dini yang
berkaitan dengan pengembangan motorik kasar
perlu diperhatikan.
12. Lanjutan.....
Bermain (play) merupakan cara untuk
meningkatkan ketepatan gerakan anak dan
mengajar dirinya untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang praktis, Debre dalam Montolalu
dkk (Esti Erlinda, 2004).
Menurut Athey (Montolalu, 2009) bahwa bermain
memberi kesempatan pada anak untuk menguji
tubuhnya, melihat seberapa baik angota
tubuhnya berfungsi, bermain juga membantu
anak untuk memupuk rasa percaya diri secara
fisik.
13. Lanjutan....
Menurut Montolalu dkk (2009), bermain selain
dapat bermanfaat untuk perkembangan fisik,
kognitif, sosial emosional, dan moral, bermain
juga dapat memicu kreativitas, mencerdaskan
otak, menanggulangi konflik, melatih empati,
mengasah panca indra, media terapi, serta
dapat melakukan penemuan.
14. Lanjutan......
Tujuan bermain pd anak usia ini pd intinya adl
utk memelihara perkembangan/pertumbuhan
optimal AUD melalui pendekatan bermain yg
kreatif, interaktif & terintegrasi dg lingkungan
bermain anak.
15. Lanjutan......
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
melempar adalah membuang jauh-jauh.
Menurut Mochamad Djumidar A. Widya (2004)
lempar adalah suatu gerakan yang
menyalurkan tenaga pada suatu benda yang
menghasilkan daya pada benda tersebut
dengan memiliki kekuatan ke depan/ ke atas.
16. Lanjutan......
Menurut Ade Mardiyana, Purwadi dan Wira
Indra Satya (Khafif Nur Asih: 2015), lempar
adalah membuang sejauh2nya benda yang
ada ditangan.
Menangkap merupakan keterampilan
manipulatif yang rumit yang menggunakan
satu atau dua tangan untuk mendapatkan
objek yang melambung diudara.
17. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di TK Permata Bunda selama
kurang lebih 2 bulan, Februari s/d April TA 2015/
2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas
PTK mnr Depdiknas (2003) pengalaman ttg
permasalahan pembelajaran lalu dijadikan rujukan
refleksi utk menghadirkan kenyataan yg dituangkan
dlm realitas, terutama kelemahan pembelajaran utk
dicarikan & ditentukan solusi yg inovatif.
18. Lanjutan.....
Jenis (PTK), dijabarkan dalam 4 tahap, yaitu :
• Perencanaan
• Pelaksanaan tindakan
• Observasi
• Refleksi
Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik TK
Kelompok Usia 5-6 Tahun, 6 laki-laki dan 4
perempuan.
19. Lanjutan....
Instrument yang digunakan adalah lembar
observasi anak.
Teknik Analisis Data dihitung menggunakan rumus:
P = posrate – baserate X 100%
Baserate
Ket :
P = Persentase ketuntasan belajar siswa
Posrate = nilai setelah diberi tindakan
Baserate = nilai awal/ sebelum diberi tindakan
20. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi sebelum tindakan adalah
25,51%.
Hasil rata-rata dari pertemuan 1 siklus I adalah
32,5%. Hasil dari pertemuan 2 siklus I adalah
35%. Pada pertemuan ketiga yang telah
dilakukan, dengan tindakan yang diberikan
kepada anak, didapat rata-rata 39,18%.
21. Lanjutan...
Peningkatan kemampuan motorik kasar anak pada
siklus I dibandingkan sebelum diberi perlakuan
yaitu sebesar 9,2%.
Pada siklus II pertemuan 1, didapat rata-rata
46,68%. Hasil dari pertemuan 2 adalah 59,16%.
Pada pertemuan ketiga dengan tindakan yang
diberikan kepada anak, didapat rata-rata sebesar
75%. Peningkatan kemampuan motorik kasar
anak pada siklus II dibandingkan dengan siklus I
yaitu sebesar 25,57%
22. Untuk mengetahui tingginya peningkatan yang terjadi pada
siklus I dapat dilihat dari perhitungan analisis data berikut
ini:
P = Posrate – baserate X 100%
Baserate
= 34,71 - 25,51 X 100%
25,51
= 9,2 X 100%
25,51
= 0,36 X 100%
= 36%
23. Lanjutan......
Untuk mengetahui peningkatan pada siklus II dapat dilihat
dari perhitungan analisis data berikut ini:
P = Posrate – baserate X 100%
Baserate
= 60,28 – 34,71 X 100%
34,71
= 25,57 X 100%
34,71
= 0,74 X 100%
= 74%
25. PENUTUP
• Permainan melempar dan menangkap bola dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6
tahun di TK Permata Bunda.
• Persentase kemampuan motorik kasar anak sebelum diberi
perlakuan adalah sebesar 25,51% dan berada pada kriteria
“belum berkembang”.
• Persentase peningkatan kemampuan motorik kasar anak
usia 5-6 th melalui permainan melempar & menangkap
bola di TK Permata Bunda dari 25,51% menjadi 34,71%
pada siklus I, peningkatan anak terjadi sebesar 9,2%. Dan
siklus II kembali terjadi peningkatan sebesar 25,57% dg nilai
rata2 yg diperoleh 60,28% dari sbl nya pada siklus I sebesar
34,71%.
26. Grafik peningkatan kemampuan motorik kasar
anak usia 5-6 tahun di TK Permata Bunda:
0
10
20
30
40
50
60
70
Data Awal Siklus I Siklus II
25.51
34.71
60.28