Dokumen ini membahas dasar 1 Murid 1 Sukan yang mewajibkan setiap murid mengikuti sekurang-kurangnya satu aktiviti sukan setiap tahun untuk mencapai matlamat membangunkan modal insan dan budaya bersukan serta mendukung dasar sukan negara untuk semua. Dasar ini dilaksanakan melalui program sukan umum, kelab sukan, dan pertandingan dalam dan luar sekolah sepanjang tahun.
Akta Pelajaran 1961 bertujuan untuk menubuhkan satu sistem pendidikan kebangsaan di Malaysia dengan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, meliputi empat tahap pendidikan dari rendah hingga institusi tinggi serta memastikan pendidikan rendah percuma dan wajib.
Kumpulan ini terdiri dari murid-murid sekolah yang berminat dalam bidang yang sama. Mereka bekerjasama dalam merancang dan melaksanakan aktiviti serta berkongsi sumber untuk mencapai matlamat bersama seperti mengembangkan bakat dan kepimpinan murid-murid.
Akta Pelajaran 1961 bertujuan untuk menubuhkan satu sistem pendidikan kebangsaan di Malaysia dengan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, meliputi empat tahap pendidikan dari rendah hingga institusi tinggi serta memastikan pendidikan rendah percuma dan wajib.
Kumpulan ini terdiri dari murid-murid sekolah yang berminat dalam bidang yang sama. Mereka bekerjasama dalam merancang dan melaksanakan aktiviti serta berkongsi sumber untuk mencapai matlamat bersama seperti mengembangkan bakat dan kepimpinan murid-murid.
Dokumen tersebut merupakan jadual spesifikasi kandungan (JSK) untuk mata pelajaran Geografi Tingkatan 1 yang meliputi 10 minggu pelajaran. JSK ini menerangkan topik-topik yang akan diajar, hasil pembelajaran yang diharapkan, dan aktiviti-aktiviti yang akan dilaksanakan untuk setiap minggu pelajaran.
Dokumen tersebut memberikan definisi set induksi menurut beberapa sumber dan ahli pendidikan. Ia juga menjelaskan tujuan set induksi untuk membangkitkan minat murid dan menghubungkan pengetahuan sedia ada mereka dengan bahan pelajaran baru. Prinsip utama set induksi ialah aktivitinya perlu sesuai dengan tahap pembangunan murid, menarik minat mereka, dan berkaitan dengan apa yang akan diajar.
Kaedah utama yang dibentangkan adalah kaedah main peranan/simulasi dan kaedah bercerita. Kaedah main peranan melibatkan pelajar memainkan peranan untuk mensimulasikan situasi nyata, manfaatnya termasuk membantu pelajar berinteraksi dan mengasah kemampuan berbicara. Kaedah bercerita pula digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai murni dan menarik perhatian pelajar melalui pengisahan cerita. Kedua-dua kaed
Dokumen tersebut membahas konsep Kapasiti Pedagogi Pembelajaran Bermakna (KPPB) yang menekankan penciptaan pengetahuan baru oleh pelajar dan penghubungannya dengan dunia sebenar menggunakan alat digital. Ia juga membincangkan beberapa model pembelajaran seperti Model Pembelajaran Murid, Model 3E, Model Kompetensi Global 6C, dan bagaimana mereka berkaitan dengan KPPB.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan Malaysia berdasarkan Falsafah Pendidikan Kebangsaan yang memberi tumpuan pada perkembangan emosi siswa secara menyeluruh. Dokumen ini juga membahas definisi kurikulum, falsafah pendidikan kurikulum, konsep sukatan pelajaran, dan sumber yang digunakan.
Ringkasan dokumen ini adalah:
Dokumen ini memberikan panduan penulisan Rancangan Pengajaran Harian (RPH) untuk guru-guru sekolah rendah. Ia menjelaskan format penulisan RPH yang standard serta contoh penulisan bagi setiap bahagian RPH seperti standard pembelajaran, objektif, aktiviti, pengisian kurikulum dan lain-lain.
Dokumen tersebut merupakan jadual spesifikasi kandungan (JSK) untuk mata pelajaran Geografi Tingkatan 1 yang meliputi 10 minggu pelajaran. JSK ini menerangkan topik-topik yang akan diajar, hasil pembelajaran yang diharapkan, dan aktiviti-aktiviti yang akan dilaksanakan untuk setiap minggu pelajaran.
Dokumen tersebut memberikan definisi set induksi menurut beberapa sumber dan ahli pendidikan. Ia juga menjelaskan tujuan set induksi untuk membangkitkan minat murid dan menghubungkan pengetahuan sedia ada mereka dengan bahan pelajaran baru. Prinsip utama set induksi ialah aktivitinya perlu sesuai dengan tahap pembangunan murid, menarik minat mereka, dan berkaitan dengan apa yang akan diajar.
Kaedah utama yang dibentangkan adalah kaedah main peranan/simulasi dan kaedah bercerita. Kaedah main peranan melibatkan pelajar memainkan peranan untuk mensimulasikan situasi nyata, manfaatnya termasuk membantu pelajar berinteraksi dan mengasah kemampuan berbicara. Kaedah bercerita pula digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai murni dan menarik perhatian pelajar melalui pengisahan cerita. Kedua-dua kaed
Dokumen tersebut membahas konsep Kapasiti Pedagogi Pembelajaran Bermakna (KPPB) yang menekankan penciptaan pengetahuan baru oleh pelajar dan penghubungannya dengan dunia sebenar menggunakan alat digital. Ia juga membincangkan beberapa model pembelajaran seperti Model Pembelajaran Murid, Model 3E, Model Kompetensi Global 6C, dan bagaimana mereka berkaitan dengan KPPB.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan Malaysia berdasarkan Falsafah Pendidikan Kebangsaan yang memberi tumpuan pada perkembangan emosi siswa secara menyeluruh. Dokumen ini juga membahas definisi kurikulum, falsafah pendidikan kurikulum, konsep sukatan pelajaran, dan sumber yang digunakan.
Ringkasan dokumen ini adalah:
Dokumen ini memberikan panduan penulisan Rancangan Pengajaran Harian (RPH) untuk guru-guru sekolah rendah. Ia menjelaskan format penulisan RPH yang standard serta contoh penulisan bagi setiap bahagian RPH seperti standard pembelajaran, objektif, aktiviti, pengisian kurikulum dan lain-lain.
Dokumen ini berisi panduan pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP yang mencakup latar belakang, tujuan, mekanisme pelaksanaan, kepanitiaan, dan cabang olahraga yang dipertandingkan pada berbagai tingkatan mulai sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional."
Dokumen tersebut merupakan panduan pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP yang mencakup tujuan, mekanisme pelaksanaan, kepanitiaan, dan cabang olahraga yang dipertandingkan pada berbagai tingkatan mulai sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional."
Dokumen tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP yang mencakup latar belakang, tujuan, mekanisme pelaksanaan, kepanitiaan, dan cabang olahraga yang dipertandingkan pada berbagai tingkatan kegiatan."
Dokumen ini memberikan panduan pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP yang mencakup tujuan, mekanisme, kepanitiaan, cabang olahraga yang dipertandingkan, dan tata cara pelaksanaan pertandingan."
Dokumen ini membincangkan kurikulum standard Pendidikan Jasmani untuk murid tahun empat. Ia menekankan pembangunan kemahiran motorik dan kecergasan fizikal melalui aktiviti fizikal yang selamat. Kurikulum ini terdiri daripada dua modul iaitu modul kemahiran dan modul kecergasan, yang mencakupi lima aspek seperti kemahiran pergerakan, pengetahuan dalam pergerakan, kecergasan untuk kesihat
Laporan pihak atasan memberikan ringkasan tentang pesanan dan harapan untuk meningkatkan prestasi sekolah, serta mengenai konsep dan pelaksanaan dasar 1Murid 1Sukan. Enam faktor keberhasilan dasar ini juga dibahas.
Laporan pihak atasan memberikan ringkasan tentang prestasi sekolah dan program 1Murid 1Sukan. Laporan tersebut menekankan peningkatan prestasi sekolah, pelaksanaan program 1M1S, dan enam faktor ke arah kejayaan program 1M1S.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Dasar 1 murid 1 sukan (1m1s)
1.
2. 1.0 PENGENALAN
SUATU DASAR YANG MEWAJIBKAN SETIAP MURID
MENYERTAI SEKURANG-KURANGNYA 1 AKTIVITI
SUKAN DI SEKOLAH
DASAR YANG MENYOKONG FALSAFAH
PENDIDIKAN KEBANGSAAN – J.E.R.I.
SELARAS DENGAN DASAR SUKAN NEGARA –
SUKAN UNTUK SEMUA DAN SUKAN UNTUK
KECEMERLANGAN
3. 2.0 RASIONAL
MENDOKONG DASAR SUKAN UNTUK SEMUA –
MENITIKBERATKAN PENGLIBATAN MURID DALAM
PELBAGAI AKTIVITI DAN PERINGKAT SUKAN
DIBENTUK ATAS RASIONAL SEGALA KEGIATAN SUKAN
ADALAH SEBAHAGIAN DARIPADA TRANFORMASI
PENDIDIKAN YANG DIUSAHAKAN OLEH KPM
MENYUMBANG KEPADA PENGGALAKAN
PERTANDINGAN SIHAT, SEMANGAT
MUHIBBAH, KESEFAHAMAN, TOLERANSI DAN
MENINGKATKAN NILAI MORAL DAN FIZIKAL
MEMBERI PELUANG SECARA MENYELURUH KEPADA
MURID MELIBATKAN DIRI SECARA LEBIH TERURUS
DAN TERANCANG
4. 3.0 MATLAMAT
MEMBANGUNKAN MODAL INSAN DARI
KALANGAN MURID MELALUI PENYERTAAN
MENYELURUH DALAM KEGIATAN SUKAN
SEPANJANG TAHUN
MEMUPUK BUDAYA BERSUKAN DI KALANGAN
MURID
5. 4.0 KONSEP
MEWAJIBKAN SETIAP MURID DARI TAHAP 2
SEKOLAH RENDAH (TAHUN 4,5,6) DAN SEKOLAH
MENENGAH (TING PERALIHAN-TING 6)
MENGIKUTI SEKURANG-KURANGNYA 1 AKTIVITI
SUKAN YANG DIKENDALIKAN SECARA
TERANCANG DAN SISTEMATIK
BERTERASKAN PRINSIP ASAS PERKEMBANGAN
FIZIKAL MURID
6. 5.0 PRINSIP PELAKSANAAN
SETIAP MURID TERMASUK MURID
BERKEPERLUAN KHAS YANG TIDAK MENGALAMI
MASALAH KESIHATAN WAJIB MENGAMBIL
BAHAGIAN DALAM SEKURANG-KURANGNYA 1
JENIS SUKAN
DASAR INI DIWAJIBKAN KEPADA SEMUA MURID
DARI TAHUN 4 HINGGA TING 6
MURID PRA SEKOLAH HINGGA TAHUN 3
DIGALAKKAN UNTUK MENYERTAI BERDASARKAN
KEMAMPUAN SEKOLAH
7. MURID BOLEH MENYERTAI LEBIH DARI SATU
SUKAN MENGIKUT KEMAMPUAN DAN SUKAN
YANG DITAWARKAN OLEH SEKOLAH ATAU
DIJALANKAN OLEH PIHAK LAIN DENGAN
PENGETAHUAN DAN PERSETUJUAN PIHAK
SEKOLAH
ASAS KEPADA 1M1S ADALAH PELAKSANAAN
MATAPELAJARAN PEND JASMANI DAN PEND
KESIHATAN YANG BERKUALITI DI SEKOLAH
OLEH ITU SEGALA SUMBER BAGI M/PELAJARAN
PJPK HENDAKLAH DIGUNA SAMA BAGI 1M1S
8. ASPEK YANG DIUTAMAKAN ADALAH
PENYERTAAN AKTIF MURID DALAM AKTIVITI
SUKAN
PENYERTAAN DALAM SUKAN MERUPAKAN ASAS
DALAM PERKEMBANGAN J.E.R.I
IBUBAPA / AGENSI LUAR / RAKAN SUKAN
DIGALAKKAN UNTUK MENYUMBANG KEPADA
PEMBANGUNAN SUKAN SEKOLAH
FAKTOR KESELAMATAN MURID ADALAH
MENJADI KEUTAMAAN DALAM SETIAP
PELAKSANAAN AKTIVITI
10. 7.0 TAFSIRAN OPERASIONAL
MURID – SESEORANG DARI PRA SEKOLAH
HINGGA TINGKATAN 6 YANG SEDANG MENERIMA
PENDIDIKAN ATAU LATIHAN DI SESUATU
INSTITUSI PENDIDIKAN
MURID BERKEPERLUAN KHAS – MANA-MANA
MURID YANG MEMPUNYAI MASALAH
PEMBELAJARAN, MASALAH
PENDENGARAN, MASALAH PENGLIHATAN DAN
MASALAH KURANG UPAYA FIZIKAL
11. SUKAN – AKTIVITI FIZIKAL
TERANCANG, BERUNSUR KEMAHIRAN, DAN
PERTANDINGAN YANG MELIBATKAN KOMITMEN
SERTA SEMANGAT KESUKANAN. PADA AMNYA
SUKAN ADALAH BERDASARKAN PERATURAN-
PERATURAN TERTENTU
GURU PENASIHAT SUKAN – MANA-MANA GURU
YANG DILANTIK ATAU DITUGASKAN OLEH PIHAK
SEKOLAH UNTUK MENGURUS DAN
MENGENDALIKAN AKTIVITI KELAB SUKAN DAN
PERMAINAN
12. JURULATIH SUKAN SEKOLAH – MANA-MANA
ORANG BERPENGALAMAN, BERMINAT DAN
MEMPUNYAI SIJIL KEJURULATIHAN DALAM
SUKAN SPESIFIK YANG DILANTIK ATAU DIBENAR
OLEH PIHAK SEKOLAH ATAU PIHAK YANG
BERKAITAN UNTUK MELATIH DAN
MENYEDIAKAN PASUKAN SUKAN SEKOLAH
13. 8.0 PELAKSANAAN DASAR 1M1S DI
SEKOLAH
MELALUI :
A. PROGRAM SUKAN UMUM – SEPANJANG TAHUN*
i. LATIHAN RUMAH SUKAN*
ii. MERENTAS DESA / ROAD RUN*
iii. SUKANTARA*
iv. KEJOHANAN BALAPAN DAN PADANG
14. B. KELAB SUKAN DAN PERMAINAN – SEPANJANG
TAHUN *
i. 90 MINIT SEMINGGU UNTUK SEKOLAH
MENENGAH
ii. 60 MINIT SEMINGGU UNTUK SEKOLAH
RENDAH
iii. LATIHAN PELBAGAI PERMAINAN ATAU
MODIFIED GAMES
15. C. PERTANDINGAN DALAMAN – SEPANJANG
TAHUN
i. PERTANDINGAN ANTARA RUMAH SUKAN /
KELAS / KELAB
D. PERTANDINGAN LAIN
i. MSSD / MSSS / MSSM /
ii. PERTANDINGAN PERINGKAT ANTARABANGSA
iii. KEJOHANAN LUAR YANG DIIKTIRAF
KEMENTERIAN PELAJARAN
* WAJIB KEPADA SEMUA MURID
16. 9.0 PENGURUSAN PELAKSANAAN
MELIBATKAN 6 PERINGKAT ASAS :
A. PERANCANGAN – DI BUAT PADA TAHUN
SEBELUM DENGAN MERUJUK KEPADA
MENGENALPASTI, MERANGKA, MEMBINA, MENY
USUN, MENJADUALKAN SERTA MENGHASILKAN
AKTIVITI-AKTIVITI SUKAN YANG BERKAITAN
DENGAN PROGRAM SUKAN DI SEKOLAH
17. B. PELAKSANAAN – PERLU DIJALANKAN
SEPANJANG TAHUN. WALAU BAGAIMANAPUN
PIHAK SEKOLAH DIGALAKKAN MERANCANG
PELAKSANAAN PROGRAM SUKAN MENGIKUT
KEMAMPUAN, KESEDIAAN DAN KREATIVITI
SERTA INOVASI SEKOLAH
C. PEMANTAUAN – BAGI MENILAI DAN
MEMASTIKAN KEJAYAAN SERTA KEBERKESANAN
AKTIVITI SUKAN YANG DILAKSANAKAN
18. D. PENILAIAN – BERTUJUAN MENGHASILKAN
MAKLUMBALAS SECARA LANGSUNG YANG
MENJADI INPUT KEPADA USAHA
PENAMBAHBAIKAN AKTIVITI YANG
DIJALANKAN SERTA BAGI PENINGKATAN
PENGLIBATAN DAN PENCAPAIAN MURID
E. POST MORTEM / PENAMBAHBAIKAN –
F. LAPORAN / DOKUMENTASI