SlideShare a Scribd company logo
Presentasi ke-12
NIKAH SIRRI & NIKAH MUT’AH :
Definisi, Dalil, Hukum & Implikasinya
Kelompok 12 :
1. M. Zainul Muslimin
2. ‘Unwan Makhbubiy
3. Tri Cahyono
4. Yatim
TA’RIF NIKAH SIRRI
Kata “Sirri” berasal dari bahasa Arab, yang arti harfiyahnya,
“rahasia” (secret marriage). Menurut terminologi fiqh Maliki,
Nikah sirri, ialah: “Nikah yang atas pesan suami, para saksi
merahasiakannya untuk isterinya atau jama’ahnya, sekalipun
keluarga setempat”
Ibnu Taimiyah dalam kitabnya, Ahkamu al-Zawaj, menyatakan
bahwa nikah sirri adalah apabila laki-laki menikahi perempuan
tanpa wali dan saksi-saksi, serta merahasiakan pernikahannya.
Sehingga langsung dapat disimpulkan, bahwa pernikahan ini
bathil menurut jumhur ulama.
Wahbah Zuhaili menyatakan bahwa nikah sirri yakni nikah yang
dirahasiakan dan hanya diketahui oleh pihak yang terkait
dengan akad. Pada akad ini dua saksi, wali dan kedua
mempelai diminta untuk merahasiakan pernikahan itu, dan tidak
seorangpun dari mereka diperbolehkan menceritakan
akad tersebut kepada orang lain.
NIKAH SIRRI MENURUT FIQH
Menurut pandangan ulama, nikah sirri terbagi menjadi dua:
Pertama : Dilangsungkannya pernikahan suami istri tanpa kehadiran wali
dan saksi-saksi, atau hanya dihadiri wali tanpa diketahui oleh saksi-saksi.
Kemudian pihak-pihak yang hadir (suami-istri dan wali) menyepakati
untuk menyembunyikan pernikahan tersebut. Menurut pandangan seluruh
ulama fiqih, pernikahan yang dilaksanakan seperti ini batil. Lantaran tidak
memenuhi syarat pernikahan, seperti keberadaan wali dan saksi-saksi. Ini
bahkan termasuk nikah sifâh (perzinaan) atau ittikhâdzul-akhdân
(menjadikan wanita atau lelaki sebagai piaraan untuk pemuas nafsu).
ٍ‫ان‬َ‫د‬ْ‫خ‬ّ‫أ‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬ُ‫م‬َ‫ال‬ َ‫و‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫ح‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫س‬ُ‫م‬ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ “… Bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang
mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya …” [al- Nisâ`/4:25].
Kedua : Pernikahan terlaksana dengan syarat-syarat dan rukun-rukun
yang terpenuhi, seperti ijab, qabul, wali dan saksi-saksi. Akan tetapi,
mereka (suami, istri, wali dan saksi) satu kata untuk merahasiakan
pernikahan ini dari telinga masyarakat. Jumhur ulama memandang
pernikahan seperti ini sah, tetapi hukumnya dilarang. Sebab, suatu
perkara yang rahasia, jika telah dihadiri dua orang atau lebih, maka sudah
bukan rahasia lagi. Dilarang, karena adanya perintah Rasul Saw untuk
walimah dan menghilangkan unsur yang berpotensi mengundang keragu-
raguan dan tuduhan tidak benar. Sedangkan kalangan ulama
Malikiyah menilai pernikahan yang seperti ini batil. Karena
maksud dari perintah untuk menyelenggarakan pernikahan adalah
pemberitahuan, dan ini termasuk syarat sah pernikahan.
TERMINOLOGI NIKAH SIRRI DI INDONESIA
Dalam konteks masyarakat Indonesia, definisi nikah sirri ada
beberapa versi:
1. Pernikahan yang dipandang sah dari segi agama (Islam),
namun tidak didaftarkan ke KUA (selaku lembaga perwakilan
negara dalam bidang pernikahan).
2. Pernikahan yang dilakukan tanpa kehadiran wali dari pihak
perempuan.
3. Pernikahan yang sah dilakukan baik oleh agama maupun
secara negara (juga tercatat di KUA), namun tidak
disebarluaskan (tidak diadakan walimah/resepsi).
Nikah sirri yang banyak dilakukan oleh masyarakat Muslim
Indonesia yaitu pernikahan yang sah namun tidak didaftarkan
ke KUA. Dalam konteks ini terminologi yang tepat adalah
Nikah Sirri = Zawaj ‘Urfi = Nikah dibawah tangan.
ZAWAJ ‘URFI
Disebut nikah ‘urfi (adat) karena pernikahan ini merupakan adat
dan kebiasaan yang berjalan dalam masyarakat muslim sejak
masa Nabi Saw dan para sahabat, dimana mereka tidak perlu
untuk mencatat akad pernikahan mereka tanpa ada permasalahan
dalam hati mereka.
Nikah ‘urfi mudah untuk dipalsu dan digugat, berbeda dengan
pernikahan resmi yang sulit digugat.
Faktor-faktor pendorong nikah ‘urfi:
a. Problem Poligami.
b. Undang-undang usia.
c. Tempat tinggal yang tidak menetap.
d. Faktor Harta/Mahar yang tinggi.
e. Faktor Agama. Sebagian orang lebih menempuh jalan ini untuk
memenuhi hasratnya bersama kekasihnya dan tidak ingin terikat
dalam suatu pernikahan resmi.
EFEK NIKAH SIRRI
Diantara efek pernikahan sirri bagi anak & istri:
1. Istri tidak bisa menggugat suami, apabila
ditinggalkan oleh suami.
2. Penyelesaian kasus gugatan nikah sirri,
hanya bisa diselesaikan melalui hukum adat,
tidak bisa di pengadilan agama.
3. Pernikahan sirri tidak termasuk perjanjian yang kuat (mītsāqan
ghalīdha) karena tidak tercatat secara hukum.
4. Apabila memiliki anak, maka anak tersebut tidak memiliki status,
seperti akta kelahiran. Sebab untuk memperoleh akta kelahiran,
disyaratkan adanya akta nikah.
5. Istri tidak memperoleh tunjangan apabila suami meninggal,
seperti tunjangan jasa raharja. Apabila suami sebagai PNS,
maka istri tidak memperoleh tunjangan perkawinan
dan tunjangan pensiun suami
6. Anak & istri terancam tidak mendapat hak waris,
karena tidak ada bukti administrasi pernikahan.
MANFAAT PENCATATAN (AKTA) NIKAH
1. Menjaga hak dari kesia-siaan, baik hak suami istri atau hak anak
berupa nasab, nafkah, warisan dsb. Catatan resmi ini merupakan
bukti otentik yang tidak bisa digugat untuk mendapatkan hak tsb.
2. Menyelesaikan persengketaan antara suami istri atau para walinya
ketika mereka berselisih, karena bisa jadi salah satu diantara
mereka akan mengingkari suatu hak untuk kepentingan pribadi
dan pihak lainnya tidak memiliki bukti karena saksi telah tiada.
Maka dengan adanya catatan ini, hal itu tidak bisa diingkari.
3. Catatan dan tulisan akan bertahan lama, sehingga sekalipun yang
bertanda tangan telah meninggal dunia namun catatan masih
berlaku. Oleh karena itu, para ulama menjadikan tulisan
merupakan salah satu cara penentuan hukum.
4. Catatan nikah akan menjaga suatu pernikahan dari pernikahan
yang tidak sah, karena akan diteliti terlebih dahulu beberapa syarat
dan rukun pernikahan serta penghalang-penghalangnya.
5. Menutup pintu pengakuan dusta dalam pengadilan. Karena bisa
saja sebagian orang yang hatinya rusak telah mengaku
telah menikahi seorang wanita secara dusta untuk
menjatuhkan lawannya dan mencemarkan kehormatan
hanya karena mudahnya suatu pernikahan dengan saksi palsu.
DALIL PELARANGAN NIKAH SIRRI
 Apabila pemerintah memandang adanya undang-undang
keharusan tercatatnya akad pernikahan, maka itu adalah
undang-undang yang sah dan wajib bagi rakyat untuk
mematuhinya dan tidak melanggarnya. QS. al-Nisa’: 59
َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ ‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫أ‬َ‫و‬ َ‫هللا‬ ‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ء‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ل‬ُُْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ
‫ر‬‫ل‬‫م‬َ‫َأ‬‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫و‬
 Kaidah fiqh: ‫بالمصلحة‬ ‫منوط‬ ‫الرعية‬ ‫عل‬ ْ‫اإلما‬ ‫تصرف‬
 ْ‫اإلسال‬ ‫ف‬ ‫ضرار‬ ‫وال‬ ‫الضرر‬
 Pencatatan perkawinan menjadi suatu keharusan yang
dilakukan karena membawa kemaslahatan yang lebih besar
bagi umat Islam. Ada kaidah fiqh ‫المفاسد‬ ‫ودرء‬ ‫المصالح‬ ‫جلب‬
(menarik kemaslahatan dan menolak kemudaratan). Ulama
ushul fiqh mengklaim bahwa apabila ada aturan hukum yang
dibuat manusia nyata maslahatnya dan tidak bertentangan
dengan nash, ia dapat disebut bagian dari hukum itu sendiri.
KESIMPULAN HUKUM NIKAH SIRRI
Nikah sirri yang diartikan menurut terminologi fiqh, dilarang
dan tidak sah menurut hukum Islam, karena ada unsur sirri
(dirahasiakan nikahnya), yang bertentangan dengan ajaran
Islam dan bisa mengundang fitnah dan tuhmah, serta dapat
mendatangkan madarat/resiko berat bagi pelakunya dan
keluarganya. Nikah sirri juga tidak sah menurut hukum
positif, karena tidak melaksanakan ketentuan hukum
munakahat yang baku dan benar, dan tidak pula diadakan
pencatatan nikahnya oleh KUA.
Nikah dibawah tangan hukumnya sah menurut hukum Islam
sepanjang tidak motif “sirri”, karena telah memenuhi
ketentuan syari’ah yang benar. Nikah dibawah tangan tidak
sah menurut hukum positif, karena tidak memenuhi
peraturan UU yang berlaku dalam hukum perkawinan.
Nikah ‘urfi banyak mengandung persoalan (mafsadat/
mudharat). Sehingga dalam perspektif syari’at,
nikah ‘urfi, walau sah secara fiqh, tetapi perlu
dihindari.
NIKAH MUT’AH
Mut’ah identik dengan kata tamattu’ yang berarti bersenang-senang atau
menikmati. Secara istilah, mut’ah berarti seorang laki-laki menikahi
seorang wanita dengan memberikan sejumlah harta tertentu dalam
waktu tertentu, pernikahan ini akan berakhir sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan tanpa talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah
atau tempat tinggal dan tanpa adanya saling mewarisi antara keduanya
jika meninggal sebelum berakhirnya masa nikah mut’ah itu.
Nikah Mut’ah disebut juga pernikahan sementara (al-zawaj al-mu`aqqat).
Menurut Sayyid Sabiq, dinamakan mut’ah karena laki-lakinya bermaksud
untuk bersenang-senang sementara waktu saja. Dalam nikah mut’ah,
jangka waktu perjanjian pernikahan (ajal) dan besarnya mahar yang
harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang
hendak dinikahi (mahr, ajr), dinyatakan secara spesifik dan eksplisit.
Tujuan nikah mut’ah adalah kenikmatan seksual (istimta’), sehingga
berbeda dengan tujuan penikahan permanen, yaitu prokreasi (taulid an-
nasl). Pihak laki-laki tidak berkewajiban menyediakan kebutuhan sehari-
hari (nafaqah) untuk istri sementaranya, sebagaimana yang harus ia
lakukan dalam pernikahan permanen. Sejalan dengan itu,
pihak istri juga mempunyai kewajiban yang sedikit untuk
mentaati suami, kecuali dalam urusan seksual.
HUKUM NIKAH MUT’AH
Pada awal perjalanan Islam, nikah mut’ah memang dihalalkan,
‫ا‬َّ‫ن‬ُ‫ك‬
ِ َّ
‫َّللا‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫و‬ُ‫ز‬ْ‫غ‬َ‫ن‬
َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬
َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ ٌ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ َ
‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬
َ
‫ال‬
‫ي‬ ِ
‫ص‬ْ‫خ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬
‫َا‬‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ن‬َ‫ف‬
َ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ح‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ َ
‫ص‬َّ‫خ‬َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
ِ‫ب‬
ِ‫ب‬ ْ‫و‬َّ‫الث‬
َ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬
ِ َّ
‫َّللا‬
‫يحب‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫إن‬ ‫تعتدوا‬ ‫وال‬ ‫لكم‬ ‫هللا‬ ‫أحل‬ ‫ما‬ ‫طيبات‬ ‫تحرموا‬ ‫ال‬ ‫آمنوا‬ ‫الذين‬ ‫أيها‬ ‫يا‬
‫المعتدين‬
Kami pergi berperang bersama Rasulullah saw. tanpa membawa istri
lalu kami bertanya: Bolehkah kami mengebiri diri? Beliau melarang kami
melakukan itu kemudian memberikan rukhsah untuk menikahi wanita
dengan pakaian sebagai mahar selama tempo waktu tertentu lalu
Abdullah membacakan ayat tsb. (HR. BukhariMuslim).
Hadits dari Jabir bin Abdillah dan Salamah bin ‘Akwa berkata: Pernah
kami dalam sebuah peperangan, lalu datang kepada kami Rasul Saw
ِ َّ
‫َّللا‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
ْ‫د‬َ‫ق‬
َ‫أ‬
‫وا‬ُ‫ع‬ِ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ِن‬‫ذ‬
‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬
ْ‫ت‬ُ‫م‬
ِ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫ن‬‫ال‬ َََ‫ع‬
Telah diizinkan bagi kalian nikah mut’ah maka sekarang mut’ahlah.
Namun hukum ini telah dimansukh/dihapus dengan larangan
Rasul Saw untuk menikah mut’ah. Para ulama berselisih
pendapat kapan diharamkannya nikah mut’ah tersebut.
Pendapat yang lebih rajih bahwa nikah mut’ah
diharamkan pada saat fathu makkah tahun 8 Hijriyah.
HUKUM NIKAH MUT’AH
al-Imam an-Nawawi dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim:
َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬‫َا‬ُ ‫ة‬َ‫ح‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ل‬
‫اإل‬َ‫و‬ ْ‫ي‬ ِ
‫ر‬‫ل‬‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ار‬َ‫ت‬‫ل‬‫خ‬ُ‫م‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫اب‬َ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬َ‫و‬
‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫ل‬‫ل‬‫ب‬َ‫ق‬ ‫ا‬
‫ال‬ َ
‫ال‬َ‫ح‬ ‫تل‬َ‫ن‬‫َا‬َُ‫و‬ ،ِ‫ن‬‫ل‬‫ي‬َ‫ت‬َّ‫ر‬
َُّْ‫ث‬ ، ‫ر‬َ‫ب‬
‫َّة‬َُ‫م‬ ‫ح‬‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬ ْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ ‫تل‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬ُ‫أ‬ َُّْ‫ث‬ ،‫ر‬َ‫ب‬‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ ‫تل‬َ‫م‬ِِّ
‫ر‬ُ‫ح‬
َُّْ‫ث‬ ،‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ِِّ‫ت‬ ِ
‫ال‬ ،‫اس‬َ‫ط‬ ‫ل‬‫و‬َ‫أ‬ ْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬
‫تل‬َ‫م‬ِِّ
‫ر‬ُ‫ح‬
َ‫ي‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫اا‬‫د‬َّ‫ب‬َ‫ؤ‬ُ‫م‬ ‫ا‬‫ا‬‫م‬‫ي‬ ِ
‫ر‬‫ل‬‫ح‬َ‫ت‬ ْ‫ا‬َّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ة‬َ‫ث‬ َ
‫ال‬َ‫ث‬ ‫د‬‫ل‬‫ع‬َ‫ب‬ ٍ‫ذ‬ِ‫ئ‬‫م‬ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬
ْ‫ي‬ ِ
‫ر‬‫ل‬‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ َّ‫ر‬َ‫م‬َ‫ت‬‫ل‬‫س‬‫ا‬َ‫و‬ ،‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ْ ‫ل‬‫و‬
“yang benar dalam masalah nikah mut’ah ini adalah bahwa pernah
dibolehkan dan kemudian diharamkan sebanyak dua kali; yakni
dibolehkan sebelum perang Khaibar, tapi kemudian diharamkan
ketika perang Khaibar. Kemudian dibolehkan selama tiga hari ketika
fathu Makkah, atau hari perang Authas, kemudian setelah itu
diharamkan untuk selamanya sampai hari kiamat”.
Alasan kenapa ketika itu dibolehkan melaksanakan nikah
mut’ah, karena ketika itu dalam keadaan perang yang jauh
dari istri, sehingga para sahabat yang ikut perang merasa
sangat berat. Dan lagi pada masa itu masih dalam masa
peralihan dari kebiasaan zaman jahiliyah.
Jadi wajar jika Allah memberikan keringanan
(rukhshah) bagi para sahabat ketika itu.
HUKUM NIKAH MUT’AH
Ada pendapat yang membolehkan nikah mut’ah ini berdasarkan
fatwa sahabat Ibnu Abbas r.a., padahal fatwa tersebut telah
direvisi oleh Ibnu Abbas sendiri.
‫اب‬ ‫عن‬ ‫ذلك‬ ‫واشتهر‬ ،‫حالل‬ ‫المتعة‬ ‫زواج‬ ‫أن‬ ‫التابعين‬ ‫وبعض‬ ‫الصحابة‬ ‫بعض‬ ‫عن‬ ‫روي‬ ‫وقد‬
‫ن‬
‫السنن‬ ‫تهذيب‬ ‫وفي‬ ،‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫عباس‬
:
‫إ‬ ‫في‬ ‫المسلك‬ ‫هذا‬ ‫سلك‬ ‫فانه‬ ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫وأما‬
‫باحتها‬
‫رجع‬ ‫منها‬ ‫الناس‬ ‫إُثار‬ ‫بلغه‬ ‫فلما‬ ،‫مطلقا‬ ‫يبحها‬ ْ‫ول‬ ،‫والضرورة‬ ‫الحاجة‬ ‫عند‬
.
‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫فقال‬
:
(
‫راجعون‬ ‫إليه‬ ‫وإنا‬ ‫هلل‬ ‫إنا‬
!)
‫هللا‬ ‫أحل‬ ‫ما‬ ‫مثل‬ ‫إال‬ ‫أحللت‬ ‫وال‬ ،‫أردت‬ ‫هذا‬ ‫وال‬ ،‫أفتيت‬ ‫بهذا‬ ‫ما‬ ‫وهللا‬
‫الخنزي‬ ْ‫ولح‬ ْ‫والد‬ ‫ُالميتة‬ ‫إال‬ ‫هي‬ ‫وما‬ ،‫للمضطر‬ ‫إال‬ ‫تحل‬ ‫وما‬ ،‫الخنزير‬ ْ‫ولح‬ ْ‫والد‬ ‫الميتة‬
‫ر‬
.
Diriwayatkan dari beberapa sahabat dan beberapa tabi’in bahwa nikah mut’ah
hukumnya boleh, dan yang paling populer pendapat ini dinisbahkan kepada sahabat
Ibnu Abbas r.a., dan dalam kitab Tahzhib as-Sunan dikatakan: sedangkan Ibnu Abbas
membolehkan nikah mut’ah ini tidaklah secara mutlak, akan tetapi hanya ketika
dalam keadaan dharurat. Akan tetapi ketika banyak yang melakukannya dengan
tanpa mempertimbangkan kedharuratannya, maka ia merevisi pendapatnya tersebut.
Ia berkata: “inna lillahi wainna ilaihi raji’un, demi Allah saya tidak memfatwakan
seperti itu (hanya untuk kesenangan belaka), tidak seperti itu yang saya inginkan.
Saya tidak menghalalkan nikah mut’ah kecuali ketika dalam keadaan dharurat,
sebagaimana halalnya bangkai, darah dan daging babi ketika dalam keadaan
dharurat, yang asalnya tidak halal kecuali bagi dalam keadaan dharurat. Nikah
mut’ah itu sama seperti bangkai, darah, dan daging babi, yang awalnya haram
hukumnya, tapi ketika dalam keadaan dharurat maka hukumnya menjadi boleh”
Pandangan Kaum Syi’ah (Itsna ‘Asy’ariyah)
Dasar legitimasi kaum Syi’ah terhadap nikah muth’ah adalah al-
Qur’an surat an-Nisa’ ayat 24: ‫و‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬
ََ‫ض‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬
Dalam Tarikh al-Fiqh al-Ja’fari dijelaskan, bahwa ketika Abu Nashrah
bertanya kepada Ibn Abbas tentang nikah muth’ah, Ibn Abbas
menerangkan, nikah itu diperbolehkan, menurut Ibn Abbas,
lengkapnya ayat itu adalah (terdapat tambahan ‫مس‬ ‫اجل‬ ‫الى‬
‫مى‬ ):
َّ‫ن‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬
)
‫مسم‬ ‫اجل‬ ‫ال‬
(
َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫ف‬
ََ‫ض‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬
Sahabat lain yang sependapat dengan Ibn Abbas Ibn Mas’ud, Ubay
Ibn Ka’ab, dan Said Ibn Zubair.
Kaum Syi’ah berpendirian bahwa praktek nikah muth’ah terdapat
pada masa Nabi dan Khalifah Pertama. Baru pada periode
Khalifah Kedua, yakni Khalifah Umar Ibn Khattab, nikah muth’ah
dilarang.
TUJUAN NIKAH
Syariat nikah menurut Islam ini, ajaran Islam ingin melindungi
para wanita untuk mendapatkan hak-haknya. Para wanita tidak
dapat dipertukarkan lagi sebagaimana zaman jahiliyah. Para
wanita selain harus menjalankan kewajibannya sebagai istri,
juga mempunyai hak untuk diperlakukan secara baik
(mu’asyarah bil ma’ruf), dan ketika suami meninggal ia juga
dapat bagian dari harta warisan.
Demikian tujuan nikah menurut ajaran Islam. Sedangkan nikah
mut’ah adalah nikah kontrak dalam jangka waktu tertentu,
sehingga apabila waktunya telah habis maka dengan
sendirinya nikah tersebut bubar tanpa adanya talak. Dalam
nikah mut’ah si wanita yang menjadi istri juga tidak mempunyai
hak waris jika si suami meninggal. Dengan begitu, tujuan nikah
mut’ah ini tidak sesuai dengan tujuan nikah menurut ajaran
Islam sebagaimana disebutkan di atas, dan dalam nikah
mut’ah ini pihak wanita teramat sangat dirugikan. Oleh
karenanya nikah mut’ah ini dilarang oleh Islam.
DALIL HARAMNYA NIKAH MUT’AH
pendapat yang mengharamkannya dasar hukumnya sangat
kuat, sebab dilandaskan di atas hadis shahih sbb.
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ن‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬ ٍِّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ل‬‫َن‬‫ع‬
:
َ‫ص‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ه‬َ‫ن‬
‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫ل‬‫َن‬‫ع‬ ََّْ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َّ‫ل‬
َ‫ر‬َ‫ب‬‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ َْ‫َا‬‫ع‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ل‬‫ت‬ُ‫م‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫اَأُوع‬ ‫بن‬ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ‫ل‬‫َن‬‫ع‬
:
ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ
‫ص‬َّ‫خ‬َ‫ر‬
َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬
َْ‫َا‬‫ع‬ َْ
‫ا‬َ‫ه‬‫ل‬‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ه‬َ‫ن‬ َُّْ‫ث‬ ‫ا‬‫ا‬‫ث‬ َ
‫ال‬َ‫ث‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ل‬‫ت‬ُ‫م‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ
‫اس‬َ‫ط‬ ‫ل‬‫و‬َ‫أ‬
(
‫مسل‬ ‫رواه‬
ْ
(
“Diriwayatkan bahwa sahabat Salamah bin al-Akwa’ r.a. berkata: Rasulullah
s.a.w. memperbolehkan nikah mut’ah selama tiga hari pada tahun Authas (ketika
ditundukkannya Makkah, fathu Makkah) kemudian (setelah itu) melarangnya”
َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُّ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ه‬ُ‫ج‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ر‬‫ل‬‫ب‬َ‫س‬ ُ‫ن‬‫ل‬‫ب‬ ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ر‬ ‫عن‬
َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫َان‬ُ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬
َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬
َْ
َُُ‫ل‬ ُ‫ت‬‫ل‬‫ن‬ِ‫ذ‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬‫ل‬‫ن‬ُُ ‫ل‬‫د‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِِّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬
َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِِّ‫ن‬‫ال‬ ‫ل‬‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫اع‬َ‫ت‬‫ل‬‫م‬ِ‫ت‬‫ل‬‫س‬ ِ
‫اال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ل‬ْ
ََّْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ل‬‫د‬َ‫ق‬ َ َّ
‫َّللا‬
َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫ل‬‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬‫ل‬‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫َان‬ُ ‫ل‬‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ِْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬
‫ل‬‫أ‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِِّ‫ل‬َ‫خ‬ُ‫ي‬‫ل‬‫ل‬َ‫ف‬ ٌ‫ء‬‫ل‬‫ي‬َ‫ش‬
‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ُ‫خ‬
‫اا‬‫ئ‬‫ل‬‫ي‬َ‫ش‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬‫ل‬‫ي‬َ‫ت‬‫آ‬
(
‫و‬ ‫ماجة‬ ‫وابن‬ ‫والنسائي‬ ‫داوود‬ ‫وأبو‬ ْ‫مسل‬ ‫أخرجه‬
‫حبان‬ ‫وابن‬ ‫أحمد‬
(
“Diriwayatkan dari Rabi’ bin Sabrah r.a. sesungguhnya rasulullah s.a.w.
bersabda: “wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku pernah mengizinkan
nikah mut’ah, dan sesungguhnya Allah telah mengharamkannya sampai hari
kiamat, oleh karenanya barangsiapa yang masih mempunyai ikatan mut’ah maka
segera lepaskanlah, dan jangan kalian ambil apa yang telah kalian berikan
kepada wanita yang kalian mut’ah”
Nikah Misyar
Nikah Misyar banyak ditemui di beberapa negara di Timur
Tengah, seperti Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Makna
kawin misyar adalah “lewat dan tidak lama-lama bermukim”.
Biasanya terjadi pada istri kedua atau seterusnya, dimana
seorang laki-laki pergi ke pihak wanita dan wanita tidak
pindah atau bersama laki-laki di rumahnya. Tujuan kawin jenis
ini agar suami terbebas dari kewajiban menafkahi istri serta
memberinya tempat tinggal seperti halnya terhadap istri
pertama.
Kawin misyar terkadang tidak tercatat (seperti ‘urfi), dan
terkadang tercatat dengan disertai bukti. Biasanya pihak
wanita ber-tanazul (keringanan tidak menuntut sebagian
haknya) terutama menyangkut materi, kecuali dalam nafkah
batin.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to presentasi nikah sirri dan nikah mt'ah.ppt

PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum IslamPERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
IAIN Tulungagung
 
Perkahwinan luar negara dan isu semasa
Perkahwinan luar negara dan isu semasaPerkahwinan luar negara dan isu semasa
Perkahwinan luar negara dan isu semasa
shokri226368
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
tyasputri9
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
tyasputri9
 
PPT AGAMA.pptx
PPT AGAMA.pptxPPT AGAMA.pptx
PPT AGAMA.pptx
ibrahimamri1
 
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptx
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptxHUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptx
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptx
nuradam15
 
PPT MUHTADIN.pptx
PPT MUHTADIN.pptxPPT MUHTADIN.pptx
PPT MUHTADIN.pptx
MUHTADIN21
 
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptxMATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
YudhistiraPutra9
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Arya D Ningrat
 
Masail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi Baru
Masail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi BaruMasail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi Baru
Masail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi Baru
Haristian Sahroni Putra
 
Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...
Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...
Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...
NgazisMasturi
 
Siapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikahSiapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikah
Muhsin Hariyanto
 
5. Prosesi pernikahan.pptx
5. Prosesi pernikahan.pptx5. Prosesi pernikahan.pptx
5. Prosesi pernikahan.pptx
windajubaidah2
 
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdfKLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
AzyarSusanto1
 
AGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptx
AGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptxAGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptx
AGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptx
LucasBeaker
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
Dicky Arpakh
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Eloknadlifah
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
ikafia maulidia
 

Similar to presentasi nikah sirri dan nikah mt'ah.ppt (20)

PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum IslamPERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
 
Perkahwinan luar negara dan isu semasa
Perkahwinan luar negara dan isu semasaPerkahwinan luar negara dan isu semasa
Perkahwinan luar negara dan isu semasa
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
PPT AGAMA.pptx
PPT AGAMA.pptxPPT AGAMA.pptx
PPT AGAMA.pptx
 
A
AA
A
 
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptx
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptxHUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptx
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM.pptx
 
PPT MUHTADIN.pptx
PPT MUHTADIN.pptxPPT MUHTADIN.pptx
PPT MUHTADIN.pptx
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptxMATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
 
Masail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi Baru
Masail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi BaruMasail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi Baru
Masail Fiqhiyyah - Akad Nikah dengan Teknologi Baru
 
Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...
Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...
Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan, Dasar Hukum Perkawinan, Hukum Melakuka...
 
Siapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikahSiapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikah
 
5. Prosesi pernikahan.pptx
5. Prosesi pernikahan.pptx5. Prosesi pernikahan.pptx
5. Prosesi pernikahan.pptx
 
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdfKLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
 
AGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptx
AGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptxAGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptx
AGAMA PERNIKAHAN DALAM ISLAM.pptx
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 

Recently uploaded

SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 

Recently uploaded (20)

SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 

presentasi nikah sirri dan nikah mt'ah.ppt

  • 1. Presentasi ke-12 NIKAH SIRRI & NIKAH MUT’AH : Definisi, Dalil, Hukum & Implikasinya Kelompok 12 : 1. M. Zainul Muslimin 2. ‘Unwan Makhbubiy 3. Tri Cahyono 4. Yatim
  • 2. TA’RIF NIKAH SIRRI Kata “Sirri” berasal dari bahasa Arab, yang arti harfiyahnya, “rahasia” (secret marriage). Menurut terminologi fiqh Maliki, Nikah sirri, ialah: “Nikah yang atas pesan suami, para saksi merahasiakannya untuk isterinya atau jama’ahnya, sekalipun keluarga setempat” Ibnu Taimiyah dalam kitabnya, Ahkamu al-Zawaj, menyatakan bahwa nikah sirri adalah apabila laki-laki menikahi perempuan tanpa wali dan saksi-saksi, serta merahasiakan pernikahannya. Sehingga langsung dapat disimpulkan, bahwa pernikahan ini bathil menurut jumhur ulama. Wahbah Zuhaili menyatakan bahwa nikah sirri yakni nikah yang dirahasiakan dan hanya diketahui oleh pihak yang terkait dengan akad. Pada akad ini dua saksi, wali dan kedua mempelai diminta untuk merahasiakan pernikahan itu, dan tidak seorangpun dari mereka diperbolehkan menceritakan akad tersebut kepada orang lain.
  • 3. NIKAH SIRRI MENURUT FIQH Menurut pandangan ulama, nikah sirri terbagi menjadi dua: Pertama : Dilangsungkannya pernikahan suami istri tanpa kehadiran wali dan saksi-saksi, atau hanya dihadiri wali tanpa diketahui oleh saksi-saksi. Kemudian pihak-pihak yang hadir (suami-istri dan wali) menyepakati untuk menyembunyikan pernikahan tersebut. Menurut pandangan seluruh ulama fiqih, pernikahan yang dilaksanakan seperti ini batil. Lantaran tidak memenuhi syarat pernikahan, seperti keberadaan wali dan saksi-saksi. Ini bahkan termasuk nikah sifâh (perzinaan) atau ittikhâdzul-akhdân (menjadikan wanita atau lelaki sebagai piaraan untuk pemuas nafsu). ٍ‫ان‬َ‫د‬ْ‫خ‬ّ‫أ‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬ُ‫م‬َ‫ال‬ َ‫و‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫ح‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫س‬ُ‫م‬ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ “… Bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya …” [al- Nisâ`/4:25]. Kedua : Pernikahan terlaksana dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang terpenuhi, seperti ijab, qabul, wali dan saksi-saksi. Akan tetapi, mereka (suami, istri, wali dan saksi) satu kata untuk merahasiakan pernikahan ini dari telinga masyarakat. Jumhur ulama memandang pernikahan seperti ini sah, tetapi hukumnya dilarang. Sebab, suatu perkara yang rahasia, jika telah dihadiri dua orang atau lebih, maka sudah bukan rahasia lagi. Dilarang, karena adanya perintah Rasul Saw untuk walimah dan menghilangkan unsur yang berpotensi mengundang keragu- raguan dan tuduhan tidak benar. Sedangkan kalangan ulama Malikiyah menilai pernikahan yang seperti ini batil. Karena maksud dari perintah untuk menyelenggarakan pernikahan adalah pemberitahuan, dan ini termasuk syarat sah pernikahan.
  • 4. TERMINOLOGI NIKAH SIRRI DI INDONESIA Dalam konteks masyarakat Indonesia, definisi nikah sirri ada beberapa versi: 1. Pernikahan yang dipandang sah dari segi agama (Islam), namun tidak didaftarkan ke KUA (selaku lembaga perwakilan negara dalam bidang pernikahan). 2. Pernikahan yang dilakukan tanpa kehadiran wali dari pihak perempuan. 3. Pernikahan yang sah dilakukan baik oleh agama maupun secara negara (juga tercatat di KUA), namun tidak disebarluaskan (tidak diadakan walimah/resepsi). Nikah sirri yang banyak dilakukan oleh masyarakat Muslim Indonesia yaitu pernikahan yang sah namun tidak didaftarkan ke KUA. Dalam konteks ini terminologi yang tepat adalah Nikah Sirri = Zawaj ‘Urfi = Nikah dibawah tangan.
  • 5. ZAWAJ ‘URFI Disebut nikah ‘urfi (adat) karena pernikahan ini merupakan adat dan kebiasaan yang berjalan dalam masyarakat muslim sejak masa Nabi Saw dan para sahabat, dimana mereka tidak perlu untuk mencatat akad pernikahan mereka tanpa ada permasalahan dalam hati mereka. Nikah ‘urfi mudah untuk dipalsu dan digugat, berbeda dengan pernikahan resmi yang sulit digugat. Faktor-faktor pendorong nikah ‘urfi: a. Problem Poligami. b. Undang-undang usia. c. Tempat tinggal yang tidak menetap. d. Faktor Harta/Mahar yang tinggi. e. Faktor Agama. Sebagian orang lebih menempuh jalan ini untuk memenuhi hasratnya bersama kekasihnya dan tidak ingin terikat dalam suatu pernikahan resmi.
  • 6. EFEK NIKAH SIRRI Diantara efek pernikahan sirri bagi anak & istri: 1. Istri tidak bisa menggugat suami, apabila ditinggalkan oleh suami. 2. Penyelesaian kasus gugatan nikah sirri, hanya bisa diselesaikan melalui hukum adat, tidak bisa di pengadilan agama. 3. Pernikahan sirri tidak termasuk perjanjian yang kuat (mītsāqan ghalīdha) karena tidak tercatat secara hukum. 4. Apabila memiliki anak, maka anak tersebut tidak memiliki status, seperti akta kelahiran. Sebab untuk memperoleh akta kelahiran, disyaratkan adanya akta nikah. 5. Istri tidak memperoleh tunjangan apabila suami meninggal, seperti tunjangan jasa raharja. Apabila suami sebagai PNS, maka istri tidak memperoleh tunjangan perkawinan dan tunjangan pensiun suami 6. Anak & istri terancam tidak mendapat hak waris, karena tidak ada bukti administrasi pernikahan.
  • 7. MANFAAT PENCATATAN (AKTA) NIKAH 1. Menjaga hak dari kesia-siaan, baik hak suami istri atau hak anak berupa nasab, nafkah, warisan dsb. Catatan resmi ini merupakan bukti otentik yang tidak bisa digugat untuk mendapatkan hak tsb. 2. Menyelesaikan persengketaan antara suami istri atau para walinya ketika mereka berselisih, karena bisa jadi salah satu diantara mereka akan mengingkari suatu hak untuk kepentingan pribadi dan pihak lainnya tidak memiliki bukti karena saksi telah tiada. Maka dengan adanya catatan ini, hal itu tidak bisa diingkari. 3. Catatan dan tulisan akan bertahan lama, sehingga sekalipun yang bertanda tangan telah meninggal dunia namun catatan masih berlaku. Oleh karena itu, para ulama menjadikan tulisan merupakan salah satu cara penentuan hukum. 4. Catatan nikah akan menjaga suatu pernikahan dari pernikahan yang tidak sah, karena akan diteliti terlebih dahulu beberapa syarat dan rukun pernikahan serta penghalang-penghalangnya. 5. Menutup pintu pengakuan dusta dalam pengadilan. Karena bisa saja sebagian orang yang hatinya rusak telah mengaku telah menikahi seorang wanita secara dusta untuk menjatuhkan lawannya dan mencemarkan kehormatan hanya karena mudahnya suatu pernikahan dengan saksi palsu.
  • 8. DALIL PELARANGAN NIKAH SIRRI  Apabila pemerintah memandang adanya undang-undang keharusan tercatatnya akad pernikahan, maka itu adalah undang-undang yang sah dan wajib bagi rakyat untuk mematuhinya dan tidak melanggarnya. QS. al-Nisa’: 59 َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ ‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫أ‬َ‫و‬ َ‫هللا‬ ‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ء‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ل‬ُُْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ ‫ر‬‫ل‬‫م‬َ‫َأ‬‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫و‬  Kaidah fiqh: ‫بالمصلحة‬ ‫منوط‬ ‫الرعية‬ ‫عل‬ ْ‫اإلما‬ ‫تصرف‬  ْ‫اإلسال‬ ‫ف‬ ‫ضرار‬ ‫وال‬ ‫الضرر‬  Pencatatan perkawinan menjadi suatu keharusan yang dilakukan karena membawa kemaslahatan yang lebih besar bagi umat Islam. Ada kaidah fiqh ‫المفاسد‬ ‫ودرء‬ ‫المصالح‬ ‫جلب‬ (menarik kemaslahatan dan menolak kemudaratan). Ulama ushul fiqh mengklaim bahwa apabila ada aturan hukum yang dibuat manusia nyata maslahatnya dan tidak bertentangan dengan nash, ia dapat disebut bagian dari hukum itu sendiri.
  • 9. KESIMPULAN HUKUM NIKAH SIRRI Nikah sirri yang diartikan menurut terminologi fiqh, dilarang dan tidak sah menurut hukum Islam, karena ada unsur sirri (dirahasiakan nikahnya), yang bertentangan dengan ajaran Islam dan bisa mengundang fitnah dan tuhmah, serta dapat mendatangkan madarat/resiko berat bagi pelakunya dan keluarganya. Nikah sirri juga tidak sah menurut hukum positif, karena tidak melaksanakan ketentuan hukum munakahat yang baku dan benar, dan tidak pula diadakan pencatatan nikahnya oleh KUA. Nikah dibawah tangan hukumnya sah menurut hukum Islam sepanjang tidak motif “sirri”, karena telah memenuhi ketentuan syari’ah yang benar. Nikah dibawah tangan tidak sah menurut hukum positif, karena tidak memenuhi peraturan UU yang berlaku dalam hukum perkawinan. Nikah ‘urfi banyak mengandung persoalan (mafsadat/ mudharat). Sehingga dalam perspektif syari’at, nikah ‘urfi, walau sah secara fiqh, tetapi perlu dihindari.
  • 10. NIKAH MUT’AH Mut’ah identik dengan kata tamattu’ yang berarti bersenang-senang atau menikmati. Secara istilah, mut’ah berarti seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan memberikan sejumlah harta tertentu dalam waktu tertentu, pernikahan ini akan berakhir sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan tanpa talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah atau tempat tinggal dan tanpa adanya saling mewarisi antara keduanya jika meninggal sebelum berakhirnya masa nikah mut’ah itu. Nikah Mut’ah disebut juga pernikahan sementara (al-zawaj al-mu`aqqat). Menurut Sayyid Sabiq, dinamakan mut’ah karena laki-lakinya bermaksud untuk bersenang-senang sementara waktu saja. Dalam nikah mut’ah, jangka waktu perjanjian pernikahan (ajal) dan besarnya mahar yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang hendak dinikahi (mahr, ajr), dinyatakan secara spesifik dan eksplisit. Tujuan nikah mut’ah adalah kenikmatan seksual (istimta’), sehingga berbeda dengan tujuan penikahan permanen, yaitu prokreasi (taulid an- nasl). Pihak laki-laki tidak berkewajiban menyediakan kebutuhan sehari- hari (nafaqah) untuk istri sementaranya, sebagaimana yang harus ia lakukan dalam pernikahan permanen. Sejalan dengan itu, pihak istri juga mempunyai kewajiban yang sedikit untuk mentaati suami, kecuali dalam urusan seksual.
  • 11. HUKUM NIKAH MUT’AH Pada awal perjalanan Islam, nikah mut’ah memang dihalalkan, ‫ا‬َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫و‬ُ‫ز‬ْ‫غ‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ ٌ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ َ ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ َ ‫ال‬ ‫ي‬ ِ ‫ص‬ْ‫خ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ ‫َا‬‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ن‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ح‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ َ ‫ص‬َّ‫خ‬َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ ِ‫ب‬ ْ‫و‬َّ‫الث‬ َ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ‫يحب‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫إن‬ ‫تعتدوا‬ ‫وال‬ ‫لكم‬ ‫هللا‬ ‫أحل‬ ‫ما‬ ‫طيبات‬ ‫تحرموا‬ ‫ال‬ ‫آمنوا‬ ‫الذين‬ ‫أيها‬ ‫يا‬ ‫المعتدين‬ Kami pergi berperang bersama Rasulullah saw. tanpa membawa istri lalu kami bertanya: Bolehkah kami mengebiri diri? Beliau melarang kami melakukan itu kemudian memberikan rukhsah untuk menikahi wanita dengan pakaian sebagai mahar selama tempo waktu tertentu lalu Abdullah membacakan ayat tsb. (HR. BukhariMuslim). Hadits dari Jabir bin Abdillah dan Salamah bin ‘Akwa berkata: Pernah kami dalam sebuah peperangan, lalu datang kepada kami Rasul Saw ِ َّ ‫َّللا‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ع‬ِ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ِن‬‫ذ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫ت‬ُ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫ن‬‫ال‬ َََ‫ع‬ Telah diizinkan bagi kalian nikah mut’ah maka sekarang mut’ahlah. Namun hukum ini telah dimansukh/dihapus dengan larangan Rasul Saw untuk menikah mut’ah. Para ulama berselisih pendapat kapan diharamkannya nikah mut’ah tersebut. Pendapat yang lebih rajih bahwa nikah mut’ah diharamkan pada saat fathu makkah tahun 8 Hijriyah.
  • 12. HUKUM NIKAH MUT’AH al-Imam an-Nawawi dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim: َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬‫َا‬ُ ‫ة‬َ‫ح‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ل‬ ‫اإل‬َ‫و‬ ْ‫ي‬ ِ ‫ر‬‫ل‬‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ار‬َ‫ت‬‫ل‬‫خ‬ُ‫م‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫اب‬َ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬َ‫و‬ ‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫ل‬‫ل‬‫ب‬َ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ال‬ َ ‫ال‬َ‫ح‬ ‫تل‬َ‫ن‬‫َا‬َُ‫و‬ ،ِ‫ن‬‫ل‬‫ي‬َ‫ت‬َّ‫ر‬ َُّْ‫ث‬ ، ‫ر‬َ‫ب‬ ‫َّة‬َُ‫م‬ ‫ح‬‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬ ْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ ‫تل‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬ُ‫أ‬ َُّْ‫ث‬ ،‫ر‬َ‫ب‬‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ ‫تل‬َ‫م‬ِِّ ‫ر‬ُ‫ح‬ َُّْ‫ث‬ ،‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ِِّ‫ت‬ ِ ‫ال‬ ،‫اس‬َ‫ط‬ ‫ل‬‫و‬َ‫أ‬ ْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ‫تل‬َ‫م‬ِِّ ‫ر‬ُ‫ح‬ َ‫ي‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫اا‬‫د‬َّ‫ب‬َ‫ؤ‬ُ‫م‬ ‫ا‬‫ا‬‫م‬‫ي‬ ِ ‫ر‬‫ل‬‫ح‬َ‫ت‬ ْ‫ا‬َّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ة‬َ‫ث‬ َ ‫ال‬َ‫ث‬ ‫د‬‫ل‬‫ع‬َ‫ب‬ ٍ‫ذ‬ِ‫ئ‬‫م‬ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ ْ‫ي‬ ِ ‫ر‬‫ل‬‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ َّ‫ر‬َ‫م‬َ‫ت‬‫ل‬‫س‬‫ا‬َ‫و‬ ،‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ْ ‫ل‬‫و‬ “yang benar dalam masalah nikah mut’ah ini adalah bahwa pernah dibolehkan dan kemudian diharamkan sebanyak dua kali; yakni dibolehkan sebelum perang Khaibar, tapi kemudian diharamkan ketika perang Khaibar. Kemudian dibolehkan selama tiga hari ketika fathu Makkah, atau hari perang Authas, kemudian setelah itu diharamkan untuk selamanya sampai hari kiamat”. Alasan kenapa ketika itu dibolehkan melaksanakan nikah mut’ah, karena ketika itu dalam keadaan perang yang jauh dari istri, sehingga para sahabat yang ikut perang merasa sangat berat. Dan lagi pada masa itu masih dalam masa peralihan dari kebiasaan zaman jahiliyah. Jadi wajar jika Allah memberikan keringanan (rukhshah) bagi para sahabat ketika itu.
  • 13. HUKUM NIKAH MUT’AH Ada pendapat yang membolehkan nikah mut’ah ini berdasarkan fatwa sahabat Ibnu Abbas r.a., padahal fatwa tersebut telah direvisi oleh Ibnu Abbas sendiri. ‫اب‬ ‫عن‬ ‫ذلك‬ ‫واشتهر‬ ،‫حالل‬ ‫المتعة‬ ‫زواج‬ ‫أن‬ ‫التابعين‬ ‫وبعض‬ ‫الصحابة‬ ‫بعض‬ ‫عن‬ ‫روي‬ ‫وقد‬ ‫ن‬ ‫السنن‬ ‫تهذيب‬ ‫وفي‬ ،‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫عباس‬ : ‫إ‬ ‫في‬ ‫المسلك‬ ‫هذا‬ ‫سلك‬ ‫فانه‬ ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫وأما‬ ‫باحتها‬ ‫رجع‬ ‫منها‬ ‫الناس‬ ‫إُثار‬ ‫بلغه‬ ‫فلما‬ ،‫مطلقا‬ ‫يبحها‬ ْ‫ول‬ ،‫والضرورة‬ ‫الحاجة‬ ‫عند‬ . ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫فقال‬ : ( ‫راجعون‬ ‫إليه‬ ‫وإنا‬ ‫هلل‬ ‫إنا‬ !) ‫هللا‬ ‫أحل‬ ‫ما‬ ‫مثل‬ ‫إال‬ ‫أحللت‬ ‫وال‬ ،‫أردت‬ ‫هذا‬ ‫وال‬ ،‫أفتيت‬ ‫بهذا‬ ‫ما‬ ‫وهللا‬ ‫الخنزي‬ ْ‫ولح‬ ْ‫والد‬ ‫ُالميتة‬ ‫إال‬ ‫هي‬ ‫وما‬ ،‫للمضطر‬ ‫إال‬ ‫تحل‬ ‫وما‬ ،‫الخنزير‬ ْ‫ولح‬ ْ‫والد‬ ‫الميتة‬ ‫ر‬ . Diriwayatkan dari beberapa sahabat dan beberapa tabi’in bahwa nikah mut’ah hukumnya boleh, dan yang paling populer pendapat ini dinisbahkan kepada sahabat Ibnu Abbas r.a., dan dalam kitab Tahzhib as-Sunan dikatakan: sedangkan Ibnu Abbas membolehkan nikah mut’ah ini tidaklah secara mutlak, akan tetapi hanya ketika dalam keadaan dharurat. Akan tetapi ketika banyak yang melakukannya dengan tanpa mempertimbangkan kedharuratannya, maka ia merevisi pendapatnya tersebut. Ia berkata: “inna lillahi wainna ilaihi raji’un, demi Allah saya tidak memfatwakan seperti itu (hanya untuk kesenangan belaka), tidak seperti itu yang saya inginkan. Saya tidak menghalalkan nikah mut’ah kecuali ketika dalam keadaan dharurat, sebagaimana halalnya bangkai, darah dan daging babi ketika dalam keadaan dharurat, yang asalnya tidak halal kecuali bagi dalam keadaan dharurat. Nikah mut’ah itu sama seperti bangkai, darah, dan daging babi, yang awalnya haram hukumnya, tapi ketika dalam keadaan dharurat maka hukumnya menjadi boleh”
  • 14. Pandangan Kaum Syi’ah (Itsna ‘Asy’ariyah) Dasar legitimasi kaum Syi’ah terhadap nikah muth’ah adalah al- Qur’an surat an-Nisa’ ayat 24: ‫و‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ََ‫ض‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ Dalam Tarikh al-Fiqh al-Ja’fari dijelaskan, bahwa ketika Abu Nashrah bertanya kepada Ibn Abbas tentang nikah muth’ah, Ibn Abbas menerangkan, nikah itu diperbolehkan, menurut Ibn Abbas, lengkapnya ayat itu adalah (terdapat tambahan ‫مس‬ ‫اجل‬ ‫الى‬ ‫مى‬ ): َّ‫ن‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ) ‫مسم‬ ‫اجل‬ ‫ال‬ ( َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫ف‬ ََ‫ض‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ Sahabat lain yang sependapat dengan Ibn Abbas Ibn Mas’ud, Ubay Ibn Ka’ab, dan Said Ibn Zubair. Kaum Syi’ah berpendirian bahwa praktek nikah muth’ah terdapat pada masa Nabi dan Khalifah Pertama. Baru pada periode Khalifah Kedua, yakni Khalifah Umar Ibn Khattab, nikah muth’ah dilarang.
  • 15. TUJUAN NIKAH Syariat nikah menurut Islam ini, ajaran Islam ingin melindungi para wanita untuk mendapatkan hak-haknya. Para wanita tidak dapat dipertukarkan lagi sebagaimana zaman jahiliyah. Para wanita selain harus menjalankan kewajibannya sebagai istri, juga mempunyai hak untuk diperlakukan secara baik (mu’asyarah bil ma’ruf), dan ketika suami meninggal ia juga dapat bagian dari harta warisan. Demikian tujuan nikah menurut ajaran Islam. Sedangkan nikah mut’ah adalah nikah kontrak dalam jangka waktu tertentu, sehingga apabila waktunya telah habis maka dengan sendirinya nikah tersebut bubar tanpa adanya talak. Dalam nikah mut’ah si wanita yang menjadi istri juga tidak mempunyai hak waris jika si suami meninggal. Dengan begitu, tujuan nikah mut’ah ini tidak sesuai dengan tujuan nikah menurut ajaran Islam sebagaimana disebutkan di atas, dan dalam nikah mut’ah ini pihak wanita teramat sangat dirugikan. Oleh karenanya nikah mut’ah ini dilarang oleh Islam.
  • 16. DALIL HARAMNYA NIKAH MUT’AH pendapat yang mengharamkannya dasar hukumnya sangat kuat, sebab dilandaskan di atas hadis shahih sbb. َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ن‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َ‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬ ٍِّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ل‬‫َن‬‫ع‬ : َ‫ص‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ه‬َ‫ن‬ ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫ل‬‫َن‬‫ع‬ ََّْ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ل‬ َ‫ر‬َ‫ب‬‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ َْ‫َا‬‫ع‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ل‬‫ت‬ُ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫اَأُوع‬ ‫بن‬ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ‫ل‬‫َن‬‫ع‬ : ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ص‬َّ‫خ‬َ‫ر‬ َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬ َْ‫َا‬‫ع‬ َْ ‫ا‬َ‫ه‬‫ل‬‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ه‬َ‫ن‬ َُّْ‫ث‬ ‫ا‬‫ا‬‫ث‬ َ ‫ال‬َ‫ث‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ل‬‫ت‬ُ‫م‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ ‫اس‬َ‫ط‬ ‫ل‬‫و‬َ‫أ‬ ( ‫مسل‬ ‫رواه‬ ْ ( “Diriwayatkan bahwa sahabat Salamah bin al-Akwa’ r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. memperbolehkan nikah mut’ah selama tiga hari pada tahun Authas (ketika ditundukkannya Makkah, fathu Makkah) kemudian (setelah itu) melarangnya” َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُّ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ه‬ُ‫ج‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ر‬‫ل‬‫ب‬َ‫س‬ ُ‫ن‬‫ل‬‫ب‬ ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ر‬ ‫عن‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫َان‬ُ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬ َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َْ َُُ‫ل‬ ُ‫ت‬‫ل‬‫ن‬ِ‫ذ‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬‫ل‬‫ن‬ُُ ‫ل‬‫د‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِِّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِِّ‫ن‬‫ال‬ ‫ل‬‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫اع‬َ‫ت‬‫ل‬‫م‬ِ‫ت‬‫ل‬‫س‬ ِ ‫اال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ل‬ْ ََّْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ل‬‫د‬َ‫ق‬ َ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫ل‬‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬‫ل‬‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫َان‬ُ ‫ل‬‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ِْ ‫ل‬‫و‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ‫ل‬‫أ‬َ‫ت‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِِّ‫ل‬َ‫خ‬ُ‫ي‬‫ل‬‫ل‬َ‫ف‬ ٌ‫ء‬‫ل‬‫ي‬َ‫ش‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ُ‫خ‬ ‫اا‬‫ئ‬‫ل‬‫ي‬َ‫ش‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬‫ل‬‫ي‬َ‫ت‬‫آ‬ ( ‫و‬ ‫ماجة‬ ‫وابن‬ ‫والنسائي‬ ‫داوود‬ ‫وأبو‬ ْ‫مسل‬ ‫أخرجه‬ ‫حبان‬ ‫وابن‬ ‫أحمد‬ ( “Diriwayatkan dari Rabi’ bin Sabrah r.a. sesungguhnya rasulullah s.a.w. bersabda: “wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku pernah mengizinkan nikah mut’ah, dan sesungguhnya Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat, oleh karenanya barangsiapa yang masih mempunyai ikatan mut’ah maka segera lepaskanlah, dan jangan kalian ambil apa yang telah kalian berikan kepada wanita yang kalian mut’ah”
  • 17. Nikah Misyar Nikah Misyar banyak ditemui di beberapa negara di Timur Tengah, seperti Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Makna kawin misyar adalah “lewat dan tidak lama-lama bermukim”. Biasanya terjadi pada istri kedua atau seterusnya, dimana seorang laki-laki pergi ke pihak wanita dan wanita tidak pindah atau bersama laki-laki di rumahnya. Tujuan kawin jenis ini agar suami terbebas dari kewajiban menafkahi istri serta memberinya tempat tinggal seperti halnya terhadap istri pertama. Kawin misyar terkadang tidak tercatat (seperti ‘urfi), dan terkadang tercatat dengan disertai bukti. Biasanya pihak wanita ber-tanazul (keringanan tidak menuntut sebagian haknya) terutama menyangkut materi, kecuali dalam nafkah batin.