Dokumen tersebut membahas tentang konstitusi dan rule of law. Ringkasnya, konstitusi merujuk kepada aturan hukum yang berlaku di suatu negara, sedangkan rule of law tumbuh untuk mewujudkan persamaan hak di hadapan hukum berdasarkan nilai-nilai HAM. Rule of law memiliki empat pilar demokrasi yaitu penghargaan HAM, pemisahan kekuasaan, pemerintahan berdasarkan undang-undang, dan peradilan.
Konsep dasar tentang negara adalah organisasi
tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-
cita untuk bersatu hidup didalam
daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
ujuan konstitusi adalah sebagai sarana memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa atau memberi batasan kepada para penguasa pemerintahan. Jika sebuah negara tidak memiliki konstitusi, maka sulit untuk mereka bertahan.
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL
UNDANG- UNDANG DASAR (UUD) NEGARA
REPUBLIK INDONESIA 1945 DAN
KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI BAWAH UUD
Konsep dasar tentang negara adalah organisasi
tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-
cita untuk bersatu hidup didalam
daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
ujuan konstitusi adalah sebagai sarana memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa atau memberi batasan kepada para penguasa pemerintahan. Jika sebuah negara tidak memiliki konstitusi, maka sulit untuk mereka bertahan.
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL
UNDANG- UNDANG DASAR (UUD) NEGARA
REPUBLIK INDONESIA 1945 DAN
KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI BAWAH UUD
A. Negara Sebagai Objek Ilmu Pengetahuan
Negara merupakan gejala kehidupan umat manusia di sepanjang sejarah umat manusia. Sebagai bentk organisasi kehidupan bersama dalam masyarakat, Negara selalu menjadi pusat perhatian dan objek kajian bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan umat manusia. Banyak cabang ilmu pengetahuan yang menjadikan Negara sebagai objek kajian. Misalnya , ilmu politik, ilmu Negara, ilmu hukum kenegaraan, ilmu hukum tata Negara, hukum administrasi Negara, dan ilmu administrasi pemerintahan (Public Administration).
Beberapa para ahli seperti O. Hood Phillips, Paul Jackson, dan Patricia Leopold mengartikan Negara atau state sebagai : “An independent political society occupying a defined territory, the members of which are united together for the purpose of resisting external force and the preservation of internal order“ dikatakan pula oleh Phillips, Jackson, dan Leopald: “No independent political society can be termed as state unless if professes to exercise both the function; but no modern state of any importance content itself with this narrow range of activity. As civililation becomes more complex, population increases and social conscience arises, the needs of the governed call for increased and social attention; taxes have to be livied to meet these needs; justice must be administered, commerce regulated, educational facilities and many other social services provided”
Selanjutnya dikemukan juga oleh ketiga para sarjana inggris tersebut: “A fully developed modern state is expected to deal with a vast mass of social problems, either by direct activity or by supervision, or regulation. In order to carry out these function, the state mustbhave agents or organs through which to aparate. The appointment or establishment of these agents or organs, the general nature of their function and power, their relation inter and between them and the privat citizen, form a large part of the constitution of a state”
Negara sebenarnya merupakan konstruksi lyang diciptakan oleh umat manusia (human creation) tentang pola hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat yang diorganisasikan sedemikian rupa untuk maksud memenuhi kepentingan dan mencapai tujuan bersama.
Negara sebagai body politic itu oleh ilmu Negara dan ilmu politik sama-sam dijadikan sebagai objek kajianya. Sementara itu, ilmu hukum tata Negara mengkaji aspek hukum yang membentuk dan dibentuk oleh organisasi Negara itu. Ilmu politik melihat Negara sebagai a political society dengan memusatkan perhatian pada dua bidang kajian, yaitu teori politik (political theory) dan ogarnisasi politik (political organization). Seperti dikatakan oleh M.G.Clark: “ilmu politik hanya dapat dimengerti melalui perilaku para partisipannya yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan social, ekonomi, kelompok-kelompok rasial, dan sebagainya. Sedangkan dalam study ilmu hukum tentunya sangat berbeda khususnya ilmu hukum tata Negara (constitutional law). Dalam ilmu hukum ta
Berisi tentang :
1. Pengertian Negeara
2. Pengertian Konstitusi
3. Pentingnya Konstitusi dalam suatu negara
4. UUD'45 sebagai konstitusi negara Indonesia
5. Perilaku Konstitusional
Dibuat berdasarkan tugas yang ada.
Dibuat oleh kelompok yang beranggotakan 3 orang, yaitu Dinda Mutiara Hanum, Eva Ria Mardika, dan Susan Rizkiyani.
3 mahasiswi yang belajar di STMIK Bina Insani Kota Bekasi. Kelas STMIK15A. Dua anggota berjurusan Sistem Informasi dan salah lainnya berjurusan Teknik Informatika
A. Negara Sebagai Objek Ilmu Pengetahuan
Negara merupakan gejala kehidupan umat manusia di sepanjang sejarah umat manusia. Sebagai bentk organisasi kehidupan bersama dalam masyarakat, Negara selalu menjadi pusat perhatian dan objek kajian bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan umat manusia. Banyak cabang ilmu pengetahuan yang menjadikan Negara sebagai objek kajian. Misalnya , ilmu politik, ilmu Negara, ilmu hukum kenegaraan, ilmu hukum tata Negara, hukum administrasi Negara, dan ilmu administrasi pemerintahan (Public Administration).
Beberapa para ahli seperti O. Hood Phillips, Paul Jackson, dan Patricia Leopold mengartikan Negara atau state sebagai : “An independent political society occupying a defined territory, the members of which are united together for the purpose of resisting external force and the preservation of internal order“ dikatakan pula oleh Phillips, Jackson, dan Leopald: “No independent political society can be termed as state unless if professes to exercise both the function; but no modern state of any importance content itself with this narrow range of activity. As civililation becomes more complex, population increases and social conscience arises, the needs of the governed call for increased and social attention; taxes have to be livied to meet these needs; justice must be administered, commerce regulated, educational facilities and many other social services provided”
Selanjutnya dikemukan juga oleh ketiga para sarjana inggris tersebut: “A fully developed modern state is expected to deal with a vast mass of social problems, either by direct activity or by supervision, or regulation. In order to carry out these function, the state mustbhave agents or organs through which to aparate. The appointment or establishment of these agents or organs, the general nature of their function and power, their relation inter and between them and the privat citizen, form a large part of the constitution of a state”
Negara sebenarnya merupakan konstruksi lyang diciptakan oleh umat manusia (human creation) tentang pola hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat yang diorganisasikan sedemikian rupa untuk maksud memenuhi kepentingan dan mencapai tujuan bersama.
Negara sebagai body politic itu oleh ilmu Negara dan ilmu politik sama-sam dijadikan sebagai objek kajianya. Sementara itu, ilmu hukum tata Negara mengkaji aspek hukum yang membentuk dan dibentuk oleh organisasi Negara itu. Ilmu politik melihat Negara sebagai a political society dengan memusatkan perhatian pada dua bidang kajian, yaitu teori politik (political theory) dan ogarnisasi politik (political organization). Seperti dikatakan oleh M.G.Clark: “ilmu politik hanya dapat dimengerti melalui perilaku para partisipannya yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan social, ekonomi, kelompok-kelompok rasial, dan sebagainya. Sedangkan dalam study ilmu hukum tentunya sangat berbeda khususnya ilmu hukum tata Negara (constitutional law). Dalam ilmu hukum ta
Berisi tentang :
1. Pengertian Negeara
2. Pengertian Konstitusi
3. Pentingnya Konstitusi dalam suatu negara
4. UUD'45 sebagai konstitusi negara Indonesia
5. Perilaku Konstitusional
Dibuat berdasarkan tugas yang ada.
Dibuat oleh kelompok yang beranggotakan 3 orang, yaitu Dinda Mutiara Hanum, Eva Ria Mardika, dan Susan Rizkiyani.
3 mahasiswi yang belajar di STMIK Bina Insani Kota Bekasi. Kelas STMIK15A. Dua anggota berjurusan Sistem Informasi dan salah lainnya berjurusan Teknik Informatika
2. SEJARAH HAKI
Konstitusional dari akar
kata konstitusi atau
Undang-Undang Dasar,
dengan demikian hal
tersebut merujuk pada
semua langkah politik
yang sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku di
suatu Negara..
3. NEXT..
Di Indonesia, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto yang dikenal
sebagai era Orde Baru, misalnya konstitusi mendapat posisi yang begitu
sakral sehingga tidak bisa diubah walau hanya satukata
4. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi dalam pengertian luas adalah keseluruhan dari ketentuan-
ketentuan dasar atau hukum dasar.
Konstitusi dalam pengertian sempit berarti piagam dasar atau undang-
undang dasar (Lex constitutionalle) ialah suatu dokumen lengkap mengenai
peraturan dasar negara.
EC Wade : Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan
tugas pokok dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan
pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
5. NEXT..
Herman Heller : Menamakan undang-undang dasar sebagai riwayat
hidup suatu hubungan kekuasaan.
Lasalle : Pengertian konstitusi adalah Kekuasaan antara kekuasaan
yang terdapat dalam masyarakat (faktor kekuatan riil : presiden, TNI,
Partai; buruh, tani dsb).
6. PENILAIAN KONSTITUSI
Menurut EC Wade :konstitusi adalah naskah yang
memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan itu.
Herman Heller dalam bukunya Vervassunglehre
:menamakan UUD sebagai riwayat hidup suatu hubungan
kekuasaan.
7. NEXT..
Herman Heller membagi Konstitusi dalam 3 tingkat, yaitu:
Konstitusi Sebagai Pengertian Politik,
mencerminkan keadaan sosial politik suatu bangsa . Pengertian
Hukum menjadi sekunder, yang primer adalah bangunan
masyarakat atau sering disebut political decision. Bangunan
masyarakat sebagai hasil keputusan masyarakat.
8. NEXT..
Konstitusi Sebagai Pengertian Hukum,
Keputusan masyarakat dijadikan perumusan yang normatif, yang
harus berlaku. Dari pengertian ini timbul aliran kodifikasi
menghendaki hukum tertulis untuk terciptanya kesatuan hukum,
kesederhanaan hukum dan kepastian hukum.
9. NEXT..
Konstitusi Sebagai Peraturan Hukum, Peraturan Hukum Tertulis.
Dengan demikian Undang-undang Dasar adalah bagian dari konstitusi
tertulis.
10. MENILAI KONSTITUSI
1. Konstitusi bernilai normatif, berarti secara hukum diakui dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2. Konstitusi bernilai nominal, secara hukum konstitusi diakui
kedudukannya sebagai konstitusi negara.
3. Konstitusi bernilai simpati, secara yuridis diakui dan tidak
operasional. Konstitusi ini dikesampingkan oleh kebijakan
lain.
.
.
11. FUNGSI KONSTITUSI
1. Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu
fungsi konstitusionalisme;
2. Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah;
3. Sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari
pemegang kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem
demokrasi atau raja dalam sistem monarki) kepada organ-
organ kekuasaan negara;
12. SIFAT KONSTITUSI
1. Formil dan materiil; Formil berarti tertulis. Materiil dilihat dari
segi isinya berisikan hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan
negara. (sama dengan konstitusi dalam arti relatif).
2. Flexibel dan rigid; rigid berarti kaku, sulit untuk mengadakan
perubahan sebagaimana disebutkan oleh KC Wheare Menurut
James Bryce, ciri flexibel :
a. Elastis.
b. Diumumkan dan diubah sama dengan undang-undang.
3 Tertulis dan tidak tertulis
13. CARA PERUBAHAN KONSTITUSI
1. Oleh rakyat melalui referendum
2. Oleh sejumlah negara bagian
3. Dengan konvensi ketatanegaraan.
14. RULE OF LAW
Rule of law tumbuh dan berkembang pertama kali
pada negara-negara yang menganut system seperti
Inggris dan Amerika Serikat, kedua negara tersebut
mengejawantahkannya sebagai perwujudan dari
persamaan hak, kewajiban, dan derajat dalam suatu
negara di hadapan hukum.
15. NEXT..
Hal tersebut berlandaskan pada nilai-nilai hak asasi
manusia (HAM), di mana setiap warga negara
dianggap sama di hadapan hukum dan berhak
dijamin HAM-nya melalui sistem hukum dalam
negara tersebut.
16. E M PA T P I L A R D E M O K R A S I YA N G D I DA S A R K A N
R E C H S S T A A T DA N R U L E O F L AW DA L A M A R T I
K L A S I K
1. Penghargaan terhadap hak asasi manusia.
2. Pemisahan dan pembagian kekuasaan yang
popular dengan “trias politica.
3. Pemerintah berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan ( Miriam Budiardjo, 1983:57)
17. P I L A R - P I L A R D E M O K R A S I YA N G
D I DA S A R K A N KO N S E P RU L E O F L AW
M E N U RU T AV D I C E Y
1. Tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalam hukum (dalil ini
berlaku baik untuk orang biasa maupun untuk
pejabat)
3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-
undang.
18. DEMOKRASI BERDASARKAN RULE
OF LAW
Konsep demokrasi berdasarkan rule of law lahir dari paham
liberalisme yang menganut dalil negara sebagai penjaga malam.
Pemerintahan hendaknya tidak terlalu banyak mencampuri
urusan warga negaranya, kecuali dalam hal yang menyangkut
kepentingan umum seperti bencana alam, hubungan luar
negeri dan pertahanan serta keamanan.
19. LATAR BELAKANG
KELAHIRAN RULE OF LAW
1. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan
pembatasan kekuasaan pemerintahan Negara.
2. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu
Demokrasi Konstitusional
3. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional
adalah konsepsi negara hukum.
Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada
abad ke 19, seiring degan negara konstitusi dan
demokrasi.
20. UNSUR-UNSUR RULE OF LAW
MENURUT A.V. DICEY
1. Supremasi aturan-aturan hukum.
2. Kedudukan yang sama didalam menghadapi
hukum.
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-
undang serta keputusan-keputusan pengadilan.