Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan populasi ikan hias, yang diperlukan untuk mengetahui jenis dan jumlah ikan serta perubahan komunitasnya. Metode yang digunakan adalah underwater visual census dengan garis transek dan pengukuran panjang ikan. Data diproses menggunakan Microsoft Excel dan hasilnya digunakan untuk pengelolaan sumber daya perikanan.
PENENTUAN KARAKTERISTIK KAWANAN IKAN PELAGIS DENGAN MENGGUNAKAN DESKRIPTOR AK...Repository Ipb
Teks ini menjelaskan penggunaan deskriptor akustik energetik, morfometrik, dan batimetrik untuk menentukan karakteristik kawanan ikan pelagis menggunakan perangkat lunak ADA versi 2004. Analisis statistika seperti korelasi dan analisis komponen utama digunakan untuk mengelompokkan kawanan ikan berdasarkan karakteristiknya. Hasilnya menunjukkan deskriptor tersebut dapat membedakan spesies kawanan ikan
Penginderaan jauh adalah pengukuran atau akuisisi data dari objek tanpa kontak fisik menggunakan alat seperti pesawat, satelit, atau kapal. Komponen utamanya meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, sensor dan wahana, serta perolehan dan manfaat data. Citra hasilnya berupa foto atau non-foto dan digunakan untuk memetakan sumber daya alam dan lingkungan.
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
Remote sensing adalah ilmu yang memperoleh data tentang objek tanpa kontak langsung menggunakan sensor. Terdiri dari sumber energi, interaksi energi dengan atmosfer, sensor, dan objek sasaran. Data terdiri dari citra dan numerik yang diinterpretasikan melalui deteksi, identifikasi, klasifikasi, dan penilaian. Keuntungan meliputi cakupan luas, karakteristik tak terlihat, dan pembaruan berulang.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala menggunakan alat tanpa kontak langsung. Sistem penginderaan jauh melibatkan tenaga (alamiah atau buatan), atmosfer, sensor, objek, perolehan data, dan pengguna data. Interpretasi peta dan citra melibatkan pengumpulan informasi kualitatif dan kuantitatif secara langsung dan tidak langsung.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan populasi ikan hias, yang diperlukan untuk mengetahui jenis dan jumlah ikan serta perubahan komunitasnya. Metode yang digunakan adalah underwater visual census dengan garis transek dan pengukuran panjang ikan. Data diproses menggunakan Microsoft Excel dan hasilnya digunakan untuk pengelolaan sumber daya perikanan.
PENENTUAN KARAKTERISTIK KAWANAN IKAN PELAGIS DENGAN MENGGUNAKAN DESKRIPTOR AK...Repository Ipb
Teks ini menjelaskan penggunaan deskriptor akustik energetik, morfometrik, dan batimetrik untuk menentukan karakteristik kawanan ikan pelagis menggunakan perangkat lunak ADA versi 2004. Analisis statistika seperti korelasi dan analisis komponen utama digunakan untuk mengelompokkan kawanan ikan berdasarkan karakteristiknya. Hasilnya menunjukkan deskriptor tersebut dapat membedakan spesies kawanan ikan
Penginderaan jauh adalah pengukuran atau akuisisi data dari objek tanpa kontak fisik menggunakan alat seperti pesawat, satelit, atau kapal. Komponen utamanya meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, sensor dan wahana, serta perolehan dan manfaat data. Citra hasilnya berupa foto atau non-foto dan digunakan untuk memetakan sumber daya alam dan lingkungan.
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
Remote sensing adalah ilmu yang memperoleh data tentang objek tanpa kontak langsung menggunakan sensor. Terdiri dari sumber energi, interaksi energi dengan atmosfer, sensor, dan objek sasaran. Data terdiri dari citra dan numerik yang diinterpretasikan melalui deteksi, identifikasi, klasifikasi, dan penilaian. Keuntungan meliputi cakupan luas, karakteristik tak terlihat, dan pembaruan berulang.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala menggunakan alat tanpa kontak langsung. Sistem penginderaan jauh melibatkan tenaga (alamiah atau buatan), atmosfer, sensor, objek, perolehan data, dan pengguna data. Interpretasi peta dan citra melibatkan pengumpulan informasi kualitatif dan kuantitatif secara langsung dan tidak langsung.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Berikut adalah ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang barat Kepulauan Karimunjawa. Hasil penelitian menunjukkan dominasi telur ikan dan larva terdiri atas berbagai famili. Bulan September merupakan periode puncak pemijahan dengan kelimpahan telur dan larva tertinggi.
Aplikasi metode penanaman rumput laut kappaphycus alvarezii dioji fauji
Dokumen ini membahas penelitian tentang aplikasi metode penanaman rumput laut Kappaphycus alvarezii di perairan Lontar, Kota Serang, Banten. Penelitian ini menguji tiga metode budidaya yaitu metode longline, rakit apung, dan lepas dasar selama 45 hari untuk menganalisis produktivitas setiap metode berdasarkan pertumbuhan dan penambahan berat rumput laut. Hasil penelitian digunakan untuk menentukan metode bud
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...robert peranginangin
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan di Laut Cina Selatan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kestabilan komunitas ikan demersal meningkat seiring kedalaman dan dipengaruhi oleh parameter kedalaman, suhu, dan salinitas. Sementara itu, persebaran kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh oksigen terlarut dan kecerahan air.
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Mujiyanto -
Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.
Kepadatan dan stratifikasi komposisi sumber daya ikan demersal di Laut Cina S...robert peranginangin
Informasi distribusi kepadatan stok dan komposisi ikan demersal sangat penting untuk diketahui sebagai bahan masukan guna keberhasilan pengelolaan perikanan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan stok dan sebaran sumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2015 dengan menggunakan scientific echosounder BIOSONICS DT-X dan frekuensi 120 KHz. Untuk verifikasi data akustik terutama komposisi jenis dilakukan pengoperasian trawl. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis ikan demersal di Laut Cina Selatan meliputi 147 spesies dari 55 famili. Stratifikasi komposisi dikedalaman 20-30 m, 30-40 m, 40-50 m, 50-60 m, dan 60-70 m masing masing didominasi oleh ikan dari famili Leiognathidae, Lutjanidae, Nemipteridae, Tetraodontidae, dan Serranidae. Estimasi kepadatan stok sumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan berkisar antara 0,16 – 2,85 ton/km2 dengan rata-rata kepadatan 1,05 ton/km2.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Berikut adalah ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang barat Kepulauan Karimunjawa. Hasil penelitian menunjukkan dominasi telur ikan dan larva terdiri atas berbagai famili. Bulan September merupakan periode puncak pemijahan dengan kelimpahan telur dan larva tertinggi.
Aplikasi metode penanaman rumput laut kappaphycus alvarezii dioji fauji
Dokumen ini membahas penelitian tentang aplikasi metode penanaman rumput laut Kappaphycus alvarezii di perairan Lontar, Kota Serang, Banten. Penelitian ini menguji tiga metode budidaya yaitu metode longline, rakit apung, dan lepas dasar selama 45 hari untuk menganalisis produktivitas setiap metode berdasarkan pertumbuhan dan penambahan berat rumput laut. Hasil penelitian digunakan untuk menentukan metode bud
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...robert peranginangin
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan di Laut Cina Selatan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kestabilan komunitas ikan demersal meningkat seiring kedalaman dan dipengaruhi oleh parameter kedalaman, suhu, dan salinitas. Sementara itu, persebaran kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh oksigen terlarut dan kecerahan air.
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Mujiyanto -
Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.
Kepadatan dan stratifikasi komposisi sumber daya ikan demersal di Laut Cina S...robert peranginangin
Informasi distribusi kepadatan stok dan komposisi ikan demersal sangat penting untuk diketahui sebagai bahan masukan guna keberhasilan pengelolaan perikanan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan stok dan sebaran sumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2015 dengan menggunakan scientific echosounder BIOSONICS DT-X dan frekuensi 120 KHz. Untuk verifikasi data akustik terutama komposisi jenis dilakukan pengoperasian trawl. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis ikan demersal di Laut Cina Selatan meliputi 147 spesies dari 55 famili. Stratifikasi komposisi dikedalaman 20-30 m, 30-40 m, 40-50 m, 50-60 m, dan 60-70 m masing masing didominasi oleh ikan dari famili Leiognathidae, Lutjanidae, Nemipteridae, Tetraodontidae, dan Serranidae. Estimasi kepadatan stok sumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan berkisar antara 0,16 – 2,85 ton/km2 dengan rata-rata kepadatan 1,05 ton/km2.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
2. Cumi-cumi merupakan target spesies penting untuk
perikanan di seluruh dunia
Degradasi habitat dan penangkapan yang
berlebihan menyebabkan penurunan stok cumi-cumi
Survei larva dapat digunakan untuk mengestimasi
status stok cumi-cumi
Kemajuan teknologi penginderaan jauh dapat
meningkatkan akurasi dan kualitas data, serta
memberikan kajian spesifik oseanografi.
3. Tujuan dari paper ini adalah pemetaan persebaran larva cumi-cumi
secara spasial dan temporal dengan menggunakan sistem informasi
geografis yang berguna untuk pemodelan habitat larva cumi-cumi.
Metodologi dari paper ini adalah studi literatur dengan
penggabungan data dan informasi dari beberapa paper dan jurnal
ilmiah terkait dengan topik paper ini.
Tujuan dan Metodologi
4.
5. Representasi Skema Anomali dan Rata-Rata nilai SST dan klorofil-a dari Januari
1998 sampai Maret 2012 di Teluk California Menggunakan Citra Satelit NOAA
AVHRR dan MODIS
11. Distribusi dan Rata-Rata Kelimpahan Larva pada Kelompok Ukuran
1.0 mm Spesies Todarodes pacificus
12. Kesimpulan yang dapat diambil dari paper ini adalah
sistem informasi geografis memberikan gambaran
prediksi model habitat untuk persebaran larva cumi-cumi.
Faktor lingkungan yang paling berpengaruh dalam
persebaran larva cumi-cumi yaitu suhu permukaan laut
dan klorofil-a sedangkan kedalaman dan tipe sedimen
merupakan faktor yang dominan mempengaruhi
peletakkan telur.