SlideShare a Scribd company logo
0
SISTEM BASIS DATA
PREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN
DI
KOTA MAKASSAR
Association Pattern & Association Rule
KELOMPOK 1
Rosani Djabir
Darwis
Zakiyah Marah
Bryan Nawanjaya Artika
Dewi Nugrawati Nurdin
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran tenaga
kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi daerah.
Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya
investasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti
konstruksi, infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya
melalui perdagangan maupun pariwisata. Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam
pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja
dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15 thn–65 thn) yang masuk kategori angkatan kerja
(labourforce).
Kondisi di negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh
lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran
sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak
terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran.
Angka resmi tingkat pengangguran umumnya menggunakan indikator pengangguran
terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali dan
sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah pengangguran dan
penganggur terselubung tidak dihitung dalam angka pengangguran terbuka, karena mereka masih
menggunakan waktu produktifnya selama seminggu untuk bekerja meskipun tidak sampai 35
jam penuh.
Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota tidak pernah lagi
mau mengirim data dan informasi ke pusat .Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan data dan
informasi ketenagakerjaan, yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang
2
dipergunakan saat ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat
makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini belum mampu untuk
menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-kerjaan yang dihadapi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ALGORITMA ECLAT
Algoritma eclat digunakan untuk menampilkan itemset mining. Pola frekuensi itemset
mining dapat ditemui pada data seperti jika seorang pelanggan membeli roti, pasti juga akan
membeli susu. Jenis pola seperti ini disebut kaidah asosiasi (association rules) dan banyak
digunakan pada berbagai aplikasi.
Ide dasar dari algoritma eclat ialah meggunakan interseksi (titik potong) tid set (tid =
transaksi id) untuk menghitung support dari calon itemset yang jauh dari subset generasi yang
tidak terdapat pada prefix tree.
Berbeda pada apriori yang metode pencarian itemsetnya dari umum ke khusus dan
menyebar, metode pencarian alternatif pada algoritma eclat ialah dari khusus ke umum. Artinya
proses pencarian itemsetnya dimulai dari yang paling sering dikunjungi ke yang paling jarang
dikunjungi tanpa harus meperhatikan urutan. Selain itu proses pencariannya juga secara
mendalam (depth). Perbedaannya dapat digambarkan seperti berikut.
Frequent
itemset
border null
{a1,a2,...,an}
(a) General-to-specific
null
{a1,a2,...,an}
Frequent
itemset
border
(b) Specific-to-general
..
..
..
..
Frequent
itemset
border
null
{a1,a2,...,an}
(c) Bidirectional
..
..
APRIORI ECLAT
4
Dalam prosesnya, eclat juga didefinisikan secara rekursif. Artinya proses pencarian itemset yang
diinginkan akan terjadi secara berkesinambungan sepanjang masih ada itemset yang tersisa. Ada
2 poin utamadalam algoritma eclat, yakni :
1. Menemukan itemset yang frequent (paling sering dikunjungi) dan
2. Melibatkan semua itemset yang tersedia dalam artian secara rekursif.
Metode pembentukan itemset pada algoritma eclat :
1. Nyatakan setiap item dalam tabel transaksi id (tid) secara vertical
2. Menentukan support (pendukung) dari setiap k-itemset dengan menyilangkan tid-list dari
kedua (k-1) subset. Pendekatan penyilangannya dapat dimulai dari atas-bawah, bawah-
atas atau gabungan keduanya. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada gambar berikut ini.
(a) Breadth first (b) Depth first
APRIORI ECLAT
TID Items
1 A,B,E
2 B,C,D
3 C,E
4 A,C,D
5 A,B,C,D
6 A,E
7 A,B
8 A,B,C
9 A,C,D
10 B
Horizontal
Data Layout
A B C D E
1 1 2 2 1
4 2 3 4 3
5 5 4 5 6
6 7 8 9
7 8 9
8 10
9
Vertical Data Layout
5
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa keuntungan dari algoritma eclat ialah proses
perhitungan support lebih cepat dibandingkan dengan apriori. Hai ini dikarenakan proses
pencarian itemsetnya secara mendalam dan ketika telah ditemukan itemset yang sering
dikunjungi maka proses berakhir.
Berbeda pada apriori yang proses pencariannya secara melebar sehingga hal ini
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menentukan itemset yang sering dikunjungi karena
metode pencariannya secara menyeluruh (satu-satu). Meskipun telah ditemukan itemset yang
sering dikunjungi namun jika masih ada itemset yang belum dieksekusi maka proses akan
dilanjutkan. Hal inilah yang menyebabkan proses perhitungan support pada eclat jauh lebih cepat
dibandingkan apriori.
Namun di sisi lain, eclat juga memiliki kekurangan yaitu penggunaan memorinya jauh
lebih besar dibandingkan apriori. Pada proses pembentukan itemset pada eclat digambarkan
secara vertikal. Artinya jika transaksi yang terjadi misalkan 10 kali, dan terdapat 20 itemset,
maka proses eksekusi yang terjadi ialah sebanyak itemset yang ada yaitu sebanyak 20 kali
eksekusi. Kalau apriori tidaklah demikian, eksekusi terjadi sebanyak transaksi yang ada yaitu 10
kali eksekusi. Hal inilah yang menyebabkan ukuran memori pada eclat lebih besar dibandingkan
apriori. Akan tetapi, akan memudahkan untuk mengetahui itemset yang sering dikunjungi pada
algoritma eclat.
A
1
4
5
6
7
8
9
B
1
2
5
7
8
10
AB
1
5
7
8
6
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut merupakan diagram pohon dalam algoritma FP-Tree dari tiap indikator:
1
PENDUDUK (2009) = 1.272.349
LAJU PERTUMBUHAN (2000-2010) = 1,65
PENDUDUK (2010) = 1.339.374
7
22
LAKI-LAKI (2007) = 31.079
LAKI-LAKI (2008) = 5.726
LAKI-LAKI (2009) = 2.858
LAKI-LAKI (2010) = 4.823
PEREMPUAN (2007) = 36.211
PEREMPUAN (2008) = 5.273
PEREMPUAN (2009) = 3.026
PEREMPUAN (2010) = 3.589
P. KERJA (2007) = 67.290
P. KERJA (2008) = 10.999
P. KERJA (2009) = 5.884
P. KERJA (2010) = 10.212
8
32
LAKI-LAKI (2007) = 417
LAKI-LAKI (2008) = 0
LAKI-LAKI (2009) = 150
LAKI-LAKI (2010) = 1.497
PEREMPUAN (2007) = 445
PEREMPUAN (2008) = 0
PEREMPUAN (2009) = 226
PEREMPUAN (2010) = 1.134
P. KERJA (2007) = 862
P. KERJA (2008) = 0
P. KERJA (2009) = 376
P. KERJA (2010) = 2.631
9
42
LAKI-LAKI (2007) = 31.079
LAKI-LAKI (2008) = 5.726
LAKI-LAKI (2009) = 2.814
LAKI-LAKI (2010) = 4.963
PEREMPUAN (2007) = 36.211
PEREMPUAN (2008) = 5.273
PEREMPUAN (2009) = 3.027
PEREMPUAN (2010) = 5.725
P. KERJA (2007) = 67.290
P. KERJA (2008) = 10.999
P. KERJA (2009) = 5.841
P. KERJA (2010) = 10.688
10
52
LAKI-LAKI (2007) = 2.301
LAKI-LAKI (2008) = 64
LAKI-LAKI (2009) = 70
LAKI-LAKI (2010) = 1.217
PEREMPUAN (2007) = 2.292
PEREMPUAN (2008) = 59
PEREMPUAN (2009) = 107
PEREMPUAN (2010) = 1.556
P. KERJA (2007) = 4.593
P. KERJA (2008) = 123
P. KERJA (2009) = 177
P. KERJA (2010) = 2.773
11
6
LULUSAN (2008/2009) = 22.312
LULUSAN (2009/2010) = 21.365
12
7
LULUSAN (2008/2009) = 16.694
LULUSAN (2009/2010) = 19.032
13
82
LAKI-LAKI (2006) = 2.891
LAKI-LAKI (2007) = 2.779
LAKI-LAKI (2008) = 2.820
LAKI-LAKI (2009) = 2.977
PEREMPUAN (2003) = 3.175
PEREMPUAN (2004) = 3.601
PEREMPUAN (2005) = 3.588
PEREMPUAN (2006) = 3.157
LULUSAN (2005) = 6.978
LULUSAN (2006) = 6.048
LULUSAN (2007) = 5.969
LULUSAN (2008) = 5.898
LULUSAN (2004) = 7.252
LULUSAN (2003) = 6.687
LULUSAN (2009) = 6.323
LULUSAN (2010) = 6.279
LAKI-LAKI (2005) = 3.390
LAKI-LAKI (2004) = 3.651
LAKI-LAKI (2003) = 3.512
LAKI-LAKI (2010) = 2.692
PEREMPUAN (2007) = 3.190
PEREMPUAN (2008) = 3.078
PEREMPUAN (2009) = 3.346
PEREMPUAN (2010) = 3.587
14
92
LAKI-LAKI (2006/2007) = 1.725
LAKI-LAKI (2007/2008) = 2.832
LAKI-LAKI (2008/2009) = 2.533
LAKI-LAKI (2009/2010) = 2.610
PEREMPUAN (2006/2007) = 2.756
PEREMPUAN (2007/2008) = 3.890
PEREMPUAN (2008/2009) = 3.279
PEREMPUAN (2009/2010) = 3.333
LULUSAN (2006/2007) = 4.481
LULUSAN (2007/2008) = 6.817
LULUSAN (2008/2009) = 5.812
LULUSAN (2009/2010) = 5.943
15
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kota Makassar tahun 2009 yaitu 12,86 dan tahun 2010 yaitu 12,17.
Akan diprediksi TPT kota Makassar tahun 2011-2015.
16
Association Pattern (Algoritma FP-Growth)
FP-Tree berdasarkan Tingkat Pendidikan
Keterangan:
P.K.D = Pencari Kerja yang Terdaftar(Indikator 2)
P.K.T = Pencari Kerja yang Ditempatkan(Indikator 3)
P.K.B = Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan(Indikator 4)
P.K.H = Pencari Kerja yang Dihapuskan(Indikator 5)
= Indikator 6
= Indikator 7
= Indikator 8
= Indikator 9
= Indikator 2-Indikator 5
Null
ol
SD
SLTP
SMA
D1,D2
D3
S1
Lulusan SD
Lulusan SMA
Lulusan Unhas
Lulusan UNM
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
17
FP-Tree berdasarkan Jenis Kelamin
FP-Tree berdasarkan tingkat pendidikan merupakan bagian dari FP-Tree berdasarkan jenis kelamin. Jadi,
untuk menentukan tingkat pengangguran berikutnya akan digunakan FP-Tree berdasarkan jenis
kelamin.
Berdasarkan indikator dan pohon diatas, diketahui bahwa tingkat pendidikan SLTP, D1, D2, dan D3 tidak
relevan terhadap jumlah lulusan, pencari kerja, maupun tingkat pengangguran. Jadi:
Null
ol
SD
SLTP
SMA
D1,D2
D3
S1
Lulusan SD
Lulusan SMA
Lulusan Unhas
Lulusan UNM
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
L P L P L P L P
L P L P L P L P
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
L P L P L P L P
18
Khusus untuk tingkat pendidikan S1 dengan lulusan UNM pada indikator 9, variabel Fakultas disetarakan
dengan indikator dengan tingkat pendidikan yang sama sebelumnya, yaitu lulusan Unhas pada indikator
8. Jadi, variabel Fakultas diabaikan (Tidak relevan terhadap jumlah pencari kerja, namun relevan
terhadap tingkat pengangguran).
Prediksi Tingkat Pengangguran kota Makassar tahun 2011-2015
Predikasi tingkat pengagguran berdasarkan data kabupaten Makassar. Jadi, untuk setiap indikator yang
memuat data per kecamatan, data yang digunakan hanya jumlah total (data kabupaten).
Prediksi dilakukan berdasarkan sumber dari indikator (tambahan) dari data kependudukan dan
ketenagakerjaan BPS tahun 2010.Setelah indikator 1-9 disesuaikan dengan indikator tambahan, ternyata
ditemukan kesamaan, yaitu setiap indikator memuat data tahun sebelumnya (2009). Dalam melakukan
prediksi akan sesuatu dalam jangka waktu tertentu, harus dilakukan survey terhadap hal tersebut dalam
minimal 2 (dua) jangka waktu yang berbeda. Jadi, untuk memprediksi tingkat pengangguran kota
Makassar 5 tahun berikutnya (2011-2015), digunakan data tahun 2009 dan 2010 (jika suatu indikator
memuat data tahun sebelumnya selain tahun 2009, maka tahun lainnya diabaikan karena tidak memiliki
kesamaan/tidak relevan dengan indikator lainnya).
Null
ol
SD
SMA
S1
Lulusan SD
Lulusan SMA
Lulusan Unhas
Lulusan UNM
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
L P L P L P L P
L P L P L P L P
P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
L P L P L P L P
19
1. Pengaruh lulusan SD terhadap tingkat pengangguran
Pencari Kerja yang terdaftar (P.K.D) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
Pencari Kerja yang ditempatkan (P.K.T) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
Pencari Kerja yang belum ditempatkan (P.K.B) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
Pencari Kerja yang dihapuskan (P.K.H) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
20
 Total (laki-Laki + Perempuan)
2. Pengaruh lulusan SMA terhadap tingkat pengangguran
Pencari Kerja yang terdaftar (P.K.D) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
Pencari Kerja yang ditempatkan (P.K.T) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
Pencari Kerja yang belum ditempatkan (P.K.B) (2010)
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
Pencari Kerja yang dihapuskan (P.K.H) (2010)
21
 Laki-Laki
 Perempuan
 Total (laki-Laki + Perempuan)
3. Pengaruh lulusan S1 terhadap tingkat pengangguran
Berdasarkan indikator yang ada, tidak akurat jika lulusan S1 hanya berasal dari Unhas dan UNM.
Jadi, pengaruhnya terhadap tingkat pengagguran secara pasti tidak dapat dihitung, namun dapat
diperhitungkan dengan formula:
Keterangan:
Total P. K. SD = Total Pencari Kerja (Terdaftar, Ditempatkan, Belum Ditempatkan &
Dihapuskan) tingkat pendidikan SD (%)
Total P. K. SMA = Total Pencari Kerja (Terdaftar, Ditempatkan, Belum Ditempatkan &
Dihapuskan) tingkat pendidikan SMA (%)
Maka
Namun, pengaruh diatas (5.0042394%) masih dipengaruhi oleh jumlah lulusan tingkat
pendidikan lainnya (selain SD, SMA, dan S1) dan jumlah bukan lulusan tingkat pendidikan (tidak
berpendidikan,dsb.). Jadi, dilakukan asumsi bahwa persentase merupakan pengaruh lulusan S1
(mewakili tingkat pendidikan lainnya) dan pengaruh jumlah bukan lulusan tingkat pendidikan
diasumsikan 0 (sumber: www). Oleh karena itu, pengaruh lulusan S1 berdasarkan jenis kelamin
hasilnya akan lebih tidak akurat dari pengaruh lulusan S1 diatas.
4. Pengaruh jumlah lulusan SD, SMA, Unhas & UNM terhadap tingkat pengangguran
Pencari Kerja yang terdaftar (P.K.D)
 Tahun 2009
22
 Tahun 2010
Pencari Kerja yang ditempatkan (P.K.T)
Tahun 2009
Tahun 2010
Pencari Kerja yang belum ditempatkan (P.K.B) (2010)
Tahun 2009
Tahun 2010
Pencari Kerja yang dihapuskan (P.K.H) (2010)
Tahun 2009
Tahun 2010
5. Jumlah pengangguran tahun 2009 & tahun 2010
Jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pengangguran di kota Makassar
Peningkatan/Penurunan (2009-2010)
Terjadi penurunan tingkat pengangguran sebesar 0,38%.
Jumlah lulusan SD yang menjadi pengangguran di kota Makassar
23
Peningkatan/Penurunan (2009-2010)
Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan tingkat pengangguran.
Jumlah lulusan SMA yang menjadi pengangguran di kota Makassar
Peningkatan/Penurunan (2009-2010)
Terjadi peningkatan tingkat pengangguran sebesar 8.33333%.
Jumlah lulusan Unhas yang menjadi pengangguran di kota Makassar
Peningkatan/Penurunan (2009-2010)
Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan tingkat pengangguran.
Jumlah lulusan UNM yang menjadi pengangguran di kota Makassar
24
Peningkatan/Penurunan (2009-2010)
Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan tingkat pengangguran.
Jumlah lulusan SD, SMA, Unhas & UNM yang menjadi pengangguran di kota Makassar
Peningkatan/Penurunan (2009-2010)
Terjadi peningkatan tingkat pengangguran sebesar 3.0303%.
6. Prediksi tingkat pengangguran tahun 2011-2015
Untuk memprediksi tingkat penggangguran 5 tahun berikutnya, gunakan persentase
peningkatan/penurunan dari tingkat pengangguran tahun 2009 dan 2010.Jika tidak ada
peningkatan/penurunan tingkat pengangguran (0%), maka tingkat penganggurannya tidak dapat
diprediksi (dapat berubah sewaktu-waktu).
Prediksi tingkat pengangguran di kota Makassar
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi penurunan tingkat
pengangguran sebesar 1.9% tiap tahunnya. Jadi:
25
Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan SD di kota Makassar
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksitingkat pengangguran
lulusan SD (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya).
Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan SMA di kota Makassar
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat
pengangguran lulusan SMA sebesar 41.6667% tiap tahunnya.
Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan Unhas di kota Makassar
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksitingkat pengangguran
lulusan Unhas (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya).
Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan UNM di kota Makassar
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksitingkat pengangguran
lulusan UNM (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya).
Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan SD, SMA, Unhas & UNM di kota
Makassar
26
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat
pengangguran lulusan SD, SMA, Unhas & UNM sebesar 15.1515% tiap tahunnya.
Association Rule (Algoritma Eclat)
Algoritma Eclat dengan R 2.7.2
Package éclat, yaitu a-rules diperlukan untuk menggunakan algoritma éclat dalam R. Object northwind-
orders.txt diperlukan untuk membuat tabel tid-list dari itemset. Dengan bantuan object northwind-
orders.txt, maka package éclat dapat membaca nilai huruf kapital maupun kecil dengan nilai maksimal
26 (26 huruf) (A atau a bernilai 1 hingga Z atau z bernilai 26). Tanpa object northwind-orders.txt, maka
package éclat hanya dapat membaca nilai angka.
Orientasi
Keterangan:
P.K.D = Pencari Kerja yang Terdaftar (Indikator 2)
P.K.T = Pencari Kerja yang Ditempatkan (Indikator 3)
27
P.K.B = Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan (Indikator 4)
P.K.H = Pencari Kerja yang Dihapuskan (Indikator 5)
= Indikator 6
= Indikator 7
= Indikator 8
= Indikator 9
= Indikator 2-Indikator 5
Berdasarkan orientasi diatas, diperoleh jumlah itemset yaitu 32, dengan masing-masing 8 itemset untuk
tingkat pendidikan SD & SMA dan masing-masing 8 itemset untuk setiap badan tingkat pendidikan S1
(Unhas & UNM). Jadi:
Itemset 1: SD -> Lulusan SD -> P.K.D. -> L
Itemset 2: SD -> Lulusan SD -> P.K.D. -> P
Itemset 3: SD -> Lulusan SD -> P.K.T. -> L
…
Itemset 9: SMA -> Lulusan SMA -> P.K.D. -> L
…
Itemset 17: S1 -> Lulusan Unhas -> P.K.D. -> L
…
Itemset 32: S1 -> Lulusan UNM -> P.K.H. -> P
Implementasi
Tabel bantu northwind-orders.txt
Keterangan Huruf dalam northwind-orders.txt
SD A
SMA B
S1 C
Lulusan SD D
Lulusan SMA E
Lulusan Unhas F
Lulusan UNM G
28
P.K.D. H
P.K.T. I
P.K.B. J
P.K.H. K
L L
P M
Perubahan orientasi:
Itemset 1: A -> D -> H -> L
Itemset 2: A -> D -> H -> M
Itemset 3: A -> D -> I -> L
…
Itemset 9: B -> E -> H -> L
…
Itemset 17: C -> F -> H -> L
…
Itemset 32: C -> G -> K -> M
29
Import object northwind-orders.txt seperti diatas dalam R console dengan package éclat
Gunakan sintaks berikut dalam R Editor
Inspect(itemsets) adalah sintaks untuk menampilkan hasil pennelusuran frequent itemset.
Parameter support=0.1 adalah support minimum.
30
Parameter minlen=2 adalah panjang minimum gabungan itemset.
Parameter tidList=TRUE artinya tidak ditemukan kejanggalan dalam import data dari object ke console
Parameter target=”frequent itemset” artinya tujuan implementasi adalah untuk mencari frequent
itemset (itemset yang sering dikunjungi) dengan support tertinggi.
Parameter maxlen=5 adalah panjang maksimum gabungan itemset (dalam orientasi 4, namun dalam
implementasi ditambah 1 menjadi 5).
Parameter ext=FALSE artinya dalam hasil implementasi ditemukan kesalahan (anggap tidak ada
kesalahan karena object northwind-orders.txt bukan ekstensi R, jadi R menganggap bahwa object error).
Terdapat 13 jenis item (A-M) dan 32 transaksi, dimana dibagi dalam 3 baris dan 32 kolom.
Dari hasil implementasi, ditemukan 3 itemset yang sering dikunjungi, yaitu:
Itemset 17 : S1 -> Lulusan Unhas -> P.K.D. -> Latau C -> F -> H -> L = 0.217044%
Itemset 18 : S1 -> Lulusan Unhas -> P.K.T. ->P atau C -> F -> H -> M = 0.217044%
Itemset 32 : S1 -> Lulusan UNM -> P.K.H. ->P atau C -> G -> K -> M = 0.325357%
31
Berdasarkan hasil implementasi dengan R, dapat disimpulkan bahwa parameter untuk menentukan
prediksi tingkat pengangguran terletak pada jumlah pencari kerja laki-laki dan perempuan lulusan
Unhas yang terdaftar dan ditempatkan serta jumlah pencari kerja perempuan lulusan UNM yang
dihapuskan.
32
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi penurunan tingkat pengangguran
sebesar 1.9% tiap tahunnya. Jadi:
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksi tingkat pengangguran lulusan SD
(dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya).
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat
pengangguran lulusan SMA sebesar 41.6667% tiap tahunnya.
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksi tingkat pengangguran lulusan
Unhas (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya).
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksi tingkat pengangguran lulusan
UNM (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya).
Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat
pengangguran lulusan SD, SMA, Unhas & UNM sebesar 15.1515% tiap tahunnya.
Berdasarkan hasil implementasi dengan R, dapat disimpulkan bahwa parameter untuk menentukan
prediksi tingkat pengangguran terletak pada jumlah pencari kerja laki-laki dan perempuan lulusan
Unhas yang terdaftar dan ditempatkan serta jumlah pencari kerja perempuan lulusan UNM yang
dihapuskan.

More Related Content

Similar to Prediksi Tingkat Pengangguran Kota Makassar 2011-2015

Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...
Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...
Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...
Nadiar AS
 
Bab 03 statistika
Bab 03   statistikaBab 03   statistika
Bab 03 statistika
Niken Halimy
 
Presentasi matematika ekonomi Bab 03.ppt
Presentasi matematika ekonomi Bab 03.pptPresentasi matematika ekonomi Bab 03.ppt
Presentasi matematika ekonomi Bab 03.ppt
AhmadSyajili
 
Presentasi yang akan datang saja Bab 03.ppt
Presentasi yang akan datang saja Bab 03.pptPresentasi yang akan datang saja Bab 03.ppt
Presentasi yang akan datang saja Bab 03.ppt
AhmadSyajili
 
106 320-1-pb
106 320-1-pb106 320-1-pb
106 320-1-pb
sopoiki2
 
Identer Vettum
Identer VettumIdenter Vettum
Identer Vettum
rindaaulutamii
 
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Rumah Studio
 
Memilih Tempat Kuliah yang Tepat
Memilih Tempat Kuliah yang TepatMemilih Tempat Kuliah yang Tepat
Memilih Tempat Kuliah yang Tepat
Mohamad Adriyanto
 
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggalPresentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
NabilaPutriMaharani5
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
auliacaesaveranza
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
auliacaesa
 
13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional
Mercu Buana University
 
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
SUCIK PUJI UTAMI
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyZaenal Khayat
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13Haidar Bashofi
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13Haidar Bashofi
 
pengantar statistik
 pengantar statistik pengantar statistik
pengantar statistik
Asep suryadi
 
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
Muhamad SýLvêstër
 
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 Muhamad SýLvêstër
 
BAB 12 Laporan Berdasarkan Query
BAB 12 Laporan Berdasarkan QueryBAB 12 Laporan Berdasarkan Query
BAB 12 Laporan Berdasarkan Query
Fadlichi
 

Similar to Prediksi Tingkat Pengangguran Kota Makassar 2011-2015 (20)

Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...
Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...
Seminar: Visualisasi Data Interaktif Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jak...
 
Bab 03 statistika
Bab 03   statistikaBab 03   statistika
Bab 03 statistika
 
Presentasi matematika ekonomi Bab 03.ppt
Presentasi matematika ekonomi Bab 03.pptPresentasi matematika ekonomi Bab 03.ppt
Presentasi matematika ekonomi Bab 03.ppt
 
Presentasi yang akan datang saja Bab 03.ppt
Presentasi yang akan datang saja Bab 03.pptPresentasi yang akan datang saja Bab 03.ppt
Presentasi yang akan datang saja Bab 03.ppt
 
106 320-1-pb
106 320-1-pb106 320-1-pb
106 320-1-pb
 
Identer Vettum
Identer VettumIdenter Vettum
Identer Vettum
 
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
 
Memilih Tempat Kuliah yang Tepat
Memilih Tempat Kuliah yang TepatMemilih Tempat Kuliah yang Tepat
Memilih Tempat Kuliah yang Tepat
 
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggalPresentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
 
13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional
 
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13
 
pengantar statistik
 pengantar statistik pengantar statistik
pengantar statistik
 
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
 
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
 
BAB 12 Laporan Berdasarkan Query
BAB 12 Laporan Berdasarkan QueryBAB 12 Laporan Berdasarkan Query
BAB 12 Laporan Berdasarkan Query
 

Recently uploaded

PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 

Recently uploaded (20)

PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 

Prediksi Tingkat Pengangguran Kota Makassar 2011-2015

  • 1. 0 SISTEM BASIS DATA PREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MAKASSAR Association Pattern & Association Rule KELOMPOK 1 Rosani Djabir Darwis Zakiyah Marah Bryan Nawanjaya Artika Dewi Nugrawati Nurdin UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA 2013
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi daerah. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi, infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya melalui perdagangan maupun pariwisata. Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15 thn–65 thn) yang masuk kategori angkatan kerja (labourforce). Kondisi di negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran. Angka resmi tingkat pengangguran umumnya menggunakan indikator pengangguran terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali dan sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah pengangguran dan penganggur terselubung tidak dihitung dalam angka pengangguran terbuka, karena mereka masih menggunakan waktu produktifnya selama seminggu untuk bekerja meskipun tidak sampai 35 jam penuh. Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota tidak pernah lagi mau mengirim data dan informasi ke pusat .Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan data dan informasi ketenagakerjaan, yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang
  • 3. 2 dipergunakan saat ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini belum mampu untuk menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-kerjaan yang dihadapi.
  • 4. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ALGORITMA ECLAT Algoritma eclat digunakan untuk menampilkan itemset mining. Pola frekuensi itemset mining dapat ditemui pada data seperti jika seorang pelanggan membeli roti, pasti juga akan membeli susu. Jenis pola seperti ini disebut kaidah asosiasi (association rules) dan banyak digunakan pada berbagai aplikasi. Ide dasar dari algoritma eclat ialah meggunakan interseksi (titik potong) tid set (tid = transaksi id) untuk menghitung support dari calon itemset yang jauh dari subset generasi yang tidak terdapat pada prefix tree. Berbeda pada apriori yang metode pencarian itemsetnya dari umum ke khusus dan menyebar, metode pencarian alternatif pada algoritma eclat ialah dari khusus ke umum. Artinya proses pencarian itemsetnya dimulai dari yang paling sering dikunjungi ke yang paling jarang dikunjungi tanpa harus meperhatikan urutan. Selain itu proses pencariannya juga secara mendalam (depth). Perbedaannya dapat digambarkan seperti berikut. Frequent itemset border null {a1,a2,...,an} (a) General-to-specific null {a1,a2,...,an} Frequent itemset border (b) Specific-to-general .. .. .. .. Frequent itemset border null {a1,a2,...,an} (c) Bidirectional .. .. APRIORI ECLAT
  • 5. 4 Dalam prosesnya, eclat juga didefinisikan secara rekursif. Artinya proses pencarian itemset yang diinginkan akan terjadi secara berkesinambungan sepanjang masih ada itemset yang tersisa. Ada 2 poin utamadalam algoritma eclat, yakni : 1. Menemukan itemset yang frequent (paling sering dikunjungi) dan 2. Melibatkan semua itemset yang tersedia dalam artian secara rekursif. Metode pembentukan itemset pada algoritma eclat : 1. Nyatakan setiap item dalam tabel transaksi id (tid) secara vertical 2. Menentukan support (pendukung) dari setiap k-itemset dengan menyilangkan tid-list dari kedua (k-1) subset. Pendekatan penyilangannya dapat dimulai dari atas-bawah, bawah- atas atau gabungan keduanya. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada gambar berikut ini. (a) Breadth first (b) Depth first APRIORI ECLAT TID Items 1 A,B,E 2 B,C,D 3 C,E 4 A,C,D 5 A,B,C,D 6 A,E 7 A,B 8 A,B,C 9 A,C,D 10 B Horizontal Data Layout A B C D E 1 1 2 2 1 4 2 3 4 3 5 5 4 5 6 6 7 8 9 7 8 9 8 10 9 Vertical Data Layout
  • 6. 5 Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa keuntungan dari algoritma eclat ialah proses perhitungan support lebih cepat dibandingkan dengan apriori. Hai ini dikarenakan proses pencarian itemsetnya secara mendalam dan ketika telah ditemukan itemset yang sering dikunjungi maka proses berakhir. Berbeda pada apriori yang proses pencariannya secara melebar sehingga hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menentukan itemset yang sering dikunjungi karena metode pencariannya secara menyeluruh (satu-satu). Meskipun telah ditemukan itemset yang sering dikunjungi namun jika masih ada itemset yang belum dieksekusi maka proses akan dilanjutkan. Hal inilah yang menyebabkan proses perhitungan support pada eclat jauh lebih cepat dibandingkan apriori. Namun di sisi lain, eclat juga memiliki kekurangan yaitu penggunaan memorinya jauh lebih besar dibandingkan apriori. Pada proses pembentukan itemset pada eclat digambarkan secara vertikal. Artinya jika transaksi yang terjadi misalkan 10 kali, dan terdapat 20 itemset, maka proses eksekusi yang terjadi ialah sebanyak itemset yang ada yaitu sebanyak 20 kali eksekusi. Kalau apriori tidaklah demikian, eksekusi terjadi sebanyak transaksi yang ada yaitu 10 kali eksekusi. Hal inilah yang menyebabkan ukuran memori pada eclat lebih besar dibandingkan apriori. Akan tetapi, akan memudahkan untuk mengetahui itemset yang sering dikunjungi pada algoritma eclat. A 1 4 5 6 7 8 9 B 1 2 5 7 8 10 AB 1 5 7 8
  • 7. 6 BAB III PEMBAHASAN Berikut merupakan diagram pohon dalam algoritma FP-Tree dari tiap indikator: 1 PENDUDUK (2009) = 1.272.349 LAJU PERTUMBUHAN (2000-2010) = 1,65 PENDUDUK (2010) = 1.339.374
  • 8. 7 22 LAKI-LAKI (2007) = 31.079 LAKI-LAKI (2008) = 5.726 LAKI-LAKI (2009) = 2.858 LAKI-LAKI (2010) = 4.823 PEREMPUAN (2007) = 36.211 PEREMPUAN (2008) = 5.273 PEREMPUAN (2009) = 3.026 PEREMPUAN (2010) = 3.589 P. KERJA (2007) = 67.290 P. KERJA (2008) = 10.999 P. KERJA (2009) = 5.884 P. KERJA (2010) = 10.212
  • 9. 8 32 LAKI-LAKI (2007) = 417 LAKI-LAKI (2008) = 0 LAKI-LAKI (2009) = 150 LAKI-LAKI (2010) = 1.497 PEREMPUAN (2007) = 445 PEREMPUAN (2008) = 0 PEREMPUAN (2009) = 226 PEREMPUAN (2010) = 1.134 P. KERJA (2007) = 862 P. KERJA (2008) = 0 P. KERJA (2009) = 376 P. KERJA (2010) = 2.631
  • 10. 9 42 LAKI-LAKI (2007) = 31.079 LAKI-LAKI (2008) = 5.726 LAKI-LAKI (2009) = 2.814 LAKI-LAKI (2010) = 4.963 PEREMPUAN (2007) = 36.211 PEREMPUAN (2008) = 5.273 PEREMPUAN (2009) = 3.027 PEREMPUAN (2010) = 5.725 P. KERJA (2007) = 67.290 P. KERJA (2008) = 10.999 P. KERJA (2009) = 5.841 P. KERJA (2010) = 10.688
  • 11. 10 52 LAKI-LAKI (2007) = 2.301 LAKI-LAKI (2008) = 64 LAKI-LAKI (2009) = 70 LAKI-LAKI (2010) = 1.217 PEREMPUAN (2007) = 2.292 PEREMPUAN (2008) = 59 PEREMPUAN (2009) = 107 PEREMPUAN (2010) = 1.556 P. KERJA (2007) = 4.593 P. KERJA (2008) = 123 P. KERJA (2009) = 177 P. KERJA (2010) = 2.773
  • 12. 11 6 LULUSAN (2008/2009) = 22.312 LULUSAN (2009/2010) = 21.365
  • 13. 12 7 LULUSAN (2008/2009) = 16.694 LULUSAN (2009/2010) = 19.032
  • 14. 13 82 LAKI-LAKI (2006) = 2.891 LAKI-LAKI (2007) = 2.779 LAKI-LAKI (2008) = 2.820 LAKI-LAKI (2009) = 2.977 PEREMPUAN (2003) = 3.175 PEREMPUAN (2004) = 3.601 PEREMPUAN (2005) = 3.588 PEREMPUAN (2006) = 3.157 LULUSAN (2005) = 6.978 LULUSAN (2006) = 6.048 LULUSAN (2007) = 5.969 LULUSAN (2008) = 5.898 LULUSAN (2004) = 7.252 LULUSAN (2003) = 6.687 LULUSAN (2009) = 6.323 LULUSAN (2010) = 6.279 LAKI-LAKI (2005) = 3.390 LAKI-LAKI (2004) = 3.651 LAKI-LAKI (2003) = 3.512 LAKI-LAKI (2010) = 2.692 PEREMPUAN (2007) = 3.190 PEREMPUAN (2008) = 3.078 PEREMPUAN (2009) = 3.346 PEREMPUAN (2010) = 3.587
  • 15. 14 92 LAKI-LAKI (2006/2007) = 1.725 LAKI-LAKI (2007/2008) = 2.832 LAKI-LAKI (2008/2009) = 2.533 LAKI-LAKI (2009/2010) = 2.610 PEREMPUAN (2006/2007) = 2.756 PEREMPUAN (2007/2008) = 3.890 PEREMPUAN (2008/2009) = 3.279 PEREMPUAN (2009/2010) = 3.333 LULUSAN (2006/2007) = 4.481 LULUSAN (2007/2008) = 6.817 LULUSAN (2008/2009) = 5.812 LULUSAN (2009/2010) = 5.943
  • 16. 15 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kota Makassar tahun 2009 yaitu 12,86 dan tahun 2010 yaitu 12,17. Akan diprediksi TPT kota Makassar tahun 2011-2015.
  • 17. 16 Association Pattern (Algoritma FP-Growth) FP-Tree berdasarkan Tingkat Pendidikan Keterangan: P.K.D = Pencari Kerja yang Terdaftar(Indikator 2) P.K.T = Pencari Kerja yang Ditempatkan(Indikator 3) P.K.B = Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan(Indikator 4) P.K.H = Pencari Kerja yang Dihapuskan(Indikator 5) = Indikator 6 = Indikator 7 = Indikator 8 = Indikator 9 = Indikator 2-Indikator 5 Null ol SD SLTP SMA D1,D2 D3 S1 Lulusan SD Lulusan SMA Lulusan Unhas Lulusan UNM P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H
  • 18. 17 FP-Tree berdasarkan Jenis Kelamin FP-Tree berdasarkan tingkat pendidikan merupakan bagian dari FP-Tree berdasarkan jenis kelamin. Jadi, untuk menentukan tingkat pengangguran berikutnya akan digunakan FP-Tree berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan indikator dan pohon diatas, diketahui bahwa tingkat pendidikan SLTP, D1, D2, dan D3 tidak relevan terhadap jumlah lulusan, pencari kerja, maupun tingkat pengangguran. Jadi: Null ol SD SLTP SMA D1,D2 D3 S1 Lulusan SD Lulusan SMA Lulusan Unhas Lulusan UNM P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H L P L P L P L P L P L P L P L P P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H L P L P L P L P
  • 19. 18 Khusus untuk tingkat pendidikan S1 dengan lulusan UNM pada indikator 9, variabel Fakultas disetarakan dengan indikator dengan tingkat pendidikan yang sama sebelumnya, yaitu lulusan Unhas pada indikator 8. Jadi, variabel Fakultas diabaikan (Tidak relevan terhadap jumlah pencari kerja, namun relevan terhadap tingkat pengangguran). Prediksi Tingkat Pengangguran kota Makassar tahun 2011-2015 Predikasi tingkat pengagguran berdasarkan data kabupaten Makassar. Jadi, untuk setiap indikator yang memuat data per kecamatan, data yang digunakan hanya jumlah total (data kabupaten). Prediksi dilakukan berdasarkan sumber dari indikator (tambahan) dari data kependudukan dan ketenagakerjaan BPS tahun 2010.Setelah indikator 1-9 disesuaikan dengan indikator tambahan, ternyata ditemukan kesamaan, yaitu setiap indikator memuat data tahun sebelumnya (2009). Dalam melakukan prediksi akan sesuatu dalam jangka waktu tertentu, harus dilakukan survey terhadap hal tersebut dalam minimal 2 (dua) jangka waktu yang berbeda. Jadi, untuk memprediksi tingkat pengangguran kota Makassar 5 tahun berikutnya (2011-2015), digunakan data tahun 2009 dan 2010 (jika suatu indikator memuat data tahun sebelumnya selain tahun 2009, maka tahun lainnya diabaikan karena tidak memiliki kesamaan/tidak relevan dengan indikator lainnya). Null ol SD SMA S1 Lulusan SD Lulusan SMA Lulusan Unhas Lulusan UNM P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H L P L P L P L P L P L P L P L P P.K.D P.K.T P.K.B P.K.H L P L P L P L P
  • 20. 19 1. Pengaruh lulusan SD terhadap tingkat pengangguran Pencari Kerja yang terdaftar (P.K.D) (2010)  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) Pencari Kerja yang ditempatkan (P.K.T) (2010)  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) Pencari Kerja yang belum ditempatkan (P.K.B) (2010)  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) Pencari Kerja yang dihapuskan (P.K.H) (2010)  Laki-Laki  Perempuan
  • 21. 20  Total (laki-Laki + Perempuan) 2. Pengaruh lulusan SMA terhadap tingkat pengangguran Pencari Kerja yang terdaftar (P.K.D) (2010)  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) Pencari Kerja yang ditempatkan (P.K.T) (2010)  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) Pencari Kerja yang belum ditempatkan (P.K.B) (2010)  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) Pencari Kerja yang dihapuskan (P.K.H) (2010)
  • 22. 21  Laki-Laki  Perempuan  Total (laki-Laki + Perempuan) 3. Pengaruh lulusan S1 terhadap tingkat pengangguran Berdasarkan indikator yang ada, tidak akurat jika lulusan S1 hanya berasal dari Unhas dan UNM. Jadi, pengaruhnya terhadap tingkat pengagguran secara pasti tidak dapat dihitung, namun dapat diperhitungkan dengan formula: Keterangan: Total P. K. SD = Total Pencari Kerja (Terdaftar, Ditempatkan, Belum Ditempatkan & Dihapuskan) tingkat pendidikan SD (%) Total P. K. SMA = Total Pencari Kerja (Terdaftar, Ditempatkan, Belum Ditempatkan & Dihapuskan) tingkat pendidikan SMA (%) Maka Namun, pengaruh diatas (5.0042394%) masih dipengaruhi oleh jumlah lulusan tingkat pendidikan lainnya (selain SD, SMA, dan S1) dan jumlah bukan lulusan tingkat pendidikan (tidak berpendidikan,dsb.). Jadi, dilakukan asumsi bahwa persentase merupakan pengaruh lulusan S1 (mewakili tingkat pendidikan lainnya) dan pengaruh jumlah bukan lulusan tingkat pendidikan diasumsikan 0 (sumber: www). Oleh karena itu, pengaruh lulusan S1 berdasarkan jenis kelamin hasilnya akan lebih tidak akurat dari pengaruh lulusan S1 diatas. 4. Pengaruh jumlah lulusan SD, SMA, Unhas & UNM terhadap tingkat pengangguran Pencari Kerja yang terdaftar (P.K.D)  Tahun 2009
  • 23. 22  Tahun 2010 Pencari Kerja yang ditempatkan (P.K.T) Tahun 2009 Tahun 2010 Pencari Kerja yang belum ditempatkan (P.K.B) (2010) Tahun 2009 Tahun 2010 Pencari Kerja yang dihapuskan (P.K.H) (2010) Tahun 2009 Tahun 2010 5. Jumlah pengangguran tahun 2009 & tahun 2010 Jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pengangguran di kota Makassar Peningkatan/Penurunan (2009-2010) Terjadi penurunan tingkat pengangguran sebesar 0,38%. Jumlah lulusan SD yang menjadi pengangguran di kota Makassar
  • 24. 23 Peningkatan/Penurunan (2009-2010) Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan tingkat pengangguran. Jumlah lulusan SMA yang menjadi pengangguran di kota Makassar Peningkatan/Penurunan (2009-2010) Terjadi peningkatan tingkat pengangguran sebesar 8.33333%. Jumlah lulusan Unhas yang menjadi pengangguran di kota Makassar Peningkatan/Penurunan (2009-2010) Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan tingkat pengangguran. Jumlah lulusan UNM yang menjadi pengangguran di kota Makassar
  • 25. 24 Peningkatan/Penurunan (2009-2010) Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan tingkat pengangguran. Jumlah lulusan SD, SMA, Unhas & UNM yang menjadi pengangguran di kota Makassar Peningkatan/Penurunan (2009-2010) Terjadi peningkatan tingkat pengangguran sebesar 3.0303%. 6. Prediksi tingkat pengangguran tahun 2011-2015 Untuk memprediksi tingkat penggangguran 5 tahun berikutnya, gunakan persentase peningkatan/penurunan dari tingkat pengangguran tahun 2009 dan 2010.Jika tidak ada peningkatan/penurunan tingkat pengangguran (0%), maka tingkat penganggurannya tidak dapat diprediksi (dapat berubah sewaktu-waktu). Prediksi tingkat pengangguran di kota Makassar Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi penurunan tingkat pengangguran sebesar 1.9% tiap tahunnya. Jadi:
  • 26. 25 Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan SD di kota Makassar Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksitingkat pengangguran lulusan SD (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya). Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan SMA di kota Makassar Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat pengangguran lulusan SMA sebesar 41.6667% tiap tahunnya. Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan Unhas di kota Makassar Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksitingkat pengangguran lulusan Unhas (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya). Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan UNM di kota Makassar Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksitingkat pengangguran lulusan UNM (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya). Prediksi tingkat pengangguran berdasarkan jumlah lulusan SD, SMA, Unhas & UNM di kota Makassar
  • 27. 26 Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat pengangguran lulusan SD, SMA, Unhas & UNM sebesar 15.1515% tiap tahunnya. Association Rule (Algoritma Eclat) Algoritma Eclat dengan R 2.7.2 Package éclat, yaitu a-rules diperlukan untuk menggunakan algoritma éclat dalam R. Object northwind- orders.txt diperlukan untuk membuat tabel tid-list dari itemset. Dengan bantuan object northwind- orders.txt, maka package éclat dapat membaca nilai huruf kapital maupun kecil dengan nilai maksimal 26 (26 huruf) (A atau a bernilai 1 hingga Z atau z bernilai 26). Tanpa object northwind-orders.txt, maka package éclat hanya dapat membaca nilai angka. Orientasi Keterangan: P.K.D = Pencari Kerja yang Terdaftar (Indikator 2) P.K.T = Pencari Kerja yang Ditempatkan (Indikator 3)
  • 28. 27 P.K.B = Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan (Indikator 4) P.K.H = Pencari Kerja yang Dihapuskan (Indikator 5) = Indikator 6 = Indikator 7 = Indikator 8 = Indikator 9 = Indikator 2-Indikator 5 Berdasarkan orientasi diatas, diperoleh jumlah itemset yaitu 32, dengan masing-masing 8 itemset untuk tingkat pendidikan SD & SMA dan masing-masing 8 itemset untuk setiap badan tingkat pendidikan S1 (Unhas & UNM). Jadi: Itemset 1: SD -> Lulusan SD -> P.K.D. -> L Itemset 2: SD -> Lulusan SD -> P.K.D. -> P Itemset 3: SD -> Lulusan SD -> P.K.T. -> L … Itemset 9: SMA -> Lulusan SMA -> P.K.D. -> L … Itemset 17: S1 -> Lulusan Unhas -> P.K.D. -> L … Itemset 32: S1 -> Lulusan UNM -> P.K.H. -> P Implementasi Tabel bantu northwind-orders.txt Keterangan Huruf dalam northwind-orders.txt SD A SMA B S1 C Lulusan SD D Lulusan SMA E Lulusan Unhas F Lulusan UNM G
  • 29. 28 P.K.D. H P.K.T. I P.K.B. J P.K.H. K L L P M Perubahan orientasi: Itemset 1: A -> D -> H -> L Itemset 2: A -> D -> H -> M Itemset 3: A -> D -> I -> L … Itemset 9: B -> E -> H -> L … Itemset 17: C -> F -> H -> L … Itemset 32: C -> G -> K -> M
  • 30. 29 Import object northwind-orders.txt seperti diatas dalam R console dengan package éclat Gunakan sintaks berikut dalam R Editor Inspect(itemsets) adalah sintaks untuk menampilkan hasil pennelusuran frequent itemset. Parameter support=0.1 adalah support minimum.
  • 31. 30 Parameter minlen=2 adalah panjang minimum gabungan itemset. Parameter tidList=TRUE artinya tidak ditemukan kejanggalan dalam import data dari object ke console Parameter target=”frequent itemset” artinya tujuan implementasi adalah untuk mencari frequent itemset (itemset yang sering dikunjungi) dengan support tertinggi. Parameter maxlen=5 adalah panjang maksimum gabungan itemset (dalam orientasi 4, namun dalam implementasi ditambah 1 menjadi 5). Parameter ext=FALSE artinya dalam hasil implementasi ditemukan kesalahan (anggap tidak ada kesalahan karena object northwind-orders.txt bukan ekstensi R, jadi R menganggap bahwa object error). Terdapat 13 jenis item (A-M) dan 32 transaksi, dimana dibagi dalam 3 baris dan 32 kolom. Dari hasil implementasi, ditemukan 3 itemset yang sering dikunjungi, yaitu: Itemset 17 : S1 -> Lulusan Unhas -> P.K.D. -> Latau C -> F -> H -> L = 0.217044% Itemset 18 : S1 -> Lulusan Unhas -> P.K.T. ->P atau C -> F -> H -> M = 0.217044% Itemset 32 : S1 -> Lulusan UNM -> P.K.H. ->P atau C -> G -> K -> M = 0.325357%
  • 32. 31 Berdasarkan hasil implementasi dengan R, dapat disimpulkan bahwa parameter untuk menentukan prediksi tingkat pengangguran terletak pada jumlah pencari kerja laki-laki dan perempuan lulusan Unhas yang terdaftar dan ditempatkan serta jumlah pencari kerja perempuan lulusan UNM yang dihapuskan.
  • 33. 32 BAB IV KESIMPULAN Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi penurunan tingkat pengangguran sebesar 1.9% tiap tahunnya. Jadi: Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksi tingkat pengangguran lulusan SD (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya). Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat pengangguran lulusan SMA sebesar 41.6667% tiap tahunnya. Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksi tingkat pengangguran lulusan Unhas (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya). Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), tidak dapat diprediksi tingkat pengangguran lulusan UNM (dapat terjadi peningkatan maupun penurunan tiap tahunnya). Dalam jangka waktu 5 tahun (2011-2015), diprediksi akan terjadi peningkatan tingkat pengangguran lulusan SD, SMA, Unhas & UNM sebesar 15.1515% tiap tahunnya. Berdasarkan hasil implementasi dengan R, dapat disimpulkan bahwa parameter untuk menentukan prediksi tingkat pengangguran terletak pada jumlah pencari kerja laki-laki dan perempuan lulusan Unhas yang terdaftar dan ditempatkan serta jumlah pencari kerja perempuan lulusan UNM yang dihapuskan.