Ulkus diabetikum adalah infeksi atau luka pada kaki yang disebabkan diabetes yang berkomplikasi dengan gangguan saraf dan pembuluh darah. Penyakit ini ditandai dengan kesemutan, nyeri, dan kerusakan jaringan kulit yang dapat menyebabkan amputasi. Penatalaksanaannya meliputi kontrol gula darah, perawatan luka, pencegahan infeksi, serta penggunaan alat bantu berjalan untuk mengurangi tekanan pada kaki."
2. Definisi
Ulkus diabetikum merupakan infeksi, tukak, dan destruksi jaringan kulit pada kaki penderita
diabetes melitus yang disebabkan karena adanya kelainan saraf dan rusaknya arteri perifer
(Rizqiyah, 2020).
Pendapat lain mengungkapkan Ulkus diabetikum merupakan terbentuknya luka yang bisa
mengenai seluruh jaringan kulit pada kaki penderita diabetes melitus sehingga dapat menyebabkan
terjadinya neuropati dan penyakit vaskuler perifer, ulkus diabetikum menjadi salah satu efek dari
penyakit DM (Anggraini, 2020).
3. Etiologi
Faktor penyebab penderita diabetes bisa mengalami komplikasi ulkus diabetikum adalah :
1) Lamanya penyakit diabetes melitus yang dialami klien.
2) Neuropati
3) Peripheral Arteri Diseas
4) Ketidak patuhan diet pada penderita diabetes melitus
5) Tidak teratur melakukan perawatan kaki
6) Sembarangan menggunakan alas kaki
7) Gaya hidup
Pola makan yang tidak sehat, merokok dan obesitas dapat mempengaruhi terjadinya ulkus
diabetikum (Sukmana, 2019).
4. Manifestasi Klinis
Penderita ulkus diabetikum akan mengalami tanda dan gejala ini :
1) Sering merasakan kesemutan
2) Nyeri pada kaki saat istirahat
3) Sensasi rasa pada kaki berkurang
4) Kerusakan pada Jaringan atau nekrosis
5) Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea
6) Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal
7) Kulit menjadi kering (Yunus, 2015).
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
1) Darah lengkap
2) Kadar gula darah
3) Urine
4) Kultur pus
Untuk melihat jenis kuman yang menginfeksi luka dan menentukan antibiotic yang sesuai dengan
kuman
5) Pemeriiksaan Leukosit
Untuk melihat adanya risiko infeksi pada luka ulkus (Arsa,2020)
6. Komplikasi
Ulkus dapat menyebabkan amputasi dan bisa meningkatkan risiko kematian tiga kali lipat hanya
dalam waktu 18 bulan. Infeksi dari ulkus diabetikum yang diikuti amputasi juga dapat
menyebabkan penderita mengalami depresi yang berat (Rizqiyah, 2020).
Salah satu infeksi kronik Diabetes yang paling ditakuti adalah ulkus diabetikum, karena dapat
menyebabkan kecacatan atau amputasi dan bahkan bisa menyebabkan kematian (Tut Wuri
Prihatin, 2019).
7. Penatalaksanaan Medis
Hampir 85% kasus ulkus diabetikum harus diamputasi, berikut penatalaksanaan dalam memanajemen infeksi
kaki diabetik agar meminimalisir terjadinya amputasi :
Pembedahan
Tujuan pembedahan adalah untuk mengalirkan pus, dan meminimalkan kerusakan jaringan dengan
pengurangan tekanan di kaki dan mengangkat jaringan yang terinfeksi.
Antibiotik
Antibiotik hanya digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bukan untuk penyembuhan luka, jadi
Meskipun luka belum sembuh Terapi antibiotik dapat dihentikan jika tanda dan gejala infeksi sudah
menghilang.
Perawatan pada luka
Kebanyakan kasus ulkus diabetikum membutuhkan perawatan debridement untuk mempercepat
penyembuhan luka dengan cara mengangkat jaringan yang terinfeksi dan jaringan nekrotik (Hutagalung,
2019).
8. Stadium Luka
Stadium I : Lapisan epidermis utuh (ada warna kemerahan)
Stadium II : Epidermis Hilang
Stadium III : Luka robek sampai dermis
Stadium IV : Kedalaman luka hingga Nampak tendon atau tulang
(stadium luka ditentukan dari kedalaman luka)
9. Fisiologi Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka antara lain :
1. Fase Inflamasi
Terjadi dari mulai terjadinya luka sampai kira-kira hari ke-5. ditandai dengan kemerahan, panas,
nyeri, dan bengkak.
2. Fase Proliferasi
Berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ke-3
3. Fase Maturasi/Remodeling
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang
berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang
baru terbentuk. Dimulai dari akhir minggu ke-3 sampai2-3 tahun.
11. 2. Perawatan Luka
1. Membersihkan 2. Topikal Terapi 3. Dressing
1) Cleansing
a. Swabing
b. Bathing
c. Irigasi
2) Debridemen
a. Mekanik
b. Enzym
c. Autolitik
d. Biologi
Menciptakan suatu
kondisi fisiologis
pada luka
12. 3. Off Loading
1) Non Bedah
a. Alas kaki yang tepat
b. Alat bantu jalan
c. Bedrest
2) Bedah
a. Amputasi
b. Konsul ke
orthopedic/bedah
14. MANAGEMEN LUKA KAKI DIABETIC
1. Assesment
3. WBP
2. Cleansing
4. Topical
Terapi
5. Dressing
15. 1. Assessment
a. Lokasi anatomis luka
b. Kedalaman/luasnya kehilangan jaringan
c. Karakteristik dasar luka
d. Jenis jaringan
e. Presentase jaringan luka dari setiap jenis luka
f. Dimensi luka dalam centimeter/cm (panjang,
lebar dalam)
g. Eksudat (warna, jumlah)
h. Bau
i. Tepi luka
j. Ada/tidaknya tanda infeksi lokal
k. Nyeri luka
16. 2. Cleansing (Mencuci Luka)
Yaitu proses membersihkan permukaan luka dengan mengalirkan secara lembut guna melepaskan
benda asing organic dan inorganic serta material inflamasi sebelum aplikasi balutan.
Tujuan mencuci luka :
1. Memudahkan pengkajian luka
2. Memfasilitasi proses phagositosis
3. Membuang benda asing organic & inorganic dari permukaan luka
4. Mengurangi jumlah koloni bakteri & infeksi
5. Meminimalkan trauma pada luka saat pelepasan balutan yang lengket
17. METODE WOUND CLEANSING
IRIGASI
- Tekanan rendah (menetes/mengalir) pada jaringan granulasi
- Tekanan (8-15 psi) : u/ cavity, jaringan nekrotik, debris, infeksi. Syringe 35ml + needle 19G,
or fedding tube (5-8 Fr)
BATHING
SWABING
- Gentle method (menggosok luka secara lembut), jangan menggunakan kasa
- u/ eschar dapat digosok, tetapi hati-hati dengan jaringan yang ada disekitar luka
18. 3. WBP
TUJUAN :
Mencapai suatu kondisi luka yang stabil, mempunyai jaringan granulasi yang sehat, salah satunya
dikarakteristikkan dengan vaskularisasi luka yang baik
BAGAIMANA CARANYA?
1) Hilangkan semua penghalang
2) Proses
3) Penyembuhan
19. Penghalang utama proses penyembuhan
1. Jaringan Nekrotik
2. Pertumbuhan Kuman
Infeksi
3. Eksidat Berlebihan
4. Epitel tidak berjalan
20.
21.
22.
23.
24.
25. 4. Topical Therapy
Definisi
Yang dibutuhkan luka adalah lingkungan
fisiologis, sehingga proses penyembuhan
luka bisa berjalan optimal
Muncul lah istilah topical therapy yang
bisa diartikan sebagai intervensi lokal pada
luka untuk mengoptimalkan proses
penyembuhan luka
Tujuan :
1) Mencegah dan mengatasi infeksi
2) Membersihkan luka
3) Mengangkat jaringan nikrotik
4) Mempertahankan kelembaban
5) Mengontrol bau
6) Menghilangkan/meminimalkan nyeri
7) Melindungi kulit sekitar luka
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 5. Dressing (Balutan)
Tujuan pembalutan dan pemilihan balutan
1) Mempertahankan moist environtment pada luka
2) Mempertahankan PH asam (5,6-6,7) untuk penyembuhan
3) Mengangkat jaringan nekrotik
4) Mencegah, mengurangi, dan mengontrol eksudat, bau serta infeksi
5) Menjaga luka dari injury lebih lanjut
6) Proteksi kulit sekitar luka
7) Biaya efektif
8) Nyaman digunakan
34. Aplikasi dressing (maintenance moist balance)
1. Cuci luka
Cuci secara lembut dengan menggunakan cairan normal saline (NaCl 0,9)
2. Primary dressing
3. Secondary dressing
35. 1.Cuci Luka
• Cuci secara lembut dengan
cairan Normal Saline (NaCl
0,9%)
• Jika exudat supuratif,
antibiotika dicampur dengan
NS (Mis. Gentamicin)
• Bersihkan tepi luka & kulit
sekitar luka (minimal radius 5
cm) dengan kasa alcohol 70%
secara hati-hati atau dengan
NS dan keringkan
36. 2. Primary dressing
• Tutup luka dengan calcium
alginate (kaltostat) /
hidrofiber (jika eksudat
banyak)
• Calcium alginate (kaltostat
rope) / hidrofiber dapat
dimasukan dalam rongga luka
38. Kesimpulan
Dressing membantu mempercepat proses penyembuhan luka
Dressing mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang menjadi
sifatnya
Kemampuan para spesialis dalam memilih dressing menjadi salah satu penentu
keberhasilan perawatan luka.