Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi kaki pada penderita diabetes melitus. Komplikasi kaki diabetes merupakan penyebab utama amputasi ekstremitas bawah akibat penyebab non-traumatik. Penderita diabetes memiliki risiko 15-46 kali lebih besar mengalami amputasi ekstremitas bawah dibandingkan non-penderita diabetes. Pengelolaan komplikasi kaki diabetes meliputi pencegahan, penatalaksanaan luka, kontrol infeksi, tekanan,
Diabetes memang suatu penyakit yang kompleks. Ia bisa mempengaruhi semua organ yang ada di tubuh kita, terutama pada komplikasinya. Salah satu yang menjadi organ target adalah paru-paru. Berikut bahasan dari dr. Hezza Bigitha, SpP seperti yang disampaikannya pada Seminar Awam di RS Royal Progress pada 12 November 2011 yang lalu.
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. Diabetes melitus berhubungan dengan risiko aterosklerosis dan merupakan predisposisi untuk terjadinya kelainan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Penyakit diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, gangguan pada mata, ginjal dan syaraf. Penyandang diabetes melitus mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak, 5 kali lebih mudah menderita ulkus/gangren, 7 kali lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal, dan 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina daripada pasien non diabetes. Usaha untuk menyembuhkan kembali menjadi normal sangat sulit jika sudah terjadi penyulit, karena kerusakan yang terjadi umumnya akan menetap.
DIABETES MELLITUS
Dr. Ine Martanti, Akp.
Diabetes Mellitus
Penyakit degeneratif (tidak menular) yg akan meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang. Tahun 2020 jumlah penderita diabetes akan mengalami ledakan yang luar biasa besarnya (dapat mencapai 52,2% dari seluruh jumlah penduduk indonesia) faktor terbesar yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan (pola makan &gaya hidup) terutama peningkatan kemakmuran suatu bangsa.
Jenis DM
IDDM (Independent Diabetes Mellitus) => 10%
NIDDM (Non Independent Diabetes Mellitus) => 90%
Faktor pencetus
IDDM :
Virus / toksin
Perjalanan penyakit sangat panjang
Lingkungan
Genetik
NIDDM lebih disebabkan lingkungan (didapat)
FAKTOR RESIKO
Pola makan (banyak lemak, protein, gula, garam dan sedikit serat)
Pola hidup (kurang olahraga, sedikit BAB, dll.)
Obesitas
Merokok
Hypertensi
Usia >40 th
Riwayat DM pada keluarga/kehamilan
Dislipidemia (kolesterol, trigliserid dan LDL tinggi)
Gambaran klinis DM
Ada 3 gejala utama (trias) :
Banyak makan (polifagia)
Banyak minum (polidipsia)
Banyak kencing (poliuria)
Penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan, antara lain :
Kelainan kulit (gatal-gatal, bisul), jamur dilipatan tubuh
Kesemutan, rasa baal (neuropati)
Kelainan ginekologis ; keputihan
Kelemahan tubuh
Luka / bisul yang tidak kunjung sembuh
Infeksi Saluran Kemih (sakit saat BAK, panas, anyang-anyangan, dll.)
Mata kabur (katarak, gangguan refraksi/visus, sampai kebutaan)
Impotensi, dll.
Kadang gambaran klinis tidak jelas/tanpa gejala, sehingga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain (TBC, Infeksi saluran kencing, dll.)
PATOFISIOLOGI
Gula darah yang tinggi menyebabkan viskositas (kekentalan) darah jadi meningkat, pembuluh darah mengalami penebalan dinding, dinding pembuluh jadi kaku. Akibatnya transport darah, O2 dan nutrisi ke jaringan jadi terganggu. Bahkan dapat terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, yang dapat disebabkan meningkatnya tekanan darah & lemak darah.
Bila terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, darah terjadi proses adhesi, agregasi trombosit (pelekatan trombosit) => membentuk mikrotrombus sehingga terjadi aterosklerosis (penyumbatan), bila di jantung dapat terjadi penyakit jantung koroner (PJK) dan bila menyumbat di pembuluh darah otak => tertjadi stroke
Gangguan aliran darah yang ke perifer (permukaan) => dapat timbul rasa kesemutan & baal-baal
Gangguan aliran darah menyebabkan jaringan kekurangan oksigen, akibatnya bila ada luka lebih lama sembuh dan kadar gula yang tinggi menyebabkan kuman semakin banyak & tumbuh subur. => rentan terserang virus, bakteri dan jamur.
Gula yang tinggi dalam darah disebabkan insulin yang tidak ada atau terjadi resistansi insulin (insulin ada tapi tidak dapat dipakai sebagai anak kunci yang mengubah glukosa menjadi energi) => terjadi kelemahan tubuh.
More Related Content
Similar to fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt
Diabetes memang suatu penyakit yang kompleks. Ia bisa mempengaruhi semua organ yang ada di tubuh kita, terutama pada komplikasinya. Salah satu yang menjadi organ target adalah paru-paru. Berikut bahasan dari dr. Hezza Bigitha, SpP seperti yang disampaikannya pada Seminar Awam di RS Royal Progress pada 12 November 2011 yang lalu.
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. Diabetes melitus berhubungan dengan risiko aterosklerosis dan merupakan predisposisi untuk terjadinya kelainan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Penyakit diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, gangguan pada mata, ginjal dan syaraf. Penyandang diabetes melitus mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak, 5 kali lebih mudah menderita ulkus/gangren, 7 kali lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal, dan 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina daripada pasien non diabetes. Usaha untuk menyembuhkan kembali menjadi normal sangat sulit jika sudah terjadi penyulit, karena kerusakan yang terjadi umumnya akan menetap.
DIABETES MELLITUS
Dr. Ine Martanti, Akp.
Diabetes Mellitus
Penyakit degeneratif (tidak menular) yg akan meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang. Tahun 2020 jumlah penderita diabetes akan mengalami ledakan yang luar biasa besarnya (dapat mencapai 52,2% dari seluruh jumlah penduduk indonesia) faktor terbesar yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan (pola makan &gaya hidup) terutama peningkatan kemakmuran suatu bangsa.
Jenis DM
IDDM (Independent Diabetes Mellitus) => 10%
NIDDM (Non Independent Diabetes Mellitus) => 90%
Faktor pencetus
IDDM :
Virus / toksin
Perjalanan penyakit sangat panjang
Lingkungan
Genetik
NIDDM lebih disebabkan lingkungan (didapat)
FAKTOR RESIKO
Pola makan (banyak lemak, protein, gula, garam dan sedikit serat)
Pola hidup (kurang olahraga, sedikit BAB, dll.)
Obesitas
Merokok
Hypertensi
Usia >40 th
Riwayat DM pada keluarga/kehamilan
Dislipidemia (kolesterol, trigliserid dan LDL tinggi)
Gambaran klinis DM
Ada 3 gejala utama (trias) :
Banyak makan (polifagia)
Banyak minum (polidipsia)
Banyak kencing (poliuria)
Penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan, antara lain :
Kelainan kulit (gatal-gatal, bisul), jamur dilipatan tubuh
Kesemutan, rasa baal (neuropati)
Kelainan ginekologis ; keputihan
Kelemahan tubuh
Luka / bisul yang tidak kunjung sembuh
Infeksi Saluran Kemih (sakit saat BAK, panas, anyang-anyangan, dll.)
Mata kabur (katarak, gangguan refraksi/visus, sampai kebutaan)
Impotensi, dll.
Kadang gambaran klinis tidak jelas/tanpa gejala, sehingga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain (TBC, Infeksi saluran kencing, dll.)
PATOFISIOLOGI
Gula darah yang tinggi menyebabkan viskositas (kekentalan) darah jadi meningkat, pembuluh darah mengalami penebalan dinding, dinding pembuluh jadi kaku. Akibatnya transport darah, O2 dan nutrisi ke jaringan jadi terganggu. Bahkan dapat terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, yang dapat disebabkan meningkatnya tekanan darah & lemak darah.
Bila terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, darah terjadi proses adhesi, agregasi trombosit (pelekatan trombosit) => membentuk mikrotrombus sehingga terjadi aterosklerosis (penyumbatan), bila di jantung dapat terjadi penyakit jantung koroner (PJK) dan bila menyumbat di pembuluh darah otak => tertjadi stroke
Gangguan aliran darah yang ke perifer (permukaan) => dapat timbul rasa kesemutan & baal-baal
Gangguan aliran darah menyebabkan jaringan kekurangan oksigen, akibatnya bila ada luka lebih lama sembuh dan kadar gula yang tinggi menyebabkan kuman semakin banyak & tumbuh subur. => rentan terserang virus, bakteri dan jamur.
Gula yang tinggi dalam darah disebabkan insulin yang tidak ada atau terjadi resistansi insulin (insulin ada tapi tidak dapat dipakai sebagai anak kunci yang mengubah glukosa menjadi energi) => terjadi kelemahan tubuh.
Similar to fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt (20)
2. Pendahuluan
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronis DM
yang paling ditakuti. Komplikasi kaki diabetik merupakan
penyebab umum dari amputasi ekstremitas bawah yang
berasal dari penyebab non-traumatik pada negara industri
di dunia. Pada kelompok Diabetes Melitus (DM)
mempunyai risiko 15 sampai 46 kali lipat lebih tinggi untuk
mengalami amputasi ekstremitas bawah jika dibandingkan
dengan kelompok orang yang tidak DM.
3. Pembahasan
Definisi
DM suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai
oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek
sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.
Manifestasinya berupa hilangnya toleransi karbohidrat
berkembang secara klinis hiperglikemi puasa dan post
prandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular
mikroangiopati, dan neuropati.
4. Epidemiologi
Di RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo, masalah kaki
diabetes masih merupakan masalah besar. Sebagian
besar perawatan penyandang DM selalu menyangkut kaki
diabetes. Angka kematian dan angka amputasi masih
tinggi, masing-masing sebesar 16% dan 25% (data
RSUPNCM tahun 2003).
5. Tanda dan Gejala
• Kulit kaki yang kering, bersisik, dan retak-retak serta kaku
• Kelainan bentuk dan warna kuku (kuku yang menebal,
rapuh, ingrowing nail)
• Perubahan bentuk jari-jari dan telapak kaki dan tulang-
tulang kaki yang menonjol
• Penebalan (kalus) pada kulit, rambut, permukaan telapak
kaki, dan kuku.
• Bekas luka atau riwayat amputasi jari-jari, sela jari banyak
luka
6. Tanda dan Gejala
• Tanda-tanda neuropatik: gangguan sensorik seperti rasa
kesemutan, baal, perubahan trofik kulit, ulkus plantar,
atropati degeneratif (sendi Charcot)
• Tanda-tanda iskemia: nyeri saat istirahat, ulkus yang nyeri
di daerah yang tertekan, riwayat klaudikasio intermiten,
pulsasi tidak teraba
7. Diagnosis
• Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain dapat berupa: badan lemas, kesemutan, gatal,
pandangan kabur.
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
1
Jika keluhan
klasik
ditemukan,
maka
pemeriksaan
glukosa plasma
sewaktu >200
mg/dL sudah
cukup untuk
menegakkan
diagnosis DM.
2
Pemeriksaan
glukosa plasma
puasa ≥ 126
mg/dL dengan
adanya keluhan
klasik.
3
Tes toleransi
glukosa oral
(TTGO).
9. Berkurangnya
sensasi rasa nyeri
setempat (neuropati)
Tidak sadar / sering
mengabaikan luka
yang terjadi karena
tidak dirasakannya
Luka : tergores,
tertusuk duri, lecet
akibat pemakaian
sepatu / sandal yang
sempit dan bahan
yang keras
Luka kecil meluas
dalam waktu yang
tidak begitu lama
Borok dan
menimbulkan bau
yang disebut gas
gangren
≠ dilakukan
perawatan infeksi
tulang
(osteomyelitis)
Upaya yang
dilakukan untuk
mencegah perluasan
infeksi amputasi
10. Angiopati pada penderita DM:
penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah perifer
Perfusi jaringan bagian distal
dari tungkai kurang baik
Timbul ulkus yang kemudian
dapat berkembang menjadi
nekrosis/gangren yang sangat
sulit diatasi
12. Ulkus/gangrene
diabetes
50% akan infeksi akibat
munculnya lingkungan
gula darah yang subur
untuk berkembangnya
bakteri patogen
Suplai oksigen kurang
Bakteri-bakteri akan
tumbuh subur terutama
bakteri anaerob
13. Plasma darah
penderita
diabetes yang
tidak terkontrol
baik mempunyai
kekentalan yang
tinggi
Darah menjadi
melambat
Nutrisi dan
oksigen jaringan
tidak cukup
Luka sukar
sembuh dan
kuman anaerob
berkembang biak
14. Kadar gula darah di atas 200 mg%
Kemampuan sel darah putih
memfagosit dan membunuh kuman
berkurang
Daya tahan tubuh terhadap infeksi
berkurang
Penderita diabetes lebih rentan
terhadap infeksi
15. Klasifikasi Kaki Diabetes
• Kaki Normal • High risk foot
Kulit kaki kering,
bersisik, perubahan
warna dan bentuk kuku
18. Faktor risiko
• Beberapa pencetus yang dapat mengawali kerusakan kaki pada
penderita diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan
antara lain :
Luka kecelakaan
Trauma sepatu
Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik
Oklusi vaskular
Kondisi kulit atau kuku
19. Penatalaksanaan
• Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi 2
kelompok besar:
• Penyuluhan pada penderita DM
sebelum terjadi komplikasi
• Penggunaan alas kaki yang
sesuai untuk mencegah
terjadinya luka
Pencegahan
Primer
• Metabolic control
• Mechanical control-pressure control
• Wound control
• Microbiological control – infection
control
• Vascular control
• Educational control
Pencegahan
Sekunder
20. Pencegahan Sekunder
• Metabolic control
Perhatikan dan perbaiki
keadaan umum pasien
Konsentrasi glukosa darah
harus diusahakan senormal
mungkin
Perbaiki faktor terkait
hipoglikemia yang dapat
menghambat penyembuhan
luka
Diperlukan insulin untuk
menormalisasi konsentrasi
glukosa darah.
21. Pencegahan Sekunder
• Vascular control
Keadaan vaskular harus baik agar tidak
menghambat penyembuhan luka
Kenali kelainan pembuluh darah perifer melalui:
warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis
pedis dan arteri tibialis posterior, dan pengukuran
tekanan darah
Evaluasi keadaan pembuluh darah (non-invasif,
semi-invasif, dan invasif): pemeriksaan ankle
brachial index, ankle pressure, toe pressure,
TcPO2, dan pemeriksaan echo-dopler, arteriografi
Revaskularisasi
22. Pengelolaan untuk kelainan pembuluh darah perifer dari
sudut vaskular, yaitu berupa:
1. Modifikasi faktor risiko
• Stop merokok
• Memperbaiki berbagai faktor risiko terkait aterosklerosis:
hiperglikemia, hipertensi, dislipidemia.
• Walking program (latihan kaki) merupakan domain usaha yang
dapat diisi oleh jajaran rehabilitasi medik.
23. 2. Terapi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat).Terapi farmakologis terdiri
dari obat oral dan bentuk suntikan.
• a. Obat hipoglikemik oral
• Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
• Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
• Penghambat glukoneogenesis (metformin)
• Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
(acarbose)
• DPP-IV inhibitor
24. Pencegahan Sekunder
• Wound Control
• Debridemen yang adekuat membatu
mengurangi jaringan nekrotik
• Klasifikasi ulkus PEDIS dressing sesuai
keadaan luka
• Terapi topikal mengurangi mikroba pada
luka
• Jaga suasana kondusif bagi kesembuhan
luka dengan kasa yang dibasahi dengan salin
25. Pencegahan Sekunder
• Microbiological control
Antibiotik yang dianjurkan harus
selalu disesuaikan dengan hasil
biakan kuman dan resistensinya
Lini pertama pemberian antibiotik:
spektrum luas mencakup kuman gram
positif dan negatif (misal:
sefalosporin)
Kombinasikan dengan obat yang
bermanfaat terhadap kuman anaerob
(misal: metronidazol)
26. Pencegahan Sekunder
• Pressure control
Berbagai cara untuk mencapai keaadaan non weight-bearing dapat
dilakukan antara lain dengan:
Removable cast walker
Total
contact
casting
Temporary
shoes
Felt
padding
Crutches
Wheelchair
Electric
carts
Cradled
insoles
27. Berbagai cara surgikal dapat dipakai untuk mengurangi
tekanan pada luka seperti :
Dekompresi ulkus/abses dengan insisi abses
Prosedur koreksi bedah seperti operasi untuk
hammer toe, metatarsal head resection,
Achilles tendon lengthening, parsial
calcanectomy
28. • Education control
Edukasi penting untuk semua tahap pengelolaan kaki
diabetes.
Keluarga maupun penyandang DM dan ulkus/gangrene
diabetik diharapkan dapat membantu dan mendukung
berbagai tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka
yang optimal.
Rehabilitasi merupakan program yang sangat penting yang
harus dilaksanakan untuk pengelolaan kaki diabetes.
Pemakaian alas kaki/sepatu khusus untuk mengurangi
tekanan plantar akan sangat membantu mencegah
terjadinya ulkus baru.
29. Kesimpulan
• Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia
pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan
neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati,
baik sensorik maupun motorik dan autonomik akan
mengakibatkan berbagai perubahan distribusi tekanan
pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah
terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi
menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi
yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih
lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes.
30. Daftar Pustaka
• Waspadji, Sarwono. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III: Kaki Diabetes. Edisi 5. Hal 1961-1965. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009.
IPD
• Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Jakarta. 2011.
• Price, Sylvia A; Wilson, Lorraiene M. Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses- proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.
2005.
• Decky. Kaki Diabetes. Available at:
http://www.scribd.com/doc/101444266/Kaki-Diabet.
Accessed on October 9th 2012.