Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari masa Renaissance hingga perkembangan terkini. Beberapa poin penting yang disinggung antara lain pendekatan awal yang kurang tepat terhadap ABK, perkembangan tes dan metode baru untuk pendidikan ABK, serta perkembangan regulasi yang semakin mengedepankan inklusi pendidikan bagi ABK. Dokumen ini memberikan gambaran singkat tentang perj
1. Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik intelektual anak-anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, berbakat, autis, dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing jenis kebutuhan khusus.
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemTjoetnyak Izzatie
1. Dokumen tersebut membahas tentang strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk definisi, klasifikasi, dan contohnya seperti tunagrahita, tunalaras, tunarungu dan tunawicara.
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemTjoetnyak Izzatie
1. Dokumen tersebut membahas tentang strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk definisi, klasifikasi, dan contohnya seperti tunagrahita, tunalaras, tunarungu dan tunawicara.
Presentasi ini membahas pengertian dan jenis-jenis anak berkebutuhan khusus seperti tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis, down syndrome, dan kemunduran mental. Metode pembelajaran yang tepat untuk anak-anak tersebut juga dijelaskan, seperti aktivitas berat, penguasaan keterampilan, prinsip-prinsip pembelajaran individual, dan peran lingkungan sekolah yang mendukung.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
1. Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik intelektual anak-anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, berbakat, autis, dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing jenis kebutuhan khusus.
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemTjoetnyak Izzatie
1. Dokumen tersebut membahas tentang strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk definisi, klasifikasi, dan contohnya seperti tunagrahita, tunalaras, tunarungu dan tunawicara.
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemTjoetnyak Izzatie
1. Dokumen tersebut membahas tentang strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk definisi, klasifikasi, dan contohnya seperti tunagrahita, tunalaras, tunarungu dan tunawicara.
Presentasi ini membahas pengertian dan jenis-jenis anak berkebutuhan khusus seperti tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis, down syndrome, dan kemunduran mental. Metode pembelajaran yang tepat untuk anak-anak tersebut juga dijelaskan, seperti aktivitas berat, penguasaan keterampilan, prinsip-prinsip pembelajaran individual, dan peran lingkungan sekolah yang mendukung.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan kelas khusus bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai kepada siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan ini memiliki fungsi preventif untuk mencegah hambatan belajar, fungsi kompensasi untuk mengkompensasi kekurangan siswa, dan fungsi intervensi untuk memberikan intervensi pada masalah-masalah tertentu. Prinsip-prinsipnya mencakup kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperaga
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan khas untuk murid-murid bermasalah pembelajaran. Ia menjelaskan definisi masalah pembelajaran, klasifikasi kondisi yang termasuk dalam masalah pembelajaran seperti autisme, dan sebab-sebab umum masalah pembelajaran."
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus serta anak berbakat. Termasuk didalamnya adalah definisi, ciri-ciri, dan contoh gangguan yang dialami anak berkebutuhan khusus seperti disleksia, disgrafia, diskalkulia, lamban belajar, gangguan emosi dan perilaku, serta gangguan komunikasi, gerak, penglihatan, pendengaran, dan intelektual. Dokumen ini jug
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunagrahita, termasuk pengertian, klasifikasi, karakteristik, kebutuhan pembelajaran, kesulitan pembelajaran, dan upaya pembelajaran. Dokumen tersebut juga membahas mengenai layanan pendidikan untuk anak tunagrahita seperti sistem segregasi, integrasi, dan inklusi.
Dokumen tersebut membahas tentang observasi perkembangan intelektual dan perilaku siswa Sekolah Luar Biasa. Secara umum dibahas tentang klasifikasi dan karakteristik siswa tunagrahita, metode pembelajaran di SLB, serta hasil wawancara dengan guru mengenai pengelompokan, visi misi, dan pengajaran di SLB.
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaJANGAN TENGOK
Dokumen tersebut membincangkan program pendidikan khas untuk pelajar pelbagai keupayaan termasuk pelajar berkeperluan khas, pelajar pintar cerdas, dan pelajar yang memerlukan program pemulihan. Ia menjelaskan pendekatan dan strategi pengajaran yang sesuai bagi memenuhi keperluan pelajar pelbagai keupayaan tersebut seperti pendekatan multi sensori, kurikulum yang diubahsuai, dan aktiviti pengayaan mendatar dan menegak.
1. Dokumen tersebut membahas konsep perilaku bermasalah pada peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perilaku bermasalah dapat berfungsi sebagai komunikasi ketika kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi.
Dokumen tersebut membincangkan pelbagai upaya dalam pengurusan murid seperti program pemulihan untuk murid berpencapaian rendah, program pengayaan untuk murid berpencapaian tinggi, dan pendidikan khusus untuk murid-murid berkeperluan khas seperti autisme, disleksia, dan murid pintar cerdas. Ia juga menyentuh mengenai Teori Kecerdasan Pelbagai Howard Gardner yang menyatakan bahawa kecerdasan tidak hanya diukur melal
Tugas tutorial 2 membahas strategi pembelajaran untuk anak berbakat dan berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan tunarungu. Strategi pembelajaran untuk anak berbakat meliputi menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas pembelajaran, mengembangkan kecerdasan emosional, dan menggunakan modifikasi proses, isi, dan produk pembelajaran. Untuk anak tunanetra, strategi pembelajarannya adalah individualisasi, kooperatif, dan modifikasi
Dokumen tersebut membahas karakteristik perkembangan anak sekolah dasar dalam aspek intelektual, bahasa, moral, dan spiritual. Secara intelektual, anak SD berada pada tahap operasi konkret dimana mereka dapat berpikir secara logis dan kuantitatif. Perkembangan bahasa anak meliputi tahap menangis, berceloteh, dan berbicara. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan moral anak. Pembelajaran ag
Dokumen tersebut membahas tentang anak lambat belajar atau slow learner, yang didefinisikan sebagai anak yang lambat dalam proses belajar karena berbagai faktor. Dokumen menjelaskan ciri-ciri slow learner, faktor penyebabnya, dampaknya, serta cara mengatasinya melalui pendekatan diagnosa, prognosis, dan treatment. Metode layanan yang dibahas adalah kelas reguler, kelas khusus, dan ruang sumber.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian anak didik, kebutuhan anak didik, anak didik sebagai subjek belajar, hakikat anak didik sebagai manusia, pengembangan individu anak didik, dan karakteristik anak didik.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan kelas khusus bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai kepada siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan ini memiliki fungsi preventif untuk mencegah hambatan belajar, fungsi kompensasi untuk mengkompensasi kekurangan siswa, dan fungsi intervensi untuk memberikan intervensi pada masalah-masalah tertentu. Prinsip-prinsipnya mencakup kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperaga
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan khas untuk murid-murid bermasalah pembelajaran. Ia menjelaskan definisi masalah pembelajaran, klasifikasi kondisi yang termasuk dalam masalah pembelajaran seperti autisme, dan sebab-sebab umum masalah pembelajaran."
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus serta anak berbakat. Termasuk didalamnya adalah definisi, ciri-ciri, dan contoh gangguan yang dialami anak berkebutuhan khusus seperti disleksia, disgrafia, diskalkulia, lamban belajar, gangguan emosi dan perilaku, serta gangguan komunikasi, gerak, penglihatan, pendengaran, dan intelektual. Dokumen ini jug
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunagrahita, termasuk pengertian, klasifikasi, karakteristik, kebutuhan pembelajaran, kesulitan pembelajaran, dan upaya pembelajaran. Dokumen tersebut juga membahas mengenai layanan pendidikan untuk anak tunagrahita seperti sistem segregasi, integrasi, dan inklusi.
Dokumen tersebut membahas tentang observasi perkembangan intelektual dan perilaku siswa Sekolah Luar Biasa. Secara umum dibahas tentang klasifikasi dan karakteristik siswa tunagrahita, metode pembelajaran di SLB, serta hasil wawancara dengan guru mengenai pengelompokan, visi misi, dan pengajaran di SLB.
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaJANGAN TENGOK
Dokumen tersebut membincangkan program pendidikan khas untuk pelajar pelbagai keupayaan termasuk pelajar berkeperluan khas, pelajar pintar cerdas, dan pelajar yang memerlukan program pemulihan. Ia menjelaskan pendekatan dan strategi pengajaran yang sesuai bagi memenuhi keperluan pelajar pelbagai keupayaan tersebut seperti pendekatan multi sensori, kurikulum yang diubahsuai, dan aktiviti pengayaan mendatar dan menegak.
1. Dokumen tersebut membahas konsep perilaku bermasalah pada peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perilaku bermasalah dapat berfungsi sebagai komunikasi ketika kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi.
Dokumen tersebut membincangkan pelbagai upaya dalam pengurusan murid seperti program pemulihan untuk murid berpencapaian rendah, program pengayaan untuk murid berpencapaian tinggi, dan pendidikan khusus untuk murid-murid berkeperluan khas seperti autisme, disleksia, dan murid pintar cerdas. Ia juga menyentuh mengenai Teori Kecerdasan Pelbagai Howard Gardner yang menyatakan bahawa kecerdasan tidak hanya diukur melal
Tugas tutorial 2 membahas strategi pembelajaran untuk anak berbakat dan berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan tunarungu. Strategi pembelajaran untuk anak berbakat meliputi menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas pembelajaran, mengembangkan kecerdasan emosional, dan menggunakan modifikasi proses, isi, dan produk pembelajaran. Untuk anak tunanetra, strategi pembelajarannya adalah individualisasi, kooperatif, dan modifikasi
Dokumen tersebut membahas karakteristik perkembangan anak sekolah dasar dalam aspek intelektual, bahasa, moral, dan spiritual. Secara intelektual, anak SD berada pada tahap operasi konkret dimana mereka dapat berpikir secara logis dan kuantitatif. Perkembangan bahasa anak meliputi tahap menangis, berceloteh, dan berbicara. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan moral anak. Pembelajaran ag
Dokumen tersebut membahas tentang anak lambat belajar atau slow learner, yang didefinisikan sebagai anak yang lambat dalam proses belajar karena berbagai faktor. Dokumen menjelaskan ciri-ciri slow learner, faktor penyebabnya, dampaknya, serta cara mengatasinya melalui pendekatan diagnosa, prognosis, dan treatment. Metode layanan yang dibahas adalah kelas reguler, kelas khusus, dan ruang sumber.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian anak didik, kebutuhan anak didik, anak didik sebagai subjek belajar, hakikat anak didik sebagai manusia, pengembangan individu anak didik, dan karakteristik anak didik.
Similar to PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx (20)
2. Sejarah Pendidikan ABK (1)
Masa Renaissance & Reformasi, anak-anak MR dianggap
orang yang kemasukan roh-roh jahat (setan) diikat dan
dipasung.
Abad 16, terjadi perubahan sikap yang lebih positif. RS di Paris
menyediakan penanganan bagi penderita gangguan
emosional.
John Locke, orang pertama yang membedakan antara MR
dengan gangguan emosional.
Abad 18, Jean Marc Itard (Prancis) meneliti metode
pendidikan bagi anak luar biasa awal dari gerakan melatih
anak MR.
Berpengaruh terhadap tokoh-tokoh lain di Amerika
melakukan pendekatan, percobaan dengan berbagai inovasi
dalam mengajar dan mendidik anak berkebutuhan khusus.
3. Sejarah Pendidikan ABK (2)
1908, dipublikasikan Tes Inteligensi Binet yang terstandar dan
dikembangkan untuk menemu-kenali anak keterbelakangan mental.
1912, diterbitkan metode pembelajaran dari Maria Montessori yang
menjadi dasar penting dari kurikulum bagi program pendidikan
prasekolah bagi anak normal maupun anak berkebutuhan khusus.
1950-1970, orangtua anak berkebutuhan khusus melaporkan ke
pengadilan karena merasa anaknya tidak diperkenankan/ diberikan
kesempatan secara adil dalam program-program pendidikan.
1975, pemerintah AS mengeluarkan UU Pemerintah Nomor 94-142:
The Education for All handicapped children Act
1990, chapter 11, section 504 tentang The Individuals with Disabilities
Education Act (IDEA)
Perkembangan dan pendidikan individu berkebutuhan khusus
mendapat perhatian yang terarah.
4. Landasan Yuridis Pendidikan ABK di
Indonesia
• UUD 1945, pasal 31
• UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
• Pasal 3
• Pasal 5 ayat 1-4
• Pasal 32 ayat 1 (Pendidikan khusus merupakan pendidikan
bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa).
• Pasal 32 ayat 2 (Pendidikan Layanan Khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau
terbelakang, masyarakat adat yang terpencil dan atau
mengalami bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu
dari segi ekonomi)
6. ABK
• Suran & Rizzo, 1979 anak yang secara signifikan
berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari
fungsi kemanusiannya.
• Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau
sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/
kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi
mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara,
cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional.
• Juga anak-anak yang berbakat dengan inteligensi yang
tinggi, sehingga memerlukan penanganan yang terlatih
dari tenaga profesional.
7. • Hallahan dan Kauffman (2012) mereka
yang memerlukan pendidikan khusus dan
pelayanan terkait, jika mereka menyadari akan
potensi penuh kemanusiaan mereka.
• Gearhearth (1981) anak-anak yang
memerlukan persyaratan pendidikan yang
berbeda dari rata-rata anak normal, dan untuk
belajar secara efektif memerlukan program,
pelayanan, fasilitas, dan materi khusus.
8. Jadi ABK adalah
• Anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal,
dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan
sensorik, fisik, dan neuromuskular, perilaku sosial dan
emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun
kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas;
• sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas
sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya,
yang ditujukan untuk mengembangkan potensi atau
kapasitasnya secara maksimal.
• Anak-anak luar biasa karena ke-khusus-annya, mereka
butuh Pendidikan yang khusus/luar biasa.
11. Strategi Pengajaran / Instruksional
• Kegiatan yang dipilih oleh guru dalam proses
belajar mengajar, yang dapat memberikan
kemudahan atau fasilitas kepada siswa
menuju kepada tercapainya tujuan
instruksional tertentu yang telah ditetapkan
(Depdikbud, 1984)
12. Penentuan strategi pengajaran
1. Tujuan instruksional dari pelajaran
2. Bentuk dan isi dari materi pelajaran
3. Karakteristik serta kemampuan dari siswa
13. 3 kategori metode pengajaran
1. Expository strategies langsung
memberikan informasi yang akan dipelajari.
2. Hands on practice activities melibatkan
siswa secara aktif dalam belajar,
menemukan solusi, mengaplikasikan konsep
dalam situasi baru.
3. Interactive and collaborative strategies
siswa mendiskusikan topik-topik tertentu
dan dalam berbagai cara bisa saling bantu
dalam belajar.
14. Prinsip dalam pemilihan strategi pengajaran ABK
• Tipe kecacatan dan tingkat keparahan anak
Semakin parah atau semakin serius cacatnya, semakin
pasti si anak akan dididik dengan setting pendidikan
khusus. Contoh: anak tuli berat, pendidik tidak akan
menggunakan pendekatan bunyi dalam mengajar
membaca.
• Tingkatan usia anak
Tidak hanya strategi saja yang harus disesuaikan,
materi/bahan serta tujuan juga harus disesuaikan dengan
tingkatan usia perkembangan anak. Contoh: bagi anak
yang usianya lebih tua & tidak mengalami hambatan
dalam pendengaran dapat menggunakan metode
ceramah atau diskusi jika tidak ada gangguan bicara.
15. Langkah2 Dalam Pemilihan Strategi
Pengajaran
1. Identifikasi Atribut mengidentifikasi
atribut-atribut atau karakteristik yang relevan
dari anak.
2. Menentukan Tujuan Pengajaran
memaparkan apa yang harus bisa dicapai
anak setelah selesai mendapatkan suatu
pengalaman belajar.
16. 3. Pemilihan Strategi
• Strategi harus
Dimulai pada tingkat kecakapan anak
sekarang ini
Menjamin tercapainya tujuan
Bisa merangsang anak
Dilaksanakan dalam langkah2 kecil
Disesuaikan dengan atribut-atribut anak yang
relevan dengan tujuan2 yang ditetapkan
17. 4. Pemilihan Materi/ Bahan yang sesuai untuk
mencapai tujuan.
5. Uji Strategi dan Materi program pengajaran
siap diujikan pada anak. Uji coba program
pengajaran adalah mencobanya pada anak
untuk melihat apakah program ini berhasil atau
tidak.
6. Evaluasi Performansi guru melakukan
pengamatan terhadap penampilan-penampilan
dari siswa apakah sudah sesuai dengan
penampilan-penampilan yang dijabarkan dalam
tujuan.
18. Strategi pengajaran untuk ABK
1. Pendidikan Remedial & Tambahan/ Kompensasi
Remedial: perbaikan, peningkatan kecakapan2
seseorang menjadi normal atau mendekati
normal.
Kompensasi: penyeimbangan, penggantian
suatu kecakapan dengan kecakapan yang lain.
2. Pengajaran Langsung: pemilihan tujuan2 yang
tepat & bisa diukur untuk setiap anak, &
menentukan kemungkinan2 & prosedur2 belajar
sedemikian rupa sehingga anak & guru bisa
mengetahui dengan pasti apa yang akan dipelajari
serta kriteria penilaiannya.
19. 3. Analisis Tugas: memecah2 tugas belajar ke
dalam bagian komponen2nya sehingga
kecakapan2 yang tercakup dalam tugas bisa
diidentifikasi.
4. Pengajaran Bertahap: pengajaran diurutkan
dari tingkat yang termudah menuju ke
tingkat kecakapan yang lebih tinggi.
5. Latihan Persepsi-Motorik: kecakapan
motorik kasar, motorik halus, persepsi
bentuk, pengurutan ingatan, perbedaan
visual & auditif.
20. Tambahan: 4 Bentuk Masalah Perseptual
yang Dialami ABK
• Diskriminasi visual kemampuan untuk
membedakan ukuran, bentuk, simbol, huruf.
• Diskriminasi auditif kemampuan membedakan
bunyi. Contoh: konsonan awal atau akhir dari kata
yang umum.
• Ingatan visualkemampuan untuk menyimpan atau
mengingat simbol-simbol, bentuk-bentuk, huruf-
huruf
• Ingatan auditif kemampuan untuk menyimpan
atau mengingat bunyi-bunyi atau kombinasi bunyi.
21. 6. Strategi2 lain:
Modelling: belajar dengan mengikuti kelakuan
orang lain sebagai model.
Pengajaran Terprogram: sistem belajar yang
memungkinkan siswa untuk mempelajari materi2
tertentu, yang terbagi atas bagian2 kecil, secara
berurutan, demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Permainan Edukatif
Pengajaran dengan bantuan & pengaturan
komputer
Program Hortikultura: ABK dilatih untuk merawat
tanaman hidup
22. IEP (Individual Educational Program)/
PPI (Program Pengajaran Individual)
Disusun sesuai dengan kebutuhan & kemampuan siswa, dengan
pertimbangan:
Bahan pelajaran yang akan dipelajari
Rumusan tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
khusus yang akan dicapai
Prosedur kerja & alat bantu atau media yang akan
dipergunakan siswa dalam belajar.
Waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas.
Supervisi bagaimana guru akan melaksanakan control atau
bimbingan individual terhadap siswa.
23. Isi IEP
Tingkat Pendidikan
TIU (tahunan)
TIK (bulanan)
Pelayanan khusus (contoh: terapi wicara)
Program yang diikuti
Tanggal & perkiraan waktu/lama
Evaluasi TIU/TIK