Dokumen ini membahas hubungan penggunaan kontrasepsi suntik dengan siklus haid pada akseptor KB suntik di Desa Selorejo. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar akseptor menggunakan suntik 3 bulan dan mengalami gangguan siklus haid seperti amenorea dan oligomenorea. Terdapat hubungan antara jenis suntik yang digunakan dengan siklus haid.

1. HUBUNGAN PENGGUNAAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN
SIKLUS HAID PADAAKSEPTOR SUNTIK DI DESA SELOREJO
KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
YUNARI
NIM. 172120018
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2018

2. BAB IV HASIL PENELITIAN

8. Berdasarkan hasil uji statistik chi square hubungan penggunaan kontrasepsi
suntik dengan siklus haid pada akseptor KB suntik didapatkan nilai probabilitas
atau ρ value 0,02 lebih kecil dari nilai kesalahan atau α 0,05 (0,02 < 0,05), berarti
H1 diterima artinya ada hubungan penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan
siklus haid pada akseptor suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung Provinsi Jawa Timur Tahun 2019

9. BAB V : PEMBAHASAN
1. Penggunaan jenis kontrasepsi suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari total 36 responden sebagian
besar dari responden, yaitu 19 (56,7%) responden menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulan.
Dalam penggunaannya akseptor tentunya dipengaruhi oleh umur, pendidikan,
pekerjaan, informasi dan sumber informasi ttg KB
sebagian besar dari responden, yaitu 22 (61,11%) responden berumur 20-35
tahun dan 15 (41,7%) diantaranya menggunakan KB suntik 1 bulan,di
karenakan mereka masih dalam usia subur dengan jumlah anak rata _rata 1
orang. Sehingga bila mereka menginginkan punya anak lagi kesuburannya
akan lebih cepat di banding KB suntik 3 bulan.

10. Siklus haid pada akseptor suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari total 36 responden
sebagian besar dari responden, yaitu 15 (41,66%) responden mengalami haid
normal, selebihnya 21 (58,34%) mengalami gangguan siklus haid.
Menurut peneliti bahwa di tempat penelitian menunjukkan bahwa
beberapa responden mengalami siklus haid yang berubah, yaitu 11 (30,55%) dari
responden mengalami amenorea di mana siklus haid lebih panjang dari siklus
normal haid yaitu 3-4 bulan berikutnya baru menstruasi.
Polimenorea 1 (2,77%) dari responden yaitu < 21 hari sudah haid lagi.
Oligomenorea 8 (22,22%) dari responden yaitu siklus haid > 35 hari menstruasi.
Spotting 1 (2,77%) dari responden mengalami bercak darah di antara haid.
Banyaknya responden yang mengalami siklus yang berubah dari siklus normalnya
tersebut dapat dilatarbelakangi oleh banyak faktor, salah satunya adalah
penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Hasil penelitian menunjukkan sebagian
besar aksetor yang diteliti menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan mengalami
perubahan siklus haid.

11. Hubungan penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan siklus haid pada
akseptor suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 15 responden yang
menggunakan KB suntik 1 bulan, 12 (33,3%) responden mempunyai siklus haid
normal. Sedangkan dari total 19 responden yang menggunakan KB suntik 3
bulan, yang mengalami gangguan haid 16 (44,44%).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square hubungan penggunaan
kontrasepsi suntik dengan siklus haid pada akseptor KB suntik didapatkan nilai
ρ value 0,02 lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,02 < 0,05), berarti H1 diterima
artinya ada hubungan penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan siklus haid
pada akseptor suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung Provinsi Jawa Timur Tahun 2019.

12. A. Kesimpulan
1. Penggunaan jenis kontrasepsi suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur adalah sebagian besar jenis
suntik 3 bulan.
2. Siklus haid pada akseptor suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur, sebagian besar mengalami
gangguan yaitu amenore, polimenorea,oligomenorea dan spotting.
3. Ada hubungan penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan siklus haid pada
akseptor suntik di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung Provinsi Jawa Timur Tahun 2019
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Bagi Responden
2. Bagi Tempat Penelitian
3. Bagi Instansi Kesehatan
4. Bagi Dosen Prodi D4 Kebidanan
5. Bagi Peneliti Selanjutnya