Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6Rachmah Safitri
walaupun pembelajaran online tidak menghalangi para siswa untuk praktek secara virtual melalui zoom dam mereka menegrjakan lembar kerja siswa setelah praktek
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6Rachmah Safitri
walaupun pembelajaran online tidak menghalangi para siswa untuk praktek secara virtual melalui zoom dam mereka menegrjakan lembar kerja siswa setelah praktek
Hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah:
“Avoid separating students into groups based on their abilities on a regular basis. It may be necessary on occasion, but aim to let students work with others of various abilities most of the time.”
“Hindari memisahkan siswa ke dalam kelompok berdasarkan kemampuan mereka secara teratur. Kadang-kadang mungkin diperlukan, namun tetaplah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan orang lain dari berbagai kemampuan pada sebagian besar waktu pembelajaran.”
(Emily Listmann, MA, in How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms)
Miskonsepsi yang sering muncul dalam penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bahwa dalam proses pembelajaran para siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman yang sama dan gaya belajar yang sama sepanjang pembelajaran dan siswa diberikan tes hanya sesuai dengan level kemampuannya. Tentu hal ini bertentangan dengan prinsip pembelajaran yang harusnya bersifat Holistik & Terintegrasi, apalagi pembelajaran yang harus memperhatikan kenyamanan psikologis siswa (Student Wellbeing).
Diferensiasi konten harus diartikan bahwa guru mengadaptasi materi sesuai dengan keberaman siswa dengan menyiapkan beragam sumber belajar & strategi belajar. Diferensiasi proses harus diartikan bahwa guru harus menyediakan banyak exposure dan menjalankan berbagai macam metode, dan menerapkan banyak asesmen formatif sehingga bisa memantau perkembangan siswa. Sedangkan diferensiasi Produk harus diartikan bahwa guru dapat merancang proyek dan tugas lain yang sesuai dengan kekuatan para siswa (Kemampuan, bakan & minat) yang sudah terpantau sebelumnya
Desain Diferensiasi Konten Pengajaranberdasarkan hasil Diagnostik kognitif & non kognitif
KONTEN
Guru menyiapkan beberapa materi yang berbeda berdasarkan tingkat pemahaman para siswa. Bagi siswa yang pada tingkatan paham utuh disiapkan materi sesuai target kompetensi diatas kompetensi capaian kelas. Bagi siswa yang paham sebagaian disiapkan materi dengan target kompetensi sesuai capaian kelas, dan bagi siswa yang di posisi tidak paham disiapkan materi dengan target kompetensi dibawah kelas.
Guru menyiapkan beberapa sumber belajar sesuai dengan gaya belajar siswa yang berbeda. Bagi para siswa audio dipersiapkan video dan bahan penjelasan, bagi para siswa visual disiapkan gambar atau grafik, dan bagi para siswa kinestetik disiapkan rangkaian kegiatan demonstrasi , simulasi atau bermain peran.
Guru menetapkan proyek yang menggunakan keterampilan dan media yang berbeda (misalnya makalah penelitian, laporan lisan, presentasi tayangan slide) untuk membuat anak-anak dengan gaya belajar yang berbeda tertarik dan terlibat.
Guru memberi siswa pilihan untuk menambahkan konten dan sumber belajar ke pelajaran mereka untuk meningkatkan pembelajaran mereka.
Hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah:
“Avoid separating students into groups based on their abilities on a regular basis. It may be necessary on occasion, but aim to let students work with others of various abilities most of the time.”
“Hindari memisahkan siswa ke dalam kelompok berdasarkan kemampuan mereka secara teratur. Kadang-kadang mungkin diperlukan, namun tetaplah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan orang lain dari berbagai kemampuan pada sebagian besar waktu pembelajaran.”
(Emily Listmann, MA, in How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms)
Miskonsepsi yang sering muncul dalam penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bahwa dalam proses pembelajaran para siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman yang sama dan gaya belajar yang sama sepanjang pembelajaran dan siswa diberikan tes hanya sesuai dengan level kemampuannya. Tentu hal ini bertentangan dengan prinsip pembelajaran yang harusnya bersifat Holistik & Terintegrasi, apalagi pembelajaran yang harus memperhatikan kenyamanan psikologis siswa (Student Wellbeing).
Diferensiasi konten harus diartikan bahwa guru mengadaptasi materi sesuai dengan keberaman siswa dengan menyiapkan beragam sumber belajar & strategi belajar. Diferensiasi proses harus diartikan bahwa guru harus menyediakan banyak exposure dan menjalankan berbagai macam metode, dan menerapkan banyak asesmen formatif sehingga bisa memantau perkembangan siswa. Sedangkan diferensiasi Produk harus diartikan bahwa guru dapat merancang proyek dan tugas lain yang sesuai dengan kekuatan para siswa (Kemampuan, bakan & minat) yang sudah terpantau sebelumnya
Desain Diferensiasi Konten Pengajaranberdasarkan hasil Diagnostik kognitif & non kognitif
KONTEN
Guru menyiapkan beberapa materi yang berbeda berdasarkan tingkat pemahaman para siswa. Bagi siswa yang pada tingkatan paham utuh disiapkan materi sesuai target kompetensi diatas kompetensi capaian kelas. Bagi siswa yang paham sebagaian disiapkan materi dengan target kompetensi sesuai capaian kelas, dan bagi siswa yang di posisi tidak paham disiapkan materi dengan target kompetensi dibawah kelas.
Guru menyiapkan beberapa sumber belajar sesuai dengan gaya belajar siswa yang berbeda. Bagi para siswa audio dipersiapkan video dan bahan penjelasan, bagi para siswa visual disiapkan gambar atau grafik, dan bagi para siswa kinestetik disiapkan rangkaian kegiatan demonstrasi , simulasi atau bermain peran.
Guru menetapkan proyek yang menggunakan keterampilan dan media yang berbeda (misalnya makalah penelitian, laporan lisan, presentasi tayangan slide) untuk membuat anak-anak dengan gaya belajar yang berbeda tertarik dan terlibat.
Guru memberi siswa pilihan untuk menambahkan konten dan sumber belajar ke pelajaran mereka untuk meningkatkan pembelajaran mereka.
Dear viewers , this presentation includes all information about Ebola virus , like introduction,symptoms,preventions,origin,etc.I hope you all improve your knowledge by going through this presentation.
Merupakan Laporan Hasil PRaktek Lapang di daerah Lengkese MK Kartografi Dasar, mengenai penentuan arah dan kemirinngan jalan Didaerah tersebut, serta penjelasan mengenai penggunaan Alat seperti Theodolite dan Kompas Geologi dalam Penentuan arah dan kemiringan Jalan.
Kali ini dilakukan pengukuran jarak fokus lensa dengan menggunakan 3 metode yaitu pemindahan jarak lensa ke layar dengan 1 lensa, lalu menggunakan 2 buah lensa, dan yang terakhir menggunakan alat spherometer. Dari setiap percobaan tidak selalu mendapatkan hasil yang bagus, apabila nilai yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan itu berarti Anda telah berkontribusi di bidang penelitian ini.
9. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Melalui diskusi dan studi literatur peserta didik
memahami fungsi dari waterpass sesuai dengan
ketentuannya secara santun dan menghargai
pendapat pihak lain.
• Melalui diskusi dan studi literatur peserta didik
memahami fungsi dari theodolite sesuai dengan
ketentuannya secara santun dan menghargai
pendapat pihak lain
• Melalui diskusi dan studi literatur peserta didik dapat
menerapkan fungsi dari waterpass sesuai dengan
ketentuannya secara proaktif dan kritis
• Melalui diskusi dan studi literatur peserta didik
menerapkan fungsi dari theodolite sesuai dengan
ketentuannya secara proaktif dan kritis
11. WATERPASS
1.Teropong berfungsi sebagai alat pembidik (terdiri darilensa
objektif dan lensa okuler)
2.Sekrup penggerak halus horizontal berfungsi sebagai untuk
menggerakkan alat secara halus secara horisontal
3.Sekrup pengatur nivo digunakan untuk mengatur nivo kotak
4.Nivo kotak berfungsi sebagai penunjuk sumbu satu dalam
keadaan tegak atau tidak, bila gelembung nivo berada di tengah
berarti sumbu satu dalam keadaan tegak.
5.Sekrup diafragma berfungsi untuk memperjelas keadaan
benang diafragma
6.Garis visir/bidik berfungsi sebagai alat pembidik kasar
7.Plat piringan horizontal berfungsi sebagai alat bacaan sudut
horizontal
12. THEODILITE
1.Pegangan pesawat berfungsi sebagai tempat memegang pesawat
2.Teropong berfungsi sebagai alat pembidik (terdiri darilensa objektif
dan lensa okuler)
3.Sekrup mikrometer berfungsi untuk menyetel bacaan sudut, menit
dan detik.
4.Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya agar pembacaan dan
mikrometer lebih jelas
5.Sekrup penggerak dan pengunci horizontal berfungsi sebagai
pengunci gerakan arah horizontal
6.Sekrup penggerak dan pengunci vertical berfungsi sebagai
pengunci gerakan arah vertikal
7.Nivo kotak berfungsi sebagai penunjuk sumbu satu dalam keadaan
tegak atau tidak, bila gelembung nivo berada di tengah berarti sumbu
satu dalam keadaan tegak.
8.Sekrup pengatur nivo berfungsi untuk mengatur nivo.
9.Garis visir/bidik berfungsi sebagai alat pembidik kasar
13. Materi selanjutnya:
Pengetahuan
Menjelaskan teknik pengoperasian alat sipat datar
(leveling) dan alat sipat ruang (theodolit).
Keterampilan
Melakukan pengoperasian peralatan sipat datar
(leveling) dan alat sipat ruang (theodolit).