SlideShare a Scribd company logo
Diajukan sebagai pengantar diskusi kelompok pada matakuliah
Metode Penelitian Bahasa
Terdapat dua metode pendekatan analisis dan penarikan kesimpulan (jeneralisasi) yang kita dapatkan
’namanya’ dari perguruan tinggi, yaitu metode deduktif dan induktif.
A. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau jeneralisasi yang diuraikan menjadi
contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut.
Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta
tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.
Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori yang
kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab kebanyakannya
berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat dalam sumber
data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:
1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3. Tahapan perumusan hipotesis
B. Metode Induktif
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta
diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada
metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian linguistic
sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian? Karena linguistic termasuk ilmu
yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.
Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:
1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data.
2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.
3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.
4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan.
5. Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur analitik.
METODE ILMIAH : DEDUKTIF & INDUKTIF
METODE INDUKTIF
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil observasi dalam
suatu pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang luas diterima, ilmu-
ilrnu empiris ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila bertolak dari pernyataan
tunggal seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada
pernyataan pernyataan universal.
David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi yang membingungkan para
filosof dari zamannya sampai sekarang. Menurut Hume, pernyataan yang berda observasi
tunggal betapapun besar jumlahnya, secara logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan
umum yang tak terbatas. dalam induksi setelah diperoleh pengetahuan, maka akan
dipergunakan ha-hal lain, seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi juga akan
mengembang, bertotak dari teori ini kita tahu bahwa logam lain yang kalau dipanasi juga akan
mengambang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu
pengetahuan yang disebut juga dengn pengetahuan sintetik.
Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui
atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih
khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki
konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
METODE DEDUKTIF
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut
dalam suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya
perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada bentuk logis teori itu dengan
tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan
teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan rnenerapkan secara empiris kesimpulan-
kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran teori-teori dari
kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah dia menganggap bahwa
berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini dapat dikukuhkan sebagai
benar atau bahkan hanya mungkin benar, sebagai contoh, harga akan turun. Karena penurunan
beras besar. maka harga beras akan turun.
Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam
menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan
gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
KORELASI PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi
dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan
lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang
mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud
penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya
menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif
tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
- Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang
memang benar atau sesuatu yang memang salah.
- Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material.
Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir
yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi
dari premis.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org
http://rozi.ngeblogs.com
http://pusatbahasa.diknas.go.id
a07 suryanto
Home
Posts RSS
Comments RSS
Edit
Rabu, 14 Maret 2012
Metode Induktif dan Deduktif
Metode Induktif dan Deduktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Contoh :
• Jika dipanaskan, besi memuai.
• Jika dipanaskan, tembaga memuai.
• Jika dipanaskan, emas memuai.
• Jika dipanaskan, platina memuai.
• Jika dipanaskan, logam memuai.
• Jika ada udara, manusia akan hidup.
• Jika ada udara, hewan akan hidup.
• Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
• Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Metode berpikir deduktif adalah: metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup
konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Paragraf deduktif - induktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum disusul
dengan pernyataan yang bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Letak
kalimat utama paragraf ini ada di awal dan akhir paragraf. Pola paragraf ini adalah umum - khusus -
umum. Kalimat utama yang ada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan yang agak
berbeda.
Berikut ini adalah contoh-contoh paragraf deduktif - induktif :
Contoh 1
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang paling besar
seseorang untuk menderita penyakit jantung kororner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah
tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini,
minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian, kolesterol
merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Contoh 2
Siswa kelas VI belajar untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat
berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang.
Keteangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas mereka hidup, yaitu
timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang dibahas. Suasana yang hidup ini benar-benar
membangkitkan semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang hidup itu
menimbulkan kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan dan diciptakan
siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah diambang pintu
Contoh 3
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi.
Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang
bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing.
Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya
perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun,
bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada
1945
Contoh 4
Di dalam memutuskan suatu kebijakan, presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan sangat membutuhkan pertimbangan dan nasehat dari seseorang atau sekelompok orang.
Tujuannya ialah agar kebijakan yang diputuskannya sesuai dengan prinsip hukum, demokrasi,
pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan negara. Para pendiri bangsa ini menyadari akan
kebutuhan presiden mengenai hal itu. Oleh karena itu, Undang - Undang Dasar kitamengamanatkan
untuk emmbentuk suatu dewan yang bertugas untuk itu. Yang penting adalah kebutuhan presiden akan
pertimbangan dan nasehat dari pihak lain dapat terpenuhi sehingga ia tidak menyalahi peraturan yang
ada.
Contoh 5
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup.
Petani berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam
hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup,
mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana
pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. itulah sebabnya peningkatan taraf
pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.

More Related Content

What's hot

Retorika
Retorika Retorika
Retorika
Ardi Susanto
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Ikvheynha Awlya
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
Aprilianty Wid
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Muhammad Yasir Abdad
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Fajar Jabrik
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
Hafiza .h
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Julaiha Probo Anggraini
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
Aprilia Hapsari
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Ppt review jurnal
Ppt review jurnalPpt review jurnal
Ppt review jurnal
Asrilazis
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianFergieta Prahasdhika
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
Nona Zesifa
 
makalah metode analisis
makalah metode analisismakalah metode analisis
makalah metode analisis
dianlutfiahis
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
Simon Patabang
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
IndriyantiGinting
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
taufiq99
 
P10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampelP10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampel
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 

What's hot (20)

Retorika
Retorika Retorika
Retorika
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Ppt review jurnal
Ppt review jurnalPpt review jurnal
Ppt review jurnal
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
makalah metode analisis
makalah metode analisismakalah metode analisis
makalah metode analisis
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
P10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampelP10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampel
 

Viewers also liked

Metodologi Penelitian (Metopel)
Metodologi Penelitian (Metopel)Metodologi Penelitian (Metopel)
Metodologi Penelitian (Metopel)MimaNasution
 
Rumpun Teori Belajar
Rumpun Teori BelajarRumpun Teori Belajar
Rumpun Teori Belajar
khairunnisa mulyana
 
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saranKesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saranhendragustomi
 
Worksheet menganalisis langkah metode ilmiah
Worksheet menganalisis langkah metode ilmiahWorksheet menganalisis langkah metode ilmiah
Worksheet menganalisis langkah metode ilmiah
Affan Salaffudin
 
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMakalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Muhammad Ridwan
 
Langkah Langkah Metode Ilmiah
Langkah Langkah Metode IlmiahLangkah Langkah Metode Ilmiah
Langkah Langkah Metode Ilmiahdkarhita
 
Metode-metode penelitian
Metode-metode penelitianMetode-metode penelitian
Metode-metode penelitianOpank Juminten
 
Metode ilmiah dan penelitian (1)
Metode ilmiah dan penelitian (1)Metode ilmiah dan penelitian (1)
Metode ilmiah dan penelitian (1)
zmeffendi
 
Metodologi penelitian 2 adli anwar
Metodologi penelitian 2   adli anwarMetodologi penelitian 2   adli anwar
Metodologi penelitian 2 adli anwar
Harwindra Yoga
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosialopank12
 
Proses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan PenelitianProses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan Penelitian
DEBORA HILDERIA MARBUN
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosial
pycnat
 
makalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahmakalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiah
Muhammad Idris
 
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan PenelitianPerumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
pjj_kemenkes
 
Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Jenis jenis penelitian (sosiologi)Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Afifah Zulianuriauwani
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
alifemon
 
Sosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Sosiologi - Rancangan Penelitian SosialSosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Sosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Faiz Ramli
 
Laporan Penelitian Sosiologi
Laporan  Penelitian SosiologiLaporan  Penelitian Sosiologi
Laporan Penelitian Sosiologi
Zufar Bhakti
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
Yuliana
 
Sosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian SosialSosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian Sosial
Muhammad Februarif
 

Viewers also liked (20)

Metodologi Penelitian (Metopel)
Metodologi Penelitian (Metopel)Metodologi Penelitian (Metopel)
Metodologi Penelitian (Metopel)
 
Rumpun Teori Belajar
Rumpun Teori BelajarRumpun Teori Belajar
Rumpun Teori Belajar
 
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saranKesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran
 
Worksheet menganalisis langkah metode ilmiah
Worksheet menganalisis langkah metode ilmiahWorksheet menganalisis langkah metode ilmiah
Worksheet menganalisis langkah metode ilmiah
 
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMakalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiah
 
Langkah Langkah Metode Ilmiah
Langkah Langkah Metode IlmiahLangkah Langkah Metode Ilmiah
Langkah Langkah Metode Ilmiah
 
Metode-metode penelitian
Metode-metode penelitianMetode-metode penelitian
Metode-metode penelitian
 
Metode ilmiah dan penelitian (1)
Metode ilmiah dan penelitian (1)Metode ilmiah dan penelitian (1)
Metode ilmiah dan penelitian (1)
 
Metodologi penelitian 2 adli anwar
Metodologi penelitian 2   adli anwarMetodologi penelitian 2   adli anwar
Metodologi penelitian 2 adli anwar
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosial
 
Proses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan PenelitianProses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan Penelitian
 
Metode penelitian sosial
Metode penelitian sosialMetode penelitian sosial
Metode penelitian sosial
 
makalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahmakalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiah
 
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan PenelitianPerumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
 
Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Jenis jenis penelitian (sosiologi)Jenis jenis penelitian (sosiologi)
Jenis jenis penelitian (sosiologi)
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
 
Sosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Sosiologi - Rancangan Penelitian SosialSosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Sosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
 
Laporan Penelitian Sosiologi
Laporan  Penelitian SosiologiLaporan  Penelitian Sosiologi
Laporan Penelitian Sosiologi
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
Sosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian SosialSosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian Sosial
 

Similar to Rangkuman (Metode Penelitian)

Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Arini Nurmala Sari
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
Mentari Nita
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )Rietz Wiguna
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 
Penalaran
PenalaranPenalaran
Penalaran
Sandika Wahyu IP
 
FILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docxFILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docx
RizkiZikriyanus
 
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
NurAiniGamaLestari
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
astrianto
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Universitas Negeri Yogyakarta
 
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptxPsikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
windafebriyantianwar
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
kustiyantidew94
 
Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1Fergieta Prahasdhika
 
Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran Karangan
Annisa Icha
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
IrfanDzulfikar2
 
materi_1_hidayatffwrfreergregegthgth.ppt
materi_1_hidayatffwrfreergregegthgth.pptmateri_1_hidayatffwrfreergregegthgth.ppt
materi_1_hidayatffwrfreergregegthgth.ppt
imamdaulay
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
Miftah Ridho
 
Hakikat penelitian
Hakikat penelitianHakikat penelitian
Hakikat penelitianSusilo Ma'ruf
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1setiawan02
 
Makalah humas 1
Makalah humas 1Makalah humas 1
Makalah humas 1
sintaroyani
 

Similar to Rangkuman (Metode Penelitian) (20)

Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Penalaran
PenalaranPenalaran
Penalaran
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
Penalaran
PenalaranPenalaran
Penalaran
 
FILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docxFILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docx
 
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptxPsikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
 
Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1
 
Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran Karangan
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
materi_1_hidayatffwrfreergregegthgth.ppt
materi_1_hidayatffwrfreergregegthgth.pptmateri_1_hidayatffwrfreergregegthgth.ppt
materi_1_hidayatffwrfreergregegthgth.ppt
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
Hakikat penelitian
Hakikat penelitianHakikat penelitian
Hakikat penelitian
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1
 
Makalah humas 1
Makalah humas 1Makalah humas 1
Makalah humas 1
 

Recently uploaded

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 

Rangkuman (Metode Penelitian)

  • 1. Diajukan sebagai pengantar diskusi kelompok pada matakuliah Metode Penelitian Bahasa Terdapat dua metode pendekatan analisis dan penarikan kesimpulan (jeneralisasi) yang kita dapatkan ’namanya’ dari perguruan tinggi, yaitu metode deduktif dan induktif. A. Metode Deduktif Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau jeneralisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut. Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya. Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab kebanyakannya berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat dalam sumber data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an. Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu: 1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”). 2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan 3. Tahapan perumusan hipotesis B. Metode Induktif Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian linguistic sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian? Karena linguistic termasuk ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa. Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut: 1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data. 2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan. 3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan- keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya. 4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan- hubungan. 5. Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur analitik.
  • 2. METODE ILMIAH : DEDUKTIF & INDUKTIF METODE INDUKTIF Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil observasi dalam suatu pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang luas diterima, ilmu- ilrnu empiris ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila bertolak dari pernyataan tunggal seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada pernyataan pernyataan universal. David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi yang membingungkan para filosof dari zamannya sampai sekarang. Menurut Hume, pernyataan yang berda observasi tunggal betapapun besar jumlahnya, secara logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan umum yang tak terbatas. dalam induksi setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan ha-hal lain, seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi juga akan mengembang, bertotak dari teori ini kita tahu bahwa logam lain yang kalau dipanasi juga akan mengambang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut juga dengn pengetahuan sintetik. Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi. Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi. METODE DEDUKTIF
  • 3. Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan rnenerapkan secara empiris kesimpulan- kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut. Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran teori-teori dari kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah dia menganggap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya mungkin benar, sebagai contoh, harga akan turun. Karena penurunan beras besar. maka harga beras akan turun. Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social. KORELASI PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud
  • 4. penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi. Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi. - Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah. - Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat. Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. SUMBER : http://id.wikipedia.org http://rozi.ngeblogs.com http://pusatbahasa.diknas.go.id
  • 5. a07 suryanto Home Posts RSS Comments RSS Edit Rabu, 14 Maret 2012 Metode Induktif dan Deduktif Metode Induktif dan Deduktif Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh : • Jika dipanaskan, besi memuai. • Jika dipanaskan, tembaga memuai. • Jika dipanaskan, emas memuai. • Jika dipanaskan, platina memuai. • Jika dipanaskan, logam memuai. • Jika ada udara, manusia akan hidup. • Jika ada udara, hewan akan hidup. • Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. • Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. Metode berpikir deduktif adalah: metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Paragraf deduktif - induktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum disusul dengan pernyataan yang bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Letak kalimat utama paragraf ini ada di awal dan akhir paragraf. Pola paragraf ini adalah umum - khusus - umum. Kalimat utama yang ada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan yang agak berbeda. Berikut ini adalah contoh-contoh paragraf deduktif - induktif : Contoh 1 Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang paling besar seseorang untuk menderita penyakit jantung kororner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah
  • 6. tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini, minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. Contoh 2 Siswa kelas VI belajar untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang. Keteangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas mereka hidup, yaitu timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang dibahas. Suasana yang hidup ini benar-benar membangkitkan semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang hidup itu menimbulkan kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan dan diciptakan siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah diambang pintu Contoh 3 Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945 Contoh 4 Di dalam memutuskan suatu kebijakan, presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan sangat membutuhkan pertimbangan dan nasehat dari seseorang atau sekelompok orang. Tujuannya ialah agar kebijakan yang diputuskannya sesuai dengan prinsip hukum, demokrasi, pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan negara. Para pendiri bangsa ini menyadari akan kebutuhan presiden mengenai hal itu. Oleh karena itu, Undang - Undang Dasar kitamengamanatkan untuk emmbentuk suatu dewan yang bertugas untuk itu. Yang penting adalah kebutuhan presiden akan pertimbangan dan nasehat dari pihak lain dapat terpenuhi sehingga ia tidak menyalahi peraturan yang ada. Contoh 5 Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup. Petani berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.