3. 1. Pengertian dan kedudukan al tauhid
Sebelum mendalami kajian tauhid sebagai prinsip
ilmu pengetahuan, disini akan dijelaskan terlebih
dahulu mengenai makna tauhid pertama dan ilmu
pengetahuan kedua. Pertama, definisi tauhid
secara bahasa arab merupakan bentuk masdar
dari fi’il Wahhada-yuwahhidu (dengan huruf “ha”
di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu
saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
mengatakan makna tauhid adalah menjadikan
Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang
benar dengan segala kekhususannya..
4. 2. Penemu ajaran tauhid
Dalam ilmu Perbandingan Agama Nabi Ibrahim disebut
sebagai bapak teologi Islam yang beraliran monoteisme atau
percaya pada satu Tuhan atau tauhid. penemuan Nabi Ibrahim
tentang monoteisme itu dilakukan melalui kajian yang
memadukan antara unsur pengamalan visual dengan
menggunakan panca indra empirik dengan kajian yang
bersifat kualitatif rasional dan kajian yang berbasis pada
intuisi. konsep tuhan yang ditemukan bukan hanya didasarkan
pada hasil panca indra dan akal yang terbatas melainkan juga
berdasarkan pada intuisi yang dibangun berdasarkan kesucian
jiwa (tazkiyah al-nafs).
5. 3. Peran Tauhid Dalam Integrasi Ilmu
1. Tauhid mengintegrasikan aspek ontologi (sumber tauhid)
Sumber-sumber yang berasal dari Allah subhanahu wa ta'ala itu berupa ayat
Alquran (Wahyu) merupakan ayat Allah SWT, ayat kauniyah (hukum-hukum
yang ada di jagat raya), ayat insaniyah (hukum-hukum) yang ada di masyarakat
akal pikiran dan hati nurani.
2. Tauhid Mengintegrasikan Aspek Estemologi
Tauhid juga menyatukan aspek metode atau langkah-langkah dalam penelitian
ilmu pengetahuan. Dan dibagi menjadi 5 yaitu : bayani, ijbari, burhani, jadali,
dan irfani.
3. Tauhid Mengintegrasikan Aspek Aksiologi
Iman erat hubungannya dengan Aman, damai, sejahtera, dan terpercaya. Hal ini
mengandung arti bahwa ilmu yang dibangun dari dasar iman adalah ilmu yang
diabdikan untuk mewujudkan perdamaian dunia rasa aman sejahtera dan
bahagia lahir batin. ilmu yang dihasilkan melalui berbagai riset serta dengan
menggunakan Segala potensi yang diberikan oleh Allah swt.
6. Iman menyuruh manusia memperkuatnya dengan dalil-dalil Alquran,
Al Hadis dan dalil dalil yang bersumber dari hasil penelitian. jika
tugas ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya akan dihasilkan ilmu
pengetahuan. dengan demikian, Iman berhubungan erat dengan
sikap keingintahuan dan keingintahuan berkaitan dengan kegiatan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
1. Iman dan rasa ingin tahu
2. Iman dan kebebasan
4. Iman dan Sikap Rasional
7. Iman itu mirip sekali dengan ilmu pengetahuan dimana seseorang
yang memiliki iman yang terbuka dan iman yang dapat di uji
kebenarannya keterbukaan iman dapat di uji dan divalidasi apakah
iman itu tampak asli, kuat atau palsu.
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya
dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak
diuji? (QS. Al-Ankabuut : 2)
5. Iman dan keterbukaan serta validasi
8. Segala sesuatu yang masuk akal atau yang dapat dijelaskan
oleh akal dinamakan rasional, hal ini di maksudkan agar dalam
mengerjakan hal apapun seseorang dapat mengetahui pasti
apa alasan yang masuk akal atas hal ataupun perbuatan yang
di lakukan nya seperti contoh seseorang menjadi kaya raya,
karena ia rajin bekerja dengan aturan hidup yang hemat.
Akan tetapi dalam ilmu pengetahuan dapat disebut rasional
jika didalam nya terdapat aksioma, premis, postulas, preposisi
dan semacamnya yang pada dasar nya sesuatu itu tidak dapat
lagi di bantah keberadaan nya.
6. Iman dan sikap Rasional
9. Bertanggung jawab yaitu mampu memberikan bukti yang nyata dengan apa yang di
sampaikann seperti orang yang mengaku beriman wajib menunjukan iman nya kepada
siapapun.
Adapun pertanggujawaban ini ada yang bersifat akademik moral dan social. sikap
pertanggung jawaban akademik terdapat dalam surah al-isra’ ayat 36 yaitu,
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.”
Adapun secara moral yaitu ilmu yang yang harus membawa manusia berkembang dan
beradap, adapun secara social ilmu pengetahuan harus membawa pada kesejahteraan
masyarakat.
7. Iman dan menumbuhkan sikap
bertanggung jawab
10. 8. Iman yang menumbuhkan amal
sholeh
“Yang telah kita tau bahwa iman dan amal shaleh membawa konsekuensi
perlunya ilmu pengetahuan, misalnya seperti apapun yang diperintahkan
Allah SWT akan membawa kemasalahatan kepada manusia dengan itu
diperlukanlah ayat-ayat alquran, tafsir dan juga hadis.
Apabila iman yang tidak di sertai amal sholeh itu tidak akan membawa
manfaat pada lingkungan sekitar, sama hal nya dengan amal shaleh yang
tidak disertai dengan ilmu pengetahuan hal itu akan menjadi amal yang
tidak terarah bahkan hingga membahayakan, adapun amal shaleh yaitu
amal yang disertai dengan ilmu pengetahuan, dengan itu terdapat
hubungan yang era antaraiman, ilmu pengetahuan, sikap ingin tahu,
kebebasan, tanggung jawab dan lainnya.
11. 1. Allah sebagai perancang proses pengetahuan diri
2. Allah sebagai penentu ketidaktentuan
3. Allah sebagai Penyebab Menurun dan Menanjak
4. Allah sebagai Komunikator (Penyebar) Informasi
5. Beberapa Keberatan
9. Model-model tindakan Allah dalam alama
jagat raya
12. 10. Teologi Islam
Dalam teologi islam, Allah SWT digambarkan sebagai Tuhan yang bekerja,
selalu aktif, tidak pernah tidur, tidak pernah lengah, selalu aktif, memberi
taufiq, hidayah, maunah, syafaat, karamah. Al-Qur’an lebih suka pada
manusia yang suka memohon kepada Allah SWT, dan Allah aktif mendengar
dan mengabulkan doa manusia. Keaktifan Allah dalam melakukan peran
dan fungsinya terlihat dari pemahaman yang terkait dengan sifat dan nama-
nama Tuhan yang baik (Asma al-Husna) yang berjumlah 20 sifat atau 99
sifat.
Teologi islam terdapat dua paham. Pertama, keaktifan Tuhan secara
langsung atau terlibat langsung. Paham ini dianut oleh teologi Asy’ariyah
(jabariyah). Kedua, keaktifan Tuhan tidak secara langsung, teteapi melalui
hukum-hukum (hukum alam, hukum sosial) yang ada di alam jagat raya.