Pembelajaran mengenai Teks Ceramah yang didalamnya terdapat Pengertian, jenis-jenis, tujuan komunikasi, pola pengembangan, struktur, ciri kebahasaan, langkah menyusun, dan variasi teks ceramah.
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
Sebuah power point yang berisi materi tentang proposal yang di pelajari pada kelas XI SMA, mohon kritik dan saran yang membangun, kurang lebihnya mohon maaf..
Terima Kasih
selamat menikmati ilmu pengetahuan..^^
apa itu diskusi, apa saja bagian-bagian dan unsur-unsur diskusi, apa saja jenis diskusi, apa contoh-contoh diskusi
memberikan penjelasan mengenai diskusi secara indah
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) fifinfadriah
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
- Pengertian Karya Tulis Ilmiah
- Ciri-Ciri Karya Ilmiah
- Tujuan Penulisan Karya Tulis Imiah
- Bentuk Karya Ilmiah
- Jenis-jenis karya tulis Ilmiah
- Tahap Penulisan Karya Tulis Ilmiah
- Ciri Kebahasaan Karya Ilmiah
- Tata Naskah Karangan Ilmiah
powerpoint tentang biografi pelajaran bindo materi kelas X , yang berisikan tentang macam macam bentuk biografi,ciri ciri biografi, bentuk bentuk biografi, beserta contoh biografi .
semua telah terangkum dan tersusun sedemikian rupa sehingga anda muda memprese tasekannnya kedepan
Pembelajaran mengenai Teks Ceramah yang didalamnya terdapat Pengertian, jenis-jenis, tujuan komunikasi, pola pengembangan, struktur, ciri kebahasaan, langkah menyusun, dan variasi teks ceramah.
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
Sebuah power point yang berisi materi tentang proposal yang di pelajari pada kelas XI SMA, mohon kritik dan saran yang membangun, kurang lebihnya mohon maaf..
Terima Kasih
selamat menikmati ilmu pengetahuan..^^
apa itu diskusi, apa saja bagian-bagian dan unsur-unsur diskusi, apa saja jenis diskusi, apa contoh-contoh diskusi
memberikan penjelasan mengenai diskusi secara indah
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) fifinfadriah
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
- Pengertian Karya Tulis Ilmiah
- Ciri-Ciri Karya Ilmiah
- Tujuan Penulisan Karya Tulis Imiah
- Bentuk Karya Ilmiah
- Jenis-jenis karya tulis Ilmiah
- Tahap Penulisan Karya Tulis Ilmiah
- Ciri Kebahasaan Karya Ilmiah
- Tata Naskah Karangan Ilmiah
powerpoint tentang biografi pelajaran bindo materi kelas X , yang berisikan tentang macam macam bentuk biografi,ciri ciri biografi, bentuk bentuk biografi, beserta contoh biografi .
semua telah terangkum dan tersusun sedemikian rupa sehingga anda muda memprese tasekannnya kedepan
Model dan Strategi PembelajaranAktive LearningStrategi belajar dalam satu kelas penuh
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Tarbiyyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdhatul Ulama Purworejo
2022
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
3. DEBAT
Debat adalah pembahasan atau pertukaran
pendapat mengenai suatu hal dengan saling
memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat masing-masing.
4. UNSUR-UNSUR DEBAT
topik debat disebut mosi (motion)
tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut
juga Pemerintah (Government),
tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi
(Opposition)
pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri
(Prime Minister), dan sebagainya
pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of
The House
penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang
Dewan yang Terhormat)
5. METODE PEMBELAJARAN DEBAT
1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok
peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya
kontra.
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi
yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok di
atas.
3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk
salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara
saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh
kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan
pendapatnya.
6. 4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya,
guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan
sampai mendapatkan sejumlah ide yang
diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum
terungkapkan.
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru
mengajak siswa membuat
7. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE
DEBAT
Kelebihan :
1. Memantapkan pemahaman konsep siswa
terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap
semua teori yang telah diberikan.
3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan
pendapat.
8. Kelemahan :
1. Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.
2. Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila
guru tidak menengahi.
3. Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif
tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam
dan pasif.
4. Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan
sesi debat antar kelompok.
5. Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa.
6. Tema haruslah dapat diperdebatkan.
7. Perataan siswa dalam kelompok terkadang tidak
heterogen.
9. EFEKTIVITAS METODE DEBAT DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA
Pembentukan pola pikir kritis dan kerja
sama antar kelompok dapat lebih ditingkatkan
dengan menerapkan model pembelajaran
debat di kelas. Kelebihan model ini lebih
banyak mengeksplorasi kemampuan siswa
dari segi intelektual dan emosi siswa dalam
kelompok kerjanya, sehingga pembentukan
kerja sama antarsiswa, pola pikir kritis, dan
pemahaman etika dalam berpendapat dapat
diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
10. PERBEDAAN DISKUSI DAN DEBAT
1. Diskusi
Diskusi adalah metode untuk memecahkan
permasalahan dengan proses berpikir secara
berkelompok atau bersama-sama sehingga
menghasilkan penyelesaian atau penjelasan
secara mufakat. Diskusi dilakukan dengan cara
para peserta mengutarakan pendapatnya tentang
permasalahan yang dibahas, kemudian dilakukan
proses berpikir bersama-sama, sehingga
tercapailah suatu kesimpulan secara mufakat.
11. 2. Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi
antara pihak yang berpandangan affirmatif
(mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung
topik), baik secara perorangan maupun kelompok,
terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga
salah satu pihak dapat memperoleh kemenangan.
Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas
dan hasilnya diperoleh melalui voting atau
keputusan juri.
12. Contoh Debat
Dalam ruang sidang, kita bisa melihat bagaimana
jaksa dan pembela saling berdebat mengeluarkan
berbagai macam argumentasi. Pembela berusaha
untuk membuktikan bahwa yang dibelanya itu
benar/tidak bersalah dengan menghadirkan bukti-bukti
dan melontarkan argumen yang mampu mematahkan
argumen jaksa, sehingga pembela dapat memperoleh
kemenangan. Kemudian, jaksa berusaha untuk
menguatkan pendapatnya melalui penyampaian
pasal-pasal yang memberatkan pembela. Sedangkan
hakim bertindak sebagai penengah sekaligus juri yang
akan memutuskan siapa yang menang.