Dokumen tersebut berisi nasehat-nasehat Rasulullah SAW tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan menghargai para ulama. Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu, mengamalkannya, dan menghormati para ulama karena mereka akan membimbing umat dalam beragama.
1. Ustadz Pembimbing:
Ustadz Abdul Hamid ‘Aly, S.Pd., M, Pd
Ma’had Aly / KDU 1
Kelompok 2 :
1. Sela Okta Maulina
2. Silmy Amelia
3. Siti Kalimatul
2. Rasulullah SAW bersabda : “Jadilah engkau guru (pengajar), atau
pelajar (murid), atau pecinta terhadap ilmu pengetahuan. Dan janganlah
engkau menjadi yang ke lima, karena itu engkau akan binasa.
Rasulullah SAW bersabda : “Pelajarilah ilmu pengetahuan dan
amalkanlah ilmu itu kepada manusia lainnya.”
3. Di katakan oleh Rasulullah SAW : “Apabila kalian semua melihat
taman syurga, maka tempatilah!. Kemudian dikatakan, “Wahai Rasulullah?
Apa yang di maksud dengan taman syurga itu ?”. Beliau menjawab : “Taman
syurga itu adalah taman yang di gunakan untuk diskusi atau pertukaran ilmu.”
Lalu Imam ‘Atho berkata : “Yang dimaksud taman syurga itu ialah majlis yang
digunakan untuk menerangkan halal dan haram, bagaimana cara jual beli,
bagaimana cara sholat, bagaimana cara zakat, bagaimana cara haji, dan
bagaimana cara menikah, bagaimana cara talaq dan sebagainya. **
Rasulullah bersabda : “Pelajarilah ilmu pengetahuan dan jadilah
kalian dari ahli ilmu.”
Rasulullah bersabda : “Yang di timbang pada hari kiamat adalah
karangan dari beberapa ‘ulama dan beberapa syuhada’.
Rasulullah bersabda : “Allah tidak akan di sembah dengan sesuatu
yang lebih utama daripada faham dalam ilmu fiqh (agama), karena
sesungguhnya 1 orang yang ahli fiqh lebih berat bagi syetan daripada 1000
orang yang ahli ibadah (yang tanpa pengetahuan fiqh)”
4. Rasulullah bersabda : “Ada 3 golongan yang berhak memberi syafa’at
pada orang lain di hari kiamat yaitu, para nabi, para ‘ulama, dan para syuhada’.
Ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa sesungguhnya para ‘ulama
nanti pada hari kiamat di tempatkan di atas mimbar yang terbuat dari cahaya.
Imam Hasan Al-Qadli mencuplik (menuqil sebuah hadits), dalam catatan
beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Orang yang mencintai ilmu
dan ‘ulama maka semua kesalahannya tidak akan di tulis dalam kehidupannya.”
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa sholat di belakang orang ‘alim maka
seakan-akan seperti sholat di belakang Nabi, adapun orang yang sholat di belakang
Nabi, maka Allah mengampuni dosa-dosa orang itu.”
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abi Dzar RA bahwa
sesungguhnya menghadiri tempat-tempat yang di gunakan untuk diskusi ilmiah itu
lebih utama daripada sholat 1000 roka’at (tanpa ilmu), menyaksikan 1000 jenazah,
dan menjenguk 1000 orang sakit.
5. Dari Umar bin Khattab RA : “Sesungguhnya seorang lelaki tentunya
akan keluar dari rumahnya, sementara dia mempunyai dosa yang menyamai
Gunung Tihamah, lalu ketika seorang laki-laki tersebut mendengar kepada
orang ‘alim lalu ia takut dan bertaubat dari dosanya, dan kembali ke rumahnya
dalam keadaan bersih dari dosa. Maka janganlah berpisah pada majlisnya
ulama’, karena sesungguhnya Allah menciptakan sejengkal tanah di bumi ini
yang lebih mulya dibandingkan dengan tempat yang di gunakan diskusi para
‘alim ‘ulama.”
Imam Al Syarmasahy Al Maliki menuqil sebuah hadits dalam
pengantar kitab نظم١لدرر di riwayatkan dari Nabi SAW bersabda : “Orang
yang mengagungkan orang ‘alim, maka sesungguhnya ia mengagungkan pada
Allah SWT, dan adapun orang yang meremehkan pada orang ‘alim maka ia
meremehkan Allah dan RasulNya.
Sahabat ‘Ali Karromallahu Wajhah berkata: “Cukuplah dengan ilmu
kemulyaan dapat di peroleh, walaupun yang mengakui seseorang yang tidak
pernah melaksanakannya. Dan cukuplah dengan kebodohan kehinaan itu di
peroleh, walaupun seseorang berusaha membebaskan diri dari kebodohan itu”
6. Sahabat ‘Ali Karromallahu Wajhah berkata: “Cukuplah dengan ilmu
kemulyaan dapat di peroleh, walaupun yang mengakui seseorang yang tidak
pernah melaksanakannya. Dan cukuplah dengan kebodohan kehinaan itu di
peroleh, walaupun seseorang berusaha membebaskan diri dari kebodohan itu”.
Kemudian beliau menyanyikan sebuah lagu :
Cukuplah kemulyaan di peroleh dengan ilmu walaupun yang mengakui
(hanyalah) orang bodoh
Dan ia akan gembira jika suatu saat di nisbatkan pada ilmu
Dan cukuplah kehinaan diperoleh dengan kebodohan, tetapi aku
Dijaga bila aku di nisbatkan kepadanya. Dan aku akan marah
7. Dari Ibnu Zubair berkata bahwa sesungguhnya Abu Bakar pernah
menulis surat kepadaku, dan waktu itu aku di kota Iraq, isinya sebagai berikut :
“Wahai anak ku, berpegang teguhlah kamu pada ilmu, karena sesungguhnya ilmu
akan menjadi harta ketika kamu fakir, dan akan menjadi perhiasan ketika kamu
kaya.”
Dikatakan oleh Wahab bin Munabbah : “Kemulyaan di peroleh dari ilmu
meskipun yang memilikinya adalah orang yang rendah, keluhuran derajat juga di
dapatkan dari ilmu meskipun dia dihina, dan akan dekat (di hati ummat) meskipun
dia jauh, dan akan kaya meskipun dia faqir, dan akan berwibawa meskipun rendah
diri. Kemudian beliau bersyair dalam yang bermakna :
Ilmu mengantarkan suatu kaum pada puncak kemulyaan
Adapun orang yang mempunyai ilmu ia terjaga dari kerusakan
Wahai yang mempunyai ilmu, bersahajalah! jangan mengotori
Dengan perbuatan yang merusak karena sesungguhnya ilmu tidak ada
penggantinya.
Ilmu mengangkat pada rumah yang tidak bertiang
Dan bodoh merobohkan rumah keluhuran dan kemulyaan.
8. **Setiap orang Islam wajib mempelajari rukun sholat maupun amalan ibadah
yang akan dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Karena sesuatu
yang menjadi perantara untuk melakukan kewajiban, maka mempelajari
wasilah tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama adalah sebagian wasilah untuk
mengerjakan kewajiban agama,. Maka mempelajari ilmu agama hukumnya
wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila berharta, haji jika sudah
mampu, dan ilmu tentang jual beli jika berdagang. (Ta’liimul Muta’allim)