SlideShare a Scribd company logo
SALINAN
Menimbang
FRES IDEN
REPUBLIK INOONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2O2I
TENTANG
PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa pengaturan penyelenggaraan nama rupabumi
bertujuan untuk melindungi kedaulatan dan
keamanan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah,
dan adat istiadat serta mewujudkan tertib
administrasi pemerintahan ;
bahwa penyelenggaraan nama rupabumi perlu
dilaksanakan secara tertib, terpadu, berhasil guna,
dan berdaya guna serta menjamin keakuratan,
kemutakhiran, dan kepastian hukum;
bahwa penyelenggaraan nama rupabumi sebagaimana
diatur dalam ketentuan Pasal 15 Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 20ll tentang lnformasi Geospasial
dan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah memerlukan peraturan
pelaksanaan yang lebih rinci dan komprehensif;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Penyelenggaraan Nama Rupabumi;
a.
b.
c.
d.
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (21 undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
SK No 046839 A
2. Undang-Undang . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2Oll tentang
Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OIl Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2Ol5 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 56791;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN
NAMA RUPABUMI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Rupabumi adalah permukaan bumi beserta objek yang
dapat dikenali identitasnya baik berupa Unsur Alami
maupun Unsur Buatan.
3
Menetapkan
SK No 046808 A
2.Unsur...
2
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-3-
Unsur Rupabumi adalah bagian dari Rupabumi yang
terletak di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi
dan clapat dikenali identitasnya melalui pengukuran,
atau dari kenampakan fisiknya baik yang berada di
wilayah darat, pesisir, maupun laut.
Nama Rupabumi adalah nama yang diberikan pada
Unsur Rupabumi.
Unsur Alami adalah Unsur Rupabumi yang terbentuk
secara alami tanpa campur tangan manusia.
Unsur Buatan adalah Unsur Rupabumi yang
terbentuk karena adanya campur tangan manusia.
Penyelenggaraan Nama iR,rpabumi adalah proses
pengumpulan Nama Rupabumi, penelaahan Nama
Rupabumi, pengumuman Nama Rupabumi, penetapan
Nama Rupabumi baku, dan penyusunan Gazeter
Republik Indonesia.
Sistem Informasi Nama Rupabumi adalah aplikasi
berbasis ueb yang digunakan untuk mendukung
Penyelenggaraan Nama Rupabumi yang dikelola oleh
Badan.
Gazeter Republik Indonesia adalah daftar yang berisi
Nama Rupabumi baku, nama daerah, nama wilayah
administrasi, dan nama ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Badan adalah lembaga pemerintah nonkementerian
yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
informasi geospasial.
3
4
5
6
7
8
9
SK No OO5444 A
BABII ...
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-4-
BAB II
UNSUR DAN PRINSIP NAMA RUPABUMI
Pasal 2
(1) Unsur Rupabumi terdiri atas:
a. Unsur Alami; dan
b. Unsur Buatan.
(21 Unsur Alami sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a meliputi pulau, kepulauan, gunung,
pegunungan, bukit, dataran tinggi, gu&, lembah,
tanjung, semenanjung, danau, sungai, muara,
samudera, laut, selat, teluk, unsur bawah laut, dan
Unsur Alami lainnya.
(3) Unsur Buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri atas:
a. wilayah administrasi pemerintahan;
b. objek yang dibangun;
c. kawasan khusus; dan
d. tempat berpenduduk.
(4) Selain Unsur Buatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), tempat, lokasi, atau entitas yang memiliki
nilai khusus atau penting bagi masyarakat suatu
wilayah dapat dikategorikan sebagai Unsur Buatan.
Pasal 3
Nama Rupabumi harus memenuhi prinsip sebagai berikut:
a. menggunakan bahasa Indonesia;
SK No 005445 A
b. dapat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5
b. dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing
apabila Unsur Rupabumi memiliki nilai sejarah,
budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan;
c. menggunakan abjad romawi;
d. menggunakan 1 (satu) nama untuk 1 (satu) Unsur
Rupabumi;
e. menghormati keberadaan suku, agama, ras, dan
golongan;
f. menggunakan paling banyak 3 (tiga) kata;
g. rnenghindari penggunaan nama orang yang masih
hidup dan dapat menggunakan nama orang yang
sudah meninggal dunia paling singkat 5 (lima) tahun
terhitung sejak yang bersangkutan meninggal dunia;
h. menghindari penggunaan nama instansi/lembaga;
i. menghindari penggunaan nama yang bertentangan
dengan kepentingan nasional dan/atau daerah; dan
j. memenuhi kaidah penulisan Nama Rupabumi dan
kaidah spasial.
Pasal 4
Ketentuan mengenai kaidah penulisan Nama Rupabumi
dan kaidah spasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf j diatur dengan Peraturan Badan.
BAB III
PENYELENGGARA NAMA RUPABUMI
Pasal 5
(1) Penyelenggara Nama Rupabumi meliputi
a. Badan'
SK No 006866 A
b. kementerian/ lembaga
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-6-
b. kementerian/lembaga;
c. Pemerintah Daerah provinsi; dan
d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2) Badan dan kementerian/lembaga menyelenggarakan
Nama Rupabumi yang terletak di wilayah lintas
provinsi dan/atau memiliki nilai strategis nasional.
(3) Pemerintah Daerah provinsi menyelenggarakan Nama
Rupabumi yang terletak di wilayah lintas
kabupaten/kota dan/atau memiliki nilai strategis di
wilayah provinsi.
(41 Pemerintah Daerah kabupaten/kota
menyelenggarakan Nama Rupabumi yang terletak di
wilayah kabupaten/kota dan/atau memiliki nilai
strategis di wilayah kabupaten/kota.
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan Nama Rupabumi dikoordinasikan
oleh Badan.
(2) Dalam mengoordinasikan Penyelenggaraan Nama
Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Badan melibatkan kementerian/lembaga, Pemerintah
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dan pihak lain terkait.
(3) Kementerian/lembaga sebagaimana dimaksud pada
ayat (21meliputi:
a. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri;
b. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang luar negeri;
c.kementerian...
SK No 006835 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
c. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertahanan;
d. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional;
e. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan;
f. kementerian yang menyelenggarakan Lrrusan
pemerintahan di bidang pendidikan;
g. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kebudayaan; dan
h. kementerian/lembaga lainnya yang terkait
dengan Penyelenggaraan Nama Rupabumi.
Pasal 7
(1) Penyelenggaraan Nama Rupabumi di provinsi
dilaksanakan oleh 1 (satu) perangkat daerah yang
ditugaskan oleh gubernur.
(2) Penyelenggaraan Nama Rupabumi di kabupaten/kota
dilaksanakan oleh 1 (satu) perangkat daerah yang
ditugaskan oleh bupati/wali kota.
BAB IV
TAHAPAN PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Tahapan Penyelenggaraan Nama Rupabumi terdiri atas
a. pengumpulan Nama Rupabumi;
SK No 005448 A
b.penelaahan...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
b. penelaahan Nama Rupabumi;
c. pengumuman Nama Rupabumi;
d. penetapan Nama Rupabumi baku; dan
e. penyusunan Gazeter Republik Indonesia.
Bagian Kedua
Pengumpulan Nama Rupabumi
Paragraf 1
Umum
Pasal 9
Pengumpulan Nama Rupabumi dilaksanakan melalui:
a. pendataan Nama Rupabumi; atau
b. pemberian Nama Rupabumi.
Paragraf 2
Pendataan Nama Rupabumi
Pasal 10
(1) Pendataan Nama Rupabumi dilakukan melalui proses
pencatatan Unsur Rupabumi yang sudah bernama.
(21 Pendataan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh:
a. Badan;
b. kementerian/lembaga;
c. Pemerintah Daerah provinsi; dan
d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
SK No OO5449 A
(3) Pihak
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-9 -
(3) Pihak lain dapat melakukan pendataan Nama
Rupabumi untuk disampaikan kepada Badan,
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
(4) Dalam melakukan pendataan Nama Rupabumi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kementerian/
lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan
Badan.
(5) Dalam melakukan pendataan Nama Rupabumi
sebagaimana dimaksud pada ayat {2lr, Badan,
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota melibatkan
partisipasi masyarakat.
Pasal 1 1
(1) Pendataan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1O dilaksanakan melalui:
a. survei lapangan;
b. kompilasi data sekunder;
c. pemetaan partisipatif; dan/atau
d. urun daya.
(21 Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
memuat informasi Unsur Rupabumi.
(3) Informasi Unsur Rupabumi sebagaimana dimaksud
pada ayat (21meliputi:
a. Nama Rupabumi;
SK No 006867 A
b. jenis...
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-10-
b. jenis Unsur Rupabumi;
c. koordinat;
d. arti nama;
e. nama lain;
f. asal bahasa;
g. sejarah nama; dan
h. pengucapan.
(4) Selain informasi Unsur Rupabumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Nama Rupabumi dapat
disertai informasi penunjang.
Paragraf 3
Pemberian Nama Rupabumi
Pasal 12
(1) Pemberian Nama Rupabumi dilakukan terhadap
Unsur Rupabumi yang belum bernama.
(21 Pemberian Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diusulkan oleh:
a. Badan;
b. kementerian/lembaga;
c. Pemerintah Daerah provinsi; dan
d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
(3) Pihak lain dapat mengusulkan pemberian Nama
Rupabumi melalui Badan, kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
SK No 005451 A
(4) Pengusulan
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
(4) Pengusulan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 dilaksanakan melalui Sistem Informasi
Nama Rupabumi.
(5) Pengusulan Nama Rupabumi dilengkapi dengan
informasi Unsur Rupabrr-mi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) dan dapat disertai informasi
penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (41.
(6) Dalam melakukan pengusulan Nama Rupabumi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat
berkoordinasi dengan Badan.
(7) Dalam memberikan usulan Nama Rupabumi
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota melibatkan
partisipasi masyarakat.
Paragraf 4
Penyampaian Hasil Pengumpulan Nama Rupabumi
Pasal 13
Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupatenlkota menyampaikan hasil
pengumpulan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 kepada Badan
melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi.
SK No 005452 A
Bagian Ketiga
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
Bagian Ketiga
Penelaahan Nama Rupabumi
Pasal 14
Penelaahan dilakukan melalui proses verifikasi Nama
Rupabumi yang telah dikumpulkan sebagaimana dimaksud
dalarn Pasal 13 melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi
untuk memenuhi prinsip sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dan Pasal 4.
Pasal 15
(1) Penelaahan Nama Rupabumi dilaksanakan oleh:
a. Pemerintah Daerah kabupaten/kota terhadap
hasil pengumpulan Nama Rupabumi di tingkat
Pemerintah Daerah kabupaten/ kota;
b. Pemerintah Daerah provinsi terhadap hasil
pengumpulan Nama Rupabumi di tingkat
Pemerintah Daerah provinsi; dan
c. Badan terhadap hasil pengumpulan Nama
Rupabumi di tingkat Pemerintah Fusat.
(2) Dalam melakukan penelaahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Badan, Penrerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota melibatkan
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi
dan Pemerintah Daerah kabupatenfkota, dan/atau
pihak lain.
SK No 006858 A
(3) Penelaahan
FRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-13-
(3) Penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui Sistem Informasi Nama
Rupabumi.
(4) Dalam melakukan penelaahan, Pemerintah Daerah
provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota
dapat berkoordinasi dengan Badan.
Pasal 16
(1) Hasil penelaahan Nama Rupabumi yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah kabupaten lkota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a
disampaikan kepada Pemerintah Daerah provinsi
untuk mendapatkan rekomendasi.
(21 Pemerintah Daerah provinsi memberikan rekomendasi
terhadap hasil penelaahan Nama Rupabumi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 14
(empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
disampaikan.
(3) Nama Rupabumi yang telah mendapatkan
rekomendasi Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 disampaikan oleh Pemerintah
Daerah provinsi kepada Badan untuk dilakukan
penelaahan kembali.
Pasal 17
Hasil penelaahan Nama Rupabumi yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1) huruf b disampaikan kepada Badan untuk
dilakukan penelaahan kembali.
SK No 006872 A
Bagian Keempat
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-14-
Bagian Keempat
Pengumuman Nama Rupabumi
Pasal 18
(1) Pengumuman Nama Rupabumi dilaksanakan oleh
Badan atas hasil penelaahan Nama Rupabumi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
huruf c, Pasal 16 ayat (3), dan Pasal 17 melalui Sistem
Informasi Nama Rupabumi.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan untuk jangka waktu selama 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pengumuman.
(3) Selama jangka waktu pengumuman sebagaimana
dimaksud pada ayat (2l', kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah
kabupatenf kota, dan/atau pihak lain dapat
memberikan tanggapan.
Pasal 19
Nama Rupabumi yang tidak mendapat tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3), ditetapkan
menjadi Nama Rupabumi baku.
Pasal 20
(1) Badan melakukan penelaahan terhadap Nama
Rupabumi yang mendapat tanggapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3).
(21 Penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak berakhirnya jangka waktu
pengumuman.
(3) Dalam...
SK No 005455 A
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15-
(3) Dalam melakukan penelaahan, Badan melibatkan
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan/atau
pihak lain.
(41 Hasil penelaahan oleh Badan berupa:
a. menolak tanggapan; atau
b. menerima tanggapan.
(5) Terhadap tanggapan yang ditolak sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a, Nama Rupabumi
ditetapkan menjadi Nama Rupabumi baku.
(6) Terhadap tanggapan yang diterima sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b, Badan memperbaiki
Nama Rupabumi sesuai dengan tanggapan.
(7) Dalam hal Badan memperbaiki Nama Rupabumi sesuai
dengan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) Badan dapat melibatkan kementerian/
lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupatenf kota, dan/atau pihak lain.
(8) Hasil perbaikan Nama Rupabumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) ditetapkan menjadi Nama
Rupabumi baku.
Bagian Kelima
Penetapan Nama Rupabumr Baku
Pasal 21
Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 serta Pasal 20 ayat (5) dan ayat (8) ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Badan.
BagianKeenam...
SK No 005456 A
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t6-
Bagian Keenam
Pen5rusun an Gazeter Republik Indonesia
Pasal 22
(1) Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 harus ditempatkan dalam Gazeter Republik
Indonesia.
(2) Penyusunan Gazeter Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan.
(3) Gazeter Republik Indonesia dilaporkan oleh kepala
Badan kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun sekali
dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(41 Gazeter Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diterbitkan oleh Badan setiap 1 (satu)
tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(5) Gazeter Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dinotifikasi oleh Badan kepada United
Nations Groups of Experts on Geographical Names.
Bagian Ketujuh
Perubahan Nama Rupabumi Baku
Pasal 23
(1) Perubahan Nama Rupabumi baku terdiri atas:
a. Penggantian Nama Rupabumi baku; dan
b. Penghapusan Nama Rupabumi baku.
SK No 006894 A
(2) Perubahan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-17-
(2) Perubahan Nama Rupabumi baku sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. faktor alam;
b. status dan fungsi Unsur Rupabumi;
c. faktor budaya dan adat istiadat;
d. kepentingan daerah;
e. kepentingan nasional; dan/atau
f. penghargaan kepada seseorang yang telah
meninggal dan berjasa untuk bangsa dan negara.
Pasal 24
(1) Penggantian Nama Rupabumi baku sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a
dilaksanakan karena:
a. aspirasi dan/atau kebutuhan masyarakat;
b. penggabungan 2 (dua) atau lebih Unsur
Rupabumi;
c. pemisahan Unsur Rupabumi; dan/atau
d. perubahan fungsi Unsur Rupabumi.
(21 Penghapusan Nama Rupabumi baku sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b
dilaksanakan karena hilangnya Unsur Rupabumi.
SK No 046834 A
Pasal 25
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-18-
Pasal 25
(1) Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupatcn/kota, atau pihak lain
dapat mengusulkan perubahan Nama Rupabumi baku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.
(2) Usulan perubahan Nama Rupabumi baku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Badan.
(3) Badan melakukan penelaahan terhadap usulan
perubahan Nama Rupabumi baku sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 sesuai prinsip Nama
Rupabumi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 dan
Pasal 4.
(41 Dalam melakukan penelaahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Badan melibatkan kementerian/
lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan/atau pihak lain.
Pasal 26
Ketentuan mengenai pengumuman, penetapan, dan
penyusunan Gazeter Republik Indonesia atas Nama
Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
sampai dengan Pasal 22 berlaku secara mutatis mutandis
terhadap perubahan Nama Rupabumi baku.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai tahapan Penyelenggaraan
Nama Rupabumi diatur dengan Peraturan Badan.
SK No 005459 A
Bagian Kedelapan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-19-
Bagian Kedelapan
Pemberian dan Perubahan Nama Rupabumi
Wilayah Administrasi Pemerintahan
Pasal 28
(1) Pemberian dan perubahan Nama Rupabumi untuk
wilayah administrasi pemerintahan dilaksanakan
sesuai dengan prinsip Nama Rupabumi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4.
(21 Pemberian dan perubahan nama wilayah administrasi
pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
dengan melibatkan Badan, kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
(3) Tahapan pemberian dan perubahan Nama Rupabumi
untuk wilayah administrasi pemerintahan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(41 Kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri menyampaikan nama
wilayah administrasi pemerintahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada kepala Badan untuk
dicantumkan dalam Gazeter Republik Indonesia.
SK No 005460 A
BAB V
BAB VII
PERAN SERTA DALAM PERTEMUAN DAN/ATAU ORGANISASI
INTERNASIONAL TERKAIT NAMA RUPABUMI
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
BAB V
PENGGUNAAN NAMA RUPABUMI BAKU DAN
PERUBAHAN NAMA RUPABUMI BAKU
Pasal 29
Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
melaksanakan tugas pemerintahan wajib menggunakan
Nama Rupabumi baku dan Perubahan Nama Rupabumi
baku yang dicantumkan dalam Gazeter Republik Indonesia.
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUAS1
Pasal 30
(1) Badan melakukan pemantauan dan evaluasi teknis
Penyelenggaraan Nama Rupabumi yang dilaksanakan
oleh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah
provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupatenlkota
sesuai dengan kewenangannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemantauan dan
evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Badan.
Pasal 31
(1) Pemerintah berperan aktif dalam pertemuan dan/atau
organisasi internasional terkait Nama Rupabumi.
SK No 005461 A
(2) Peran
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-21 -
12) Peran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Badan dengan melibatkan
kementerian / lembaga terkait.
(3) Dalam hal peran Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh kementerian/lembaga
sesuai dengan keanggotaannya pada organisasi
internasional yang berkaitan dengan Nama Rupabumi
berkoordinasi dengan Badan.
(4) Pelaksanaan peran Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 dan ayat (3) difasilitasi oleh kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang luar negeri.
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 32
Pendanaan Penyelenggaraan Nama Rupabumi bersumber
dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
a. Nama Rupabumi yang telah dilakukan pengumpulan
dan tercantum dalam Sistem Informasi Nama
Rupabumi dilanjutkan ke tahap penelaahan;
b.Nama...
SK No 006875 A
b
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-
C
Nama Rupabumi yang telah dilakukan penelaahan oleh
Badan dan tercantum dalam Sistem Informasi Nama
Rupabumi dilanjutkan ke tahap pengumuman; dan
Nama Rupabumi wilayah administrasi pemerintahan
yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dicantumkan dalam
Gazeter Republik Indonesia.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
Penyelenggaraan Nama Rupabumi dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah ini.
Pasal 35
(1) Untuk pertama kali, Gazeter Republik Indonesia
diterbitkan oleh Badan paling lama 1 (satu) tahun
terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
(21 Peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini
ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak
Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
Pasal 36
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
SK No 005463 A
Agar
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Januari 2O2l
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari2O2l
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2I NOMOR 4
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti Bidang Hukum dan
-undangan,
ttd
ttd
SK No 046773 A
la Djaman
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2O2I
TENTANG
PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI
I. UMUM
Pengaturan Penyelenggaraan Nama Rupabumi bertujuan untuk
melindungi kedaulatan dan keamanan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat
istiadat serta mewujudkan tertib administrasi pemerintahan.
Penyelenggaraan Nama Rupabumi perlu dilaksanakan secara
tertib, terpadu, berhasil guna, dan berdaya guna serta menjamin
keakuratan, kemutakhiran, dan kepastian hukum.
Penyelenggaraan Nama Rupabumi sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OlI tentang
Informasi Geospasial dan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2Ol4 saat ini telah dilaksanakan oleh Badan,
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota. Namun demikian belum terdapat peraturan
pelaksanaan dari kedua Undang-Undang tersebut yang mengatur
Penyelenggaraan Nama Rupabumi secara komprehensif dan lebih rinci.
Selain itu Nama Rupabumi baku sangat penting dalam
hubungannya dengan dunia internasional. Indonesia terlibat aktif
dalam forum United Nations Groups of Experts on Geographical Names.
United Nations Groups of Experts on Geographical Names merupakan
organisasi kelompok pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait Nama
Rupabumi. Forum ini menjadi wadah penyebarluasan dan berbagi
pakai informasi Nama Rupabumi yang telah dibakukan secara
nasional.
Berdasarkan. . .
SK No 046799 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-2-
Berdasarkan pertimbangan dan kebutuhan tersebut, perlu
ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Nama
Rupabumi. Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang unsur dan
prinsip Nama Rupabumi, penyelenggara Nama Rupabumi, tahapan
Penyelenggaraan Nama Rupabumi, penggunaan Nama Rupabumi baku
dan perubahan Nama Rupabumi baku, pemantauan dan evaluasi, peran
serta dalam pertemuan dan/atau organisasi internasional terkait Nama
Rupabumi serta pendanaan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "rlnsur bawah laut" adalah Unsur
Rupabumi yang terletak di bawah laut antara lain
punggungan (ridge/, gunung (mount| lereng (slope), dataran
@lain), cekungan (basin), palung (trench), dan sungai (iuer).
Ayat (3)
Huruf a
Wilayah administrasi pemerintahan mencakup
provinsi, kabupatenfkota, kecamatan atau sebutan
lainnya, kelurahan, dan desa atau sebutan lainnya.
SK No 005466 A
Huruf b
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Huruf b
Yang dimaksud dengan "objek yang dibangun" adalah
objek yang merupakan hasil cipta, karya, dan karsa
manusia yang diejawantahkan dalam bentuk fisik,
baik pada, di atas, atau di bawah permukaan bumi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "kawasan khusus" adalah
kawasan yang mengatur pemerintahan daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "tempat berpenduduk"
Qtopulated placesl adalah tempat atau kawasan
dimana sekelompok orang bermukim atau melakukan
suatu kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan, seperti kawasan perkotaan,
permukiman, wilayah adat, dan perkampungan.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Pasal 3
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "bahasa asing" adalah bahasa selain
bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Yang dimaksud dengan "nilai sejarah" adalah apabila Unsur
Rupabumi berhubungan dengan peristiwa penting bagi
bangsa yang terjadi di masa lalu, seperti gedung penting,
monumen, atau tugu.
Yang. . .
SK No 005467 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-4-
Yang dimaksud dengan "nilai budaya" adalah apabila Unsur
Rupabumi menjadi ciri khas dan identitas dari suatu
kelompok masyarakat tertentu.
Yang dimaksud dengan "nilai keagamaan" adalah apabila
Unsur Rupabumi memiliki keterkaitan dengan ajaran agama
atau kepercayaan tertentu seperti rumah ibadah.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "menggunakan abjad romawi"
adalah menggunakan abjad latin yang digunakan secara
internasional dalam penulisan Nama Rupabumi untuk
mempermudah komunikasi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "menggunakan 1 (satu) nama untuk
1 (satu) Unsur Rupabumi" adalah satu Unsur Rupabumi
hanya mempunyai 1 (satu) nama dalam 1 (satu) tingkatan
wilayah administrasi.
Apabila satu Unsur Rupabumi mempunyai beberapa nama
maka perlu ditetapkan 1 (satu) nama resmi dan nama
lainnya tetap tercatat di Gazeter Republik Indonesia sebagai
nama varian/nama lain, seperti Nama Rupabumi baku
"Museum Sejarah Jakarta", tetapi mempunyai nama lain
"Museum Fatahilah".
Dalam hal terdapat 1 (satu) nama untuk lebih dari 1 (satu)
Unsur Rupabumi maka penamaan diatur kembali dengan
menambah pembeda, seperti Unsur Rupabumi berupa
beberapa stasiun kereta api di wilayah Pasarminggu,
dibedakan menjadi "stasiun Pasarminggu Baru" dan
"Stasiun Pasarminggu".
SK No 006903 A
Huruf e
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-5-
Huruf e
Yang dimaksud dengan "menghormati keberadaan suku,
agama, ras, dan golongan" adalah menjunjung tinggi etika,
nilai luhur budaya bangsa Indonesia dan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat sekaligus
mempertimbangkan nilai luhur budaya bangsa.
Huruf f
Cukup Jelas.
Huruf g
Cukup Jelas.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "instansi" adalah lembaga
Pemerintah atau swasta.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Yang dimaksud dengan "kaidah penulisan Nama Rupabumi"
adalah teknik penulisan Nama Rupabumi sesuai Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.
Yang dimaksud dengan "kaidah spasial" adalah aturan yang
berhubungan dengan elemen lokasi dan posisi, termasuk
aspek logis dan geometris dari unsur yang ditelaah.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
SK No 006924 A
Pasal 6 .
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
6
Ayat ( 1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pihak lain" adalah orang
perseorangan, kelompok masyarakat, pendidik/akademisi,
organisasi profesi/ilmiah, asosiasi/dunia usaha, media
massa, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra
pembangunan lainnya yang terkait dengan Penyelenggaraan
Nama Rupabumi.
Ayat (3)
Cukup jelas.
7
Cukup jelas.
8
Cukup jelas.
9
Cukup jelas.
10
Cukup jelas.
11
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "survei lapangan" adalah
kegiatan mengumpulkan Nama Rupabumi yang
dilakukan secara langsung di lapangan.
SK No 005470 A
Huruf b. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-7
Huruf b
Yang dimaksud dengan "k pilasi data sekunder"
adalah kegiatan mengumpulkan data atau informasi
mengenai Unsur Rupabumi yang bersumber dari
pihak lain antara lain berupa buku, jurnal, tulisan di
surat kabar, majalah, atau internet.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "pemetaan partisipatif' adalah
kegiatan pemetaan termasuk pengumpulan Nama
Rupabumi dengan melibatkan kelompok masyarakatl
organisasi dan komunitas, contohnya pemetaan
partisipatif untuk penentuan wilayah adat.
Huruf d
Ya dimaksud dengan "urr.n daya" (croudsourcing)
adalah pelibatan masyarakat untuk memperoleh
sumbangan masukan, informasi, dan sebagainya
untuk kegiatan pengumpulan Nama Rupabumi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan 'Jenis Unsur Rupabumi"
adalah klasifikasi dari Unsur Rupabumi, misalnya
sungai, laut, jalan, gunung, masjid, gereja, stasiun,
bandara, pelabuhan, dan jembatan.
SK No 005471 A
Huruf c
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Huruf c
Yang dimaksud dengan "koordinat" adalah posisi
suatu objek/Unsur Rupabumi berdasarkan garis
lintang dan garis bujur.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "nama lain" adalah nama
selain nama resmi yang digunakan untuk 1 (satu)
Unsur Rupabumi yang dikenal dan digunakan oleh
masyarakat setempat.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "asal bahasa" adalah asal
bahasa dari nama yang digunakan pada Unsur
Rupabumi.
Huruf g
Yang dimaksud dengan "sejarah nama" adalah asal-
usul atau riwayat dari nama yang diberikan pada
Unsur Rupabumi.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "pengucapan" adalah cara
mengucapkan Nama Rupabumi dan ditulis sesuai
dengan ucapan lafal aslinya.
Ayat (a)
Yang dimaksud dengan "informasi penunjang" antara lain
dalam bentuk data multimedia seperti gambar, rekaman
suara, dan rekaman audio visual.
SK No 046841 A
Pasal 12
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-9 -
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 2 1
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas
SK No OO5473 A
Ayat(21 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
Ayat (21
Huruf a
Yang dimaksud dengan "faktor alam" contohnya
adanya bencana alam yang mengakibatkan
perumahan, permukiman, atau unsur lainnya
musnah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "status dan fungsi Unsur
Rupabumi" adalah keberadaan dan peranan Unsur
Rupabumi tersebut di masyarakat.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Pasal24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Yang dimaksud dengan "hilangnya Unsur Rupabumi" adalah
Unsur Rupabumi bersangkutan lenyap dikarenakan
peristiwa tertentu seperti bencana alam.
SK No 006857 A
Pasal 25
FRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
- 11-
25
Cukup jelas.
26
Cukup jelas.
27
Cukup jelas.
28
Cukup jelas.
29
Cukup jelas.
30
Cukup jelas.
31
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Peran Pemerintah pada organisasi internasional misalnya
Organisasi Hidrografi Internasional (International
Hgdrographic Organizationl yang diwakili oleh instansi yang
menangani bidang hidrograli dan komisi oseanografi
antarpemerintah (intergouernmental oceanographic
commissionl yang diwakili oleh instansi yang menangani
bidang oseanografi.
SK No 006921 A
Ayat (4)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Ayat (4)
Cukup jelas
32
Cukup jelas.
33
Cukup jelas.
34
Cukup jelas.
35
Cukup jelas.
36
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6614
SK No 046801 A

More Related Content

What's hot

Coffe morning Koren 042/GAPU
Coffe morning Koren 042/GAPUCoffe morning Koren 042/GAPU
Coffe morning Koren 042/GAPU
jambitimes
 
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid keduaRisalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Perpustakaan MPR RI
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014BBPP_Batu
 
Kasus Tanah Lidh Kulon hukum perdata
Kasus Tanah Lidh Kulon hukum perdataKasus Tanah Lidh Kulon hukum perdata
Kasus Tanah Lidh Kulon hukum perdata
lidahkulon1
 
Informasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmiInformasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmi
Dedeng Danudirredja
 
Pp no.40 2010 jab fungsional
Pp no.40 2010 jab fungsionalPp no.40 2010 jab fungsional
Pp no.40 2010 jab fungsionalAgus Sukyanto
 
Kasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidana
Kasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidanaKasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidana
Kasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidanalidahkulon1
 
Buku Kelima Sidang Umum MPRS Ketiga Tahun 1965 Jilid V A
Buku Kelima Sidang Umum MPRS  Ketiga Tahun 1965 Jilid V ABuku Kelima Sidang Umum MPRS  Ketiga Tahun 1965 Jilid V A
Buku Kelima Sidang Umum MPRS Ketiga Tahun 1965 Jilid V A
Perpustakaan MPR RI
 
Undang Undang No 9 Tahun 2010
Undang Undang No 9 Tahun 2010Undang Undang No 9 Tahun 2010
Undang Undang No 9 Tahun 2010
Muhammad Sirajuddin
 
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1Gantawan Rasyid
 
PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran AsingPP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
Enjang Muhaemin
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasrazitakhalyla
 
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
infosanitasi
 
Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013moliiceman
 
Sk kemenhumham
Sk kemenhumhamSk kemenhumham
Sk kemenhumham
Sumar yono
 

What's hot (18)

Uu 26 2004
Uu 26 2004Uu 26 2004
Uu 26 2004
 
Coffe morning Koren 042/GAPU
Coffe morning Koren 042/GAPUCoffe morning Koren 042/GAPU
Coffe morning Koren 042/GAPU
 
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid keduaRisalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
 
Uu 04 2003
Uu 04 2003Uu 04 2003
Uu 04 2003
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
 
Kasus Tanah Lidh Kulon hukum perdata
Kasus Tanah Lidh Kulon hukum perdataKasus Tanah Lidh Kulon hukum perdata
Kasus Tanah Lidh Kulon hukum perdata
 
Informasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmiInformasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmi
 
Pp no.40 2010 jab fungsional
Pp no.40 2010 jab fungsionalPp no.40 2010 jab fungsional
Pp no.40 2010 jab fungsional
 
Kasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidana
Kasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidanaKasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidana
Kasus Tanah Lidah Kulon Surabaya hukum pidana
 
Buku Kelima Sidang Umum MPRS Ketiga Tahun 1965 Jilid V A
Buku Kelima Sidang Umum MPRS  Ketiga Tahun 1965 Jilid V ABuku Kelima Sidang Umum MPRS  Ketiga Tahun 1965 Jilid V A
Buku Kelima Sidang Umum MPRS Ketiga Tahun 1965 Jilid V A
 
Undang Undang No 9 Tahun 2010
Undang Undang No 9 Tahun 2010Undang Undang No 9 Tahun 2010
Undang Undang No 9 Tahun 2010
 
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
 
PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran AsingPP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
 
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
 
Uu 11 2004
Uu 11 2004Uu 11 2004
Uu 11 2004
 
Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013
 
Sk kemenhumham
Sk kemenhumhamSk kemenhumham
Sk kemenhumham
 

Similar to PP Nomor 2 Tahun 2021

Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Winarto Winartoap
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
Suprijanto Rijadi
 
UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008
adi-adp
 
Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14
purdiyanto -
 
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen KependudukanPMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
CIkumparan
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014
ary-red78
 
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Penataan Ruang
 
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
Usman Yasin
 
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3  paripurna 11 juli 2014)netRUU MD3  paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)netTata Taqiya
 
Uu42011
Uu42011Uu42011
Uu42011
Tony Dk
 
Uu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasial
Uu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasialUu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasial
Uu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasialjamestravolta
 
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPeople Power
 
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriPermen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Rederika
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
iniPurwokerto
 
Perka 2 2014-tata-kearsipan
Perka 2 2014-tata-kearsipanPerka 2 2014-tata-kearsipan
Perka 2 2014-tata-kearsipan
Pra Bowo
 
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKNUndang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
shirizkiku
 
UU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdf
UU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdfUU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdf
UU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdf
ssuser7da2221
 
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papuaUu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papuaDominiq
 

Similar to PP Nomor 2 Tahun 2021 (20)

Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
 
UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008
 
Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14
 
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen KependudukanPMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
PMDN Nomor 73 Tahun 202 tentang-Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014
 
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
 
Uu 35 2003
Uu 35 2003Uu 35 2003
Uu 35 2003
 
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
 
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3  paripurna 11 juli 2014)netRUU MD3  paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
 
Uu42011
Uu42011Uu42011
Uu42011
 
Uu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasial
Uu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasialUu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasial
Uu no 4 thn 2011 tentang informasi geospasial
 
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
 
Uu 09 2002
Uu 09 2002Uu 09 2002
Uu 09 2002
 
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriPermen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
 
Perka 2 2014-tata-kearsipan
Perka 2 2014-tata-kearsipanPerka 2 2014-tata-kearsipan
Perka 2 2014-tata-kearsipan
 
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKNUndang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN
 
UU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdf
UU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdfUU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdf
UU Nomor 3 Tahun 2022 (2).pdf
 
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papuaUu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
 

More from CIkumparan

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
CIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
CIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
CIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
CIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
CIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
CIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
CIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
CIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
CIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
CIkumparan
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
CIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
CIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
CIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 

PP Nomor 2 Tahun 2021

  • 1. SALINAN Menimbang FRES IDEN REPUBLIK INOONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2O2I TENTANG PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa pengaturan penyelenggaraan nama rupabumi bertujuan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat serta mewujudkan tertib administrasi pemerintahan ; bahwa penyelenggaraan nama rupabumi perlu dilaksanakan secara tertib, terpadu, berhasil guna, dan berdaya guna serta menjamin keakuratan, kemutakhiran, dan kepastian hukum; bahwa penyelenggaraan nama rupabumi sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 20ll tentang lnformasi Geospasial dan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memerlukan peraturan pelaksanaan yang lebih rinci dan komprehensif; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi; a. b. c. d. Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (21 undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; SK No 046839 A 2. Undang-Undang . .
  • 2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2Oll tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OIl Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2Ol5 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56791; MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rupabumi adalah permukaan bumi beserta objek yang dapat dikenali identitasnya baik berupa Unsur Alami maupun Unsur Buatan. 3 Menetapkan SK No 046808 A 2.Unsur...
  • 3. 2 PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -3- Unsur Rupabumi adalah bagian dari Rupabumi yang terletak di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi dan clapat dikenali identitasnya melalui pengukuran, atau dari kenampakan fisiknya baik yang berada di wilayah darat, pesisir, maupun laut. Nama Rupabumi adalah nama yang diberikan pada Unsur Rupabumi. Unsur Alami adalah Unsur Rupabumi yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. Unsur Buatan adalah Unsur Rupabumi yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia. Penyelenggaraan Nama iR,rpabumi adalah proses pengumpulan Nama Rupabumi, penelaahan Nama Rupabumi, pengumuman Nama Rupabumi, penetapan Nama Rupabumi baku, dan penyusunan Gazeter Republik Indonesia. Sistem Informasi Nama Rupabumi adalah aplikasi berbasis ueb yang digunakan untuk mendukung Penyelenggaraan Nama Rupabumi yang dikelola oleh Badan. Gazeter Republik Indonesia adalah daftar yang berisi Nama Rupabumi baku, nama daerah, nama wilayah administrasi, dan nama ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Badan adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial. 3 4 5 6 7 8 9 SK No OO5444 A BABII ...
  • 4. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -4- BAB II UNSUR DAN PRINSIP NAMA RUPABUMI Pasal 2 (1) Unsur Rupabumi terdiri atas: a. Unsur Alami; dan b. Unsur Buatan. (21 Unsur Alami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi pulau, kepulauan, gunung, pegunungan, bukit, dataran tinggi, gu&, lembah, tanjung, semenanjung, danau, sungai, muara, samudera, laut, selat, teluk, unsur bawah laut, dan Unsur Alami lainnya. (3) Unsur Buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. wilayah administrasi pemerintahan; b. objek yang dibangun; c. kawasan khusus; dan d. tempat berpenduduk. (4) Selain Unsur Buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tempat, lokasi, atau entitas yang memiliki nilai khusus atau penting bagi masyarakat suatu wilayah dapat dikategorikan sebagai Unsur Buatan. Pasal 3 Nama Rupabumi harus memenuhi prinsip sebagai berikut: a. menggunakan bahasa Indonesia; SK No 005445 A b. dapat
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5 b. dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing apabila Unsur Rupabumi memiliki nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan; c. menggunakan abjad romawi; d. menggunakan 1 (satu) nama untuk 1 (satu) Unsur Rupabumi; e. menghormati keberadaan suku, agama, ras, dan golongan; f. menggunakan paling banyak 3 (tiga) kata; g. rnenghindari penggunaan nama orang yang masih hidup dan dapat menggunakan nama orang yang sudah meninggal dunia paling singkat 5 (lima) tahun terhitung sejak yang bersangkutan meninggal dunia; h. menghindari penggunaan nama instansi/lembaga; i. menghindari penggunaan nama yang bertentangan dengan kepentingan nasional dan/atau daerah; dan j. memenuhi kaidah penulisan Nama Rupabumi dan kaidah spasial. Pasal 4 Ketentuan mengenai kaidah penulisan Nama Rupabumi dan kaidah spasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf j diatur dengan Peraturan Badan. BAB III PENYELENGGARA NAMA RUPABUMI Pasal 5 (1) Penyelenggara Nama Rupabumi meliputi a. Badan' SK No 006866 A b. kementerian/ lembaga
  • 6. PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA -6- b. kementerian/lembaga; c. Pemerintah Daerah provinsi; dan d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota, sesuai dengan kewenangan masing-masing. (2) Badan dan kementerian/lembaga menyelenggarakan Nama Rupabumi yang terletak di wilayah lintas provinsi dan/atau memiliki nilai strategis nasional. (3) Pemerintah Daerah provinsi menyelenggarakan Nama Rupabumi yang terletak di wilayah lintas kabupaten/kota dan/atau memiliki nilai strategis di wilayah provinsi. (41 Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyelenggarakan Nama Rupabumi yang terletak di wilayah kabupaten/kota dan/atau memiliki nilai strategis di wilayah kabupaten/kota. Pasal 6 (1) Penyelenggaraan Nama Rupabumi dikoordinasikan oleh Badan. (2) Dalam mengoordinasikan Penyelenggaraan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan melibatkan kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan pihak lain terkait. (3) Kementerian/lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (21meliputi: a. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri; b. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri; c.kementerian... SK No 006835 A
  • 7. PRESTDEN REPUBLIK INDONESIA -7 c. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan; d. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional; e. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan; f. kementerian yang menyelenggarakan Lrrusan pemerintahan di bidang pendidikan; g. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kebudayaan; dan h. kementerian/lembaga lainnya yang terkait dengan Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Pasal 7 (1) Penyelenggaraan Nama Rupabumi di provinsi dilaksanakan oleh 1 (satu) perangkat daerah yang ditugaskan oleh gubernur. (2) Penyelenggaraan Nama Rupabumi di kabupaten/kota dilaksanakan oleh 1 (satu) perangkat daerah yang ditugaskan oleh bupati/wali kota. BAB IV TAHAPAN PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI Bagian Kesatu Umum Pasal 8 Tahapan Penyelenggaraan Nama Rupabumi terdiri atas a. pengumpulan Nama Rupabumi; SK No 005448 A b.penelaahan...
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- b. penelaahan Nama Rupabumi; c. pengumuman Nama Rupabumi; d. penetapan Nama Rupabumi baku; dan e. penyusunan Gazeter Republik Indonesia. Bagian Kedua Pengumpulan Nama Rupabumi Paragraf 1 Umum Pasal 9 Pengumpulan Nama Rupabumi dilaksanakan melalui: a. pendataan Nama Rupabumi; atau b. pemberian Nama Rupabumi. Paragraf 2 Pendataan Nama Rupabumi Pasal 10 (1) Pendataan Nama Rupabumi dilakukan melalui proses pencatatan Unsur Rupabumi yang sudah bernama. (21 Pendataan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh: a. Badan; b. kementerian/lembaga; c. Pemerintah Daerah provinsi; dan d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota. SK No OO5449 A (3) Pihak
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -9 - (3) Pihak lain dapat melakukan pendataan Nama Rupabumi untuk disampaikan kepada Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota. (4) Dalam melakukan pendataan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kementerian/ lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan Badan. (5) Dalam melakukan pendataan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat {2lr, Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota melibatkan partisipasi masyarakat. Pasal 1 1 (1) Pendataan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O dilaksanakan melalui: a. survei lapangan; b. kompilasi data sekunder; c. pemetaan partisipatif; dan/atau d. urun daya. (21 Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) memuat informasi Unsur Rupabumi. (3) Informasi Unsur Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (21meliputi: a. Nama Rupabumi; SK No 006867 A b. jenis...
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -10- b. jenis Unsur Rupabumi; c. koordinat; d. arti nama; e. nama lain; f. asal bahasa; g. sejarah nama; dan h. pengucapan. (4) Selain informasi Unsur Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Nama Rupabumi dapat disertai informasi penunjang. Paragraf 3 Pemberian Nama Rupabumi Pasal 12 (1) Pemberian Nama Rupabumi dilakukan terhadap Unsur Rupabumi yang belum bernama. (21 Pemberian Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh: a. Badan; b. kementerian/lembaga; c. Pemerintah Daerah provinsi; dan d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota. (3) Pihak lain dapat mengusulkan pemberian Nama Rupabumi melalui Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota. SK No 005451 A (4) Pengusulan
  • 11. trRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11- (4) Pengusulan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dilaksanakan melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi. (5) Pengusulan Nama Rupabumi dilengkapi dengan informasi Unsur Rupabrr-mi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) dan dapat disertai informasi penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (41. (6) Dalam melakukan pengusulan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan Badan. (7) Dalam memberikan usulan Nama Rupabumi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota melibatkan partisipasi masyarakat. Paragraf 4 Penyampaian Hasil Pengumpulan Nama Rupabumi Pasal 13 Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupatenlkota menyampaikan hasil pengumpulan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 kepada Badan melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi. SK No 005452 A Bagian Ketiga
  • 12. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t2- Bagian Ketiga Penelaahan Nama Rupabumi Pasal 14 Penelaahan dilakukan melalui proses verifikasi Nama Rupabumi yang telah dikumpulkan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 13 melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi untuk memenuhi prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4. Pasal 15 (1) Penelaahan Nama Rupabumi dilaksanakan oleh: a. Pemerintah Daerah kabupaten/kota terhadap hasil pengumpulan Nama Rupabumi di tingkat Pemerintah Daerah kabupaten/ kota; b. Pemerintah Daerah provinsi terhadap hasil pengumpulan Nama Rupabumi di tingkat Pemerintah Daerah provinsi; dan c. Badan terhadap hasil pengumpulan Nama Rupabumi di tingkat Pemerintah Fusat. (2) Dalam melakukan penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan, Penrerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota melibatkan kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupatenfkota, dan/atau pihak lain. SK No 006858 A (3) Penelaahan
  • 13. FRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -13- (3) Penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi. (4) Dalam melakukan penelaahan, Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan Badan. Pasal 16 (1) Hasil penelaahan Nama Rupabumi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten lkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a disampaikan kepada Pemerintah Daerah provinsi untuk mendapatkan rekomendasi. (21 Pemerintah Daerah provinsi memberikan rekomendasi terhadap hasil penelaahan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal disampaikan. (3) Nama Rupabumi yang telah mendapatkan rekomendasi Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 disampaikan oleh Pemerintah Daerah provinsi kepada Badan untuk dilakukan penelaahan kembali. Pasal 17 Hasil penelaahan Nama Rupabumi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b disampaikan kepada Badan untuk dilakukan penelaahan kembali. SK No 006872 A Bagian Keempat
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -14- Bagian Keempat Pengumuman Nama Rupabumi Pasal 18 (1) Pengumuman Nama Rupabumi dilaksanakan oleh Badan atas hasil penelaahan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c, Pasal 16 ayat (3), dan Pasal 17 melalui Sistem Informasi Nama Rupabumi. (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk jangka waktu selama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pengumuman. (3) Selama jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2l', kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupatenf kota, dan/atau pihak lain dapat memberikan tanggapan. Pasal 19 Nama Rupabumi yang tidak mendapat tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3), ditetapkan menjadi Nama Rupabumi baku. Pasal 20 (1) Badan melakukan penelaahan terhadap Nama Rupabumi yang mendapat tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3). (21 Penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak berakhirnya jangka waktu pengumuman. (3) Dalam... SK No 005455 A
  • 15. trRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -15- (3) Dalam melakukan penelaahan, Badan melibatkan kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan/atau pihak lain. (41 Hasil penelaahan oleh Badan berupa: a. menolak tanggapan; atau b. menerima tanggapan. (5) Terhadap tanggapan yang ditolak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, Nama Rupabumi ditetapkan menjadi Nama Rupabumi baku. (6) Terhadap tanggapan yang diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, Badan memperbaiki Nama Rupabumi sesuai dengan tanggapan. (7) Dalam hal Badan memperbaiki Nama Rupabumi sesuai dengan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Badan dapat melibatkan kementerian/ lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupatenf kota, dan/atau pihak lain. (8) Hasil perbaikan Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan menjadi Nama Rupabumi baku. Bagian Kelima Penetapan Nama Rupabumr Baku Pasal 21 Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 serta Pasal 20 ayat (5) dan ayat (8) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan. BagianKeenam... SK No 005456 A
  • 16. trRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t6- Bagian Keenam Pen5rusun an Gazeter Republik Indonesia Pasal 22 (1) Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 harus ditempatkan dalam Gazeter Republik Indonesia. (2) Penyusunan Gazeter Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan. (3) Gazeter Republik Indonesia dilaporkan oleh kepala Badan kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan. (41 Gazeter Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan oleh Badan setiap 1 (satu) tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan. (5) Gazeter Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinotifikasi oleh Badan kepada United Nations Groups of Experts on Geographical Names. Bagian Ketujuh Perubahan Nama Rupabumi Baku Pasal 23 (1) Perubahan Nama Rupabumi baku terdiri atas: a. Penggantian Nama Rupabumi baku; dan b. Penghapusan Nama Rupabumi baku. SK No 006894 A (2) Perubahan
  • 17. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -17- (2) Perubahan Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mempertimbangkan: a. faktor alam; b. status dan fungsi Unsur Rupabumi; c. faktor budaya dan adat istiadat; d. kepentingan daerah; e. kepentingan nasional; dan/atau f. penghargaan kepada seseorang yang telah meninggal dan berjasa untuk bangsa dan negara. Pasal 24 (1) Penggantian Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a dilaksanakan karena: a. aspirasi dan/atau kebutuhan masyarakat; b. penggabungan 2 (dua) atau lebih Unsur Rupabumi; c. pemisahan Unsur Rupabumi; dan/atau d. perubahan fungsi Unsur Rupabumi. (21 Penghapusan Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b dilaksanakan karena hilangnya Unsur Rupabumi. SK No 046834 A Pasal 25
  • 18. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -18- Pasal 25 (1) Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupatcn/kota, atau pihak lain dapat mengusulkan perubahan Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23. (2) Usulan perubahan Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Badan. (3) Badan melakukan penelaahan terhadap usulan perubahan Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud pada ayat (21 sesuai prinsip Nama Rupabumi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4. (41 Dalam melakukan penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Badan melibatkan kementerian/ lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan/atau pihak lain. Pasal 26 Ketentuan mengenai pengumuman, penetapan, dan penyusunan Gazeter Republik Indonesia atas Nama Rupabumi baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sampai dengan Pasal 22 berlaku secara mutatis mutandis terhadap perubahan Nama Rupabumi baku. Pasal 27 Ketentuan lebih lanjut mengenai tahapan Penyelenggaraan Nama Rupabumi diatur dengan Peraturan Badan. SK No 005459 A Bagian Kedelapan
  • 19. PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA -19- Bagian Kedelapan Pemberian dan Perubahan Nama Rupabumi Wilayah Administrasi Pemerintahan Pasal 28 (1) Pemberian dan perubahan Nama Rupabumi untuk wilayah administrasi pemerintahan dilaksanakan sesuai dengan prinsip Nama Rupabumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4. (21 Pemberian dan perubahan nama wilayah administrasi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dengan melibatkan Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. (3) Tahapan pemberian dan perubahan Nama Rupabumi untuk wilayah administrasi pemerintahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (41 Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri menyampaikan nama wilayah administrasi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada kepala Badan untuk dicantumkan dalam Gazeter Republik Indonesia. SK No 005460 A BAB V
  • 20. BAB VII PERAN SERTA DALAM PERTEMUAN DAN/ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL TERKAIT NAMA RUPABUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -20- BAB V PENGGUNAAN NAMA RUPABUMI BAKU DAN PERUBAHAN NAMA RUPABUMI BAKU Pasal 29 Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas pemerintahan wajib menggunakan Nama Rupabumi baku dan Perubahan Nama Rupabumi baku yang dicantumkan dalam Gazeter Republik Indonesia. BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUAS1 Pasal 30 (1) Badan melakukan pemantauan dan evaluasi teknis Penyelenggaraan Nama Rupabumi yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupatenlkota sesuai dengan kewenangannya. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Badan. Pasal 31 (1) Pemerintah berperan aktif dalam pertemuan dan/atau organisasi internasional terkait Nama Rupabumi. SK No 005461 A (2) Peran
  • 21. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -21 - 12) Peran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan dengan melibatkan kementerian / lembaga terkait. (3) Dalam hal peran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh kementerian/lembaga sesuai dengan keanggotaannya pada organisasi internasional yang berkaitan dengan Nama Rupabumi berkoordinasi dengan Badan. (4) Pelaksanaan peran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dan ayat (3) difasilitasi oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri. BAB VIII PENDANAAN Pasal 32 Pendanaan Penyelenggaraan Nama Rupabumi bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku: a. Nama Rupabumi yang telah dilakukan pengumpulan dan tercantum dalam Sistem Informasi Nama Rupabumi dilanjutkan ke tahap penelaahan; b.Nama... SK No 006875 A
  • 22. b FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -22- C Nama Rupabumi yang telah dilakukan penelaahan oleh Badan dan tercantum dalam Sistem Informasi Nama Rupabumi dilanjutkan ke tahap pengumuman; dan Nama Rupabumi wilayah administrasi pemerintahan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dicantumkan dalam Gazeter Republik Indonesia. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Penyelenggaraan Nama Rupabumi dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini. Pasal 35 (1) Untuk pertama kali, Gazeter Republik Indonesia diterbitkan oleh Badan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. (21 Peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Pasal 36 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. SK No 005463 A Agar
  • 23. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -23- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Januari 2O2l PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 7 Januari2O2l MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2I NOMOR 4 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA ti Bidang Hukum dan -undangan, ttd ttd SK No 046773 A la Djaman
  • 24. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2O2I TENTANG PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI I. UMUM Pengaturan Penyelenggaraan Nama Rupabumi bertujuan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat serta mewujudkan tertib administrasi pemerintahan. Penyelenggaraan Nama Rupabumi perlu dilaksanakan secara tertib, terpadu, berhasil guna, dan berdaya guna serta menjamin keakuratan, kemutakhiran, dan kepastian hukum. Penyelenggaraan Nama Rupabumi sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OlI tentang Informasi Geospasial dan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 saat ini telah dilaksanakan oleh Badan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Namun demikian belum terdapat peraturan pelaksanaan dari kedua Undang-Undang tersebut yang mengatur Penyelenggaraan Nama Rupabumi secara komprehensif dan lebih rinci. Selain itu Nama Rupabumi baku sangat penting dalam hubungannya dengan dunia internasional. Indonesia terlibat aktif dalam forum United Nations Groups of Experts on Geographical Names. United Nations Groups of Experts on Geographical Names merupakan organisasi kelompok pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait Nama Rupabumi. Forum ini menjadi wadah penyebarluasan dan berbagi pakai informasi Nama Rupabumi yang telah dibakukan secara nasional. Berdasarkan. . . SK No 046799 A
  • 25. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -2- Berdasarkan pertimbangan dan kebutuhan tersebut, perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang unsur dan prinsip Nama Rupabumi, penyelenggara Nama Rupabumi, tahapan Penyelenggaraan Nama Rupabumi, penggunaan Nama Rupabumi baku dan perubahan Nama Rupabumi baku, pemantauan dan evaluasi, peran serta dalam pertemuan dan/atau organisasi internasional terkait Nama Rupabumi serta pendanaan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "rlnsur bawah laut" adalah Unsur Rupabumi yang terletak di bawah laut antara lain punggungan (ridge/, gunung (mount| lereng (slope), dataran @lain), cekungan (basin), palung (trench), dan sungai (iuer). Ayat (3) Huruf a Wilayah administrasi pemerintahan mencakup provinsi, kabupatenfkota, kecamatan atau sebutan lainnya, kelurahan, dan desa atau sebutan lainnya. SK No 005466 A Huruf b
  • 26. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -3- Huruf b Yang dimaksud dengan "objek yang dibangun" adalah objek yang merupakan hasil cipta, karya, dan karsa manusia yang diejawantahkan dalam bentuk fisik, baik pada, di atas, atau di bawah permukaan bumi. Huruf c Yang dimaksud dengan "kawasan khusus" adalah kawasan yang mengatur pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan. Huruf d Yang dimaksud dengan "tempat berpenduduk" Qtopulated placesl adalah tempat atau kawasan dimana sekelompok orang bermukim atau melakukan suatu kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan, seperti kawasan perkotaan, permukiman, wilayah adat, dan perkampungan. Ayat (a) Cukup jelas. Pasal 3 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan "bahasa asing" adalah bahasa selain bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Yang dimaksud dengan "nilai sejarah" adalah apabila Unsur Rupabumi berhubungan dengan peristiwa penting bagi bangsa yang terjadi di masa lalu, seperti gedung penting, monumen, atau tugu. Yang. . . SK No 005467 A
  • 27. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -4- Yang dimaksud dengan "nilai budaya" adalah apabila Unsur Rupabumi menjadi ciri khas dan identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Yang dimaksud dengan "nilai keagamaan" adalah apabila Unsur Rupabumi memiliki keterkaitan dengan ajaran agama atau kepercayaan tertentu seperti rumah ibadah. Huruf c Yang dimaksud dengan "menggunakan abjad romawi" adalah menggunakan abjad latin yang digunakan secara internasional dalam penulisan Nama Rupabumi untuk mempermudah komunikasi. Huruf d Yang dimaksud dengan "menggunakan 1 (satu) nama untuk 1 (satu) Unsur Rupabumi" adalah satu Unsur Rupabumi hanya mempunyai 1 (satu) nama dalam 1 (satu) tingkatan wilayah administrasi. Apabila satu Unsur Rupabumi mempunyai beberapa nama maka perlu ditetapkan 1 (satu) nama resmi dan nama lainnya tetap tercatat di Gazeter Republik Indonesia sebagai nama varian/nama lain, seperti Nama Rupabumi baku "Museum Sejarah Jakarta", tetapi mempunyai nama lain "Museum Fatahilah". Dalam hal terdapat 1 (satu) nama untuk lebih dari 1 (satu) Unsur Rupabumi maka penamaan diatur kembali dengan menambah pembeda, seperti Unsur Rupabumi berupa beberapa stasiun kereta api di wilayah Pasarminggu, dibedakan menjadi "stasiun Pasarminggu Baru" dan "Stasiun Pasarminggu". SK No 006903 A Huruf e
  • 28. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -5- Huruf e Yang dimaksud dengan "menghormati keberadaan suku, agama, ras, dan golongan" adalah menjunjung tinggi etika, nilai luhur budaya bangsa Indonesia dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat sekaligus mempertimbangkan nilai luhur budaya bangsa. Huruf f Cukup Jelas. Huruf g Cukup Jelas. Huruf h Yang dimaksud dengan "instansi" adalah lembaga Pemerintah atau swasta. Huruf i Cukup jelas. Huruf j Yang dimaksud dengan "kaidah penulisan Nama Rupabumi" adalah teknik penulisan Nama Rupabumi sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah. Yang dimaksud dengan "kaidah spasial" adalah aturan yang berhubungan dengan elemen lokasi dan posisi, termasuk aspek logis dan geometris dari unsur yang ditelaah. Pasal 4 Cukup Jelas. Pasal 5 Cukup jelas. SK No 006924 A Pasal 6 .
  • 29. Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- 6 Ayat ( 1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "pihak lain" adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat, pendidik/akademisi, organisasi profesi/ilmiah, asosiasi/dunia usaha, media massa, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan lainnya yang terkait dengan Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Ayat (3) Cukup jelas. 7 Cukup jelas. 8 Cukup jelas. 9 Cukup jelas. 10 Cukup jelas. 11 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan "survei lapangan" adalah kegiatan mengumpulkan Nama Rupabumi yang dilakukan secara langsung di lapangan. SK No 005470 A Huruf b. . .
  • 30. PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA -7 Huruf b Yang dimaksud dengan "k pilasi data sekunder" adalah kegiatan mengumpulkan data atau informasi mengenai Unsur Rupabumi yang bersumber dari pihak lain antara lain berupa buku, jurnal, tulisan di surat kabar, majalah, atau internet. Huruf c Yang dimaksud dengan "pemetaan partisipatif' adalah kegiatan pemetaan termasuk pengumpulan Nama Rupabumi dengan melibatkan kelompok masyarakatl organisasi dan komunitas, contohnya pemetaan partisipatif untuk penentuan wilayah adat. Huruf d Ya dimaksud dengan "urr.n daya" (croudsourcing) adalah pelibatan masyarakat untuk memperoleh sumbangan masukan, informasi, dan sebagainya untuk kegiatan pengumpulan Nama Rupabumi. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan 'Jenis Unsur Rupabumi" adalah klasifikasi dari Unsur Rupabumi, misalnya sungai, laut, jalan, gunung, masjid, gereja, stasiun, bandara, pelabuhan, dan jembatan. SK No 005471 A Huruf c
  • 31. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- Huruf c Yang dimaksud dengan "koordinat" adalah posisi suatu objek/Unsur Rupabumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Yang dimaksud dengan "nama lain" adalah nama selain nama resmi yang digunakan untuk 1 (satu) Unsur Rupabumi yang dikenal dan digunakan oleh masyarakat setempat. Huruf f Yang dimaksud dengan "asal bahasa" adalah asal bahasa dari nama yang digunakan pada Unsur Rupabumi. Huruf g Yang dimaksud dengan "sejarah nama" adalah asal- usul atau riwayat dari nama yang diberikan pada Unsur Rupabumi. Huruf h Yang dimaksud dengan "pengucapan" adalah cara mengucapkan Nama Rupabumi dan ditulis sesuai dengan ucapan lafal aslinya. Ayat (a) Yang dimaksud dengan "informasi penunjang" antara lain dalam bentuk data multimedia seperti gambar, rekaman suara, dan rekaman audio visual. SK No 046841 A Pasal 12
  • 32. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -9 - Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 2 1 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas SK No OO5473 A Ayat(21 ...
  • 33. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -10- Ayat (21 Huruf a Yang dimaksud dengan "faktor alam" contohnya adanya bencana alam yang mengakibatkan perumahan, permukiman, atau unsur lainnya musnah. Huruf b Yang dimaksud dengan "status dan fungsi Unsur Rupabumi" adalah keberadaan dan peranan Unsur Rupabumi tersebut di masyarakat. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Pasal24 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (21 Yang dimaksud dengan "hilangnya Unsur Rupabumi" adalah Unsur Rupabumi bersangkutan lenyap dikarenakan peristiwa tertentu seperti bencana alam. SK No 006857 A Pasal 25
  • 34. FRES IDEN REPUBLIK INDONESIA Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal - 11- 25 Cukup jelas. 26 Cukup jelas. 27 Cukup jelas. 28 Cukup jelas. 29 Cukup jelas. 30 Cukup jelas. 31 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Peran Pemerintah pada organisasi internasional misalnya Organisasi Hidrografi Internasional (International Hgdrographic Organizationl yang diwakili oleh instansi yang menangani bidang hidrograli dan komisi oseanografi antarpemerintah (intergouernmental oceanographic commissionl yang diwakili oleh instansi yang menangani bidang oseanografi. SK No 006921 A Ayat (4)
  • 35. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t2- Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Ayat (4) Cukup jelas 32 Cukup jelas. 33 Cukup jelas. 34 Cukup jelas. 35 Cukup jelas. 36 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6614 SK No 046801 A