2. Outline
01
02
03
04
KONSEP PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PERAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
PEMANTAUAN DAN EVALUASI NST
HASIL RISET EVALUASI NST BALITBANGKES
HASIL PEMANTAUAN NST
4. Penempatan NST Tahun 2015 - 2019
Capaian 2015:
120 Tim (694 org)
di 65 Kabupaten
23 Provinsi
Capaian 2016:
131 Tim (728 org)
di 73 Kabupaten
45 Provinsi
Capaian s.d 2018:
156 Tim (894 org)
di 86 Kabupaten
42 Provinsi
Keterangan:
2015
2016
2017
2018
2019
Sumber: BPPSDM, September 2019
Capaian 2017:
188 Tim (1.064 org)
di 106 Kabuoaten
50 Provinsi
Capaian s.d 2019:
120 Tim (684 org)
di 59 Kabupaten
15 Provinsi
Total riil: 4.064 orang (556 Tim) di 186 Kabupaten 29 Provinsi
5. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2018 Tentang
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung
Program Nusantara Sehat
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program
Nusantara Sehat dilakukan guna meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan pada pusat kesehatan masyarakat dan
rumah sakit di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan,
daerah bermasalah kesehatan, dan daerah lain untuk memenuhi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
6. Tujuan
Bersama
Tenaga
Puskesmas
a.menjaga keberlangsungan
pelayanan kesehatan;
b.menangani masalah kesehatan
sesuai dengan kebutuhan daerah;
c.meningkatkan retensi tenaga
kesehatan yang bertugas;
d.memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan;
e.menggerakkan pemberdayaan
masyarakat;
f. mewujudkan pelayanan kesehatan
terintegrasi;
g.meningkatkan dan melakukan
pemerataan pelayanan kesehatan
8. 1. Menjamin keselamatan dan
keamanan nakes penugasan
khusus berbasis tim dalam
mendukung program NS dalam
melaksanakan tugas
2. Menyediakan sarana,
prasarana, dan fasilitas tempat
tinggal yang layak untuk
menunjang pelaksanaan tugas
3. Menerbitkan Surat Ijin Praktik
(SIP) untuk nakes penugasan
khusus berbasis tim dalam
mendukung program NS sesuai
ketentuan perundang-undangan
KEWAJIBAN
PEMDA KAB:
Nota Kesepahaman
Bupati dengan
Kemenkes
(Telah/akan
ditanda-tangani
Bupati/Walikota)
9. Pemantauan dilakukan oleh
unit kerja pembina wilayah
Objek pemantauan antara
lain:
a. puskesmas/RS dan
b. Dinkes kab/kota
Pemantauan/Monitoring
dilimpahkan ke Binwil dan
Lintas Program
Litbangkes – memfasilitasi
penyusunan instrumen
Pemantauan
Dilakukan melalui
riset evaluatif badan
yang membidangi
penelitian dan
pengembangan
kesehatan yang
pelaksanaannya diatur
oleh kepala badan
yang membidangi
penelitian dan
pengembangan
kesehatan
Evaluasi
Permenkes RI No.33 tahun 2018
10. Pemantauan dan evaluasi dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana
semua proses pelaksanaan:
perencanaan, rekrutmen,
pengangkatan, penempatan,
pembiayaan, keberadaan, pembinaan
dan pengawasan
Pemantauan dilakukan oleh unit kerja
pembina wilayah dengan menggunakan
instrumen yang disusun oleh
kepala badan yang membidangi
penelitian dan pengembangan kesehatan
11. Tujuan Umum :
Diperolehnya gambaran pelaksanaan
penyelenggaraan Program Nusantara Sehat
Tujuan Khusus:
• Diidentifikasinya kegiatan-kegiatan
inovatif Nusantara Sehat
• Diketahuinya Kinerja Puskesmas pasca
penempatan Tim NS
• Diketahuinya dukungan dinas kesehatan
• Diidentifikasinya hambatan dan
pemecahan masalah
• Diperolehnya masukan untuk perbaikan
Program Nusantara Sehat
Tujuan Pemantauan
13. Tim Pemantau NST 15
Pemantauan dan evaluasi harus
dilakukan dalam tahun berjalan
dengan koordinasi antar unit terkait.
Direktorat Keswa
(Korwil Prov.
Papua Barat)
Direktorat Gizi
Masyarakat (Korwil Prov.
Kalteng)
Pusat Data dan Informasi
(Korwil Prov. Maluku)
Pendukung Korwil: unit
eselon 2 lainnya
Pusrengun SDM-K
(Binwil Prov. NTT);
Direktorat Mutu dan
Akreditasi Yankes (Korwil
Prov. Sulteng);
Direktorat Kesehatan
Kerja dan Olah Raga
(Korwil Prov. Maluku
Utara)
Dinas kesehatan provinsi
dan kabupaten
Puslitbang
SDPK (Korwil
Prov. Lampung)
Direktorat P2ML
(Korwil Prov.
Sulsel)
Direktorat P2JK
(Korwil Prov.
Sumut);
Pusat Pendidikan
(Korwil Prov. Papua);
15. Kerangka Pemantauan dan Evaluasi
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
Tim NS
terlatih
Proses P1:
SMD-MMD
Usulan kegiatan
Tim NS
Musrenbang
Penyusunan RPK
Proses P2:
Pelaksanaan
Kegiatan
Program Inovatif Tim
NS
Jumlah kegiatan
yang dilaksanakan
sesuai P1
Implementasi
Program Inovatif
Tim NS
Peningkatan penca-
paian indikator pro-
gram: SPM
Kepuasan
masyarakat
meningkat
Pencapaian
indikator
PIS-PK
16. Metode Pemantauan
dan Evaluasi
DESK MONITORING
Reviu dan analisis dokumen
(pelaporan)
FIELD MONITORING
Wawancara dan pengisian
kuesioner serta
Observasi lapangan.
Pelaksana
Monitoring, oleh Binwil dan
Lintas Program terkait, dan
Evaluasi, oleh Litbangkes
melalui Riset Evaluatif
17. Jenis dan Jadwal Pemantauan
Pemantauan dokumen (Desk Monitoring), yaitu
melakukan pemantauan melalui laporan yang
dikirimkan Tim Nusantara Sehat secara periodik:
1. Triwulanan; Laporan individual
2. Semesteran; berjenjang mulai Ka Puskesmas Dinkes
Kab/Kota Dinkes Provinsi Tembusan ke Menkes
melalui Binwil
3. Satu Tahun pertama
4. Satu bulan sebelum berakhir masa tugas NS;
“Kadinkes Kab/Kota menerbitkan surat
keterangan selesai masa tugas”
18. Tingkat Pusat
• Unit pelaksana menurut binwil sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.HK.02.02/MENKES/221/2016
Tingkat Provinsi
• Unit pelaksana ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
provinsi setempat
Tingkat Kabupaten
• Unit pelaksana ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten setempat
Pengorganisasian
19. KEMENKES:
Yankes
BPPSDM
Kesmas
Binfar
P2P
Setjen
Itjen
Balitbangkes
DINAS KESEHATAN
PROVINSI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN
PUSKESMAS
TIM NUSANTARA SEHAT
= Pelaporan
= Monev
• Monev dapat dilakukan
langsung oleh Binwil
terhadap Tim NS
• Monev dilakukan
berjenjang oleh Dinkes
Prov terhadap Dinkes
Kab kemudian ke
Puskesmas
• Kepala Puskesmas
melakukan monev
secara langsung
terhadap Tim NS
• Pelaporan dilakukan melalui kepala puskesmas, dilakukan berjenjang
ke Kadinkes Kab kemudian Kadinkes Prov dan Kemenkes (Binwil)
• Tim NS juga dapat melakukan pelaporan secara langsung ke Binwil
melalui email (surat elektronik)
Mekanisme Monitoring Kinerja NS
20. Portfolio
Presentation
Easy to change colors,
photos and Text.
Output
Pemantauan
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi
Nusantara Sehat, dengan lampiran:
Foto kegiatan Tim Nusantara Sehat bersama
Puskesmas pada kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Upaya Kegiatan Perseorangan
Video kegiatan
Dokumen Manajemen Puskesmas: RUK,
RPK, Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
Dokumentasi kegiatan inovasi Tim Nusantara
Sehat
Rekaman Wawancara/Focus Group Discussion
Rekaman testimoni penerima manfaat Nusantara
Sehat: masyarakat dan stakeholder terkait.
23. Peran Pusat
dalam
Pemantauan
dan Evaluasi
• Penguatan regulasi terkait pemantauan dan evaluasi
Pembiayaan
• Standarisasi SDM
• Penyusunan Instrumen
• Menentukan area Pemantauan dan Evaluasi Program
Nusantara Sehat, yaitu:
– Koordinasi dan Pengorganisasian
– Perencanaan kebutuhan tenaga
– Kajian Lapangan dan Penetapan Lokasi
– Seleksi/rekrutmen Tim Nusantara Sehat
– Plotting Tenaga Kesehatan dalam penentuan lokasi
penempatan
– Pembekalan Tim Nusantara Sehat
– Pelantikan dan Pelepasan Tim Nusantara Sehat
– Penempatan Tim Nusantara Sehat
– Pengalokasian gaji/insentif
– Pemantauan dan Evaluasi Nusantara Sehat, termasuk
di dalamnya Komitmen Daerah
24. Peran Daerah
dalam
Pemantauan
dan Evaluasi
Melakukan pemantauan, dengan area pemantauan:
• Kesesuaian usulan lokasi Nusantara Sehat sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan Pusat:
• Kesiapan penyediaan data dasar puskesmas;
• Kinerja Tim Pendamping Nusantara Sehat Tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
• Keamanan dan keselamatan Tim Nusantara Sehat
• Ketersediaan sarana prasarana dan fasilitas tempat
tinggal yang layak bagi Tim Nusantara Sehat untuk
mendukung pelaksanaan tugas;
• Penerbitan Surat Ijin Praktik (SIP) sesuai peraturan
perundang-undangan;
• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program NS di
Puskesmas
• Kepatuhan pelaporan
• Rekomendasi daerah kepada Kementerian Kesehatan
untuk perbaikan pengelolaan Nusantara Sehat.
25. Tugas
Pendamping
Pusat dalam
Pemantauan
dan Evaluasi
• Menjadi fasilitator pemecahan masalah yang
dihadapi oleh NST terkait hal-hal yang harus
dilakukan melalui mekanisme tingkat pusat;
• Melakukan bimbingan kepada Tim NS dalam
rangka pembuatan RUK Puskesmas Usulan
Tim NS dan Time line Rencana Kerja Tim NS
• Memberikan feedback (masukan dan perbaikan)
terhadap RUKUNS
• Bersama Pendamping Kab/Kota dan Kepala
Puskesmas mensinkronkan RUKUNS dengan
RUK Puskesmas
• Memastikan Tim NS mendapatkan tempat tinggal
sesuai dengan komitmen ketika kajian lapangan
• Kesesuaian tugas dan fungsi Tim NS dalam
Program Nusantara Sehat
26. • Melakukan telaahan terhadap Laporan
Semester yang dibuat Tim NS bersama Binwil
• Memberikan koreksi dan masukan terhadap
Hasil Capaian Kerja Tim NS selama 6 bulan,
membandingkan hasil capaian dengan target,
mengidentifikasi kendala, dan memfasilitasi
identifikasi solusinya.
• Melakukan supervisi ke lapangan
• Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
terkait dengan keberadaan tenaga NS di
Puskesmas
27. Tugas
Pendamping
Daerah
dalam
Pemantauan
dan Evaluasi
• Melakukan koordinasi dengan Binwil Eselon 1
Pusat melalui Pendamping Pusat yang
ditunjuk;
• Melakukan koordinasi dengan Pemda terkait
rencana penempatan Tim NS, dan penyediaan
sarpras Tim NS di puskesmas penempatan;
• Melakukan koordinasi dengan puskesmas
terkait penyediaan data Fasyankes dan
Potensi Wilayah;
• Melakukan pembinaan terhadap Tim NS
terkait pembuatan rencana kerja;
• Melakukan telaahan RUK usulan Tim NS
(RUKUNS);
28. • Membantu mensinkronkan RUKUNS dengan RUK Puskesmas
terutama supporting budget pelaksanaan intervensi, kolaborasi
interprofesi (Tim NS dengan Nakes setempat);
• Pendamping Kabupaten melakukan Pemantauan dan Evaluasi
dan Pembinaan kepada NST secara berkala (bulan 1, 6, 12, 18
dan 24);
• Pembinaan dari Pendamping dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung dengan merespons laporan NST;
• Pembinaan dari Pendamping dapat dilakukan secara khusus
ataupun terintegrasi dengan kegiatan lain;
• Memantau kemajuan Program Nusantara Sehat;
29. Tugas
Kepala
Puskesmas
dalam
Pemantauan
dan Evaluasi
• Koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan melalui
Pendamping Daerah;
• Memfasilitasi kesiapan sarana dan prasarana untuk NST
• Mensosialisasikan tentang adanya NST kepada jajaran
pemerintahan baik di tingkat Kecamatan ataupun desa
dan masyarakat
• Melakukan pembinaan kepada NST dalam menjalankan
tupoksinya di puskesmas
• Mensinkronkan RUK NST dengan RPK Puskesmas,
• Supporting budget dan sarpras dalam melaksanakan
Rencana Kerja serta pembuatan Laporan NST;
• Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Kinerja NST;
• Melaporkan hasil Kinerja NST ke Pusat melalui
Pendamping Kabupaten;
• Melakukan telaahan terhadap laporan yang dibuat NST;
• Memberikan masukan terhadap hasil capaian kinerja
NST selama 6 bulan, membandingkan hasil capaian
dengan target, mengidentifikasi kendala, dan mencari
solusinya;
30. Tugas
Kepala
Puskesmas
dalam
Pemantauan
dan Evaluasi
• Melakukan telaahan terhadap laporan yang dibuat
NST;
• Memberikan masukan terhadap Hasil Capaian
Kinerja NST selama 6 bulan, dengan membandingkan h
asil capaian dengan target, mengidentifikasi
kendala, dan mencari solusinya;
• Memberikan penilaian terhadap Kinerja NST dan
melaporkan hasil Penilain Kinerja NST ke
pendamping daerah;
• Memberikan masukan dan saran pada Kemenkes
dalam rangka Evaluasi dan Perbaikan Pelaksanaan
Program NS melalui kepala dinas kesehatan.
• Mengidentifikasi dan membantu pemecahan masalah ya
ng dihadapi oleh NST dalam pelaksanaan tugas.
32. Riset Evaluasi NST 2017
1 2
4
3
Terjadi perbaikan
indeks yang signifikan
baik pada kelompok
intervensi maupun
kontrol
Perbaikan indeks pada
kelompok intervensi
lebih besar daripada
kelompok kontrol
Hasil Penelitian tarkait dengan Status Kesehatan Masyarakat
Perbedaan yang terjadi
antara kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol
pada akhir masa pengamatan
adalah signifikan
Lokus Penelitian :
30 Puskesmas Intervensi (=Puskesmas penempatan Tim NS Batch 1 dan 2)
30 Puskesmas Kontrol (=Puskesmas tanpa Tim NS)
33. Perubahan
Di Puskesmas
Maupun Masyarakat
Sejak Kehadiran
Tim NS
• Cakupan program meningkat
• Program kembali aktif, misalnya prolanis,
STBM, dan pelayanan laboratorium
• Respon time Puskesmas meningkat
• Administrasi menjadi lebih rapi
• Peningkatan jumlah Posyandu yang
menggunakan 5 meja
34.
35. Inovasi Tim Nusantara Sehat
• Inovasi Posyandu Lansia dengan Kelas Ibu Balita
• Bank Sampah: sosialisasi dan kerja sama dengan pengepul plastik dan
kertas
• Penyuluhan radio berkolaborasi dengan RRI Entikong untuk meningkatkan
jangkauan informasi kesmas
• Pojok Nusantara (konseling, penyuluhan, dan informasi tentang kesehatan)
• UKS Ceria, dengan lomba poster kesehatan
• Adanya Kelas Ibu Hamil / Gerakan Sehat Ibu Hamil (KASIH)
• Banyak kegiatan di luar gedung yang telah dilaksanakan
• Penambahan alat pemeriksaan laboratorium
• Pengolahan pangan lokal
• Sidak obat kadaluarsa di kios atau toko obat
• Posyandu Remaja
• Pembinaan menuju desa ODF
• Pembuatan jamban keluarga (JAGA)
• Pembuatan ovitrap
36. Inovasi Tim Nusantara Sehat
• Jemput bola untuk pelacakan kasus TB
• Pendataan semua ibu hamil dan pemeriksaan darah pada semua bumil
• Pemantauan gula darah rutin dan Hipertensi pasien berisiko tinggi
• Inovasi STBM (Sanitasi Total Berbasis masyarakat)
• Inovasi kawasan tanpa rokok (KTR) di lingkungan puskesmas
• Model pemeriksaan kesehatan pekerja,
• Klub insiprasi remaja sehat untuk meningkatkan pengetahuan remaja
SMP, SMA
• Pemeriksaan IVA dan Sadanis
• Penanganan balita gizi buruk dengan konseling rutin di setiap rumah balita
• Perbaikan prosedur tindakan medis
• Aktivasi pelayanan kesling
• Pemasangan bendera di depan rumah ibu hamil risti
• JAMILA (penjemputan ibu hamil bermasalah)
• Duta kesehatan dan senam sehat
37. JAMILA
(Jemput Antar Ibu Hamil Bermasalah)
JAMILA merupakan program
Inovasi Puskesmas Sajingan
Besar yang bertujuan
membantu dan mengatasi
khususnya ibu hamil dengan
resiko tinggi yang tidak mau
melakukan persalinan di
Puskesmas ataupun bagi ibu
hamil kurang mampu secara
ekonomi dan jarak tempuh
yang jauh tempat tinggalnya
menuju fasilitas kesehatan
38. Pembuatan Brosur Gizi Mandiri
memuat informasi gizi
sesuai permasalahan spesifik
(Puskesmas Baruppu, Batch V)
Sertifikat Kelahiran di Fasyankes
sebagai bentuk apresiasi kepada ibu
ditandatangani petugas/ bidan
dan Kapuskesmas
(Puskesmas Baruppu, Batch V)
Kartu Kontrol Posbindu
dalam rangka pemantauan status kesehatan
dan risiko PTM lansia
(Puskesmas Baruppu, Batch V)
I
N
O
V
A
S
I
39. Konseling dan Penanganan Gizi Buruk
Intervensi dan edukasi sebagai langkah
penanganan gizi buruk
(Puskesmas Banasu, Batch V)
Anak Peduli dan Cinta Lingkungan
(AMPICILIN)
Menyasar siswa tingkat SD, SMP, dan SMA agar
berkomitmen mengambil sampah 5 menit
sebelum masuk kelas, menjalankan jumat bersih
dan sehat (kerja bakti dan olahraga).
(Puskesmas Lekke’, Batch V)
Ibadah Tanpa Gangguan Rokok
(BATAGOR)
Kegiatan berupa edukasi untuk mendorong
hari ibadah masyarakat bebas asap rokok
.(Puskesmas Lekke, Batch V)
I
N
O
V
A
S
I
40. Riset Evaluatif Sustainabilitas NST 2018
Hasil Penelitian
1. Pergantian NST batch 1-2 ke batch 6-8 memberikan hasil yang
sustain meskipun banyak program UKM yang mengalami
penurunan yang disebabkan tingkat semangat NST menurun.
2. NST menjaga sustainabilitas program secara top-down dengan
meneruskan dan meningkatkan pelaksanaan program-program
puskesmas yang sudah ditetapkan pada Permenkes.
3. Program puskesmas yang sustain dengan pergantian batch pada
puskesmas penempatan NST adalah promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, KIA dan KB,
pelayanan gizi dan UKM pengembangan. Program yang tidak
sustainable adalah pelayanan P2P.
41. 4. Program puskesmas yang sustain pada puskesmas pasca
penempatan NST adalah promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, pelayanan P2P dan
UKM pengembangan. Program yang tidak sustain adalah
pelayanan gizi;
5. NST menjaga sustainabilitas program secara bottom-up dengan
menciptakan banyak inovasi-inovasi program yang berdampak
terhadap meningkatnya cakupan program;
6. Tersusun SOP Monev yang berfungsi sebagai pedoman dalam
menjaga program NST.
Hasil Penelitian
42. Tujuan : Melakukan
Identifikasi calon lokus,
komitmen daerah dan
kesesuaian
kriteria puskesmas
Tujuan : melakukan
pengembangan Sistem
Pemantauan & Pelaporan
Penyelenggaraan Program
Penugasan Khusus NS
Berbasis Tim
Tujuan : mengetahui
biaya yang diperlukan
dan capaian kinerja
Puskesmas sebelum dan
sesudah Program NST
Pelaksana : Puslitbang Sumber
Daya dan Yankes
Pelaksana : Puslitbang Sumber
Daya dan Yankes
Pelaksana : Puslitbang Humaniora
dan Manajemen Kesehatan
Studi
Validasi
Lokus
Penempatan
NST
Studi
Pengembangan
Sistem Pemantauan
dan Pelaporan
Penyelenggaraan
program
Penugasan Khusus
NS Berbasis Tim
Riset Cost
Consequency
Analysis
(CCA)
Program NST
Di DTPK
Penelitian NST 2019
43. Komitmen Dinas Kesehatan:
Sarana Prasarana
Hampir semua informan menyatakan bahwa
Dinas Kesehatan Kabupaten berkomitmen
dalam menyediakan sarana prasarana bagi
Tim NS yang terdiri dari tempat tinggal,
kendaraan untuk operasional program
puskesmas dan juga mengikutsertakan Tim
NS dalam pelatihan atau seminar.
"...Sesuai dengan komitmen s
aya tempat tinggal saat Tim N
S datang dan sudah disurvei
nich kita sudah tahu ini Tim a
kan datang, Kepala Puskesm
as sudah disiapkan rumah unt
uk disewakan, kalau untuk ru
mah dinas tidak ada karena ru
mah dinas sudah ditempati. ...
.... (pelatihan atau seminar) kit
a selalu memberi kesempatan
jika ada acara untuk datang m
ewakili pertemuan antar pusk
esmas di dinas kesehatan ini .
Misalnya ada pelatihan tentan
g kesling yang mereka kerjak
an...." (Dinkes Tanjung Jabun
g Timur)
44. "...Em,,, kalo BOK mungkin sama dengan petugas kesehatan lain he em.. ketika
mereka bekerja ke lapangan itu ada hitung hitungannya semua kalo tenaga dokter
dia pergi ke lapangan sekian kali sebulan itu ada alih pengalihnya gitu, jelas kalo
BOK mereka juga ga, JKN juga kayaknya gitu ya, dapet JKN, JKN sama dapatnya,
kalo insentif ini yang saya belum,,, bisa pastikan karena itu mesti disetujui ditingkat
ya,,, anggaran daerah seperti sekda dan walikota ya, tapi kalo BOK, JKN, kapitasi
iya kapitasi, itu itu akan dapat sama dengan tenaga kesehatan lain setiap yang
bekerja... ada hitungannya ada semua" (Dinkes Kota Baubau)
Komitmen
Dinas Kesehatan
Finansial
Sebagian besar informan menyatakan bahwa
Dinkes Kab belum dapat menyediakan insentif
untuk Tim NS, namun sudah ada dana BOK,
kapitasi JKN, jasa pelayanan/medis
yang diberikan ke Tim NS
45. Komitmen Puskesmas
Seluruh informan menyatakan akan
menjamin keamanan dan keselamatan
Tim NS yang ditempatkan di wilayah kerjanya.
Informan akan mengenalkan Tim NS ke
kecamatan, pemangku adat/ tokoh masyarakat,
kepala desa dan perangkatnya, polsek, koramil,
Babinsa, lintas sektor dan masyarakat. Informan juga me
minta kepada Camat, Kepala Desa dan masyarakat untuk i
kut memantau keamanan dan keselamatan Tim NS.
Tim NS akan diberikan fasilitas tempat tinggal dekat
dengan lingkungan puskesmas, kendaraan dinas,
kesempatan ikut pelatihan sesuai dengan profesinya,
diberikan dana kapitasi, peralatan puskesmas sudah
Tersedia. Meubelier dan perlengkapan untuk di dalam
rumah adalah tanggung jawab tim NS yang akan menemp
ati rumah tersebut.
47. EVALUASI VERIFIKASI LAPANGAN
1. Validasi dilakukan dalam bentuk riset Balitbangkes memiliki roadmap riset
(tidak mungkin melakukan kembali riset yang sama setiap tahunnya)
2. Dana terbatas untuk lokasi riset yang sudah direncanakan 1 tahun
sebelumnya
3. Waktu penyampaian calon lokus (terutama yang tahap pertama) berdekatan
dengan waktu penentuan atau penyampaian calon lokus dari Litbang ke PKP
4. Dalam pelaksanaan validasi terkendala dengan cuaca, tidak ada kendaraan
umum, dan atau jadwal sarana transportasi tidak menentu yang
berpengaruh pada penyampaian hasil
5. Data ketenagaan tidak sama dengan kondisi riil saat kegiatan verifikasi
lapangan
6. Di beberapa puskesmas sudah ditempatkan NS individu sehingga
kekurangan jenis tenaga menjadi < 5 jenis
48. Studi Pengembangan Sistem Pemantauan dan Pelaporan
Penyelenggaraan Program Penugasan Khusus NS Berbasis Tim
49. Penelitian dilakukan di level pusat dan daerah
Level Pusat meliputi Unit Utama Kemenkes yang berperan sebagai
Binwil dan organisasi profesi yang terlibat dalam program NS
Level daerah dipilih wilayah binaan Badan Litbangkes yang meliputi
provinsi: Bangka Belitung, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan dan
Gorontalo. Dari 5 propinsi terdiri dari 9 kabupaten dan 9 puskesmas
yang mendapat penempatan
Tim Nusantara Sehat Batch 7,9,10 dan 11
50. Identifikasi pelaksanaan Peran Pusat
dalam pemantauan dan pelaporan
program Nusantara Sehat berbasis Tim
Sebagian informan menyatakan sistem pelaporan sudah terjadwal dengan
baik.
Beberapa informan menyatakan bahwa kegiatan pemantauan dan pelaporan
disatukan dengan kegiatan monev lainnya.
Informan lain berpendapat bahwa mekanisme monev dampak merupakan
salah satu tugas dari unit lain yang ada di Kementerian Kesehatan.
Informan menyatakan bahwa penyediaan anggaran terkait pemantauan dan
pelaporan tidak disediakan secara khusus. Hal ini disebabkan kegiatan
pemantauan dan pelaporan disatukan dengan kegiatan monev lainnya dan
menyebabkan pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pelaporan NST tidak
terjadwal secara khusus dan tidak rutin
51. Sebagian informan mengatakan bahwa telah diberikan
akses atau informasi dan terlibat langsung
dalam kegiatan NS.
Informan juga mengatakan bahwa mereka mengetahui
perkembangan hasil dari pelaporan kinerja NST
selama dilaksanakannya kegiatan NST dan bahwa
informasi yang didapatnya hanya untuk kalangan
internal Kementerian Kesehatan.
Informan menyarankan agar informasi sebaiknya
diberikan juga kepada instansi diluar Kementerian
Kesehatan yang terkait dengan kegiatan NST sebagai
data dasar perencanaan kegiatan selanjutnya.
52. Beberapa poin rekomendasi dari berbagai informan:
1. Binwil perlu sosialisasi Permenkes 33 tahun 2018;
2. Pada proses perencanaan sebaiknya ada SK binwil yang menjelaskan tugas dan peran binwil terkait NST;
3. Dalam proses perekrutan NST, perlu memaksimalkan peran OP dengan tetap berkoordinasi dengan
psikolog;
4. Laporan NST sebaiknya tidak hanya laporan tertulis saja namun juga dengan askes link melalui website
www.risetinfo/temansehati;
5. Perencanaan program NS juga sebaiknya melibatkan Kemendagri. Fungsi kebijakan di kemendagri, fungsi
teknis di kemenkes;
6. Pada proses pembekalan, pengumuman lokus sebaiknya tidak terlambat, masing-masing nakes
seharusnya disosialisasikan tupoksi sesuai jenis nakes serta management konflik.
7. Untuk monev sebaiknya dibentuk kelompok kerja sehingga lebih terarah pada proses input, proses, output,
outcome, dan tujuan.
8. Laporan kuantitatif NST sebaiknya mencerminkan output program. Laporan NS sebaiknya sesuai
permenkes dan konsisten
54. Betah
79,9%
Tidak betah
20,1%
Sumber. Rakor NST 2019
Persepsi pegawai terhadap
suatu nilai keadilan akan
membuat pegawai tersebut
betah atau bertahan (retensi),
loyal dan cinta terhadap
organisasinya. (Dessler, 2005)
Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan retensi pegawai
diantaranya rasa aman,
ketersediaan fasilitas,
sarana prasarana,
kondisi geografis, dll.
55. 1.3
1.3
2.0
5.3
6.0
6.0
6.7
6.7
9.3
9.3
46.1
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
tidak tersedia listrik
lainnya
rawan bencana alam
tidak tersedia air bersih
tidak tersedia sarana internet
penerimaan masyarakat dan toma tidak baik
fasilitas rumah ibadah jauh
sulit komunikasi
tidak aman
kebutuhan pokok sulit diperoleh
suasana kerja tidak nyaman
Sumber. Rakor NST 2019
Alasan NST TIDAK BETAH di tempat penugasan