2. DEFINISI
Keperawatan merupakan salah satu
profesi yang bergerak pada bidang
kesejahteraan manusia yaitu dengan
memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang
sakit untuk dapat menjalankan
fungsi hidup sehari-hari
Etika adalah peraturan atau norma
yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi perlakuan seseorang
yang berkaitan dengan tindakan
yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu
kewajiban dan tanggungjawab
4. Etika Keperawatan
Etika keperawatan adalah norma-norma yang dianut perawat dalam
bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan
lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional.
Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi
sosial dalam lingkungan.
5. PRINSIP-PRINSIP DALAM
ETIKA KEPERAWATAN
AUTONOMI
Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri
sendiri, berarti menghargai manusia sehingga harapannya perawat memperlakukan
mereka sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat serta mampu
menentukan sesuatu bagi dirinya.
KATA KUNCI : MENGHARGAI HAK PASIEN
Penerapan : sebelum melakukan Tindakan OP (Informed Consent),Prosedur kep
Perawat harus meminta persetujan pasien atau keluarga, memberikan penjelasan yg
lengkap ttg semua fakta yg diberikan utk membuat keputusan yg tepat
ex : Permisi…. Perkenalkan….
Tanpa Meminta Persetujuan pasien dan keluarga
Melanggar Prinsip Etik
7. BENEFISIENCE
Merupakan prinsip untuk melakukan yang
baik dan tidak merugikan pasien atau tidak
menimbulkan bahaya bagi pasien
Kata kunci : Berbuat baik
Ex : Memberikan asuhan keperawatan yg
bermanfaat utk Kesehatan pasien
Perawat memberikan EDUKASI terkait penyakit
pasien : Edukasi cuci tangan, Edukasi DBD,
DM, Edukasi TB pada pd pasien dg TB
berulang
9. NON MALEFICIENCE
Prinsip nonmaleficence (tidak merugikan) berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada pasien. Prinsip
nonmaleficence berarti bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan
upaya pelayanan kesehatan harus senantiasa dengan niat untuk
membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya
KATA KUNCI : TIDAK MERUGIKAN/MENCEGAH PASIEN DARI
CIDERA FISIK DAN PSIKOLOGIS
EX : Memasang Bedrail
10. JUSTICE
Merupakan prinsip untuk bertindak adil bagi
semua individu, setiap individu mendapat
perlakuan dan tindakan yang sama. Tindakan
yang sama tidak selalu identik tetapi dalam hal
ini persamaan berarti mempunyai kontribusi
yang relatif sama untuk kebaikan hidup
seseorang
KATA KUNCI : TIDAK MEMBEDA BEDAKAN PASIEN
(KAYA MISKIN, BPJS/UMUM
11. VERACITY
Merupakan prinsip moral dimana kita mempunyai suatu kewajiban
untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang
lain / pasien. Kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya
didasarkan atau penghargaan terhadap otonomi seseorang dan mereka
berhak untuk diberi tahu tentang hal yang sebenarnya
KATA KUNCI : JUJUR SESUAI INFORMASI SESUNGGUHNYA
EX : hasil labor
12. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai
janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat
setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
KATA KUNCI : MENEPATI JANJI
EX : JANJI MEMASANG INFUS, MEMBERIKAN PENKES
13. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah menjaga
privasi (informasi) klien. Segala sesuatu yang terdapat
dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorang pun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.
Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
15. Latar belakang
Pluralisme, perbedaan budaya dalam era globalisasi
menjadi prioritas dalam profesi keperawatan
Di era globalisasi, perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan harus peka terhadap budaya
pasien, tim kesehatan, organisasi atau institusi
tempat kerja.
Perbedaan etnik, ras, agama, jenis kelamin, sosial
ekonomi, cara berkomunikasi, bahasa, penampilan
fisik, kelompok minor atau marginal menjadi issue
dalam keperawatan transkultural.
16. Konsep keperawatan transkultural
Asuhan keperawatan yang peka terhadap budaya
Tindakan atau keputusan yang memfasilitasi,
mendukung,membantu yang mana sesuai
dengan nilai budaya, keyakinan, jalan hidup dari
individu, kelompok,institusi agar supaya mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan,
menguntungkan dan bermakna.
17. Pengertian keperawatan
transkultural
Keperawatan transkultural
Cabang atau bagian dari ilmu keperawatan
yang memfokuskan pada studi
perbandingan dan analisis budaya dengan
menghormati tindakan keperawatan dan
tindakan “caring” pada rentang sehat –
sakit, budaya, nilai dengan tujuan
memberikan asuhan keperawatan yang
efektif dan bermakna kepada orang
berdasarkan konteks sehat –sakit dan
budaya.
18.
19. Budaya dapat mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap konsep sehat sakit serta bagaimana/
kapan/ mengapa individu mencari pengobatan
terhadap masalah kesehatan yang dialaminya.
Budaya
20. Latar belakang
Perawat sering memiliki latar belakang etnik, budaya dan
agama yang berbeda dengan klien.
Pandangan dan interpretasi mengenai penyakit dan
kesehatan dapat didasarkan pada keyakinan sosial-
budaya dan agama klien.
Perlu menggunakan pendekatan terapi modern atau
tradisional atau kedua duanya dalam untuk mencegah
dan mengobati penyakit.
21. Latar belakang
Banyak klien dari kelompok minoritas gejala dan tanda dari penyakit
di interpretasikan sebagai aspek spiritual, budaya.
Sehingga memilih tokoh agama/spiritual atau tokoh adat yang bisa
menyembuhkan.
Apabila tokoh spiritual tersebut tidak mampu menyembuhkan maka
baru dibawa ke tenaga kesehatan.
23. KONSEP SEHAT SAKIT
Sehat merupakn kondisi yang sempurna baik fisik
maupun psikis & berkemampuan untuk melakukn
kegiatan produktif (UU Kes RI No. 23 Tahun 1992)
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya
terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek
fisik, emosi, sosial dan spiritual
24. Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
1. Merefleksikan individu sbg lebih pd “total person” dari pada hanya
kumpulan jumlah dr bagian organ/bagian tubuh
2. Memandang kesehatan dalam konteks lingkungan internal dan
eksternal
3. Kesehatan merupakan kehidupan yang produktif dan kreatif
25. KESEHATAN SOSIAL
Sehat secara sosial dinyatakan sebagai kondisi pada
seseorng yang memungkinkan pihak bersangkutan
menunaikan tugas perikehidupannya di tengah-tengah
masyarakt, tanpa merasa cemas dalam memelihara &
memajukan dirinya sendiri maupun keluarganya
sehari-hari
26. KONSEP SEHAT DI
MASYARAKAT
Merasa sehat bila tidak ada gangguan fisik
Merasa sehat walaupun ada ganggun fisik, tetapi
masih mampu beraktivitas
Merasa sehat walaupun ada ganggun psikis, tetapi
masih mampu beraktivitas
Merasa sehat melakukan aktivitas dengan anggota fisik
yang tidak lengkap
28. KONSEP SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang
berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang
meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya;
mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang
dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan
penggunaan sistem pelayanan kesehatan
29. KONSEP SAKIT DI
MASYARAKAT
Sakit, bila tidak mampu melaksanakan aktivitas sehri-
hari
Sakit, bila fisik terasa tidak nyaman & benar-benar
sakit
Sakit, bila psikis merasa ada gangguan
Sakit, bila terdapt ketidakseimbangan antara fisik
dengan psikis sehingg tidak mampu mengendalikan
aktivitas
30. PERAN SAKIT (Parsons, 1951)
Orang sakit dibebaskan dari peranan sosial normal
Orang sakit tidak bertanggung jawab terhadap kondisi
sakitnya
Orang sakit ingin melepaskan diri dari sakitnya, ingin
segera sembuh
Orang sakit seharusnya mencari pertolongan petugas
kesehatan & dokter
31. Penilaian Individu Mengenai Kondisi
Sakit
Batasan sakit menurut orang lain (keluarga, tetangga)
penting bagi individu yang menolak kenyataan
sakit
Batasan sakit menurut dirinya sendiri
menentukan pencarin pengobatan
32. Tiga area yang perlu diperhatikan untuk
mengeksplorasi tentang budaya, spiritual
keagamaan:
3 hal penting yg
diperhatikan
perawat
Nilai dan
Keyakinan
Praktek
Keseharian thdp
budaya
Keterlibatan
Dalam
komunitas
33. Kompetensi budaya bagi
perawat
Pemahaman budaya diri sendiri adalah
penting sebelum memahami budaya
orang lain.
“ Therapeutic cultural self” adalah
menggunakan dan mengetahui budaya
sendiri untuk mengerti dan merawat klien
yang memiliki budaya yang berbeda.
Proses untuk pemahaman budaya melalui
: pengetahuan, pengkajian dan tindakan
atau sesuatu yang dianut dan
dipraktekkan dalam kehidupan sehari –
hari.
34. Kompetensi budaya
Kompetensi budaya : mampu mendemonstrasikan
pengetahuan, memahami perbedaan budaya klien,
menerima, menghormati perbedaan budaya dan
mengadopsi perawatan agar sesuai dengan budaya
klien.
Kompetensi budaya melalui tahapan : Kesadarab
budaya, pengetahuan tentang budaya dan sensitivitas
akan budaya.
35. Sadar akan budaya yang dimiliki oleh diri
sendiri.
Terbuka, sehingga klien akan “sharing”
informasi tentang kesehatan dan kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan.
Jujur dengan diri sendiri., sehingga perawat
mengerti cara memberikan asuhan
keperawatan yang tepat.
Nyata, dengan memahami bahwa budaya
yang dimiliki orang lain adalah berbeda tetapi
sama validnya.
37. Cultural destructiveness
Menggunakan dan memegang sikap,
perilaku yang destruktif secara aktif
Mencari untuk merusak budaya lain
Melihat budaya lain sebagai hal yang
kurang baik ( inferior)
Contoh Cultural destructiveness :
Penolakan layanan kesehatan yang
didasarkan tidak mampu bayar.
Berpartisipasi dalam eksploitasi dan
membuat layanan yang tidak mampu
didapat.
Menolak untuk peka terhadap budaya
yang berbeda
38. Cultural incapacity
Memegang sikap paternalistik
Tidak dapat bekerja dengan tidak sengaja
dengan orang yang berbeda dari budaya
yang dominan
Mempercayai bahwa budaya yang dominan
adalah superior
Memepertahankan stereotype tentang
kelompok lain.
Contoh :
Mengasumsikan bahwa orang mencuri
didasarkan pada stereotipe budaya
Menolak untuk mempertimbangkan cara baru
dalam keperawatan yang didasarkan pada
budaya.
39. Cultural inattention
Mempercayai budaya, warna kulit tidak
mempunyai makna.
Mempercayai setiap orang menerima
askep dgn cara yang sama
Mengabaikan kekuatan dari budaya yang
berbeda
Contoh :
Memberikan makanan yang tidak
memahami perbedaan budaya
Memiliki sikap negatif bila tidak bertindak
seperti yang perawat harapkan.
40. Cultural Precompetence
Memahami kelemahan pada diri dalam
memberi asuhan keperawatan pada
kelompok budaya yg berbeda.
Kurang informasi tentang apa yang
mungkin dan bagaiman untuk memproses
agar menjadi lebih baik.
Contoh :
Tidak mencari informasi sehubungan
dengan produk yang digunakan
Memahami makanan kesukaan tetapi
memberikan makanan sesuai RS
Memahami keterbatasan budaya dan
mendorong training
41. Basic Cultural Competence
Menerima dan menghormati perbedaan
Memperhatikan terhadap dinamika perbedaan
Membedakan layanan yang didasarkan pada
identitas budayanya.
Contoh :
Mengobservasi interaksi keluarga yang
didasarkan pada pengetahuan tentang kelompok
budaya
Menanyakan dengan tidak menghakimi tentang
bagaimana keluarga mengidentifikasi dengan
budaya.
42. Advanced Cultural
Competence
Berusaha meningkatkan pengetahuan budaya
klien
Memegang budaya dalam ideal diri
Dapat mengidentifikasi diskriminasi
didasarkan pada budaya
Berusaha aktif dalam advocacy dan
pendidikan
Contoh :
Belajar bahasa klien
Melakukan wawancara yang sesuai dengan
budaya klien dan keluarga
Melakukan asuhan keperawatan yang peka
thdp budaya dan memberikan pendidikan
pada orang lain.
43.
44. CULTURE CARE
Wor ldview
Cultural & Social Structure Dimensions
Cultur al Value,
Beliefs &
Lifeways
Kindship &
Social
Factors
Religious &
Philosophilcal
Factor s
Technological
Factors
Political &
Legal
Factor s
Environmental Context,
Language & Ethnohistory
Ec onomic
Factors
Educational
Factor s
Influenc
es
Care Expr essions
Patt er ns & Pract ices
Holist ic Health / Illnes / Deat h
Focus : Individuals, Families, Groups, Communities or Institutions
in Diver se Health Contex of
Professional
Car e-Cur e
Pr actices
Gener ie (Folk)
Care
Nursing Car e
Pr actices
Cultur e Car e Pr eser vation/Maintenance
Cultur e Car e Accommodation/Negotiation
Cultur e Car e Repatter ning/Restr uctur ing
Cult ur ally Congr uent Car e for Healt h, Well-being or Dying
Tr anscultur al Car e Decisions & Actions
Code: (Influences)
45. Cultural care
Nilai, keyakinan dan ekspresi yang terpola
yang diketahui secara kognitif , dimana hal
tersebut membantu, mendukung dan
memungkinkan individu atau kelompok lain
untuk mempertahankan kesejahteraan,
meningkatkan kondisi individu atau jalan
hidup atau dalam menghadapi kematian dan
ketidakmampuan.
46. Lanjutan…
Pandangan dunia ( world view) adalah cara individu
melihat dunia dan membentuk gambaran atau
pendirian tentang dunia dan kehidupannya.
Struktur sosial ( social structure) merupakan sifat
yang dinamik dari faktor organisasi dan struktur
terhadap budaya tertentu dan bagaimana fungsi
faktor- faktor tersebut memberikan makna. Hal ini
termasuk : faktor agama, afiliasi, politik, ekonomi,
pendidikan, teknologi, dan budaya.
47. Lanjutan…..
Konteks lingkungan ( environmental context) adalah
keseluruhan kejadian, situasi, pengalaman tertentu
yang memberikan makna untuk ekspresi manusia
termasuk interaksi sosial, diemensi fisik, ekologi,
emosi dan budaya.
Folk health or well being system adalah perawatan
kesehatan atau praktek pengobatan tradisional
yang mempunyai makna khusus dan berguna untuk
menyembuhkan atau membantu orang yang secara
umum di tawarkan di masyarakat dengan praktisi
lokal setempat.
48. Lanjutan…..
Kesehatan (Health ) adalah keadaan sejahtera yang
didefinisikan, dinilai,di praktekkan dengan budaya
yang merefleksikan kemampuan kelompok untuk
melakukan aktivitasnya dan perannya sehari – hari
dengan cara yang memuaskan secara budaya.
Sistem kesehatan profesional ( Professional health
system) adalah pelayanan pengobatan dan
perawatan melalui institusi pendidikan formal.
49. Lanjutan….
Perawatan adalah tindakan secara langsung yang
membantu, mendukung dan memfasilitasi kelompok
atau individu dengan kebutuhannya untuk
meningkatkan kondisi individu dan jalan hidupnya.
Cultural care preservation merupakan usaha
mempertahankan yang meliputi tindakan dan
keputusan yang membantu dan mendukung pada
klien dengan budaya tertentu untuk
mempertahankan kesehatan, menyembuhkan
penyakitnya dan dalammenghadapi kematian.
50. Lanjutan……
Cultural care accomodation adalah
merupakan usaha negosiasi yang
meliputi tindakan dan keputusan yang
membantu dan mendukung pada klien
dengan budayanya tertentu untuk
beradaptasi dan negosiasi terhadap
status kesehatan yang menguntungkan
dan memuaskan serta, dalam menghadapi
kematian.
51. Lanjutan……
Cultural care repatterning adalah merupakan
usaha membentuk kembali serta
mempertahankannya yang meliputi tindakan
dan keputusan yang membantu dan
mendukung pada klien dengan budaya
tertentu untuk merubah jalan hidup yang
baru atau pola yang berbeda yang bermakna
dan memuaskan secara budaya atau yang
mendukung pola hidup yang sehat dan
menguntungkan.
52. TUGAS
Silahkan identifikasi kasus perbedaan budaya yang
anda ketahui
Aplikasikan model sunrise atau teori leininger dalam
kasus yang telah anda identifikasi.
Selamat BEKERJA!!!