SlideShare a Scribd company logo
Urip Mudjiono , ST , MT
Hal 1
 Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh
kesimpulan:
◦ Arus short circuit rotor dibatasi oleh impedansi
rotor
◦ Impedansi terdiri dari dua komponen yaitu:
 Resistansi rotor RR
 Reaktansi diri sXBR (XBR Reaktansi diri rotor pada stand-still)
◦ Selama reaktansi diri merupakan fungsi dari
frekuensi, reaktansi proportional terhadap slip
 Sebagai hasil, arus rotor menjadi
2
2
R
R
R
R
X
R
E
I


BR
R
BR
R
sX
X
sE
E


2
2
)
( BR
R
BR
R
sX
R
sE
I


bila, maka,
jika penyebut dan pembilang dibagi dengan s,
maka:
2
2
]
[ BR
R
BR
R
X
s
R
E
I


sehingga rangkaian ekuivalen rotor per fasa menjadi:
Pembagian dengan s
merubah titik referensi dari
rotor ke rangkaian stator
 Untuk tujuan menyamakan dengan
rangkaian resistansi rotor RR yang
sebenarnya, maka RR/s dipisah dalam dua
komponen:
R
R
R
R
R
R
s
R
s
R



)
1
1
( 


s
R
R
s
R
R
R
R
 sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai
berikut:
RANGKAIAN EKUIVALEN ROTOR
 ROTOR POWER INPUT (RPI)
 ROTOR COPPER LOSS (RCL)
 ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
 OUT-PUT POWER
)
1
1
( 


s
R
R
s
R
R
R
R
Ketiga komponen daya tersebut didapat dari
persamaan:
bila ruas kanan dan ruas kiri
dari persamaan ini dikalikan
dengan IR
2, maka:
)
1
1
(
2
2
2



s
R
I
R
I
s
R
I R
R
R
R
R
R
s
R
I R
R
2
R
R R
I
2
)
1
1
(
2

s
R
I R
R
Dimana:
ROTOR POWER INPUT (RPI)
ROTOR COPPER LOSS (RCL)
ROTOR POWER DEVELOPED (RPD
RPI = RCL + RPD
s
R
I
RPI R
R
2

)
1
(
2
s
s
R
I
RPD R
R


)
1
1
(
2


s
R
I
RPD R
R )
1
(
2
s
s
R
I
RPD R
R


)
1
( s
RPI
RPD 

s
R
I
RPI R
R
2

R
R R
I
sRPI
2
 R
R R
I
RCL
2

RCL
sRPI  sRPI
RCL 
 Daya yang dibangkitkan di poros rotor dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Pout = RPD - Protasional
Protasional adalah daya hilang yang
disebabkan oleh gaya gesekan
(friksi) dan angin (kipas pendingin)
 Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang
dibangkitkan di celah udara yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:
s
e
RPI
T


60
2 s
s
n

 
 Torsi poros Td adalah torsi yang
dibangkitkan di poros rotor yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:
R
d
RPD
T


R
out
d
P
T


60
2 r
r
n

 
 Bila rugi Protasional diabaikan maka Td dapat
dinyatakan dengan persamaan:
 Terdiri dari
◦ Tahanan stator Rs
◦ Reaktasi induktif Xs
◦ Rangkaian magnetisasi (tidak boleh diabaikan
seperti trafo karena rangkaian ini menyatakan celah
udara)
 Rangkaian stator per fasa dinyatakan pada
gambar berikut:
 Bila tegangan konstan
◦ Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi
tanpa beban sampai beban penuh
◦ Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian
tetapi:
 rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi
◦ Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d
50% dari arus nominal
◦ Reaktansi magnetisasi merupakan komponen
penting pada rangkaian pengganti
 Sehingga penyederhanaan diagram
rangkaian stator menjadi seperti gambar
berikut:
 Sisi stator sebagai referensi parameter rotor
 Untuk menggabung rangkaian rotor dengan
rangkaian stator maka dapat digunakan
konsep: “daya stator sama dengan daya rotor”
 Sehingga EBR harus sama dengan ES
 ES = a.EBR = E’BR
 I’R = IR/a
 R’R =a2.RR
 X’BR =a2.XBR
 Konstanta a merupakan transformasi tegangan
stator ke rotor
 Dari diagram rangkaian berikut dapat dibuat
dua persamaan:
S
R
M
M
S
S V
)I'
X
(0
-
)Is
X
X
R
( 


 j
j
j
0
)I'
X
X'
s
R'
(
)Is
X
0
( R
M
BR
R
M 




 j
j
j





























0
'
)
'
(
'
)
0
(
)
0
(
)
(
S
R
S
M
BR
R
M
M
M
S
S V
I
I
X
X
j
s
R
jX
jX
X
X
j
R
 Loop I:
 Loop II:
 Dibuat dalam bentuk matrik didapat:
)
'
(
'
)
0
(
)
0
(
)
(
M
BR
R
M
M
M
S
S
X
X
j
s
R
jX
jX
X
X
j
R

















)
'
(
'
0
)
0
(
0
M
BR
R
M
S
S
X
X
j
s
R
jX
j
V
I
 Tentukan nilai deteminant () konstanta
matrik, dengan:
 Arus IS didapat dengan persamaan:













0
)
0
(
)
0
(
)
(
' M
S
M
S
S
R
jX
j
V
X
X
j
R
I
 Arus IR didapat dengan persamaan:
 Arus magnetisasi IM diperoleh dari:
 Faktor daya motor didapat dari Cos sudut arus
stator IS
IM = IS – I’R

cos
3 S
SV
xI
SPI 
S
S R
xI
SCL
2
3

 STATOR POWER INPUT (SPI)
 STATOR COPPER LOSS (SCL)
s
R
xI
RPI R
R
'
'
3
2

R
R R
xI
RCL '
'
3
2

 ROTOR POWER INPUT (RPI)
 ROTOR COPPER LOSS (RCL)
)
1
1
(
'
'
3
2


s
R
xI
RPD R
R
 ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
 ROTASIONAL LOSS (PR)
 OUTPUT POWER (PO)
PO = RPD - PR
Rugi-rugi yang disebabkan oleh gesekan
dan angin
POUT
SPI
RPI
RPD
SCL RCL PR
 Mengacu pada diagram lengkap motor
induksi tiap fasa
 Untuk tujuan menyederhanakan analisa,
pindahkan parameter XM mendekati sumber
tegangan maka didapat diagram rangkaian
seperti berikut:
 Dari rangkaian penyederhanaan didapat
persamaan arus I’R sebagai berikut:
)
'
(
)
'
(
'
R
S
BR
S
S
R
X
X
j
s
R
R
V
I




M
S
M
jX
V
I 
 Arus pemagnetan IM sebagai berikut:
R
M
S I'
I
I 

S
S R
xI
SCL
2
3

 Arus stator IS sebagai berikut:
 Bila mengikuti gambar rangkaian maka rugi
tembaga stator SCL menggunakan arus I’R. Tetapi
untuk mengurangi error yang tinggi pada
perhitungan efisiensi maka SCL dihitung
menggunakan persamaan berikut:
 Faktor daya motor didapat dari Cos sudut arus
stator IS
 Perhitungan daya dan rugi-rugi yang lain sama
seperti perhitungan metode LOOP
 Menyatakan perbandingan daya output
dengan daya input
in
loos
in
loos
in
in
out
P
P
P
P
P
P
P




 1

%
100
x
P
P
in
out


 Bila dinyatakan dalam prosen maka,
A three-phase 220-V 60-Hz six-pole 10-hp
induction motor has following circuit parameters on a
per phase basis referrred to the stator:
RS = 0.344 W R’R = 0.147W
XS = 0.498 W X’R = 0.224W X’M = 12.6W
Assuming a Y-connected stator winding. The
rotational losses and core loss combined amount to
262 W and may be assumed constant. For slip of 2.8
% determine:
◦ the line current and power factor
◦ the shaft torque and output horse power
◦ the efficiency
 the phase voltage
is:
V
127
3
/
220 
 the equivalent circuit is given in Figure:
27
1
)I'
6
,
2
1
(0
-
)Is
098
,
13
344
,
0
( R 

 j
j
0
)I'
824
,
12
(5,25
)Is
6
,
2
1
0
( R 



 j
j

























0
127
'
824
,
12
25
,
5
)
6
,
12
0
(
)
6
,
12
0
(
098
,
13
344
,
0
R
S
I
I
j
j
j
j
 Loop I:
 Loop II:
 Dibuat dalam bentuk matrik didapat:
73,17
7,4
(-158.76)
-
167,97
-
68,76
4,41
1,81
824
,
12
25
,
5
)
6
,
12
0
(
)
6
,
12
0
(
098
,
13
344
,
0
j
j
j
j
j
j
j














 Tentukan nilai deteminant () konstanta
matrik, dengan:






















04
,
28
93
,
23
,25
1
1
-
23,64
17
,
73
4
,
7
1628.65
666,75
17
,
73
4
,
7
824
,
12
25
,
5
0
)
6
,
12
0
(
0
127
824
,
12
25
,
5
0
)
6
,
12
0
(
0
127
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
IS
a. Arus IS didapat dengan persamaan:


















77
,
5
757
,
21
2,19
22,747
17
,
73
4
,
7
1600,2
0
17
,
73
4
,
7
0
)
6
,
12
0
(
0
127
824
,
12
25
,
5
'
j
j
j
j
j
j
j
I R
Arus IR didapat dengan persamaan:
Power faktor motor (diambil dari sudut IS):
88
,
0
)
04
,
28
cos( 


PF
b. The shaft torque and output horse power
Kecepatan sinkron dari motor adalah :
rpm
P
f
n s
s 1200
6
60
120
120





rpm
n
s
n s
r 1166
)
028
,
0
1
(
)
1
( 




rad/detik
1
,
122
60
1166
2
60
2



x
nr
r



Kecepatan rotor adalah :
Kecepatan sudut rotor adalah :
W
7455,531
25
,
5
757
,
21
3
'
'
3
2
2



x
x
s
R
I
RPI R
R
W
7246.776
0,028)
-
7455.531(1
)
1
(



 s
RPI
RPD
Rotor Power Input adalah :
Rotor Power Developed adalah :
Power Output adalah :
Torsi motor adalah :
Pout = RPD – Protasional
= 7246,776 – 262
= 6984,776 W
m
-
N
57.2
1
,
122
6984.776



R
out
d
P
T

9.36
746
6984.776
746


 out
P
HP
Horsepower motor adalah :
Power loos adalah :
c. Efisiensi motor adalah :
Protasional + Core loss = 262 W
RCL = 0,028 x 7455,351 = 208.75 W
SCL = 3x23,932x 0,344 = 590,97 W +
Total loss = 1061,72 W
,8%
6
8
1061,72
6984,776
6984,776
%
100




 x
P
P
P
loss
out
out

 the phase voltage
is:
V
127
3
/
220 
 the equivalent circuit is given in Figure:
A
j
j
IR
,88
2
-
22,33
4
,
7
52
,
22
722
,
0
25
,
5
344
,
0
127








Arus IR didapat dengan persamaan:
A
j
j
IM 08
,
10
6
,
12
127



Arus IM didapat dengan persamaan:
A
j
j
IS








1
,
30
82
,
25
,96
12
-
22,33
)
08
,
10
88
,
2
(
33
,
22
a. Arus Sumber IS didapat dari :
Power faktor motor (diambil dari sudut IS):
865
,
0
)
1
,
30
cos( 


PF
b. The shaft torque and output horse power
Kecepatan sinkron dari motor adalah :
rpm
P
f
n s
s 1200
6
60
120
120





rpm
n
s
n s
r 1166
)
028
,
0
1
(
)
1
( 




rad/detik
1
,
122
60
1166
2
60
2



x
nr
r



Kecepatan rotor adalah :
Kecepatan sudut rotor adalah :
W
7988
25
,
5
52
,
22
3
'
'
3
2
2



x
x
s
R
I
RPI R
R
W
7764
0,028)
-
7988(1
)
1
(



 s
RPI
RPD
Rotor Power Input adalah :
Rotor Power Developed adalah :
Power Output adalah :
Torsi motor adalah :
Pout = RPD – Protasional
= 7764 – 262
= 7502 W
m
-
N
.4
1
6
1
,
122
7502



R
out
d
P
T

.1
0
1
746
7502
746


 out
P
HP
Horsepower motor adalah :
Power loos adalah :
c. Efisiensi motor adalah :
Protasional + Core loss = 262 W
RCL = 0,028 x 7988 = 224 W
SCL = 3x25,822x 0,344 = 688 W +
Total loss = 1174 W
,5%
6
8
1174
7502
7502
%
100




 x
P
P
P
loss
out
out

 Arus sumber
A
j
IS 



 1
,
30
82
,
25
,96
12
-
22,33
A
j
IS 



 04
,
28
93
,
23
,25
1
1
-
23,64
 Metode Loop
 Metode Pendekatan
 Torsi Poros dan Output
Horsepower
1
,
10
m
N
4
,
61 

 HP
Td
 Metode Loop
 Metode Pendekatan
36
,
9
m
N
2
,
57 

 HP
Td
 Efisiensi
,8%
86


,5%
86


 Metode Loop
 Metode Pendekatan
 Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas
berdasarkan National Electrical
Manufacturers Association (NEMA)
◦ Motor kelas A
 Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil
 Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan
berbeban
 Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
 Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas
berdasarkan National Electrical Manufacturers
Association (NEMA)
◦ Motor kelas B
 Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal
dan arus starting normal
 Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah
5%)
 Torsi starting sekitar 150% dari rated
 Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar
600% dari full load
◦ Motor kelas C
 Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan
motor kelas B
 Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full
load
 Torsi starting sekitar 200% dari rated
 Untuk konveyor, pompa, kompresor dll
 Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas
berdasarkan National Electrical
Manufacturers Association (NEMA)
◦ Motor kelas D
 Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting
relatif rendah
 Slip besar
 Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih
rendah dibandingkan kelas motor lainnya
 Torsi starting sekitar 300%
 Pada saat bergerak:
◦ medan putar rotor maksimum
◦ fluks dalam stator sama dengan dalam rotor
◦ tegangan yang dibangkitkan berkurang sesuai
dengan slip yang terjadi
◦ Frekuensi rotor semakin berkurang sesuai
dengan penurunan slip
 Dapat disimpulkan bahwa:
◦ Er = s x EBR
 Er tegangan induksi rotor
 EBR tegangan induksi rotor saat standstill
◦ fR = s x fS
 fR frekuensi rotor
 fS frekuensi stator
 A three-phase 60 Hz four-pole 220-V
wound induction motor has a stator
winding Delta connected and a rotor
winding Y connected. The rotor has 40% as
many turns as the stator. For a rotor speed
of 1710 r/min, calculate:
◦ The slip
◦ The block rotor-induced voltage per phase EBR
◦ The rotor-induced voltage per phase ER
◦ The voltage between rotor terminals
◦ The rotor frequency
 The slip
min
/
1800
4
60
120
120
r
x
p
f
ns 


05
,
0
1800
1710
1
1 




s
r
n
n
s
 The block rotor-induced voltage per phase EBR
 The rotor-induced voltage per phase ER
phase
V
of
E stator
BR /
%
40

phase
V
x
EBR /
88
220
4
,
0 

V
4
,
4
88
05
,
0 

 x
sE
E BR
R
 The voltage between rotor terminals
 The rotor frequency
V
x
V rotor
L
L 62
,
7
4
,
4
3
)
( 


R
rotor
L
L V
V 3
)
( 

z
x
sf
fR H
3
60
05
,
0 


 Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh
kesimpulan:
◦ Arus short circuit rotor dibatasi oleh impedansi
rotor
◦ Impedansi terdiri dari dua komponen yaitu:
 Resistansi rotor RR
 Reaktansi diri sXBR (XBR Reaktansi diri rotor pada stand-still)
◦ Selama reaktansi diri merupakan fungsi dari
frekuensi, reaktansi proportional terhadap slip
 Sebagai hasil, arus rotor menjadi
2
2
R
R
R
R
X
R
E
I


BR
R
BR
R
sX
X
sE
E


2
2
)
( BR
R
BR
R
sX
R
sE
I


bila, maka,
jika penyebut dan pembilang dibagi dengan s,
maka:
2
2
]
[ BR
R
BR
R
X
s
R
E
I


sehingga rangkaian ekuivalen rotor per fasa menjadi:
Pembagian dengan s
merubah titik referensi dari
rotor ke rangkaian stator
 Untuk tujuan menyamakan dengan
rangkaian resistansi rotor RR yang
sebenarnya, maka RR/s dipisah dalam dua
komponen:
R
R
R
R
R
R
s
R
s
R



)
1
1
( 


s
R
R
s
R
R
R
R
 sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai
berikut:
RANGKAIAN EKUIVALEN ROTOR
 ROTOR POWER INPUT (RPI)
 ROTOR COPPER LOSS (RCL)
 ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
 OUT-PUT POWER
)
1
1
( 


s
R
R
s
R
R
R
R
Ketiga komponen daya tersebut didapat dari
persamaan:
bila ruas kanan dan ruas kiri
dari persamaan ini dikalikan
dengan IR
2, maka:
)
1
1
(
2
2
2



s
R
I
R
I
s
R
I R
R
R
R
R
R
s
R
I R
R
2
R
R R
I
2
)
1
1
(
2

s
R
I R
R
Dimana:
ROTOR POWER INPUT (RPI)
ROTOR COPPER LOSS (RCL)
ROTOR POWER DEVELOPED (RPD
RPI = RCL + RPD
s
R
I
RPI R
R
2

)
1
(
2
s
s
R
I
RPD R
R


)
1
1
(
2


s
R
I
RPD R
R )
1
(
2
s
s
R
I
RPD R
R


)
1
( s
RPI
RPD 

s
R
I
RPI R
R
2

R
R R
I
sRPI
2
 R
R R
I
RCL
2

RCL
sRPI  sRPI
RCL 
 Daya yang dibangkitkan di poros rotor dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Pout = RPD - Protasional
Protasional adalah daya hilang yang
disebabkan oleh gaya gesekan
(friksi) dan angin (kipas pendingin)
 Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang
dibangkitkan di celah udara yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:
s
e
RPI
T


60
2 s
s
n

 
 Torsi poros Td adalah torsi yang
dibangkitkan di poros rotor yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:
R
d
RPD
T


R
out
d
P
T


60
2 r
r
n

 
 Bila rugi Protasional diabaikan maka Td dapat
dinyatakan dengan persamaan:
 Terdiri dari
◦ Tahanan stator Rs
◦ Reaktasi induktif Xs
◦ Rangkaian magnetisasi (tidak boleh diabaikan
seperti trafo karena rangkaian ini menyatakan celah
udara)
 Rangkaian stator per fasa dinyatakan pada
gambar berikut:
 Bila tegangan konstan
◦ Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi
tanpa beban sampai beban penuh
◦ Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian
tetapi:
 rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi
◦ Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d
50% dari arus nominal
◦ Reaktansi magnetisasi merupakan komponen
penting pada rangkaian pengganti
 Sehingga penyederhanaan diagram
rangkaian stator menjadi seperti gambar
berikut:
 Sisi stator sebagai referensi parameter rotor
 Untuk menggabung rangkaian rotor dengan
rangkaian stator maka dapat digunakan
konsep: “daya stator sama dengan daya rotor”
 Sehingga EBR harus sama dengan ES
 ES = a.EBR = E’BR
 I’R = IR/a
 R’R =a2.RR
 X’BR =a2.XBR
 Konstanta a merupakan transformasi tegangan
stator ke rotor

More Related Content

Similar to Pertemuan 10.ppt

Mesin induksi
Mesin induksiMesin induksi
Mesin induksi
Novia Putri
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
Eko Prapitag
 
Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dcTugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
FarhanRiko
 
Open loop motor dc Simulink
Open loop motor dc SimulinkOpen loop motor dc Simulink
Open loop motor dc Simulink
Annisa Sabrina Batrisyia
 
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamotor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
diniragita
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
noval66
 
MESIN LISTRIK.pptx
MESIN LISTRIK.pptxMESIN LISTRIK.pptx
MESIN LISTRIK.pptx
KhairulGinting1
 
Makalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrikMakalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrik
Muji Ajhaei Ajhaei
 
Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartley
Novita Lestari
 
Modul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor InduksiModul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor Induksi
Hikmah Fatwa Nurodin
 
Open loop motor dc
Open loop motor dcOpen loop motor dc
Open loop motor dc
Setiabudi Bagoes
 
174983 id-none
174983 id-none174983 id-none
174983 id-none
jaNAKKA
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkron
Kevin Adit
 
Karakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidar
Karakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidarKarakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidar
Karakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidar
zaidabdrrhmns
 
Unit7
Unit7Unit7
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
Eko Supriyadi
 
Komponen Komponen Elektronika Daya
Komponen Komponen Elektronika DayaKomponen Komponen Elektronika Daya
Komponen Komponen Elektronika Daya
irfandwisetiadi
 
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik ElektronikaTugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Rizky Winarko
 
Kd 3. 15 thyristor
Kd 3. 15  thyristorKd 3. 15  thyristor
Kd 3. 15 thyristor
SuratmanCilacap
 

Similar to Pertemuan 10.ppt (20)

Mesin induksi
Mesin induksiMesin induksi
Mesin induksi
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dcTugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
 
Open loop motor dc Simulink
Open loop motor dc SimulinkOpen loop motor dc Simulink
Open loop motor dc Simulink
 
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamotor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
motor DC ok aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
MESIN LISTRIK.pptx
MESIN LISTRIK.pptxMESIN LISTRIK.pptx
MESIN LISTRIK.pptx
 
Makalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrikMakalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrik
 
Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartley
 
Modul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor InduksiModul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor Induksi
 
Open loop motor dc
Open loop motor dcOpen loop motor dc
Open loop motor dc
 
174983 id-none
174983 id-none174983 id-none
174983 id-none
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkron
 
Karakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidar
Karakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidarKarakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidar
Karakteristik transistor by zaid abdurrahman universitas tidar
 
Unit7
Unit7Unit7
Unit7
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
 
Komponen Komponen Elektronika Daya
Komponen Komponen Elektronika DayaKomponen Komponen Elektronika Daya
Komponen Komponen Elektronika Daya
 
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik ElektronikaTugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
 
Kd 3. 15 thyristor
Kd 3. 15  thyristorKd 3. 15  thyristor
Kd 3. 15 thyristor
 

Recently uploaded

PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknklPPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
AlifMuhammadRifq
 
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
dedysuryadi10
 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
ZamruddinHambali
 
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
HadisHasyimiMiftahul
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
SLIDE SHO
SLIDE SHOSLIDE SHO
SLIDE SHO
NordinMohd
 
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
muhammadridwanxz2
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
HaniDul
 

Recently uploaded (9)

PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknklPPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
 
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
 
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
SLIDE SHO
SLIDE SHOSLIDE SHO
SLIDE SHO
 
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
 

Pertemuan 10.ppt

  • 1. Urip Mudjiono , ST , MT Hal 1
  • 2.  Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh kesimpulan: ◦ Arus short circuit rotor dibatasi oleh impedansi rotor ◦ Impedansi terdiri dari dua komponen yaitu:  Resistansi rotor RR  Reaktansi diri sXBR (XBR Reaktansi diri rotor pada stand-still) ◦ Selama reaktansi diri merupakan fungsi dari frekuensi, reaktansi proportional terhadap slip
  • 3.  Sebagai hasil, arus rotor menjadi 2 2 R R R R X R E I   BR R BR R sX X sE E   2 2 ) ( BR R BR R sX R sE I   bila, maka,
  • 4. jika penyebut dan pembilang dibagi dengan s, maka: 2 2 ] [ BR R BR R X s R E I   sehingga rangkaian ekuivalen rotor per fasa menjadi: Pembagian dengan s merubah titik referensi dari rotor ke rangkaian stator
  • 5.  Untuk tujuan menyamakan dengan rangkaian resistansi rotor RR yang sebenarnya, maka RR/s dipisah dalam dua komponen: R R R R R R s R s R    ) 1 1 (    s R R s R R R R  sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai berikut:
  • 7.  ROTOR POWER INPUT (RPI)  ROTOR COPPER LOSS (RCL)  ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)  OUT-PUT POWER ) 1 1 (    s R R s R R R R Ketiga komponen daya tersebut didapat dari persamaan: bila ruas kanan dan ruas kiri dari persamaan ini dikalikan dengan IR 2, maka:
  • 8. ) 1 1 ( 2 2 2    s R I R I s R I R R R R R R s R I R R 2 R R R I 2 ) 1 1 ( 2  s R I R R Dimana: ROTOR POWER INPUT (RPI) ROTOR COPPER LOSS (RCL) ROTOR POWER DEVELOPED (RPD RPI = RCL + RPD
  • 9. s R I RPI R R 2  ) 1 ( 2 s s R I RPD R R   ) 1 1 ( 2   s R I RPD R R ) 1 ( 2 s s R I RPD R R   ) 1 ( s RPI RPD  
  • 10. s R I RPI R R 2  R R R I sRPI 2  R R R I RCL 2  RCL sRPI  sRPI RCL 
  • 11.  Daya yang dibangkitkan di poros rotor dapat dinyatakan dengan persamaan: Pout = RPD - Protasional Protasional adalah daya hilang yang disebabkan oleh gaya gesekan (friksi) dan angin (kipas pendingin)
  • 12.  Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang dibangkitkan di celah udara yang dapat dinyatakan dengan persamaan: s e RPI T   60 2 s s n   
  • 13.  Torsi poros Td adalah torsi yang dibangkitkan di poros rotor yang dapat dinyatakan dengan persamaan: R d RPD T   R out d P T   60 2 r r n     Bila rugi Protasional diabaikan maka Td dapat dinyatakan dengan persamaan:
  • 14.  Terdiri dari ◦ Tahanan stator Rs ◦ Reaktasi induktif Xs ◦ Rangkaian magnetisasi (tidak boleh diabaikan seperti trafo karena rangkaian ini menyatakan celah udara)  Rangkaian stator per fasa dinyatakan pada gambar berikut:
  • 15.
  • 16.  Bila tegangan konstan ◦ Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi tanpa beban sampai beban penuh ◦ Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian tetapi:  rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi ◦ Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d 50% dari arus nominal ◦ Reaktansi magnetisasi merupakan komponen penting pada rangkaian pengganti  Sehingga penyederhanaan diagram rangkaian stator menjadi seperti gambar berikut:
  • 17.
  • 18.  Sisi stator sebagai referensi parameter rotor  Untuk menggabung rangkaian rotor dengan rangkaian stator maka dapat digunakan konsep: “daya stator sama dengan daya rotor”  Sehingga EBR harus sama dengan ES  ES = a.EBR = E’BR  I’R = IR/a  R’R =a2.RR  X’BR =a2.XBR  Konstanta a merupakan transformasi tegangan stator ke rotor
  • 19.
  • 20.  Dari diagram rangkaian berikut dapat dibuat dua persamaan:
  • 21. S R M M S S V )I' X (0 - )Is X X R (     j j j 0 )I' X X' s R' ( )Is X 0 ( R M BR R M       j j j                              0 ' ) ' ( ' ) 0 ( ) 0 ( ) ( S R S M BR R M M M S S V I I X X j s R jX jX X X j R  Loop I:  Loop II:  Dibuat dalam bentuk matrik didapat:
  • 23.              0 ) 0 ( ) 0 ( ) ( ' M S M S S R jX j V X X j R I  Arus IR didapat dengan persamaan:  Arus magnetisasi IM diperoleh dari:  Faktor daya motor didapat dari Cos sudut arus stator IS IM = IS – I’R
  • 24.  cos 3 S SV xI SPI  S S R xI SCL 2 3   STATOR POWER INPUT (SPI)  STATOR COPPER LOSS (SCL)
  • 25. s R xI RPI R R ' ' 3 2  R R R xI RCL ' ' 3 2   ROTOR POWER INPUT (RPI)  ROTOR COPPER LOSS (RCL)
  • 26. ) 1 1 ( ' ' 3 2   s R xI RPD R R  ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)  ROTASIONAL LOSS (PR)  OUTPUT POWER (PO) PO = RPD - PR Rugi-rugi yang disebabkan oleh gesekan dan angin
  • 28.  Mengacu pada diagram lengkap motor induksi tiap fasa  Untuk tujuan menyederhanakan analisa, pindahkan parameter XM mendekati sumber tegangan maka didapat diagram rangkaian seperti berikut:
  • 29.
  • 30.  Dari rangkaian penyederhanaan didapat persamaan arus I’R sebagai berikut: ) ' ( ) ' ( ' R S BR S S R X X j s R R V I     M S M jX V I   Arus pemagnetan IM sebagai berikut:
  • 31. R M S I' I I   S S R xI SCL 2 3   Arus stator IS sebagai berikut:  Bila mengikuti gambar rangkaian maka rugi tembaga stator SCL menggunakan arus I’R. Tetapi untuk mengurangi error yang tinggi pada perhitungan efisiensi maka SCL dihitung menggunakan persamaan berikut:  Faktor daya motor didapat dari Cos sudut arus stator IS  Perhitungan daya dan rugi-rugi yang lain sama seperti perhitungan metode LOOP
  • 32.  Menyatakan perbandingan daya output dengan daya input in loos in loos in in out P P P P P P P      1  % 100 x P P in out    Bila dinyatakan dalam prosen maka,
  • 33. A three-phase 220-V 60-Hz six-pole 10-hp induction motor has following circuit parameters on a per phase basis referrred to the stator: RS = 0.344 W R’R = 0.147W XS = 0.498 W X’R = 0.224W X’M = 12.6W Assuming a Y-connected stator winding. The rotational losses and core loss combined amount to 262 W and may be assumed constant. For slip of 2.8 % determine: ◦ the line current and power factor ◦ the shaft torque and output horse power ◦ the efficiency
  • 34.  the phase voltage is: V 127 3 / 220   the equivalent circuit is given in Figure:
  • 35. 27 1 )I' 6 , 2 1 (0 - )Is 098 , 13 344 , 0 ( R    j j 0 )I' 824 , 12 (5,25 )Is 6 , 2 1 0 ( R      j j                          0 127 ' 824 , 12 25 , 5 ) 6 , 12 0 ( ) 6 , 12 0 ( 098 , 13 344 , 0 R S I I j j j j  Loop I:  Loop II:  Dibuat dalam bentuk matrik didapat:
  • 39. b. The shaft torque and output horse power Kecepatan sinkron dari motor adalah : rpm P f n s s 1200 6 60 120 120      rpm n s n s r 1166 ) 028 , 0 1 ( ) 1 (      rad/detik 1 , 122 60 1166 2 60 2    x nr r    Kecepatan rotor adalah : Kecepatan sudut rotor adalah :
  • 41. Power Output adalah : Torsi motor adalah : Pout = RPD – Protasional = 7246,776 – 262 = 6984,776 W m - N 57.2 1 , 122 6984.776    R out d P T  9.36 746 6984.776 746    out P HP Horsepower motor adalah :
  • 42. Power loos adalah : c. Efisiensi motor adalah : Protasional + Core loss = 262 W RCL = 0,028 x 7455,351 = 208.75 W SCL = 3x23,932x 0,344 = 590,97 W + Total loss = 1061,72 W ,8% 6 8 1061,72 6984,776 6984,776 % 100      x P P P loss out out 
  • 43.  the phase voltage is: V 127 3 / 220   the equivalent circuit is given in Figure:
  • 44. A j j IR ,88 2 - 22,33 4 , 7 52 , 22 722 , 0 25 , 5 344 , 0 127         Arus IR didapat dengan persamaan: A j j IM 08 , 10 6 , 12 127    Arus IM didapat dengan persamaan:
  • 45. A j j IS         1 , 30 82 , 25 ,96 12 - 22,33 ) 08 , 10 88 , 2 ( 33 , 22 a. Arus Sumber IS didapat dari : Power faktor motor (diambil dari sudut IS): 865 , 0 ) 1 , 30 cos(    PF
  • 46. b. The shaft torque and output horse power Kecepatan sinkron dari motor adalah : rpm P f n s s 1200 6 60 120 120      rpm n s n s r 1166 ) 028 , 0 1 ( ) 1 (      rad/detik 1 , 122 60 1166 2 60 2    x nr r    Kecepatan rotor adalah : Kecepatan sudut rotor adalah :
  • 48. Power Output adalah : Torsi motor adalah : Pout = RPD – Protasional = 7764 – 262 = 7502 W m - N .4 1 6 1 , 122 7502    R out d P T  .1 0 1 746 7502 746    out P HP Horsepower motor adalah :
  • 49. Power loos adalah : c. Efisiensi motor adalah : Protasional + Core loss = 262 W RCL = 0,028 x 7988 = 224 W SCL = 3x25,822x 0,344 = 688 W + Total loss = 1174 W ,5% 6 8 1174 7502 7502 % 100      x P P P loss out out 
  • 50.  Arus sumber A j IS      1 , 30 82 , 25 ,96 12 - 22,33 A j IS      04 , 28 93 , 23 ,25 1 1 - 23,64  Metode Loop  Metode Pendekatan
  • 51.  Torsi Poros dan Output Horsepower 1 , 10 m N 4 , 61    HP Td  Metode Loop  Metode Pendekatan 36 , 9 m N 2 , 57    HP Td
  • 53.  Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas berdasarkan National Electrical Manufacturers Association (NEMA) ◦ Motor kelas A  Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil  Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan berbeban  Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
  • 54.  Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas berdasarkan National Electrical Manufacturers Association (NEMA) ◦ Motor kelas B  Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan arus starting normal  Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah 5%)  Torsi starting sekitar 150% dari rated  Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600% dari full load ◦ Motor kelas C  Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas B  Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load  Torsi starting sekitar 200% dari rated  Untuk konveyor, pompa, kompresor dll
  • 55.  Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas berdasarkan National Electrical Manufacturers Association (NEMA) ◦ Motor kelas D  Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif rendah  Slip besar  Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan kelas motor lainnya  Torsi starting sekitar 300%
  • 56.
  • 57.
  • 58.  Pada saat bergerak: ◦ medan putar rotor maksimum ◦ fluks dalam stator sama dengan dalam rotor ◦ tegangan yang dibangkitkan berkurang sesuai dengan slip yang terjadi ◦ Frekuensi rotor semakin berkurang sesuai dengan penurunan slip  Dapat disimpulkan bahwa: ◦ Er = s x EBR  Er tegangan induksi rotor  EBR tegangan induksi rotor saat standstill ◦ fR = s x fS  fR frekuensi rotor  fS frekuensi stator
  • 59.  A three-phase 60 Hz four-pole 220-V wound induction motor has a stator winding Delta connected and a rotor winding Y connected. The rotor has 40% as many turns as the stator. For a rotor speed of 1710 r/min, calculate: ◦ The slip ◦ The block rotor-induced voltage per phase EBR ◦ The rotor-induced voltage per phase ER ◦ The voltage between rotor terminals ◦ The rotor frequency
  • 60.  The slip min / 1800 4 60 120 120 r x p f ns    05 , 0 1800 1710 1 1      s r n n s
  • 61.  The block rotor-induced voltage per phase EBR  The rotor-induced voltage per phase ER phase V of E stator BR / % 40  phase V x EBR / 88 220 4 , 0   V 4 , 4 88 05 , 0    x sE E BR R
  • 62.  The voltage between rotor terminals  The rotor frequency V x V rotor L L 62 , 7 4 , 4 3 ) (    R rotor L L V V 3 ) (   z x sf fR H 3 60 05 , 0   
  • 63.  Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh kesimpulan: ◦ Arus short circuit rotor dibatasi oleh impedansi rotor ◦ Impedansi terdiri dari dua komponen yaitu:  Resistansi rotor RR  Reaktansi diri sXBR (XBR Reaktansi diri rotor pada stand-still) ◦ Selama reaktansi diri merupakan fungsi dari frekuensi, reaktansi proportional terhadap slip
  • 64.  Sebagai hasil, arus rotor menjadi 2 2 R R R R X R E I   BR R BR R sX X sE E   2 2 ) ( BR R BR R sX R sE I   bila, maka,
  • 65. jika penyebut dan pembilang dibagi dengan s, maka: 2 2 ] [ BR R BR R X s R E I   sehingga rangkaian ekuivalen rotor per fasa menjadi: Pembagian dengan s merubah titik referensi dari rotor ke rangkaian stator
  • 66.  Untuk tujuan menyamakan dengan rangkaian resistansi rotor RR yang sebenarnya, maka RR/s dipisah dalam dua komponen: R R R R R R s R s R    ) 1 1 (    s R R s R R R R  sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai berikut:
  • 68.  ROTOR POWER INPUT (RPI)  ROTOR COPPER LOSS (RCL)  ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)  OUT-PUT POWER ) 1 1 (    s R R s R R R R Ketiga komponen daya tersebut didapat dari persamaan: bila ruas kanan dan ruas kiri dari persamaan ini dikalikan dengan IR 2, maka:
  • 69. ) 1 1 ( 2 2 2    s R I R I s R I R R R R R R s R I R R 2 R R R I 2 ) 1 1 ( 2  s R I R R Dimana: ROTOR POWER INPUT (RPI) ROTOR COPPER LOSS (RCL) ROTOR POWER DEVELOPED (RPD RPI = RCL + RPD
  • 70. s R I RPI R R 2  ) 1 ( 2 s s R I RPD R R   ) 1 1 ( 2   s R I RPD R R ) 1 ( 2 s s R I RPD R R   ) 1 ( s RPI RPD  
  • 71. s R I RPI R R 2  R R R I sRPI 2  R R R I RCL 2  RCL sRPI  sRPI RCL 
  • 72.  Daya yang dibangkitkan di poros rotor dapat dinyatakan dengan persamaan: Pout = RPD - Protasional Protasional adalah daya hilang yang disebabkan oleh gaya gesekan (friksi) dan angin (kipas pendingin)
  • 73.  Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang dibangkitkan di celah udara yang dapat dinyatakan dengan persamaan: s e RPI T   60 2 s s n   
  • 74.  Torsi poros Td adalah torsi yang dibangkitkan di poros rotor yang dapat dinyatakan dengan persamaan: R d RPD T   R out d P T   60 2 r r n     Bila rugi Protasional diabaikan maka Td dapat dinyatakan dengan persamaan:
  • 75.  Terdiri dari ◦ Tahanan stator Rs ◦ Reaktasi induktif Xs ◦ Rangkaian magnetisasi (tidak boleh diabaikan seperti trafo karena rangkaian ini menyatakan celah udara)  Rangkaian stator per fasa dinyatakan pada gambar berikut:
  • 76.
  • 77.  Bila tegangan konstan ◦ Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi tanpa beban sampai beban penuh ◦ Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian tetapi:  rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi ◦ Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d 50% dari arus nominal ◦ Reaktansi magnetisasi merupakan komponen penting pada rangkaian pengganti  Sehingga penyederhanaan diagram rangkaian stator menjadi seperti gambar berikut:
  • 78.
  • 79.  Sisi stator sebagai referensi parameter rotor  Untuk menggabung rangkaian rotor dengan rangkaian stator maka dapat digunakan konsep: “daya stator sama dengan daya rotor”  Sehingga EBR harus sama dengan ES  ES = a.EBR = E’BR  I’R = IR/a  R’R =a2.RR  X’BR =a2.XBR  Konstanta a merupakan transformasi tegangan stator ke rotor