Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pertanggungjawaban dan penentuan harga transfer antar divisi dalam suatu perusahaan; (2) Ada beberapa metode penentuan harga transfer seperti metode harga pasar, biaya ditambah laba, negosiasi, dan arbitrasi; (3) Harga transfer bertujuan memberikan informasi relevan kepada setiap divisi dan memotivasi manajer divisi untuk membuat keputus
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
7. Pusat Biaya
(Cost Center)
Manajer bertanggungjawab
hanya terhadap biaya.
Pusat Pendapatan
(Revenue Center)
Manajer bertanggungjawaban
hanya untuk penjualan.
Pusat Laba
(Profit center)
Manajer bertanggungjawab
terhadap pendapatan dan
Biaya.
Pusat Investasi
(Invesment Center)
Manajer bertanggungjawab terhadap
penjualan, biaya, dan investasi.
Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
menurut Atkison
8. Sentralisasi
(centralized decision making)
Desentralisasi
(decentralized decision
making)
Keputusan dibuat pada
tingkat manajemen puncak dan manajer
pada jenjang yg lebih rendah
bertanggungjawab atas
pengimplementasian keputusan
keputusan tersebut.
Manajer yang berada pada jenjang
lebih rendah diperkenankan
untuk membuat dan
mengimplementasikan
keputusan-keputusan penting
yang berkaitan dengan wilayah
pertanggungjawaban mereka.
Pendekatan Pengambilan
Keputusan
9. Kemudahan mengumpulkan dan
menggunakan informasi lokal
01
Memfokuskan manajemen pusat
02
Melatih dan memberi motivasi pada manajer
segmen
03
Meningkatkan daya saing
04
Membuka segmen-segmen ke berbagai
kekuatan pasar
05
Alasan Perusahaan melakukan
Desentralisasi
12. Pengertian secara luas harga transfer (transfer price) adalah
harga perpindahan barang atau jasa yang dipertukarkan antar unit-unit
atau antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.
Sedangkan, dalam arti sempit harga transfer berarti proses perpindahan
barang atau jasa antara dua pusat laba atau lebih. Apabila dalam suatu
perusahaan terdapat dua atau lebih divisi yang saling membeli atau
menjual maka perlu dibuat dua macam keputusan, yaitu: (1) keputusan
pemilihan sumber dan (2) keputusan besarnya harga transfer.
Pengertian
13. Memberikan informasi relevan pada setiap pusat laba
dalam menentukan harga transfer
01
Memotivasi manajer pusat laba pengirim, pusat laba
penerima dan kantor pusat dalam membuat keputusan
yang tepat
02
Menyajikan laporan laba setiap divisi yang secara
layak mengukur prestasi divisi
03
Tujuan Harga Transfer
14. Dalam penyusunan penetapan harga
transfer diperlukan suatu kebijakan
yang dapat diterima oleh divisi penjual
dan divisi pembeli. Oleh karena itu
terdapat pendekatan biaya peluang
(opportunity cost approach) untuk
mencapai tujuan tersebut dengan
mengidentifikasi harga minimum yang
ingin diterima divisi penjual dan harga
maksimum yang ingin dibayar divisi
pembeli.
15. Harga transfer
minimum atau “batas
bawah (floor)”
standar pendapatan
minimum yang
dapat diterima oleh
divisi penjual
Harga transfer
maksimum “batas
atas (ceiling)”
standar biaya maksimal yang
dapat dikeluarkan divisi pembeli
untuk mendapatkan barang
atau jasa
Kebijakan Penetapan Harga
Transfer
17. Dalam metode harga pasar, harga transfer barang atau jasa antar
pusat laba ditentukan berdasar harga pasarnya dikurangi dengan
biaya-biaya yang dapat dihindari atau ditekan karena produk
ditransfer dari pusat laba tertentu ke pusat laba lainnya.
Rumus:
Harga pasar per unit
Biaya per unit yang dapat dihindari:
Potongan volume Rp. Xxx
Biaya penyimpanan Rp. Xxx
Biaya advertensi Rp. Xxx
Komisi penjualan Rp. Xxx
Biaya penagihan Rp. Xxx
Rp. Xxx
Rp. XXX _-
Harga transfer per unit Rp. Xxx
Metode Harga Pasar
18. Contoh kasus:
PT Persada memiliki dua pusat laba yaitu Divisi A dan Divisi B. Produk Divisi A, yaitu
produk N, sebagian dijual kepada pihak luar dan sebagian lainnya ditransfer ke Divisi B untuk
diolah lebih lanjut. Harga jual per unit produk N. kepada pihak lain Rp 360. Biaya produksi dan non
produksi produk N di Divisi A per unit adalah:
Elemen Biaya Biaya standar Biaya Sesungguhnya
Produksi variabel Rp. 120 Rp. 160
Produksi tetap 30 30
Nonproduksi variabel 60 60
Nonproduksi tetap 50 50
Jika produk ditransfer dari Divisi A ke Divisi B, biaya nonproduksi variabel sebesar Rp 40 dapat
dihindari. Atas dasar data PT Persada tersebut dapat ditentukan besarnya harga transfer per unit
dari Divisi A ke Divisi B adalah: Harga pasar per unit Rp 360 Biaya dapat dihindari 40 - Harga
transfer per unit Rp 320.
19. Kelemahan metode harga pasar:
1. Tidak semua produk yang ditransfer memiliki harga transfer.
2. Harga pasar sering berubah sehingga harga transfer
harus diubah.
3. Sering terdapat beberapa macam harga pasar untuk
produk yang sama.
4. Penghematan biaya dalam bentuk biaya yang
dapat dihindari hanya dinikmati oleh divisi pembeli.
20. Metode ini dipakai apabila:
1. Di pasar tidak tersedia harga pasar produk yang ditransfer
2. Di pasar terdapat beberapa harga pasar produk yang ditransfer
3. Produk yang ditransfer sifatnya khusus atau rahasia
Komponen biaya yang diperhitungkan sebagai komponen harga
transfer yaitu biaya penuh sesungguhnya, biaya penuh standar,
biaya variabel sesungguhnya, dan biaya variabel standar.
Metode Biaya Ditambah Laba
21. Contoh kasus:
Jika PT. PERSADA menggunakan harga transfer berdasar biaya ditambah laba
sebesar 25% dari biaya, maka besarnya harga transfer per unit adalah sebagai
berikut:
1. Harga transfer berdasar biaya penuh sesungguhnya ditambah laba
Biaya produksi variabel Rp. 160
Biaya produksi tetap Rp. 30
Biaya nonproduksi variabel yang tidak dapat dihindari Rp. 20
Biaya nonproduksi tetap Rp. 50 +
Biaya penuh sesungguhnya per unit Rp. 260
laba = 25% X Rp.260 Rp. 65 +
harga transfer per unit Rp. 325
22. 2. Harga transfer berdasar biaya penuh standar ditambah laba
Biaya produksi variabel Rp 120
Biaya produksitetap Rp 30
Biaya nonproduksi variabel yang tidak dapat dihindari Rp 20
Biaya nonproduksi tetap Rp 50 +
Biaya penuh standar per unit Rp 220
Laba = 25% X Rp 220 Rp 55 +
Harga transfer per unit Rp 275
3. Harga transfer berdasar biaya variabel sesungguhnya ditambah laba
Biaya variabel Rp 160
Biaya nonproduksi variabel yang tidak dapat Rp 20 +
biaya variabel sesungguhnya per unit Rp 180
laba = 25% x Rp 180 Rp 45 +
harga transfer per unit Rp 225
23. 4. Harga transfer berdasar biaya variabel standar ditambah laba
Biaya produksi variabel Rp 120
Biaya nonproduksi variabel yang tidak dapat dihindari Rp 20 +
Biaya variabel standar per unit Rp 140
Laba = 25% x Rp 140 Rp 35 +
Harga transfer per unit Rp 175
25. Metode negosiasi pada harga transfer
merupakan proses perundingan tawar
menawar antara divisi penjual dengan
divisi pembeli.
Kelemahan metode negosiasi:
1. Memerlukan waktu perundingan yang
lama
2. Cenderung menimbulkan konflik antar
divisi
3. Laba divisi sangat bergantung pada
keahlian manajer dalam proses tawar
menawar
4. Jika harga negosiasi tidak memuaskan,
maka memungkinkan produktivitas
menurun
We are here
Metode Negosiasi
26. Metode arbitrasi dalam penentuan harga
transfer ditentukan oleh eksekutif atau badan
lain yang ditugaskan untuk berdialog dengan
para manajer divisi yang bersangkutan. Dialog
tersebut diharapkan dapat memutuskan harga
transfer yang adil bagi manajer penjual dan
manajer pembeli.
Fungsi arbitrasi:
1. Menyelesaikan perselisihan harga transfer
2. Menelaah kembali pengubahan sumber
pengadaan
3. Jika perlu, mengubah aturan penentuan
harga transfer
Metode Arbitrasi
27. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Storyset
Thanks!
Do you have any
questions?