Makalah ini membahas permasalahan pendidikan di Indonesia. Tiga permasalahan utama yang dijelaskan adalah: 1) kurang meratanya kesempatan mendapatkan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, 2) rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, dan 3) rendahnya efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Makalah ini menganalisis faktor-faktor penyebab ketiga permasalahan tersebut, dan langkah-langkah untuk mengatas
Makalah ini membahas permasalahan pendidikan di Indonesia. Tiga permasalahan utama yang dijelaskan adalah (1) keterbatasan pemerataan pendidikan ke seluruh wilayah dan lapisan masyarakat, (2) rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, dan (3) masalah efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Makalah ini menganalisis faktor-faktor penyebab ketiga permasalahan tersebut dan langkah-langkah untuk mengatas
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
Makalah ini membahas tentang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan sumber luar negeri. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pendidikan di Indonesia, yang mencakup beberapa masalah utama yaitu rendahnya pemerataan kesempatan belajar, mutu akademik yang rendah, serta rendahnya efisiensi sistem pendidikan. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab masalah pendidikan seperti kondisi geografis, demografis, sosial ekonomi, serta kebijakan pendidikan yang belum memadai.
Makalah ini membahas permasalahan pendidikan di Indonesia. Tiga permasalahan utama yang dijelaskan adalah (1) keterbatasan pemerataan pendidikan ke seluruh wilayah dan lapisan masyarakat, (2) rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, dan (3) masalah efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Makalah ini menganalisis faktor-faktor penyebab ketiga permasalahan tersebut dan langkah-langkah untuk mengatas
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
Makalah ini membahas tentang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan sumber luar negeri. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pendidikan di Indonesia, yang mencakup beberapa masalah utama yaitu rendahnya pemerataan kesempatan belajar, mutu akademik yang rendah, serta rendahnya efisiensi sistem pendidikan. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab masalah pendidikan seperti kondisi geografis, demografis, sosial ekonomi, serta kebijakan pendidikan yang belum memadai.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Tiga masalah pokok yang diuraikan adalah (1) kurang meratanya kesempatan mendapatkan pendidikan, (2) rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, (3) masalah efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut dan pendekatan untuk menanggulanginya.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Ada empat jenis permasalahan pokok yaitu masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan seperti perkembangan iptek, laju pertumbuhan penduduk dan aspirasi masyarakat. Terakhir dibahas permasalahan aktual pendidikan di Indonesia dan upaya penanggulangannya
Makalah ini membahas tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan prestasi siswa."
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utama yang disebutkan antara lain rendahnya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, serta mahalnya biaya pendidikan. Dokumen ini juga menguraikan langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang masalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia berdasarkan data dari berbagai lembaga internasional. Paragraf berikutnya menjelaskan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti efektivitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran serta masalah sarana dan kualitas guru. Paragraf terakhir menjelaskan tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan permas
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Nurrahmah Fitria
Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan setiap manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya. Oleh karena itulah sistem pendidikan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial budaya dan juga masyarakat.
Membangun suatu sistem pendidikan memeng tidaklah mudah, karena dalam membangun sistem pendidikan haruslah dibarengi dangan pembangunan nasional. Dalam derap langkah pembangunan selalu diupayakan sejalan dengan perkembangan zaman. Dan perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Kaitan erat antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, terutama dalam bidang sosial dan budaya juga ekonomi membuktikan bahwa permasalahan dalam sistem pendidikan selalu bekaitan dengan permasalahan yang datang dari luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya, kondisi sosial budaya serta ekonomi suatu masyarakat pasti akan mempengaruhi mutu hasil belajar suatu sekolah. Selain itu, masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi mutu hasil belajar tersebut.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragam masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Pendidikan di Indonesia juga semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Berdasarkan kenyataan ini, penanggulangan permasalahan pendidikan menjadi sangat rumit karena masalah ini menyangkut banyak komponen juga melibatkan banyak pihak. Dan pada dasarnya terdapat dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita, yaitu :
1. Bagaimana semua warga negara Indonesia dapat menikmati bangku sekolah atau pendidikan yang layak.
2. Bagaimana pendidikan negara kita dapat membekali para peserta didik dengan kemampuan serta keterampilan kerja yang berkualitas agar dapat terjun ke dunia kerja dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada tiga masalah utama pendidikan di Indonesia menurut dokumen tersebut. Pertama, pendidikan menghasilkan manusia robot dan kurang seimbang. Kedua, sistem pendidikan terlalu top-down dan membatasi kreativitas siswa. Ketiga, pendidikan kurang membentuk siswa yang kritis terhadap zaman. Dokumen ini juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti sarana fisik dan kualitas
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahaskan pentingnya bahasa dalam proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
2. Ia mencadangkan kelonggaran diberikan kepada guru untuk menggunakan bahasa yang sesuai bagi memastikan pelajar memahami konsep, walaupun bukan bahasa standard.
3. Dasar MBMMBI yang menggunakan bahasa Malaysia sebagai b
Dokumen tersebut membahas tentang empat masalah pokok pendidikan di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efisiensi pendidikan, dan relevansi pendidikan. Masalah-masalah tersebut muncul karena belum terpenuhinya kesempatan belajar bagi seluruh warga negara, rendahnya kualitas hasil belajar, tidak efisiennya penggunaan sumber daya pendidikan, dan kurang relevannya pendidikan den
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikromuhammadsucahyo
Makalah ini membahas permasalahan makro dan mikro dalam pendidikan di Indonesia. Permasalahan makro meliputi rendahnya kualitas guru, belum meratanya akses pendidikan, dan rendahnya efisiensi sistem pendidikan. Permasalahan mikro pada sarana fisik sekolah yang kurang memadai, proses pembelajaran berkualitas rendah, dan prestasi siswa yang masih di bawah harapan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut,
Teori dan konsep pendidikan yang dapat diterapkan di sebuah sekolah meliputi teori-teori pendidikan seperti teori perkembangan, teori pembelajaran, dan teori manajemen pendidikan. Konsep pendidikan yang relevan mencakup proses pendidikan, komponen-komponen pendidikan, dan peranan pendidikan dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Tiga masalah pokok yang diuraikan adalah (1) kurang meratanya kesempatan mendapatkan pendidikan, (2) rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, (3) masalah efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut dan pendekatan untuk menanggulanginya.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Ada empat jenis permasalahan pokok yaitu masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan seperti perkembangan iptek, laju pertumbuhan penduduk dan aspirasi masyarakat. Terakhir dibahas permasalahan aktual pendidikan di Indonesia dan upaya penanggulangannya
Makalah ini membahas tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan prestasi siswa."
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utama yang disebutkan antara lain rendahnya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, serta mahalnya biaya pendidikan. Dokumen ini juga menguraikan langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang masalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia berdasarkan data dari berbagai lembaga internasional. Paragraf berikutnya menjelaskan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti efektivitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran serta masalah sarana dan kualitas guru. Paragraf terakhir menjelaskan tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan permas
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Nurrahmah Fitria
Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan setiap manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya. Oleh karena itulah sistem pendidikan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial budaya dan juga masyarakat.
Membangun suatu sistem pendidikan memeng tidaklah mudah, karena dalam membangun sistem pendidikan haruslah dibarengi dangan pembangunan nasional. Dalam derap langkah pembangunan selalu diupayakan sejalan dengan perkembangan zaman. Dan perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Kaitan erat antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, terutama dalam bidang sosial dan budaya juga ekonomi membuktikan bahwa permasalahan dalam sistem pendidikan selalu bekaitan dengan permasalahan yang datang dari luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya, kondisi sosial budaya serta ekonomi suatu masyarakat pasti akan mempengaruhi mutu hasil belajar suatu sekolah. Selain itu, masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi mutu hasil belajar tersebut.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragam masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Pendidikan di Indonesia juga semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Berdasarkan kenyataan ini, penanggulangan permasalahan pendidikan menjadi sangat rumit karena masalah ini menyangkut banyak komponen juga melibatkan banyak pihak. Dan pada dasarnya terdapat dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita, yaitu :
1. Bagaimana semua warga negara Indonesia dapat menikmati bangku sekolah atau pendidikan yang layak.
2. Bagaimana pendidikan negara kita dapat membekali para peserta didik dengan kemampuan serta keterampilan kerja yang berkualitas agar dapat terjun ke dunia kerja dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada tiga masalah utama pendidikan di Indonesia menurut dokumen tersebut. Pertama, pendidikan menghasilkan manusia robot dan kurang seimbang. Kedua, sistem pendidikan terlalu top-down dan membatasi kreativitas siswa. Ketiga, pendidikan kurang membentuk siswa yang kritis terhadap zaman. Dokumen ini juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti sarana fisik dan kualitas
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahaskan pentingnya bahasa dalam proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
2. Ia mencadangkan kelonggaran diberikan kepada guru untuk menggunakan bahasa yang sesuai bagi memastikan pelajar memahami konsep, walaupun bukan bahasa standard.
3. Dasar MBMMBI yang menggunakan bahasa Malaysia sebagai b
Dokumen tersebut membahas tentang empat masalah pokok pendidikan di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efisiensi pendidikan, dan relevansi pendidikan. Masalah-masalah tersebut muncul karena belum terpenuhinya kesempatan belajar bagi seluruh warga negara, rendahnya kualitas hasil belajar, tidak efisiennya penggunaan sumber daya pendidikan, dan kurang relevannya pendidikan den
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikromuhammadsucahyo
Makalah ini membahas permasalahan makro dan mikro dalam pendidikan di Indonesia. Permasalahan makro meliputi rendahnya kualitas guru, belum meratanya akses pendidikan, dan rendahnya efisiensi sistem pendidikan. Permasalahan mikro pada sarana fisik sekolah yang kurang memadai, proses pembelajaran berkualitas rendah, dan prestasi siswa yang masih di bawah harapan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut,
Teori dan konsep pendidikan yang dapat diterapkan di sebuah sekolah meliputi teori-teori pendidikan seperti teori perkembangan, teori pembelajaran, dan teori manajemen pendidikan. Konsep pendidikan yang relevan mencakup proses pendidikan, komponen-komponen pendidikan, dan peranan pendidikan dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Secara garis besar, kualitas pendidikan Indonesia rendah dibuktikan dengan peringkat Human Development Index yang menurun, serta prestasi siswa yang rendah. Penyebab utamanya adalah rendahnya kualitas guru dan sarana pendidikan, serta rendahnya anggaran dan efisiensi sistem pendidikan. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dengan menambah akses, infrastruktur, dan anggar
Teks tersebut membahas masalah kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia rendah karena berbagai faktor seperti efektivitas pengajaran yang kurang, efisiensi proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan, serta biaya pendidikan yang mahal. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dengan menambah akses, meningkatkan kualitas guru dan sarana pembelajaran, serta mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan
Makalah ini membahas tentang problematika pendidikan di Indonesia, termasuk masalah-masalah utama seperti rendahnya kualitas pendidikan, ketimpangan akses pendidikan, dan rendahnya moral siswa. Solusi yang diusulkan antara lain meningkatkan fasilitas sekolah, metode pengajaran jarak jauh, dan sistem guru kunjungan.
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utama yang disebutkan antara lain efisiensi dan efektivitas pengajaran yang rendah, biaya pendidikan yang mahal, serta waktu pengajaran yang relatif lama. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di antaranya dengan meningkatkan akses, mutu guru, serta anggaran pendidikan.
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"meyta kharisma
Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah (1) kurang meratanya pelayanan pendidikan, (2) menurunnya kualitas pendidikan, dan (3) rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa faktor penyebab masalah tersebut adalah pertambahan penduduk dan menurunnya kualitas pendidik. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan kemampuan pendidik, memperluas akses pendidikan
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang penting untuk pembangunan sumber daya manusia. Sayangnya, pendidikan di Indonesia belum merata antara perkotaan dan pedesaan karena faktor sarana prasarana dan ketidaksetaraan akses."
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utamanya adalah rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru. Dokumen tersebut juga menjelaskan solusi sistemik seperti mengubah sistem ekonomi, dan solusi teknis seperti meningkatkan kualitas guru dan prestasi siswa.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia dan solusinya. Permasalahan utama adalah sistem pendidikan yang menghasilkan siswa sebagai objek belajar tanpa kritis, selain itu terdapat masalah sarana, guru, biaya dan prestasi. Solusinya adalah perbaikan sistemik dan teknis seperti peningkatan sarana, kesejahteraan guru, serta kualitas proses belajar mengajar.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia
dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi
apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan
diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik
berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari
pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia
untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya
pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam
penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah
pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat
berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi
antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan
menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan
secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus.
Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun
swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di
dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi
tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan
diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
1
2. Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal
yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam
dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak
negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari
pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’.
Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam
pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah
yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan
akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang
akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“.
Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata
permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi
Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam
pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia
adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan
di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993
dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
b. Peningkatan mutu pendidikan
c. Peningkatan relevansi pendidikan
d. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
e. Pengembangan kebudayaan
f. Pembinaan generasi muda
Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah
sebagai berikut.
a. Pemerataan
b. Mutu dan Relevansi
2
3. c. Efisiensi dan efektivitas
Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun
faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai
berikut.
a. Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
b. Laju Pertumbuhan penduduk
c. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang
dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses
pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
a. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan
Universitas Negeri Padang.
b. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang
dihadapi Indonesia.
c. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
d. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di
dalam dunia pendidikan.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila
ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat
susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling
berkait satu sama lain.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting
mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini
adalah bagan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.
3
4. Bagan di atas merupakan gambaran mengenai masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini. Jika terdapat suatu hal yang berada diluar ruang lingkup permasalahan,
maka masalah tersebut tidak akan dibahas di dalam makalah ini.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari
penulisan makalah ini.
a. Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
b. Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
c. Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan
d. Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
e. Membangun cara belajar yang lebih efektif.
Demikianlah manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pembutaan makalah ini.
4
Permasalah Pendidikan
Permasalan Yang Dihadapi Faktor Pendukung Masalah
Mutu Pendidikan
Pemerataan Pendidikan
Permasalah Pembelajaran
Laju Pertumbuhan Penduduk
IPTEK
Mutu dan Relevansi Pendidikan
Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Penaggunlangan Masalah
Pembelajaran
5. BAB II
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
2.1 Masalah Pokok Pendidikan
Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya
tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang merupakan
permasalahan pendidikan di Indonesia. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Pemerataan Pendidikan
2. Mutu dan Relevansi Pendidikan
3. Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai 3 poin permasalahan pendidikan
di atas.
2.1.1 Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata
dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3)
sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses,
cara, dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan
pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap
pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan
pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara
Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan
atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh
pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama,
amupun letak lokasi geografis.
5
6. Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004
mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas
tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu
tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan
mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan
tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka
pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan
masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk
ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil
sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan
daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya
suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi
jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau
daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia
yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana
yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan
fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan
pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah
sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini.
2.1.2 Mutu dan Relevansi Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang
bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional
sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti
bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.
6
7. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap
jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini
diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan
prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu
menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum
didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen,
sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji banding
antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai
dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi
unutk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan
proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak
mampu memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku
pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan
pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung
kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan
masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan
cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan
kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas
tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh
guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga
pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga
pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja
sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik
dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi industri.
7
8. 2.1.3 Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap
penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan.
Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud
efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien
atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan
tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan
sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber
daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas
pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia
jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan
lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh
kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak
menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang
mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai
sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar
yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka
pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM
sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan
tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik
yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan
tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan
menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah
lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas
tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan
meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja.
Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan
pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih
8
9. mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan
pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat
dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
2.2 Faktor Pendukung Masalah Pendidikan
Masalah pokok pendidikan akan terjadi di dalam dalam bidang pendidikan itu
sendiri. Jika di analisis lebih jauh, maka sesungguhnya permasalahan pendidikan
berkaitan dengan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu. Adapun
faktor-faktor yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. IPTEK
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
3. Permasalah Pembelajaran
2.2.1 IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada
pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa
perubahan tehadap mental dan keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan
telah membentuk teknologi baru dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi,
hokum, pertanian dan lain sebagainya.
Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan dunia global.
Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat
mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam
dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan.
Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia
untuk menjalankannya.
2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh tehadap masalah pemerataan
serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada
jumlah peserta didik. Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin
banyak dibutuhkan sekolah-sekolah unutk menampungnya. Jika daya tampung suatu
9
10. sekolah tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak
bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu sekolah dipaksakan, maka akan
terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Jika keadaan ini
dipertahankan, maka mutu dan relevansi pebdidikan tidak akan dapat dicapai dengan
baik.
Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah
penyebaran penduduk yang tidak merata. Tidak heran jika perencanaan, sarana dan
prasarana pendidikan di suatu daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini
diakibatkan karena lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut.
Keadaan seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan.
Keterkaitan antar masalah ini akan berdampak kepada keadaan pendidikan
Indonesia.
2.2.3 Permasalahan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan belajar adalah sesuatu yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Dalam kegiatan belajar formal ada dua subjek yang berinteraksi, Yaitu
pengajar/pendidik (guru/dosen) dan peserta didik ( murid/siswa, dan mahasiswa).
Pada saat sekarang ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan cenderung pasif,
dimana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu.
Hal ini akan menimbulkan kejengahan terhadap peserta didik. Sehingga pembelajaran
yang dilakukan menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan. Kegiatan belajar
yang terpusat seperti ini merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan.
Guru / dosen yang berpandangan kuno selalu menganggap bahwa tugasnya hanyalah
menyampaikan materi, sedangakan tugas siswa/mahasiswa adalah mengerti dengan apa
yang disampaikannya. Bila peserta didik tidak mengerti, maka itu adalah urusan mereka.
Tindakan seperti ini merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu dipertahankan.
Dalam hal penilaian, Pendidik menempatkan dirinya sebagai penguasa nilai.
Pendidik bisa saja menjatuhkan, menaikan, mengurangi dan mempermainkan nilai
perolehan murni seorang peserta didik. Pada satu kasus di pendidikan tinggi, dimana
seorang dosen dapat saja memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa
tertentu, tanpa mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa
tersebut. Proses penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan.
10
11. 2.3 Penanggulangan Masalah Pembelajaran
Penanggulangan masalah pembelajaran ini lebih diarahkan kepada pokok
permasalahan pendidikan di atas.
2.3.1 Gaya Belajar
Untuk menanggulangi masalah pembelajaran ini, diperlukan pelaksanaan kegiatan
belajar baru yang lebih menarik. Gaya belajar dapat dilakukan dalam 3 bentuk, dan
dilaksanakan pada saat yang bersamaan. Yaitu belajar secara Somatis, Auditori dan
Visual.
a. Somatis
Somatic bersal dari bahasa Yunani, yang berarti tubuh. Jadi belajar somatis dapat
disebut sebagai balajar dengan menggunakan indra peraba, kinestetis, praktis, dan
melibatkan fisik serta menggunakan dan menggerakkan tubuh sewaktu belajar.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar pada saat ini otak merupkan organ tubuh yang
paling dominan. Pembelajaran yang dilakukan seperti merupakan kegiatan yang
sangat keliru.
Anak-anak yang bersifat somatis tidak akan mampu untuk duduk tenang. Mereka
harus menggerakkan tubuh mereka untuk membuat otak dan pikiran mereka tetap
hidup. Anak-anak seperti ini disebut sebagai “Hiperaktif“. Pada sejumlah anak, sifat
hiperaktif itu normal dan sehat. Namun yang dijumpai pada anak-anak hiperaktif
adalah penderitaan, dimana sekolah mereka tidak mampu dan tidak tahu cara
memperlakukan mereka. Aktivitas anak-anak yang hiperaktif cenderung dianggap
mengganggu, tidak mampu belajar dan mengancam ketertiban proses pembelajaran.
Dalam satu penelitian disebutkan bahwa “jika tubuhmu tidak bergerak, maka
otakmu tidak beranjak“. Jadi menghalangi gaya belajar anak somatis dengan
menggunakan tubuh sama halnya dengan menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya.
Mungkin dalam beberapa kasus, sistem pendidikan dapat membuat cacat belajar
anak, dan bukan menggangu jalannya pembelajaran.
b. Auditori
Pikiran auditori lebih kuat dari yang kita sadari. Telinga terus menerus
menangkap dan menyimpan informasi auditori, dan bahkan tanpa kita sadari. Begitu
juga ketika kita berbicara, area penting dalam otak kita akan menjadi aktif.
Semua pembelajaran yang memiliki kecenderungan auditori, belajar dengan
menggunakan suara dari dialog, membaca dan menceritakan kepada orang lain. Pada
11
12. saat sekarang ini, budaya auditori lambat laun mulai menghilang. Seperti adanya
peringatan jangan berisik di perpustakaan telah menekan proses belajar secara
auditori.
c. Visual
Ketajaman visual merupakan hal yang sangat menonjol bagi sebagian peserta
didik. Alasaannya adalah bahwa dalam otak seseorang lebih banyak perangkat untuk
memproses informasi visual daripada semua indra yang lain.
Setiap orang yang cenderung menggunakan gaya belajar visual akan lebih mudah
belajar jika mereka melihat apa yang dibicarakan olah guru atau dosen. Peserta didik
yang belajar secara visual akan menjadi lebih baik jiak dapat melihat contoh dari
dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran mengenai suatu
konsep pembahasan.
Peserta didik yang belajar secara visual ini, akan lebih baik jika mereka
menciptakan peta gagasan, diagram, ikon dan gambar lainnya dengan kreasi mereka
sendiri.
2.3.2 Gaya Mengajar
Pelaksanaan pembelajaran sangat ditunjang oleh keahlian pendidik dalam mengatur
suasana kelasnya. Seringkali dalam proses penyampaian materi, pendidik langsung
mengajar apa adanya. Ada pendidik yang tidak mau memikirkan cara menyampaikan
materi pelajaran yang akan dibahasnya. Menyampaikan materi bukan hanya sekedar
berbicara di depan kelas saja, tetapi suatu cara dan kemampuan untuk membawakan
materi pelajaran menjadi suatu bentuk presentasi yang menarik, menyenangkan, mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik. Dalam hal ini, komunikasi menjadi lebih
penting. Dengan komunikasi seseorang bisa mengerti dengan apa yang dibicarakan.
Komunikasi yang efektif tidak berarti pasti dan harus dapat menjangkau 100%.
Komunikasi yang efektif berarti mengerti dengan tanggung jawab dalam proses
menyampaikan pemikiran, penjelasan, ide, pandangan dan informasi. Dalam komunikasi
pembelajaran, sering dijumpai permasalahan, yaitu masalah mengerti dan tidak
mengerti. Jika peserta didik tidak mengerti dengan apa yang disampaikan pendidik,
maka tanggung jawab seorang pendidiklah untuk membuat mereka menjadi lebih
mengerti.
Jika dulu pendidik dipandang sebagai sumber informasi utama, maka pada saat
sekarang ini pandangan seperti itu perlu disingkirkan. Sumber-sumber informasi pada
12
13. abad ini telah menimbulkan kelebihan informasi bagi setiap manusia di muka bumi ini.
Informasi yang tersedia jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal inilah yang
menyebabkan peninjauan kembali terhadap gaya belajar masa kini.
Oleh karena itu peran utama seorang pendidik perlu diperbaharui. Peran pendidik
seharusnya adalah sebagai fasilitator dan katalisator.
Peran guru sebagai fasilitator adalah menfasilitasi proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas. Dalam hal ini, peserta didik harus berperan aktif dan bertanggung
jawab terhadap hasil pembelajaran. Karena sebagai fasilitator, maka posisi peserta didik
dan pendidik adalah sama.
Sedangkan peran pendidik sebagai katalisator adalah dimana pendidik membantu
anak-anak didik dalam menemukan kekuatan, talenta dan kelebihan mereka. Pendidik
bergerak sebagai pembimbing yang membantu, mangarahkan dan mengembangkan
aspek kepribadian, karakter emosi, serta aspek intelektual peserta didik. Pendidik
sebagai katalisator juga berarti mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta
terhadap proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajran yang diinginkan dapat
terjadi secara optimal.
Gaya mengajar seperti ini akan lebih bermanfaat dalam proses peningkatan mutu,
kualitas, efektifitas dan efisiensi pendidikan.
13
14. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh
pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi
juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan
kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan
yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Pendidikan (dengan Bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju
pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat
ditingkatkan dengan mengakampanyekan program KB dengan sebaik-baiknya
hingga pelosok negeri ini.
3. Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu
diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat
diterapkan lagi.
4. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama
antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang
dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran
pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
5. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan
profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.
3.2 Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai
berikut.
14
15. 1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis
kompetensi, serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat pada saat ini.
2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam
pelaksanaan pembelajaran.
15