Sosiologi berkembang sejak abad ke-19 sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri untuk mempelajari masyarakat. Tokoh pendirinya adalah Auguste Comte yang memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1838. Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai sejak masa kolonial Belanda dengan penelitian mengenai masyarakat Indonesia, namun baru berkembang sebagai ilmu akademik setelah kemerdekaan.
Dokumen tersebut membahas sejarah lahirnya sosiologi dan konsep dasar sosiologi. Sosiologi berkembang sebagai ilmu tersendiri pada abad ke-18 dan ke-19 untuk mempelajari perubahan masyarakat akibat revolusi politik dan industri. Auguste Comte dianggap sebagai bapak sosiologi karena mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat dan meletakkan dasar-dasar positivisme dalam s
Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai dari pemikiran para pujangga dan pemimpin pada masa lalu. Sosiologi kemudian berkembang dengan didirikannya jurusan sosiologi di berbagai universitas seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Perkembangan sosiologi di Indonesia dipengaruhi oleh realitas sosial dalam negeri.
Sejarah Perkembangan Sosiologi (Bilingual) (Sosiologi Kelas X)Rifki Ristiovan
Sosiologi berkembang sebagai ilmu tersendiri di Eropa akibat revolusi industri dan revolusi Prancis. Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1839. Tokoh-tokoh seperti Emile Durkheim dan Max Weber berperan dalam mengembangkan metodologi sosiologi. Di Indonesia, sosiologi mulai dikenalkan pada masa kolonial Belanda dan berkembang setelah kemerdekaan, dengan buku teks dan jurusan sosiologi di univers
Sosiologi berkembang dari filsafat sosial dan mulai dikenal sebagai ilmu pengetahuan setelah Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1839. Perkembangan sosiologi selanjutnya dipengaruhi oleh teori-teori seperti determinisme ekonomi Marxisme dan evolusi sosial Spencerisme. Sosiologi di Indonesia mulai berkembang setelah kemerdekaan dengan diterimanya kuliah sosiologi pertama oleh Prof.
Sosiologi berawal dari perubahan masyarakat di Eropa pada abad ke-19 akibat Revolusi Industri dan Perancis. Auguste Comte dianggap sebagai bapak sosiologi modern yang mempelajari masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi peristiwa besar seperti imigrasi dan urbanisasi.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan sosiologi di Indonesia, dimulai dari pengertian sosiologi menurut para ahli, kontribusi tokoh-tokoh seperti Sri Paduga Mangkunegoro IV dan Ki Hajar Dewantara meskipun belum sebagai ilmu pengetahuan, hingga perkembangannya menjadi ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi setelah kemerdekaan.
Sosiologi berkembang sejak abad ke-19 sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri untuk mempelajari masyarakat. Tokoh pendirinya adalah Auguste Comte yang memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1838. Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai sejak masa kolonial Belanda dengan penelitian mengenai masyarakat Indonesia, namun baru berkembang sebagai ilmu akademik setelah kemerdekaan.
Dokumen tersebut membahas sejarah lahirnya sosiologi dan konsep dasar sosiologi. Sosiologi berkembang sebagai ilmu tersendiri pada abad ke-18 dan ke-19 untuk mempelajari perubahan masyarakat akibat revolusi politik dan industri. Auguste Comte dianggap sebagai bapak sosiologi karena mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat dan meletakkan dasar-dasar positivisme dalam s
Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai dari pemikiran para pujangga dan pemimpin pada masa lalu. Sosiologi kemudian berkembang dengan didirikannya jurusan sosiologi di berbagai universitas seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Perkembangan sosiologi di Indonesia dipengaruhi oleh realitas sosial dalam negeri.
Sejarah Perkembangan Sosiologi (Bilingual) (Sosiologi Kelas X)Rifki Ristiovan
Sosiologi berkembang sebagai ilmu tersendiri di Eropa akibat revolusi industri dan revolusi Prancis. Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1839. Tokoh-tokoh seperti Emile Durkheim dan Max Weber berperan dalam mengembangkan metodologi sosiologi. Di Indonesia, sosiologi mulai dikenalkan pada masa kolonial Belanda dan berkembang setelah kemerdekaan, dengan buku teks dan jurusan sosiologi di univers
Sosiologi berkembang dari filsafat sosial dan mulai dikenal sebagai ilmu pengetahuan setelah Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1839. Perkembangan sosiologi selanjutnya dipengaruhi oleh teori-teori seperti determinisme ekonomi Marxisme dan evolusi sosial Spencerisme. Sosiologi di Indonesia mulai berkembang setelah kemerdekaan dengan diterimanya kuliah sosiologi pertama oleh Prof.
Sosiologi berawal dari perubahan masyarakat di Eropa pada abad ke-19 akibat Revolusi Industri dan Perancis. Auguste Comte dianggap sebagai bapak sosiologi modern yang mempelajari masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi peristiwa besar seperti imigrasi dan urbanisasi.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan sosiologi di Indonesia, dimulai dari pengertian sosiologi menurut para ahli, kontribusi tokoh-tokoh seperti Sri Paduga Mangkunegoro IV dan Ki Hajar Dewantara meskipun belum sebagai ilmu pengetahuan, hingga perkembangannya menjadi ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi setelah kemerdekaan.
Tiga tahap perkembangan sosiologi menurut Auguste Comte yaitu tahap teologis, metafisik, dan positif. Ia juga membedakan sosiologi statis yang mempelajari hubungan antar masyarakat dan sosiologi dinamis yang terkait dengan perubahan sosial. Teori-teori sosiologi sesudah Comte berkembang melalui berbagai mazhab seperti geografi, organis, psikologi, ekonomi, dan hukum.
Agus Comte dianggap sebagai bapak sosiologi. Sosiologi mulai berkembang sebagai ilmu pengetahuan tersendiri pada abad ke-19 melalui karya-karya Comte. Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial dengan karya-karya Belanda seperti Snouck Hurgronje dan Van Volenhaven.
Teks tersebut merupakan biografi singkat tentang tokoh-tokoh penting dalam perkembangan sosiologi seperti Ibnu Khaldun, Auguste Comte, dan Karl Marx. Ibnu Khaldun dianggap sebagai bapak sosiologi karena telah menulis karya Muqaddimah yang membahas tentang masyarakat, sejarah, dan konflik. Sedangkan Auguste Comte dianggap sebagai pendiri sosiologi karena telah memperkenalkan istilah sosiologi dan membahas
Dokumen tersebut merupakan penjelasan tentang konsep dasar sosiologi. Ia menjelaskan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial. Sosiologi berkembang sejak abad ke-19 untuk memahami perubahan masyarakat akibat revolusi industri dan perancis. Perkembangan sosiologi semakin mantap pada abad ke-20 dengan beragam bidang kajian
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial dalam masyarakat. Ilmu ini berusaha menjelaskan pola hubungan antarmanusia dan menghasilkan pemahaman umum tentang masyarakat. Sosiologi menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitiannya.
Dokumen tersebut membahas definisi sosiologi, sejarah kelahiran sosiologi, dan perkembangan sosiologi. Sosiologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan antar-manusia dalam masyarakat. Bapak sosiologi adalah Auguste Comte yang pertama kali memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1838. Perkembangan sosiologi kemudian dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Durkheim dan Weber. Sosiolog
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep asas sains sosial seperti sosialisasi, interaksi sosial, perubahan budaya, perubahan sosial, stratifikasi sosial, kelas sosial, dan mobiliti sosial. Dokumen juga membahas konflik sosial sebagai salah satu proses sosial yang dialami oleh anggota kelompok manusia.
Hubungan timbal balik antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial. Sejarah dipengaruhi konsep, teori, dan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, namun tujuan dan pendekatan keduanya berbeda. Sejarah bersifat diakronis sedangkan ilmu-ilmu sosial sinkronis. Kritik sejarah penting untuk menguji generalisasi ilmu-ilmu sosial.
Fusion Infotech Ltd is a software development and systems integration company with operations in Australia and Bangladesh. It has over 9 years of experience implementing ERP systems, particularly Oracle E-Business Suite applications. It aims to establish long-term partnerships with customers by ensuring superior performance, flexibility to changing technologies, and employee satisfaction. The company provides enterprise applications, customized software, IT consulting, web development, database management, and other services to industries such as garments, FMCG, cement, steel, telecom, real estate, finance, automobiles, and electronics.
Tiga tahap perkembangan sosiologi menurut Auguste Comte yaitu tahap teologis, metafisik, dan positif. Ia juga membedakan sosiologi statis yang mempelajari hubungan antar masyarakat dan sosiologi dinamis yang terkait dengan perubahan sosial. Teori-teori sosiologi sesudah Comte berkembang melalui berbagai mazhab seperti geografi, organis, psikologi, ekonomi, dan hukum.
Agus Comte dianggap sebagai bapak sosiologi. Sosiologi mulai berkembang sebagai ilmu pengetahuan tersendiri pada abad ke-19 melalui karya-karya Comte. Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial dengan karya-karya Belanda seperti Snouck Hurgronje dan Van Volenhaven.
Teks tersebut merupakan biografi singkat tentang tokoh-tokoh penting dalam perkembangan sosiologi seperti Ibnu Khaldun, Auguste Comte, dan Karl Marx. Ibnu Khaldun dianggap sebagai bapak sosiologi karena telah menulis karya Muqaddimah yang membahas tentang masyarakat, sejarah, dan konflik. Sedangkan Auguste Comte dianggap sebagai pendiri sosiologi karena telah memperkenalkan istilah sosiologi dan membahas
Dokumen tersebut merupakan penjelasan tentang konsep dasar sosiologi. Ia menjelaskan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial. Sosiologi berkembang sejak abad ke-19 untuk memahami perubahan masyarakat akibat revolusi industri dan perancis. Perkembangan sosiologi semakin mantap pada abad ke-20 dengan beragam bidang kajian
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial dalam masyarakat. Ilmu ini berusaha menjelaskan pola hubungan antarmanusia dan menghasilkan pemahaman umum tentang masyarakat. Sosiologi menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitiannya.
Dokumen tersebut membahas definisi sosiologi, sejarah kelahiran sosiologi, dan perkembangan sosiologi. Sosiologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan antar-manusia dalam masyarakat. Bapak sosiologi adalah Auguste Comte yang pertama kali memperkenalkan istilah sosiologi pada tahun 1838. Perkembangan sosiologi kemudian dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Durkheim dan Weber. Sosiolog
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep asas sains sosial seperti sosialisasi, interaksi sosial, perubahan budaya, perubahan sosial, stratifikasi sosial, kelas sosial, dan mobiliti sosial. Dokumen juga membahas konflik sosial sebagai salah satu proses sosial yang dialami oleh anggota kelompok manusia.
Hubungan timbal balik antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial. Sejarah dipengaruhi konsep, teori, dan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, namun tujuan dan pendekatan keduanya berbeda. Sejarah bersifat diakronis sedangkan ilmu-ilmu sosial sinkronis. Kritik sejarah penting untuk menguji generalisasi ilmu-ilmu sosial.
Fusion Infotech Ltd is a software development and systems integration company with operations in Australia and Bangladesh. It has over 9 years of experience implementing ERP systems, particularly Oracle E-Business Suite applications. It aims to establish long-term partnerships with customers by ensuring superior performance, flexibility to changing technologies, and employee satisfaction. The company provides enterprise applications, customized software, IT consulting, web development, database management, and other services to industries such as garments, FMCG, cement, steel, telecom, real estate, finance, automobiles, and electronics.
Links between Integration and Transnational MobilityLaura Bartolini
This presentation makes use of survey data collected in Italy, Spain, UK and Austria by the ITHACA project, to study he links between migrants’ integration and their transnational engagement.
ITHACA (Integration, Transnational Mobility and Human, Social and Economic Capital Transfers) is an EU funded project led by the European University Institute.
The document discusses cultural differences in how people from different countries respond when they disagree with something that was said. A German would directly say "I don't agree". A Japanese person would agree to save face. An Englishman would say the idea is interesting to be polite. An American would say "You gotta be kidding" to show disbelief. A Frenchman would question the logic. An Italian would suggest discussing it over drinks tomorrow. A Swedish would propose a meeting. A Finn would say nothing.
Financial statement analysis of US companiesIftesham Jahan
The document provides financial ratios for Apache Corporation, BP PLC, Exxon Mobil Corporation, and industry averages for the years 2009-2011. It analyzes Apache's short-term activity ratios, liquidity ratios, debt and solvency ratios, and profitability ratios over this period. Apache's inventory turnover and receivables turnover improved from 2009-2010 but deteriorated from 2010-2011. Its liquidity ratios declined from 2009-2011. Debt ratios improved from 2010-2011 after declining from 2009-2010. Profitability ratios steadily increased from 2009-2011, with Apache outperforming peers and industry averages on these measures. Brief descriptions of BP, Chevron, and Exxon are also provided.
Alpha Drives manufactures and supplies a wide range of power take-off units (PTOs) and gearboxes for commercial vehicles in India. It has been operating since 2003 and supplies major truck and equipment manufacturers. The company offers PTOs and gearboxes compatible with all major brands including Eaton, ZF, Tata, and Dymos.
The document discusses the changing geography of quinoa production in Peru over time. It provides historical background on quinoa, describing it as a pseudocereal domesticated by Andean peoples thousands of years ago. Maps and charts show that quinoa production has shifted from coastal regions to the Andes and increased dramatically in recent decades, with Peru and Bolivia now the top producers globally. Peruvian quinoa productivity has also risen over the past 50 years from around 500 kg/ha to over 1,000 kg/ha on average. In conclusion, while quinoa remains a minor national crop in Peru, it can make an important local economic and cultural contribution, especially in poorer Andean areas.
BUSINESS PLAN TEMPLATE by Carol CousinsCarol Cousins
The document provides guidance on developing a comprehensive 3-year business plan, including sections on company description, market analysis, marketing and sales strategy, research and development, staffing and operations, financial projections, and funding requirements. It emphasizes keeping the plan concise while including all relevant information, and developing realistic assumptions and projections to support strategies outlined. The plan should be updated quarterly to remain current.
Rational Drug Design using Genetic Algorithm Hassan Alsafi
[1] This document outlines Hassen Mohammed Abdullah Alsafi's final year project on rational drug design using a genetic algorithm to find candidate drugs for malaria.
[2] The project aims to use computational molecular docking via AutoDock 4.2 to screen drug compounds and identify those that are best able to bind to the malaria parasite's target protein 2GHU, with the goal of proposing new drug candidates.
[3] The document details the methodology, which involves preparing the target protein and drug ligands, running molecular docking simulations with AutoDock's genetic algorithm, and analyzing the results to evaluate potential drug candidates based on their binding affinity scores. Challenges faced and future work are also discussed.
Dokumen ini membahas sejarah kelahiran sosiologi sebagai ilmu, dimulai dari zaman Abad Kegelapan di Eropa hingga munculnya Ibnu Khaldun sebagai ilmuwan pertama yang mempelajari ilmu sosial-masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa sosiologi merupakan cabang dari ilmu filsafat.
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)himae
Dokumen tersebut membahas sejarah sosiologi dan hubungannya dengan pinggiran dan metropole. Sosiologi muncul di Eropa abad ke-19 sebagai respons terhadap masyarakat baru yang dikendalikan oleh kelas menengah. Awalnya, sosiologi bergantung pada data dari pinggiran kolonial untuk membangun teori tentang kemajuan sosial. Kemudian, sosiologi menjadi lebih profesional dan terfokus pada masalah internal
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah intelektual abad ke-19, profesionalisme dan perbedaan disiplin ilmu seperti sosiologi, ilmu politik, psikologi, dan antropologi. Disiplin-disiplin ilmu ini mulai berkembang pada abad ke-19 seiring dengan munculnya pemikiran-pemikiran baru dan pendekatan ilmiah dalam mempelajari manusia dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat, sejarah perkembangan, dan kedudukan sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat. Sosiologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji interaksi sosial dan berusaha menemukan pola-pola umum dalam masyarakat. Tokoh pertama yang meletakkan dasar sosiologi sebagai ilmu adalah Emile Durkheim dengan mendefinisikan objek kajian sebagai fakta s
Sosiologi Komunikasi - Sukardian (442201100260.pptxSukardian
Buku "Sosiologi Komunikasi" karya Dra. Hj. Radiah AP., M.Si membahas tentang asal mula sosiologi komunikasi, proses sosial dan interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial, serta hubungan antara sosiologi dan komunikasi.
Grup 1 mempresentasikan tentang sejarah sosiologi agama. Mereka menjelaskan bahwa sosiologi muncul karena adanya krisis sosial di Eropa pada abad ke-18 dan 19. Perkembangan sosiologi agama di Eropa bermula dari revolusi Perancis dan industri. Di Indonesia, unsur-unsur sosiologi telah ada sejak zaman dahulu dalam ajaran tokoh bangsa. Mereka menutup presentasi dengan ucapan terima kasih.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pemahaman pendekatan Les Annales dalam menganalisis kajian budaya khususnya sejarah. Les Annales merupakan mazhab sejarah baru yang berbeda dari pendekatan positivisme (Methodique) yang hanya mengacu pada dokumen arsip. Les Annales memandang sejarah secara lebih komprehensif dengan melibatkan berbagai aspek kehidupan manusia dan mengkaji sejarah dari berbagai
Dokumen ini membahas tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari berbagai gejala sosial dalam masyarakat. Ia menjelaskan sejarah munculnya sosiologi dan tokoh-tokoh pendirinya seperti Ibnu Khaldun, Ferdinand Tonnies, Karl Marx, Max Weber, dan Auguste Comte. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik sosiologi yang bersifat empiris, teoretis, kumulatif, dan
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. PERLUNYA REORIENTASI SOSIOLOGI DI INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Apabila Sosiologi difahami sebagai ilmu sosial yang paling komprehensif dan dapat menarik
generasasi paling luas, karena mempelajari dan menemukan hubungan antara pelaku sosial
yang berkelompok, maka Sosiologi dapat seakan-akan memanyungi ilmu-ilmu sosial lain.
Dalam ranah ilmu Ekonomi telah dikembangkan falsafah dasar mengenai penguasaan,
pemanfaatan/eksploatasi dengan tujuan produksi dan konsumsi sumberdaya, baik alam
maupun manusia, menurut perinsip kegunaan (utilitarianisme). Karena itu Ekonomi modern,
menyimpang dari falsafah semasa ekonomi klasik A. Smith, mengabstraksikan dimensi
keadilan dan pemerataan (Gouldner, 1973). Itu pula yang mendekatkan sifat ekonomi ke ilmu
alam diera neo-klasik.
Bersebrangan dengan itu Ethnologi memusatkan studi deskriptifnya pada budaya kelompok-
kelompok ethnis, terutama yang berada dalam tahap perkembangan pra-sejarah dan / atau
pra-aksara. Ilmu Antroophologi yang sudah mulai menjembatani dua ranah tersebut dengan
mempelajari, baik aspek manusia sebagai organisme (Physical Antrhopology) maupun
perilaku dalam lingkungan kebudayaan (Ethology Cultural/Social Antrhopology).
Ilmu politik memusatkan perhatian pada hubungan dan interaksi yang berkaitan dengan
pembagian dan pertukaran kekuasaan (=power). Sejarah menjadi sangat relevant dalam
menekuni Sosiologi karena menunjukkan kecenderungan (trends) dan membuka peluang,
baik untuk memahami proses perubahan, bertahap atau sebagai loncatan, maupun membuka
peluang untuk membanding gejala sosial/ kemasyarakatan. Beberapa cabang kelompok ilmu
lain yang sering di acu sebagai kelompok Humaniora seperti Hukum, Pendidikan dan
komunikasi pun menunjang dan memberi pengetahuan sangat berharga untuk sosiologi.
Dalam zaman penjajahan Belanda masyarkat Indonesia yang belum dipersepsikan sebagai
satu kesatuan, lebih dipelajari dari sudut pandang Ethnologi dan Antropologi budaya.
Berkaitan dengan itu juga Hukum Adat sangat diminati baik oleh sarjana Belanda maupun
Indonesia, dan banyak diantara mereka bergelar Sarjana Hukum.
Mungkin minat tersebut juga merupakan kebutuhan pemerintah Hindia Belanda yang ingin
menghayati sifat dan tata kehidupan terutama suku-suku bangsa yang berperan di Nusantara.
2. Nama-nama besar seperti Krom, Veth, dan Snouch Hurgronje boleh dikatakan perintis ilmu-
ilmu sosial ini di Indonesia sejak akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20.
Sejak tahun 1920-an timbullah minat sarjana-sarjana Belanda untuk memahami masyarakat
lebih luas, karena gejala-gejala sosial yang disoroti tidak terbatas pada lingkungan suku
bangsa atau group ethnis. Di antaranya adalah B. Schrieke (1890-1945) yang menulis
karangan-karangan ethnografis dan sejarah, sehingga gabungan kedua konteks itu bercorak
Sosiologi. Salah satu variabel yang jelas mencerminkan ilmu Sosiologi yang menjadi garapan
Schrieke adalah Akulturasi. Misalnya Shcrieke mengulas “Pergeseran kekuasaan Politik dan
Ekonomi di Nusantara antara abad ke 16 sampai abad ke-17”. Satu sebab mengapa Schrieke
kurang dikenal dan tulisannya kurang dibaca ialah karena beliau menulis dalam bahasa
Belanda. Baru setelah tahun 1955 beredarlah kumpulan karangan Schrieke yang
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (2 jilid. 1955).
Tokoh Belanda lain yang melalui karangan sejarah melukiskan mayarakat Indonesia adalah
J.C. van Leur (1934-1942). Jelas konteks makronya tercermin dari judul-judul karangan
seperti a.l. Indonesian Trade and Society. Seorang Sarjana Hukum lain yang dikenal dan
menulis tentang Indonesia masa kini (kontemporer), bahkan juga meletakkan Indonesia
dalam konteks lebih luas lagi adalah Prof. W.F. Wertheim (1899-2001) yang pernah
mengajar di Rechts Hogeschool di Jakarta (1936) dan menjadi guru besar tamu di Fakultas
Pertanian, UI (Bogor) 1957. Karena Wertheim mengalami pendudukan Jepang di Indonesia
dan sempat mengamati kebangkitan Nasional Indonesia pula, beliau, dapat merekam
perubahan sosial dalam bukunya “Indonesia Society in Transition” dari daerah jajahah
menjadi Republik yang berdaulat.
II. PERKEMBANGAN TEORI SOSIOLOGI
Sarjana-sarjana Belanda yang meminati Sosiologi dahulu banyak bergelar Sarjana Hukum,
dan aspek-aspek Sosiologi juga diajarkan di Fakultas Hukum, mungkin warisan dari periode
mempelajari Hukum Adat yang masih diminati. Ini sebabnya mengapa baik di Universitas
Indonesia dan di Universitas Gadjah Mada dosen-dosen Indonesia banyak bergelar SH.
Seperti misalnya Soelaeman Soemardi, Soekanto, Soetandiyo Wignyo Soebroto, Satjipto
Raharjo dan lain-lain.
3. Pengaruh sosiologi Eropa memang juga menggali dan dari pemikir-pemikir falsafah a.l.
Bapak Sosiologi August Comte (1798-1857). Pendekatan yang agak ethno-Antropologis
tercermin juga dalam buku E. Durkheim tentang agama, tetapi buku-buku lain seperti
mengenai “Pembagian Kerja” (1966) dan “Bunuh Diri” sudah jelas dikarang dalam konteks
makro sosiologi. Memang penyebaran theori-theori klasik Sosiologi di Indonesia tidak terlalu
luas, nama-nama seperti P. Sorokin, M. Weber, Znaniecki, Marx, Von Wiese, G. Simmel, T.
Shanin dan banyak lagi kurang mengisi bahan kuliah para dosen.
Sejak pertengahan 1950-an Indonesia mulai mengirimkan mahasiswa untuk berbagai ilmu
sosial keluar negeri, tetapi ada kecenderungan lebih banyak ke Amerika Serikat daripada ke
Eropa. Antara lain Soedjito Djojohardjo dikirim ke Inggris, tetapi lebih banyak lagi yang
belajar di Amerika dan menghasilkan thesis Ph.D. seperti Prof. Selo Soemardjan, Mely Tan
APU, Prof. Hasyah Bachtiar (hanya sebentar di Universitas Amsterdam sebelum ke Harvad)
dan lain-lain.
Perlu dipahami bahwa pengembangan dan perkembangan theori yang digubah pakar
Sosiologi tidak terlepas dari kejadian-kejadian besar dalam masyarakat dan pengaruh-
pengaruhnya kepada pemikir / ilmuwan yang kemudian menerima sejumlah assumsi yang
mendasari theori. Demikian keperluan pemerintah jajahan di Hindia Belanda mendorong
ilmuwan menelusuri adat kebiasaan suku-suku bangsa di Nusantara. Pengertian yang
diperoleh mengarahkan kebijaksanaan sedemikian rupa sehingga mereka yang dijajah tidak
menimbulkan penolakan atau pembangkangan yang terlalu kuat.
Dalam masa 1800-1825, dibawah pengaruh tumbuhnya kaum borjuis di Eropa dan awal
industrialisasi yang menimbulkan / menyuburkan “budaya utilitarianisme” sosiologi seakan-
akan hanya mempelajari gejala-gejala yang tersisa (unfinished business) dalam perjalanan
revolusi industri. A. Gouldner (1973:92) mendeskripsikannya dalam kalimat “Sociology
made the residual, Social, Element its sphere”. Jadi ranah sosiologi seakan-akan dipisah dari
perkembangan ekonomi dan teknologi.
Baru sekitar pertengahan abad ke-19 sosiologi, ekonomi dan politik (Marx, 1848) mulai
difahami sebagai bidang-bidang ilmu yang saling terjalin.
“Sociology thus remains concerned with society as a “whole” as some kind of totality, but it
now regards itself as responsible only for one dimension of this totality. Society has been
parceled out analytically (Tj. Only) among the various social sciences. From this analytic
4. standpoint, sociology is indeed, concerned with social systems or society as a “whole”, but
only as it is a social whole”. (Gouldner, 1973:94)
Theori dalam ilmu sosial pun mencari keteraturan perilaku manusia serta pemahaman dan
sikap yang mendasarinya. Karena keadaan masyarakat yang berubah-ubah, pemahaman,
sikap dan perilaku warga / pelaku social pun dapat berubah. Memang perubahaan sosial bisa
bersifat makro, tetapi juga bisa lebih mikro mencakup kelompok-kelompok masyarakat yang
relatif lebih kecil dari satu bangsa, atau kumpulan bangsa-bangsa. Theori juga mengandung
sifat universalitas, artinya dapat berlaku di lain masyarakat yang mana saja, walaupun sering
dibedakan atara Grand Theory dan theori yang cakupannya tidak seluas itu.
Theori August Comte, Karl Marx dan beberapa theory Max Weber dapat digolongkan ke
Grand Theory, sedangkan theori Parson relatif mikro karena melepaskan diri dari kerangka
sejarah dan memfokuskan analisnya pada sistem sosial dan struktur, lebih khusus dalam
masyarakat Amerika Serikat.
Seorang ahli Sosiologi Alwin Gouldner (1971) yang bersifat kritis dan menulis buku berjudul
“The Coming Crisis of Western Sociology” mengungkapkan bahwa Talcott Parsons
menghasilkan “Academic Sosiology” dimasa Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi
yang dahsyat (1930), bahkan aliran tersebut kemudian mempengaruhi di luar A.S.
Parsons juga mencoba mencari penyelesaian lebih prgamatis dalam zamannya yang
pemikirannya membuahkan theori “Social System”. Ini sebanya theori tesebut juga
mempengaruhi pengajaran dan pemahaman sosiologi, yang waktu tahun 1930-an menarik
banyak penganut pakar Sosiolog di luar AS. Bahkan sedemikian rupa sehingga menggusur
theori-theori sosiologi dalam tradisi Eropa, seperti Max Weber, Karl Mannheim dan lain-lain
yang tidak mengesampingkan dimensi falsafah dan sejarah. Jadi boleh dikatakan sosiologi
Meso timbul dengan theori Parsons, tetapi dengan mengorbankan faktor “dinamika”
(perubahan sosial makro yang ciri Sosiologi Eropa) dengan mengunggulkan “Struktur dan
Fungsi”.
Akibat pengaruh Amerika Serikat sebagai negara adidaya setelah 1950 yang terus meluas
setelah perang dunia kedua, theori Sosiologi dinegara berkembang pun terpengaruhi, karena
menekuni masalah yang tidak melampaui batas “nation state”. Negara-negara baru dengan
kesadaran nasional yang tinggi ingin mengatur struktur kelembagaan dalam masyarakat
masing-masing.
5. Sekarang di Indonesia mulai terasa adanya dilemma, karena “nation state” belum mantap
sudah timbul Globalisasi yang pasti merubah pengelompokan dan perilaku-perilaku sosial
yang lebih universal.
III. REORIENTASI SOSIOLOGI INDONESIA
Baik lahirnya “nation state” Indonesia di pertengahan abad ke-20 dan pembangunan nasional
yang digalakkan selama periode pemerintahan Orde Baru merangsang tumbuhnya theori
struktur dan fungsi Parsons. Bukan saja pragmatik (non-dinamika) yang dipentingkan karena
tujuannya adalah pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kurang mengulas perubahan sosial dan
konflik. Perubahan struktur sosial yang sebenarnya di Indonesia akan dimulai tahun 1960
dengan mengatur agraria, berhenti tetapi itu (1965) dan kemudian andalannya adalah
menumbuhkan klas menengah. Sering dikatakan bahwa klas menengah merupakan prasyarat
untuk pertumbuhan demokrasi maupun ekonomi.
Dialektika dalam masyarakat yang mengandung potensi konflik , antara sentralisme politik
dan arus kebebasan generasi muda yang tertekan, meletus waktu krisis 1997 dan Reformasi
1998 sampai menggoncangkan sendi-sendi masyarakat.
Gejala-gejala yang sebelumnya latent, sekarang menjadi perhatian Rakyat, dan aneka elite
menjadi faktor yang penting dalam usaha mecapai konsensus nasional baru.
Mengingat hal-hal tersebut diatas, terasa bahwa buku P. Sorokin (1928) “Contemporary
Sociological Theories” sudah diperluas dengan theori-theori yang sudah lebih
mengintegrasikan beberapa cabang ilmu-ilmu sosial.
Pertautan antara aspek-aspek psikologi misalnya dapat ditemukan dalam buku R. Presthus
(1962) dan D. Riesman dkk. (1961). [1]
K. Boulding (1962) seorang guru besar ekonomi menambahkan teori konflik dan
memperkaya theori klasik terdahulu (Marx, Simel, Coser). [2]
Erat pula kaitannya dengan gejala-gejala yang kita alami sejak Reformasi 1998 adalah buku-
buku C. Wright MILLS (2959 dan 1963). [3]
6. [1] Roberth Presthus (1962). “ The Organizational Society; An Analysis and a Theory” New
York, random House.
David RIESMAN, dkk. (1961) “The Lonely Crowd.” New Haven, Yale University Press
[2] Kenneth BOULDING (1962). “ Conflict and Defensel; A General Theory”. New York,
Harper Torchbooks.
[3] C. Wright Mills (1959). “The Power Elite”. New York, Oxford Univ. Press.
________ (1963). “Power Politics and People.” London, Oxford Univ. Press.
Analisa-analisa pakar-pakar tersebut diatas menunjukkan pentingnya dinamika sosial dalam
masyarakat modern yang lebih memperkaya imajinasi sosiologi kita. Jadi di Amerika Serikat
setelah T. Parsons timbul mazhab-mazhab Sosiologi muda yang lebih memahami pentingnya
gejala perubahan dan konflik sosial, yang pada hemat penulis lebih merupakan warisan dari
tradisi Sosiologi Eropa.
Ini dibenarkan oleh a. Gouldner yang menulis dan menyimpulkan bahwa “Academic
Sociology semakin terjalin dengan analisa K. Marx, sehingga di Amerika misalnya
menimbulkan gerakan “New Left” menentang Establishment atau di Eropa (Jerman) “Tentara
Merah” dengan tokoh muda Beader Meinhof. Mungkin P.R.D di Indonesia dapat
diketegorikan dalam pemberontakan generasi muda seperti itu, yang sudah jenuh dengan elite
Orde Baru di Jepang pun ada gerakan-gerakan serupa.
Pemberontakan menentang tradisi dan pemikiran generasi “arrive” yang kolot oleh generasi
muda selalu akan timbul dalam masyarakat manusia sebagai terjadi tahun 1945, sebentar di
tahun 1965 dan dewasa ini sejak tahun 1998. Dalam arti yang lebih murni memang
paradigma yang umum dianut sarjana Sosiologi di Indonesia perlu dirubah. Kalau di Zaman
Orde Baru sukar untuk menganalisa secara terbuka gejala stratifikasi sosial dan konflik
antara Klas, sekarang sudah lebih bisa diterima, karena memang gejalanya sudah ada sejak
zaman penjajahan sekalipun.
Struktur feodal memang berlapis-lapis dan eksploatasi jelas sudah ada. Jadi perlu reorientasi
sosiologi untuk banyak ilmuwan Sosiologi dan cedekiawan yang memperhatikan
perkembangan kebudayaan karena keadaan sudah berubah. Tantangan bukan hanya ada di
dalam negeri, tetapi sekaligus juga dalam hubungan kita dengan negara dan bangsa, bukan
7. saja yang geografis menjadi tetangga kita, tetapi juga dengan negara-negara sebenua, bahkan
di benua lain.
Satuan pelaku sosial bukan saja lagi “nation state” tetapi komunitas negara atau bangsa yang
sudah melintasi batas nation-state. Mazhab-mazhab agama menjadi salah satu ilustrasi jelas,
tetapi juga “pendukung pelestarian alam dan lingkungan, serta perjuangan untuk “Hak Azasi
Manusia” dan “Gender” dapat segera difahami sebagai komunitas besar yang menjadi ciri
pengelompokan Global. Sosiologi tidak dapat lagi bertahan dengan membatasi diri dengan
mempelajari “residual social elements seperti pernah digagas oleh cendekiawan Prancis Saint
Simon di awal abad ke-19.
Inilah sebabnya mengapa perlu ada reorientasi Sosiologi di Indonesia; bukan ekonomi lagi
yang akan bertahan sebagai “The Queen of The Social Sciences”, tetapi sosiologi yang
mengulur tangan kepada cabang-cabang ilmu Sosial lain dan Humaniora untuk menganalisa
dan memecahkan masalah kemasyarakatan secara terpadu.
Prof. Dr. Sediono MP Tjondronegoro, Ketua Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Pusat, 1999 -
2003.
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional “Menggalang Masyarakat Indonesia Baru yang
Berkemanusiaan”. Diselenggarakan oleh Ikatan Sosiologi Indonesia, tanggal 28 Agustus
2002 di Bogor.
SUMBER ACUAN
BOUMAN, P.J. (1976). Sosiologi, Pengertian dan masalah. Yogyakarta, Penerbit Yayasan
Kanisius.
COSER, L. (1964). The Function of Social Conflict. New York, The Free Press.
DURKHEIM, E. (1966). The Division of Labour (Translation). New York, The Free Press.
_____________ (1962). Socialism. London, Colliers Books
GOULDNER, Alvin W. (1973). The Coming Crisis of Western Sociology. London,
Heineman
8. HINDESS, Barry (ed. 1977). Sociological theories of the Economy. London, the Mac Millan
Press.
KAZACIGIL, Ali (ed. 1994). Sociology: State of the Art I. International Social Sciences
Journal, February 1994:139. Paris, Blackwell Publ.
MARX, K. (1956). Selected Writings in Sociology and Social Philosophy. (Translation by
T.B. Bottomore). New York, Mc Graw-Hill Books.
MARTINELLI, alberto (2002). “Markets, Government and Global Governance”. Presidential
address, ISA XV Congress, Brisbane 2002
MILLS, C, Wright (1961). The Sociological Imagination. New York, Grove Press, Inc.
MUDIM BE, V.Y. (ed. Dkk, 1996). Open the Social Sciences. Refort of the Guilbenkian
Commission of the Gulbenkian Commission on the Restructuring of the Social Science.
Stanford, Stanford Univ. Press.
PARSONS, Talcot (1951). The Social System; The Major Exposition of the Author’s
Conceptual Scheme. New York, Free Press.
SIMMEL, G. (1955). Conflict and the Web of Group Affixations. New York, The Free Press.
____________ (1950). The sociology of George Simmel. New York, The Free Press of
Glencol
SIMONDS, A.P. (1978). Karl Mennheim’s Sociology of Knowledge. Oxford, Clarendom
Press
SOROKIN, P.A. (1928). Contemporary Sociological Theories; through the First Quarter of
the 20th Century. New York, Harper Torchbooks.
STEINER, Philippe (2001). “The Sociology of Economic Knowledge”. The Return of
Economic Sociology in Europe (a. Symposium) dalam European Journal of Social Theory 4
(4). London, Sage Publications
WEBER, M. (1964). The Theory of Sociology Imagination. New York, Grove Press, Inc.
9. WERTHEIM, W.F. et.al. (ed.s 1955-1957). Indonesian Sociological Studies; Selected
Writings of B. Schrieke (2 parts). The Haque, W. van Hoeve.