RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah untuk 20 tahun ke depan yang disusun berdasarkan RPJPN dan rencana tata ruang wilayah. Dokumen ini memuat visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan daerah untuk jangka panjang. Tahapan penyusunan RPJPD meliputi persiapan, penyusunan rancangan awal, musrenbang
Dokumen tersebut membahas mengenai penguatan dan regulasi baru BUMDesa. Beberapa poin penting yang diatur meliputi pemanfaatan BUMDesa untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai SDGs, program prioritas nasional, dan adaptasi kebiasaan baru seperti Desa Aman Covid-19. Dokumen ini juga menjelaskan strategi pemulihan ekonomi desa melalui revitalisasi BUMDesa, digitalisasi ekonomi desa, ketahanan pangan,
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATeguh Kristyanto
Buku tersebut membahas tentang tata cara pendaftaran BUM Desa dan BUM Desa Bersama menurut peraturan terbaru. Dibahas pula perkembangan registrasi BUM Desa dan BUM Desa Bersama serta simulasi pendaftaran untuk mempermudah pemahaman.
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi desa saat ini di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa, serta prioritas penggunaan Dana Desa pada tahun 2024 yang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfHackEuy
UU CK dan PP No. 21/2021 merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan investasi dan penciptaan lapangan kerja melalui penyederhanaan pengaturan penataan ruang, di antaranya dengan mengintegrasikan berbagai produk rencana tata ruang dan mempermudah proses perizinan berdasarkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah untuk 20 tahun ke depan yang disusun berdasarkan RPJPN dan rencana tata ruang wilayah. Dokumen ini memuat visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan daerah untuk jangka panjang. Tahapan penyusunan RPJPD meliputi persiapan, penyusunan rancangan awal, musrenbang
Dokumen tersebut membahas mengenai penguatan dan regulasi baru BUMDesa. Beberapa poin penting yang diatur meliputi pemanfaatan BUMDesa untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai SDGs, program prioritas nasional, dan adaptasi kebiasaan baru seperti Desa Aman Covid-19. Dokumen ini juga menjelaskan strategi pemulihan ekonomi desa melalui revitalisasi BUMDesa, digitalisasi ekonomi desa, ketahanan pangan,
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATeguh Kristyanto
Buku tersebut membahas tentang tata cara pendaftaran BUM Desa dan BUM Desa Bersama menurut peraturan terbaru. Dibahas pula perkembangan registrasi BUM Desa dan BUM Desa Bersama serta simulasi pendaftaran untuk mempermudah pemahaman.
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi desa saat ini di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa, serta prioritas penggunaan Dana Desa pada tahun 2024 yang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfHackEuy
UU CK dan PP No. 21/2021 merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan investasi dan penciptaan lapangan kerja melalui penyederhanaan pengaturan penataan ruang, di antaranya dengan mengintegrasikan berbagai produk rencana tata ruang dan mempermudah proses perizinan berdasarkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) Tahun 2020.
Dokumen tersebut membahas tentang susunan organisasi perangkat desa dan tugas serta fungsinya. Terdapat informasi mengenai Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Dusun beserta tugas dan fungsinya. Juga dijelaskan mengenai pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri dan azas-azas pengelolaannya.
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting Akademi Desa 4.0
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan konvergensi pencegahan stunting di desa melalui penggunaan dana desa, dengan menjelaskan model konvergensi, peraturan terkait, dan contoh sinergi pembiayaan antara pemerintah pusat dan daerah dengan desa.
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas masukan untuk perencanaan pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045 dengan menjelaskan delapan agenda pembangunan nasional, peran kabupaten dalam ketahanan nasional, serta faktor-faktor penghambat dan pendorong pembangunan di kabupaten tersebut dari tahun 2005-2024."
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
1. BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dapat memperkuat ekonomi lokal dan menjadi solusi untuk menghadapi ACFTA. BUMDes mampu memanfaatkan sumber daya lokal, menyerap tenaga kerja besar, dan meningkatkan ekspor produk lokal.
2. BUMDes berorientasi pada pengembangan UMKM dan peningkatan pendapatan masyarakat desa. BUMDes dapat memaksimalkan potensi lokal seperti hasil
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
Pedoman ini membahas analisis aspek fisik dan lingkungan dalam penyusunan rencana tata ruang, meliputi pengumpulan data klimatologi, topografi, geologi, hidrologi, sumber daya mineral, bencana alam, penggunaan lahan, studi lingkungan yang pernah dilakukan, dan analisis kemampuan lahan berdasarkan morfologi, kemudahan dikerjakan, kestabilan lereng, dan kesuburan tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk anggota DPRD Kota Depok. Dokumen tersebut juga memperkenalkan profil penulisnya yaitu Drs. H. Dadang Solihin dan pengalamannya dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya dokumen tersebut menjelaskan sistematika penulisan RPJPD dan
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW Provinsi) sebagai acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman ini memuat ketentuan teknis muatan RTRW Provinsi yang mencakup tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang ketentuan umum pemerintahan daerah, pembagian wilayah negara, kekuasaan pemerintahan dan urusan pemerintahan, penataan daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, perangkat daerah, peraturan daerah dan peraturan kabupaten/kota, keuangan daerah, partisipasi masyarakat, dan kerjasama antar daerah.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Nunukan dengan tujuan menciptakan warga yang mampu berusaha dan mengembangkan diri. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah, asas penanggulangan kemiskinan, dan badan koordinasi penanggulangan kemiskinan di tingkat daerah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) Tahun 2020.
Dokumen tersebut membahas tentang susunan organisasi perangkat desa dan tugas serta fungsinya. Terdapat informasi mengenai Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Dusun beserta tugas dan fungsinya. Juga dijelaskan mengenai pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri dan azas-azas pengelolaannya.
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting Akademi Desa 4.0
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan konvergensi pencegahan stunting di desa melalui penggunaan dana desa, dengan menjelaskan model konvergensi, peraturan terkait, dan contoh sinergi pembiayaan antara pemerintah pusat dan daerah dengan desa.
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas masukan untuk perencanaan pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045 dengan menjelaskan delapan agenda pembangunan nasional, peran kabupaten dalam ketahanan nasional, serta faktor-faktor penghambat dan pendorong pembangunan di kabupaten tersebut dari tahun 2005-2024."
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
1. BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dapat memperkuat ekonomi lokal dan menjadi solusi untuk menghadapi ACFTA. BUMDes mampu memanfaatkan sumber daya lokal, menyerap tenaga kerja besar, dan meningkatkan ekspor produk lokal.
2. BUMDes berorientasi pada pengembangan UMKM dan peningkatan pendapatan masyarakat desa. BUMDes dapat memaksimalkan potensi lokal seperti hasil
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
Pedoman ini membahas analisis aspek fisik dan lingkungan dalam penyusunan rencana tata ruang, meliputi pengumpulan data klimatologi, topografi, geologi, hidrologi, sumber daya mineral, bencana alam, penggunaan lahan, studi lingkungan yang pernah dilakukan, dan analisis kemampuan lahan berdasarkan morfologi, kemudahan dikerjakan, kestabilan lereng, dan kesuburan tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk anggota DPRD Kota Depok. Dokumen tersebut juga memperkenalkan profil penulisnya yaitu Drs. H. Dadang Solihin dan pengalamannya dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya dokumen tersebut menjelaskan sistematika penulisan RPJPD dan
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW Provinsi) sebagai acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman ini memuat ketentuan teknis muatan RTRW Provinsi yang mencakup tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang ketentuan umum pemerintahan daerah, pembagian wilayah negara, kekuasaan pemerintahan dan urusan pemerintahan, penataan daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, perangkat daerah, peraturan daerah dan peraturan kabupaten/kota, keuangan daerah, partisipasi masyarakat, dan kerjasama antar daerah.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Nunukan dengan tujuan menciptakan warga yang mampu berusaha dan mengembangkan diri. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah, asas penanggulangan kemiskinan, dan badan koordinasi penanggulangan kemiskinan di tingkat daerah.
Peraturan ini menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa Seboro tahun 2019 berdasarkan peraturan dan undang-undang terkait pembangunan desa, termasuk Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan daerah Kabupaten Kebumen. Rencana kerja ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Seboro untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan.
Keputusan Kepala Desa Redisari menetapkan Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Tim Pendataan Penduduk Miskin Desa/Kelurahan Redisari untuk periode 2017-2019. Tim Koordinasi bertugas melakukan koordinasi, pengendalian, dan pendataan kemiskinan, sedangkan Tim Pendataan bertugas melaksanakan pendataan penduduk miskin sesuai peraturan daerah.
Peraturan Desa Seboro Nomor 4 Tahun 2019 menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Seboro Tahun 2020-2025. RPJM Desa merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Desa yang mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten Kebumen. Dokumen ini mengatur ketentuan umum terkait definisi Desa Seboro, Pemerintahan Desa, Pemerintah Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa.
Keputusan Kepala Desa Balingasal membentuk Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Tim Pendataan Penduduk Miskin Desa Balingasal untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dan pendataan penduduk miskin sesuai peraturan pemerintah.
Peraturan Daerah bangunmandar (salinan) Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pembangunan desa mandiri berbasis masyarakat di Sulawesi Barat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat desa dan pemerintahan desa yang mandiri. Program ini melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dengan dukungan kader pemberdayaan masyarakat desa.
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso menetapkan pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Tim Pendataan Penduduk Miskin Desa Wonoyoso untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dan pendataan penduduk miskin di desa sesuai peraturan perundang-undangan.
Peraturan Desa ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Seboro untuk periode 2020-2025. Dokumen ini menjabarkan kerangka hukum dan landasan perencanaan pembangunan Desa Seboro selama enam tahun ke depan sesuai dengan peraturan dan rencana pembangunan pusat dan daerah.
Keputusan Kepala Desa Seboro menunjuk pengurus dan pengawas BUMDes Kridabo untuk tahun 2019, yang terdiri atas penasehat, pelaksana operasional, dan pengawas dengan tugas masing-masing untuk memberikan nasihat, mengelola usaha, serta mengawasi kinerja BUMDes.
Dokumen tersebut merupakan peraturan desa tentang rencana kerja pemerintah desa (RKP Desa) tahun anggaran 2020 di Desa Seboro, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen yang mengatur tentang penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja pemerintah desa untuk tahun anggaran 2020."
Peraturan Desa Clapar menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa Desa Clapar untuk tahun 2023, sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa sesuai ketentuan perundang-undangan.
Peraturan Desa Clapar menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa Desa Clapar untuk tahun 2023, sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa sesuai ketentuan perundang-undangan.
Peraturan Desa ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pencil tahun 2016-2019 yang mencakup visi, misi, program pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat Desa Pencil selama 6 tahun ke depan.
Peraturan Desa Clapar Nomor 3 Tahun 2023 mengatur tentang pembentukan lembaga kemasyarakatan desa. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum dan pertimbangan yang mendasari penetapan peraturan desa ini serta menetapkan ketentuan umum mengenai definisi istilah yang digunakan dalam peraturan desa.
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang pelaksanaan pemerintahan di Desa Balingasal pada tahun 2021, mencakup program kerja, anggaran, pencapaian, dan tantangan. Laporan ini bertujuan untuk mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa sesuai asas pengelolaan keuangan desa.
The document is a collection of random letters, symbols and punctuation that do not form coherent words or sentences. It appears to be gibberish with no discernible meaning or purpose.
Musyawarah Desa Khusus tentang Penetapan Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) Tahun 2022 diselenggarakan di Balai Desa Balingasal untuk memvalidasi dan menetapkan 118 keluarga miskin sebagai penerima BLT-DD dari total 212 calon penerima berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Musyawarah ini dihadiri oleh unsur pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, dan masyarakat unt
Peraturan Kepala Desa Balingasal Nomor 1 Tahun 2022 menetapkan daftar 45 keluarga penerima manfaat Bantuan Langsung Tunai Desa tahun 2022 dan besaran bantuan sebesar Rp300.000 per bulan untuk masing-masing keluarga selama 12 bulan. Bantuan akan dibayarkan mulai Januari 2022.
Dokumen tersebut merupakan Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Desa Balingasal tahun 2021 yang mencakup program kerja dan pelaksanaan pemerintahan desa, pembangunan desa, dan pembinaan kemasyarakatan desa selama tahun 2021.
Desa Balingasal dahulu terdiri dari tiga desa yaitu Desa Jatiteken, Desa Bleber, dan Desa Kalapacung. Pada tahun 1922, ketiga desa tersebut digabung menjadi satu desa bernama Desa Balingasal. Sejak saat itu, desa ini mengalami berbagai perkembangan dan perubahan kepemimpinan hingga saat ini.
Dokumen tersebut berisi laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa) tahun anggaran 2016 Desa Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen. Laporan ini berisi ringkasan realisasi anggaran, persetujuan badan permusyawaratan desa, dan penetapan peraturan desa tentang laporan pertanggungjawaban tersebut.
Dokumen ini berisi daftar 21 anggota Satuan Linmas Desa Balingasal Kecamatan Padureso beserta informasi tentang nomor desa, RW, RT, nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, nomor HP, dilat yang pernah diikuti, dan ketentuan masuk menjadi anggota.
1. PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PEMERINTAH DESA BALINGASAL
KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN
Jalan Wadaslintang Km. 07 Telp/SMS/WA : 0823 2568 2888
http://www.facebook.com/desabalingasal Email : desabalingasal@gmail.com
tweet : @desabalingasal
2. KEPALA DESA BALINGASAL
KABUPATEN KEBUMEN
PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA BALINGASAL,
Menimbang : a. bahwa urusan penanggulangan kemiskinan merupakan salah
satu kewenangan desa yang dapat diatur dan diurus sendiri
oleh desa;
b. bahwa untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan diperlukan
langkah-langkah strategis yang dapat mempercepat penurunan
angka kemiskinan sesuai kewenangan desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 4235);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan
Internasional Covenant On Economic, Social And Cultural Rights
(Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya). (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4557);
3. 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan
Internasional Covenant On Civil Politic Right (Kovenan
Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik). (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558);
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4846);
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4967);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan
Faskir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5235);
12. Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tentang
Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
4. 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5149);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelanggara Kesejahteraan Sosial. (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539);
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun
2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 169, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
22. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan;
23. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan;
24. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 53 Tahun 2004
tentang Partisipasi Masyarakat dalam Proses Kebijakan Publik
(Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2004 Nomor
64);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 11 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen
Tahun 2008 Nomor 11);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 20 Tahun 2012
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2012 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 93);
5. 31. Peraturan Bupati Kabupaten Kebumen Nomor 31 Tahun 2014
tentang Tata Cara dan Pendataan Kemiskinan Kabupaten
Kebumen (Berita Daerah Kabupaten Kebumen (Berita Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2014 Nomor 31);
32 Peraturan Desa Balingasal Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa
Tahun 2015 – 2019)
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BALINGASAL
dan
KEPALA DESA BALINGASAL
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa Balingasal.
2. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Balingasal.
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Balingasal.
4. Badan Permusyawaratan Desa yang disingkat BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa
Balingasal.
5. Masyarakat adalah Perseorangan, Keluarga, Kelompok dan Organisasi Sosial dan/atau
Organisasi Kemasyarakatan.
6. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disingkat dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah
desa dalam memberdayakan masyarakat.
7. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari Suami, Istri, atau Suami,
Istri dan Anaknya, atau Ayah dan Anaknya, atau Ibu dan Anaknya.
8. Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu
dapur.
9. Rumah Tangga Miskin adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari
satu dapur yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya.
10. Penanggulangan Kemiskinan desa adalah kebijakan desa yang dilakukan secara
sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan
masyarakat desa.
11. Masyarakat miskin adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi social
dan/atau organisasi kemasyarakatan yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya.
12. Kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan pokok hidup sehari-hari seperti
pemenuhan hak dasar, sandang pangan dan papan yang harus segera dipenuhi.
13. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM desa,
adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
15. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah penjabaran
dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
6. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
17. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
18. Sistem Informasi Desa, yang selanjutnya disebut SID adalah perangkat keras dan
perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia.
19. Data adalah informasi yang belum diolah berupa angka tentang karakterristik (cirri-ciri
khusus) suatu populasi, menggambarkankondisi suatu populasipada suatuwaktu
tertentu, serta capaian suatu program dan kegiatan.
20. Data agregat adalah kumpulan data peristiwa penting dan kependudukan berupa data
jenis kelamin, pendidikan,agama, dan pekerjaan.
21. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undanganyang ditetapkanoleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
22. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang
bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan
Kepala Desa.
23. Program percepatan penanggulangan kemiskinan desa adalah kegiatan yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa,dunia usaha, serta masyarakatuntuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin melaluibantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi.
24. Hak dasar adalah hak masyarakat yang harus dilindungi dalam rangka mempertahankan
dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat terutama hak ekonomi, social dan
budaya.
25. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, kesehatan, pendidikan,
ekonomi, dan pemerintahan.
26. Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Desa, yang selanjutnya disinkat
TKP2KDes, adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan
untuk percepatan penanggulangan kemiskinan di desa.
27. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa selanjutnya disingkat dengan
Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara
partisipatif oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) desa/ kelurahan (pihak
yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/kelurahan dan pihat yang
akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun
anggaran berikutnya.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Percepatan penanggulangan kemiskinan di desa berdasarkan :
a. Partisipasi, adalah dalam setiap penyenggaraan penanggulangan kemiskinan harus
melibatkan seluruh komponen masyarakat;
b. Keterbukaan, adalahketerbukaan dalam segala hal maksudnya terbuka tentang anggaran
yangdigunakan balam penanggulangan kemiskinan, program dan kegiatan yang
dilakukan oleh TKP2KDes dan keterbukaan atas hasil monitoring dan evaluasi selama
dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan selama 1 (satu) tahun;
c. Keadilan, adalah dalam penyenggaraan penanggulangan kemiskinan harus menekankan
pada aspek pemerataan, tidak diskriminatif dan keseimbangan antara hak dan
kewajiban;
7. d. Pemberdayaan, adalah dalam penyenggaraan penanggulangan kemiskinan harus
dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia
untukmeningkatkan kemandirian;
e. Keberlanjutan, adalah dalam penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan
dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga tercapai kemandirian;
f. Akuntabel, adalah dalam setiap penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undangan;
g. Keterpaduan, adalah dalam penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus
mengintregasikan berbagai komponen yang terkait sehingga dapat berjalan secara
terkoodinir dan sinergis;
h. Gotong royong, adalah asas kekeluargaan dan kebersamaan tanpa adanya pamrih dalam
penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan secara bersama-sama bekerja atau
berjuang tanpa adanya maksud untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk kepentingan
bersama;
i. Efektif dan efisien, adalah memanfaatkan sumber daya alam atau manusia dan tidak
menggunakannya secara berlebihan atau dikatakan dengan ekonomi biaya tinggi agar
dalam pelaksanaanya mencapai sasaran; dan
j. Musyawarah mufakat, adalah menhargai dan juga memperhatikan seluruh aspirasi yang
dating dari masyarakat untuk dibahas dalam suatu forum masyarakat guna melakukan
pembahasan dan menyatukan berbagai aspirasi tersebut agar mencapai mufakat,
sehingga akan menimbulkan kepuasan dan kesenangan untuk bersama.
Pasal 3
Tujuan disusunnya Peraturan Desa ini adalah sebagai berikut :
a. Mempercepat penurunan angka kemiskinan di desa;
b. Memberikan perlindungan hak dasar;
c. Memperkuat partisipasi masyarakat miskin;
d. Mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin, dan
e. Sebagai dasar untuk menyusun strategi, program dan kegiatan yang efektif.
BAB III
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 4
Sasaran percepatan penanggulangan kemiskinan adalah untuk menurunkan angka kemiskinan
pada Rumah Tangga Miskin.
Pasal 5
Ruang lingkup percepatan penanggulangan kemiskinan adalah :
a. Perlindungan terhadap hak dasar penduduk miskin;
b. Keselarasan dan keterpaduan program-program penanggulangan kemiskinan; dan
c. Membangun kerjasama percepatan penanggulangan kemiskinan.
BAB IV
HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWAB
Pasal 6
Masyarakat miskin berhak :
a. Memeroleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan;
b. Memperoleh pelayanan kesehatan;
c. Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya;
8. d. Mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun, mengembangkan, dan
memberdayakan diri dan keluarganya sesuai dengan karakter budayannya;
e. Mendapatkan pelayanan social melalui jaminan social, pemberdaaan social, dan
rehabilitasi social dalam membangun, mengembangkan, serta memberdayakan diri dan
keluarganya;
f. Memperoleh lingkungan hidup yang sehat;
g. Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang brkesinambungan;
h. Medapatkan informasi tentang kebijakan percepatan penanggulangan kemiskinan;
i. Terlibat dalam pengambilan keputusan;
j. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan percepatan penanggulangan
kemiskinan; dan
k. Memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha.
Pasal 7
Pemerintah desa berkewajiban :
a. Melindungi hak-hak dasar masyarakat miskin;
b. Membuka ruang informasi dan partisipasi masyarakat miskin;
c. Menyusun kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin;
d. Mempermudah pelayanan masyarakat miskin;
e. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin sesuai dengan kemampuan
keuangan desa;
f. Menyalurkan bantuan secara tepat sasaran dan tepat guna;
g. Menyusun perencanaan dan penganggaran desa yang berpihak pada masyarakat
miskin; dan
h. Memberdayakan TKP2KDesa dan Tim Pendataan.
Pasal 8
Penduduk miskin bertanggung jawab meningkatkan taraf hidupnya dalam upaya percepatan
penanggulangan kemiskinan.
BAB V
KEWENANGAN DAN TUGAS PEMERINTAH DESA
Pasal 9
(1) Kewenangan pemerintah desa dalam percepatan penanggulangan kemiskinan meliputi;
a. menyusun strategi,program dan kegiatan;
b. mengalokasikan anggaran;
c. menetapkan Daftar Rumah Tangga Miskin; dan
d. menetapkan TKP2KDes;
(2) Kewenangan pemerintah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
(3) Pemerintah Desa Mempunyai tugas:
a. melaksanakan kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan;
b. menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat
c. menusun strategi percepatan penanggulangan kemiskinan;
d. mengalokasikan anggaran untuk prioritas kemiskinan;
e. membentuk TKP2KDes;
f. memfasilitasi kegiatan TKP2KDes.
9. BAB VI
STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN
Pasal 10
Upaya penyusunan kebijakan percepatan penanggulangan kemiskinan perlu disusun
langkah strategis jangka pendek dan jangka menengah yang terintregrasi dalam RKP dan
RPJM Desa.
Pasal 11
Langkah strategis yang dimaksud Pasal 10 meliputi:
a. mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin sesuai dengan kemampuan
keuangan Desa;
b. meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin;
c. mengembangkan, membantu, dan memotivasi keberlanjutan usaha ekonomi mikro
dan kecil; dan
d. mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
Pasal 12
Program percepatan penanggulangan kemiskinan meliputi :
a. kelompok program bantuan social terpadu berbasis keluarga;
b. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil; dan
d. kelompok program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak
langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
miskin.
Pasal 13
(1) Kelompok program sebagaimana dimaksud Pasal 12 huruf a, b, c, dan d dilaksanakan
melalui program.
(2) Ketentuan mengenai program sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) tercantum
pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
(3) Pelaksanaan program sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB VII
TKP2KDes
Pasal 14
(1) Pembetukan TKP2KDes dilaksanakan melalui Musyawarah Desa yang diselenggarakan
oleh BPD dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Keanggotaan TKP2KDes sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang yang terdiri dari unsur
pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan desa, tokoh agama/masyarakat, unsur
masyarakat miskin dan unsur perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus)
(3) Masa Kerja TKP2KDes selama 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya Keputusan Kepala Desa.
(4) Anggota TKP2KDes dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan dalam
Musyawarah Desa.
Pasal 15
(1) TKP2KDes dalam melaksanakan tugas dibantu Sekretariat.
10. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Kepala Sekretariat dijabat oleh Sekretaris Desa;
b. Bidang Data dan SID;
c. Bidang Perencanaan;
d. Bidang Keuangan.
(3) Bidang-bidang sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, c, dan d dapat
berasal dari unsur masyarakat yang diangkat oleh Kepala Desa dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
(4) Tugas masing-masing anggota Sekretariat diatur dalam Keputusan Kepala Desa.
Pasal 17
(1) Anggota TKP2KDes berhak memperoleh :
a. Anggaran operasional dalam menjalankan tugasnya; dan
b. Pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja TKP2KDes.
(2) TKP2KDes mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintahan Desa, Kecamatan, dan TKP2KD
serta pihak lain yang terkait;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan di
desa;
c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi pendataan penduduk miskin secara periodik;
d. Mengkoordinasikan hasil analisis kemiskinan dalam proses penyusunan RPJM Desa,
RKP Desa, dan APB Desa;
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan percepatan
penanggulangan kemiskinan secara periodik.
f. Mendorong partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan proses pengambilan
kebijakan percepatan penanggulangan kemiskinan;
g. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga; dan
h. Memberikan laporan atas tugasnya kepada Kepala Desa secara periodik.
BAB VIII
PENDATAAN
Pasal 18
(1) Pendataan penduduk miskin bertujuan untuk mendapatkan data rumah tangga miskin
yang sesuai dengan kondisi masyarakat miskin di Desa.
(2) Pendataan Penduduk Miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
partisipatif oleh Tim Pendataan Penduduk Miskin.
(3) Tim Pendataan Penduduk Miskin sebanyak 14 (empat belas) orang dan/atau disesuaikan
dengan kebutuhan.
(4) Tim Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari Unsur Pemerintah Desa,
Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama, Lembaga Kemasyarakat Desa, Masyarakat Miskin
dengan mengakomodir paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan
perempuan dan ditetapkan dengan Keputusan Ketua TKP2KDes.
(5) Masa tugas Tim Pendataan selama 1 kali dan dapat dipilih kembali.
(6) Tim Pendataan bertanggungjawab kepada TKP2KDes.
Pasal 19
(1) Tahapan pendataan Rumah Tangga Miskin meliputi :
a. Sosialisasi dan pembentukan tim pendataan
b. Penguatan kapasitas tim Pendataan
c. Pelaksanaan Pendataan
d. Verifikasi hasil pendataan
e. Pengolahan hasil pendataan
11. f. Verifikasi hasil pengolahan data;
g. Publikasi hasil pengolahan data;
h. Verifikasi hasil publikasi;
i. Penyempurnaan hasil pengolahan data;
j. Pelaporan TKP2KDes kepada Kepala Desa;
k. Penetapan hasil pendataan oleh Kepala Desa; dan
l. Pelaporan hasil pendataan kepada Bupati
(2) Pengolahan hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan
menggunakan aplikasi berbasis computer yang menyatu dengan SID.
(3) Publikasi hasil pengolahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dilakukan
dengan menggunakan media, antara lain :
a. Pertemuan warga;
b. Pemasangan di papan informasi;
c. Media social;
d. Media elektronik; dan
e. Media internet
(4) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa data Rumah Tangga Miskin dan
data agregat penduduk miskin.
BAB IX
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 20
(1) Masyarakat mempunyai hak untuk berpartisipasi baik secara individu dan/atau kelompok
dalam proses pengambilan kebijakan percepatan penanggulangan kemiskinan.
(2) Partisipasi Masyarakat dilakukan mulai dari tahapan sosialisasi, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan program dan
kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan.
(3) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam bentuk :
a. Musyawarah dusun;
b. Musyawarah desa;
c. Musyawarah perencanaan pembangunan desa;
d. Penyampaian aspirasi;
e. Pelaksanaan kegiatan;
f. Pengawasan; dan/atau
g. Keterlibatan lain sesuai peraturan perundangan.
(4) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
TKP2KDes.
BAB X
PENDANAAN
Pasal 22
(1) Program dan kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 13 dan Pasal 14 pendanannya bersumber dari APB Desa dan/atau sumber lain
yang tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundangan.
(2) Pendanaan dari sumber APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
12% (dua belas perseratus) dari total belanja desa termasuk didalamnya untuk belanja
operasional TKP2KDes dan Tim Pendataan.
(3) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk program dan kegiatan
yang sesuai dengan data hasil pendataan dari Tim Pendataan yang telah ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
(4) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi satu kesatuan dalam
pembahasan RKP Desa yang dihasilkan dari Musrenbang Desa.
12. (5) Format program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat menjadi
lampiran khusus untuk kemiskinan dalam dokumen RKP Desa.
BAB XI
PENGAWASAN, MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 23
(1) Pengawasan, monitoring dan evaluasi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan
secara partisipatif.
(2) Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, BPD, TKP2KDes, dan masyarakat.
(3) Hasil pengawasan, monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dijadikan dasar dalam perbaikan penyusunan kebijakan percepatan penanggulangan
kemiskinan di Desa.
(4) Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan secara periodik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan mengundangkan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Balingasal
Ditetapkan di Balingasal
Pada tanggal 11 April 2016
KEPALA DESA BALINGASAL
PRIYATINI
Diundangkan di Desa Balingasal
Pada tanggal 11 April 2016
Pj. SEKRETARIS DESA BALINGASAL
UDHI PURNOMO
LEMBARAN DESA BALINGASAL
TAHUN 2016 NOMOR 3
13. LAMPIRAN I : PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR : 3 TAHUN 2016
TENTANG : PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
DESA BALINGASAL KECAMATAN PADURESO
KABUPATEN KEBUMEN
Jalan Wadaslintang Km. 06 Kebumen 54394
======================================================================
KEPUTUSAN KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BALINGASAL
KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN
NOMOR : 400/3/KEP/2016
TENTANG
KESEPAKATAN RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG PERCEPATAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA BALINGASAL
KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN
KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa melalui percepatan penanggulangan kemiskinan
masyarakat, desa mempunyai kewenangan untuk mengelola
secara mandiri segala potensi yang ada di desa;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu
menetapkan peraturan desa yang telah dibahas dan disepakati
oleh BPD bersama dengan Kepala Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
42);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
14. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan
Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5539)
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
untuk Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 2 Tahun 2004
tentang Pengaturan Kewenangan Desa;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 7 Tahun 2004
tentang Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 41 Tahun 2004
tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Kebumen;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 53 Tahun 2004
tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Kebijakan Publik
(Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2004 Nomor 64);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 2 Tahun 2007
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2007 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2007
tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Kebumen Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Kebumen Nomor 2);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 11 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen
Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kebumen Nomor 22);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 36);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 20 Tahun 2012
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2012 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 93);
Memperhatikan : 1. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa Nomor 2 tahun 2013
Tanggal 23 Agustus 2013 tentang Peraturan Tata Tertib Badan
Permusyawaratan Desa.
15. 2. Hasil Rapat Paripurna Badan Permusyawaratan Desa Balingasal
Nomor 3 tahun 2016 tanggal 8 April 2016
3. Hasil Rapat Perumus Badan Permusyawaratan Desa Balingasal
tanggal 7 April 2016 sampai dengan tanggal 8 April 2016.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menyepakati Rancangan Peraturan Desa tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan Desa Balingasal Kecamatan Padureso
Kabupaten Kebumen untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Balingasal
Pada Tanggal 8 April 2016
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
KETUA
S U G E N G
16. LAMPIRAN II : PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR : 3 TAHUN 2016
TENTANG : PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
BERITA ACARA KESEPAKATAN BERSAMA KEPALA DESA DAN BPD
Nomor : 03/DS-BLS/2016
Nomor : 03/BPD-BLS/2016
KESEPAKATAN BERSAMA KEPALA DESA DAN BPD
DESA BALINGASAL
TENTANG
PERATURAN DESA TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Pada hari ini Jum’at tanggal Delapan bulan April Tahun Dua Ribu Enambelas kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. PRIYATINI : Kepala Desa Balingasal dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Desa Balingasal
selanjutnya disebut PIHAK KESATU
2. SUGENG : Ketua BPD Desa Balingasal dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Balingasal
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Menyatakan bahwa
1. PIHAK KEDUA telah membahas dan menyepakati Draf Peraturan Desa tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Desa yang telah diajukan PIHAK
KESATU, dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana tertuang pada catatan
yang terlampir pada Berita Acara ini
2. PIHAK KESATU dapat menerima dengan baik penyesuaian dan perubahan Peraturan
Desa tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Desa sebagaimana
tertuang pada catatan yang terlampir dalam Berita Acara ini
3. PIHAK KESATU akan menyelesaikan perubahan dan koreksi atas Draf Peraturan Desa
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan tingkat desa selaras dengan
penyesuaian dan perubahan sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir dalam
Berita Acara ini selambat-lambatnya sebelum 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal
ditandatangani Berita Acara ini.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam
rangkap 2 (dua) untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
PIHAK KESATU
(PRIYATINI)
PIHAK KEDUA
(SUGENG)
17. LAMPIRAN III : PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR : 3 TAHUN 2016
TENTANG : PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
BERITA ACARA MUSYAWARAH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
PEMBAHASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TERHADAP RANCANGAN PERATURAN
DESA TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Pada hari ini Senin tanggal Sebelas Bulan April Tahun Dua Ribu Enam Belas, bertempat di
Balai Desa Balingasal, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen dengan dihadiri oleh
Ketua, Anggota Badan permusyawaratan Desa, Kepala Desa dan perangkat Desa serta
Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda serta Organisasi Wanita dalam rangka
membahas Rancangan Peraturan Desa tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Dalam Rapat tersebut telah diperoleh kata sepakat mengenai pokok-pokok hasil
musyawarah dengan para peserta sebagai berikut :
Menyepakati Rancangan Peraturan Desa tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa.
Demikian Berita Acara Rapat Badan Permusyawaratan Desa ini dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
DESA BALINGASAL
1. Ketua / Anggota : SUGENG (……………………)
2. Wakil Ketua/Anggota : SLAMET HERMANSAH, S.Pd.I (……………………)
3. Sekretaris / Anggota : ENDRO HARYANTO (……………………)
4. Anggota : LEBAR PRIYANTO (……………………)
5. Anggota : SARDI ATMOKO (……………………)
6. Anggota : MARI (……………………)
7. Anggota : TURAS (……………………)
8. Anggota : SUMARNO (……………………)
9. Anggota : SARINO (……………………)
18. DAFTAR HADIR PERANGKAT DESA DAN UNDANGAN LAINNYA
ACARA : PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG PERCEPATAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DESA : BALINGASAL
KECAMATAN : PADURESO
TANGGAL : APRIL 2016
NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
19. NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1 2 3 4
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
BPD Desa Balingasal
Ketua,
(SUGENG)
20. LAMPIRAN IV : PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR : 3 TAHUN 2016
TENTANG : PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
BERITA ACARA
PENYUSUNAN PERATURAN DESA TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
MELALUI MUSYAWARAH DESA
Berkaitan dengan penyusunan Peraturan Desa tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa
Tengah pada :
Hari dan Tanggal : Jum’at, 11 April 2016
Jam : Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB
Tempat : Balai Desa Balingasal
Telah diadakan acara Musyawarah Desa yang dihadiri oleh Kepala Desa, Unsur Perangkat
Desa, BPD, Kelompok Masyarakat, sebagaimana daftar hadir terlampir.
Materi yang dibahas dalam musyawarah desa ini serta yang bertindak selaku unsur pimpinan
musyawarah dan narasumber adalah :
A. Materi
Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
B. Pimpinan Musyawarah dan Narasumber
Pemimpin musyawarah : SUGENG dari Unsur BPD
Notulen : GOTHOT dari Unsur Pemdes
Narasumber :
1. PRIYATINI dari Unsur Pemerintah Desa
2. NGALIMUN, S.Pd dari Unsur LKMD
Setelah dilakukan pembahasan terhadap materi, selanjutnya seluruh peserta musyawarah
Desa menyepakati beberapa hal yang berketetapan menjadi kesepakatan akhir dari
musyawarah Desa dalam rangka penyusunan Peraturan Desa tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan
1. Menyepakati terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
2. Selanjutnya terhadap Rancangan Peraturan Desa Tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan untuk segera ditetapkan menjadi Peraturan Desa.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggungjawab.
Kepala Desa
(PRIYATINI)
Wakil Kelompok Masyarakat
(......................................................)
Balingasal, 11 April 2016
Notulis,
(G O T H O T)
21. YANG MEMBAHAS DAN MENYEPAKAI
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN KETERANGAN
1 SUGENG RT. 01 RW. 06 Ketua BPD
2 Anggota BPD
3 PRIYATINI RT. 01 RW. 04 Kepala Desa
4 Unsur pemdes
5 Unsur Perempuan
6 Unsur Masyarakat
22. LAMPIRAN V : PERATURAN DESA BALINGASAL
NOMOR : 3 TAHUN 2016
TENTANG : PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
PERATURAN DESA BALINGASAL TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Program-program pada kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga,
sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Kelembagaan Petani
b. Program Pendidikan Dasar
c. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) lainnya.
d. Program Pengembangan Perumahan
e. Program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
2. Program-program pada kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;
b. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;
c. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
d. Program Fasilitasi Modal Usaha Tani;
e. Program Peningkatan Produksi Hasil Perikanan;
f. Program Penghijauan dan Konservasi Lahan;
g. Program Pengelolaan Hutan Desa;
h. Program Kebun Bibit Desa;
i. Program Pendirian dan Penguatan BUMDesa;
j. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
k. Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan;
l. Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Non
Formal dan Informal (PAUDNI);
m. Program Pengembangan Seni dan Budaya di Desa;
n. Program Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Desa;
o. Program Pengelolaan Areal Pemakaman;
p. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan;
q. ProgramPelestarian Lingkungan Hidup;
r. Pengembangan Wisata Desa;
s. PeningkatanPrestasi Olah Raga;
t. Progran Keluarga Berencana;
u. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga;
v. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan;
w. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Desa;
x. Pemberdayaan Perempuan;
y. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan;
z. Perlindungan Anak;
aa. Penyebarluasan Informasi Publik;
bb. Program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
3. Program-program pada kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, sebagai berikut :
a. Program Perlindungan anak;
b. Program Ketenagakerjaan;
c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
23. d. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah;
e. Program Pemasaran Hasil Industri dan UMKM;
f. Program Pengelolaan Pasar Desa;
4. Program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
Contoh kegiatan yang terdapat pada kelompok program-program bantuan social terpadu
berbasis keluarga, sebagai berikut :
1. Program Pendidikan Dasar
a. Fasilitasi Penyelenggaraan PAUD;
b. Fasilitasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM);
c. Fasilitasi Pendidikan Kesetaraan;
d. Fasilitasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM);
e. Fasilitasi Tempat Pendidikan Dasar di Desa;
f. Pendataan Pendidikan di Desa;
g. Bantuan Siswa Miskin;
2. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
a. Fasilitasi Pengurusan orang terlantar dan difabel;
b. Pendataan Penyandang Masalah Sosial dan Potensi Kesejahteraan Sosial;
3. Program Pengembangan Perumahan
a. Fasilitasi Pemberian Bantuan Pemugaran Rumah (RTM);
b. Fasilitasi Pembangunan Rumah karena bencana;
c. Fasilitasi Pembangunan MCK RTM;
d. Pembangunan dan Pemeliharaan Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga;
e. Fasilitasi Pembangunan dan Mengelola Tempat Mandi, Cucian dan Kakus (MCK)
Komunal;
f. Pelaksanaan Penyuluhan tentang Keluarga Berencana;
g. Pengelolaan Kelompok-kelompok Bina Keluarga;
h. Fasilitasi Keikutsertaan RTM dalam Program KB;
i. Penyuluhan KB;
j. Fasilitasi Bantuan Pelayanan Kesehatan Keluarga bagi RTM;
k. Pendataan Penduduk Miskin
Contoh Kegiatan yang terdapat pada kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat, sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Kelembagaan Petani;
a. Pembentukan Kelembagaan Petani Lokal
b. Penguatan kapasitas Kelembagaan Petani
c. Pendataan Petani/Pembuatan Kartu Tani
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan;
a. Pembentukan/Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;
a. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan
b. Penyediaan bibit unggul pertanian/perkebunan
c. Pemasyarakatan pupuk organik
4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
a. Penyediaan bibit dan perawatan ternak
5. Program Fasilitasi Modal Usaha Tani;
6. Program Peningkatan Produksi Hasil Perikanan;
a. Pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan
b. Penguatan kapasitas pelaku usaha perikanan di desa
c. Pelestarian sumber daya perikanan desa
7. Program Pengelolaan Hutan Desa;
24. a. Pengelolaan hutan desa
b. Pengembangan hasil hutan bukan kayu
8. Program Penghijauan dan Konservasi Lahan;
a. Penghijauan dan konservasi tanah
b. Pengelolaan turus jalan desa
9. Program Kebun Bibit Desa;
a. Kebun bibit desa
b. Pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif
c. Penguatan kapasitas kelompok UMK
10. Program Pendirian dan Penguatan BUMDesa;
a. Pendirian dan Penguatan BUMDesa
b. Pendataan ketenagakerjaan tingkat desa
c. Fasilitasi penyebarluasan bursa tenaga kerja
d. Fasilitasi penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja
11. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Penyuluhan sederhana tentang penyakit menular dan tidak menular
b. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular
c. Pemantauan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di desa
d. Pembentukan dan Penguatan Kelompok Warga Peduli AIDs
e. Fasilitasi Penyelenggaraan Desa Siaga
f. Pengelolaan kegiatan tanaman obat keluarga (TOGA)
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan
a. Pembangunan dan Penguatan Posyandu
b. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan tingkat desa
c. Pemeliharaan dan rehabilitasi sarana prasarana kesehatan tingkat desa
13. Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Non Formal
dan Informal (PAUDNI)
a. Pembangunan Gedung Pendidikan Anak Usia Dini
b. Pengadaan sarana prasarana Pendidikan Usia Dini
c. Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Pendidikan Anak Usia Dini
14. Program Pengembangan Seni dan Budaya di desa
a. Pelestarian budaya gotong-royong, gugur gunung, kerigan, kerja bakti, sambatan, dll
b. Pelatihan bagi Fakir Miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
15. Program Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Desa
a. Pembentukan dan fasilitasi TKP2KDes
16. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
a. Pembangunan sarana dan prasarana pemakaman
b. Pemeliharaan/rehabilitasi sarana dan prasarana pemakaman
c. Pelestarian nyungkup (pemugaran makam panembahan/leluhur) secara swadaya dan
gotong-royong ahli waris
d. Kebersihan makam secara massal/gombrang, dll
17. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
a. Penataan lingkungan pemukiman penduduk perdesaan
b. Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
c. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan
d. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan perdesaan
e. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan
f. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
g. Rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
h. Pembangunan jaringan irigasi desa
i. Pembangunan pintu air
j. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi/pintu air
k. Pembangunan/Rehabilitasi fasilitas umum lainnya.
l. Penanggulangan bencana tingkat desa
18. Program Pelestarian Lingkungan Hidup
a. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
25. b. Pengawasan terhadap kegiatan dan usaha yang berdampak terhadap lingkungan
hidup desa
c. Pengelolaan persampahan dan limbah di tingkat desa
d. Fasilitasi pembentukan dan penguatan Kelompok Peduli Lingkungan di desa
19. Pengembangan Wisata Desa
a. Pengelolaan obyek wisata milik desa
20. ProgramOptimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
a. Pengelolaan data dan informasi kebencanaan skala desa
b. Pengembangan jaringan informasi dan komunikasi desa dan antar desa
c. Pengelolaan system informasi desa
21. Penyebarluasan Informasi Publik
a. Sosialisasi berbagai kebijakan desa
b. Pembentukan dan Penguatan Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM)
22. Program Keluarga Berencana
23. Peningkatan Prestasi Olahraga
a. Peningkatan sumberdaya manusia bidang olahraga
b. Penyaluran pemuda berprestasi di bidang olahraga
c. Pemasyarakatan olahraga
d. Penyelenggaraan olahraga di tingkat desa
24. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
a. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
b. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
25. Program Peningkatan Peran serta kepemudaan
a. Pemberdayaan organisasi kepemudaan
b. Penyelenggaraan kegiatan kepemudaan
26. Program pengembangan data/informasi/statistik desa
a. Penyusunan profil desa
27. Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
a. Pembentukan dan penguatan kader pemberdayaan masyarakat
b. Pembentukan dan penguatan organisasi kemasyarakatan di desa
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam kebijakan pemerintahan
d. Pelestarian budaya gotong-royong
28. Pemberdayaan perempuan
a. Pembentukan dan peningkatan kapasitas kelompok perempuan
b. Perlindungan kekerasan berbasis gender
29. Perlindungan anak
a. Pembentukan dan fasilitasi kelompok perlindungan anak di desa
b. Perlindungan anak di desa
c. Pembentukan dan pembinaan kelompok anak
Contoh kegiatan yang terdapat pada kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, sebagai berikut :
1. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
a. Pengembangan kebun bibit hijauan pakan ternak
b. Fasiitasi modal usaha tani
c. Fasilitasi sarana produksi dan modal usaha perikanan
2. Program pemasaran hasil industry dan UMKM
a. Pengelolaan pemasaran hasil industry desa
b. Fasilitasi pemasaran produk UMK
3. Program pengelola pasar desa
a. Pembangunan pasar/kios desa
b. Pemeliharaan/rehab pasar/kios desa
4. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan
menengah
a. Fasiitasi permodalan bagi UMK (usaha mikro kecil)
5. Program Ketenagakerjaan
26. 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
b. Fasilitasi permodalan bagi fakir miskin, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial