SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT
NOMOR .... TAHUN .......
TENTANG
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KABUPATEN KUTAI BARAT,
Menimbang : a. bahwa arsip merupakan identitas suatu bangsa yang
berperan penting dalam mempertahankan kedaulatan
dan keutuhan Negara, mewujudkan suatu bangsa yang
besar, serta masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera;
b. bahwa dalam rangka menjamin penyelamatan arsip
sebagai sumber informasi dan mendukung
penyelenggaraan administrasi pemerintahan di daerah,
arsip harus dikelola, dipelihara dan dilestarikan, guna
pelindungan hak-hak keperdataan, peningkatan kualitas
pelayanan publik, serta pertanggungjawaban daerah
secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Kearsipan Di
Kabupaten Kutai Barat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor ..... Tahun ...... tentang
Pembentukan Kabupaten/Kota .............. (Himpunan
Peraturan-Peraturan Negara Tahun ........ Halaman
........);
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5952) ;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
5. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5071);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang
Tata Cara Peralihan Dokumen Perusahaan ke Dalam
Mikro Film Atau Media Lainnya Dan Legalisasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 195,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3913);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5286);
10. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 199);
11. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota .............. Nomor ....
Tahun .... tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten/Kota .............. (Lembaran
Daerah Kabupaten/Kota .............. Tahun ....... Nomor ...
Seri .... Nomor ....., Tambahan Lembaran Daerah Pro
..............);
12. Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara
Nomor 679 Tahun 2020 tentang Aplikasi Umum Bidang
Kearsipan Dinamis
14. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2023 tentang Pedoman Penerapan Sistem
Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi
15. Peraturan Arsip Nasional Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Pengelolaan Arsip Elektronik
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT
dan BUPATI KUTAI BARAT
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Barat
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati/Walikota adalah ...............
5. Organisasi Perangkat Daerah selanjutnya disingkat OPD adalah
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota ..............
6. Lembaga Kearsipan Daerah yang selanjutnya disebut LKD adalah
organisasi perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kearsipan.
7. pembinaan kearsipan dilakukan oleh lembaga kearsipan daerah
terhadap organisasi perangkat daerah, BUMD, Organisasi masyarakat,
organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan.
8. pengawasan kearsipan adalah proses kegiatan dalam menilai kesesuaian
antara prinsip, kaidah dan standar kearsipan dengan penyelenggaraan
kearsipan.
9. Penyelenggaraan Kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi
kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu
sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia,
prasarana dan sarana serta sumber daya lainnya.
10. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota melalui penyertaan modal secara
langsung yang berasal dari kekayaan pemerintahan daerah yang
dipisahkan.
11. Instansi vertikal adalah perangkat Kementerian atau Lembaga Negara
Non Kementerian yang mempunyai wilayah kerja di Daerah.
12. Lembaga kearsipan adalah satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota.............. yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota di bidang
kearsipan.
13. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian dan otoritas
dalam pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab di bidang
pengelolaan arsip dinamis.
14. Pencipta arsip tingkat daerah adalah pemerintahan daerah
kabupaten/kota, pemerintahan daerah kabupaten/kota dan BUMD.
15. Pencipta arsip di lingkungan kabupaten/kota adalah satuan kerja
perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah, partai politik
lokal, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan daerah
kabupaten/kota serta perusahaan swasta berskala kabupaten/kota.
16. Unit pengolah adalah unit tugas pada pencipta arsip yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan
kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya.
17. Unit kearsipan adalah unit tugas pada pencipta arsip yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan kearsipan.
18. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan
dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang berbentuk badan
hukum yang didirikan dan/atau berkedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
19. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh instansi vertikal,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
20. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.
21. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
22. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan
dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat
diperbarui dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.
23. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau
terus menerus.
24. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.
25. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena
memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis masa retensinya, dan
berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh lembaga kearsipan.
26. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan,
keamanan, dan keselamatannya.
27. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip
terjaga.
28. Pengelolaan arsip adalah proses pengendalian arsip dinamis dan statis
secara efisien, efektif dan sistematis.
29. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis
secara efisien, efektif dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan
dan pemeliharaan, penyusutan arsip.
30. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara
efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi,
pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem
kearsipan nasional.
31. Penciptaan arsip adalah pemrosesan kata atau data sehingga terciptanya
suatu naskah atau dokumen.
32. Penggunaan arsip adalah kegiatan pemanfaatan dan penyediaan arsip
bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak.
33. Pemeliharaan arsip adalah kegiatan menjaga keutuhan, keamanan dan
keselamatan arsip, baik fisik maupun informasinya.
34. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan
cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan,
pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip
statis ke lembaga kearsipan.
35. Daftar arsip adalah daftar yang berisi data dan identifikasi arsip yang
diperlukan dalam penemuan dan penyusutan arsip.
36. Daftar Pencarian Arsip selanjutnya disingkat DPA adalah daftar berisi
arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang yang telah
diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh lembaga
kearsipan dan dicari lembaga kearsipan serta diumumkan kepada
publik.
37. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan khasanah arsip statis
pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan
arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga
kearsipan.
38. Preservasi arsip adalah kegiatan pemeliharaan, perawatan serta
penjagaan arsip terhadap berbagai unsur perusak arsip.
39. Pengolahan arsip adalah proses pembuatan sarana bantu penemuan
kembali arsip berdasarkan kaidah kearsipan yang berlaku.
40. Perawatan arsip adalah tata cara melakukan perawatan, pelestarian
arsip secara preventif, represif kuratif.
41. Akses arsip adalah ketersediaan arsip sebagai hasil dari kewenangan
hukum dan otoritasi legal serta keberadaan sarana bantu untuk
mempermudah penemuan dan pemanfaatan arsip.
42. Jaringan informasi kearsipan nasional adalah sistem jaringan informasi
dan sarana pelayanan arsip secara nasional yang dikelola oleh Arsip
Nasional Republik Indonesia.
43. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang
kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau
pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas dan
tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.
44. Pengelola Arsip adalah seseorang yang mendapat tugas di bidang
kearsipan serta mempunyai fungsi dan tanggung jawab melaksanakan
kegiatan kearsipan.
45. Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang
berisi sekurang-kurangnya Jangka Waktu Penyimpanan atau Retensi,
jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan
suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau di permanenkan
yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan
arsip.
46. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi yang selanjutnya
disingkat SRIKANDI adalah.
47. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional yang selanjutnya disingkat JIKN
adalah sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan arsip di daerah
yang dikelola oleh ANRI.
48. Arsip Nasional Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat ANRI
adalah lembaga kearsipan berbentuk lembaga pemerintah non
kementerian yang melaksanakan tugas negara di bidang kearsipan yang
berkedudukan di ibukota negara.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan daerah ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum
dalam penyelenggaraan kearsipan daerah, mewujudkan penyelenggaraan
kearsipan yang komprehensif, terpadu dan berkesinambungan.
Pasal 3
Penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk :
a. menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta
ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional;
b. menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat
bukti yang sah;
c. menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan
arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan
rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan
terpercaya;
e. mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu
sistem yang komprehensif dan terpadu;
f.menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara;
g. menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial,
politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati
diri bangsa; dan
h. meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan
pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.
Pasal 4
Penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berasaskan:
a. kepastian hukum;
b. keautentikan dan keterpercayaan;
c. keutuhan;
d. asal usul (principle of provenance);
e. aturan asli (principle of original order);
f.keamanan dan keselamatan;
g. keprofesionalan;
h. keresponsifan
i. keantisipatifan;
j. kepartisipatifan;
k. akuntabilitas;
l. kemanfaatan;
m. aksesibilitas; dan
n. kepentingan umum.
Pasal 5
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi:
a. organisasi kearsipan;
b. pengelolaan Arsip;
c. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi;
d. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional;
e. perlindungan dan penyelamatan Arsip;
f.pengembangan sumber daya manusia;
g. fasilitasi Penyelenggaraan Kearsipan;
h. layanan kearsipan;
i.pemasyarakatan kearsipan;
j.pembinaan dan pengawasan;
k. peran serta masyarakat;
l.pendanaan;
m. larangan;
n. sanksi;
BAB III
ORGANISASI KEARSIPAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
(1) Organisasi Kearsipan terdiri atas:
a. unit kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan Pemerintahan
daerah Kabupaten/Kota
b. lembaga kearsipan
(2) Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a wajib dibentuk
pada setiap pencipta arsip di lingkungan daerah kabupaten/kota yang
terdiri atas organisasi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan
daerah, partai politik lokal, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan
daerah kabupaten/kota serta perusahaan swasta berskala
kabupaten/kota.
(3) Unit Kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk secara
berjenjang terdiri atas:
a. Unit kearsipan I sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah
kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota;
b. Unit kearsipan II berada pada sekretariat Organisasi Perangkat Daerah
kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota;
c. dan unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
(4) Unit Kearsipan yang dibentuk oleh pemerintahan daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a
berada di lingkungan:
a. sekretariat organisasi perangkat daerah kabupaten/kota;dan
b. sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota
(5) Unit kearsipan merupakan satuan/unit kerja yang memiliki fungsi dan
tugas melaksanakan pengelolaan arsip inaktif yang berasal dari unit
pengolah dan pembinaan kearsipan di lingkungan pencipta arsip.
(6) Unit Pengolah sebagaimana dimaksud ayat (5) adalah satuan kerja pada
pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah
semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di
lingkungan organisasi perangkat daerah, penyelenggara pemerintahan
daerah, dan BUMD.
(7) Dalam menyelenggarakan fungsi dan tugas di bidang kearsipan antara
unit pengolah dengan unit kearsipan dan antar unit kearsipan pada
pencipta arsip menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi dan
integrasi dalam suatu sistem yang komprehensif dan terpadu.
Bagian Kedua
Fungsi dan Tugas
(1) Unit Kearsipan pada pencipta arsip sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) memiliki fungsi:
a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya;
b. pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi;
c. pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya;
d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada
lembaga kearsipan;dan
e. pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka penyelenggaraan
kearsipan di lingkungannya.
(2) Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (1) memiliki
tugas:
a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah
organisasi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan
daerah;
b. melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan organisasi
perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah;
c. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan organisasi
perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah kepada
lembaga kearsipan daerah;dan
d. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam rangka
penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya.
Bagian Ketiga
Arsip Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 7
(1) Arsip daerah Kabupaten/Kota adalah lembaga kearsipan daerah
Kabupaten/Kota.
(2) Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota wajib membentuk arsip daerah
Kabupaten/Kota.
(3) Pembentukan arsip daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Arsip daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang diterima dari:
a. satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota;
b. desa atau yang disebut dengan nama lain;
c. perusahaan;
Pasal 8
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, arsip daerah
kabupaten/kota memiliki tugas melaksanakan:
a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang kurangnya 10
(sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota dan penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan
b. pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di lingkungan daerah
kabupaten/kota dan terhadap arsip daerah kabupaten/ kota.
Pasal 9
Pembentukan arsip daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3) dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing.
Pasal 10
LKD sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat 1 huruf b, bertugas:
a. menyusun kebijakan kearsipan Daerah;
b. menyusun Program Arsip Vital;
c. mengelola Arsip inaktif yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh)
tahun yang berasal dari OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya;
d. melaksanakan pembinaan kearsipan terhadap OPD, BUMD, Lembaga
Kearsipan Daerah Kabupaten/Kota, Lembaga Lainnya, dan masyarakat;
e. melaksanakan pemusnahan Arsip yang sudah habis retensinya bagi Arsip
yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh) tahun sesuai JRA;
f. melaksanakan Pengelolaan Arsip Statis yang diterima dari OPD, BUMD,
Lembaga Lainnya, dan masyarakat; dan
g. melaksanakan pengembangan sumber daya manusia kearsipan. (masuk ke
pergub)
Bagian Keempat
Pencipta Arsip
Pasal 11
(1) Pencipta arsip tingkat daerah, terdiri atas pemerintahan daerah
kabupaten/kota, pemerintah kabupaten/kota, dan BUMD.
(2) Pencipta arsip di lingkungan kabupaten/kota adalah satuan kerja
perangkat daerah, penyelenggara pemerintah, pemerintah desa,
organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan daerah kabupaten/kota
dan desa serta perusahaan swasta berskala kabupaten/kota.
Pasal 12
Pencipta arsip di lingkungan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
pasal 11 ayat (2) bertugas:
a. mengelola Arsip Aktif di lingkungannya;
b. mengelola Arsip Inaktif yang memiliki retensi kurang dari 10 (sepuluh)
tahun di lingkungannya;
c. menyusun Program Arsip Vital;
d. mengelola Arsip Vital;
e. memindahkan Arsip yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh)
tahun kepada LKD;
f. melaksanakan pemusnahan Arsip yang memiliki retensi kurang dari 10
(sepuluh) tahun sesuai JRA;
g. menyerahkan Arsip Statis kepada LKD; dan
h. melaksanakan pembinaan dan pengembangan pengelolaan Arsip di
lingkungannya.
BAB IV
PENGELOLAAN ARSIP
Bagian Kesatu Umum
Pasal 9
(1) Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan
arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas
kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang
memenuhi persyaratan:
a. andal;
b. sistematis;
c. utuh;
d. menyeluruh;dan
e. sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
Pasal 10
Pengelolaan Arsip meliputi:
a. Arsip Dinamis; dan
b. Arsip Statis.
Bagian Kedua
Pengelolaan Arsip Dinamis
Paragraf 1
Umum
Pasal 10
(1) Pengelolaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf
a meliputi pengelolaan terhadap:
a. penciptaan;
b. penggunaan;
c. pemeliharaan; dan
d. penyusutan.
(2) Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien
pencipta arsip tingkat daerah pemerintahan daerah kabupaten/kota
membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip serta
sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.
(3) Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip
dinamis wajib menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan dan
keselamatan arsip yang dikelolanya.
Pasal 11
(1) Pencipta Arsip bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Arsip Dinamis.
(2) Arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Arsip Aktif;
b. Arsip Inaktif; dan
c. Arsip Vital.
Paragraf 2
Penciptaan Arsip
Pasal 12
(1) Penciptaan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi
kegiatan:
a. pembuatan Arsip; dan
b. penerimaaan Arsip.
(2) Pembuatan dan penerimaan Arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan:
a. tata naskah dinas;
b. pengurusan surat; dan
c. klasifikasi Arsip.
Paragraf 3
Penggunaan arsip
Pasal 13
(1) Penggunaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf
b diperuntukan bagi kepentingan pemerintahan dan masyarakat.
(2) Penggunaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam kegiatan:
a. perencanaan;
b. pengambilan keputusan;
c. layanan kepentingan publik;
d. perlindungan hak; dan/atau
e. penyelesaian sengketa.
(3) Penggunaan Arsip Dinamis dilaksanakan berdasarkan sistem klasifikasi
keamanan dan Akses Arsip.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Arsip Dinamis
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
Paragraf 4
Pemeliharaan Arsip
Pasal 14
(1) Pemeliharaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
huruf c dilakukan untuk menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan,
dan keselamatan Arsip.
(2) Pemeliharaan Arsip Dinamis dilakukan melalui kegiatan:
a. pemberkasan Arsip Aktif;
b. penataan Arsip Inaktif;
c. penyimpanan Arsip; dan
d. alih Media Arsip.
Pasal 15
(1) Pemberkasan Arsip Aktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
huruf a dilakukan terhadap Arsip yang diciptakan dan diterima dan
dilaksanakan berdasarkan klasifikasi Arsip.
(2) Pemberkasan Arsip Aktif menghasilkan tertatanya fisik dan informasi
Arsip serta tersusunnya daftar Arsip Aktif yang terdiri atas daftar berkas
dan isi berkas.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar berkas dan isi berkas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
Pasal 16
(1) Penataan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
huruf b dilakukan berdasarkan asas asal-usul dan asas aturan asli.
(2) Penataan Arsip Inaktif pada Unit Kearsipan dan Unit Pengolah
dilaksanakan melalui:
a. pengaturan fisik Arsip;
b. pengolahan informasi Arsip; dan
c. penyusunan daftar Arsip Inaktif.
(3) Daftar Arsip Inaktif disusun oleh Unit Pengolah paling sedikit 1 (satu)
kali dalam (satu) tahun dan disampaikan kepada Unit Kearsipan disertai
berita acara.
Pasal 17
(1) Penyimpanan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
huruf c dilakukan terhadap Arsip Aktif dan Inaktif yang telah disusun
dalam Daftar Arsip.
(2) Penyimpanan Arsip Aktif dan Inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan untuk menjamin keamanan fisik dan informasi Arsip
selama jangka waktu penyimpanan Arsip berdasarkan JRA atau Nilai
Guna.
Paragraf 5
Penyusutan Arsip
Pasal 18
(1) Penyusutan Arsip sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 huruf d,
dilakukan berdasarkan JRA atau Nilai Guna.
(2) JRA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati/Walikota setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia.
Pasal 19
Penyusutan Arsip sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)
meliputi:
a. pemindahan Arsip Inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan;
b. pemusnahan Arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki Nilai
Guna; dan
c. penyerahan Arsip Statis oleh Pencipta Arsip kepada LKD.
Pasal 20
(1) Pemindahan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a
dilaksanakan dengan memperhatikan bentuk dan media Arsip.
(2) Pemindahan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui:
a. penyeleksian Arsip Inaktif;
b. pembuatan daftar Arsip Inaktif yang akan dipindahkan; dan
c. penataan Arsip Inaktif yang akan dipindahkan.
Pasal 21
(1) Pemindahan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a
menjadi tanggung jawab Pencipta Arsip.
(2) Pemusnahan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b
dilakukan terhadap arsip yang:
a. tidak memiliki Nilai Guna;
b. telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan
berdasarkan JRA;
c. tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan
d. tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.
(3) Dalam hal Arsip belum memenuhi semua ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Arsip tetap disimpan oleh Pencipta Arsip sesuai
dengan kebutuhan.
Pasal 22
(1) OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya menyerahkan Arsip Statis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c kepada LKD.
(2) Penyerahan Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
terhadap arsip yang:
a. memiliki nilai kesejarahan;
b. telah habis retensinya; dan/atau
c. berketerangan permanen sesuai JRA atau Nilai Guna.
Bagian Ketiga Pengelolaan Arsip Statis
Paragraf 1
Umum
Pasal 23
(1) Pengelolaan Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b
dilakukan oleh LKD.
(2) Pengelolaan arsip status dilaksanakan untuk menjamin keselamatan
arsip sebagai pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(3) Pengelolaan Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Akuisisi Arsip Statis;
b. Pengolahan Arsip Statis;
c. Preservasi Arsip Statis; dan
d. Akses Arsip Statis.
Paragraf 2
Akuisisi Arsip Statis
Pasal 24
(1) LKD melaksanakan Akuisisi Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (3) huruf a dari Pencipta Arsip.
(2) Akuisisi Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Arsip Statis yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak
langsung.
(3) Lembaga kearsipan wajib membuat DPA yang meliputi arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan mengumumkannya kepada
publik.
(4) setiap orang yang memiliki atau menyimpan arsip statis sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) wajib menyerahkan kepada ANRI atau lembaga
kearsipan berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan dalam
pengumuman DPA.
Pasal 25
LKD berkewajiban mengelola Arsip Statis yang diserahkan oleh setiap lembaga
sosial, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 26
Ketentuan lebih lanjut mengenai Akuisisi Arsip Statis diatur dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
Paragraf 3
Pengolahan Arsip Statis
Pasal 28
(1) Pengolahan Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2)
huruf b dilaksanakan berdasarkan asas asal-usul dan asas aturan asli.
(2) Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan standar deskripsi arsip statis. (ps. 62 uu 43 09)
Paragraf 4
Preservasi Arsip Statis
Pasal 29
(1) Preservasi arsip statis dilakukan untuk menjamin keselamatan dan
kelestarian arsip statis.
(2) Preservasi Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2)
huruf c dilaksanakan dengan cara preventif dan kuratif.
(3) Preservasi preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
preservasi yang bersifat pencegahan terhadap kerusakan arsip, melalui
penyediaan prasarana dan sarana perlindungan arsip, serta metode
pemeliharaan arsip.
(4) preservasi kuratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah preservasi
yang bersifat perbaikan/perawatan terhadap arsip yang mulai/sudah
rusak atau kondisinya memburuk, sehingga dapat memperpanjang usia
arsip.
Paragraf 5
Akses Arsip Statis
Pasal 30
Akses Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf d
dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan
publik.
Pasal 31
(1) Akses Arsip Statis difasilitasi oleh LKD.
(2) Akses Arsip Statis dilaksanakan dengan pertimbangan: prinsip
keutuhan, keamanan, dan keselamatan Arsip Statis; dan
a. sifat keterbukaan dan ketertutupan Arsip.
b. Akses Arsip Statis dapat dilakukan secara manual dan/atau elektronik.
Bagian Keempat
Autentikasi Arsip
Pasal 32
(1) Autentikasi Arsip dilakukan terhadap Arsip Statis dan Arsip hasil alih
media terhadap Arsip Dinamis dan Arsip Statis untuk menjamin
keabsahan Arsip.
(2) Autentikasi terhadap Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pimpinan LKD dengan membuat surat pernyataan.
(3) Autentikasi terhadap Arsip hasil alih media sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan memberikan tanda tertentu yang dilekatkan,
terasosiasi atau terkait dengan Arsip hasil alih media.
Pasal 33
(1) Arsip Dinamis dapat dilakukan alih media.
(2) Arsip yang dialihmediakan tetap disimpan oleh Pencipta Arsip.
(3) Pelaksanaan Alih Media Arsip Dinamis dilakukan dengan membuat berita
acara yang disertai dengan Daftar Arsip yang dialihmediakan.
Pasal 34
(1) Alih Media Arsip Statis dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi
Arsip dan nilai informasi.
(2) Alih media sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan Arsip
Statis dalam bentuk dan media elektronik dan/atau media lainnya sesuai
dengan aslinya. Arsip yang dialihmediakan tetap disimpan untuk
kepentingan pelestarian dan pelayanan Arsip.
(3) Pelaksanaan Alih Media Arsip Statis dilakukan dengan membuat berita
acara disertai dengan Daftar Arsip yang dialihmediakan.
BAB V
SISTEM INFORMASI KEARSIPAN DINAMIS TERINTEGRASI (SRIKANDI)
Pasal 35
(1) Untuk mendukung pengelolaan arsip dalam rangka memberikan
informasi yang autentik dan utuh, pemerintah daerah bertanggung jawab
membangun dan mengelola Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
Terintegrasi (SRIKANDI) yang dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan.
(2) Pembangunan SRIKANDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan untuk mendukung SKD dan merupakan kelanjutan dari
Sistem Kearsipan Nasional.
Pasal 36
(1) Pembangunan SRIKANDI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56
dilaksanakan melalui :
a. penetapan Kebijakan SRIKANDI;
b. penyelenggaraan SRIKANDI.
(2) Penetapan Kebijakan SRIKANDI sebagaimana pada ayat (1) huruf a
meliputi :
a. kebijakan dalam penyediaan informasi kearsipan; dan
b. kebijakan dalam penggunaan informasi kearsipan.
BAB VI
JARINGAN INFORMASI KEARSIPAN NASIONAL
Pasal 37
JIKN merupakan sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan untuk:
a. arsip dinamis; dan
b. arsip statis.
Pasal 38
(1) Pembentukan JIKN dilakukan pada:
a. pusat jaringan yang diselenggarakan oleh ANRI; dan
b. simpul jaringan yang diselenggarakan oleh lembaga kearsipan
kabupaten/kota, lembaga kearsipan kabupaten/kota, dan lembaga
kearsipan perguruan tinggi.
(2) Dalam rangka melaksanakan tugas kearsipan, unit kearsipan pada
pemerintah daerah menjadi simpul jaringan.
(3) Simpul jaringan kabupaten/kota memiliki tugas mengkoordinasikan dan
membina simpul jaringan kabupaten/kota
Pasal 39
(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan kearsipan dengan membangun
sistem dan jaringan kearsipan di Daerah.
(2) Pembangunan sistem dan jaringan kearsipan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memanfaatkan teknologi informasi.
(3) Dalam membangun sistem dan jaringan kearsipan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah dapat menggunakan simpul
jaringan dalam SIKN melalui JIKN.
Pasal 40
Pemerintah Daerah menyusun kebijakan perencanaan sistem dan jaringan
kearsipan berbasis teknologi informasi melalui upaya:
a. pelaksanaan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi dan Sistem
Informasi Kearsipan Statis; dan
b. pengembangan jaringan kearsipan yang dapat terhubung dengan jaringan
SIKN dan JIKN.
Pasal 41
Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem dan jaringan kearsipan di Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40 diatur dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
BAB VII
PERLINDUNGAN DAN PENYELAMATAN ARSIP
Pasal 42
(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan perlindungan dan penyelamatan
Arsip.
(2) Dalam hal terjadi bencana alam dan bencana sosial, perlindungan dan
penyelamatan Arsip dilaksanakan oleh LKD berkoordinasi dengan
Pencipta Arsip di Daerah, OPD yang membidangi penanggulangan
bencana di Daerah, dan instansi terkait lainnya.
(3) Dalam hal terjadi penggabungan dan/atau pembubaran suatu OPD,
BUMD, dan Lembaga Lainnya, perlindungan dan penyelamatan Arsip
dilaksanakan oleh LKD bersama OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya yang
bersangkutan, serta instansi terkait lainnya.
(4) Dalam hal terjadi pemekaran kabupaten/kota di Daerah, perlindungan
dan penyelamatan Arsip dilaksanakan oleh LKD berkoordinasi dengan
Pencipta Arsip, OPD yang menyelenggarakan urusan di bidang
pemerintahan, dan instansi terkait lainnya.
(5) Pemerintah Daerah memberikan perlindungan dan penyelamatan Arsip
Terjaga yang berkaitan dengan kependudukan, kewilayahan, perbatasan,
dan masalah yang bersifat strategis.
(6) Pemerintah Daerah melaporkan dan menyerahkan salinan autentik dari
naskah asli Arsip Terjaga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada
kepala Arsip Nasional Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan perlindungan dan
penyelamatan Arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (5) diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.
BAB VIII
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 43
(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pengembangan sumber daya
manusia dalam bidang kearsipan di Daerah.
(2) Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui upaya:
a. peningkatan kompetensi dan profesionalitas Arsiparis dan
pengelola Arsip;
b. peningkatan keahlian dan keterampilan manajerial kearsipan;
c. pembinaan dan pelatihan kepada Arsiparis dan pengelola Arsip
berbasis teknologi informasi; dan
d. penyediaan jaminan kesehatan.
(3) Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilaksanakan kepada pengelola Arsip di lingkungan perusahaan
swasta, lembaga kemasyarakatan, organisasi politik, dan masyarakat di
Daerah.
Pasal 44
(1) Dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang kearsipan,
Pemerintah Daerah menyediakan:
a. Arsiparis; dan
b. pengelola Arsip.
(2) Pemerintah Daerah menyediakan sumber daya manusia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. penempatan Arsiparis pada LKD dan OPD; dan
b. pengangkatan pengelola Arsip di lingkungan OPD.
Pasal 45
Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi pengembangan tenaga kearsipan di
lingkungan perusahaan swasta, lembaga kemasyarakatan, organisasi politik,
dan masyarakat di Daerah.
BAB IX
FASILITASI PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 46
(1) LKD melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan kearsipan di Daerah.
(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pembinaan; dan
b. ketatalaksanaan.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a antara lain:
a. bimbingan teknis;
b. sosialisasi;
c. penyuluhan; dan
d. pendampingan.
(4) Ketatalaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Arsip Dinamis;
dan
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Arsip Statis
BAB X
LAYANAN DAN PEMASYARAKATAN KEARSIPAN
Bagian Kesatu
Layanan Kearsipan
Pasal 47
(1) LKD melaksanakan layanan kearsipan.
(2) Layanan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. layanan jasa kearsipan; dan
b. layanan teknis kearsipan.
(3) Layanan jasa kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
antara lain:
a. jasa reproduksi Arsip;
b. jasa alih media;
c. jasa konsultan;
d. jasa bimbingan teknis;
e. jasa perbantuan tenaga kearsipan;
f. jasa penyusunan pedoman;
g. jasa penataan Arsip; dan
h. jasa restorasi.
(4) Layanan teknis kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
antara lain:
a. konsultasi;
b. penelitian dan penelusuran;
c. layanan informasi arsip; dan
d. peminjaman Arsip.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan layanan kearsipan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dalam
Peraturan Bupati/Walikota.
Bagian Kedua
Pemasyarakatan Kearsipan
Pasal 48
(1) LKD melaksanakan pemasyarakatan Kearsipan.
(2) Pemasyarakatan Kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui antara lain:
a. penerbitan jurnal;
b. penerbitan naskah sumber Arsip;
c. pameran Kearsipan;
d. wisata Kearsipan; dan/atau
e. publikasi Arsip.
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 49
(1) Pembinaan kearsipan di tingkat pemerintah daerah kabupaten/kota
meliputi melalui kegiatan:
a. koordinasi penyelenggaraan kearsipan;
b. penyusunan pedoman kearsipan;
c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
kearsipan;
d. sosialisasi kearsipan;
e. pendidikan dan pelatihan kearsipan;dan
f. perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
(2) Lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota bertanggung jawab
melakukan pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di lingkungan
daerah kabupaten/kota.
Pasal 50
(1) Dalam rangka pembinaan kearsipan pemerintah daerah kabupaten/kota
dapat memberikan penghargaan kearsipan kepada lembaga kearsipan
kabupaten/kota, pencipta arsip di lingkungan pemerintah daerah
kabupaten/kota, arsiparis, dan organisasi kemasyarakatan.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada pasal 50 dapat berupa:
a. sertifikat;
b. piagam;
c. medali;
d. piala;
e. plaket;
f. uang pembinaan; dan/atau
g. sarana dan prasarana kearsipan.
(3) ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penghargaan kearsipan diatur
dengan peraturan Bupati/Walikota.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 52
(1) Pemerintah Daerah melaksanakan pengawasan Penyelenggaraan
Kearsipan pada OPD, BUMD, Lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota, dan Lembaga Lainnya.
(2) Pengawasan kearsipan melalui kegiatan perencanaan program,
pelaksanaan, dan pelaporan.
(3) Pengawasan kearsipan dilaksanakan oleh LKD berkoordinasi dengan
instansi terkait.
Pasal 53
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan pengawasan kearsipan
eksternal dan internal.
(2) ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan penyelenggaraan kearsipan
diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota.
BAB XII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 53
(1) Masyarakat berperan serta dalam Penyelenggaraan Kearsipan.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara
lain:
a. menciptakan, menyimpan, mengelola, dan melindungi Arsip yang
tercipta dari kegiatan yang dilaksanakan
b. menyerahkan Arsip Statis kepada LKD;
c. melindungi dan menyelamatkan Arsip dan/atau tempat
penyimpanan Arsip;
d. pembudayaan penggunaan dan pemanfaatan Arsip sesuai dengan
prosedur yang benar;
e. menggalang dan/atau menyumbangkan dana untuk
Penyelenggaraan Kearsipan;
f. menjadi sukarelawan dalam pengelolaan dan penyelamatan Arsip;
dan/atau
g. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kearsipan.
BAB XIII
PENDANAAN
Pasal 54
Pendanaan Penyelenggaraan Kearsipan di Daerah bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
BAB XIV
LARANGAN
Pasal 55
Setiap orang dilarang, dengan sengaja:
a. menguasai dan/atau memiliki arsip negara;
b. menyediakan arsip dinamis kepada pengguna arsip yang tidak berhak;
c. tidak menjaga keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip negara;
d. tidak menjaga kerahasiaan arsip tertutup;
e. memusnahkan arsip di luar prosedur yang benar;
f.memperjualbelikan atau menyerahkan arsip yang memiliki nilai guna
kesejarahan kepada pihak lain di luar yang telah ditentukan.
BAB XV
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 56
(1) Pejabat dan/atau pelaksana di dalam atau di luar lingkungan OPD dan
BUMD yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dikenakan sanksi administratif.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di lingkungan OPD dan BUMD diatur dengan
Peraturan Bupati/Walikota.
(3) Pelaksanaan ketentuan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diluar OPD dan BUMD sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 58
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 56 diancam Pidana
penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pelanggaran.
(3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat di pidana
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kearsipan.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah
kabupaten/kota.............. Nomor 4 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Kearsipan di
kabupaten/kota .............. (Lembaran Daerah kabupaten/kota.............. Tahun
2005 Nomor 5 Seri E Nomor 3) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 60
Peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 1 (satu)
tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal 61
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten/Kota...............
Ditetapkan di ................
pada tanggal .....
BUPATI/WALIKOTA ..............,
Ttd
............................
Diundangkan di ........... pada tanggal ............
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN/KOTA ..............,
ttd ......................................
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA .............. TAHUN ....... NOMOR ....
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA.............. : (.../.....)

More Related Content

Similar to Perda Kabupaten_Kota seindonesia raya.docx

Perka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publik
Perka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publikPerka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publik
Perka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publikeksanto
 
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.Rizki Fitrianto
 
Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...
Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...
Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...Bachrul Ilmi
 
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011kamushal142
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...Kota Serang
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...iniPurwokerto
 
Permendagri nomor 19 tahun 2016
Permendagri nomor 19 tahun 2016Permendagri nomor 19 tahun 2016
Permendagri nomor 19 tahun 2016emapuspita2
 
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdf
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdfPermendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdf
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdfRickyRicardo31
 
Peraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desa
Peraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desaPeraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desa
Peraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desaPemdes Wonoyoso
 
dokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdf
dokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdfdokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdf
dokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdfEndrikusno1
 
Uu 26 tahun 2007 penataan ruang
Uu 26 tahun 2007 penataan ruangUu 26 tahun 2007 penataan ruang
Uu 26 tahun 2007 penataan ruangDwi Prihartanto
 
Perdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdf
Perdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdfPerdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdf
Perdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdfSuwondo Chan
 
Perdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi Desa
Perdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi DesaPerdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi Desa
Perdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi DesaPuskoMedia Indonesia
 
Row kota tangerang
Row kota tangerangRow kota tangerang
Row kota tangerangKikik kikuk
 

Similar to Perda Kabupaten_Kota seindonesia raya.docx (20)

Perka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publik
Perka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publikPerka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publik
Perka 26-2011- tata-cara_penyediaan_arsip_dinamis_sebagai_informasi_publik
 
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
 
PERDA-10-2019-CAGAR BUDAYA.pdf
PERDA-10-2019-CAGAR BUDAYA.pdfPERDA-10-2019-CAGAR BUDAYA.pdf
PERDA-10-2019-CAGAR BUDAYA.pdf
 
Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...
Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...
Artikel: Hubungan arsip dan organisasi, serta macam organisasi kearsipan bers...
 
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 40 Tahun 2019 tentang Transformasi...
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 40 Tahun 2019 tentang  Transformasi...Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 40 Tahun 2019 tentang  Transformasi...
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 40 Tahun 2019 tentang Transformasi...
 
Perda kalbar no_3_tahun_2012
Perda kalbar no_3_tahun_2012Perda kalbar no_3_tahun_2012
Perda kalbar no_3_tahun_2012
 
Permendagri nomor 19 tahun 2016
Permendagri nomor 19 tahun 2016Permendagri nomor 19 tahun 2016
Permendagri nomor 19 tahun 2016
 
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdf
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdfPermendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdf
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.pdf
 
Uu no.32-2004
Uu no.32-2004Uu no.32-2004
Uu no.32-2004
 
Peraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desa
Peraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desaPeraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desa
Peraturan bupati kebumen nomor 90 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desa
 
dokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdf
dokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdfdokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdf
dokumen.tips_perda-rtrw-kabupaten-muaro-jambi.pdf
 
Uu 26 tahun 2007 penataan ruang
Uu 26 tahun 2007 penataan ruangUu 26 tahun 2007 penataan ruang
Uu 26 tahun 2007 penataan ruang
 
Perdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdf
Perdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdfPerdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdf
Perdes-2020_-Pengelolaan-Informasi-Desa.pdf
 
Perdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi Desa
Perdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi DesaPerdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi Desa
Perdes 6 2016 - Pedoman Pengelolaan Informasi Desa
 
Row kota tangerang
Row kota tangerangRow kota tangerang
Row kota tangerang
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 

Recently uploaded

mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (16)

mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 

Perda Kabupaten_Kota seindonesia raya.docx

  • 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR .... TAHUN ....... TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa arsip merupakan identitas suatu bangsa yang berperan penting dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara, mewujudkan suatu bangsa yang besar, serta masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka menjamin penyelamatan arsip sebagai sumber informasi dan mendukung penyelenggaraan administrasi pemerintahan di daerah, arsip harus dikelola, dipelihara dan dilestarikan, guna pelindungan hak-hak keperdataan, peningkatan kualitas pelayanan publik, serta pertanggungjawaban daerah secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Kearsipan Di Kabupaten Kutai Barat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor ..... Tahun ...... tentang Pembentukan Kabupaten/Kota .............. (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun ........ Halaman ........); 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952) ; 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
  • 2. Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara Peralihan Dokumen Perusahaan ke Dalam Mikro Film Atau Media Lainnya Dan Legalisasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3913); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 10. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang– undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 11. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota .............. Nomor .... Tahun .... tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten/Kota .............. (Lembaran Daerah Kabupaten/Kota .............. Tahun ....... Nomor ... Seri .... Nomor ....., Tambahan Lembaran Daerah Pro ..............); 12. Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik 13. Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor 679 Tahun 2020 tentang Aplikasi Umum Bidang Kearsipan Dinamis
  • 3. 14. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pedoman Penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi 15. Peraturan Arsip Nasional Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Arsip Elektronik Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT dan BUPATI KUTAI BARAT MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Barat 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Bupati/Walikota adalah ............... 5. Organisasi Perangkat Daerah selanjutnya disingkat OPD adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota .............. 6. Lembaga Kearsipan Daerah yang selanjutnya disebut LKD adalah organisasi perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kearsipan. 7. pembinaan kearsipan dilakukan oleh lembaga kearsipan daerah terhadap organisasi perangkat daerah, BUMD, Organisasi masyarakat, organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan. 8. pengawasan kearsipan adalah proses kegiatan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah dan standar kearsipan dengan penyelenggaraan kearsipan. 9. Penyelenggaraan Kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta sumber daya lainnya. 10. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
  • 4. pemerintah daerah kabupaten/kota melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan pemerintahan daerah yang dipisahkan. 11. Instansi vertikal adalah perangkat Kementerian atau Lembaga Negara Non Kementerian yang mempunyai wilayah kerja di Daerah. 12. Lembaga kearsipan adalah satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.............. yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota di bidang kearsipan. 13. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip dinamis. 14. Pencipta arsip tingkat daerah adalah pemerintahan daerah kabupaten/kota, pemerintahan daerah kabupaten/kota dan BUMD. 15. Pencipta arsip di lingkungan kabupaten/kota adalah satuan kerja perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah, partai politik lokal, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan daerah kabupaten/kota serta perusahaan swasta berskala kabupaten/kota. 16. Unit pengolah adalah unit tugas pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya. 17. Unit kearsipan adalah unit tugas pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan kearsipan. 18. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang berbentuk badan hukum yang didirikan dan/atau berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 19. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh instansi vertikal, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 20. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip. 21. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. 22. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang. 23. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus. 24. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun. 25. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis masa retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh lembaga kearsipan. 26. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan
  • 5. kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya. 27. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga. 28. Pengelolaan arsip adalah proses pengendalian arsip dinamis dan statis secara efisien, efektif dan sistematis. 29. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, penyusutan arsip. 30. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan nasional. 31. Penciptaan arsip adalah pemrosesan kata atau data sehingga terciptanya suatu naskah atau dokumen. 32. Penggunaan arsip adalah kegiatan pemanfaatan dan penyediaan arsip bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak. 33. Pemeliharaan arsip adalah kegiatan menjaga keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip, baik fisik maupun informasinya. 34. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis ke lembaga kearsipan. 35. Daftar arsip adalah daftar yang berisi data dan identifikasi arsip yang diperlukan dalam penemuan dan penyusutan arsip. 36. Daftar Pencarian Arsip selanjutnya disingkat DPA adalah daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh lembaga kearsipan dan dicari lembaga kearsipan serta diumumkan kepada publik. 37. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan khasanah arsip statis pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan. 38. Preservasi arsip adalah kegiatan pemeliharaan, perawatan serta penjagaan arsip terhadap berbagai unsur perusak arsip. 39. Pengolahan arsip adalah proses pembuatan sarana bantu penemuan kembali arsip berdasarkan kaidah kearsipan yang berlaku. 40. Perawatan arsip adalah tata cara melakukan perawatan, pelestarian arsip secara preventif, represif kuratif. 41. Akses arsip adalah ketersediaan arsip sebagai hasil dari kewenangan hukum dan otoritasi legal serta keberadaan sarana bantu untuk mempermudah penemuan dan pemanfaatan arsip. 42. Jaringan informasi kearsipan nasional adalah sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan arsip secara nasional yang dikelola oleh Arsip Nasional Republik Indonesia. 43. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang
  • 6. kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. 44. Pengelola Arsip adalah seseorang yang mendapat tugas di bidang kearsipan serta mempunyai fungsi dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. 45. Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya Jangka Waktu Penyimpanan atau Retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau di permanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip. 46. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi yang selanjutnya disingkat SRIKANDI adalah. 47. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional yang selanjutnya disingkat JIKN adalah sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan arsip di daerah yang dikelola oleh ANRI. 48. Arsip Nasional Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat ANRI adalah lembaga kearsipan berbentuk lembaga pemerintah non kementerian yang melaksanakan tugas negara di bidang kearsipan yang berkedudukan di ibukota negara. BAB II MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan daerah ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan kearsipan daerah, mewujudkan penyelenggaraan kearsipan yang komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Pasal 3 Penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk : a. menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional; b. menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah; c. menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya; e. mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang komprehensif dan terpadu;
  • 7. f.menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; g. menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa; dan h. meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya. Pasal 4 Penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berasaskan: a. kepastian hukum; b. keautentikan dan keterpercayaan; c. keutuhan; d. asal usul (principle of provenance); e. aturan asli (principle of original order); f.keamanan dan keselamatan; g. keprofesionalan; h. keresponsifan i. keantisipatifan; j. kepartisipatifan; k. akuntabilitas; l. kemanfaatan; m. aksesibilitas; dan n. kepentingan umum. Pasal 5 Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi: a. organisasi kearsipan; b. pengelolaan Arsip; c. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi; d. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional; e. perlindungan dan penyelamatan Arsip; f.pengembangan sumber daya manusia; g. fasilitasi Penyelenggaraan Kearsipan; h. layanan kearsipan; i.pemasyarakatan kearsipan; j.pembinaan dan pengawasan; k. peran serta masyarakat; l.pendanaan; m. larangan; n. sanksi;
  • 8. BAB III ORGANISASI KEARSIPAN Bagian Kesatu Umum Pasal 6 (1) Organisasi Kearsipan terdiri atas: a. unit kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota b. lembaga kearsipan (2) Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a wajib dibentuk pada setiap pencipta arsip di lingkungan daerah kabupaten/kota yang terdiri atas organisasi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah, partai politik lokal, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan daerah kabupaten/kota serta perusahaan swasta berskala kabupaten/kota. (3) Unit Kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang terdiri atas: a. Unit kearsipan I sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota; b. Unit kearsipan II berada pada sekretariat Organisasi Perangkat Daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota; c. dan unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota. (4) Unit Kearsipan yang dibentuk oleh pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a berada di lingkungan: a. sekretariat organisasi perangkat daerah kabupaten/kota;dan b. sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota (5) Unit kearsipan merupakan satuan/unit kerja yang memiliki fungsi dan tugas melaksanakan pengelolaan arsip inaktif yang berasal dari unit pengolah dan pembinaan kearsipan di lingkungan pencipta arsip. (6) Unit Pengolah sebagaimana dimaksud ayat (5) adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di lingkungan organisasi perangkat daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, dan BUMD. (7) Dalam menyelenggarakan fungsi dan tugas di bidang kearsipan antara unit pengolah dengan unit kearsipan dan antar unit kearsipan pada pencipta arsip menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi dan integrasi dalam suatu sistem yang komprehensif dan terpadu. Bagian Kedua Fungsi dan Tugas (1) Unit Kearsipan pada pencipta arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) memiliki fungsi:
  • 9. a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya; b. pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi; c. pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya; d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada lembaga kearsipan;dan e. pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya. (2) Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (1) memiliki tugas: a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah organisasi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah; b. melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan organisasi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah; c. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan organisasi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah kepada lembaga kearsipan daerah;dan d. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya. Bagian Ketiga Arsip Daerah Kabupaten/Kota Pasal 7 (1) Arsip daerah Kabupaten/Kota adalah lembaga kearsipan daerah Kabupaten/Kota. (2) Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota wajib membentuk arsip daerah Kabupaten/Kota. (3) Pembentukan arsip daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Arsip daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang diterima dari: a. satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota; b. desa atau yang disebut dengan nama lain; c. perusahaan; Pasal 8 Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, arsip daerah kabupaten/kota memiliki tugas melaksanakan: a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota; dan b. pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di lingkungan daerah kabupaten/kota dan terhadap arsip daerah kabupaten/ kota. Pasal 9 Pembentukan arsip daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
  • 10. Pasal 7 ayat (3) dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing. Pasal 10 LKD sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat 1 huruf b, bertugas: a. menyusun kebijakan kearsipan Daerah; b. menyusun Program Arsip Vital; c. mengelola Arsip inaktif yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya; d. melaksanakan pembinaan kearsipan terhadap OPD, BUMD, Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten/Kota, Lembaga Lainnya, dan masyarakat; e. melaksanakan pemusnahan Arsip yang sudah habis retensinya bagi Arsip yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh) tahun sesuai JRA; f. melaksanakan Pengelolaan Arsip Statis yang diterima dari OPD, BUMD, Lembaga Lainnya, dan masyarakat; dan g. melaksanakan pengembangan sumber daya manusia kearsipan. (masuk ke pergub) Bagian Keempat Pencipta Arsip Pasal 11 (1) Pencipta arsip tingkat daerah, terdiri atas pemerintahan daerah kabupaten/kota, pemerintah kabupaten/kota, dan BUMD. (2) Pencipta arsip di lingkungan kabupaten/kota adalah satuan kerja perangkat daerah, penyelenggara pemerintah, pemerintah desa, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan daerah kabupaten/kota dan desa serta perusahaan swasta berskala kabupaten/kota. Pasal 12 Pencipta arsip di lingkungan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat (2) bertugas: a. mengelola Arsip Aktif di lingkungannya; b. mengelola Arsip Inaktif yang memiliki retensi kurang dari 10 (sepuluh) tahun di lingkungannya; c. menyusun Program Arsip Vital; d. mengelola Arsip Vital; e. memindahkan Arsip yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh) tahun kepada LKD; f. melaksanakan pemusnahan Arsip yang memiliki retensi kurang dari 10 (sepuluh) tahun sesuai JRA; g. menyerahkan Arsip Statis kepada LKD; dan h. melaksanakan pembinaan dan pengembangan pengelolaan Arsip di lingkungannya. BAB IV PENGELOLAAN ARSIP Bagian Kesatu Umum Pasal 9 (1) Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas
  • 11. kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan: a. andal; b. sistematis; c. utuh; d. menyeluruh;dan e. sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria. Pasal 10 Pengelolaan Arsip meliputi: a. Arsip Dinamis; dan b. Arsip Statis. Bagian Kedua Pengelolaan Arsip Dinamis Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) Pengelolaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a meliputi pengelolaan terhadap: a. penciptaan; b. penggunaan; c. pemeliharaan; dan d. penyusutan. (2) Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip tingkat daerah pemerintahan daerah kabupaten/kota membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip. (3) Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip yang dikelolanya. Pasal 11 (1) Pencipta Arsip bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Arsip Dinamis. (2) Arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Arsip Aktif; b. Arsip Inaktif; dan c. Arsip Vital. Paragraf 2 Penciptaan Arsip
  • 12. Pasal 12 (1) Penciptaan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi kegiatan: a. pembuatan Arsip; dan b. penerimaaan Arsip. (2) Pembuatan dan penerimaan Arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan: a. tata naskah dinas; b. pengurusan surat; dan c. klasifikasi Arsip. Paragraf 3 Penggunaan arsip Pasal 13 (1) Penggunaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b diperuntukan bagi kepentingan pemerintahan dan masyarakat. (2) Penggunaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam kegiatan: a. perencanaan; b. pengambilan keputusan; c. layanan kepentingan publik; d. perlindungan hak; dan/atau e. penyelesaian sengketa. (3) Penggunaan Arsip Dinamis dilaksanakan berdasarkan sistem klasifikasi keamanan dan Akses Arsip. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Paragraf 4 Pemeliharaan Arsip Pasal 14 (1) Pemeliharaan Arsip Dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c dilakukan untuk menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan Arsip. (2) Pemeliharaan Arsip Dinamis dilakukan melalui kegiatan: a. pemberkasan Arsip Aktif; b. penataan Arsip Inaktif; c. penyimpanan Arsip; dan d. alih Media Arsip. Pasal 15 (1) Pemberkasan Arsip Aktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
  • 13. huruf a dilakukan terhadap Arsip yang diciptakan dan diterima dan dilaksanakan berdasarkan klasifikasi Arsip. (2) Pemberkasan Arsip Aktif menghasilkan tertatanya fisik dan informasi Arsip serta tersusunnya daftar Arsip Aktif yang terdiri atas daftar berkas dan isi berkas. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar berkas dan isi berkas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Pasal 16 (1) Penataan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b dilakukan berdasarkan asas asal-usul dan asas aturan asli. (2) Penataan Arsip Inaktif pada Unit Kearsipan dan Unit Pengolah dilaksanakan melalui: a. pengaturan fisik Arsip; b. pengolahan informasi Arsip; dan c. penyusunan daftar Arsip Inaktif. (3) Daftar Arsip Inaktif disusun oleh Unit Pengolah paling sedikit 1 (satu) kali dalam (satu) tahun dan disampaikan kepada Unit Kearsipan disertai berita acara. Pasal 17 (1) Penyimpanan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c dilakukan terhadap Arsip Aktif dan Inaktif yang telah disusun dalam Daftar Arsip. (2) Penyimpanan Arsip Aktif dan Inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk menjamin keamanan fisik dan informasi Arsip selama jangka waktu penyimpanan Arsip berdasarkan JRA atau Nilai Guna. Paragraf 5 Penyusutan Arsip Pasal 18 (1) Penyusutan Arsip sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, dilakukan berdasarkan JRA atau Nilai Guna. (2) JRA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Pasal 19 Penyusutan Arsip sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) meliputi: a. pemindahan Arsip Inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan; b. pemusnahan Arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki Nilai Guna; dan
  • 14. c. penyerahan Arsip Statis oleh Pencipta Arsip kepada LKD. Pasal 20 (1) Pemindahan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dilaksanakan dengan memperhatikan bentuk dan media Arsip. (2) Pemindahan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: a. penyeleksian Arsip Inaktif; b. pembuatan daftar Arsip Inaktif yang akan dipindahkan; dan c. penataan Arsip Inaktif yang akan dipindahkan. Pasal 21 (1) Pemindahan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a menjadi tanggung jawab Pencipta Arsip. (2) Pemusnahan Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b dilakukan terhadap arsip yang: a. tidak memiliki Nilai Guna; b. telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan JRA; c. tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan d. tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara. (3) Dalam hal Arsip belum memenuhi semua ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Arsip tetap disimpan oleh Pencipta Arsip sesuai dengan kebutuhan. Pasal 22 (1) OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya menyerahkan Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c kepada LKD. (2) Penyerahan Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap arsip yang: a. memiliki nilai kesejarahan; b. telah habis retensinya; dan/atau c. berketerangan permanen sesuai JRA atau Nilai Guna. Bagian Ketiga Pengelolaan Arsip Statis Paragraf 1 Umum Pasal 23 (1) Pengelolaan Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilakukan oleh LKD. (2) Pengelolaan arsip status dilaksanakan untuk menjamin keselamatan arsip sebagai pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (3) Pengelolaan Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Akuisisi Arsip Statis;
  • 15. b. Pengolahan Arsip Statis; c. Preservasi Arsip Statis; dan d. Akses Arsip Statis. Paragraf 2 Akuisisi Arsip Statis Pasal 24 (1) LKD melaksanakan Akuisisi Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) huruf a dari Pencipta Arsip. (2) Akuisisi Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Arsip Statis yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung. (3) Lembaga kearsipan wajib membuat DPA yang meliputi arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan mengumumkannya kepada publik. (4) setiap orang yang memiliki atau menyimpan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyerahkan kepada ANRI atau lembaga kearsipan berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan dalam pengumuman DPA. Pasal 25 LKD berkewajiban mengelola Arsip Statis yang diserahkan oleh setiap lembaga sosial, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan. Pasal 26 Ketentuan lebih lanjut mengenai Akuisisi Arsip Statis diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Paragraf 3 Pengolahan Arsip Statis Pasal 28 (1) Pengolahan Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf b dilaksanakan berdasarkan asas asal-usul dan asas aturan asli. (2) Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan standar deskripsi arsip statis. (ps. 62 uu 43 09) Paragraf 4 Preservasi Arsip Statis Pasal 29 (1) Preservasi arsip statis dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis.
  • 16. (2) Preservasi Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c dilaksanakan dengan cara preventif dan kuratif. (3) Preservasi preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah preservasi yang bersifat pencegahan terhadap kerusakan arsip, melalui penyediaan prasarana dan sarana perlindungan arsip, serta metode pemeliharaan arsip. (4) preservasi kuratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah preservasi yang bersifat perbaikan/perawatan terhadap arsip yang mulai/sudah rusak atau kondisinya memburuk, sehingga dapat memperpanjang usia arsip. Paragraf 5 Akses Arsip Statis Pasal 30 Akses Arsip Statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf d dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik. Pasal 31 (1) Akses Arsip Statis difasilitasi oleh LKD. (2) Akses Arsip Statis dilaksanakan dengan pertimbangan: prinsip keutuhan, keamanan, dan keselamatan Arsip Statis; dan a. sifat keterbukaan dan ketertutupan Arsip. b. Akses Arsip Statis dapat dilakukan secara manual dan/atau elektronik. Bagian Keempat Autentikasi Arsip Pasal 32 (1) Autentikasi Arsip dilakukan terhadap Arsip Statis dan Arsip hasil alih media terhadap Arsip Dinamis dan Arsip Statis untuk menjamin keabsahan Arsip. (2) Autentikasi terhadap Arsip Statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pimpinan LKD dengan membuat surat pernyataan. (3) Autentikasi terhadap Arsip hasil alih media sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memberikan tanda tertentu yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Arsip hasil alih media. Pasal 33 (1) Arsip Dinamis dapat dilakukan alih media. (2) Arsip yang dialihmediakan tetap disimpan oleh Pencipta Arsip. (3) Pelaksanaan Alih Media Arsip Dinamis dilakukan dengan membuat berita acara yang disertai dengan Daftar Arsip yang dialihmediakan. Pasal 34 (1) Alih Media Arsip Statis dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi Arsip dan nilai informasi.
  • 17. (2) Alih media sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan Arsip Statis dalam bentuk dan media elektronik dan/atau media lainnya sesuai dengan aslinya. Arsip yang dialihmediakan tetap disimpan untuk kepentingan pelestarian dan pelayanan Arsip. (3) Pelaksanaan Alih Media Arsip Statis dilakukan dengan membuat berita acara disertai dengan Daftar Arsip yang dialihmediakan. BAB V SISTEM INFORMASI KEARSIPAN DINAMIS TERINTEGRASI (SRIKANDI) Pasal 35 (1) Untuk mendukung pengelolaan arsip dalam rangka memberikan informasi yang autentik dan utuh, pemerintah daerah bertanggung jawab membangun dan mengelola Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) yang dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan. (2) Pembangunan SRIKANDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mendukung SKD dan merupakan kelanjutan dari Sistem Kearsipan Nasional. Pasal 36 (1) Pembangunan SRIKANDI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dilaksanakan melalui : a. penetapan Kebijakan SRIKANDI; b. penyelenggaraan SRIKANDI. (2) Penetapan Kebijakan SRIKANDI sebagaimana pada ayat (1) huruf a meliputi : a. kebijakan dalam penyediaan informasi kearsipan; dan b. kebijakan dalam penggunaan informasi kearsipan. BAB VI JARINGAN INFORMASI KEARSIPAN NASIONAL Pasal 37 JIKN merupakan sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan untuk: a. arsip dinamis; dan b. arsip statis. Pasal 38 (1) Pembentukan JIKN dilakukan pada: a. pusat jaringan yang diselenggarakan oleh ANRI; dan b. simpul jaringan yang diselenggarakan oleh lembaga kearsipan kabupaten/kota, lembaga kearsipan kabupaten/kota, dan lembaga kearsipan perguruan tinggi. (2) Dalam rangka melaksanakan tugas kearsipan, unit kearsipan pada
  • 18. pemerintah daerah menjadi simpul jaringan. (3) Simpul jaringan kabupaten/kota memiliki tugas mengkoordinasikan dan membina simpul jaringan kabupaten/kota Pasal 39 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan kearsipan dengan membangun sistem dan jaringan kearsipan di Daerah. (2) Pembangunan sistem dan jaringan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memanfaatkan teknologi informasi. (3) Dalam membangun sistem dan jaringan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah dapat menggunakan simpul jaringan dalam SIKN melalui JIKN. Pasal 40 Pemerintah Daerah menyusun kebijakan perencanaan sistem dan jaringan kearsipan berbasis teknologi informasi melalui upaya: a. pelaksanaan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi dan Sistem Informasi Kearsipan Statis; dan b. pengembangan jaringan kearsipan yang dapat terhubung dengan jaringan SIKN dan JIKN. Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem dan jaringan kearsipan di Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40 diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. BAB VII PERLINDUNGAN DAN PENYELAMATAN ARSIP Pasal 42 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan perlindungan dan penyelamatan Arsip. (2) Dalam hal terjadi bencana alam dan bencana sosial, perlindungan dan penyelamatan Arsip dilaksanakan oleh LKD berkoordinasi dengan Pencipta Arsip di Daerah, OPD yang membidangi penanggulangan bencana di Daerah, dan instansi terkait lainnya. (3) Dalam hal terjadi penggabungan dan/atau pembubaran suatu OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya, perlindungan dan penyelamatan Arsip dilaksanakan oleh LKD bersama OPD, BUMD, dan Lembaga Lainnya yang bersangkutan, serta instansi terkait lainnya. (4) Dalam hal terjadi pemekaran kabupaten/kota di Daerah, perlindungan dan penyelamatan Arsip dilaksanakan oleh LKD berkoordinasi dengan Pencipta Arsip, OPD yang menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan, dan instansi terkait lainnya. (5) Pemerintah Daerah memberikan perlindungan dan penyelamatan Arsip Terjaga yang berkaitan dengan kependudukan, kewilayahan, perbatasan, dan masalah yang bersifat strategis.
  • 19. (6) Pemerintah Daerah melaporkan dan menyerahkan salinan autentik dari naskah asli Arsip Terjaga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada kepala Arsip Nasional Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan perlindungan dan penyelamatan Arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. BAB VIII PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 43 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia dalam bidang kearsipan di Daerah. (2) Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui upaya: a. peningkatan kompetensi dan profesionalitas Arsiparis dan pengelola Arsip; b. peningkatan keahlian dan keterampilan manajerial kearsipan; c. pembinaan dan pelatihan kepada Arsiparis dan pengelola Arsip berbasis teknologi informasi; dan d. penyediaan jaminan kesehatan. (3) Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan kepada pengelola Arsip di lingkungan perusahaan swasta, lembaga kemasyarakatan, organisasi politik, dan masyarakat di Daerah. Pasal 44 (1) Dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang kearsipan, Pemerintah Daerah menyediakan: a. Arsiparis; dan b. pengelola Arsip. (2) Pemerintah Daerah menyediakan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui: a. penempatan Arsiparis pada LKD dan OPD; dan b. pengangkatan pengelola Arsip di lingkungan OPD. Pasal 45 Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi pengembangan tenaga kearsipan di lingkungan perusahaan swasta, lembaga kemasyarakatan, organisasi politik, dan masyarakat di Daerah. BAB IX FASILITASI PENYELENGGARAAN KEARSIPAN Bagian Kesatu
  • 20. Umum Pasal 46 (1) LKD melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan kearsipan di Daerah. (2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pembinaan; dan b. ketatalaksanaan. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a antara lain: a. bimbingan teknis; b. sosialisasi; c. penyuluhan; dan d. pendampingan. (4) Ketatalaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi: a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Arsip Dinamis; dan b. penyusunan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Arsip Statis BAB X LAYANAN DAN PEMASYARAKATAN KEARSIPAN Bagian Kesatu Layanan Kearsipan Pasal 47 (1) LKD melaksanakan layanan kearsipan. (2) Layanan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. layanan jasa kearsipan; dan b. layanan teknis kearsipan. (3) Layanan jasa kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a antara lain: a. jasa reproduksi Arsip; b. jasa alih media; c. jasa konsultan; d. jasa bimbingan teknis; e. jasa perbantuan tenaga kearsipan; f. jasa penyusunan pedoman; g. jasa penataan Arsip; dan h. jasa restorasi. (4) Layanan teknis kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b antara lain: a. konsultasi; b. penelitian dan penelusuran; c. layanan informasi arsip; dan d. peminjaman Arsip. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan layanan kearsipan
  • 21. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Bagian Kedua Pemasyarakatan Kearsipan Pasal 48 (1) LKD melaksanakan pemasyarakatan Kearsipan. (2) Pemasyarakatan Kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui antara lain: a. penerbitan jurnal; b. penerbitan naskah sumber Arsip; c. pameran Kearsipan; d. wisata Kearsipan; dan/atau e. publikasi Arsip. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 49 (1) Pembinaan kearsipan di tingkat pemerintah daerah kabupaten/kota meliputi melalui kegiatan: a. koordinasi penyelenggaraan kearsipan; b. penyusunan pedoman kearsipan; c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan kearsipan; d. sosialisasi kearsipan; e. pendidikan dan pelatihan kearsipan;dan f. perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. (2) Lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota bertanggung jawab melakukan pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di lingkungan daerah kabupaten/kota. Pasal 50 (1) Dalam rangka pembinaan kearsipan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan penghargaan kearsipan kepada lembaga kearsipan kabupaten/kota, pencipta arsip di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/kota, arsiparis, dan organisasi kemasyarakatan. (2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada pasal 50 dapat berupa:
  • 22. a. sertifikat; b. piagam; c. medali; d. piala; e. plaket; f. uang pembinaan; dan/atau g. sarana dan prasarana kearsipan. (3) ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penghargaan kearsipan diatur dengan peraturan Bupati/Walikota. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 52 (1) Pemerintah Daerah melaksanakan pengawasan Penyelenggaraan Kearsipan pada OPD, BUMD, Lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota, dan Lembaga Lainnya. (2) Pengawasan kearsipan melalui kegiatan perencanaan program, pelaksanaan, dan pelaporan. (3) Pengawasan kearsipan dilaksanakan oleh LKD berkoordinasi dengan instansi terkait. Pasal 53 (1) Pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan pengawasan kearsipan eksternal dan internal. (2) ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan penyelenggaraan kearsipan diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota. BAB XII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 53 (1) Masyarakat berperan serta dalam Penyelenggaraan Kearsipan. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: a. menciptakan, menyimpan, mengelola, dan melindungi Arsip yang tercipta dari kegiatan yang dilaksanakan b. menyerahkan Arsip Statis kepada LKD; c. melindungi dan menyelamatkan Arsip dan/atau tempat penyimpanan Arsip; d. pembudayaan penggunaan dan pemanfaatan Arsip sesuai dengan prosedur yang benar; e. menggalang dan/atau menyumbangkan dana untuk Penyelenggaraan Kearsipan; f. menjadi sukarelawan dalam pengelolaan dan penyelamatan Arsip; dan/atau g. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kearsipan.
  • 23. BAB XIII PENDANAAN Pasal 54 Pendanaan Penyelenggaraan Kearsipan di Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB XIV LARANGAN Pasal 55 Setiap orang dilarang, dengan sengaja: a. menguasai dan/atau memiliki arsip negara; b. menyediakan arsip dinamis kepada pengguna arsip yang tidak berhak; c. tidak menjaga keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip negara; d. tidak menjaga kerahasiaan arsip tertutup; e. memusnahkan arsip di luar prosedur yang benar; f.memperjualbelikan atau menyerahkan arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan kepada pihak lain di luar yang telah ditentukan. BAB XV SANKSI ADMINISTRASI Pasal 56 (1) Pejabat dan/atau pelaksana di dalam atau di luar lingkungan OPD dan BUMD yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dikenakan sanksi administratif. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lingkungan OPD dan BUMD diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota. (3) Pelaksanaan ketentuan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diluar OPD dan BUMD sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. BAB XVI KETENTUAN PIDANA Pasal 58 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 56 diancam Pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pelanggaran. (3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat di pidana
  • 24. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan. BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 59 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah kabupaten/kota.............. Nomor 4 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Kearsipan di kabupaten/kota .............. (Lembaran Daerah kabupaten/kota.............. Tahun 2005 Nomor 5 Seri E Nomor 3) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 60 Peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 61 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten/Kota............... Ditetapkan di ................ pada tanggal ..... BUPATI/WALIKOTA .............., Ttd ............................ Diundangkan di ........... pada tanggal ............ SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN/KOTA .............., ttd ...................................... LEMBARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA .............. TAHUN ....... NOMOR .... NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA.............. : (.../.....)