Dokumen tersebut membahas tentang potensi tanaman kluwak (Pangium edulis Reinw) sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Tanaman kluwak mengandung asam sianida yang berpotensi sebagai pestisida alami karena dapat membunuh hama secara cepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan insektisida dari ekstrak biji kluwak untuk mengendalikan hama secara alami dan ramah lingkungan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
Laporan praktikum teknologi budidaya tanaman di Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Solo membahas tentang pembibitan permanen yang bertujuan untuk memproduksi bibit berkualitas secara massal dan berkelanjutan guna mendukung program penanaman."
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...Repository Ipb
Eksperimen ini menguji pengaruh berbagai komposisi media terhadap pertumbuhan dan perbanyakan tunas in vitro pisang Kepok Unti Sayang melalui subkultur berulang. Komposisi media MS dengan penambahan 2 mg/l BAP menghasilkan jumlah tunas tertinggi hingga subkultur ke-6. Daya multiplikasi tunas meningkat dengan subkultur berulang.
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian, khususnya dalam meningkatkan produksi pangan. Ilmu biologi telah memungkinkan penemuan bibit tanaman unggul, teknik rekayasa genetika, dan penanganan hama secara biologis untuk meningkatkan hasil pertanian.
Makalah ini membahas tentang penerapan bioteknologi dalam bidang pangan, pertanian, dan peternakan. Bioteknologi dapat digunakan untuk menghasilkan tanaman dan hewan unggul melalui teknik seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, dan inseminasi buatan. Bioteknologi konvensional juga telah digunakan untuk mengolah bahan pangan seperti tempe, kecap, yoghurt, dan keju melalui fermentasi.
Laporan praktikum tentang teknologi produksi tanaman jagung. Mencakup latar belakang pentingnya jagung sebagai pangan dan bahan baku industri, tujuan praktikum untuk memahami prinsip produksi jagung dan meningkatkan ketrampilan mahasiswa, serta tinjauan pustaka mengenai karakteristik tanaman jagung dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi tanaman kluwak (Pangium edulis Reinw) sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Tanaman kluwak mengandung asam sianida yang berpotensi sebagai pestisida alami karena dapat membunuh hama secara cepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan insektisida dari ekstrak biji kluwak untuk mengendalikan hama secara alami dan ramah lingkungan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
Laporan praktikum teknologi budidaya tanaman di Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Solo membahas tentang pembibitan permanen yang bertujuan untuk memproduksi bibit berkualitas secara massal dan berkelanjutan guna mendukung program penanaman."
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...Repository Ipb
Eksperimen ini menguji pengaruh berbagai komposisi media terhadap pertumbuhan dan perbanyakan tunas in vitro pisang Kepok Unti Sayang melalui subkultur berulang. Komposisi media MS dengan penambahan 2 mg/l BAP menghasilkan jumlah tunas tertinggi hingga subkultur ke-6. Daya multiplikasi tunas meningkat dengan subkultur berulang.
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian, khususnya dalam meningkatkan produksi pangan. Ilmu biologi telah memungkinkan penemuan bibit tanaman unggul, teknik rekayasa genetika, dan penanganan hama secara biologis untuk meningkatkan hasil pertanian.
Makalah ini membahas tentang penerapan bioteknologi dalam bidang pangan, pertanian, dan peternakan. Bioteknologi dapat digunakan untuk menghasilkan tanaman dan hewan unggul melalui teknik seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, dan inseminasi buatan. Bioteknologi konvensional juga telah digunakan untuk mengolah bahan pangan seperti tempe, kecap, yoghurt, dan keju melalui fermentasi.
Laporan praktikum tentang teknologi produksi tanaman jagung. Mencakup latar belakang pentingnya jagung sebagai pangan dan bahan baku industri, tujuan praktikum untuk memahami prinsip produksi jagung dan meningkatkan ketrampilan mahasiswa, serta tinjauan pustaka mengenai karakteristik tanaman jagung dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung.
Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih
dengan jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3
komponen yaitu: benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan
pengelolaan atau tektik budidaya. Komponen lapangan produksi mencakup
substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik budidaya mencakup prinsip
genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai dengan
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi,
selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi
budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan
dapat ditingkatkan.
Konservasi plasma nutfah merupakan upaya penting untuk melestarikan sumber daya genetik tanaman pangan yang sangat beragam di Indonesia. Plasma nutfah perlu dikarakterisasi, dievaluasi, dan disimpan dalam basis data serta fasilitas laboratorium untuk mendukung program pemuliaan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang hortikultura yang mencakup definisi, jenis tanaman, peranannya, tantangan dan peluang pengembangannya di Indonesia. Hortikultura merupakan cabang ilmu yang mempelajari budidaya tanaman buah, sayur, bunga dan tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan gizi, estetika dan ekonomi masyarakat.
Laporan praktikum inokulasi mikroorganisme membahas proses inokulasi bakteri dari medium lama ke medium baru dengan tingkat sterilitas dan ketelitian tinggi untuk mendapatkan biakan murni. Laporan ini juga menjelaskan pengaruh pemberian inokulum dan unsur nitrogen terhadap pertumbuhan bakteri dalam media."
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONALRepository Ipb
Pisang merupakan tanaman pangan penting di Indonesia. Produksi pisang mengalami penurunan akibat serangan penyakit layu darah. Penelitian ini mengembangkan varietas pisang kepok yang tahan penyakit yaitu 'Unti Sayang' dan melatih petani tentang budidaya yang baik untuk meningkatkan produksi pisang secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas inovasi teknologi pertanian organik yang dilakukan oleh Paguyuban Petani Al-Barokah di Desa Ketapang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Mereka mengembangkan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan serta menciptakan produk turunan dari hasil pertanian organik seperti beras organik, kompos, dan bioenergi. Al-Barokah berupaya memajukan ekonomi masyar
Potensi Ubi Jalar Sebagai Pangan Sehat Berbasis Umbian Lokal, Penepungan dan ...NurlatifatusZahroh
Indonesia kaya akan berbagai macam umbian lokal. Salah satunya adalah ubi jalar. Ubi jalar beragam mulai dari yang putih, oranye dan ungu. Konsumsi ubi jalar sangat cocok bagi penderita diabetes dan diet sebab memiliki kandungan index glikemik yang rendah (IG=4). Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk mulai dari mi, cookies, crackers, roti dan masih banyak lagi.
1. Dokumen ini membahas tentang perusahaan pupuk organik Dewi Samudra Sejahtera yang memproduksi pupuk organik berkualitas tinggi dari bahan organik alami untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Pupuk organik ini kaya akan unsur hara dan mikroba yang bermanfaat untuk tanaman serta ramah lingkungan.
3. Perusahaan ini memiliki prospek usaha yang baik karena kebutuhan
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASnursyifatiara
Indonesia dikenal sebagai negara agraris terbesar di dunia, dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja di bidang pertanian. Seiringnya perkembangan zaman, Indonesia mengalami kemunduran terkait kesuburan dan kerusakan tanah yang diakibatkan ketidakseimbangan unsur di dalam tanah seperti pencemaran tanah dan air yang dipengaruhi aktivitas alam dan manusia. Untuk dapat mendukung kembali sektor pertanian, perlu adanya nutrisi untuk tanah yaitu pupuk agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, menunjukkan kandungan di dalam minuman Yakult (Lactobacillus casei shirota strain) yang dikombinasi dengan larutan air cucian beras menghasilkan pupuk cair organic yang baik dan bagus untuk menutrisi tanah maupun tanaman.
Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih
dengan jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3
komponen yaitu: benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan
pengelolaan atau tektik budidaya. Komponen lapangan produksi mencakup
substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik budidaya mencakup prinsip
genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai dengan
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi,
selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi
budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan
dapat ditingkatkan.
Konservasi plasma nutfah merupakan upaya penting untuk melestarikan sumber daya genetik tanaman pangan yang sangat beragam di Indonesia. Plasma nutfah perlu dikarakterisasi, dievaluasi, dan disimpan dalam basis data serta fasilitas laboratorium untuk mendukung program pemuliaan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang hortikultura yang mencakup definisi, jenis tanaman, peranannya, tantangan dan peluang pengembangannya di Indonesia. Hortikultura merupakan cabang ilmu yang mempelajari budidaya tanaman buah, sayur, bunga dan tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan gizi, estetika dan ekonomi masyarakat.
Laporan praktikum inokulasi mikroorganisme membahas proses inokulasi bakteri dari medium lama ke medium baru dengan tingkat sterilitas dan ketelitian tinggi untuk mendapatkan biakan murni. Laporan ini juga menjelaskan pengaruh pemberian inokulum dan unsur nitrogen terhadap pertumbuhan bakteri dalam media."
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONALRepository Ipb
Pisang merupakan tanaman pangan penting di Indonesia. Produksi pisang mengalami penurunan akibat serangan penyakit layu darah. Penelitian ini mengembangkan varietas pisang kepok yang tahan penyakit yaitu 'Unti Sayang' dan melatih petani tentang budidaya yang baik untuk meningkatkan produksi pisang secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas inovasi teknologi pertanian organik yang dilakukan oleh Paguyuban Petani Al-Barokah di Desa Ketapang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Mereka mengembangkan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan serta menciptakan produk turunan dari hasil pertanian organik seperti beras organik, kompos, dan bioenergi. Al-Barokah berupaya memajukan ekonomi masyar
Potensi Ubi Jalar Sebagai Pangan Sehat Berbasis Umbian Lokal, Penepungan dan ...NurlatifatusZahroh
Indonesia kaya akan berbagai macam umbian lokal. Salah satunya adalah ubi jalar. Ubi jalar beragam mulai dari yang putih, oranye dan ungu. Konsumsi ubi jalar sangat cocok bagi penderita diabetes dan diet sebab memiliki kandungan index glikemik yang rendah (IG=4). Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk mulai dari mi, cookies, crackers, roti dan masih banyak lagi.
1. Dokumen ini membahas tentang perusahaan pupuk organik Dewi Samudra Sejahtera yang memproduksi pupuk organik berkualitas tinggi dari bahan organik alami untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Pupuk organik ini kaya akan unsur hara dan mikroba yang bermanfaat untuk tanaman serta ramah lingkungan.
3. Perusahaan ini memiliki prospek usaha yang baik karena kebutuhan
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASnursyifatiara
Indonesia dikenal sebagai negara agraris terbesar di dunia, dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja di bidang pertanian. Seiringnya perkembangan zaman, Indonesia mengalami kemunduran terkait kesuburan dan kerusakan tanah yang diakibatkan ketidakseimbangan unsur di dalam tanah seperti pencemaran tanah dan air yang dipengaruhi aktivitas alam dan manusia. Untuk dapat mendukung kembali sektor pertanian, perlu adanya nutrisi untuk tanah yaitu pupuk agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, menunjukkan kandungan di dalam minuman Yakult (Lactobacillus casei shirota strain) yang dikombinasi dengan larutan air cucian beras menghasilkan pupuk cair organic yang baik dan bagus untuk menutrisi tanah maupun tanaman.
Similar to peran_pemuliaan_tanaman-with-cover-page-v2 (1).pdf (20)
Hara mikro sangat penting untuk pertumbuhan tanaman meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Beberapa unsur hara mikro utama adalah besi, tembaga, mangan, seng, boron, dan molibdenum. Defisiensi hara mikro dapat terjadi pada tanah pasiran, organik, dan yang dipupuk secara berlebihan tanpa pengembalian sisa tanaman.
Buku ini membahas konsep dasar ekologi hewan dan memperkenalkan ekologi hewan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan interaksi antara hewan dengan lingkungannya. Pembahasan mencakup sejarah perkembangan ekologi hewan, komponen ekosistem, hierarki makhluk hidup dalam ekosistem, dan penerapan ekologi hewan dalam berbagai bidang."
Dokumen tersebut membahas tentang agroekosistem dan masalah-masalah yang terjadi pada lahan pertanian. Agroekosistem ditandai oleh komunitas monospesifik yang mudah goyah dan peka terhadap gangguan lingkungan. Beberapa masalah utama pada lahan pertanian adalah gangguan siklus hara, kerusakan kondisi tanah, gangguan fungsi hidrologi, dan serangan hama penyakit. Untuk mengelola agroekosistem diperlukan
Dokumen tersebut membahas pengaruh penambahan zeolit dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kangkung di tanah Latosol. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan zeolit 20 ton/ha dan pupuk kandang ayam memberikan pertumbuhan tanaman dan serapan hara yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya."
Buku ini membahas konsep dasar ekologi hewan dan memperkenalkan ekologi hewan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan interaksi antara hewan dengan lingkungannya. Buku ini juga menjelaskan konsep ekosistem, populasi, komunitas, dan metodologi penelitian ekologi hewan."
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. Accelerating the world's research.
peran pemuliaan tanaman
Zuri Widyawati
Related papers
MAKALAHPENGEMBANGANAGROEKOTEKNOLOGI DI INDONESIA (SELAYANG PANDANG DANUP…
Rahayu Hermita Sinaga
laporan PKL.docx
Naufalin Muhtadi
ABSTRAK SEMNAS MBI ITB JATINANGOR 13 Jun 2015
Najmi Firdaus
Download a PDF Pack of the best related papers
2. Peran Pemuliaan Tanaman dalam Meningkatkan Produksi Pertanian di Indonesia
Nono Carsono, Ph.D1
)
Abstrak
Benih ataupun bibit, sebagai produk akhir dari suatu program pemuliaan tanaman, yang pada umumnya
memiliki karakteristik keunggulan tertentu, mempunyai peranan yang vital sebagai penentu batas-atas
produktivitas dan dalam menjamin keberhasilan budidaya tanaman. Sampai saat ini, upaya perbaikan
genetik tanaman di Indonesia masih terbatas melalui metode pemuliaan tanaman konvensional, seperti
persilangan, seleksi dan mutasi, dan masih belum secara optimal memanfaatkan aneka teknologi
pemuliaan modern yang saat ini sangat pesat perkembangannya di negara-negara maju. Tujuan
pemuliaan masih berkisar pada upaya peningkatan produktivitas, ketahanan terhadap hama dan
penyakit utama dan toleransi terhadap cekaman lingkungan (Al, Fe, kadar garam, dll), pemuliaan
kearah karakter kualitas paling sering dijumpai pada komoditas hortikultura Pada umumnya, kegiatan
pemuliaan di Indonesia masih didominasi oleh lembaga- lembaga pemerintah, sedangkan pihak swasta
masih terbatas dalam upaya propagasi (perbanyakan) tanaman dan relatif sedikit yang sudah
mengembangkan divisi R & D-nya. Riset pemuliaan molekuler masih sangat terbatas. Pemberlakuan
UU No. 29 tahun 2000, yang memberikan perlindungan dan hak khusus bagi pelaku riset pemuliaan,
memberi peluang untuk berkembangnya industri perbenihan kompetitif yang berbasis riset pemuliaan.
Secara umum peran pemuliaan dalam meningkatkan produktivitas, kualitas dan daya saing komoditas
pertanian serta berbagai kendala dalam program pemuliaan tanaman di tanah air, didiskusikan dalam
makalah ini.
Dua dekade lagi, kira-kira pada tahun 2025, negara kita diprediksikan akan dihuni oleh
penduduk yang mencapai sekitar 273 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 0.9%
sampai 1.3 % per tahun (BPS, 2007). Adanya jumlah penduduk yang sangat besar menyebabkan
kebutuhan akan pangan menjadi meningkat, terutama terhadap beras, ditambah dengan adanya beragam
permasalahan krusial lainnya yang terkait erat dengan bidang pertanian, seperti (diantaranya): produksi
beberapa komoditas yang masih belum mencukupi kebutuhan/stok dalam negeri (misalnya padi,
kedelai dan jagung), adanya penurunan produktivitas lahan, tingginya laju konversi lahan pertanian ke
non-pertanian (sekitar 50 ribu ha per tahun), angka kemiskinan (berkisar 16%; BPS, 2006) dan
1
Staf Pengajar pada Lab. Pemuliaan Tanaman, Faperta UNPAD, Jatinangor;
Postdoctoral Fellow pada Transgenic Crop R & D Center, Nat. Inst of Agro-biological Sci. (NIAS), Tsukuba.
Disampaikan dalam Seminar on Agricultural Sciences Mencermati Perjalanan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dalam kajian terbatas bidang Produksi Tanaman, Pangan, pada tanggal Januari 2008, di Tokyo.
1
3. pengangguran yang masih cukup tinggi (10%; BPS, 2007), serta terjadinya degradasi kualitas sumber
daya alam akibat dari proses pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Dengan beragamnya
permasalahan yang ada, bila tanpa diimbangi dengan upaya-upaya yang strategis dan komprehensif
dalam mengatasinya, maka akan menyebabkan permasalahan menjadi makin kompleks, yang salah
satunya dapat berakibat pada melemahnya program ketahanan pangan dan pada gilirannya akan
membawa implikasi pada bidang sosial, ekonomi, bahkan politik di tanah air. Oleh karena itu, upaya
yang serius dalam membangun pertanian menjadi hal yang mutlak dilakukan.
Pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPKK) beberapa waktu lalu
oleh pemerintah, sebagai program dalam rangka pengurangan kemiskinan, pengangguran dan
peningkatan daya saing bangsa, membawa harapan baru bagi upaya pembangunan pertanian (arti luas)
yang komprehensif, mandiri, inovatif serta mampu mensejahterakan petani dan stake holders lainnya.
RPKK yang di dalamnya mencakup pembangunan ketahanan pangan, secara eksplisit menjabarkan
langkah- langkah kebijakan operasionalnya, yang diantaranya meliputi peningkatan produksi pangan
domestik meliputi kuantitas, kualitas dan keragamannya (RPKK, 2005).
Terkait dengan hal di atas dan terlebih mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, salah satu strategi yang sangat potensial dalam rangka
meningkatkan produktivitas, kualitas serta daya saing komoditas tanaman adalah melalui pendekatan
pemuliaan tanaman. Melalui kegiatan pemuliaan, diharapkan dapat dihasilkan beragam kultivar unggul
baru, selain memiliki produktivitas yang tinggi, juga memiliki beberapa karakter lain yang mendukung
upaya peningkatan kualitas dan daya saing. Pemuliaan tanaman sendiri didefinisikan sebagai
serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan genetik tanaman (modifikasi gen ataupun
kromosom) untuk merakit kultivar/varietas unggul yang berguna bagi kehidupan manusia.
2
4. Proses kegiatan pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan. Kedinamisannya
dicerminkan dari adanya tantangan dan kondisi alam lingkungan yang cenderung berubah, sebagai
contoh strain patogen yang selalu berkembang, selera ataupun preferensi konsumen terhadap pangan
yang juga berkembang, oleh karenanya, kegiatan pemuliaan pun akan berpacu sejalan dengan
perubahan tersebut. Sedangkan keberlanjutannya dapat dilihat dari kegiatannya yang sinambung,
berlanjut dari satu tahapan menuju pada tahapan berikutnya. Lebih lanjut, pemuliaan merupakan ilmu
terapan yang multidisiplin, dengan menggunakan beragam ilmu lainnya, seperti genetika, sitogenetik,
agronomi, botani, fisiologi, patologi, entomologi, genetika molekuler, biokimia, statistika (Gepts and
Hancock, 2006), dan bioinformatika. Sedangkan, dilihat dari metode yang digunakan, dibagi menjadi
dua: pendekatan pemuliaan konvensional (contohnya melalui persilangan, seleksi dan mutasi) dan
inkonvensional (kloning gen, marka molekuler dan transfer gen).
Pada umumnya proses kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha koleksi plasma nutfah
sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan karakterisasi, (iii) induksi keragaman, misalnya melalui
persilangan ataupun dengan transfer gen, yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan
evaluasi, (vi) pelepasan, distribusi dan komersialisasi varietas. Teknik persilangan yang diikuti dengan
proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam inovasi perakitan kultivar unggul
baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar introduksi, teknik induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga
menghasilkan beberapa kultivar baru.
Status kegiatan pemuliaan tanaman di tanah air
Bila dilihat dari pelakunya, kegiatan pemuliaan tanaman di tanah air, sebagian besar masih
dilakukan oleh institusi-institusi milik pemerintah, seperti lembaga penelitian di bawah koordinasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, antara lain: Puslitbang
Tanaman Pangan/Hotikultura/ Perkebunan, Balai Besar (BB) Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, BB
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor, serta beberapa balai penelitian, seperti Balit
Tanaman Sayuran Lembang, Balit Tanaman Hias Cipanas, Balit Buah-buahan Solok, Balit Jagung dan
Serelia lain Maros, Balit Kacang-kacangan dan Ubi-ubian Malang. Juga terdapat Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) di hampir setiap provinsi. Di lingkup Lembaga Riset Perkebunan
Indonesia, juga terdapat Puslit Kelapa Sawit Medan, Puslit Kopi dan Kakao Jember, Puslit Teh dan
Kina Gambung, Puslit Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, Puslit Karet Sungei Putih, Balit
Biotek Perkebunan. Pada komoditas perkebunan yang lain, juga terdapat Balit Tembakau dan Serat
Malang, Puslit Tanaman Kelapa dan Palma lain Manado. Selain itu, kita juga memiliki Badan Tenaga
Nuklir Nasional (Batan), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Kehutanan
memilki Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta,
yang juga secara aktif melakukan riset pemuliaan tanaman.
3
5. Kultivar unggul yang sudah dirilis dari berbagai lembaga penelitian pemerintah ini sudah
cukup banyak, khususnya tanaman pangan. Sebagai contoh, padi, sebanyak 138 padi sawah, 21 padi
pasang surut/lahan rawa dan 6 padi hibrida. Sementara itu, relatif masih sedikit kultivar yang dirilis
untuk komoditas hortikultura yang dihasilkan lembaga pemerintah (Puslitbang Horti), yaitu 15 kultivar
sayuran, 28 kultivar buah-buahan, dan 29 kultivar tanaman hias.
Selain menyiapkan sumberdaya manusia di bidang pemuliaan tanaman, beberapa perguruan
tinggi di negera kita, juga turut aktif dalam kegiatan pemuliaan tanaman, diantaranya: IPB, UGM,
Unpad, Unbraw, Unsoed, USU, Unand, juga Universitas Mataram. Ke-delepan universitas ini
merupakan universitas yang memiliki Program Studi Pemuliaan Tanaman. Di luar universitas ini, tidak
tertutup kemungkinan terdapat beberapa universitas yang juga sudah melakukan kegiatan pemuliaan
tanaman.
Sementara itu, pihak swasta, dalam hal ini perusahaan-perusahaan perbenihan/pembibitan,
hanya beberapa perusahaan yang sudah betul-betul melakukan rangkaian kegiatan pemuliaan seperti
persilangan, seleksi, pengujian, serta juga analisis marka molekuler, misalnya PT East West Seed, PT
Dupont Indonesia, Syngenta, Bayer Crop Science, dll. Sedangkan sebagian besar perusahaan
perbenihan masih terbatas pada upaya perbanyakan varietas/klon unggul hasil introduksi dan varietas
turunannya. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sudah mulai aktif terlibat, khususnya dalam
kegiatan pelestarian plasma nutfah berbagai tanaman penting. Pemuliaan partisipasi (participatory
plant breeding), yaitu upaya pemuliaan tanaman yang melibatkan petani secara langsung, juga sudah
banyak dilakukan oleh beberapa lembaga pemerintah, LSM dan organisasi internasional (seperti IRRI,
CGN= Centre for Genetic Resources NL) yang fokus utamanya adalah pelestarian plasma nutfah padi
dan sayuran.
Peran pemuliaan tanaman
Peningkatan produktivitas tanaman umumnya merupakan tujuan yang paling sering
dilakukan pemulia dalam merakit suatu kultivar. Hal ini karena peningkatan produktivitas berpotensi
menguntungkan secara ekonomi. Bagi petani, peningkatan produktivitas diharapkan dapat
menkonpensasi biaya produksi yang telah dikeluarkan. Peningkatan produktivitas (daya hasil per satuan
luas) diharapkan akan dapat meningkatkan produksi secara nasional. Terlebih bahwa telah terjadinya
pelandaian peningkatan produktivitas beberapa komoditas tanaman, utamanya padi. Pada dekade tahun
1960-1970-an, penggunaan varietas unggul padi dan perbaikan teknik budidaya telah mampu
meningkatkan produktivitas secara nyata. Daya hasil padi per satuan luas meningkat dari 2-3 ton/ha
menjadi 4-6 ton/ha (Nugraha, 2004). Akan tetapi setelah tahun 1980-an, peningkatan produktivitas
menjadi semakin kecil. Oleh karena itu, kini di Indonesia telah dirilis sekitar 31 kultivar hibrida padi.
Selain kultivar hibrida, beberapa tipe kultivar padi lainnya adalah tipe IRxx (tahan terhadap hama
wereng), rasa enak (IR64) dan padi tipe baru (new plant type) seperti kultivar Ciapus dan Gilirang.
4
6. Perakitan kultivar hibrida, yang merupakan kultivar turunan pertama, berdaya hasil tinggi
(10-20% lebih tinggi dari kultivar biasa) dengan memanfaatkan fenomena heterosis. Pada tanaman
jagung, cabai, tomat, kelapa, kelapa sawit, serta beberapa tanaman hortikultura lainnya, kultivar hibrida
telah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Peran pemuliaan dalam upaya peningkatan kualitas komoditas tanaman adalah perakitan
kultivar yang memiliki kualitas tinggi seperti perbaikan terhadap warna, rasa, aroma, daya simpan,
kandungan protein, dll. Perbaikan kualitas juga berarti perbaikan ke arah preferensi konsumen (market/
client). Karakter kualitas target pemuliaan, sebagai contoh pada tanaman mangga adalah karakter
(diantaranya): daging buah tebal, rasa manis, tekstur daging buah baik, kadar serat rendah, biji tipis,
kulit buah tebal dengan warna menarik serta memiliki daya simpan yang panjang.
Pemuliaan untuk merakit tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap
cekaman lingkungan seperti kekeringan, kadar Al, Fe tinggi, sudah sering dilakukan. Sebagi contoh,
perakitan padi tahan hama penggerek dan toleran kekeringan telah dilakukan oleh LIPI. Perakitan tebu
yang toleran kekeringan juga dilakukan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Pemuliaan jagung hibrida, jagung yang memiliki kandungan protein tinggi, kedelai yang tahan lalat
kacang, toleran naungan, telah dan sedang dilakukan pada Lab. Pemuliaan Tanaman Unpad.
Peluang dan Tantangan
Upaya perakitan kultivar unggul masih terbuka lebar untuk beberapa komoditas tanaman
dengan beragam target/tujuan pemuliaan yang ingin dicapainya. Khusus untuk buah-buahan eksotik,
seperti manggis, mangga gedong gincu dan beberapa rempah-rempah ataupun tanaman fitofarmaka,
sangat potensial untuk ditangani dengan baik, sebagai komoditas ekspor dalam rangka peningkatan
daya saing bangsa. Selain itu juga, kebutuhan akan benih/bibit unggul bermutu dan bersertifikat masih
sangat tinggi dan masih belum terpenuhi baik untuk keperluan lokal ataupun nasional. Impor benih
tanaman pangan (padi hibrida), hortikultura dan perkebunan masih tinggi. Sementara itu, kita sangat
kaya akan sumber biodiversitas (genetik, spesies dan ekosistem) yang sangat potensial untuk digunakan
dalam perakitan kultivar unggul.
Pemberlakuan UU No. 29 tahun 2000, tentang Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), yang
memberikan perlindungan dan hak khusus bagi pelaku riset pemuliaan, memberi peluang untuk
berkembangnya industri perbenihan yang kompetitif. Dengan memberikan perlindungan kepada
pemulia atau siapapun pelaku riset pemuliaan, maka akan mendorong investasi dan pengembangan
aktivitas pemuliaan tanaman di Indonesia. Sektor swasta, dalam hal ini perusahaan perbenihan yang
berbasis riset pemuliaan tanaman akan tumbuh dan berkembang pesat dengan memanfaatkan plasma
nutfah lokal, luar negeri (introduksi) dan nasional. Sebagai konsekuensi, manfaat ataupun keuntungan-
keuntungannya akan dinikmati tidak hanya oleh pemulia, juga akan bergulir ke petani, misalnya karena
banyaknya perusahaan benih yang menawarkan produk benih dengan keunggulan yang relatif sama,
5
7. maka akan terjadi persaingan harga, yang pada akhirnya akan menguntungkan petani dan konsumen.
Otonomi daerah membuka peluang upaya yang seluas-luasnya untuk merakit kultivar unggul
dengan memanfaatkan sumberdaya genetik lokal untuk keunggulan spesifik daerah ataupun sebagai ciri
khas daerah.
Untuk peningkatan kualitas dan daya saing, teknik pemuliaan molekuler memiliki peluang
untuk dikembangkan. Pengembangan marka molekuler yang terpaut (linkage) dengan karakter-karakter
kualitas ataupun pendekatan QTL (quantitative trait loci) untuk karakter kualitas, berpotensi sebagai
jalan untuk merakit kultivar yang memiliki kualitas unggul. Lebih lanjut, bila fasilitas dan dukungan
dana yang kontinyu, teknik pemuliaan molekuler lainnya yang dapat digunakan guna menunjang
peningkatan kualitas dan daya saing adalah transformasi gen a.l.: transformasi gen pengendali yang
karakter yang unik, rekayasa metabolism, anti-sense, RNA-interference dll.
Tantangan yang dihadapi adalah adanya kesepakatan multilateral dalam perdagangan
internasional seperti TRIPS (Trade Related Intellectual Property Rights), yang menghendaki suatu
negara tidak dapat membatasi impor produk (termasuk produk pertanian) tanpa justifikasi yang dapat
diterima oleh negara-negara WTO lainnya. Dengan demikian, bila produksi nasional masih belum
mencukupi, maka otomatis produk pertanian (untuk konsumsi dan benih) akan memasuki pasar dalam
negeri.
6
8. Kendala atau permasalahan yang dihadapi
1. Jumlah pemulia tanaman yang ada relatif sedikit (± 600 orang) bila dibandingkan dengan
komoditas yang harus ditangani. Ditambah dengan kualitas dan pengalaman SDM yang sangat
beragam. Selain itu juga, upaya terencana untuk meningkatkan kemampuan terhadap
perkembangan iptek pemuliaan yang relatif minim (training, shortcourse, workshop dll).
Pendekatan yang bisa dilakukan adalah perbanyak pelatihan atau training, dengan melibatkan
perhimpunan profesi pemulia (Peripi) ataupun lembaga pendidikan.
2. Peralatan dan mesin pertanian untuk mendukung upaya pemuliaan, produksi, prosesing
(pengeringan, seed treatment, quality control dll), serta distribusi benih/bibit masih sangat terbatas
dan umumnya dibawah standard. Upaya pengadaan, peremajaan alat dan mesin menjadi keharusan.
3. Dukungan dana yang tidak stabil dan tidak sinambung, umumnya masih tergantung dari proyek,
bukan dana rutin. Riset pemuliaan/perbenihan yang memerlukan investasi yang cukup besar dan
lama, dimulai dari proses penemuan kultivar yang tepat sampai uji multilokasi. Karena ketiadaan
dukungan dana ini maka sering kali program pemuliaan suatu komoditas menjadi tidak sinambung.
4. Akses terhadap pustaka mutakhir yang masih minim di Indonesia. Belum semua institusi
pemerintah memiliki akses yang luas terhadap jurnal-jurnal ilmiah yang baik ataupun jurnal ilmiah
internasional.
5. Pemuliaan molekuler masih sangat terbatas dilakukan. Padahal potensi untuk merakit kultivar
dengan beragam tujuan terbuka luas. Hal ini terjadi karena:
Masih terbatas penelitian molekuler hulu (downstream), baik intensitas maupun kualitasnya yang
mendukung kegiatan pemuliaan molekuler (untuk transfer gen), yaitu dalam bidang genomics, baik
struktural (penentuan sekuens DNA/ struktur protein) ataupun fungsional (penentuan fungsi
gen/protein dan interaksinya), seperti: identifikasi, isolasi dan karakterisasi sekuens DNA dari
genom suatu tanaman, masih sangat sedikit dilakukan di negara kita. Ketiadaan peralatan,
rendahnya akses terhadap jurnal-jurnal ilmiah bertaraf internasional, sumberdaya manusia yang
terlatih masih sangat sedikit, ditambah dukungan dana yang masih sangat kecil dan tidak kontinyu
merupakan sebagian kendala yang kita hadapi. Sebagai akibatnya para peneliti di Indonesia masih
sangat tergantung terhadap hasil penelitian para peneliti asing, dan lembaga-lembaga asing lainnya
(perusahaan bioteknologi ataupun lembaga riset internasional), yang umumnya telah dipatenkan.
Kondisi seperti ini harus segera diakhiri, kuncinya adalah dukungan dana riset yang besar dan
kontinyu untuk penelitian-penelitian genomics ini. Sehingga diharapkan dalam beberapa tahun ke
depan, upaya merakit tanaman dengan gen-gen unggul untuk karakter tertentu yang memungkinkan
untuk adaptif pada lahan-lahan tercekam ataupun untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat
bagi konsumen akan dapat dilakukan, bila penelitan genomics kita maju.
6. Sosialisasi UU No. 29 tahun 2000 tentang PVT, belum berjalan seperti yang diharapkan. Petani
ataupun masyarakat awam masih belum memahami Hak Perlindungan Varietas Tanaman yang
7
9. diatur dalam UU tersebut. Beberapa kali terjaid konflik antara petani dengan perusahaan benih.
7. Kebijakan pemerintah dalam hal perbenihan tidak selalu sejalan dengan keinginan pihak swasta.
Beberapa prosedur untuk melepas varietas, untuk tanaman semusim yang akan dilepas sebagai
varietas unggul baru perlu diuji mutlilokasi sedikitnya 6 unit pengujian selama 2 musim tanam atau
3 unit per musim tanam (2 kali setahun) dan dilakukan 2 kali pengujian berturut-turut ditempat
yang sama (Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999). Hal demikian, seringkali dipandang
memberatkan dan tidak efisien bagi pengusaha.
Pustaka
BPS. 2007. Proyeksi Penduduk 2000-2025.
BPS. 2006. Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006. Berita Resmi Statistik. No. 47/IX/1
September 2006.
Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999. Petunjuk teknis penilaian dan pelepasan varietas
tanaman pangan dan hortikultura. Dit. Bina Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Jakarta. 13 hal.
Gepts, P and Hancock, J. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-1634.
Nugraha, U.S. 2004. Legalisasi, kebijakan, dan kelembagaan pembangunan perbenihan. Perkembangan
Teknologi TRO. 26 (1).
RPKK. 2005. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
8