ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
3. Pengertian
Penjadwalan proses merupakan kumpulan
kebijaksanaan dan mekanisme di sistem
operasi yang berkaitan dengan urutan kerja
yang dilakukan sistem komputer
4. Adapun penjadwalan bertugas memutuskan:
1. Proses yang harus berjalan
2. Kapan dan berapa lama proses itu berjalan
5. Kriteria-kriteria yang digunakan sebagai sasaran
penjadwalan, meliputi:
1. Adil (fairness)
2. Efisiensi (eficiency)
3. Waktu tanggap (response time)
• Sistem interaktif
• Sistem waktu nyata
4. Turn around time
5. Throughput
6. Adalah proses-proses yang diperlakukan
sama, yaitu mendapat jatah waktu pemroses
yang sama dan tak ada proses yang tak
kebagian layanan pemroses sehingga
mengalami kekurangan waktu.
Sasaran penjadwalan:
Menjamin setiap proses mendapat pelayanan
dari pemroses secara adil.
7. • Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan
perbandingan (rasio) waktu sibuk pemroses
• Keadaan sibuk berarti pemroses tidak
menganggur.
• Layanan pemroses termasuk waktu yang
dihabiskan untuk mengeksekusi program
pemakai dan layanan sistem operasi
Sasaran penjadwalan:
• Menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan
sibuk sehingga efisiensi sistem komputer
mencapai maksimum.
8. Waktu tanggap dalam Sistem Interaktif
Didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat
karakter terakhir perintah dimasukkan
Atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar
(terminal). Waktu tanggap ini disebut terminal response
time.
Waktu tanggap dalam Sistem waktu nyata (real
time)
Didefinisikan sebagai waktu dari saat kemunculan suatu
kejadian sampai instruksi layanan rutin pertama
terhadap kejadian yang dieksekusi, disebut event
respons time.
9. Sasaran penjadwalan pada kriteria ini adalah
meminimalkan waktu tanggap sehingga
menghasilkan system yang reponsif
10. Adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau
job mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan
sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang
dihabiskan di dalam sistem.
Turn arround time = waktu eksekusi + waktu
menunggu.
Sasaran Penjadwalan adalah meminimalkan turn
arround time
11. Adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam
satu unit waktu.
Cara untuk mengekspresikan throughput adalah
dengan jumlah job pemakai yang dapat dieksekusi
dalam satu unit/interval waktu
Sasaran Penjadwalan:
Memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu
interval waktu.
Lebih besar angka throughput, lebih banyak kerja
yang dilakukan sistem.
12. Terdapat 3 tipe penjadwal berada secara
bersama-sama pada sistem operasi yang
kompleks, yaitu:
1. Penjadwal jangka pendek (short term
scheduller)
2. Penjadwal jangka menengah (medium term
scheduller)
3. Penjadwal jangka panjang (long term
scheduller)
13. Penjadwalan jangka pendek (short-termscheduller)
Penjadwalan ini bertugas menjadwalkan alokasi pemroses
diantara proses-proses ready di memori utama.
Penjadwalan jangka menengah (medium termscheduller )
Penjadwalan jangka menengah adalah menangani proses-
proses swapping (aktivitas pemindahan proses yang
tertunda dari memory utama ke memory sekunder).
Penjadwalan jangka panjang (long-termscheduller)
Penjadwalan jangka panjang bekerja terhadap antrian batch
(proses – proses dengan penggunaan sumberdaya yang
intensif) dan memilih batch berikutnya yang harus di
eksekusi.
14. Digunakan untuk memilih diantara proses-
proses yang siap dieksekusi. kemudian
proses tersebut salah satunya dialokasikan
ke CPU
Short term scheduler juga digunakan untuk
memilih proses baru untuk CPU
Dan memilih proses berikutnya yang harus
dijalankan.
15. Proses-proses yang mempunyai kepentingan
kecil saat itu sebagai proses yang tertunda
ataupun tertunda karena memuat layanan
I/O atau memanggil sekumpulan layanan
Aktivitas pemindahan proses yang tertunda
dari memori utama ke memori sekunder
disebut swapping
16. Begitu kondisi yang membuatnya tertunda
hilang, proses dimasukkan kembali ke
memori utama dan ready
17.
18. Long term scheduller menentukan program
mana yang diakui pada sistem untuk
diproses, kapan dan mana yang harus
dikeluarkan
Penjadwalan ini bekerja terhadap antrian
batch dan memilih batch berikutnya yang
harus dieksekusi
19. Batch biasanya adalah proses-proses dengan
penggunaan sumber daya yang intensif (yaitu
waktu pemroses, memori, perangkat
input/output)
Program-program ini berprioritas rendah,
digunakan sebagai pengisi (agar pemroses
sibuk) selama periode aktivitas job-job
interaktif rendah.
20.
21. 1. Penjadwalan non-preemptive (run to
completion)
Proses diberi jatah waktu oleh pemroses dan
pemroses tidak dapat diambil alih oleh proses lain
sampai proses itu selesai
2. Penjadwalan preemptive
Proses diberi jatah waktu oleh pemroses dan
pemroses dapat diambil alih proses lain. Sehingga
proses disela sebelum selesai dan harus
dilanjutkan menunggu jatah waktu pemroses tiba
kembali pada proses itu
22. Berikut jenis-jenis algoritma berdasarkan
penjadwalan
1. Nonpreemptive
2. Preemtive
Klasifikasi lain berdasarkan adanya prioritas di
proses-proses, yaitu :
1. Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas
2. Algoritma penjadwalan berprioritas
23. 1. Nonpreemptive
FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come
First Serve)
SJF (Shortest Job First)
HRN (Highest Ratio Next)
MFQ (Multiple Feedback Queues)
26. Penjadwalan FIFO (First In First Out) [1]
Contoh Soal:
Jika diketahui 5 macam antrian proses yaitu :A-B-C-D-E dengan waktu
kedatangan semuanya 0 dan prosesor sedang tidak aktif (PP=0), lama proses
berturut-turut antara lain 5,2,6,8,3.
Merupakan penjadwalan nonpreemptive dan penjadwalan tidak berprioritas.
Penjadwalan FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu :
• Proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan
• Saat proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai
Penjadwalan ini adil yaitu proses yang datang duluan, dilayani duluan juga.
Dikatakan tidak adil karena job-job yang perlu waktu lama membuat job-job
pendek menunggu. Job-job tak penting dapat membuat job-job penting
menunggu.
28. Terlihat lama tanggap : 14 Nilai ini cukup besar bila dibanding lama proses
masing2.
Contoh diatas tidak disertai waktu tiba.
Berikut ini adalah contoh dengan waktu tiba yang berbeda:
Penjadwalan FIFO (First In First Out) [3]
29. Penjadwalan FIFO (First In First Out) [4]
Selesai Eksekusi = Mulai Eksekusi + Lama Eksekusi
TA = Selesai Eksekusi -Total WaktuTiba
30. Penjadwalan FIFO (First In First Out) [5]
Cara lain untuk mengerjakan
Misal ada tiga proses P1, P2, P3 yang
datang dengan lama waktu kerja CPU (CPU
Burst-time) masing-masing sbb :
Jika proses datang dengan urutan P1, P2, P3
dan dilayani dengan algoritma FIFO maka
dapat digambarkanGantt Chart-nya :
Dari Gantt Chart dapat diambil kesimpulan waktu tunggu untuk P1 adalah 0 milidetik,
waktu tunggu untuk P2 adalah 24 milidetik, waktu tunggu P3 adalah 27 milidetik. Jadi
rata-rata waktu tunggu (Average Waiting Time / AWT) adalah (0+24+27)/3 = 17
milidetik.
Kemudian jika waktu kedatangan proses adalah P3, P2, P1 maka Gantt Chartnya adalah
31. Penjadwalan FIFO (First In First Out) [5]
MenentukanTurn AroundTime dengan FIFO berdasarkan contoh diatas :
Turn around time (waktu penyelesaian) P1 adalah 24, P2 = 27, P3 = 30, maka rata-rata turn
around time = (24+27+30)/3 = 27 milidetik.
32. Penjadwalan Shortest Job First (SJF) [1]
Penjadwalan dengan tipe prioritas tanpa
preeemptive.
• Dasar prioritasnya adalah pendeknya proses.
• Makin pendek prosesnya makin tinggi
prioritasnya.
Waktu tiba =
sama (0)
34. 1. Diketahui 10 antrian proses yaitu : A-B-C-D-E-F-G-H-I-J dengan
waktu kedatangan semuanya 0 dan prosesor sedang tidak aktif
(PP=0), lama proses berturut-turut antara lain 8,5,4,10,3,9,2,1,7,8
(Menggunakan FIFO).
2. Diketahui 7 antrian proses yaitu : P-Q-R-S-T-U-V dengan waktu
kedatangan semuanya 0 dan prosesor sedang tidak aktif (PP=0),
lama proses berturut-turut antara lain 6,9,1,5,7,7,2 (Menggunakan
SJF).
3. Diketahui 5 antrian proses yaitu : P-Q-R-S-T dengan waktu
kedatangan berturut-turut 0,1,3,5,8 dan prosesor sedang tidak
aktif (PP=0), lama proses berturut-turut antara lain 8,5,4,10,3
(Menggunakan FIFO).
4. Diketahui 6 antrian proses yaitu : E-F-G-H-I-J dengan waktu
kedatangan berturut-turut 0,2,3,5,7,9 dan prosesor sedang tidak
aktif (PP=0), lama proses berturut-turut antara lain 1,5,7,9,10,12
(Menggunakan SJF).
TUGAS
Editor's Notes
Kriteria-kriteria tersebut saling bergantung dan dapat pula saling bertentangan
sehingga tidak dimungkinkan optimasi semua kriteria secara simultan.
Contoh : untuk memberi waktu tanggap kecil memerlukan penjadwalan yang
sering beralih ke antara proses-proses itu. Cara ini meningkatkan
overhead sistem dan mengurangi throughput.