SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Pengertian Islam
OPINI | 03 February 2010 | 23:57 Dibaca: 36354 Komentar: 12 2 Bermanfaat
Orang sering salah paham terhadap Islam. Kadangkala suatu keyakinan
dan perbuatan dianggap sebagai Islam ternyata bukan Islam dan
kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap bukan Islam ternyata
itu adalah Islam. Kenapa ini bisa terjadi? Itu karena banyak orang tidak
paham tentang Islam. Ini tidak hanya menimpa orang awam saja tetapi
juga para intelektualnya. Maka dirasa sangat perlu untuk dimengerti oleh
setiap orang akan pengertian Islam agar orang tidak salah paham dan itu
mesti diambil dari sumber aslinya yakni Al-Qur’an, bukan dari pendapat-
pendapat orang atau yg lainnya. Dan tidak mungkin Alloh tidak
menjelaskan secara tersurat maupun tersirat di dalam Al-Qur’an dalam
perkara ini. Dan saya telah menemukan penjelasannya.
Kata Islam itu berasal dari bahasa Arab al-islam ( ‫م‬ُ(. ‫ل‬َ‫ما‬ ‫س‬ْ‫ماَل‬ ‫ل‬ْ‫ماَل‬ِ‫َلْس‬ ‫ا‬َ‫ما‬). Kata al-islam ini ada di dalam Al-
Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam surat Ali Imron
(3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita pahami dari kedua ayat ini?
Berikut ini penjelasannya.
Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-islam…”, artinya, “
Sesungguhnya “ad-din” di sisi Alloh (adalah) al-islam…”
Yang dapat dipahami dari ayat ini adalah bahwa “al-islam” adalah nama suatu “ad-din” (jalan
hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ad-din maknanya adalah al-millah atau ash-shirot
atau jalan hidup, ia berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal).
Al-islam sebagai ad-din yang ada di sisi Alloh, tentunya berupa bentuk-bentuk keyakinan dan
perbuatan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan bukan hasil dari buah pikiran
manusia, karenanya ia dinamakan juga dinulloh (QS 110 ayat 2). Al-islam itu diperuntukkan
bagi manusia sebagai petunjuk dari Alloh (huda minalloh) kepada manusia (QS 28 ayat 50) di
dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Sementara itu Alloh berfirman, lafalnya, “ al-
haqqu mir-robbika fala takunanna minal-mumtarin “ (QS 2 ayat 147), artinya, “ Al-Haq
(kebenaran) itu dari robb (Tuan, Tuhan) engkau (wahai Muhammad saw) (yakni dari Alloh)
maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu “. Firman Alloh ini menyatakan
dengan jelas sekali bahwa al-haqqu (kebenaran) itu dari Alloh (robb-nya Muhammad saw).
Oleh karena al-islam itu ada di sisi Alloh, sementara itu al-haqqu itu dari Alloh maka
tentunya al-islam itu tidak lain adalah al-haqqu (kebenaran) yang berasal dari Alloh itu.
Sementara itu pula Alloh berfirman, lafalnya, “ …wa innaka latahdi ila shirothim mustaqim ,
shirothillahil-ladzi lahu ma fis-samawati wa ma fil-ardhi…” (QS 42 ayat 52-53), artinya, “ …
dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) benar-benar memberi petunjuk kepada
“ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan) (yakni) “ash-shiroth” (jalan) (yang
ditentukan dan ditetapkan oleh) Alloh yang mana milik-Nya (segala) apa-apa yang ada di
langit-langit dan apa-apa yang ada di bumi…”. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas
sekali bahwa “ ash-shirothol-mustaqim” adalah “ash-shiroth” (jalan) yang ditentukan dan
ditetapkan oleh Alloh yang tentu berasal dari Alloh pula. Oleh karena al-islam itu di sisi
Alloh, sementara itu “ash-shirothol-mustaqim” adalah jalan yang ditentukan dan ditetapkan
oleh Alloh dan berasal dari Alloh, maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah juga “ash-
shirothol-mustaqim” yang berasal dari Alloh. Yang mana misi Iblis dan bala tentaranya
berusaha menjauhkan manusia dari “ash-shirothol-mustaqim” ini (QS 7 ayat 16) yang berarti
pula menjauhkan manusia dari al-islam.
Jika al-islam itu ada di sisi Alloh, lalu bagaimana ia bisa sampai kepada manusia? Ya tentu
hanya melalui wahyu Alloh dan penjelasannya yang Alloh turunkan kepada para Nabi dan
Rosul-Nya dari Adam as hingga Muhammad saw, termasuk Isa putra Maryam as, Musa as,
Nuh as, Ibrohim as, dll. Dan al-islam dalam bentuknya yang final (tidak ada lagi
perubahan) dan sempurna (mencakup segala segi kehidupan dan tidak perlu penambahan atau
pengurangan) yang tentu diturunkan kepada Nabi dan Rosul-Nya yang terakhir, Muhammad
saw, melalui Al-Qur’an dan penjelasannya(QS 75 ayat 19).
Dari ayat ini pula kita pahami bahwa penamaan ad-din ini dengan al-islam adalah penamaan
dari Alloh sendiri, bukan dari manusia. Suatu nama biasanya memiliki arti, demikian juga
dengan al-islam juga memiliki arti, yakni “al-inqiyadu li-amaril-amiri wa nahihi bila i’tirodh
“, yang artinya,” tunduk/patuh/berserah-diri kepada perintah dan larangan yang memerintah
tanpa penolakan “. Namun dalam hal ini al-islam itu adalah tunduk/patuh/berserah-diri
kepada Alloh saja, bukan tunduk/patuh/berserah-diri kepada apa saja yang dianggap sebagai
robb (Tuan, Tuhan) dan ilah (Tuan, Tuhan), karena Alloh berfirman, lafalnya, “ wa man
ahsanu dinan mimman aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinun…”(QS 4 ayat 125),
artinya, “ Dan siapakah yang labih baik ad-din-(nya) dari pada orang-orang yang
tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh dan dia berbuat baik…”. Maka
tunduk/patuh/berserah-diri kepada robb-robb dan ilah-ilah selain Alloh tidak berhak
dinamakan al-islam dan lebih tepat jika dinamakan ghoirul-islam.
Dan karena al-islam itu dari Alloh tentu saja ia diridhoi Alloh.
Al-Qur’an surat Al-Maidah (5) ayat 3, lafalnya, “ …al-yauma akmaltu lakum dinakum wa
atmamtu ‘alaikum ni’mati wa rodhitu lakumul-islama dina…”, artinya, “ …pada hari ini telah
Aku sempurnakan bagi kalian ad-din kalian dan telah Aku sempurnakan pula ni’mat-Ku atas
kalian dan Aku ridho al-islam sebagai ad-din bagi kalain…”
Kata “al-yauma” yang artinya “pada hari ini” , yang dimaksud adalah hari diturunkannya ayat
ini yakni pada hari jum’at di padang Arofah setelah waktu Ashr ketika Muhammad saw
menunaikan haji wada’. Lalu kalimat “ akmaltu lakum dinakum “, yang artinya, “ telah Aku
sempurnakan untuk kalian ad-din kalian “, yang dimaksud dengan kata “kalian” dalam
frasa “ad-din kalian” adalah Muhammad saw dan para sahabat ra. Kenapa? Karena ayat ini
turun kepada mereka dan berbicara tentang mereka. Jadi yang dimaksud dengan “ad-din
kalian” adalah dinu Muhammad saw dan para sahabat ra yang berupa bentuk-bentuk
keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal) yang ada pada Muhammad saw (secara
individu) dan para sahabat ra ( secara komunitas),yang mana itu merupakan penerapan,
tafsir, penjelasan dari pada Al-Qur’an atas petunjuk langsung dari Alloh yang dari-
Nya al-islam itu berasal (QS 3 ayat 19). Hal itu karena Muhammad saw hanyalah mengikuti
apa saja yang diwahyukan kepadanya dari Alloh (QS 10 ayat 15, QS 46 ayat 9) dan
menerima penjelasan bagaimana menerapkannya, maka terbentuklah suatu bentuk-bentuk
keyakinan dan perbuatan atau ad-din atau jalan hidup yang ada pada Muhammad saw,
sehingga Aisyah ra mensifati Muhammad saw dengan kalimat “ kana khuluquhul-qur’an “,
yang artinya, “ Akhlak Beliau saw adalah Al-Qur’an”. Dan para sahabat adalah sekelompok
orang yang paling baik dalam mengikuti Muhammad saw (QS 9 ayat 117) karena perkataan
mereka “sami’na wa atho’na”, yang artinya, “ kami dengar dan kami taat” (QS 2 ayat 185).
Lalu kalimat “wa rodhitu lakumul-islama dinan”, yang artinya, “ dan Aku telah ridho al-islam
sebagai ad-din bagi kalian”. Dalam kalimat ini Alloh menyebut dinu Muhammad saw dan
para sahabat ra dengan sebutan al-islam. Oleh karena dalam ayat ini digunakan kata ad-din
(kata tunggal, bentuk jamaknya adalah ad-adyan), maka ini berarti dinu Muhammad saw dan
para sahabat itu satu, sama. Oleh karena Muhammad saw pihak yang meneirma wahyu dan
penjelasannya dan menerapkan wahyu tersebut dengan baik (QS 33 ayat 2) maka al-islam itu
pastilah “dinu Muhammadin saw “ atau”millatu Muhammadin saw” atau “ sunnatu
Muhammadin saw” atau jalan hidup Muhammad saw (tapi bukan Beliau saw yang yang
membikinnya) atau yang sering disebut dengan as-sunnah. Jadi dengan demikian al-islam
adalah as-sunnah dan as-sunnah adalah al-islam. Sesuatu bentuk keyakinan dan perbuatan
yang tidak ada di dalam as-sunnah tidak bisa dinamakan Islami. Dan dikatakan di dalam Al-
Qur’an surat 27 ayat 79, lafalnya, “…innaka ‘alal-haqqil-mubin”, artinya, “…sesungguhnya
engkau (wahai Muhammad saw) berada di atas al-haqq (kebenaran) yang nyata”. Dan yang
ada pada Muhammad saw adalah as-sunnah. Sementara itu as-sunnah adalah al-islam dan al-
islam adalah al-haqq yang berasal dari Alloh, maka tentu Muhammad saw itu berada di atas
al-haqqu. Dan dikatakan pula dalam Al-Qur’an surat 36 ayat 3-4, lafalnya, “ innaka laminal-
mursalin. ‘ala shirotim mustaqim”, artinya, “ Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw)
benar-benar (salah seorang diantara) para Rosul. (Yang berada) diatas ash-shirothol-
mustaqim (jalan yang harus ditegakkan) “. Dan yang ada pada Muhammad saw adalah as-
sunnah. Sementara itu as-sunnah adalah al-islam dan al-islam adalah “ashirothol-mustaqim”
yang merupakan “ash-shiroth” (jalan) (yang ditentukan dan ditetapkan) Alloh, maka tentu
Muhammad saw berada di atas “ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan).
Sementara itu Muhammad saw telah bersabda, lafalnya, “ man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi
amruna fa huwa roddun “, artinya, “ Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang
tidak ada perintah/urusan (tidak ada contohnya) pada kami (yakni Muhammad saw dan para
sahabat ra) maka (amalan tersebut) tertolak “ (HR Muslim dari Aisyah ra). Dan sementara itu
pula Muhammad saw telah bersabda, lafalnya, “…wa iyyakum wa muhdatsatil-umur fa inna
kulla muhdatstin bid’atun wa kulla bid’atin dholalatun”, artinya, “ …dan berhati-hatilah
(janganlah) kalian membuat perkara-perkara baru (dalam ad-din) karena setiap perkara baru
(dalam ad-din) adalah bid’ah dan setiap bid’ah a dalah kesesatan “ (HR Tirmidzy dan Abu
Dawud dari Irbadh bin Sariyyah ra). Kedua sabda Muhammad saw ini menegaskan bahwa al-
islam, yang berasal dari Alloh itu,seluruhnya ada di dalam as-sunnah.
Muhammad saw dan para sahabat ra adalah sekelompok orang yang paling tahu al-islam
karena kepada mereka al-islam itu (melalui Al-Qur’an dan penjelasannya) turun dan
karenanya pula mereka dipuji oleh Alloh dengan sebutan “khoiru ummah” (umat yang
terbaik) (QS 3 ayat 110). Sebutan itu diberikan bukan karena kemajuan sains dan tehnologi
atau apa, tapi lebih disebabkan oleh karena mereka meyakini dan mengamalkan al-islam
dengan sebaik-baiknya.
Kita yang hidup di zaman sekarang ini mengetahui al-islam hanya dari Al-Qur’an dan as-
sunnah yang tercatat di dalam hadits-hadits (kabar-kabar) yang shohih (yang valid). Sehingga
kita bisa tahu suatu keyakinan dan perbuatan itu Islami atau bukan kalau kita tahu banyak
tentang Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shohih. Kalau suatu keyakinan dan perbuatan itu
ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan hadits yang shohih itu pasti keyakinan dan perbuatan
yang Islami, bila tidak dari mana bisa disebut Islami.
Islam Sebagai Ad-Din
ISLAM SEBAGAI AD-DIN
Makna Islam
Makna ISLAM dari segi bahasa.
Al-Islam berasal dari akar kata salima. Dari kata salama muncul:
1. Aslam : Ertinya adalah menundukkan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam surat An Nisa ayat 125:
” Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada
Allah iaitu orang yang menundukan wajahnya yang bererti seluruh jiwa dan raganya merupakan
cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahsia kata wajah dalam al-Quran ialah:
a. Dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
b. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), ertinya seorang muslim
orientasinya hanya kepada Allah.
2. Sallama : Ertinya menyerahkan diri, jadi orang yang beragama Islam (muslim) adalah orang
yang sacara total menyerahkan dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah
konsekuensi logis akan keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al-
Quran surat An Nisa ayat 65 :
” Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam
hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”.
3. Salaama : Ertinya kesejahterahan atau keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam
adalah orang yang selamat baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut
Allah iaitu keselamatan dalam erti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al-
An’am ayat 54:
” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka
katakanlah “Salamun ‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (iaitu)
bahawasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian
bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Keselamatan dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaum muslimin saja
tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun merasa aman. Contoh
dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika melepas pasukannya memberikan
wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua, wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-
anak kecil serta tidak boleh merosak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon-
pohonan. Sebaliknya jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka
manusia dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.
4. Siliim : Ertinya kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh
kedamaian. Allah berfirman dalam surat Al Baqorah ayat 208:
” Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu “.
Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak berangkat dari ajaran
Islam adalah palsu. Oleh kerana itu orang banyak tertipu dengan slogan-slogan perdamaian yang
disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami. Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti
ajaran Islam bererti dia tidak menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam hadist kudsi ” telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”.
Hanif ialah kecenderungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa manusia
banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini kerana peranan syaitan
dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah. Sesuai dengan firman Allah surat
Al Baqorah ayat 208 di atas yang bermakna bagi 0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh
masuk ke dalam Islam bererti dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang
jelas.
5. Sullam : Ertinya adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada
manusia bahwa ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj (tahapan). Dicontohkan
ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah
perikehidupan manusianya penuh jahiliyah (kebodohan) dan kebiasaan
minum Khomerkhomer walaupun sudah Islam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah
turun ayat yang mengharamkankhomer dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi
sungai khomer. atau arak sudah menjadi tradisi sedangkan arak tersebut adalah minuman yang
merosak akal tetapi Al-Quran tidak langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat
nabi ketika itu termasuk Umar bin Khattab r.a suka meminum
Dalam penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap iaitu dalam 6 masa walaupun
sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan pelajaran bahwa
munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam da’wah Islam yang merupakan
kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan kepada seluruh manusia yang prosesnya
harus tadarruj.
Dengan begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orang yang menaiki tangga menuju
ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan di hadapan Allah yang sangat
tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang muslim komitmen terhadap Islam.
Makna Islam Secara Istilah
1. Al-Wahyu Illahi ( Wahyu Allah) : Secara istilah Al-Islam ialah suatu ajaran di mana manusia
harus tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama Rasulullah
saw. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw jadi Islam adalah
Al-Quran dan Al-Quran adalah petunjuk Allah, sesuai dengan firman-Nya: ” Sungguh Al-Quran ini
memberikan petunjuk yang lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan
disabdakan oleh Rasulullah saw.
2. Islam Dinnul Anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin) : Islam merupakan agama para
nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang terakhir iaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana
yang dikisahkan dalam Al-Quran, Nabi Nuh As bersabda ” Dan aku diperintahkan menjadi orang-
orang Islam “. Juga Nabi Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama
Islam, aku dan anakku (Ismail As)”.
3. Islam Minhajul Hayat ( Islam pedoman kehidupan ) : Al minhaj wal manhaj at thorighul
wadih ertinya minhaj (pedoman / sistem) ataumanhaj adalah jalan yang jelas. Islam adalah
pedoman dalam seluruh aspek kehidupan politik, sosial dan budaya meliputi dimensi ruang dan
waktu. Islam merupakan ajaran yang universal.
Bezanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah
bahwa Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja tetapi
Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusiarahmatan
lil’alamin (rahmat semesta alam), kerana itu hukum Islam berlaku untuk semua baik muslim
maupun non muslim.
Jika suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk kaum
muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana yang dicontohkan
pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, inilah keadilan Islam
4. Ahkamullah fi kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al-Quran dan As
Sunnah) : Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan Al Hadist. Al
hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjelaskan ayat-ayat Al-Quran agar manusia lebih memahami.
Dan Al-Quran adalah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh setiap manusia, ini bukti bahwa
seorang muslim bercermin pada pribadi Rasulullah.
5. As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus) : Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim
ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Fatihah ” Tunjukilah
kami jalan yang lurus”.
6. Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat) : Islam adalah keselamatan
dunia dan akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat
disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al Ghomidiah yang telah
berzina, dan dilaporkannya perbuatan tercela tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum.
Tetapi tidak langsung memberlakukan hukum rajam kerana teryata wanita itu dalam keadaan
hamil, Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan. Setelah
melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera dihukum, tetapi wanita
tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai cukup besar. Beberapa lama
kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita tersebut datang kepada Rasulullah, barulah
Rasulullah memberlakukan hukum rajam kepada waniti Al Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut
menunjukan bahwa wanita itu lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia.
Keselamatan dunia dan akhirat yang benar adalah menurut Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak
umat manusia untuk memeluk Islam bererti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Jihad adalah suatu keselamatan kerana kalau tidak berjihad, yang terjadi adalah kezaliman. Jika
kezaliman berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh
Allah kerana adanya kezaliman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah diizinkan ( berperang)
bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya
Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat “Jika suatu
kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”.
Definisi Islam.
1. Dinnul haq ( Agama yang benar ) : Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah. Sesuai
firman Allah pada surat Al Maaidah ayat 104, ” Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah
mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa
yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti
juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan
tidak (pula) mendapat petunjuk?”
Islam adalah agama yang haq (benar) maka apapun yang bertentangan dengan Islam adalah
bathil. Seperti yang dijelaskan dalam Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “…. maka tidak ada sesudah
kebenaran itu, melainkan kesesatan. …”
2. Dinnullah ( Agama Allah ) : Islam disebut Dinnullah ajaran Islam berasal dari Allah. Allah
berfirman dalam Al-Quran surat Al Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam. …”
3. Dinnul Islam : Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Ad dinertinya ketundukan,
ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah
mutlak.
Pemahaman Islam sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala
yu’la alaihi (Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya). Ketinggian umat Islam
berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam berkomitmen terhadap Islam maka
menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat
itu akan dihinakan.
Makna Ad-Din
Din yang kita terjemahkan sebagai agama mempunyai tiga makna dari susut bahasa arab. Dan ia
berasal dari kalimah dana.
Pertama: Ia membawa erti memilki dan mentadbir. Maka Din di sini berbentuk mentadbir dan
berpolitik. Ia disebut dalam bentuk fiel danahu.
Kedua : Apabila kita menggunakan dalam bentuk dana lahu, maka ia bererti taat kepadanya.
Maka ia berbentuk ketaatan dan ibadat.
Ketiga: Sekiranya kita menggunakan dalam bentuk dana bissyaik, maka ia bererti menjadikan ia
sebagai agama dan mazhab.
Daripada apa yang kita faham daripada perbahasan bahasa, Din ini mempunyai pelbagai makna
yang memungkinkan kita memahami erti Din di dalam Islam. Ia mempunyai hubungan yang kuat
dengan politik. Di mana kalau kita melihat kepada pengertian pertama, maka ia meyokong
pendapat yang kita katakan.
Din tidak lari daripada makna kepatuhan yang ilzam(luzumulinqiyad), iaitu pada pengunaan
pertama ia bererti mengilzam dan mewajipkan kepatuhan (taat), pada penggunaan kedua ialah
beriltizam dengan kepatuhan, merujuk kepada hamba dan penggunaan yang ketiga ia bererti
mabda atau sistem yang perlu diiltizam (dipatuhi).
Di sini kita dapat melihat kekayaan bahasa arab di mana satu kalimah mempunyai pelbagai makna
atau di dalam bahasa istilah dipanggil isytirak atau musytarak.
Ad Din di sini bererti adalah satu cara hidup. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-
peraturan yang menyeluruh, serta merupakan “undang-undang” yang lengkap dalam semua
urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
Kesimpulannya, Islam tidak hanya sekedar agama, tapi juga suatu cara hidup, suatu sistem,
pedoman hidup, dan juga peraturan-peraturan yang menyeluruh. Islam adalah Ad Din yang telah
diwahyukan Allah kepada Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam. Ia adalah Ad
Din yang berintikan kepada dua hal, iaitu iman dan amal. Iman merupakan aqidah atau pokok,
dan di atasnya berdiri syariat Islam.
Aqidah sendiri berasal dari istilah ‫يدة‬‫ي‬‫,عقي‬ iaitu pecahan dari perkataan‘aqad ‫يد‬‫ي‬‫,عق‬ yang umumnya
bererti ikatan atau simpulan. Biasanya ikatan atau simpulan ini berlaku pada benda seputar tali
dan hal yang seumpama.Tetapi perkataan ini juga digunakan pada suatu yang ma’nawi, seperti
perjanjian dan yang seumpamanya. Dari ikatan atau simpulan ma’nawi ini lahirlah perkataan
aqidah, iaitu ikatan atau simpulan ma’nawi secara khusus dalam hal kepercayaan. Berpadukan
kepada asal perkataan tadi maka perkataan aqidah boleh dipahami sebagai kepercayaan yang
terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa sehingga tidak mungkin akan tercerai atau terurai
(Pengantar Aqidah: Dr. Muhammad Sulaiman Hj. Yasin: hal 207).
Seorang ulama Mesir (Asy Syahid Hasan Al Bana, alm.) mengatakan tentang istilah Aqa’id (masih
satu kata dasar dengan “aqidah”). Aqa’id adalah perkara-perkara yang hati Anda
membenarkannya, jiwa Anda menjadi tenteram kerananya, dan ia menjadikan rasa yakin pada diri
Anda tanpa tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Baru saja kita mengenal sepintas istilah aqidah. Sekarang mengenai syariat Islam. Syariat bererti
cara-cara beribadah, asas-asas kehidupan bermasyarakat, undang-undang yang mengatur
hubungan antar manusia sebagai hamba Allah, berkenaan dengan muamalah dan hukum-hukum
jenayah, serta mengenai halal dan haram.
Agar lebih memahaminya, kita pelajari hal berikut ini. Setiap Rasul yang diutus Allah membawa Ad
Din yang satu, iaitu Ad Din yang menyeru manusia untuk meng-Esa-kan Allah. Membawa “agama”
tauhid, yang tidak mengakui adanya tuhan-tuhan melainkan hanya Allah semata. Dalam kerangka
hal tersebut, mereka (kaum setiap Rasul) membentuk peraturan-peraturan yang dibawa oleh
Rasul pada zamannya. Peraturan-peraturan inilah yang dinamakan syariat. Jadi, walaupun Ad din
yang dibawa oleh setiap rasul itu sama (tauhid, meng-Esa-kan Allah), namun syariat mereka
berbeza-beza dalam hal-hal tertentu.
Allah berfirman:
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS Al Maidah
: 48)
Dan dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup, maka syariat Islam telah
menutup seluruh syariat nabi-nabi sebelumnya dan menempatkannya sebagai syariat terakhir
yang sempurna. Tidak ada lagi syariat selain Syariat Islam. Di dalamnya tidak terdapat perbezaan
tatacara beribadah, asas-asas kehidupan dan undang-undang yang berlaku bagi manusia dan
seluruh alam hingga akhir kiamat.
Islam Sebagai Ad Din
Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diakui Allah .Firman Allah
“Sesungguhnya agama yang benar dan diredhai Allah ialah agama Islam .” (Ali Imran : 19)
Islam adalah saru cara hidup yang sempurna , yang dicipta sendiri oleh Allah dan juga merupakan
nikmat Allah kepada kita . Firman Allah
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu
kepadamu juga aku redha Islam menjadi agama untuk kamu .” (Al Maidah : 03)
Oleh kerana hanya Islam sahaja satu – satunya agama ( cara hidup ) yang benar dan sempurna ,
maka Allah memerintahkan kita menerima Islam seluruhnya . Firman Allah bermaksud ;
“Wahai orang – orang yang beriman ! Masuklah kamu ke dalam agama Islam dengan mematuhi
segala hukum – hukum dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan . Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh kamu yang terang nyata .” (Al Baqarah : 208)
Oleh kerana hanya Islam sahaja satu-satunya agama ( cara hidup ) di sisi Allah, maka Allah
melarang kita mencari cara hidup selain daripada Islam . Firman Allah
“Sesiapa yang mencari agama selain agama Islam , maka tidak akan diterima daripadanya dan
pada hari akhirat kelak ia termasuk ke dalam golongan orang – orang yang rugi .” (Ali Imran : 85)
Pengertian islam

More Related Content

What's hot

Bagaimana cara allâh subhanahu wa ta
Bagaimana cara allâh subhanahu wa taBagaimana cara allâh subhanahu wa ta
Bagaimana cara allâh subhanahu wa ta
Erman Hidayat
 
Bacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyah
Bob Arrio
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
35255466
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Sakinah Saptu
 
(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran
Ibnu Ahmad
 
4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah
Abyanuddin Salam
 
Hadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawiHadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawi
#Keepthesunnah
 

What's hot (20)

Tafsir surat al adiyat
Tafsir surat al adiyatTafsir surat al adiyat
Tafsir surat al adiyat
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
Bagaimana cara allâh subhanahu wa ta
Bagaimana cara allâh subhanahu wa taBagaimana cara allâh subhanahu wa ta
Bagaimana cara allâh subhanahu wa ta
 
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahAl-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
 
Bacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyah
 
Lafadz ‘am
Lafadz ‘amLafadz ‘am
Lafadz ‘am
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
 
Tafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihahTafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihah
 
Dalil syara (1)
Dalil syara (1)Dalil syara (1)
Dalil syara (1)
 
Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3
 
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAHSHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
 
Dewi rahmawati pai 4.j.
Dewi rahmawati pai 4.j.Dewi rahmawati pai 4.j.
Dewi rahmawati pai 4.j.
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 
(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran
 
4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah
 
Hadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawiHadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawi
 
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Sistem Politik Islam
Sistem Politik IslamSistem Politik Islam
Sistem Politik Islam
 
Power point kata nama
Power point kata namaPower point kata nama
Power point kata nama
 
Politik dalam islam
Politik dalam islamPolitik dalam islam
Politik dalam islam
 
Kuliah Pertama: TITAS- KONSEP & PANDANGAN ALAM
Kuliah Pertama: TITAS- KONSEP & PANDANGAN ALAMKuliah Pertama: TITAS- KONSEP & PANDANGAN ALAM
Kuliah Pertama: TITAS- KONSEP & PANDANGAN ALAM
 
Sistem politik islam
Sistem politik islamSistem politik islam
Sistem politik islam
 
3.1 konsep hudud
3.1 konsep hudud3.1 konsep hudud
3.1 konsep hudud
 
Sistem politik islam
Sistem politik islamSistem politik islam
Sistem politik islam
 
konsep syariah
konsep syariahkonsep syariah
konsep syariah
 
Pengertian islam
Pengertian islamPengertian islam
Pengertian islam
 
Kata adjektif - warna(Darjah 1)
Kata adjektif  - warna(Darjah 1)Kata adjektif  - warna(Darjah 1)
Kata adjektif - warna(Darjah 1)
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Kata Nama
Kata NamaKata Nama
Kata Nama
 
Konsep Ekonomi Islam
Konsep Ekonomi IslamKonsep Ekonomi Islam
Konsep Ekonomi Islam
 
Kata Adjektif
Kata AdjektifKata Adjektif
Kata Adjektif
 
UITM-(CTU) islam sebagai ad-din
UITM-(CTU) islam sebagai ad-dinUITM-(CTU) islam sebagai ad-din
UITM-(CTU) islam sebagai ad-din
 
Powerpoint kata nama khas
Powerpoint kata nama khasPowerpoint kata nama khas
Powerpoint kata nama khas
 
Kata Nama Am & Kata Nama Khas
Kata Nama Am & Kata Nama KhasKata Nama Am & Kata Nama Khas
Kata Nama Am & Kata Nama Khas
 
konsep asas islam
konsep asas islamkonsep asas islam
konsep asas islam
 
konsep akidah
konsep akidahkonsep akidah
konsep akidah
 

Similar to Pengertian islam

Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zamanKarakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Andi Mutmainnah Salam
 
Islam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinIslam sebagai ad din
Islam sebagai ad din
safwanpbs
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)
Septian Muna Barakati
 
9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari
9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari
9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari
Yamakashi Faim
 
1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt
1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt
1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt
Mohammad Fauzan
 
Definisi syariat islam
Definisi syariat islamDefinisi syariat islam
Definisi syariat islam
Arya Ningrat
 

Similar to Pengertian islam (20)

Mk. study pemikiran islam
Mk. study pemikiran islamMk. study pemikiran islam
Mk. study pemikiran islam
 
Usul 20-hassan al-banna..
Usul 20-hassan al-banna..Usul 20-hassan al-banna..
Usul 20-hassan al-banna..
 
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zamanKarakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
 
Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara Komprehensif
 
Al islam rangkuman
Al islam   rangkumanAl islam   rangkuman
Al islam rangkuman
 
Fiqh amal islami
Fiqh amal islamiFiqh amal islami
Fiqh amal islami
 
Islam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinIslam sebagai ad din
Islam sebagai ad din
 
Aswaja
AswajaAswaja
Aswaja
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin (2)
 
Ma’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamMa’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islam
 
Islam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaIslam rukun dan makna
Islam rukun dan makna
 
9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari
9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari
9. meneladani nabi_muhammad_saw._dalam_kehidupan_sehari-hari
 
Dr nadzirah mohd(tadaburkan)
Dr nadzirah mohd(tadaburkan)Dr nadzirah mohd(tadaburkan)
Dr nadzirah mohd(tadaburkan)
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin
 
Kerangka dasar ajaran islam
Kerangka dasar ajaran islamKerangka dasar ajaran islam
Kerangka dasar ajaran islam
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt
1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt
1. PENGERTIAN IMAN ISLAM DAN IHSAN.ppt
 
bahaya syiah keada aqidah
 bahaya syiah  keada aqidah bahaya syiah  keada aqidah
bahaya syiah keada aqidah
 
Definisi syariat islam
Definisi syariat islamDefinisi syariat islam
Definisi syariat islam
 
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ahPrinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
 

Recently uploaded (6)

Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 

Pengertian islam

  • 1. Pengertian Islam OPINI | 03 February 2010 | 23:57 Dibaca: 36354 Komentar: 12 2 Bermanfaat Orang sering salah paham terhadap Islam. Kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap sebagai Islam ternyata bukan Islam dan kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap bukan Islam ternyata itu adalah Islam. Kenapa ini bisa terjadi? Itu karena banyak orang tidak paham tentang Islam. Ini tidak hanya menimpa orang awam saja tetapi juga para intelektualnya. Maka dirasa sangat perlu untuk dimengerti oleh setiap orang akan pengertian Islam agar orang tidak salah paham dan itu mesti diambil dari sumber aslinya yakni Al-Qur’an, bukan dari pendapat- pendapat orang atau yg lainnya. Dan tidak mungkin Alloh tidak menjelaskan secara tersurat maupun tersirat di dalam Al-Qur’an dalam perkara ini. Dan saya telah menemukan penjelasannya. Kata Islam itu berasal dari bahasa Arab al-islam ( ‫م‬ُ(. ‫ل‬َ‫ما‬ ‫س‬ْ‫ماَل‬ ‫ل‬ْ‫ماَل‬ِ‫َلْس‬ ‫ا‬َ‫ما‬). Kata al-islam ini ada di dalam Al- Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam surat Ali Imron (3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita pahami dari kedua ayat ini? Berikut ini penjelasannya. Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-islam…”, artinya, “ Sesungguhnya “ad-din” di sisi Alloh (adalah) al-islam…” Yang dapat dipahami dari ayat ini adalah bahwa “al-islam” adalah nama suatu “ad-din” (jalan hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ad-din maknanya adalah al-millah atau ash-shirot atau jalan hidup, ia berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal). Al-islam sebagai ad-din yang ada di sisi Alloh, tentunya berupa bentuk-bentuk keyakinan dan perbuatan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan bukan hasil dari buah pikiran manusia, karenanya ia dinamakan juga dinulloh (QS 110 ayat 2). Al-islam itu diperuntukkan bagi manusia sebagai petunjuk dari Alloh (huda minalloh) kepada manusia (QS 28 ayat 50) di dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Sementara itu Alloh berfirman, lafalnya, “ al- haqqu mir-robbika fala takunanna minal-mumtarin “ (QS 2 ayat 147), artinya, “ Al-Haq (kebenaran) itu dari robb (Tuan, Tuhan) engkau (wahai Muhammad saw) (yakni dari Alloh) maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu “. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas sekali bahwa al-haqqu (kebenaran) itu dari Alloh (robb-nya Muhammad saw). Oleh karena al-islam itu ada di sisi Alloh, sementara itu al-haqqu itu dari Alloh maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah al-haqqu (kebenaran) yang berasal dari Alloh itu. Sementara itu pula Alloh berfirman, lafalnya, “ …wa innaka latahdi ila shirothim mustaqim , shirothillahil-ladzi lahu ma fis-samawati wa ma fil-ardhi…” (QS 42 ayat 52-53), artinya, “ … dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) benar-benar memberi petunjuk kepada “ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan) (yakni) “ash-shiroth” (jalan) (yang ditentukan dan ditetapkan oleh) Alloh yang mana milik-Nya (segala) apa-apa yang ada di langit-langit dan apa-apa yang ada di bumi…”. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas sekali bahwa “ ash-shirothol-mustaqim” adalah “ash-shiroth” (jalan) yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh yang tentu berasal dari Alloh pula. Oleh karena al-islam itu di sisi Alloh, sementara itu “ash-shirothol-mustaqim” adalah jalan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan berasal dari Alloh, maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah juga “ash- shirothol-mustaqim” yang berasal dari Alloh. Yang mana misi Iblis dan bala tentaranya
  • 2. berusaha menjauhkan manusia dari “ash-shirothol-mustaqim” ini (QS 7 ayat 16) yang berarti pula menjauhkan manusia dari al-islam. Jika al-islam itu ada di sisi Alloh, lalu bagaimana ia bisa sampai kepada manusia? Ya tentu hanya melalui wahyu Alloh dan penjelasannya yang Alloh turunkan kepada para Nabi dan Rosul-Nya dari Adam as hingga Muhammad saw, termasuk Isa putra Maryam as, Musa as, Nuh as, Ibrohim as, dll. Dan al-islam dalam bentuknya yang final (tidak ada lagi perubahan) dan sempurna (mencakup segala segi kehidupan dan tidak perlu penambahan atau pengurangan) yang tentu diturunkan kepada Nabi dan Rosul-Nya yang terakhir, Muhammad saw, melalui Al-Qur’an dan penjelasannya(QS 75 ayat 19). Dari ayat ini pula kita pahami bahwa penamaan ad-din ini dengan al-islam adalah penamaan dari Alloh sendiri, bukan dari manusia. Suatu nama biasanya memiliki arti, demikian juga dengan al-islam juga memiliki arti, yakni “al-inqiyadu li-amaril-amiri wa nahihi bila i’tirodh “, yang artinya,” tunduk/patuh/berserah-diri kepada perintah dan larangan yang memerintah tanpa penolakan “. Namun dalam hal ini al-islam itu adalah tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh saja, bukan tunduk/patuh/berserah-diri kepada apa saja yang dianggap sebagai robb (Tuan, Tuhan) dan ilah (Tuan, Tuhan), karena Alloh berfirman, lafalnya, “ wa man ahsanu dinan mimman aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinun…”(QS 4 ayat 125), artinya, “ Dan siapakah yang labih baik ad-din-(nya) dari pada orang-orang yang tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh dan dia berbuat baik…”. Maka tunduk/patuh/berserah-diri kepada robb-robb dan ilah-ilah selain Alloh tidak berhak dinamakan al-islam dan lebih tepat jika dinamakan ghoirul-islam. Dan karena al-islam itu dari Alloh tentu saja ia diridhoi Alloh. Al-Qur’an surat Al-Maidah (5) ayat 3, lafalnya, “ …al-yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa rodhitu lakumul-islama dina…”, artinya, “ …pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian ad-din kalian dan telah Aku sempurnakan pula ni’mat-Ku atas kalian dan Aku ridho al-islam sebagai ad-din bagi kalain…” Kata “al-yauma” yang artinya “pada hari ini” , yang dimaksud adalah hari diturunkannya ayat ini yakni pada hari jum’at di padang Arofah setelah waktu Ashr ketika Muhammad saw menunaikan haji wada’. Lalu kalimat “ akmaltu lakum dinakum “, yang artinya, “ telah Aku sempurnakan untuk kalian ad-din kalian “, yang dimaksud dengan kata “kalian” dalam frasa “ad-din kalian” adalah Muhammad saw dan para sahabat ra. Kenapa? Karena ayat ini turun kepada mereka dan berbicara tentang mereka. Jadi yang dimaksud dengan “ad-din kalian” adalah dinu Muhammad saw dan para sahabat ra yang berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal) yang ada pada Muhammad saw (secara individu) dan para sahabat ra ( secara komunitas),yang mana itu merupakan penerapan, tafsir, penjelasan dari pada Al-Qur’an atas petunjuk langsung dari Alloh yang dari- Nya al-islam itu berasal (QS 3 ayat 19). Hal itu karena Muhammad saw hanyalah mengikuti apa saja yang diwahyukan kepadanya dari Alloh (QS 10 ayat 15, QS 46 ayat 9) dan menerima penjelasan bagaimana menerapkannya, maka terbentuklah suatu bentuk-bentuk keyakinan dan perbuatan atau ad-din atau jalan hidup yang ada pada Muhammad saw, sehingga Aisyah ra mensifati Muhammad saw dengan kalimat “ kana khuluquhul-qur’an “, yang artinya, “ Akhlak Beliau saw adalah Al-Qur’an”. Dan para sahabat adalah sekelompok orang yang paling baik dalam mengikuti Muhammad saw (QS 9 ayat 117) karena perkataan mereka “sami’na wa atho’na”, yang artinya, “ kami dengar dan kami taat” (QS 2 ayat 185).
  • 3. Lalu kalimat “wa rodhitu lakumul-islama dinan”, yang artinya, “ dan Aku telah ridho al-islam sebagai ad-din bagi kalian”. Dalam kalimat ini Alloh menyebut dinu Muhammad saw dan para sahabat ra dengan sebutan al-islam. Oleh karena dalam ayat ini digunakan kata ad-din (kata tunggal, bentuk jamaknya adalah ad-adyan), maka ini berarti dinu Muhammad saw dan para sahabat itu satu, sama. Oleh karena Muhammad saw pihak yang meneirma wahyu dan penjelasannya dan menerapkan wahyu tersebut dengan baik (QS 33 ayat 2) maka al-islam itu pastilah “dinu Muhammadin saw “ atau”millatu Muhammadin saw” atau “ sunnatu Muhammadin saw” atau jalan hidup Muhammad saw (tapi bukan Beliau saw yang yang membikinnya) atau yang sering disebut dengan as-sunnah. Jadi dengan demikian al-islam adalah as-sunnah dan as-sunnah adalah al-islam. Sesuatu bentuk keyakinan dan perbuatan yang tidak ada di dalam as-sunnah tidak bisa dinamakan Islami. Dan dikatakan di dalam Al- Qur’an surat 27 ayat 79, lafalnya, “…innaka ‘alal-haqqil-mubin”, artinya, “…sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) berada di atas al-haqq (kebenaran) yang nyata”. Dan yang ada pada Muhammad saw adalah as-sunnah. Sementara itu as-sunnah adalah al-islam dan al- islam adalah al-haqq yang berasal dari Alloh, maka tentu Muhammad saw itu berada di atas al-haqqu. Dan dikatakan pula dalam Al-Qur’an surat 36 ayat 3-4, lafalnya, “ innaka laminal- mursalin. ‘ala shirotim mustaqim”, artinya, “ Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) benar-benar (salah seorang diantara) para Rosul. (Yang berada) diatas ash-shirothol- mustaqim (jalan yang harus ditegakkan) “. Dan yang ada pada Muhammad saw adalah as- sunnah. Sementara itu as-sunnah adalah al-islam dan al-islam adalah “ashirothol-mustaqim” yang merupakan “ash-shiroth” (jalan) (yang ditentukan dan ditetapkan) Alloh, maka tentu Muhammad saw berada di atas “ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan). Sementara itu Muhammad saw telah bersabda, lafalnya, “ man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fa huwa roddun “, artinya, “ Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah/urusan (tidak ada contohnya) pada kami (yakni Muhammad saw dan para sahabat ra) maka (amalan tersebut) tertolak “ (HR Muslim dari Aisyah ra). Dan sementara itu pula Muhammad saw telah bersabda, lafalnya, “…wa iyyakum wa muhdatsatil-umur fa inna kulla muhdatstin bid’atun wa kulla bid’atin dholalatun”, artinya, “ …dan berhati-hatilah (janganlah) kalian membuat perkara-perkara baru (dalam ad-din) karena setiap perkara baru (dalam ad-din) adalah bid’ah dan setiap bid’ah a dalah kesesatan “ (HR Tirmidzy dan Abu Dawud dari Irbadh bin Sariyyah ra). Kedua sabda Muhammad saw ini menegaskan bahwa al- islam, yang berasal dari Alloh itu,seluruhnya ada di dalam as-sunnah. Muhammad saw dan para sahabat ra adalah sekelompok orang yang paling tahu al-islam karena kepada mereka al-islam itu (melalui Al-Qur’an dan penjelasannya) turun dan karenanya pula mereka dipuji oleh Alloh dengan sebutan “khoiru ummah” (umat yang terbaik) (QS 3 ayat 110). Sebutan itu diberikan bukan karena kemajuan sains dan tehnologi atau apa, tapi lebih disebabkan oleh karena mereka meyakini dan mengamalkan al-islam dengan sebaik-baiknya. Kita yang hidup di zaman sekarang ini mengetahui al-islam hanya dari Al-Qur’an dan as- sunnah yang tercatat di dalam hadits-hadits (kabar-kabar) yang shohih (yang valid). Sehingga kita bisa tahu suatu keyakinan dan perbuatan itu Islami atau bukan kalau kita tahu banyak tentang Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shohih. Kalau suatu keyakinan dan perbuatan itu ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan hadits yang shohih itu pasti keyakinan dan perbuatan yang Islami, bila tidak dari mana bisa disebut Islami.
  • 4. Islam Sebagai Ad-Din ISLAM SEBAGAI AD-DIN Makna Islam Makna ISLAM dari segi bahasa. Al-Islam berasal dari akar kata salima. Dari kata salama muncul: 1. Aslam : Ertinya adalah menundukkan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 125: ” Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”. Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada Allah iaitu orang yang menundukan wajahnya yang bererti seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahsia kata wajah dalam al-Quran ialah: a. Dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia. b. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), ertinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah. 2. Sallama : Ertinya menyerahkan diri, jadi orang yang beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara total menyerahkan dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi logis akan keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al- Quran surat An Nisa ayat 65 : ” Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”. 3. Salaama : Ertinya kesejahterahan atau keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah iaitu keselamatan dalam erti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al- An’am ayat 54: ” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah “Salamun ‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (iaitu) bahawasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian
  • 5. bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Keselamatan dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaum muslimin saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua, wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak- anak kecil serta tidak boleh merosak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon- pohonan. Sebaliknya jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka manusia dan makhluk lainnya terancam keselamatannya. 4. Siliim : Ertinya kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh kedamaian. Allah berfirman dalam surat Al Baqorah ayat 208: ” Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu “. Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak berangkat dari ajaran Islam adalah palsu. Oleh kerana itu orang banyak tertipu dengan slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami. Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam bererti dia tidak menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat. Allah berfirman dalam hadist kudsi ” telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”. Hanif ialah kecenderungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa manusia banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini kerana peranan syaitan dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah. Sesuai dengan firman Allah surat Al Baqorah ayat 208 di atas yang bermakna bagi 0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam bererti dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas. 5. Sullam : Ertinya adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada manusia bahwa ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj (tahapan). Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh jahiliyah (kebodohan) dan kebiasaan minum Khomerkhomer walaupun sudah Islam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkankhomer dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer. atau arak sudah menjadi tradisi sedangkan arak tersebut adalah minuman yang merosak akal tetapi Al-Quran tidak langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk Umar bin Khattab r.a suka meminum Dalam penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap iaitu dalam 6 masa walaupun sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan pelajaran bahwa
  • 6. munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam da’wah Islam yang merupakan kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan kepada seluruh manusia yang prosesnya harus tadarruj. Dengan begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orang yang menaiki tangga menuju ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan di hadapan Allah yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang muslim komitmen terhadap Islam. Makna Islam Secara Istilah 1. Al-Wahyu Illahi ( Wahyu Allah) : Secara istilah Al-Islam ialah suatu ajaran di mana manusia harus tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama Rasulullah saw. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw jadi Islam adalah Al-Quran dan Al-Quran adalah petunjuk Allah, sesuai dengan firman-Nya: ” Sungguh Al-Quran ini memberikan petunjuk yang lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan disabdakan oleh Rasulullah saw. 2. Islam Dinnul Anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin) : Islam merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang terakhir iaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran, Nabi Nuh As bersabda ” Dan aku diperintahkan menjadi orang- orang Islam “. Juga Nabi Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, aku dan anakku (Ismail As)”. 3. Islam Minhajul Hayat ( Islam pedoman kehidupan ) : Al minhaj wal manhaj at thorighul wadih ertinya minhaj (pedoman / sistem) ataumanhaj adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek kehidupan politik, sosial dan budaya meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam merupakan ajaran yang universal. Bezanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah bahwa Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja tetapi Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusiarahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam), kerana itu hukum Islam berlaku untuk semua baik muslim maupun non muslim. Jika suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, inilah keadilan Islam 4. Ahkamullah fi kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al-Quran dan As Sunnah) : Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan Al Hadist. Al hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjelaskan ayat-ayat Al-Quran agar manusia lebih memahami.
  • 7. Dan Al-Quran adalah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh setiap manusia, ini bukti bahwa seorang muslim bercermin pada pribadi Rasulullah. 5. As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus) : Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Fatihah ” Tunjukilah kami jalan yang lurus”. 6. Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat) : Islam adalah keselamatan dunia dan akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al Ghomidiah yang telah berzina, dan dilaporkannya perbuatan tercela tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum. Tetapi tidak langsung memberlakukan hukum rajam kerana teryata wanita itu dalam keadaan hamil, Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan. Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita tersebut datang kepada Rasulullah, barulah Rasulullah memberlakukan hukum rajam kepada waniti Al Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan dunia dan akhirat yang benar adalah menurut Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak umat manusia untuk memeluk Islam bererti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat. Jihad adalah suatu keselamatan kerana kalau tidak berjihad, yang terjadi adalah kezaliman. Jika kezaliman berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh Allah kerana adanya kezaliman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah diizinkan ( berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat “Jika suatu kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”. Definisi Islam. 1. Dinnul haq ( Agama yang benar ) : Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah. Sesuai firman Allah pada surat Al Maaidah ayat 104, ” Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” Islam adalah agama yang haq (benar) maka apapun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang dijelaskan dalam Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “…. maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. …”
  • 8. 2. Dinnullah ( Agama Allah ) : Islam disebut Dinnullah ajaran Islam berasal dari Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. …” 3. Dinnul Islam : Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Ad dinertinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah mutlak. Pemahaman Islam sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala yu’la alaihi (Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya). Ketinggian umat Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan. Makna Ad-Din Din yang kita terjemahkan sebagai agama mempunyai tiga makna dari susut bahasa arab. Dan ia berasal dari kalimah dana. Pertama: Ia membawa erti memilki dan mentadbir. Maka Din di sini berbentuk mentadbir dan berpolitik. Ia disebut dalam bentuk fiel danahu. Kedua : Apabila kita menggunakan dalam bentuk dana lahu, maka ia bererti taat kepadanya. Maka ia berbentuk ketaatan dan ibadat. Ketiga: Sekiranya kita menggunakan dalam bentuk dana bissyaik, maka ia bererti menjadikan ia sebagai agama dan mazhab. Daripada apa yang kita faham daripada perbahasan bahasa, Din ini mempunyai pelbagai makna yang memungkinkan kita memahami erti Din di dalam Islam. Ia mempunyai hubungan yang kuat dengan politik. Di mana kalau kita melihat kepada pengertian pertama, maka ia meyokong pendapat yang kita katakan. Din tidak lari daripada makna kepatuhan yang ilzam(luzumulinqiyad), iaitu pada pengunaan pertama ia bererti mengilzam dan mewajipkan kepatuhan (taat), pada penggunaan kedua ialah beriltizam dengan kepatuhan, merujuk kepada hamba dan penggunaan yang ketiga ia bererti mabda atau sistem yang perlu diiltizam (dipatuhi). Di sini kita dapat melihat kekayaan bahasa arab di mana satu kalimah mempunyai pelbagai makna atau di dalam bahasa istilah dipanggil isytirak atau musytarak.
  • 9. Ad Din di sini bererti adalah satu cara hidup. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan- peraturan yang menyeluruh, serta merupakan “undang-undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total. Kesimpulannya, Islam tidak hanya sekedar agama, tapi juga suatu cara hidup, suatu sistem, pedoman hidup, dan juga peraturan-peraturan yang menyeluruh. Islam adalah Ad Din yang telah diwahyukan Allah kepada Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam. Ia adalah Ad Din yang berintikan kepada dua hal, iaitu iman dan amal. Iman merupakan aqidah atau pokok, dan di atasnya berdiri syariat Islam. Aqidah sendiri berasal dari istilah ‫يدة‬‫ي‬‫,عقي‬ iaitu pecahan dari perkataan‘aqad ‫يد‬‫ي‬‫,عق‬ yang umumnya bererti ikatan atau simpulan. Biasanya ikatan atau simpulan ini berlaku pada benda seputar tali dan hal yang seumpama.Tetapi perkataan ini juga digunakan pada suatu yang ma’nawi, seperti perjanjian dan yang seumpamanya. Dari ikatan atau simpulan ma’nawi ini lahirlah perkataan aqidah, iaitu ikatan atau simpulan ma’nawi secara khusus dalam hal kepercayaan. Berpadukan kepada asal perkataan tadi maka perkataan aqidah boleh dipahami sebagai kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa sehingga tidak mungkin akan tercerai atau terurai (Pengantar Aqidah: Dr. Muhammad Sulaiman Hj. Yasin: hal 207). Seorang ulama Mesir (Asy Syahid Hasan Al Bana, alm.) mengatakan tentang istilah Aqa’id (masih satu kata dasar dengan “aqidah”). Aqa’id adalah perkara-perkara yang hati Anda membenarkannya, jiwa Anda menjadi tenteram kerananya, dan ia menjadikan rasa yakin pada diri Anda tanpa tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Baru saja kita mengenal sepintas istilah aqidah. Sekarang mengenai syariat Islam. Syariat bererti cara-cara beribadah, asas-asas kehidupan bermasyarakat, undang-undang yang mengatur hubungan antar manusia sebagai hamba Allah, berkenaan dengan muamalah dan hukum-hukum jenayah, serta mengenai halal dan haram. Agar lebih memahaminya, kita pelajari hal berikut ini. Setiap Rasul yang diutus Allah membawa Ad Din yang satu, iaitu Ad Din yang menyeru manusia untuk meng-Esa-kan Allah. Membawa “agama” tauhid, yang tidak mengakui adanya tuhan-tuhan melainkan hanya Allah semata. Dalam kerangka hal tersebut, mereka (kaum setiap Rasul) membentuk peraturan-peraturan yang dibawa oleh Rasul pada zamannya. Peraturan-peraturan inilah yang dinamakan syariat. Jadi, walaupun Ad din yang dibawa oleh setiap rasul itu sama (tauhid, meng-Esa-kan Allah), namun syariat mereka berbeza-beza dalam hal-hal tertentu. Allah berfirman: “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS Al Maidah : 48)
  • 10. Dan dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup, maka syariat Islam telah menutup seluruh syariat nabi-nabi sebelumnya dan menempatkannya sebagai syariat terakhir yang sempurna. Tidak ada lagi syariat selain Syariat Islam. Di dalamnya tidak terdapat perbezaan tatacara beribadah, asas-asas kehidupan dan undang-undang yang berlaku bagi manusia dan seluruh alam hingga akhir kiamat. Islam Sebagai Ad Din Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diakui Allah .Firman Allah “Sesungguhnya agama yang benar dan diredhai Allah ialah agama Islam .” (Ali Imran : 19) Islam adalah saru cara hidup yang sempurna , yang dicipta sendiri oleh Allah dan juga merupakan nikmat Allah kepada kita . Firman Allah “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu kepadamu juga aku redha Islam menjadi agama untuk kamu .” (Al Maidah : 03) Oleh kerana hanya Islam sahaja satu – satunya agama ( cara hidup ) yang benar dan sempurna , maka Allah memerintahkan kita menerima Islam seluruhnya . Firman Allah bermaksud ; “Wahai orang – orang yang beriman ! Masuklah kamu ke dalam agama Islam dengan mematuhi segala hukum – hukum dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan . Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh kamu yang terang nyata .” (Al Baqarah : 208) Oleh kerana hanya Islam sahaja satu-satunya agama ( cara hidup ) di sisi Allah, maka Allah melarang kita mencari cara hidup selain daripada Islam . Firman Allah “Sesiapa yang mencari agama selain agama Islam , maka tidak akan diterima daripadanya dan pada hari akhirat kelak ia termasuk ke dalam golongan orang – orang yang rugi .” (Ali Imran : 85)